P DENGAN
DISUSUN OLEH:
1. Evryda Nugrahaini
2. Fieka Zaunura Pranindya
3. Grace Ling Ling Angelca S
JAKARTA
2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, kami panjatkan kepada Allah SWT, sehingga kelompok
dapat menyelesaikan proposal seminar ilmiah dengan judul Asuhan
Keperawatan Jiwa pada Tn. S Dengan GSP: Halusinasi. Proposal seminar ini
merupakan salah satu tugas akhir dalam rangka menyelesaikan Program Profesi
STIKes Pertamedika Jakarta dan di presentasikan dalam seminar online ilmiah.
Dalam menyelesaikan proposal seminar ini, kelompok banyak menerima bantuan
moril dan materiil, untuk itu kelompok mengucapkan terimakasih terutama
kepada:
1. Ibu Maryati, S. Sos., S. Kep., MARS selaku Ketua STIKes Pertamedika
Jakarta.
2. Ibu Wasijati, S.Kep., Msi., M.Kep selaku Koordinator S1 Keperawatan Ners di
Stikes Pertamedika.
3. Ibu Ns. Tati Suryati, M.Kep, Sp.Kep.J selaku Koordinator mata ajar
Keperawatan Jiwa.
4. Bpk. Ns. Rian Agus S, S. Kep selaku pembimbing mata ajar Keperawatan Jiwa.
5. Para dosen mata ajar Keperawatan Jiwa.
6. Teman Sejawat di Stikes Pertamedika.
Kelompok mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan proposal seminar ini. Akhir kata, kelompok juga mengharapkan agar
kelompokan ini memberikan manfaat khususnya bagi perkembangan dan kemajuan
keperawatan kesehatan jiwa.
Jakarta, 20 Oktober 2020
Mahasiswa
i
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa menurut WHO adalah berbagai karakteristik positif yang
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya. Kesehatan jiwa menurut UU Kesehatan Jiwa No.
3 yaitu suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual,
emosional secara optimal dari seseorang, dan berkembangnya ini berjalan
selaras dengan orang lain (Hartono, 2010).
Karakteristik sehat jiwa terdiri dari persepsi yang sesuai dengan realitas, mampu
menerima diri sendiri dan orang lain secara alami, mampu fokus dalam
memecahkan masalah, menunjukkan kemampuannya secara spontan,
mempunyai otonomi, mandiri, kreatif, puas dengan hubungan interpersonal,
kaya pengalaman yang bermanfaat, mengganggap hidup ini sebagai sesuatu
yang indah (Ngadiran, 2010).
1
Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya
kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana individu tidak mampu
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan.
Pengertian seseorang tentang penyakit gangguan jiwa berasal dari apa yang
diyakini sebagai faktor penyebabnya yang berhubungan dengan biopsikososial
(Simanjuntak, 2006).
Gangguan atau masalah kesehatan jiwa yang berupa proses pikir maupun
gangguan sensori persepsi yang sering adalah halusinasi. Halusinasi merupakan
persepsi tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indra seseorang yang
terjadi pada keadaan sadar. Halusinasi merupakan satu gejala skizofrenia.
2
Skizofrenia merupakan kekacauan jiwa yang serius ditandai dengan kehilangan
kontak pada kenyataan (psikosis).
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60
juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena
dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial
dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus
bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan
prodiktivitas manusia untuk jangka panjang.
Berdasarkan data pasien yang dirawat di ruang Merak RSJ Dr. Soeharto
Heerdjan Jakarta yang didapat dari hasil observasi dan wawancara pada tanggal
12 November 2018 didapatkan tiga kasus terbanyak selama 3 bulan terakhir,
yaitu halusinasi, isolasi social dan resiko perilaku kekerasan dengan jumlah
orang halusinasi pada bulan oktober 2018 yaitu halusinasi 36 orang (51%),
isolasi social 33 orang (46%), resiko perilaku kekerasan 2 orang (3%), harga
diri rendah 0 orang (0%), dan waham 0 orang (0%). Dari data diatas dapat
disimpukan halusinasi menepati tempat yang pertama. Dalam kasus ini jika
3
tidak ditangani akan menimbulkan masalah baru yaitu perilaku kekerasan yang
nantinya akan berdampak pada masalah resiko bunuh diri.
Dari fenomena diatas maka peran perawat sangatlah penting meliputi peran
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pada peran promotif, perawat
meningkatkan dan memelihara kesehatan mental melalui penyuluhan dan
pendidikan untuk klien dan keluarga. Dari aspek preventif yaitu untuk
meningkatkan kesehatan mental dan pencegahan Halusinasi. Sedangkan pada
peran kuratif perawat merencanakan dan melaksanakan rencana tindakan
keperawatan untuk klien dan keluarga. Kemudian peran rehabilitatif berperan
pada follow up perawat klien dengan Halusinasi melalui pelayanan di rumah
atau home visite.
4
d. Mahasiswa mampu mendesiminasi hasil dari tindakan keperawatan.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
GSP : Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi , merasakan sensasi palsu berupa suara , penglihatan
,pengecapan, perabaan, atau penhiduan , klien merasakan stimulus yang sebetul
– betulnya tidak ada.( Damaiyanti, 2012 ).
Halusinasi adalah pengecapan tanpa ada nya rangsang apapun pada panca indra
seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar / bangun , dasarnya mungkin
organik, fungsional , psikotik ataupun histerik ( Trimelia, 2011 ).
1. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada respon munculnya
neurologi seperti halusinasi halusinasi antara lain:
a. Faktor Perkembangan, tugas perkembangan klien terganggu
misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan
klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang
percaya diri dan lebih rentan terhadap stress.
b. Faktor Sosiokultural, seseorang yang merasa tidak diterima
lingkungannya sejak bayi akan merasa disingkirkan, kesepian, dan
tidak percaya pada lingkungannya.
6
c. Faktor Biokimia, mempunyai pengaruh terhadap terjadinya
gangguan jiwa. Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang
maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat
halusinogenik neurokimia. Akibat stress berkepanjangan
menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter otak.
d. Faktor Psikologis, Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung
jawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini
berpengaruh pada ketidakmampuan klien dalam mengambil
keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien lebih memilih
kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
Hubungan individu dengan keluarga, pengaruh dan lingkungan klien
dapat mempengaruhi terjadinya halusinasi, faktor lain adalah
penolakan yang dirasakan dari ibu, pengasuh yang bersifat dingin,
cemas dan tidak sensitive atau terlalu melindungi bisa menimbulkan
halusinasi. Halusinasi timbul untuk mempeengaruhi hubungan
antara manusia karena penolakan yang dialaminya. Psikologis
terjadi pada Ibu/pengasuh yang cemas/overprotektif, dingin, tidak
sensitive, Hubungan dengan ayah yang tidak dekat/perhatian yang
berlebihan, Konflik pernikahan seperti pertengkaran orang tua,
penganiayaan, kekerasan atau pola asuh yang tidak adekuat yang
disertai dengan kekosongan emosi, kurang kasih sayang, juga
menjadi faktor resiko, Komunikasi “ double bind”, Koping dalam
menghadapi stress tidak konstruktif/tidak adaptif, Gangguan
identitas, Ketidakmampuan menggapai cinta, Sosial Budaya
Kemiskinan, Ketidakharmonisan sosial budaya misalnya
peperangan, kerusuhan, Hidup terisolasi, Tinggal diibukota.
