Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE PADA ANAK

Oleh :

KELOMPOK 3 A
Avendea Esa Chandra
Christopher Armando Willys Hutasuhut
Destria Ramadhanty
Dian Ayu Nurjanah
Fithria Septiani
Putri Dwi Insani
Ronaldo
Shafira Amalia

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN – X


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMINA BINA MEDIKA
JAKARTA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Diare
Sub Topik : Penanganan diare
Sasaran : Orang tua
A. Latar Belakang Masalah
Diare merupakan 1 drai 9 penyebab kematian di seluruh dunia, menjadikan diare
sebagai penyebab utama kematian nomor 2 di kalangan anak kecil di bawah usia 5
tahun. Padatahun 2019 tercatat 500.664 kematian anak-anak yang disebabkan diare
(Global Burden of Disease IHME, 2020).

Di Indonesia, diare merupakan penyakit yang berpotensi menjadi Kejadian Luar


Biasa (KLB) disertai dengan kematian. Pada tahun 2018 terjadi 10 kali Kejadian
Luar Biasa yang tersebar di 8 provinsi dengan jumlah penderita diare sebesar 756
dengan kematian 36 orang (Kemenkes RI, 2018)
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang diare pada anak diharapkan orang
tua dapat memahami tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, dan penanganan
pertama pada diare.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan orang tua dapat :
1. Kognitif
a. Orang tua dapat memahami tentang diare.
b. Orang tua dapat mengetahui penyebab diare.
c. Orang tua dapat mengetahui tanda gejala diare.
d. Orang tua dapat mengetahui penanganan diare.
e. Orang tua dapat mengetahui makanan yang harus dihindari bila anak sedang
mengalami diare.
f. Orang tua dapat mengetahui makanan yang harus diberikan bila anak sedang
mengalami diare.
g. Orang tua dapat mengetahui cara pencegahan diare.
2. Afektif
a. Orang tua mampu melakukan penanganan pertama di rumah jika anak
terkena diare.
b. Orang tua mampu melakukan pencegahan diare.
c. Orang tua dapat mengetahui makanan yang harus dihindari bila anak sedang
mengalami diare.
d. Orang tua dapat mengetahui makanan yang harus diberikan bila anak sedang
mengalami diare.
3. Psikomotorik
Orang tua mau menerapi pola hidup sehat.
D. Metode
Ceramah
E. Media
Video Animasi
F. Strategi Pelaksanaan

Tahap Kegiatan Metode


Pembukaan Memberikan salam dan melakukan
pengenalan.
Pelaksanaan Penyampaian Materi
1. Menjelaskan epidemiologi diare di
seluruh dunia dan di Indonesia.
2. Menjelaskan pengertian diare.
3. Menjelaskan penyebab diare.
Ceramah
4. Menjelaskan tanda dan gejala diare.
5. Menjelaskan penanganan diare.
6. Makanan yang harus dihindari
7. Makanan yang harus diberikan
8. Pencegahan diare
Penutup Membuat kesimpulan mengenai materi
yang telah disampaikan.

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Video animasi telah dikonsulkan ke dosen pembimbing dan telah diperbaiki
sesuai saran.
2. Evaluasi Proses
a. Metode yang digunakan berupa pemaparan teori
b. Seluruh anggota kelompok ikut berkontribusi dalam pembuatan video
animasi.
3. Evaluasi Hasil
a. Orang tua mampu memahami penyakit diare.
b. Orang tua mampu memahami penyebab diare
c. Orang tua mampu memahami tanda gejala diare
d. Orang tua mampu memahami penanganan diare
e. Orang tua mampu memahami makanan yang harus dihindari bila anak
sedang mengalami diare.
f. Orang tua mampu memahami makanan yang harus diberikan bila anak
sedang mengalami diare.
g. Orang tua mampu memahami cara pencegahan diare.

