Anggota:
Aisyah (2014201048)
Fanny (2014201058)
Misdayanti (2014201065)
Nadia (2014201068)
III B Keperawatan
Dosen Pembimbing :
PRODI S1 KEPERAWATAN
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA SISTEM KARDIOVASKULER : CHF
( CONGSTIVE HEART FAILURE) ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Hambatan dalam komunikasi terapeutik, Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN TEORI...........................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Medis.............................................................................................. 3
2.2 Teori Kebutuhan Dasar berdasarkan Kebutuhan Dasar Yang Terganggu............. 7
2.3 Konsep Dasar Keperawatan...................................................................................7
2.4 Patoflowdiagram...................................................................................................11
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................................13
3.1 Kelola Kasus..........................................................................................................13
3.2 Pembahasan Kasus................................................................................................33
BAB IV. PENUTUP.........................................................................................................34
4.1 Kesimpulan............................................................................................................34
4.2 Saran......................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menimbulkan gejala yang bersifat sistemik. Kegagalan jantung dalam memompa darah
dapat mengakibatkan retensi cairan pada pasien CHF. Retensi cairan yang terjadi
selanjutnya mengakibatkan cairan tubuh berada dalam keadaan tidak seimbang.
Penumpukan yang terjadi pada paru-paru dapat meningkatan tekanan vaskular pulmonal.
Keadaan ini menimbulkan gejala khas yaitu sesak napas atau dyspnea baik saat
beraktifitas maupun pada saat beristirahat. Keseimbangan cairan dan sesak nafas
merupakan masalah keperawatan utama yang dialami pasien CHF.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Klasifikasi
Menurut NYHA (New York Heart Association) :
a. Klasifikasi I
1) Gejala
a) Aktivitas biasa tidak menimbulkan kelelahan, dyspnea, palpitasi, tidak ada
kongesti pulmonal atau hipotensi perifer.
b) Asimptomatik.
c) Kegiatan sehari-hari tidak terbatas.
2) Diagnosa : baik
b. Klasifikasi II
1) Gejala
a) Kegiatan sehari-hari sedikit terbatas.
b) Gejala tidak ada saat istirahat.
c) Ada bailer (klrekels dan S3 murmur).
2) Prognosa : baik
c. Klasifikasi III
1) Gejala
a) Kegiatan sehari-hari terbatas.
b) Klien merasa nyaman saat istirahat.
2) Prognosa : baik
d. Klasifikasi IV
1) Gejala
a) Gejala insufisiensi jantung ada saat istirahat.
2) Prognosa : buruk
3
( Keperawatan Medikal Bedah, 2017)
Jantung adalah pompa berotot didalam dada yang bekerja terus menerus tanpa
henti memompa darah keseluruh tubuh. Jantung berkontraksi dan relaksasi sebanyak
100.000 kali dalam sehari, dan semua pekerjaan ini memerlukan suplai darah yang
baik yang disediakan oleh pembuluh arteri koroner. Fungsi utama jantung adalah
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan
organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme.
a. Atrium Dextra
Dinding atrium dextra berukuran tipis, rata-rata 2 mm. Fungsi atrium dextra
adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi
sistemik ke dalam ventrikel dextra dan kemudian ke paru-paru.
b. Atrium Sinistra
Terletak postero-superior dari ruang jantung, tebal dinding atrium sinistra 3
mm, sedikit lebih tebal dari pada dinding atrium dextra. Peningkatan tekanan
atrium sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru. Darah
mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup mitralis.
c. Ventrikel Dextra
Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah
manubrium sterni. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah
bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm. secara fungsional, septum lebih berperan
pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan
ventrikel sinistra.
d. Ventrikel Sinistra
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-
bilik jantung. Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan.
(Anatomi Fisiologi Kemenkes, 2017)
4
4. Etiologi
Menurut Black & Hawks (2014) penyebab CHF terbagi menjadi dua, yaitu: faktor
intrinsik yang diakibatkan oleh penyakit Arteri Koroner (PAK). PAK mengurangi
aliran darah melalui arteri sehingga mengurangi penghantaran oksigen ke
miokardium.
Penyebab lain yang cukup sering adalah infark miokardium. Penyebab lainnya
adalah penyakit katup, kardiomiopati, dan distritmia. Sedangkan, pada faktor
ekstrinsik disebabkan oleh peningkatan afterload (misalnya hipertensi), peningkatan
volume sekuncup jantung dan hypovolemia atau peningkatan preload, dan
peningkatan kebutuhan tubuh (kegagalan keluaran yang tinggi, misalnya tiritoksitosis,
kematian).