e. Faktor Genetik dan Pola Asuh, Penelitian menunjukkan bahwa anak
sehat yang diasuh oleh orang tua skizofrenia cenderung mengalami
skizofrenia. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga
menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
(Yosep, 2009)
7
f. Biologis yaitu Abnormalitas otak yang menyebabkan respon
neurobiologik yang meladaptif seperti lesi, hambatan dalam
perkembangan otak khususnya, kerteks frontal, temporal dan limbic,
shingga mengakibatkan hambatan dalam belajar, bicara, daya ingat
dan mungkin akan timbul prilakumenarik diri. Kerusakan otak akan
menyebabkan proses informasi tergangu sehingga meungkin
menimbulkan halusinasi.
g. Fisik yaitu Factor fisik meliputi kelelahan, kurang tidur dan tingkat
kecemasan sedang sampai berat. Bila kecemasan akibat penoalkan
diri sendiri mencapai tingkat berat dapat menimbulkan terjadinya
halusinasi.
h. Lingkungan yaitu Faktor lingkungan meliputi rasa bermusuhan klie
terhadap lingkungan, menarik diri, lingkungan yang gaduh dan
ribut, isolais sosial akan menimbulkan klien lebih banyak
melakukan komunikasi interpersonal, sedangkan lingkungan yang
gaduh merupakan stimulus untuk timbulnya halusinasi.
i. Sikap dan Prilaku yaitu Faktor sikap meliputi persaan klien tidak
berguna putus asa dan tidak berdaya, persaan tersebut akan
menyebabkan klien menolak dirinya sendiri dan apabila mencapai
tingkat berat atau panic dapatmenimbulkan halusinasi.
2. Faktor Presipitasi
a. Sumber : biologis, psikologis, sosial budaya.
b. Asal (original) : diri klien atau lingkungan eksternal
c. Waktu : lama dan frekuensi stimulus
d. Jumlah : stimulus yang dialami
a. Kondisi kesehatan
b. Kondisi lingkungan
8
3. Jenis-Jenis Halusinasi
a. Halusinasi Pendengaran
Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak berhubungan dengan
stimulus, nyata dan orang lain tidak mendengarnya.
b. Halusinasi Penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa stimulus yang
nyata dan orang lain tidak melihatnya.
c. Halusinasi Penghidu/Penciuman
Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus
yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.
d. Halusinasi Pengecapan
Klien merasakan makan sesuatu yang tidak nyata. Biasanya merasakan
rasa makanan yang tidak enak.
e. Halusinasi Perabaan
Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata.
4. Tahapan Halusinasi
TAHAP KARAKTERISTI PERILAKU KLIEN
K
Tahap I
9
menghilangkan d. Respon verbal yang
ansietas. lambat.
Tahap II
Tahap III
10
b. Tingkat kecemasan menerima b. Sulit berhubungan
berat pengalaman dengan orang lain
sensori
c. Pengalaman c. Perhatian terhadap
(halusinasi).
halusinasi tidak dapat orang lain berkurang
ditolak lagi. b. Isi halusinasi hanya beberapa detik
menjadi
d. Tidak mampu
atraktif
mengikuti perintah
c. Kesepian bila dari perawat, tremor
pengalaman dan berkeringat.
sensori
berakhir
psikotik.
Tahap IV
11
5. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif
6. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologik
termasuk :
1. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energy yang
tertinggal untuk aktifitas hidup sehari – hari.
2. Proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan keracunan persepsi.
12
3. Menarik diri.
GSP :
GSP : Halusinasi
Halusinasi
Isolasi sosial
a. Faktor Predisposisi
b. Faktor Presipitasi
c. Sumber Koping
d. Respon Koping :
• Fungsi kognitif / proses pikir
• Fungsi persepsi
• Fungsi emosi
• Fungsi motorik
• Fungsi sosial
13
Data Subyektif :
Data Obyektif :
D. Diagnosa Keperawatan
E. Tindakan Keperawatan
Gangguan persepsi sensori
Tindakan keperawatan
14
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi saudara dapat melakukannya
dengan cara berdiskusikan dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang
dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi
yang menyebabkan halusiansi muncul dan respon pasien saat muncul.
15
Tahapan intervensinya sebagai berikut :
16
17
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GSP HALUSINASI PENDENGARAN
TUM : 1. Setelah satu kali interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan Bila sudah terbina hubungan
menunjukkan tanda – tanda menggunakan prinsip komunikasi saling percaya diharapkan
Klien dapat membedakan
percaya kepada perawat : terapeutik. klien dapat kooperatif,
antara halusinasi dengan
sehingga pelaksanaan asuhan
realita. a. Ekspresi wajah bersahabat a. Sapa klien dengan ramah baik verbal
keperawatan dapat berjalan
dan non verbal
TUK : b. Menunjukkan rasa senang dengan baik.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan dan
1. Klien dapat membina c. Ada kontak mata
tujuan perawat berkenalan
hubungan saling percaya
d. Mau berjabat tangan
c. Tanyakan nama lengkap dan nama
e. Mau menyebutkan nama panggilan yang disukai klien
18
h. Bersedia mengungkapkan f. Tunjukkan sikap empati dan menerima
masalah yang dihadapi apa adanya
2. Klien dapat mengenal 1. Setelah dua kali interaksi klien 1. Adakan kontrak sering dan singkat a. Kontak sering dan
halusinasinya menyebutkan : secara bertahap singkat selain upaya
membina hubungan
a. Isi 2. Observasi tingkah laku klien terkait
saling percaya, juga dapat
dengan halusinasinya, jika klien sedang
b. Waktu memutuskan halusinasi.
