“ Evaluasi Kurikulum”
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Nim : 207200058
Kelas : 4A
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia Nya sehingga kami diberikan waktu dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah Kurikulum pendidikan.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kurikulum pendidikan
studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
Terimakasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berpartisipasi
dalam mencari bahan untuk menyusun tugas ini sehingga memungkinkan terselesaikan
makalah ini, meskipun banyak terdapat kekurangan.
Akhir kata, kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan
sumbangan pikiran dan bermanfat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karna itu dengan terbuka dan
senang hati kami menerima kritik dan saran dari sumua pihak.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
adanya pengambilan tindakan. Sebagai contoh, seorang kepala sekolah
mempertimbangkan bahwa suatu kurikulum yang baru akan lebih efektif. Sedang
komponen yang terakhir yaitu pembuatan keputusan. Komponen ini merupakan
tujuan akhir dari evaluasi kurikulum. Dalam pembuatan keputusan harus dipikirkan
dengan matang karena dalam keputusan tersebut yang akan membawa ke arah yang
positif / negatif. “Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan”
3
sekolah. Asumsi evaluasi proses adalah suatu proses banyak menentukan keberhasilan
kurikulum. Jenis evaluasi ini lebih banyak mencurahkan perhatiannya terhadap
dimensi kurikulum sebagai kegiatan termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya,
seperti kepala sekolah, guru, peserta didik, sarana dan prasarana, sistem supervisi dan
monitoring, lingkungan, orang tua, dan sebagainya. Evaluasi hasil merupakan
evaluasi kurikulum yang paling tua. Evaluasi hasil disebut penilaian hasil belajar.
Sekalipun pengertiannya sama, tetapi cakupannya berbeda, karena hasil yang
dimaksud dalam evaluasi hasil adalah hasil belajar bukan hanya berkenaan dengan
domain pengetahuan tetapi juga domain keterampilan dan sikap.Beberapa jenis
evaluasi kurikulum di atas, memberikan gambaran fokus penelitian ini yaitu lebih
baik dengan evaluasi proses. Hal ini sesuai dengan fokus peneliti yaitu merujuk pada
evaluasi implementasi kurikulum suatu lembaga pendidikan. Evaluasi proses ini
menekankan pada proses pembelajaran yang meliputi: pendahuluan, kegiatan inti, dan
penutup yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas, dalam hal ini juga
diawali dengan kajian perangkat pembelajaran. Dalam evaluasi kurikulum jenis
evaluasi itu menunjukkan dimensi kurikulum yang dievaluasi. Jadi, dalam setiap jenis
evaluasi kurikulum kedua fungsi evaluasi dapat dilakukan. Oleh karena dalam
evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses maupun evaluasi hasil fungsi
formatif dan sumatif evaluasi dapat dilakukan.
1. Evaluasi Reflektif
Dipergunakan untuk menyebutkan jenis evaluasi yang memusatkan
perhatiannya terutama terhadap kurikulum sebagai ide. Jenis evaluasi ini mencoba
mengkaji mengenai ide yang dikembangkan dan diajadikan landasan bagi
kurikulum dalam dimensi lainnya. Evaluasi terhadap ide tersebut dapat dilakukan
pada waktu pertama kali suatu ide dikemukakan seseorang, atau pada waktu
kurikulumsebagai rencana telah selesai ditulis, atau dapat pula dilakukan apabila
kurikulum dalam setiap dimensinya telah dikembangkan. Persoalan evaluasi
terhadap ide tidak akan pernah mengalami kehabisan bahan selama masyarakat
terus berkembang dan penemuan-penemuan baru dalam pengetahuan terus
berlangsung. Evaluasi reflektif misalnya, memusatkan perhatiannya terhadap
dimensi kurikulum sebagai ide. Kata “reflektif” itu sendiri diambil dari artikel yang
ditulis oleh Cohen (1976). Jenis evaluasi ini mengakaji tentang ide yang
dikembangkan dan dijadikan landasan bagi kurikulum. Ada beberapa kemungkinan
4
pelaksanaan jenis evaluasi reflektif, yaitu (a) pada waktu pertama kali ide
dikemukakan, (b) pada waktu terjadi proses deliberasi ketika suatu kurikulum
sebagai rencana akan dikembangkan oleh suatu tim, (c) pada waktu kurikulum
sebagai rencana telah selesai ditulis, atau (d) pada waktu kurikulu sebagai kegiatan
sedang dikembangkan.
