Keperawatan Jiwa II - D
Foccus Group 1
Universitas Indonesia
Depok
2019
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Waham merupakan keyakinan salah yang dipertahanan walaupun tidak diyakini oleh
orang lain dan bertentangan dengan realita normal. Waham sering ditemui pada beberapa
bentuk gangguan jiwa berat, beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
penderita skizofrenia. Pada tahun 2013 angka yang pernah mengalami masalah gangguan
jiwa mencapai 25% dan 1% diantaranya merupakan gangguan jiwa berat delusi. Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk menggambarkan cara penanganan dan faktor- faktor
penyebab waham pada klien skizofrenia paranoid. Metode penelitian yang dilakukan
dengan studi literatur dengan mengumpulkan data-data dan informasi dari sumber-sumber
yang valid.. Hasil penelitian kepada klien waham dengan diagnosa medis skizofrenia
paranoid menunjukkan bahwa keyakinan yang salah dan bertentangan dengan realita dapat
berdampak pada kemampuan interaksi sosial pada klien skizofrenia paranoid. Penanganan
waham yang tepat dapat mencegah terjadinya proses pikir yang salah.
DAFTAR ISI
ii Universitas Indonesia
Cover.........................................................................................................................i
Abstrak.....................................................................................................................ii
Daftar isi.................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.9.1 Pengkajian................................................................................................11
2.9.3 Diagnosis..................................................................................................13
2.9.4 Perencanaan.............................................................................................14
iii Universitas Indonesia
2.9.5 Implementasi............................................................................................31
2.9.6 Evaluasi....................................................................................................34
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................37
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................37
3.2 Saran..............................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................38
iv Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Indonesia
2
Universitas Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN
3 Universitas Indonesia
4
Gangguan ini membuat klien memiliki satu atau lebih kepercayaan dan
khayalan yang aneh yaitu, fokus khayalan yang tidak bisa dipercaya. Fungsi
psikososial tidak mengalami gangguan nyata, dan prilaku tidak secara jelas
terlihat aneh (Videbeck, 2008).
Universitas Indonesia
6
Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
8
2.9.3 Diagnosis
1. Gangguan proses pikir: waham berhubungan dengan skizofrenia paranoid
yang ditandai dengan bepikir tidak berdasarkan realitas
Definisi: gangguna dalam operasi dan aktivitas kognitif (Videbeck, 2011)
Data subjektif:
- Pasien mengatakan dirinya sedang dicari-cari seorang pangeran untuk
dijadikan permaisuri di suatu kerajaan Inggris.
Data objektif:
- Pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan
menetap
- Pasien berpikir di luar realitas
- Disorientasi
- Afek labil
- Rentang perhatian pendek
- Gangguan penilaian
Universitas Indonesia
13
Diagnosa tambahan
2.9.4 Perencanaan
1. Diagnosis gangguan proses pikir: waham
Universitas Indonesia
15
Peningkatan Sosialisasi
Anjurkan kepada
klien mengikuti
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
Tingkatkan
keterlibatan dalam
minat yang masih - Kegiatan sosial
baru berguna untuk
Tingkatkan berbagi
membiasakan klien
masalah umum
tidak menarik diri
dengan orang lain
Anjurkan kejujuran dan klien terbiasa
mempresentasikannya
kepada orang lain
Berikan umpan balik
positif saat klien
bersedia bersosialisasi
dengan orang lain
Anjurkan perencanaan - Umpan balik positif
khusus untuk
mengidentifikasi
Menghadirkan diri
masalah saat masa
Tunjukkan perilaku lalu (Varcarolis,
menerima klien
Universitas Indonesia
17
Peningkatan keterlibatan
keluarga (Intervensi
untuk Keluarga) - Pasien akan
membutuhkan
Bangun hubungan
umpan balik dan
pribadi klien dan
dukungan yang
anggota keluarga yang
berkelanjutan terkait
akan terlibat dalam
dengan
perawatan klien
Identifikasi mempertahankan
Bentuk kelompok
dengan jumlah
optimal 5-10 orang
Tentukan apakah
tingkatdari motivasi
cukup tinggi untuk
memberi keuntungan
pada terapi kelompok
Tetapkan waktu dan
tempat pertemuan
kelompok
Bantu kelompok
dalam membentuk
norma yang terapeutik
Gunakan teknik
seperti relaksasi,
hipnotik 5 jari, teknik
distraksi
Dukung anggota
Universitas Indonesia
20
untuk membagi
pikiran yang mereka
miliki dengan yang
lain
- Latihan akan
membantu pasien
mendapatkan
kenyamanan dengan
perilaku baru
(Videback, 2011)
- Teknik relaksasi,
latihan asertif, teknik
distraksi dapat
dilakukan untuk
membuat klien lebih
tenang dan rileks
tidak terlalu terpacu
dengan emosinya
(Stuart, 2013)
Universitas Indonesia
21
Klien Keluarga
SP 1: SP 1:
a. Mengevaluasi SP 1 a. Mengevaluasi SP 1
b. Melatih klien berhubungan sosial b. Melatih langsung ke klien
c. RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk
secara bertahap (klien dan
merawat klien
keluarga)
c. Memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan klien
SP 3: SP 3:
a. Mengevaluasi SP 1, SP 2 a. Mengevaluasi SP 1, SP 2
b. Melatih kegiatan ADL (kegiatan b. Melatih keluarga secara langsung
sehari-hari), cara bicara ke klien
c. Memasukkan ke dalam jadwal c. RTL keluarga/ jadwal keluarga
kegiatan klien untuk merawat klien
SP 4: SP 4:
Universitas Indonesia
22
(NOC)
Independen (Klien)
Universitas Indonesia
23
- Melibatkan klien
dalam perumusan
rencana perawatan
- Menunjukkan
pada tingkat - Meningkatkan rasa
kuantitas
kemampuan kontrol & bantuan
makanan dan - Mendorong klien
dalam kerja sama
cairan yang untuk melakukan
serta pemeliharaan
diasup ke dalam perawatan diri
kemandirian
tubuh selama - Melakukan untuk
periode 24 jam diri sendiri
(Wilkinson, - Memberikan ruang
meningkatkan
2016) atau privasi ketika
perasaan harga diri
makan
- Kesederhanaan
dapat menyebabkan
keengganan untuk
berpartisipasi dalam
perawatan atau
melakukan kegiatan
di hadapan orang
lain (Doenges,
Moorhouse, & Murr,
2010)
Universitas Indonesia
24
Klien/Keluarga
- Memprakarsai - Makan memiliki
pengajaran dan implikasi fisiologis,
referensi kesehatan psikologis, sosial,
dan budaya.