berhalusinasi :
c. Frekuensi b. Mengenal perilaku pada
a. Tanyakan apakah klien mengalami
saat halusinasi timbul,
d. Situasi dan kondisi yang sesuatu (halusinasi
memudahkan perawat
menimbulkan halusinasi dengar/lihat/penghidu/raba/kecap)
19
b. Jika klien menjawab ya, tanyakan dalam melakukan
apa yang sedang dialaminya. intervensi
20
a. Isi, waktu, dan frekuensi terjadinya f. Untuk mengetahui
halusinasi (pagi, siang, sore, malam, koping yang digunakan
atau sering dan kadang – kadang) oleh klien
21
responnya saat mengalami
halusinasi :
a. Marah
b. Takut
c. Sedih
d. Senang
e. Cemas
f. Jengkel
3. Klien dapat mengontrol 1. Setelah dua kali interaksi klien Indentifikasi bersama klien cara atau a. Upaya untuk
halusinasinya menyebutkan tindakan yang tindakan yang dilakukan jika terjadi memutuskan siklus
biasanya dilakukan untuk halusinasi (tidur, marah, menyibukkan halusinasi sehingga
mengendalikan halusinasinya diri,dll). Diskusikan cara yang digunakan halusinasi tidak berlanjut
klien :
2. Setelah dua kali interaksi klien b. Resinforcement positif
menyebutkan cara baru mengontrol a. Jika cara yang digunakan adaptif beri dapat meningkatkan
halusinasi pujian harga diri klien
22
3. Setelah dua kali interaksi klien b. Jika cara yang digunakan maladaptif c. Memberikan alternatif
dapat memilih dan memperagakan diskusikan kerugian cara tersebut pilihan bagi klien untuk
cara mengatasi halusinasi mengontrol lingkungan
Diskusikan cara baru untuk memutus/
(dengar/lihat/penghidu/raba/kecap)
megontrol timbulnya halusinasi : d. Memotivasi dapat
4. Setelah dua kali interaksi klien meningkatkan kegiatan
a. Katakan pada diri sendiri bahwa ini
melaksanakan cara yang telah klien untuk mencoba
tidak nyata (“ saya tidak mau
dipilih untuk mengendalikan memilih salah satu cara
dengar/lihat/penghidu/raba/kecap”)
halusinasinya mengendalikan
pada saat halusinasi terjadi
halusinasi dan dapat
5. Setelah dua kali pertemuan klien
b. Menemui orang lain perawat/ meningkatkan harga diri
mengikuti terapi aktivitas
teman/ anggota keluarga untuk klien
kelompok
menceritakan halusinasinya
e. Memberi kesempatan
c. Membuat dan melaksanakan kepada klien untuk
jadwal kegiatan sehari – hari yang mencoba cara yang
telah disusun sudah di pilih
23
1. Bantu klien memilih cara yang interpretasi realitas klien
sudah diajarkan dan latih untuk akibat halusinasi
mencobanya
4. Klien dapat dukungan 1. Setelah dua kali pertemuan 1. Buat kontrak dengan keluarga untuk 1. Untuk mendapatkan
dari keluarga dalam keluarga, keluarga menyatakan pertemuan (waktu, tempat, dan topik) bantuan keluarga
mengontrol setuju untuk mengikuti mengontrol halusinasi
2. Diskusikan dengan keluarga (pada saat
halusinasinya pertemuan dengan perawat
pertemuan keluarga/kunjungan rumah) 2. Untuk mengetahui
2. Setelah dua kali interaksi pengetahuan keluarga
a. Pengertian halusinasi
keluarga menyebutkan dan meningkatkan
pengertian, tanda dan gejala,
24
proses terjadinya halusinasi b. Tanda dan gejala halusinasi kemampuan pengetahuan
dan tindakan untuk tentang halusinasi
c. Cara yang dapat dilakukan klien
mengendalikan halusinasi
dan keluarga untuk memutuskan 3. Agar keluargan dapat
halusinasi merawat klien atau
anggota keluarga lain
d. Obat – obatan halusinasi
yang berhalusinasi
e. Cara merawat keluarga yang dirumah
halusinasi di rumah (beri kegiatan,
4. Keluarga klien menjadi
janagn biarkan sendiri, makan
tahu cara mencari
bersama, bepergian bersama,
bantuan jika halusinasi
memantau obat – obatan dan cara
tidak dapat diatasi di
pemberiannya untuk mengatasi
rumah
halusinasinya)
25
5. Klien dapat 1. Setelah dua kali interaksi klien 1. Diskusikan dengan klien tentang a. Dengan menyebutkan
memanfaatkan obat menyebutkan : manfaat dan kerugian tidak minum dosis, frekuensi dan
dengan baik obat, nama, warna, dosis, cara, efek manfaat obat, diharapkan
a. Manfaat minum obat
terapi dan efek samping penggunaan klien melaksanakan
b. Kerugian tidak minum obat minum obat pantau klien saat program pengobatan
penggunaan obat
c. Nama, warna, dosis, efek terapi b. Menilai kemampuan
dan efek samping obat 2. Beri pujian jika klien menggunakan klien dalam
obat dengan benar pengobatannya sendiri
2. Setelah dua kali interaksi klien
mendemontrasikan penggunaan 3. Diskusikan akibat berhenti minum c. Program pengobatan
obat dengan benar obat tanpa konsultasi dengan dokter dapat berjalan sesuai
rencana
3. Setalah dua kali interaksi klien 4. Anjurkan klien untuk konsultasi
menyebutkan akibat minum obat kepada dokter/perawat jika terjadi hal d. Dengan mengetahui
tanpa konsultasi dokter – hal yang tidak di inginkan prinsip penggunaan obat,
maka kemandirian klien
untuk pengobatan dapat
ditingkatkan secara
bertahap
26
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Ruangan Rawat :-
Tanggal Dirawat :-
Nama : Ny. P
Umur : 35 tahun
Pendidikan : SMA
27
Keluarga Ny. P mengatakan kurang lebih dari 4 bulan ini perilaku Ny. P
kacau, Ny. P mengatakan suka mendengar suara-suara yang menyuruhnya
mencuri, suara muncul saat sendiri (sore dan malam), suara muncul selama
3 detik. Ny. P tampak terlihat bicara atau ketawa sendiri serta menutup
telinganya. Klien tampak marah-marah dan kesal saat tidak ada makanan
dirumahnya, klien mengancam akan pergi dari rumah, klien mengumpat
dengan kata-kata kotor dan tangan mengepal. Kemudian oleh suaminya
dibawa ke Rumah Sakit Jiwa.
Masalah Keperawatan :
28
1. Tanda vital : TD : 120/90 mmHg, N : 85x/menit, S : 36,5 °C,
P : 20 x/menit
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
X : Meninggal : Klien
29
Penjelasan :
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
b. Identitas
c. Peran
Klien mengatakan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai istri serta
ibu dari anak-anaknya. Tetapi klien tidak melaksanakan tugasnya
dengan baik.
d. Ideal diri
e. Harga diri
Klien mengatakan malu karena dirinya gila dan tidak berguna saat
berada disekelilingnya.
30
3. Hubungan Sosial
4. Spiritual
b. Kegiatan ibadah
31
1. Penampilan : Rapi
2. Pembicaraan : Keras
32
5. Afek : Tumpul
33
8. Proses pikir : tidak ada masalah dalam berbicara
34
Penjelasan :Klien mampu berkonsentrasi dengan baik dan
berhitung sederhana
1. Makan : Mandiri
35
2. BAB/BAK : Mandiri
3. Mandi : Mandiri
4. Berpakaian/berhias : Mandiri
36
• Adaptif : Aktifitas Maladaptif
37
1. Masalah dengan dukungan kelompok
Klien mengatakan takut tidak diterima oleh orang lain, klien malas
berkomunikasi dengan orang lain
Klien mengatakan tidak bekerja, klien hanya sebagai ibu rumah tangga
dan mengurus pekerjaan rumah dan anak-anaknya.
6. Masalah ekonomi
8. Masalah lainnya
38
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
• Obat -obatan
• Terapi Medik :
1. Resperidone 2x2 mg
Data Objektif :
39
1. Klien tampak bicara/ketawa
sendiri
Data Objektif :
Data Objektif:
40
1. Klien tampak wajah memerah
41
42
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GSP HALUSINASI PENDENGARAN
TUM : 1. Setelah satu kali interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan Bila sudah terbina
menunjukkan tanda – tanda menggunakan prinsip komunikasi hubungan saling
Klien dapat membedakan
percaya kepada perawat : terapeutik. percaya diharapkan
antara halusinasi dengan
a. Ekspresi wajah klien dapat
realita. j. Sapa klien dengan ramah baik verbal
bersahabat kooperatif,
dan non verbal
TUK : b. Menunjukkan rasa sehingga
senang k. Perkenalkan nama, nama panggilan pelaksanaan asuhan
2. Klien dapat membina
c. Ada kontak mata dan tujuan perawat berkenalan keperawatan dapat
hubungan saling
d. Mau berjabat tangan berjalan dengan
percaya l. Tanyakan nama lengkap dan nama
e. Mau menyebutkan nama baik.
panggilan yang disukai klien
f. Mau menjawab salam
g. Mau duduk m. Buat kontrak yang jelas
berdampingan dengan
n. Tunjukkan sikap jujur, dan menepati
perawat
janji setiap kali interaksi
h. Bersedia
mengungkapkan o. Tunjukkan sikap empati dan
masalah yang dihadapi menerima apa adanya
43
p. Beri perhatian pada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
Klien dapat 3. Setelah dua kali interaksi klien 6. Adakan kontrak sering dan singkat h. Kontak sering
mengenal menyebutkan : secara bertahap dan singkat
halusinasinya selain upaya
e. Isi 7. Observasi tingkah laku klien terkait
membina
dengan halusinasinya, jika klien
f. Waktu hubungan
sedang berhalusinasi :
saling percaya,
g. Frekuensi
f. Tanyakan apakah klien juga dapat
h. Situasi dan kondisi yang mengalami sesuatu (halusinasi memutuskan
menimbulkan halusinasi dengar/lihat/penghidu/raba/kecap) halusinasi.