5. Patogisiologi
Proses perjalanan penyakit menurut Black dan Hawks (2014) dan LeMone
(2012), yaitu Jantung yang mengalami kegagalan, pada waktu istirahat pun memompa
semaksimal mungkin sehingga kehilangan cadangan jantung. Jantung yang lemah
memiliki kemampuan jantung yang terbatas untuk berespon terhadap kebutuhan
tubuh terhadap peningkatan keluaran dalam keadaan stress. Jika curah jantung tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik, mekanisme kompensasi
diaktifkan, termsuk respon neurohormonal.
Respon kompensatorik terhadap penurunan curah jantung adalah dilatasi
ventrikel, peningkatan stimulasi sistem saraf simpatif dan aktifasi sistem
reninangiotensin. Perubahan jantung juga didukung dengan adanya peningkatkan
volume darah melalui retensi air dan natrium oleh ginjal, karena kadar aldosteron dan
katekolamin dalam plasma meningkat. Mekanisme kompensasi yang sudah tidak lagi
efektif tentu saja menyebabkan terjadinya penambahan beban pada jantung yang
sudah bekerja sangat kuat. Hipertrofi miokardium menjadi rusak karena keperluan
oksigen pada massa otot yang membesar menjadi meningkat. Jantung melebar
melampaui batas ketegangan kontraksi secara wajar. Penambahan volume darah
berakibat bendungan yang nyata yang selanjutnya menekan jantung. Akhirnya curah
jantung menjadi menurun.
5
f. Berat badan meningkat
Dan gejala yang paling sering dijumpai adalah sesak nafas pada malam hari yang
mungkin muncul tiba-tiba dan menyebabkan pendderita terbangun ( Udjianti, 2011).
Munculnya berbagai gejala klinis pada pasien gagal jantung tersebut akan
menimbulkan masalah keperawatan dan menggangu kebutuhan dasar manusia salah
satu diantaranya adalah tidur seperti adanya nyeri dada pada aktivitas, dyspnea pada
istirahat atau aktivitas, letargi dan gangguan tidur.
7. Pemeriksaan Fisik
Untuk mendiagnosis gagal jantung, perlu dilakukan beberapa tes tambahan,yaitu :
a. Foto rontgen dada, dilakukan untuk mendeteksi adanya pembesaran ukuran
jantung atau adanya penumpukan cairan di dalam paruparu, yang umumnya
terjadi pada pasien gagal jantung. Pemeriksaan rontgen dada dapat menunjukkan
pembesaran jantung, bayangan dapat menunjukkan dilatasi atau hipertrofi bilik
atau perubahan pembuluh darah yang menunjukkan peningkatan tekanan
pulmonalis.
b. Pemeriksaan elektrokardiografi, dilakukan untuk merekam perubahan aktivitas
listrik jantung saat terjadi gagal jantung, atau mendeteksi gangguan irama jantung
yang bisa menjadi penyebab gagal jantung. Pemeriksaan EKG atau rekam jantung
dapat mendeteksi kelistrikan jantung, dan otot-otot jantung.
c. Pemeriksaan darah, dilakukan untuk mendeteksi jenis protein yang kadarnya akan
meningkat bila terjadi gagal jantung, serta untuk mendeteksi penyakit yang dapat
menjadi penyebab gagal jantung.
d. Pemeriksaan ekokardiografi, dilakukan untuk melihat struktur organ jantung lebih
jelas dengan bantuan gelombang suara berfrekuensi tinggi.
e. Pemeriksaan juga dlengkapi dengan analisa gas darah (AGD) atau arterial blood
gas (ABG), tes ini dilakukan untuk memeriksa kondisi organ jantung pasien serta
gejalanya yang disebabkan oleh gangguan distribusi oksigen serta karbon
dioksida atau keseimbangan pH dalam darah pasien.
8. Pemeriksaan Medik
Menurut Black dan Hawks (2014), penatalaksanaan medis untuk CHF yaitu:
mengurangi beban miokardial, dengan pemberian diuretik, menempatkan klien pada
posisi semi fowler untuk mengurangi dispnea, mengurangi retensi cairan, retensi
cairan dan natrium, pemberian obat inotropik, pemberian oksigen, pemberian
inhibitor ACE, dan mengurangi stress.
