Anda di halaman 1dari 15

BUKU KERJA IBU

KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI (KIE)


MERAWAT BALITA DIARE

NAMA PESERTA :
KELAS :
ALAMAT :

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
CARA MENGGUNAKAN BUKU INI

1. Tulislah nama peserta dan alamat tempat tinggal peserta.

2. Buku ini merupakan buku kerja Ibu dalam mempelajari


komunikasi informasi edukasi (KIE) merawat balita diare.
3. Buku ini berisi tentang:
a. Definisi diare
b. Penyebab diare
c. Tanda bahaya diare
d. Komplikasi diare
e. Pencegahan diare
f. Fasilitas Kesehatan
g. Perawatan diare
A. MEMAHAMI DIARE

1. Definisi diare

Diare adalah bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya

sehari disertai dengan perubahan konsisten tinja menjadi cair dengan atau

tanpa darah (Brandt et al., 2015). Ibu mudah mengenal diare karena

perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan frekuensi buang air

besar lebih sering dibandingkan biasanya (Barr & Smith, 2014).

2. Penyebab Diare

Penyebab diare pada orang dewasa dan anak-anak umumnya adalah infeksi

usus. Infeksi usus bisa terjadi ketika kita mengonsumsi makanan atau

minuman yang kotor dan terkontaminasi (Barr & Smith, 2014)

3. Tanda bahaya Diare

Menurut (Kemenkes RI, 2015) cara menilai anak dengan diare adalah dengan

melihat status dehidrasi :

a. Lihat dan raba :

1) Lihat keadaan umum anak, apakah letargis atau tidak sadar, gelisah dan

rewel/mudah marah

2) Lihat apakah matanya cekung

3) Beri anak minum, apakah tidak bisa minum atau malas minum, haus,

minum dengan lahap

4) Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor apakah kembalinya sangat

lambat (> 2 detik), lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit)


Dengan mengenali tanda bahaya diare ibu bisa mengetahui kapan mencari

pertolongan dan rujukan pada sistem pelayanan kesehatan agar penyakit

anaknya tidak menjadi berat.

4. Komplikasi

Apabila tidak teratasi dapat menimbulkan kejang, gangguan irama jantung

smapai perdarahan di otak, apabila dehidrasi berat bisa menyebabkan

kematian (Barr & Smith, 2014)

5. Pencegahan

Menurut Radlovic et al. (2015) pencegahan diare pada anak adalah :

a. Mencuci tangan.

Anak harus diajarkan untuk mencuci tangannya, sedangkan pada bayi sering

dilap tangannya. Ibu juga harus sering mencuci tangan, terutama saat memberi

makan pada anak dan setelah memegang sesuatu yang kotor seperti setelah

membersihkan kotoran bayi atau anak.

b. Tutup makanan dengan tudung saji.

c. Masak air minum dan makanan hingga matang.

d. Jaga kebersihan makanan dan minuman, berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan.

Untuk bayi yang menggunakan susu formula, maka dotnya harus dicuci bersih

dan disterilkan dengan baik.

6. Fasilitas kesehatan yang dikunjungi

Pelayanan kesehatan masyarakat dilihat dari bentuk pelayanannya menurut

Rai & Nathawat (2016) yaitu pelayan klinik, puskesmas, dan rumah sakit
a) Klinik

Berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 028/ MENKES/PER/I/2011 tentang klinik adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau

spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan

dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Tenaga medis adalah dokter,

dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis

b) Puskesmas

Setiap Puskesmas mempunyai jenis pelayanan yang standar sesuai

wilayah kerja masing-masing. Beberapa Puskesmas melaksanakan jenis

kegaitan pengembangan dan penunjang sesuai kemampuan sumber daya

manusia dan sumber daya material yang dimilikinya.

Pelayanan Puskesmas didalam gedung (Puskesmas rawat inap dan rawat

jalan). Pelayanan Puskesmas di luar gedung : Posyandu Balita, Posyandu

Lansia

c) Rumah sakit

Pelayanan rumah sakit ditunjukkan untuk : pasien/penderita dan

keluarganya, orang sehat, masyarakat luas, dan institusi (asuransi,

pendidikan, dunia usaha, kepolisian dan kejaksaan). Pelayanan terhadap

pasien meliputi : pemeriksaan, penegakan diagnosis, tindakan terapeutik

(pengobatan), tindakan pembedahan, penyinaran dan lain-lain.


7. Perawatan dirumah

Menurut (Kemenkes RI, 2015) Rencana terapi A : penanganan diare di

rumah adalah :

a. Pemberian cairan tambahan (sebanyak anak mau)

1) Jelaskan pada ibu :

a) Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian

b) Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air

matang sebagai tambahan

c) Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih

cairan berikut : oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau

air matang

2) Ajari ibu cara mencampur oralit untuk diberikan di rumah

Alat

a) Gelas/cangkir

b) Sendok

c) Oralit

d) Air matang

Langkah langkah membuat oralit


a. Cuci tangan dengan sabun

b. Ukur 200 ml air matang (gunakan gelas ukur bila ada)

c. Gunakan air yang sudah direbus kemudian dinginkan.