44
mengalaminya (dengan nada perawat dalam
bersahabat tanpa menuduh atau melakukan
menghakimi) intervensi
45
beri kesempatan untuk dilakukan
mengungkapkan perasaannya perwat.
46
l. Jengkel
3. Klien dapat 6. Setelah dua kali interaksi klien Indentifikasi bersama klien cara atau f. Upaya untuk
mengontrol menyebutkan tindakan yang tindakan yang dilakukan jika terjadi memutuskan
halusinasinya biasanya dilakukan untuk halusinasi (tidur, marah, menyibukkan siklus
mengendalikan halusinasinya diri,dll). Diskusikan cara yang digunakan halusinasi
klien : sehingga
7. Setelah dua kali interaksi klien
halusinasi tidak
menyebutkan cara baru c. Jika cara yang digunakan adaptif beri
berlanjut
mengontrol halusinasi pujian
g. Resinforcemen
8. Setelah dua kali interaksi klien d. Jika cara yang digunakan maladaptif
t positif dapat
dapat memilih dan memperagakan diskusikan kerugian cara tersebut
meningkatkan
cara mengatasi halusinasi
Diskusikan cara baru untuk memutus/ harga diri klien
(dengar/lihat/penghidu/raba/keca
megontrol timbulnya halusinasi :
p) h. Memberikan
e. Katakan pada diri sendiri bahwa alternatif
9. Setelah dua kali interaksi klien
ini tidak nyata (“ saya tidak mau pilihan bagi
melaksanakan cara yang telah
dengar/lihat/penghidu/raba/kecap klien untuk
dipilih untuk mengendalikan
”) pada saat halusinasi terjadi mengontrol
halusinasinya
lingkungan
f. Menemui orang lain perawat/
teman/ anggota keluarga untuk i. Memotivasi
menceritakan halusinasinya dapat
47
10. Setelah dua kali pertemuan klien g. Membuat dan melaksanakan meningkatkan
mengikuti terapi aktivitas jadwal kegiatan sehari – hari yang kegiatan klien
kelompok telah disusun untuk mencoba
memilih salah
h. Meminta keluarga/ teman/
satu cara
perawat menyapa jika sedang
mengendalikan
berhalusinasi
halusinasi dan
4. Bantu klien memilih cara yang dapat
sudah diajarkan dan latih untuk meningkatkan
mencobanya harga diri klien
48
klien akibat
halusinasi
4. Klien dapat 3. Setelah dua kali pertemuan 3. Buat kontrak dengan keluarga untuk 5. Untuk
dukungan keluarga, keluarga pertemuan (waktu, tempat, dan topik) mendapatkan
dari keluarga menyatakan setuju untuk bantuan
4. Diskusikan dengan keluarga (pada
dalam mengikuti pertemuan dengan keluarga
saat pertemuan keluarga/kunjungan
mengontrol perawat mengontrol
rumah)
halusinasinya halusinasi
4. Setelah dua kali interaksi
g. Pengertian halusinasi
keluarga menyebutkan 6. Untuk
pengertian, tanda dan gejala, h. Tanda dan gejala halusinasi mengetahui
proses terjadinya halusinasi pengetahuan
i. Cara yang dapat dilakukan klien
dan tindakan untuk keluarga dan
dan keluarga untuk memutuskan
mengendalikan halusinasi meningkatkan
halusinasi
kemampuan
j. Obat – obatan halusinasi pengetahuan
tentang
k. Cara merawat keluarga yang
halusinasi
halusinasi di rumah (beri
kegiatan, janagn biarkan sendiri, 7. Agar keluargan
makan bersama, bepergian dapat merawat
49
bersama, memantau obat – obatan klien atau
dan cara pemberiannya untuk anggota
mengatasi halusinasinya) keluarga lain
yang
l. Beri informasi waktu kontrol ke
berhalusinasi
rumah sakit dan bagaimana cara
dirumah
mencari bantuan jika halusinasi
tidak dapat diatasi di rumah 8. Keluarga klien
menjadi tahu
cara mencari
bantuan jika
halusinasi tidak
dapat diatasi di
rumah
5. Klien dapat 4. Setelah dua kali interaksi klien 5. Diskusikan dengan klien tentang e. Dengan
memanfaatka menyebutkan : manfaat dan kerugian tidak minum menyebutkan
n obat dengan obat, nama, warna, dosis, cara, efek dosis, frekuensi
d. Manfaat minum obat
baik terapi dan efek samping penggunaan dan manfaat
e. Kerugian tidak minum obat minum obat pantau klien saat obat, diharapkan
penggunaan obat klien
f. Nama, warna, dosis, efek terapi
melaksanakan
dan efek samping obat
50
5. Setelah dua kali interaksi klien 6. Beri pujian jika klien menggunakan program
mendemontrasikan penggunaan obat dengan benar pengobatan
obat dengan benar
7. Diskusikan akibat berhenti minum f. Menilai
6. Setalah dua kali interaksi klien obat tanpa konsultasi dengan dokter kemampuan
menyebutkan akibat minum obat klien dalam
8. Anjurkan klien untuk konsultasi
tanpa konsultasi dokter pengobatannya
kepada dokter/perawat jika terjadi
sendiri
hal – hal yang tidak di inginkan
g. Program
pengobatan
dapat berjalan
sesuai rencana
h. Dengan
mengetahui
prinsip
penggunaan
obat, maka
kemandirian
klien untuk
pengobatan
dapat
51
ditingkatkan
secara bertahap
52
53
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI
Pertemuan : Pertama
SP :1
Hari/Tanggal : Selasa, 6 Oktober 2020
Nama Klien (Inisial) : Ny. P
Ruangan :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:
Data Subjektif : klien mengatakan mendengar suara-suara atau
kegaduhan, mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap dan
mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya seperti
mencuri, suara itu muncul saat sendiri dan terdengar selama 3 detik.
Data Objektif: klien terlihat berbicata atau tertawa sendiri, menutup
telinga dan jarang berinteraksi dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran.
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengenal halusinasinya.
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Identifikasi jenis halusinasi klien.
b. Identifikasi isi halusinasi klien.
c. Identifikasi waktu halusinasi klien.
d. Identifikasi frekuensi halusinasi klien.
e. Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi klien.
f. Ajarkan klien menghardik halusinasi.
g. Anjurkan klien memasukkan kegiatan kedalam jadwal.
54
B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, saya suster Grace Ling Ling senang dipanggil
Grace saya mahasiswi dari Stikes Pertamedika. Saya akan merawat
ibu dari hari senin – jumat dari pukul 08.00-14.00 wib. Nama ibu
siapa? Senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Ada keluhan atau tidak?”
c. kontrak
1) Topik: “bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara
yang selama ini ibu dengar, tetapi tidak tampak wujudnya?”
