FAKULTAS DAKWAH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
nikmat dan hikmat kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai
syarat tugas mata kuliah Psikologi Abnormal Dan Kesehatan Mental. Shalawat dan salam
kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang sangat luar biasa yang telah
mengubah peradaban manusia dari zaman kebodohan menuju peradaban yang gemilang
terang benderang dengan ilmu, karena perjuangan beliaulah islam sampai kepada kita.
Semoga kita termasuk ke dalam umatnya yang senantiasa mengikuti langkah jalan dakwah
beliau untuk menegakkan hukum-hukum Allah SWT di muka bumi dan mendapatkan
syafa’atnya di hari akhir, aamin YaRobbal’alamiin.
Makalah yang jauh dari kata sempurna ini juga merupakan bagian dari rasa syukur atas
nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, sehingga kami bisa mengerjakan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat
kesalahan pada makalah ini. Kritikkan dan masukan dari pembaca sangat kami harapkan
untuk perbaikan makalah ini.
Kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini, tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Maka dari itu kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalah ini.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 LatarBelakang....................................................................................................................... 4
1.2 RumusanMasalah ................................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6
Pengertian DSM 5 ...................................................................................................................... 6
Model Perilaku Abnormal .......................................................................................................... 7
Standar-standar asesmen............................................................................................................. 9
Metode asesmen ....................................................................................................................... 10
Asesmen tes psikologis ............................................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Perilaku abnormal saat ini sudah tidak hanya dilakukan oleh generasi dewasa.
Namun, sudah bergeser dan banyak dilakukan oleh remaja dan anak-anak. Tidak
hanya dari segi kuantitas, laporan badan pusat statistik juga menjelaskan bahwa tindak
kriminalitas yang dilakukan oleh remaja juga meningkat secara kualitas. Dimana
kenakalan yang dilakukan remaja pada awalnya hanya berupa perilaku tawuran atau
perkelahian antar teman, dan sekarang berkembang sebagai tindak kriminalitas seperti
pencurian, pemerkosaan, penggunaan narkoba hingga pembunuhan.
Psikologi abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang berupaya untuk
memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang yang
mengalaminya. Psikologi abnormal mencakup sudut pandang yang lebih luas tentang
perilaku abnormal dibandingkan studi terhadap gangguan mental (atau psikologis).
Atau dapat dikatakan gangguan psikologis merupakan bagian pembahasan dari
psikologi abnormal.
1.2 RumusanMasalah
1. Jelaskan yang dimaksud dengan DSM 5 dan model perilaku abnormal ?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan Standar asesmen ?
3. Sebutkan apa saja metode asesmen
4. jelaskan pengertian metode asesmen?
PEMBAHASAN
1. Agorafobia
2. Fobia Sosial
3. Fobia terisolasi
Fobia Khas Gejalanya Yaitu Kecemasan Terbatas Pada Adanya Objek Atau
Situasi Tertentu (Highly Specific Situations) Dan Situasi Tersebut Sebisa Mungkin
1
ayu Sri wahyuni, DIAGNOSIS DAN PATOFISIOLOGI
GANGGUAN DEPRESI , universitas Muhammadiyah Malang,2017,hal 8-7
Dihindarinya. Pada Fobia Khas Ini Umumnya Tidak Ada Gejala Psikiatrik Lain, Tidak
Seperti Halnya Agorafobia Dan Fobia Sosial.
4. Gangguan Panik
Gangguan Cemas Menyeluruh Atau Yang Biasa Dikenal GAD atau bisa disebut
Generalized Anxiety Disorder Memiliki Ciri Khas Dimana Penderita Akan
Menunjukkan Kecemasan Sebagai Gejala Primer Yang Berlangsung Hampir Setiap Hari
Untuk Beberapa Minggu Samapi Beberapa Bulan, Yang Tidak Terbatas Atau Hanya
Menonjol Pada Keadaan Situasi Khusus Tertentu Saja (Sifatnya “Free Floating” Atau
Mengambang). Gejalanya Meliputi Kecemasan (Khawatir Akan Nasib Buruk, Merasa
Seperti Diujung Tanduk, Sulit Konsentrsi, Dsb.); Ketegangan Motorik (Gelisah, Sakit
Kepala, Gemetaran, Tidak Dapat Santai); Dan Overaktivitas Otonomik (Kepala Terasa
Ringan, Berkeringat, Jantung Berdebar-Debar, Sesak Napas, Keluhan Lambung, Pusing,
Mulut Kering, Dsb.). Pada Anak-Anak Sering Terlihat Adanya Kebutuhan Beerlebihan
Untuk Ditenangkan (Reassurance) Serta Keluhan-Keluhan Somatic Berulang Yang
Menonjol.
B.Model Behavioristik
model ini menekankan pada perilaku yang overt atau terbuka, serta obyektif.
Tingkah laku ini dilihat sebagai upaya organisme untuk menyesuaikan diri dengan
rangsangan-rangsangan dilingkungan, yang disebut stimulus. Abnormalitas dilohat
belajar atau renspon-renspon maladaptif dan atau kegagalan untuk mempelajari
kemampuan apa yang dibutuhkannya, atau dapat dikatan salah dalam mempelajari suatu
yang baik atau berhasil dalam mempelajari hal-hal yang tidak benar.
C.Model Humanistik
D.Model Eksistensia
model ini menekankan pada realitas primer kesadaran atau pengalaman dan
keputusan-keputusan individual yang dilakukan secara sadar. Aliran dan keputusan-
keputusan individual yang dilakukan secara sadar. Alirin ini yakin bahwa manusia pada
dasarnya adalah makhluk yang ingin eksis. Abnormalitas dipandang pendekatan ini
sebagai kegagalan untuk eksis mencapai identitas diri yang adekuat dan cara hidup yang
penuh makna (meaningfull life).