9. Komplikasi
Menurut Black dan Hawks (2014), komplikasi gagal jantung dibedakan menjadi dua,
yaitu :
6
a. Gagal jantung ventrikel kiri dapat berdampak nyata pada paru akibat, bendungan
progresif darah dalam sirkulasi paru. Terjadinya penebalan dinding alveoli akibat
penimbunan cairan, menyebabkan cairan yang berlimpah masuk kedalam rongga
alveoli sehingga dapat terjadi edema paru. Lalu dapat berdampak pada ginjal
akibat pengurangan curah jantung dan volume darah arteri berakibat perubahan
aliran darah ginjal.
b. Gagal jantung ventrikel kanan akan dibebani oleh peningkatan tahanan dalam
sirkulasi paru, dilatasi jantung mengenai ventrikel dan atrium kanan. Jika terjadi
penurunan fungsi ventrikel kanan, akan menyebabkan edema perifer dan kongesti
vena pada organ.
7
c. Pola eliminasi
1) Penurunan berkemih.
2) Berkemih pada malam hari.
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Merasa sesak saat berjalan.
2) Nyeri dada dengan aktivitas
3) Keletihan.
e. Pola tidur dan istirahat
1) Mengalami gangguan tidur pada malam hari.
f. Pola persepsi kognitif
1) Mengeluh nyeri.
g. Pola persepsi dan konsep diri
1) Merasakan takut dan cemas.
h. Pola peran dan hubungan dengan sesama
1) Merasakan khawatir dan takut.
i. Pola reproduksi seksual
1) Nyeri dibagian abdomen.
j. Pola sistem kepercayaan
1) Sering beribadah.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload.
3. Rencana Keperawatan
a. Penurunan curahh jantung berhubungan dengan preload.
SLKI : Curah Jantung
Definisi
Keadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh.
Kriteria Hasil :
Kekuatan nada perifer meningkat
Efection fraction (EF) meningkat
Cardiac todex (CL) meningkat
Left ventriculer work index (LVSWI) meningkat
Stroke volume index (SVI) meningkat
Palpitasi menurun
Bradikardia menurun
Takikardia menurun
Gambaran EKG aritmia menurun
8
Lelah menurun
Edema menurun
Distensi vena jugularis menurun
Dispnea menurun
Oliguria menurun
Pucat/ sianosis menurun
Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) menurun
Ortopnea menurun
Batuk menurun
Suara jantung S3 menurun
Suara jantung S4 menurun
Murmur jantung menurun
Hepatomegali menurun
Pulmonary vascular resistance (PVR) menurun
Systenic vascular resistance menurun
Tekanan darah membaik
Capillary refill time (CPT) membaik
Pulmonary artery wedge preasure (PAWP) membaik
Central venous preassure membaik
SIKI : Perawatan Jantung
Definisi
Mengidentifikasi, merawat dan membatasi komplikasi akibat ketidakseimbangan
antara suplai dan komsumsi miokard.
Tindakan
Observasi
1) Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dispnea,
kelelahan, edema, ortopnea, paroxysma nocturnal dyspnea, peningkatan
CVP).
2) Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi
peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi,
ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat).
3) Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
4) Monitor intake dam output cairan.
5) Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama.
6) Monitor saturasi oksigen.
7) Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi
yang mengurangi nyeri).
8) Monitor EKG 12 sadapan.
9) Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi).
10) Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim jantung, BNP,
Ntpro-BNP).
9
11) Monitor fungsi alat pacu jantung.
12) Periksa tekanan darah dan frekuensi naadi sebelum dan sesudah aktivitas.
13) Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat (mis. Beta
blocker, ACE inhibitor, calcium channel blocker, digoksin).
Terapeutik
1) Posisikan pasien semi-Fowler atau Fowler dengan kaki ke bawah atau posisi
nyaman.
2) Berikan diet jantung yang sesuai ( mis. Batasi asupan kafein, natrium,
kolesterol, an makanan tinggi lemak).
3) Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi.
4) Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat.
5) Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu.
6) Berikan dukungan emosional dan spiritual.
7) Berikan oksigen untuk mempertahankan saurasi oksigen >94%.
Edukasi
Kolaborasi
4. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi keperawatan adlah serangkaian kegiatan yang dilakukan leh perawat
untuk membantu pasien dari masalh status kesehatan yangg dihadapi
kestatusmkesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Kemenkes RI, 2017)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatn merupakan tahap terakhir dari rangkaian proses keperawatan
yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang teelah dilakukan tercapai
atau perlu pendekatan lain (Kemenkes RI, 2017).
