Anda di halaman 1dari 6

PROMOSI KESEHATAN

SATUAN ACARA PENULUHAN (SAP)

OLEH

Nama : Komang Risti Indriani

NIM :P07120016085

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TAHUN AKADEMIK 2016/2017


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perawatan Bayi dan Baita pada Diare

Hari / tanggal :

Pukul :

Sasaran :

Tempat :

A. LATAR BELAKANG

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga


merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Pada
tahun 2015 terjadi 18 kali KLB Diare yang tersebar di 11 provinsi, 18
kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1. 213 orang dan kematian 30 orang
(CFR 2,47%). Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan
dan kader kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan dikali jumlah penduduk di
satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Maka diperkirakan jumlah penderita
diare di fasilitas kesehatan sebanyak 5.097.247 orang, sedangkan jumlah penderita
diare yang dilaporkan ditangani di fasilitas kesehatan sebanyak 4.017.861 orang
atau 74,33% dan targetnya sebesar 5.405.235 atau 100%.
Penyakit saluran pencernaan seperti Diare masih cukup tinggi ditemukan
di Provinsi Bali. Pada tahun 2015 diperkirakan jumlah target penemuan kasus
diare sekitar 88,870 orang meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 87.845
orang, hal ini dikarenakan perumusan target penemuan kasus berdasarkan jumlah
penduduk {10% X (jumlah penduduk/1000)X Angka Kesakitan (214)}.
Sementara kasus Diare yang tertangani sebanyak 79.254 kasus (89,2%) meningkat
dari tahun 2014 sebesar 79,5%, dan angka kesakitan diare 214 per 1000
penduduk.
Angka kesakitan karena Diare di Kabupaten Karangasem tahun 2015
sebesar 15,19 per 1.000 penduduk mengalami sedikit penurunan dari tahun 2014
yang mencapai 17,93 per 1.000 penduduk sedangkan target 214 per 1.000
penduduk.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam menurunkan angka kesakitan
dan kematian karena diare adalah sebagai melaksanakan tata laksana penderita
diare yang sesuai standar, baik di sarana kesehatan maupun di rumah tangga,
melaksanakan surveilans epidemiologi & Penanggulan Kejadian Luar Biasa,
mengembangkan Pedoman Pengendalian Penyakit Diare, meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam pengelolaan program yang meliputi
aspek manejerial dan teknis medis, mengembangkan jejaring lintas sektor dan
lintas program, pembinaan teknis dan monitoring pelaksanaan pengendalian
penyakit diare, serta melaksanakan evaluasi sabagai dasar perencanaan
selanjutnya.
Berdasarkan hal diatas maka kelompok tertarik untuk memberikan
penyuluhan pada seluruh --- tentang cara pencegahan dan penanganan dini diare
pada bayi dan balita. Dengan harapan setelah dilakukan penyuluhan ini,
masyarakat mengetahui tentang penyakit diare dan mampu melakukan
penanganan pertama jika ada anggota keluarga menderita diare serta mau
memodifikasi diri, keluarga, dan lingkungannya dalam mewujudkan hidup sehat,
bersih dan terhindar dari penyakit diare.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga klien dapat
mengetahui tentang cara pencegahan dan penanganan dini terhadap
diare.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga klien mampu :
a. Menjelaskan pengertian Diare
b. Mengetahui penyebab Diare
c. Menyebutkan tanda dan gejala Diare
d. Menguraikan cara penanganan Diare
e. Menjelaskan pencegahan Diare
C. Uraian Materi
1. Pengertian Diare
Diare adalah suatu keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih
dari 4 x pada bayi dan lebih dari 3 x pada anak-anak dengan
konsistensi encer, dapat berwarana hijau atau bercampur lendir dan
darah atau lendir saja.
2. Penyebab Diare
a. infeksi oleh bakteri, virus atau parasite
b. alergi terhadap makanan atau obat tertentu
c. infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti
: campak, infeksi telinga,, infeksi tenggorokan, malaria,dll
d. pemanis buatan
e. stress
3. Tanda dan Gejala Diare
Diare merupakan suatu keadaan dimana tinja encer dengan
frekuensi 4 x sehari atau lebih yang kadang disertai :

- muntah
- badan lesu
- panas
- tidak nafsu makan
- darah dan atau lendir dalam kotoran
4. Cara Penanganan Diare
a. anak diberikan cairan lebih dari biasanya
b. anak tidak boleh dipuasakan. Makanan harus tetap diberikan tapi
hindari sayuran karena serat sulit untuk dicerna sehingga bisa
meningkatkan frekuensi diare
c. hindari buah-buahan kecuali pisang dan apel karea mengandung
kaolin, pektin, kalium yang berfungsi untuk memadatkan tinja serta
menyerap racun
d. untuk anak yang masih menyusu, tetap berikan ASI
e. beri cairan oralit dengan cara memasukkan bubuk oralit kemasan
kecil ke dalam air matang satu gelas belimbing atau bubuk oralit
kemasan besar ke dalam air matang satu liter atau lima gelas
belimbing.jangan lupa mencuci tangan sebelum membuat larutan
oralit
f. jika tidak mempunyai bubuk oralit dapat dibuai d rumah dengan cara :
- sediakan satu gelas air matang ( sebanyak 200 cc ) atau air the

- masukkan gula pasir sebanyak satu sendok teh

- masukkan garam dapur yang halus seperempat sendok teh

- aduklah merata

g. bila tidak ada oralit, dapat menggunakan air sayur, air tajin atau air kelapa.

5. Pencegahan Diare
a. selalu mencuci tangan sebelum dan setelah makan. Anak harus
diajarkan untuk mencari tangan sedangkan bayi harus sering
dilap tangannya.
b. jaga kebersihan makanan, minuman dan tempat tinggal
c. berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan karena mengandung
antibodi untuk bayi
d. berikan imunisasi lengkap pada anak

D. Pelaksanaan Kegiatan
a. Sasaran :
b. Waktu :
c. Tempat :
E. Media dan Alat
a. Media yang dipergunakan
b. Alat dan Bahan

Anda mungkin juga menyukai