E.Model Interpersonal
model ini menekankan pada peran relasi antar pribadi dalam membentuk
perkembangan dan perilaku individual. Abnormalitas dipandang sebagai hasil atau
berasal dari relasi antar individu atau akomodasi tipe yang patalogis, gagal sebagai
subyek yang membangun interaksi dengan sesamanya, sehingga kualitas pribadinya
turun. Manusia, menurut aliran ini pada dasarnya adalah makhluk sosial (homo socius)
yang hanya dapat hidup kalau berada dalam hubungan pribadi dengan orang lain.
Hubungan yang kualitas fungsional, dinilai kurang memadai untuk kehidupan manusia.
Istilah asesmen sering menurut Stiggins sebagai penilaian proses, kemajuan, dan
hasil dari belajar siswa. Pendapat lain dari Kumano menyebutkan " the process of
collecting data which shows the development of learning" dengan demikian asesmen
dapat diambil kesimpulan bahwasanya suatu hal yang tepat untuk penilaian proses
belajar siswa, meskipun didalam proses belajar adalah suatu hal yang selalu penting,
namun begitu faktor dari hasil belajar tidak dapat juga untuk dikesampingkan.
Didalam buku Siti Mania yang dipaparkan oleh Linn dan Grounlund 3 pada tahun
1995 mengemukakan bahwa asessment atau yang dibahas indonesia kan menjadi
asesmen adalah istilah umum yang melibatkan semua rangkaian prosedur yang
digunakan untuk mendapatkan hasil dan informasi mendalam tentang hasil pembelajaran
peserta didik contohnya: (obsevasi, skala bertingkat tentang kinerja, tes tertulis) dan
pelaksanaan penilaian mengenai penilaian mengenai kemajuan pembelajaran peserta
didik. Pengertian asesmen hampir mirip-mirip sama dengan pengertian evaluasi akan
tetapi asesmen terdapat penekanan dalam hal tugas-tugas dalam bentuk nyata dan
kompleks.
1. Reliabilitas
Reliabilitas metode assessement. Seperti halnya sistem diagnosis mengacuh pada
konsistensinya. Pengukurantinggi, misalnya. Akan dianggap tidak reliabel apabila
menunjukan tinggi seseorang lebih tinggi atau lebih pendek pada setiap pengukuran.
3
Stiggins, R,J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College Publishing
Company Hal : 56-61
4
Wiggins, G. (1984). "A True Test" : A True Test: Toward More Authentic and Aquitable Assessment" Phi Delta
Kappan 70, (9) 703 - 713.
Selain itu, orang-orang yang berbeda dapat memeriksa alat ukur tersebu dan menyetujui
hasil pengukurannya
2. Validitas
Teknik assessement ini juga harus valid instrument yang digunakan dalam assessement
harus mengukur hal yang seharusnya diukur.terdapat berbagai cara untuk mengukur
validitas yaitu validitas isis, kreteria, dan konstruk.5
Jenis-jenis wawancara :
1. Diagnostic Interview
Jenis wawancara ini lebih relevan di dunia medis biasanya digunakan pada pasien
atau pelayan psikiatri dan berfokus pada simtom-simtom untuk mendeskripsikan
berbagai kemungkinan yang dialami oleh klien. Jenis wawancara ini menggunakan
mental status examination yang meliputi proses pikir dan intelektual, gangguan persepsi,
atensi dan orientasi, ekspresi emosi, insight dan konsep diri, perilaku dan penampilan.
Status mental pada jenis wawancara ini biasanya disertai dengan pemberian tes
sederhana yang dilakukan oleh klinis kepada klien.
2. Intake Interview (wawancara masuk)
Jenis wawancara ini ini dirancang agar klien dapat mengenal kondisi klinis yang
dialaminya dan pada jenis wawancara ini berfokus pada keinginan klien, motivasi untuk
treatment, harapan terhadap klinis dan Kegiatan apa yang akan dilakukan selama proses
klinis.
3. Case History Interview (wawancara riwayat khusus)
Wawancara ini dilakukan terhadap pekerja sosial yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi tentang perjalanan hidup, baik pribadi maupun sosial dari masa
5
Jeffrey S. Nevid. 2019. “Psikologi Abnormal. Jakarta-Erlangga. Hal 121-122
kanak-kanak, kehidupan keluarga, pendidikan, pekerjaan dan kehidupan sosial.
Wawancara ini dilakukan bertujuan untuk melihat struktur dan fungsi kepribadiannya
dalam kenyataan hidupnya.
4. Interview Dengan Informan
Wawancara ini dilakukan secara signifikan others seperti dengan orang tua,
saudara kandung ,atau orang terdekat klien.
5. Research Interview (wawancara penelitian)
Wawancara ini dirancang untuk mendapatkan data riset yang bentuknya
terstruktur dan terfokus serta pelaksanaan wawancara ini harus sesuai dengan etika riset
persetujuan dan pemahaman klien6.
7
nitentangpsikologi.com-september 18, 2020 “PENGANTAR ASESSMENT PSIKOLOGI”
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kami menyakini bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak sekali kekurangan karena murni berasal dari kelemahan, kekurangan, serta
keterbatasan kami dalam mencari sumber referensi dan menyajikan kepada pembaca semua.
Maka dari itu kritik dan saran dari saudara/i pembaca yang sifatnya membangun senantiasa
saya harapkan untuk bahan koreksi dan pembenahan kami selanjutnya. Terima kasih atas
partisipasinya, tanpa mengurangi rasa hormat saya sampaikan banyak Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Wiggins, G. (1984). "A True Test" : A True Test: Toward More Authentic and
Aquitable Assessment" Phi Delta Kappan 70.