10
2.4 Patoflowdiagram
Penurunan
preload Penaikan
afterloaad
Penurunan Penaikan
perfusi organ LVEDV Penurunan
sitemik alirran balik
sistemik
Penaikan penurunan
Penurunan MK:Intoleran preload venous retum
TD sistemik aktivitas
Mendesak Eedema
Penaikan RV
Penaikan lobus hepar ekstremitas
preload
ADH Penurunan
renal blood
Penaikan LA
preload Kematian sel MK:Risiko
hepar,fibrosis,s Tinggi
irosis gangguan
Aktivasi renin- intergritas
Penaikan tek
angiotensin- kulit
kapiler
aldosternon
pulmoner Penaikan
tekanan darah 11
vena porta
Retensi Edema MK:Kelebihan
Na&air pulmoner volume cairan
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. IDENTIFIKASI
I. KLIEN
B. KEADAAN UMUM
I. KEADAA N SAKIT : Klien tampak sakit berat,kesadaran compos mentis,
lemah
Alasan : Pasien berbaring lemah ditempat tidur,nyeri dibagian
abdomen,edema dan penggunaan alat medik (kateter,
infus)
II. TANDA-TANDA VITAL
a. Tekanan Darah : 100/90 mmHg
13
b. Suhu : 36,5 o C (Oral/Axillar/Rectal)
c. Nadi : Frekuensi 69 x/menit
d. Pernafasan : Frekuensi 22 x/menit
III.PENGUKURAN
a. Tinggi badan :150 cm
b. Berat badan : 70 Kg
IV. GENOGRAM
51
th
14
C. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
I. KAJI PERSEPSI KESEHATAN – PEMELIHARAAN KESEHATAN
Riwayat penyakit yang pernah dialami: Jantung
- Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan “ pernah mengalami penyakit diabetes”
- Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan “ sakit pada kepala, dan sakitdiarea perut”
II. KAJIAN NUTRISI METABOLIK
- Keadaan sebelum sakit :
- Pasien mengatakan “sebelum sakit saya makan 3x sehari”
- Keadaan sejak sakit :
- Pasien mengatakan “ saat saya sakit saya makan 3x sehari namun tidak
banyak dan pasien mengatakan nafsu makan menurun ”
III. KAJIAN POLA ELIMINASI
- Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan “ BAB dan BAK tidak lancar”
- Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan “BAB 3x sehari namun tidak banyak, pasien
mengatakan buang air kecil lancar”
- menggunakan kateter urine, bentuk efes saat datang cair dan berwarna hijau
dan setelah hari ke dua feses berbentuk bulatan kecil, urine berwarna
kekuningan
IV. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
1. Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan “tidak merasakan sakit saat berjalan”
2. Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan “merasakan sesak saat berjalan dan sehingga pasien
sekarang jarang untuk berjalan atau melakukan gerakan yag berlebihan”
- Aktivitas harian :
* Makan 2 0 : mandiri
* Mandi 2 1 : bantuan dengan alat
15
Pasien mengatakan “ tidur tidak tenang, nyeri diseluruh badan dan pasien
mengatakan pola tidur berubah (sering terbangun dimalam hari karena
merasakan nyeri)”
- Ekspresi wajah pasien tidak mengantuk
- pasien tidak banyak menguap
VI. KAJIAN POLA PERSEPSI KOGNITIF
- Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan “sebelum sakit yang diderita sekarang pasien pernah
merasakan kesemutan didaerah kakii dan terasa kebas”
- Keadaan sejak sakit:
Pasien mengatakan “ merassakan nyeri pada seluruh tubuh terutama bagian
kaki dan perut”
- Pasien sering meringis karena rasa nyeri yang dirasakan
- Pasien memegang daerah yang terasa nyeri
VII. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
-
Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan “ sebelum sakit pasien mengenali dirnya dengan baik,
tidak pernah merasa putus asa dan selalu menjalani hari-harinya seperti
biasanya”
- Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan “ tidak terlalu memikirkan tentang penyakit yang
dideritanya”
- Kontak mata: ada
- Suara dan cara bicara : ramah, dapat diajak bicara, ramah dan dapat
merespon dengan cukup baik
VIII. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
- Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan “ saya tinggal bersama dengan 3 orang anak
perempuan”
-
Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan “ saya merasa sering merasakan nyeri pada seluruh
tubuh, tidak ada gangguan dalam keluarga
IX. KAJIAN POLA REPRODUKSI – SEKSUALITAS
- Keadaan sebelum sakit :
- Pasien mengatakan “ tidak merasakan sakit”
- Keadaan sejak sakit
- Pasien mengatakan “ nyeri dibbagian perut”
X. KAJIAN MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRESS
- Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan” saat ada masalah saya akan bertanya kepada suami”
- Keadaan sejak sakit
16
Pasien mengatakan “ pasien berharap dapat sebuh dari penyakit yang
dideritanya, dan mampu untuk menjalani pengobatan yang diberikan”
- Ekpresi wajah pasien tampak meringis merasak nyeri yang dialaminya.