2. Evaluasi Rencana
Merupakan jenis evaluasi yang banyak dilakukan sekarang terutama setelah
banyak inovasi diperkenalkan dalam pengembangan kurikulum, dan setelah
teknologis pengembangan kurikulum sebagai rencana menghasilkan format-format
tertentu. Proses pengembangan tujuan, umpamanya, telah berkembang sedemikian
rupa sehingga dikenal berbagai jenjang tujuan yang harus diperhatikan, baik tujuan
yang bersifat ideal maupun tujuan yang bersifat operasional. Teknis-teknis yang
demikian harus diikuti dengan seksama oleh pengembang kurikulum sebagai
rencana. Demikian pula dengan proses pengembangan belajar (baik konten
maupun proses) yang dimiliki suatu kurikulum sebagai rencana, bahkan alat
evaluasi hasil belajar yang tercantum dalam kurikulum sebagai rencana tersebut.
Seperti juga evalusi reflektif, evaluasi rencana dapat dilakukan baik pada waktu
proses penulisan kurikulum sebagai rencana sedang berlangsung maupun pada
waktu penulisan itu telah selesai dilaksanakan. Evaluasi rencana banyak digunakan
orang ketika inovasi mulai diperkenalkan dalam pengembangan kurikulum dan
setelah teknologi pengembangan kurikulum sebagai rencana menghasilkan format-
format tertentu. Komponen-komponen kurikulum telah banyak dikembangkan
dalam dimensi kurikulum sebagai rencana. Hal ini menjadi fokus perhatian dalam
evaluasi rencana.
3. Evaluasi proses
Kadang-kadang disebut pula dengan istilah evaluasi implementasi kurikulum.
Di sini dipergunakan istilah proses untuk memperkuat pengertian kurikulum
sebagai suatu proses, sebagai sesuatu yang terjadi di sekolah. Lagipula, istilah
evaluasi proses dianggap lebih memberikan kedudukan yang sama antara dimensi
kurikulum sebagai ide, rencana, hasil dan kurikulum sebagai kegiatan. Tetapi tidak
dalam suatu nuansapun pengertian evaluasi proses dibedakan dengan pengertian
evaluasi implementasi. Jadi kedua istilah itu dapat saja dipergunakan secara
5
bergantian. Evaluasi proses berkembang sangat cepat sejak tahun 70-an. Adanya
kesadaran bahwa proses ternyata banyak menentukan keberhasilan suatu
kurikulum merupakan dorongan yang kuat untuk memberikan perhatian yang
seksama terhadap evaluasi proses. Dalam evalusi proses ini perhatian evaluator
telah diarahkan tidak saja kepada apa yang terjadi dengan kurikulum sebagai
kegiatan. Evaluator telah pula mencoba melihat mengenai berbagai faktor yang
berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sebagai kegiatan. Evaluasi terhadap
kepemimpinan kepala sekolah, pengetahuan dan siakap serta kegiatan guru, faktor
siswa serta peralatan belajar dianggap fokus yang penting.
Demikian pula dengan interaksi yang terjadi dalam suatu kegiatan belajar
mengajar. Tak luput dari perhatian evaluator adalah strategi implementasi yang
dipergunakan pada waktu memperkenalkan kurikulum kepada sekolah dan guru-
guru. Bahkan sistem supervisi yang dilakukan para pengawas tak terlepas dari
kajian evaluasi proses ini. Pandangan bahwa suatu kurikulum sebagai suatu
kegiatan adalah suatu sistem yang menyangkut berbagai komponen diterapkan
secara seksama, walaupun hal ini tidak selalu berarti bahwa pendekatan yang
dipergunakan berdasarkan syistem approach. Evaluasi proses sering disebut dengan
evaluasi implementasi kurikulum. Istilah proses digunakan untuk memperkuat
pengertian kurikulum sebagai suatu proses, sesuatu yang terjadi di sekolah. Asumsi
evaluasi proses adalah suatu proses banyak menentukan keberhasilan kurikulum.
Jenis evaluasi ini lebih banyak mencurahkan perhatiannya terhadap dimensi
kurikulum sebagai kegiatan termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti
kepala sekolah, guru, peserta didik, sarana dan prasarana, sistem supervisi dan
monitoring, lingkungan, orang tua, dan sebagainya.
4. Evaluasi hasil
Merupakan jenis evaluasi kurikulum yang paling tua. Bahkan pada mulanya
yang dimaksudkan dengan evaluasi identik dengan evaluasi hasil ini. Demikian
pula yang dimaksudkan dengan evaluasi kurikulum sering diartikan sebagai
evaluasi hasil. Lebih lanjut, hasil yang dimaksud adalah hasil belajar dalam
pengertian pengetahuan. Jumlah pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan
indikator keberhasilan suatu kurikulum. Evaluasi hasil merupakan evaluasi
kurikulum yang paling tua. Evaluasi hasil disebut penilaian hasil belajar. Sekalipun
6
pengertiannya sama, tetapi cakupannya berbeda, karena hasil yang dimaksud dalam
evaluasi hasil adalah hasil belajar bukan hanya berkenaan dengan domain
pengetahuan tetapi juga domain keterampilan dan sikap.