2) Waktu: “Berapa lama kita berbincang-bincang bu? Bagaimana
kalau 20 menit bu?”
3) Tempat: “Dimana kita ingin berbincang-bincang bu?
Bagaimana kalau diruang tamu saja bu?”
2. Kerja
“Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang
dikatakan suara itu? Apakah terus menerus mendengar atau sewaktu-
waktu? Kapan ibu paling sering mendengar suara itu? Berapa kali
sehari? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah waktu sendiri?
Apakah yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?”
C. Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita cari tau tentang suara yang selama
ini ibu dengar tetapi tidak tampak wujudnya?”
2. Evaluasi Objektif
“Coba ibu hiraukan suara-suara itu terlebih dahulu”.
55
3. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya, nanti ibu mengisi jadwal
harian ya bu. Jika ibu melakukan mandiri tulis M, jika dibantu tulis B,
jika tidak melakukan tulis T. Apakah ibu mengerti? Coba ulang! Ya
bagus sekali bu”.
4. Kontrak
a. Topik: “Bagimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
mengendalikan suara tersebut dengan cara menghardik?”
b. Waktu: “Jam berapa bu? Bagaimana kalau jam 09.15 wib?”
c. Tempat: “ Dimana tempatnya? Bagaimana kalau disini lagi? Sampai
berjumpa besok bu.”
56
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI
Pertemuan : Kedua
SP :1
Hari/Tanggal : Rabu, 7 Oktober 2020
Nama Klien (Inisial) : Ny. P
Ruangan :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:
Data Subjektif : klien mengatakan mendengar suara-suara atau
kegaduhan, mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap dan
mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya seperti
mencuri, suara itu muncul saat sendiri dan terdengar selama 3 detik.
Data Objektif: klien terlihat berbicata atau tertawa sendiri, menutup
telinga dan jarang berinteraksi dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran.
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengenal halusinasinya.
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Identifikasi jenis halusinasi klien.
b. Identifikasi isi halusinasi klien.
c. Identifikasi waktu halusinasi klien.
d. Identifikasi frekuensi halusinasi klien.
e. Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi klien.
f. Ajarkan klien menghardik halusinasi.
g. Anjurkan klien memasukkan kegiatan kedalam jadwal.
57
B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu saya suster Grace Ling Ling senang dipanggil
Grace saya mahasiswi dari Stikes Pertamedika. Saya akan merawat
ibu dari hari senin – jumat dari pukul 08.00-14.00 wib. Nama ibu
siapa? Senang dipanggil apa?”
d. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Ada keluhan atau tidak?”
e. kontrak
1) Topik: “bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara
yang selama ini ibu dengar, tetapi tidak tampak wujudnya?”
2) Waktu: “Berapa lama kita berbincang-bincang bu? Bagaimana
kalau kurang lebih 20 menit bu?”
3) Tempat: “Dimana kita ingin berbincang-bincang bu?
Bagaimana kalau diruang tamu saja bu?”
2. Kerja
“Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang
dikatakan suara itu? Apakah terus menerus mendengar atau sewaktu-
waktu? Kapan ibu paling sering mendengar suara itu? Berapa kali
sehari? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah waktu sendiri?
Apakah yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?
Apa yang ibu melakukan pada saat mendengar suara itu? Apakah
dengan cara itu suara-suara menghilang? Bagaimana kalau kita belajar
cara-cara mencegah suara-suara itu muncul? Bu, ada 4 cara cara untuk
mencegah suara-suara itu muncul, pertama dengan cara menghardik
suara tersebut, kedua dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain,
ketiga melakukan kegiatan yang sudah terjadwal dan keempat minum
obat teratur. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
58
menghardik. Caranya adalah saat suara itu muncul, langsung ibu bilang.
Pergi saya tidak mau dengar… kamu suara palsu! Begitu diulang-ulang
sampai itu tidak terdengar lagi. Coba ibu peragakan. Nah begitu…
bagus! ibu sudah bisa”.
C. Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah tadi kita berlatih cara menghardik?”
2. Evaluasi Objektif
“Coba ibu ulangi cara latihan menghardik tadi? Kalau suara itu muncul
silakan ibu mencoba cara itu”.
3. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya, nanti ibu mengisi jadwal
harian ya bu. Jika ibu melakukan mandiri tulis M, jika dibantu tulis B,
jika tidak melakukan tulis T. Apakah ibu mengerti? Coba ulang! Ya
bagus sekali bu”.
4. Kontrak
a. Topik: “Bagimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
mengendalikan suara tersebut dengan cara kedua?”
b. Waktu: “Jam berapa bu? Bagaimana kalau jam 10.00 wib?”
c. Tempat: “ Dimana tempatnya? Bagaimana kalau disini lagi? Sampai
berjumpa besok bu”
59
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI
Pertemuan : Ketiga
SP :2
Hari/Tanggal : Kamis, 8 Oktober 2020
Nama Klien (Inisial) : Ny. P
Ruangan :-
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:
Data Subjektif : klien mengatakan mendengar suara-suara atau
kegaduhan, mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap dan
mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya seperti
mencuri, suara itu muncul saat sendiri yaitu sore dan malam hari serta
suara itu terdengar selama 3 detik.
Data Objektif: klien terlihat berbicata atau tertawa sendiri, menutup
telinga dan jarang berinteraksi dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran.
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
c. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain.
d. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal harian klien.
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Latih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
c. Anjurkan klien memasukkan kedalam jadwal harian klien.
60
B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu, saya suster Grace Ling Ling senang dipanggil
Grace saya mahasiswi dari Stikes Pertamedika. Saya akan merawat
ibu dari hari senin – jumat dari pukul 08.00-14.00 wib. Nama ibu
siapa? Senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Ada keluhan atau tidak?”
c. kontrak
1) Topik: “bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara
yang selama ini ibu dengar, tetapi tidak tampak wujudnya?”
2) Waktu: “Berapa lama kita berbicang-bincang bu? Bagaimana
kalau 20 menit bu?”
3) Tempat: “Dimana kita ingin berbincang-bincang bu?
Bagaimana kalau diruang tamu saja bu?”
2. Kerja
Cara kedua untuk mencegah atau mengontrol halusinasi yang lain
adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau Ny. P
mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak
ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan Ny. P.
Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo
ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya Kakak
Ny.P katakan: Kak, ayo ngobrol dengan saya, Saya sedang dengar
suara-suara. Begitu Ny. P. Coba Ny.P lakukan seperti yang saya tadi
lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya
Ny.P!”
C. Terminasi
61
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu (Ny.p) setelah latihan bercakap-cakap ini?
Jadi sudah ada berapa cara yang Ny. P pelajari untuk mencegah suara-
suara itu?”
2. Evaluasi Objektif
“Coba Ibu ulangi cara latihan bercakap-cakap tadi? Kalau suara itu
muncul silakan Ibu mencoba cara itu”
3. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya, nanti Ibu mengisi jadwal
harian ya Bu. Jika Ibu melakukan mandiri tulis M, jika dibantu tulis B,
jika tidak melakukan tulis T. Apakah Ibu mengerti? Coba ulang! Ya
bagus sekali Bu”.