d. Bila tidak mungkin gunakan air minum yang paling bersih yang

tersedia

e. Tuangkan seluruh bubuk oralit (200ml) kedalam berisi air matang

tersebut

f. Aduk sampai seluruh bubuk oralit larut

3) Tunjukan kepada ibu berapa banyak harus memberikan oralit/cairan

lain yang harus diberikan setiap kali anak buang air besar

a. Sampai umur 1 tahun : 50 - 100 ml setiap kali buang air besar

b. Umur 1 sampai 5 tahun : 100 - 200 ml setiap kali buang air besar

Katakan kepada Ibu :

1) Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari

mangkuk/cangkir/gelas

2) Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lebih

lambat

3) Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti

b. Melanjutkan pemberian makan

Kebiasaan penderita diare dipuasakan dapat memperburuk keadaan

penderita. Oleh karena itu, pemberian makanan pada penderita diare

harus tetap dilakukan. Jika anak masih menyusu maka selama anak

menderita diare menunjukkan bahwa 80% makanan masih dapat diserap


oleh dinding usus. Karena itu, pemberian makanan harus tetap dilakukan

walaupun ini berarti memperbanyak feses anak. Selain dapat

mempertahankan tingkat gizi anak, juga anak dapat sembuh lebih cepat

(Sinharoy et al., 2016).

Berikan makanan selama diare untuk memberikan gizi pada penderita

terutama pada anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya

berat badan (WHO, 2017). Berikan cairan termasuk oralit dan makanan

sesuai yang dianjurkan. Anak yang masih mendapatkan ASI harus lebih

sering diberi ASI. Anak yang minum susu formula diberikan lebih sering

dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah

mendapat makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna

sedikit sedikit tetapi sering. Setelah diare berhenti pemberian makanan

ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat

badan anak (Kemenkes RI, 2015).

Anjuran pemberian makan ini sesuai untuk keadaan anak sakit maupun

sehat. Selama sakit biasanya anak sulit makan tapi mereka harus makan

sesuai umur dan frekuensi yang dianjurkan. Walaupun tiap kali makan

anak tidak manghabiskan porsinya. Setelah sembuh, makanan yang baik

akan membantu pemilihan kehilangan berat badan dan mencegah kurang

gizi. Pada anak sehat, makanan yang baik akan mencegah timbulnya

penyakit (Kemenkes RI, 2015).


1) Kebutuhan Gizi Bayi Umur 0 - 6 Bulan

Kebutuhan gizi pada bayi usia 0-6 bulan cukup

terpenuhi dari ASI saja (ASI Eksklusif)


a. Pemenuhan Kebutuhan Gizi Bayi 6-12 Bulan

1. Pemberian makan pada bayi 6-9 bulan

2. Pemberian makan pada bayi 9-12 bulan


3. Pemenuhan Kebutuhan Gizi Anak 1-6 Tahun

1. Pemberian Makan Pada Anak Usia 1-2 Tahun

2. Di Atas Umur 2 Tahun

a) Lanjutkan beri makan makanan orang dewasa.

b) Tambahkan porsinya menjadi 1 piring.

c) Beri makanan selingan 2 kali sehari.

d) Jangan berikan makanan manis sebelum waktu

makan,sebab bisa mengurangi nafsu makan.


c. Kapan harus kembali ke petugas kesehatan

Menurut (Kemenkes RI, 2015) menasihati ibu kapan harus kembali ke

petugas kesehatan ada dua :

1) Kunjungan Ulang

Kunjungan ulang pasti pada anak dengan diare yaitu 3 hari

2) Kapan harus kembali segera jika anak diare dengan tinja campur darah

dan malas minum


Sesi I : Pemahaman ibu tentang diare

No Kegiatan Tanggal
pelaksanaan

1 Ibu mengetahui apa itu diare

2 Ibu mengetahui penyebab diare

3 Ibu mengetahui tanda bahaya diare

4 Ibu mengetahui komplikasi diare

Sesi II : Sikap ibu tentang diare

No Kegiatan Tanggal pelaksanaan

1 Ibu dapat menyikapi pencegahan diare

2 Ibu dapat menyikapi fasilitas kesehatan

Sesi III : Tindakan ibu merawat balita diare

No Kegiatan Tanggal
pelaksanaan

1 Ibu memberikan ASI lebih sering dan lebih lama


pada setiap kali pemberian
Ibu memberikan 1 atau lebih cairan berikut : oralit,
cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air
matang
Ibu membuat oralit
Alat
a. Gelas/cangkir
b. Sendok
c. Oralit
d. Air matang
Langkah langkah membuat oralit
a. Cuci tangan dengan sabun
b. Ukur 200 ml air matang (gunakan gelas ukur
bila ada)
c. Gunakan air yang sudah direbus kemudian
dinginkan.
d. Bila tidak mungkin gunakan air minum yang
paling bersih yang tersedia
e. Tuangkan seluruh bubuk oralit (200ml)
kedalam berisi air matang tersebut
f. Aduk sampai seluruh bubuk oralit larut

2 Ibu memberikan oralit/cairan lain yang harus


diberikan setiap kali anak buang air besar
a. Sampai umur 1 tahun : 50 - 100 ml setiap
kali buang air besar
b. Umur 1 sampai 5 tahun : 100 - 200 ml setiap
kali buang air besar

Ibu meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari

mangkuk/cangkir/gelas

1) Jika anak muntah, tunggu 10

menit. Kemudian berikan

lebih lambat

2) Lanjutkan pemberian cairan

tambahan sampai diare

berhenti

Anda mungkin juga menyukai