Lampiran
Materi
A. Pengertian
penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang
air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin
dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah (WHO, 2013).
B. Penyebab
Penyebab diare pada anak secara umum dikarenakan adanya infeksi virus, bakteri,
atau parasit dan jamur. Serta malabsorbsi makanan juga adanya alergi terhadap
makanan tertentu (Whalley & Wong, 2011).
C. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala diare sebenarnya sangat bervariasi, tapi umumnya meliputi
(Cooke, 2019) :
1. Anak menjadi rewel
2. Perut kembung dan nyeri
3. Feces cair
4. Dan kadang disertai mual muntah
D. Penanganan
1. Cara pembuatan oralit dalam bentuk sachet (Kemenkes RI, 2019)
a. Cuci tangan sebelum menyiapkan
b. Siapkan satu gelas (200cc) air matang
c. Gunting ujung pembungkus oralit
d. Masukan seluruh isi oralit ke dalam gelas yang berisi air
e. Aduk hingga bubuk oralit larut
f. Siap untuk diminum
2. Cara pembuatan oralit secara manual (Febry dan Marendra, 2017)
a. Masukkan 3 sendok teh gula pasir ke dalam segelas air matang
b. Tambahkan seujung sendok kecil garam halus
c. Lalu aduk rata
3. Takaran pemberian oralit sesuai rentan usia (Kemenkes RI, 2019)
Cara pemberian oralit yang benar, agar anak tidak muntah adalah
memberikannya sedikit-sedikit sesendok setiap 1 atau 2 menit.
a. Untuk anak <1 tahun
Berikan 50-100 ml (setengah gelas belimbing) setiap kali anak diare atau
muntah
b. Untuk anak 1- 5 tahun
Berikan 100 -200 ml (satu gelas belimbing) setiap anak diare atau muntah
c. Untuk anak <6 bulan
Asi dapat diberikan lebih sering setiap kali anak muntah dan diare.
Katakan kepada ibu nya :
a. agar meninumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas.
b. jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih lama,
misalkan sesendok tiap 2 hingga 3 menit.
4. Tanda dan gejala yang harus diwaspadai (Kemenkes RI, 2011)
a. Diare makin sering
b. Muntah berulang kali
c. Demam
d. Kehilangan nafsu makan
e. Tinja berdarah
f. Dehidrasi ditandai dengan lemas, mulut dan kulitkering, haus, mata dan
ubun-ubun cekung serta volume urine sedikit dan berwarna keruh.
5. Makanan yang harus dihindari bila anak sedang mengalami diare (Febby dan
Mahendra, 2017)
a. Hindari makanan yang dapat merangsang seperti pedas dan asam.
b. Hindari memberikan makanan bergas seperti kol, ubi, singkong, kembang
kol, nangka, dan durian.
c. Jauhi pemberian makanan berserat tinggi seperti manga, kacang panjang,
buncis, kangkung, alpukat, anggur dan jambu biji.
d. Hindari makanan berlemak tinggi seperti cokelat, es krim, makanan yang
digoreng, serta makanan yang bersantan.
6. Makanan yang harus diberikan bila anak sedang mengalami diare (Febby dan
Mahendra, 2017)
a. Makanan yang mudah di telan, di cerna oleh sistem pencernaan seperti bubur
dan tim.
b. Untuk anak usia > 1 tahun, berikan makanan yang mengandung
lactobacillus, seperti yoghurt untuk memperbaiaki sistem pencernaan.
c. Berikan makanan yang mengandung pectin untuk membantu penyerapan air
dalam tubuh seperti pisang, apel, wortel. Kacang polong, dan kentang.
d. Berikan jus dari jenis buah-buahan yang bersifat netral seperti melon atau air
kelapa hijau.
7. Bila ditemukan tanda gejala yang harus diwaspadai, maka orang tua harus
membawa si kecil ke fasilitas kesehatan. Biasanya dokter akan memberikan
beberapa obat untuk mengobati diare, salah satunya adalah tablet Zinc. Tablet
Zinc merupakan zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan
anak. Tablet Zinc harus tetap diberikan satu kali sehari selama 10 hari beerturut-
turut meskipun diare sudah berhenti. Hal ini dimaksudkan unutk meningkatkan
pertahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare pada 2-3 bulan ke
depan. Pemberian tablet Zinc harus sesuai dengan dosis yang telah dianjurkan
oleh dokter. Cara pemberian tablet zinc :
a. Larutkan tablet dengan sedikit air atau asi, lalu minum.
b. Untuk anak usia yang lebih besar, tablet zinc dapat di kunyah.
(Kemenkes RI, 2011)
E. Pencegahan
Pencegahan yang bisa orang tua lakukan adalah (WHO, 2019) :
1. Orang tua dapat mencegah terjadinya dehidrasi pada anak dengan cara
memberikan oralit. Oralit dapat menggantikan caiaran tubuh juga elektrolit yang
hilang.
2. Membiasakan anak mencuci tangan sebelum makan
3. Masak air dan makanan dengan benar
4. Cuci peralatan makan dan minum dengan sabun. Untuk peralatan makan dan
minum pada bayi harus disterilkan dengan cara merebus alat makan dan minum
nya dan juga bisa di sterilkan dengan menggunakan sterilisator
5. Simpan peralatan makan dan minum di wadah yang bersihdan tutup rapat.
6. Cuci mainan anak dan simpan di tempat yang kering dan bersih
7. Jaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. (2008). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Jakarta: Departeman Kesehatan RI.

Febry, A.B., K.D., & Marendra Z., (2017). Smart parent mengatur menu &
tanggap saat anak sakit. Jakarta:Gagas Medika.

Kemenkes, RI. (2011). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Situasi
Diare di Indonesia, volume 2. (triwulan II), (hlm. 1-8). Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

Snyder, D. Diarrhea: Common Illness, Global Killer Diarrhea kills 2,195


children every day—more than AIDS, malaria, and measles combined. U.S :
Department of Health and Human Services Centers for Disease Control and
Prevention; 2012.

Whaley, & Wong. (2011). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta :


EGC.

https://report.defeatdd.org/challenge/ diakses tanggal 24 oktober 2020 pukul


5.40 pm.

Anda mungkin juga menyukai