Dalam tulisannya tahun 1981 yang berjudul specific approach to curriculum
development, Tyler memberikan pandangan baru mengenai evaluasi hasil, dan
bahkan terhadap evaluasi kurikulum. Selain ia berpandangan bahwa evaluasi
haruslah pula meliputi evaluasi terhadap ide, implementasi, dan efektifitas
kurikulum, Tyler pun berpendapat bahwa evaluasi hasil menentukan sampai sejauh
mana perilaku yang ingin dikembangkan kurikulum telah dimiliki siswa. Dengan
demikian evaluasi hasil harus berhubungan dengan ruang lingkup dan dimensi
tujuan yang lebih luas dari hanya sekedar pengetahuan.
7
Tekhnik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam
bentukobyektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi
yang raliabel dan valid.
B. Congruence (Penyesuaian)
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau
congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk
melihat sejauhmana perubahan hasil pendidikan telah terjadi.Hasil evaluasi
diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan dan
pemberian informasi kepada pihak pihak diluar pendidikan. Objek evaluasi dititik
beratkan pada hasil belajar dalam bentuk kognitif, psikomotorik maupun nilai
dan sikap. Jenis data yang dikumpulkan adalah data objektif khususnya skor hasil
tes. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditemouh pendekatan/cara-cara berikut:
Menggunakan prosedur pre-and post-assesment dengan menempuh langkah-
langkah pokok sebagai berikut : penegasan tujuan, pengembangan alat
evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi.
Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.
Tekhnik evaluasi mencakup tes dan tekhnik-tekhnik evaluasi lainnya yang
cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan.
Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih
program.
C. Illumunation (Penerangan/penyempurnaan)
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai : pelaksanaan program,
pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program serta
pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih
didasarkan pada judgment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk
penyempurnaan program. Objek evaluasi mencakup latar belakang dan
perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar dan kesulitan kesulitan
yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya dan subyektif (
judgment data). Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-
cara berikut.
8
Menggunakan prosedur yang disebut progressive focussing dengan langkah
langkah pokok : orientasi , pengamatan yang lebih terarah, analisis sebab-
akibat.
Bersifat kualitatif -terbuka, dan fleksibel-elektif.
Tekhnik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket analisis dokumen
dan bila perlu mencakup pula tes.
9
Lebih banyak dipengaruhi oleh kebiasaan penelitian yang bersifat psikometris
daripada oleh kebiasaan lama yang berupa penelitian social.
Ditinjau dari fungsi evaluasi, maka evaluasi kurikulum dapat berfungsi untuk:
Dari keempat fungsi evaluasi kurikulum diatas, maka dapat terlihat jika salah
satunya dilaksanakan, maka akan menuntut langkah atau fungsi yang lainnya untuk
dilakukan juga. Hal ini memungkinkan terjadi karena jika dikembalikan pada
pemahaman kurikulum sebagai suatu sistem, dengan demikian pelaksanaan evaluasi
kurikulum juga harus berbasis sistemik.
11
Secara lebih khusus bentuk pelaksanaan evaluasi kurikulum dapat dilakukan
pada kategori sebagai berikut :
a. Evaluasi terhadap konsep kurikulum, evaluasi dilakukan dengan tujuan mengkur
sejauhmana pemahaman masyarakat belajar terhadap konsep kurikulum yang akan
dioimplementasikan di sekolah-sekolah. Evaluasi ini bisa dilakukan dengan tertuju
pada aspek yang dievaluasi mencakupteori, pemahaman dasar, latar belakang,
keterbacaan konsep kurikulum itu sendiri.
b. Evaluasi terhadap komponen kurikulum, evaluasi ini dilaksanakan tehradap
komponen tujuan, komponen materi atau isi, komponen metode, dan komponen
evaluasi itu sendirei. Di mana pelaksananaannya dapat dilakukan pada setiap
pembelajaran berlangsung. Karena melalui pembeljaaranlah semua komponen
kurikulum dalam arti kurikulum aktual dapat terlihat dengan jelas dan dirasakan
oleh speserta didik.
c. Evaluasi terhadap isi program kurikulum, evaluasi dilaksanakan terhadap semua
isi program, baik menyangkut keluasan dan kedalaman isi Scope dan Sequence.