4. Kontrak
a. Topik: “Bagimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
mengendalikan suara tersebut dengan cara ketiga?”
b. Waktu: “Jam berapa Ibu? Bagaimana kalau jam 10.00 wib?”
c. Tempat: “ Dimana tempatnya? Bagaimana kalau disini lagi? Sampai
berjumpa besok Ibu.”
62
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI
Pertemuan : Keempat
SP :3
Hari/Tanggal : Jumat, 9 Oktober 2020
Nama Klien (Inisial) : Ny. P
Ruangan :-
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:
Data Subjektif : klien mengatakan mendengar suara-suara atau
kegaduhan, mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap dan
mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya seperti
mencuri, suara itu muncul saat sendiri dan terdengar selama 3 detik.
Data Objektif: klien terlihat berbicata atau tertawa sendiri, menutup
telinga dan jarang berinteraksi dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran.
3. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan kegiatan-kegiatan klien secara terjadwal.
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Latih pasien mengendalikan halusinasi dengan membuat kegiatan-
kegiatan klien secara terjadwal.
c. Anjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
63
B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu. Masih ingat saya? saya suster Grace Ling Ling
senang dipanggil Grace saya mahasiswi dari Stikes Pertamedika.
Saya akan merawat ibu dari hari senin – jumat dari pukul 08.00-
14.00 wib. Nama ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Ada keluhan atau tidak? Sudah
siap kita berbincang-bincang? Apakah ibu masih mendengar suara-
suara itu?”
c. kontrak
1) Topik: “Seperti janji kita, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang tentang suara yang sering ibu dengar agar bisa
dikendalikan dengan cara melakukan aktivitas atau kegiatan
harian?”
2) Waktu: “Berapa lama kita berbicang-bincang bu? Bagaimana
kalau 20 menit bu?”
3) Tempat: “Dimana kita ingin berbincang-bincang bu?
Bagaimana kalau diruang tamu saja bu?”
2. Kerja
“Cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi
tentang cara pertama dan kedua. Cara lain untuk mengontrol halusinasi
yaitu dengan cara ketiga adalah melakukan aktivitas dengan berbagi
kegiatan yang bermanfaat. Apa saja yang biasa ibu lakukan? Pagi-pagi
apa kegiatannya, terus jam berikutnya ibu ngapain saja sampai malam?
Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini.
Bagus sekali ibu bisa lakukan. Kegiatan ini dapat ibu lakukan untuk
64
mencegah suara-suara itu muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih
lagi supaya dari pagi sampai malam ibu ada kegiatan.”
C. Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang dan
melakukan latihan kegiatan kegiatan yang biasanya ibu lakukan? Jadi
sudah ada berapa cara yang ibu pelajari untuk mencegah suara-suara
itu?”
2. Evaluasi Objektif
“Coba Ibu jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan cara yang tadi?
Kalau suara itu muncul silakan Ibu mencoba cara itu”
3. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya, nanti Ibu mengisi jadwal
harian ya Bu. Jika Ibu melakukan mandiri tulis M, jika dibantu tulis B,
jika tidak melakukan tulis T. Apakah Ibu mengerti? Coba ulang! Ya
bagus sekali Bu”.
4. Kontrak
a. Topik: “Bagimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
mengendalikan suara tersebut dengan cara keempat?”
b. Waktu: “Jam berapa Ibu? Bagaimana kalau jam 10.00 wib?”
c. Tempat: “ Dimana tempatnya? Bagaimana kalau disini lagi? Sampai
berjumpa besok Ibu.”
65
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI
Pertemuan : Kelima
SP :4
Hari/Tanggal : Senin, 12 Oktober 2020
Nama Klien (Inisial) : Ny. P
Ruangan :-
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:
Data Subjektif : Klien mengatakan suara halusinasi yang mengganggu
tidak muncul, klien mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.
Data Objektif: klien terlihat berbicata atau tertawa sendiri berkurang,
klien terlihat kooperatif dan sudah mau berinteraksi dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran.
3. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan kegiatan-kegiatan klien secara terjadwal.
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Latih pasien mengendalikan halusinasi dengan membuat kegiatan-
kegiatan klien secara terjadwal.
c. Anjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
66
B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu. Masih ingat saya? saya suster Grace Ling Ling
senang dipanggil Grace saya mahasiswi dari Stikes Pertamedika.
Saya akan merawat ibu dari hari senin – jumat dari pukul 08.00-
14.00 wib.
b. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Ada keluhan atau tidak? Sudah
siap kita berbincang-bincang? Apakah ibu masih mendengar suara-
suara itu? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ?
Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini
sudah minum obat?”
c. kontrak
1) Topik: “Seperti janji kita, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang tentang suara yang sering ibu dengar agar bisa
dikendalikan dengan cara melakukan patuh minum obat?”
2) Waktu: “Berapa lama kita berbicang-bincang bu? Bagaimana
kalau 20 menit bu?”
3) Tempat: “Dimana kita ingin berbincang-bincang bu?
Bagaimana kalau diruang tamu saja bu?”
2. Kerja
“Cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi
tentang cara pertama, kedua dan ketiga. Cara lain untuk mengontrol
halusinasi yaitu dengan cara keempat atau yang terakhir adalah
penggunaan obat secara teratur atau patuh minum obat. Ibu adakah
bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang
bapak dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa
67
macam obat yang Ibu minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini
yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 12 siang dan jam
6 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang
putih (THP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak
kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama
gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang
obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter,
sebab kalau putus obat, ibu akan kambuh dan sulit untuk
mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis ibu bisa minta ke
dokter untuk mendapatkan obat lagi. Ibu juga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Ibu harus mengingat 5 hal saat minum
obat yaitu : benar obat, benar bahwa obat ini untuk ibu, benar cara
meminumnya, benar waktu dan benar dosis.
C. Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang dan
melakukan patuh minum obat yang ibu lakukan? Jadi sudah ada berapa
cara yang ibu pelajari untuk mencegah suara-suara itu?”
2. Evaluasi Objektif
“Coba Ibu jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan cara yang tadi?
Kalau suara itu muncul silakan Ibu mencoba cara itu”
3. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya, nanti Ibu mengisi jadwal
harian ya Bu. Jika Ibu melakukan mandiri tulis M, jika dibantu tulis B,
jika tidak melakukan tulis T. Apakah Ibu mengerti? Coba ulang! Ya
bagus sekali Bu”.
4. Kontrak
a. Topik: “Bagimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
mengevaluasi mengendalikan suara tersebut?”
68
b. Waktu: “Jam berapa Ibu? Bagaimana kalau jam 10.00 wib?”
c. Tempat: “ Dimana tempatnya? Bagaimana kalau disini lagi? Sampai
berjumpa besok Ibu.”
69
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUMAH
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Tgl : 6 Oktober 2020 S:
Jam : 08.30 1. Klien mengatakan mau
DS : memperkenalkan dirinya.
Klien mengatakan mendengar suara-suara
2. Klien mengatakan mendengar
yang menyuruhnya untuk mencuri dan klien
suara-suara yang menyuruhnya
mengatakan bingung ada suara-suara itu.
untuk mencuri.
DO :
3. Klien mengatakan suara muncul
Klien tampak bicara atau ketawa sendiri
ketika klien sendiri dengan waktu
Klien tampak menutup telinga sore dan malam
70
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
A:
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
Masalah gangguan sensori persepsi
klien
halusinasi pendengaran belum teratasi.
5. Mengidentifikasi situasi apa saja yang
dapat menimbulkan halusinasi P: Intervensi dilanjutkan.
