Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TANDA BAHAYA KEHAMILAN

PUSKESMAS SEWON 1 BANTUL

Disusun Oleh

SITI HARIYANTI (18160084)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2019
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Topik/Pokok Bahasan : Perawatan antenatal

SubTopik/SubPokok Bahasan : Tanda bahaya kehamilan

Hari : Senin

Tanggal : 18 Februari 2019

Waktu : 08.00 WIB

Tempat : Puskesmas Sewon 1 Bantul

I. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu.
Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT)
(Syafrudin, 2011).Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya
10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan
patologis. Kehamilan patologis tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan
efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi
dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah
terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil.
Faktor predisposisi dan adanya penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga
dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik
terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya (Hadijanto,
2008).
Ketepatan pengambilan keputusan saat terjadi komplikasi merupakan salah satu
upaya pencegahan kematian pada ibu. Hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
yang dimiliki oleh ibu hamil dan keluarga tentang kehamilan dan persalinan serta
mendapatkan informasi tentang pelayanan antenatal sehingga dapat mempersiapkan
persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi (Kemenkes RI, 2013).
Berdasarkan latar belakang tersebut, kelompok memberikan penyuluhan kesehatan tentang
tanda bahaya kehamilan agar para ibu hamil dapat mengetahui tanda bahaya kehamilan
serta dapat mengambil keputusan yang tepat jika mengalami tanda bahaya kehamilan.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan seluruh pengunjung (ibu hamil) di
puskesmas sewon 1 dapat mengetahui tanda bahaya kehamilan.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti pembelajaran seluruh pengunjung pasien di ruang melati 4 dapat :

1. Menjelaskan pengertian tanda bahaya kehamilan


2. Menyebutkan tujuan mengetahui tanda bahaya kehamilan
3. Menyebutkan tanda-tanda bahaya kehamilan
4. Menjelaskan hal yang harus dilakukan jika mengalami tanda bahaya kehamilan

IV. POKOK-POKOK MATERI


1. Pengertian tanda bahaya kehamilan
2. Tujuan mengetahui tanda bahaya kehamilan
3. Tanda-tanda bahaya kehamilan
4. Hal yang dilakukan jika mengalami tanda bahaya kehamilan

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. MEDIA
1. Lembar balik
2. Leaflet
VI. SASARAN
Pengunjung (ibu hamil) di puskesmas sewon 1 Bantul.

VII. SETTING TEMPAT


: penyaji : peserta penkes (Ibu hamil)

VII. KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

KEGIATAN

NO PENYULUH PESERTA PENKES WAKTU

1 Pendahuluan

- Memberikam salam - Menjawab salam


- Berdoa - Berdoa bersama
5 menit
- Perkenalan - Berkenalan
- Menjelaskan maksud - Memperhatikan
dan tujuan - Memperhatikan
- Kontrak waktu - Memperhatikan/berperan
- Apersepsi serta

2 Materi Inti

- Menjelaskan - Memperhatikan
pengertian, tujuan, - Menanyakan hal-hal
tanda bahaya yang belum dipahami
kehamilan.
- Diskusi interaktif
- Menyusun - Memperhatikan &
kesimpulan/membuat menanyakan hal-hal yg
15 menit
rangkuman kurang jelas
- Berperan serta/aktif

3 Evaluasi

- Mengevaluasi - Menjawab 5 menit


kembali

Jumlah 25 menit

VIII. SUMBER BAHAN

Terlampir

IX. EVALUASI

Soal-soal yang digunakan untuk evaluasi

1. Apa pengertian tanda bahaya kehamilan


2. Sebutkan tujuan mengetahui tanda bahaya kehamilan
3. Sebutkan tanda-tanda bahaya kehamilan
4. Jelaskan hal yang harus dilakukan jika mengalami tanda bahaya kehamilan
LAMPIRAN

A. PENGERTIAN
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya
yang dapat terjadi selama kehamilan/ periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau
tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya
yang bisa terjadi selama kehamilan (Astuti, 2012).
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya
atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya
penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Tiran, 2009).
Dapat disimpulkan jika, tanda bahaya kehamilan adalah tanda adanya bahaya pada
saat kehamilan yang dapat menyebabkan ganguan hingga beresiko terjadinya kematian
(baik pada ibu atau janin yang dikandungnya).
B. TUJUAN
Tujuan pentingnya mengetahui tanda bahaya kehamilan menurut Pusdiknakes (2003) yaitu
:
1. Mengenali tanda-tanda yang mengancam bagi ibu hamil dan janinnya sejak dini.
2. Dapat mengambil tindakan yang tepat yaitu menghubungi tenaga kesehatan terdekat
bila menemui tanda bahaya kehamilan untuk mendapat perawatan segera.

C. TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN


Astuti (2012) menyebutkan tanda bahaya pada kehamilan yaitu:
1. Perdarahan
Perdarahan pervagina Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal.
Pada masa awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spoting
di sekitar waktu pertama terlambat haid. Hal ini karena terjadi implantasi. Pada waktu
lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh
erosi) atau disebabkan oleh infeksi. Perdarahan vagina yang terjadi pada wanita hamil
dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu pada awal kehamilan: abortus, mola hidatidosa
dan kehamilan ektopik terganggu dan pada akhir kehamilan: solusio plasenta dan
plasenta previa (Jannah,2011).
Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering
dikaitkan dengan kejadian abortus, miscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan yang
terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama setelah melewati trimester III
disebut perdarahan antepartum. (Prawirohardjo,2010).
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu.
Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum
28 minggu.kelainan antepartum dapat berasal dari:
- Kelainan plasenta : plasenta previa, solusio plasenta (abruption plasenta) atau
perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya, seperti inversion velamentosa,
rupture sinus marginalis, plasenta sirkumvalata.
- Bukan dari kelainan plasenta, biasanya tidak begitu berbahaya, misalnya kelainan
serviks dan vagina (erosion, polip, varises yang pecah) dan trauma (Astuti, 2012).
2. Bengkak
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan dan seringkali merupakan ketidak
nyamanan yang normal dalam kehamilan yang biasa disebabkan oleh pengaruh
hormone dan keletihan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius
adalah sakit kepala yang hebat dan menetap dan tidak hilang dengan beristirahat adalah
salah satu gejala preeclampsia. Preeklampsia biasanya disertai dengan penglihatan
tiba-tiba hilang/kabur. Bengkak/oedema pada kaki dan muka disertai nyeri pada
epigastrium (Jannah,2011).
Bengkak yang biasa terjadi saat hamil adalah bengkak pada kaki yang dapat
menghilang atau berkurang dengan istirahat dan meninggikan posisi kaki. Edema
terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel kapilar. Edema yang
patologik adalah edema yang nondependent pada muka dan tangan atau edema
generalisata dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat
(Prawirohardjo, 2010).
3. Demam tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu
masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Pada
infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi
selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003). Menurut SDKI
tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara
lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu
4. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan
dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode laten
(waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar
kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam Rahim. (Marjati,
2010)
5. Gerakan janin berkurang atau tidak bergerak
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai
merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika janin tidak bergerak seperti
biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-
tanda kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan
janinnya lebih awal. Jika janin tidur gerakannya akan melemah. Janin harus bergerak
paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan
dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).
6. Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I.
Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan
berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas
sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis
Gravidarum (Astuti, 2012).
7. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya
gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam
kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia.
DAFTAR PUTAKA

Kusyati, E. (2016). Keterampilan Keperawatan Dasar. Jakarta : EGC

Potter, P. A & Perry, A. G. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik.
Ed 4. Jakarta: EGC
Kozier, B. T. Et all. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan
Praktik. Ed 7. Jakarta: EGC
WHO. (2009). Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. Lybrary Cantaloguing-in-
Publication Data 2009
DOKUMENTASI

Keluar darah dari jalan lahir Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang
normal. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami
perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini normal terjadi.Pada
waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda dari
servik yang rapuh atau erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau
mungkin suatu tanda adanya infeksi. Pada awal kehamilan, perdarahan yang
tidak normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan
dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau
kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal
adalah merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai
dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bias berarti plasenta previa atau
abrupsio plasenta (Pusdiknakes, 2003). b. Keluar air ketuban sebelum
waktunya Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi
sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya
kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua
faktor tersebut, juga karena adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina
dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan ketuban di
vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus
(nitrazin test)merah menjadi biru (Saifuddin, 2002). c. Kejang Pada
umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan
terjadinya gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah.
Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun
kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari
eklampsia (Saifuddin, 2002).

5
d. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 10 kali dalam 12 jam) Ibu mulai
merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu
berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik
(Pusdiknakes, 2003). e. Demam Tinggi Ibu menderita demam dengan suhu
tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi
dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan
demam antara lain dengan istirahat baring, mi num banyak dan mengompres
untuk menurunkan suhu (Saifuddin,2002). Demam dapat disebabkan oleh
infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke
dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda
atau gejala

gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital.
Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas
(Pusdiknakes, 2003). f. Nyeri perut yang hebat Nyeri abdomen yang tidak
berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri
abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah
istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi,
penyakit radang pelviks, persalinan pre term, gastritis, penyakit kantong
empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi
lainnya (Pusdiknakes, 2003). g. Sakit kepala yang hebat Sakit kepala bisa
terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang
no rmal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah
yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin menemukan bahwa penglihatannya men jadi kabur atau
berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-
eklampsia (Pusdiknakes, 2003). h. Muntah terus dan tidak bisa makan pada
kehamilan muda. Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan
pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa
terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu.
Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG
dalam serum. Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari -
hari dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis
Gravidarum (Wiknjosastro, 2002).

Anda mungkin juga menyukai