17
ANALISA DATA
18
Ds :
- Pasien mengatakan lelah saat
melakukan aktivitas
- Pasien mengatakan kenaikan
berat badan
- Pasien mengatakan terjadi
pembengkakan pada bagian
kaki dan bagian perut
- Pasien mengatakan nyeri
dibagain perut keatas
- Pasien mengatakan kepala
pusing
Do :
- Pasien mengalami edema
- Pasien sulit melakukan
aktivitas fisik karena lemah
19
saat braktivitas
- Pasien merasa lemah saat
beraktivitas
Do :
- Td :100/90 mmHg, Rr : 22
kali/mnt
N : 69 kali/mnt , S : 36,5 C
- Pasien mengalami edema
20
DIAGNOSA KEPERAWATAN
21
Tanda dan Gejala Minor
Ds :
- Pasien mengatakan sulit untuk berbaring lurus
karena merasakan nyeri
Do :
- Td : 100/90 mmHg, Rr : 22 kali/mnt
N : 69 kali/mnt , S : 36,5 C
- Berat badan pasien mengalami perubahan
(bertambah)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan yang Stevania Mareta Revo
ditandai dengan :
Gejala dan Tanda Mayor
Ds :
- Pasien mengatakan lelah
- Pasien mengatakan lemah
- Pasien mengatakan sulit untuk melakukan berjalan
karena merasakan nyeri
Do :
- Terjadi kelemahan dalam beraktivitas
- Pasien meringis saat beraktivitas
Gejala dan Tanda Minor
Ds :
- Pasien merasa tidak nyaman saat braktivitas
- Pasien merasa lemah saat beraktivitas
Do :
- Td :100/90 mmHg, Rr : 22 kali/mnt
N : 69 kali/mnt , S : 36,5 C
- Pasien mengalami edema
22
INTERVENSI KEPERAWATAN
23
Rr : 22 kali/mnt
N : 69 kali/mnt ,
S : 36,5 C
- Nafsu makan pasien
berubah
- Pasien meringis
pada bagian perut
dan kaki saat
digerakkan
2. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan intervensi Perawatan Jantung
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam Tindakan
perubahan preload ditandi maka penurunan curah Observasi
dengan: jantung berhubungan dengan - Identifikasi tanda
Tanda dan Gejala Mayor perubahan preload ditandi atau gejala primer
Ds : dengan: penrunan curah
- Pasien mengatakan Curah Jantung jantung (meliputi
lelah saat melakukan - Lelah menurun kelelahan, edema)
aktivitas - Edema menurun - Identifikasi tanda
- Pasien mengatakan - Berat badan menurun atau gejala sekunder
kenaikan berat badan - Tekanan darah penurunan curah
- Pasien mengatakan membaik jantung (meliputi
terjadi peningkatan berat
pembengkakan pada badan)
bagian kaki dan - Monitor tekanan
bagian perut darah
- Pasien mengatakan Edukasi
nyeri dibagain perut - Anjurkan
keatas beraktivitas fisik
- Pasien mengatakan sesuai toleransi
kepala pusing
Do :
- Pasien mengalami
edema
- Pasien sulit
melakukan aktivitas
fisik karena lemah
24
N : 69 kali/mnt , S :
36,5 C
- Berat badan pasien
mengalami
perubahan
(bertambah)
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi Manajemen Energi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam Tindakan
kelemahan yang ditandai maka intoleransi aktivitas Observasi
dengan : berhubungan dengan - Monitor pola dan
Gejala dan Tanda Mayor kelemahan yang ditandai jam tidur
Ds : dengan : - Monitor lokasi dan
- Pasien mengatakan Toleransi Aktivitas ketidaknyamanan
lelah - Frekuensi nadi selama melakukan
- Pasien mengatakan meningkat aktivitas
lemah - Kemudahan dalam Terapeutik
- Pasien mengatakan melakukan aktivitas - Fasilitasi duduk
sulit untuk sehari-hari meningkat disisi tempat tidur
melakukan berjalan - Keluhan lelah jika tidak dapat
karena merasakan menurun berpindah atau
nyeri - Perasaan lemah berjalan
Do : menurun Edukasi
- Terjadi kelemahan - Tekanan darah - Anjurkan tirah
dalam beraktivitas membaik baring
- Pasien meringis saat - Frekuensi napas
beraktivitas membaik
25
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
26
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
27
toleransi H: agar dapat mengurangi
rasa nyerinya.