Klien mampu mengetahui halusinasi yang
6. Mengidentifikasi respon klien terhadap
dialaminya.
halusinasi
RTL
1. Lanjut SP 1 Halusinasi
2. Identifikasi respon klien terhadap
halusinasi
3. Ajarkan klien menghardik halusinasi
4. Anjurkan klien memasukkan kedalam Paraf
jadwal harian.
(kelompok)
71
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUMAH
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Tgl : 7 Oktober 2020 S:
Jam : 09.45 Klien mengatakan jika suara itu muncul
DS : dapat dikontrol dengan cara menghardik
Klien mengatakan masih mendengar suara- klien mengatakan dapat melakukan cara
suara yang menyuruhnya untuk mencuri, menghardik “ Pergi.. pergi kamu suara
suara muncul saat sendiri (sore dan malam), palsu, jangan ganggu”
frekuensi 2x/hari dan suara itu terdengar
selama 3 detik.
O:
Diagnosa Keperawatan
P: Intervensi dilanjutkan
GSP: Halusinasi Pendengaran Klien latihan cara menghardik sesuai
dengan jadwal kegiatan harian klien.
72
1. Mengidentifikasi respon klien terhadap
halusinasi
2. Mengajarkan klien menghardik
halusinasi
3. Menganjurkan klien memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan
RTL
Lanjutkan SP 2 Halusinasi
Paraf
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Latih klien mengendalikan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
3. Ajurkan klien memasukkan kedalam (kelompok)
jadwal kegiatan harian
73
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUMAH
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Tgl : 8 Oktober 2020 S:
Jam : 08.45 Klien mengatakan jika suara muncul
DS : dapat di control dengan cara menghardik
Klien mengatakan sudah melakukan halusinasi dan bercakap-cakap
menghardik tetapi suara-suara itu kadang
O:
masih muncul dan klien ingin lebih hilang
suara-suara itu. Klien tampak mau melakukan latihan
bercakap-cakap
74
1. Membina hubungan saling percaya Klien latihan cara bercakap-cakap dengan
2. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian orang lain dengan jadwal kegiatan harian
3. Melatih klien mengendalikan klien.
halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
4. Menganjurkan klien memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian klien
RTL
Lanjut SP 3 Halusinasi
(kelompok)
75
76
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUMAH
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Tgl : 9 Oktober 2020 S:
Jam : 10.00 Klien mengatakan jika suara muncul
DS : dapat di control dengan cara menghardik
Klien mengatakan sudah jarang suara itu halusinasi, bercakap-cakap dan
muncul melakukan kegiatan
O:
DO :
Klien tampak mau membuat jadwal
Klien tampak bicara/ketawa sendiri berkurang kegiatan yang biasa dia lakukan.
77
kegiatan (Kegiatan yang biasa P: Intervensi dilanjutkan
dilakukan klien) Klien latihan cara-cara kegiatan yang biasa
4. Menganjurkan klien memasukkan dilakukan dari pagi sampai malam dengan
kedalam jadwal kegiatan harian
jadwal kegiatan harian klien
RTL
Paraf
Lanjut SP 4 Halusinasi
78
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUMAH
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Tgl 13 Oktober 2020 S:
Jam : 10.15 Klien mengatakan sudah mengenal
DS : halusinasinya
Klien mengatakan sudah jarang suara itu Klien mengatakan sudah melakukan cara
muncul menghardik untuk halusinasinya dan klien
mengatakan tenang setelah melakukan ini
O:
79
Tindakan Keperawatan (SP ) Klien latih cara menghardik sesuai dengan
jadwal kegiatan harian klien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
Paraf
RTL
(kelompok)
80
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUMAH
Nama : Ny. P Ruangan : - No. RM : -
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Tgl 14 Oktober 2020 S:
Jam : 09.00 Klien mengatakan senang dengan dirinya
DS : dan klien mengatakan sudah melakukan
Klien mengatakan sudah jarang suara itu cara bercakap-cakap dengan orang lain
muncul untuk mengendalikan halusinasinya
DO :
O:
Klien tampak kooperatif
Klien tampak rileks dan tenang
Klien tampak mampu melakukan cara bercakap-
Klien tampak kooperatif
cakap dengan orang lain
Klien tampak sudah melakukan bercakap-
Klien tampak rileks dan tenang cakap dengan orang lain
A:
Diagnosa Keperawatan
Masalah gangguan sensori persepsi
GSP: Halusinasi Pendengaran halusinasi pendengaran teratasi
81
Evaluasi jadwal kegiatan harian klien Paraf
(kelompok)
82
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUMAH
Nama : Ny. P Ruangan : - No. RM : -
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Tgl 15 Oktober 2020 S:
Jam : 10.30 Klien mengatakan sudah melakukan
DS : beberapa kegiatan tetapi klien ada
Klien mengatakan mau melakukan kegiatan beberapa kegiatan yang tidak dikerjakan
yang sudah dibuat didalam jadwal kegiatan. karena lupa caranya (klien lupa cara
menghardik)
DO :
83
Paraf
(kelompok)
84
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUMAH
Nama : Ny. P Ruangan : - No. RM : -
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Tgl 16 Oktober 2020 S:
Jam : 08.30 Klien mengatakan sudah bisa melakukan
DS : cara menghardik lagi.
Klien mengatakan lupa cara menghardik
Klien mengatakan senang dan bisa
pada saat melakukan kegiatan yang sudah
menyebutkan cara menghardik.
dia buat.
DO : O:
Diagnosa Keperawatan A:
Masalah gangguan sensori persepsi
GSP: Halusinasi Pendengaran
halusinasi pendengaran belum teratasi
85
RTL Paraf
(kelompok)
86
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUMAH
Nama : Ny. P Ruangan : - No. RM : -
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Tgl 19 Oktober 2020 S:
Jam : 09.00 Klien mengatakan sudah melakukan
DS : kegiatan tersebut.
Klien mengatakan mau melakukan kegiatan
Klien mengatakan senang dengan dirinya.
yang sudah dibuat didalam jadwal kegiatan.
DO : O:
Klien tampak mau melakukan kegiatan tersebut. Klien tampat melakukan kegiatan tersebut
Klien tampak rileks dan tenang
Klien tampak berinteraksi dengan orang lain.
A:
Diagnosa Keperawatan Masalah gangguan sensori persepsi
halusinasi pendengaran belum teratasi
GSP: Halusinasi Pendengaran
P: Intervensi dilanjutkan
Tindakan Keperawatan (SP ) Klien Latihan melakukan kegiatan yang
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien(SP3) biasa dilakukan sesuai dengan jadwal
kegiatan klien.