Meningkatkan
kontrol seseorang
atas makanan
mempromosikan
kesejahteraan secara
keseluruhan
(Carpenito-Moyet,
2010)
Kolaboratif
- Konsultasikan - Berguna dalam
dengan spesialis memfasilitasi
rehabilitasi kemandirian
(Doenges,
Moorhouse, & Murr,
2010)
(NOC)
Independen (Klien)
Universitas Indonesia
25
- Memberikan
Universitas Indonesia
26
Klien/Keluarga
- Memprakarasi Kebersihan penting
pengajaran dan untuk kenyamanan,
referensi kesehatan harga diri positif, dan
interaksi sosial
(Carpenito-Moyet,
2010)
Kolaboratif
- Konsultasikan - Berguna dalam
dengan spesialis memfasilitasi
rehabilitasi kemandirian (Doenges,
Moorhouse, & Murr,
2010)
Pasien Keluarga
SP 1: SP 1:
SP 2:
a. Mengevaluasi kemampuan SP 1
SP 2: b. Melatih keluarga merawat langsung
a. Mengevaluasi kegiatan yang ke pasien: kebersihan diri dan
Universitas Indonesia
27
SP 3: a. Mengevaluasi kemampuan SP 1
b. Melatih keluarga merawat langsung
a. Mengevaluasi kegiatan yang ke pasien: cara makan
lalu (SP 1 dan 2) c. RTL keluarga/jadwal untuk
b. Menjelaskan cara dan alat merawat
makan yang benar
c. Melatih kegiatan makan SP 4:
d. Memasukkan ke dalam
a. Evaluasi kemampuan keluarga
jadwal kegiatan pasien Evaluasi kemampuan pasien
b. RTL keluarga:
SP 4: - Follow up
- Rujukan
a. Mengevaluasi kemampuan
pasien yang lalu (SP 1, 2, 3,
4)
b. Melatih cara defekasi dan
berkemih yang baik
c. Memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan pasien
2.9.5 Implementasi
1. Perubahan proses pikir
1) Mempromosikan dan menjaga keamanan klien : klien dengan
skizofrenia mungkin paranoid dan curiga terhadap lingkungan.
Oleh karena itu, perawat harus mendekati klien dengan cara
yang tidak mengancam. Memberikan ruang pribadi kepada
klien akan meningkatkan rasa amannya. Apabila klien memiliki
potensi untuk melukai diri sendiri/orang lain perawat dapat
Universitas Indonesia
28
Universitas Indonesia
29
2.9.6 Evaluasi
1. Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukan perbaikan/kemajuan
dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
P : Intervensi dihentikan
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Klien dengan skizofrenia biasanya mengalami waham/delusi pada fase
psikotik penyakit. Waham merupakan keyakinan atau penilaian yang salah dan
tidak dapat dikoreksi, tidak sesuai dengan kenyataan dan dengan kepercayaan
yang berlaku dalam lingkungan masyarakat serta budaya tempat tinggal individu
tersebut. Terdapat 5 jenis waham/delusi yaitu persecutory/paranoid delusion,
grandiose delusion, religious delusion, somatic delusion, dan referential delusion.
Manifestasi klinik klien dengan waham bisa dilihat dari segi kognitif dan sensori,
afektif, perilaku dan hubungan sosial, fisik, dan gangguan isi pikiran.
Penatalaksanaan pada klien waham yaitu melalui psikofarmaka dengan
memberikan obat anti psikotik dan psikoterapi dengan terapi individu, keluarga,
dan kelompok.
3.2 Saran
Perawat perlu membina hubungan saling percaya dengan klien agar klien
dapat mengungkapkan perasaannya sehingga perawat memperoleh data yang
lengkap dan akurat. Perawat juga perlu memberikan dukungan mental yang
seoptimal mungkin kepada klien agar memotivasi klien untuk sembuh dan
meningkatkan harga diri serta kepercayaan klien. Selain itu, perawat dituntut
untuk memahami dan mengerti serta dapat mengaplikasikan tindakan keperawatan
secara intensif serta mampu berpikir kritis dalam melaksanakan asuhan
keperawatan yang tepat kepada klien sehingga keberadaan klien dapat diterima
oleh masyarakat seperti sediakala.
33 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. (2013).
Nursing Interventions Classification (NIC) (6th ed.). Philadelphia:
ELSEVIER.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2010). Nursing care plans:
Guidelines for individualizing client care across the life span 8th edition.
Philadelphia: F.A. Davis Company .
35 Universitas Indonesia