III - Anjurkan tirah baring H : agar pasien
dapat beristirahat dan
meminimalisirkan aktivitasnya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
28
meminimalisirkan aktivitasnya.
29 Januari 2021 I - Memberikan teknik nonfarmakologis
(19.50) untuk mengurangi rasa nyeri (Mis
menarik napas dalam saat merasakan
nyer) H : agar pasien mengurangi rasa
nyeri dengan napas dalam yang
dilakukan.
II - Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi H: agar dapat mengurangi
rasa nyerinya.
III - Anjurkan tirah baring H : agar pasien
dapat beristirahat dan
meminimalisirkan aktivitasnya
29
EVALUASI KEPERAWATAN
30
Rr 22 kali/mnt, N : 69 kali/mnt , S:36,5 C
- Pasien mengalami edema
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
EVALUASI KEPERAWATAN
31
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
28 Januari 2021 III S: Stevania
(15.10) - Pasien masih merasaka lemah
- Pasien merasa tidak nyaman saat
menggerakkan tubuhnya.
O:
- Pasien meringis saat beraktivitas
Mengobservasi TTV : Td:100/90 mmHg,
Rr:22 kali/mnt, N : 69 kali/mnt , S:36,5 C
- Pasien mengalami edema
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
EVALUASI KEPERAWATAN
32
bagian perut dan jari-jarinya.
O:
- Pasien mengalami edema.
Mengobservasi TTV : Td : 100/60
mmHg, Rr : 20 kali/mnt, N : 80 kali/mnt ,
S : 36,2 C
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
29 Januari 2021 III S: Stevania
(19.30 - Pasien merasa tidak nyaman saat
menggerakkan tubuhnya.
O:
- Pasien meringis saat beraktivitas
Mengobservasi TTV : Td:100/90 mmHg,
Rr:22 kali/mnt, N : 69 kali/mnt , S:36,5 C
- Pasien mengalami edema
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari asuhankeperawatan yang dilakukan pada Ny. R dengan Congestive Heart
Failure (CHF) di ruang Melati, RST TK II Kartika Husada, mahasiswa melakukan
pengkajian dan tindakan selama tiga hari sehingga didaptkan tiga diagnosa keperawatan
yang terjadi pada Ny. R.
4.2 Saran
Dapat dengan mampu memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan
kondisi yang terjadi pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) dan melakukan
pengkajian untuk mengetahui keluhan yang terjadi pada pasien serta menyusun rencana
keperawatan sesuai dengan kkondisi yang dialami pasien.
34
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawata. Edisi: 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Indikator Diagnosis. Edisi : 1.
Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi : 1.
Jakarta : DPP PPNI.
Wahyuningsih, H.P., & Kusmiyati, T (2017). Anatomi Fisiologi. Edisi : 1. Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan.
Rahmatiana, F.,& Clara, H (2019). Nursing Proccess Congestive Heart Failure (CHF)
Oxygenation. 2019.
Nugroho, F. A.,& Sawiji., Purwadi, W (2019). Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Volume
15,No 1, Juni 2019. Hal40-46.
Astuti, Y. E., Setyorini, Y., Rifai, A (2018). Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan. Volume 7 No 2.
November 2018.
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M (2017). Keperawatan Medikal Bedah. Cetakan : 3. Oktober 2017.
35
LAMPIRAN :
A. Pemeriksaan Diagostik:
1. EKG
2. Rontgen thorax
B. Terapi Farmakologis dan Terapi Non Farmakologis :
1. Drip furosemide 2cc/ jam
2. Injeksi esomaz 1x40 mg
3. Injeksi cefriaxone 2x1 gr
4. Po dioxyn 1x0,2 gr
5. Po spironolakton 0-25-0
6. Po simvastatin 0-0-20
7. Po vip albumin 2x1 tab
8. Po allopurinoo 1x100 mg
36