RTL
87
(kelompok)
88
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUMAH
Nama : Ny. P Ruangan : - No. RM : -
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Tgl : 20 Oktober 2020 S:
Jam : 09.00 Klien mengatakan mau minum obat
DS :
Klien mengatakan lupa cara minum obat
Klien mengatakan tidak mau minum obat
dengan benar
lagi karena pahit dan klien mengatakan kesal
minum obat terus
DO : O:
89
(kelompok)
90
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUMAH
Nama : Ny. P Ruangan : - No. RM : -
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Tgl : 21 Oktober 2020 S:
Jam : 09.00 Klien mengatakan pusing pada saat
DS : diajarkan cara minum obat dengan benar
Klien mengatakan lupa cara minum obat dan klien mengatakan besok minta dilatih
dengan benar lagi cara minum obat dengan benar
Klien mengatakan minta di latih lagi cara
O:
minum obat dengan benar
Klien tampak sedikit kooperatif
91
RTL Paraf
(kelompok)
92
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUMAH
Nama : Ny. P Ruangan : - No. RM : -
IMPLEMENTASI TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Tgl : 22 Oktober 2020 S:
Jam : 09.00 Klien mengatakan mau melakukan cara
DS : minum obat dengan benar dan teratur
Klien mengatakan mau dilatih cara minum
Klien mengatakan bisa menyebutkan cara
obat dengan benar
minum obat dengan benar (benar obat,
Klien mengatakan senang
benar dosis, benar cara, benar waktu dan
benar obat sesuai identitas klien
DO :
O:
Klien tampak rileks dan tenang
Klien tampak rileks dan tenang
Klien tampak senang
Klien tampak kooperatif
Klien tampak mau dilatih cara minum obat Klien tampak senang
dengan benar Klien tampak mampu melakukan cara
minum obat dengan benar
Diagnosa Keperawatan
A:
GSP: Halusinasi Pendengaran Masalah gangguan sensori persepsi
halusinasi pendengaran teratasi
RTL
93
Evaluasi jadwal kegiatan harian klien Klien latih minum obat dengan teratur dan
benar sesuai dengan jadwal kegiatan harian
klien
Paraf
(kelompok)
94
BAB IV
PELAKSANAAN TINDAKAN
Pada kasus Ny. P dengan diagnosa keperawatan Gangguan sensori persepsi: Halusinasi
Pendengaran telah dilaksanakan tindakan keperawatan mulai dari SP I hingga SP IV
dan diagnosa keperawatan harga diri rendah dan resiko mencederai diri sendiri, orang
lain dan lingkungan. Tujuannya umum: Klien dapat mengontrol atau mengendalikan
halusinasi yang dialaminya dan klien dapat berhubungan sosial dengan orang lain.
A. Tindakan keperawatan
1. GangguanSensoriPersepsi: HalusinasiPendengaran
a. SP I P
SP I untuk klien yaitu membina hubungan saling percaya antara perawat
dan klien, mengidentifikasi jenis halusinasi klien, mengidentifikasi isi
halusinasi klien, mengidentifikasi waktu halusinasi klien,
mengidentifikasi frekuensi halusinasi, mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi, mengidentifikasi respon klien terhadap
halusinasi dan mengajarkan klien menghardik, serta menganjurkan klien
memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian.
95
mampu melakukan cara menghardik.Selanjutnya klien mampu
menuliskan kegiatan yang di lakukan ke jadwal kegiatan.
b. SP II P
SP II yang dilakukan yaitu mengevaluasi kemampuan klien dalam
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, mengajarkan klien
mengontrol halusinasi dengan bercakap- cakap dengan orang lain,
menganjurkan klien memasukan cara bercakap – cakap dengan orang lain
ke dalam jadwal kegiatan harian dan memberikan reinforcement atas
keberhasilan klien.
c. SP III P
SP III yang dilakukan yaitu mengevaluasi kemampuan klien dalam
mengontrol halusinasi dengan cara bercakap- cakap dengan orang lain,
mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan,
menganjurkan klien mengisi jadwal kegiatan harian dan memberikan
reinforcement atas keberhasilan klien.
96
cakap dengan orang lain. Klien masih mengingat cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap- cakap dengan orang lain. Klien sudah
mampu bercakap – cakap dengan teman sekamarnya. Selanjutnya perawat
mengajarkan cara yang ketiga mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan kegiatan aktivitasserta mengisi jadwal kegiatan harian. Klien
tampak mencoba melakukan kegiatan menggambar pemandangan di
kertas. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan.Klien tampak mampu mengisi jadwal kegiatan harian secara
mandiri.
d. SP IV P
SP IV yang dilakukan yaitu mengevaluasi kemampuan klien dalam
mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan serta mengisi jadwal
kegiatan harian, perawat mengajarkan klien mengontrol halusinasi
dengan pendidikan tentang mengenal penggunaan obat secara teratur ,
menganjurkan klien mengisi jadwal kegiatan harian dan memberikan
reinforcement atas keberhasilan klien.
97
98
BAB V
PEMBAHASAN
Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai keberhasilan yang telah
dicapai oleh klien:
Diagnosa I: GSP : Halusinasi Pendengaran
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduan, klien merasakan stimulus yang
sebetul – betulnya tidak ada. (Damaiyanti, 2012).
Ny. P mengalami halusinasi karena faktor predisposisi psikologis konflik tidak ada
makanan dirumah disertai dengan kekosongan emosi, kurang kasih sayang,
juga menjadi faktor resiko, koping dalam menghadapi stress tidak
konstruktif/tidak adaptif. Sedangkan faktor presipitasinnya karena klien merasa
tidak berguna dan jarang berinteraksi dengan orang lain.
99
Jenis halusinyasi yang dialami klien adalah halusinasi pendengaran karena
klien mendengar suara dan bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus,
nyata, dan orang lain tidak mendengarnya. Ny. P memasuki halusinasi tahap ke
III pada hari Selasa, 6 Oktober 2020 dengan menunjukan perilaku seperti sulit
berhubungan dengan orang lain, bicara atau ketawa sendiri serta menutup
telinganya.
100
sesuai dengan tujuan khusus yang telah ditetapkan dalam rencana asuhan
keperawatan. Pada evaluasi hasil untuk diagnosa halusinasi pendengaran,
mahasiswa telah berhasil melakukan tindakan keperawatan sampai kepada
tujuan khusus yaitu klien dapat mengontrol halusinasi. Klien dapat
menghardik halusinasi.klien dapat berbincang-bincang dengan orang lain
dan melakukan kegiatan harian. klien juga mengetahui manfaat dari minum
obat secara teratur.
Pada kasus klien ini kelompok tidak menemukan hambatan yang berarti,
dikarenakan klien sangat kooperatif, dan mampu mengikuti apa yang kelompok
ajarkan dengan baik. Ditunjukkan dengan evaluasi hasil klien mampu
mempraktekkan SP 1 sampai dengan SP 4 dengan baik.
101
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian diperoleh data bahwa Ny. P mengalami halusinasi pendengaran.
Ny. P mengalami halusinasi karena faktor predisposisi psikologis.faktor
Presipitasinnya karena klien merasa tidak berguna dan jarang berinteraksi
dengan orang lain. Secara kasus pohon masalah ada 3 yaitu: GSP: Halusinasi
pendengaran, harga diri rendah dan resiko mencederai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
B. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, kelompok memberi saran sebagai
berikut:
1. Bagi perawat
Diharapkan dapat memberikan pelayanan dan meningkatkan komunikasi
terapeutik kepada klien, sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan
klien.
102
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan bimbingan klinik secara maksimal sehingga
mahasiswa mendapatkan gambaran dalam memberikan asuhan keperawatan
dengan benar.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa meningkatkan belajar komunikasi terapeutik sehingga
ketika melakukan pengkajian bisa mendapatkan data yang lebih banyak dan
akurat.
Usahakan pendekatan holistic termasuk dengan keluarga mengundang keluarga
untuk datang agar dapat bertemu terjadwal dengan perawat untuk menjelaskan
perkembangan klien.
103
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Lestari Weny, W. Y. ( 2014). Stigma dan Penanganan Penderita Gangguan Jiwa Berat
yang Dipasung. 157–66.
Prabowo, E. ( 2014 ). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. ogyakart: Nuha
Medika.
Videback, Sheila, L. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
104