Hal ini sangat penting guna memetakkan program yang proporsional antara jenjang
pendidikan dasar, menengah, lanjutan dan mungkin pendidikan tinggi. Isi program
dikaitkan dengan filsafat kurikulum yang dewasa ini menggunakan konsep life
skill sebagai tujuan yang harus betul-betul memberikan perubahan perilaku pada
kehidupan peserta didik.
d. Evaluasi terhadap prinsip-prinsip kurikulum, evaluasi ini dilakukan terhadap
prinsip-prinsip yang selama ini menjladi landasan pengembangan kurikulum baik
secara makro maupun mikro. Evaluasi terhadap prinsip ini sangta penting guna
memberikan dan melihta tingkat keefektifn dari kontribusi kurikulum yang baru
bagi masyarakat.
e. Evaluasi terhadap landasan pengembangan kurikulum, evaluasi ini dilakukan
tehradap landasan-landasan pengembangan kurikulum. Evaluasi mulai dilakukan
terhadap landasan filosofis, hal ini penting karena masalah filposofis akan menjadi
dasar bagi pengembangan dan keberlangsungan diterima tidaknya implementasi
suatu kurikulum dalam suatu negara. Evaluasi terhadap landasan sosiologis, perlu
dilakukan karena isi kurikulum harus mewadahi perkembangan dan kemajuan serta
tuntutan dari masyarakat. Evaluasi terhadap landasan psikologis, harus dilakukan
karena kurikulum disusun untuk memenuhi segala kebutuhan manusia secara
individu, sosial, dan sistem. Evaluasi terhadap landasan IPTEK, sangat penting
12
dilakukan karena kurikulum harus relevan dan sesauai serta mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, disamping juga membekali
masyarakat dengan IPTEK tersebut untuk mampu melakukan inovasi kurikulum
yang akan datang.
f. Evaluasi terhadap evaluasi kurikulum itu sendiri, evaluasi ini dilakukan sebagai
kontrol terhadap pelaksanaan evaluasi kurikulum dalma konteks sebelumnya.
Karena tidak menutup kemungkinan evluasi dilaksanakan tidak sesuai dengan
prosedur, jenis, fungsi, entuk dan alat yang semestinya dipakai dalam evaluasi.
Dari sudut hakikat evaluasi juga kemungkinan evaluasi kurikulum tidak
dilaksanakan tepat pada saaran, atau eval;uasi hanya dilaksanakan pada daerah-
daerah tertentu tidk menyeluruh sehingga hasilnya dapat membingungkan dalam
upaya inovasi dan pengembangan kurikulum lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut,
maka evaluasi terhadap kegiatan evaluasi kurikulum itu sendiri harus dilaksanakan.
g. Jika melihat KBK, maka sudah memiliki beberapa komponen pokok, yaitu
kompetensi, pengalaman, strategi pembelajaran dan media, rencana evaluasi
keberhasilan.
Berikut adalah keatan evaluasi terhadap kurikulum:
1) Evaluasi tujuan dan kompetensi yang diharapkan dicapai oleh setiap anak yang
sesuai dengan visi dan misi lembaga. Dalam evaluasi kurikulum seperti ini maka
pokok yang akan dinilai adalah aspek tujuan atau kompetensi yang diharapkan
dalam dokumen kurikulum, yaitu :
Apakah kompetensi yang harus dicapai oleh setiap anak didik sesuai dengan
misi dan visi sekolah.
Apakah tujuan dan kompetensi itu mudah dipahami oleh setiap guru. Sebagai
suatu dokumen, kuriulum tidak akan memiliki makna apa-apa tanpa
diimplementasikan oleh guru. Maka guru perlu memahami mengenai
kompetensi yang diharapkan oleh lembaga pendidikan.
Apakah tujuan dan kompetensi dirumuskan dalam kurikulum sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.
2) Evaluasi terhadap pengalaman belajar yang direncanakan. Kriteria yang
dijadikan patokan dalam tahap ini yaitu menguji pengalaman belajar
diantaranya:
13
Apakah pengalaman belajar yang ada dalam kurikulum sesuai atau dapat
mendukung pencapaian visi dan misi lembaga pendidikan?
Apakah pengalaman belajar yang direncanakan itu sesuai dengan minat siswa.
Apakah pengalaman belajar yang direncanakan sesuai dengan karakteristik
lingkungan di mana anak tinggal.
Apakah pengalaman belajar yang ditetapkan dalam kurikulum sesuai dengan
jumlah waktu yang tersedia.
3) Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar. Sebagai suatu pedoman bagi guru,
kurikulum juga seharusnya memuat petunjuk sehingga bagamana cara
pelaksanaan atau cara mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas.
Sejumlah kriteria yang dapat diajukan untuk menilai pedoman strategi belajar
mengajar, diantaranya:
Apakah strategi pembelajaran dirumuskan sesuai dan dapat ,mendukung untuk
keberhasilan pencapaian kompetensi pendidikan.
Apakah strategi pembelajaran yang diusulkan dapat mendorong aktivitas dan
minat siswa untuk belajar?
Bagaimanakah keterbacaan guru terhadap pedoman pelaksanaan strategi
pembelajaran yang disusulkan?
Apakah strategi pembeljaran sesuai dengan tingkat perkembangan siswa?
Apakah strategi pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan alokasi waktu.
14
Apakah program evaluasi bersifat realistios, dalam arti mungkin dapat
dilaksanakan oleh guru.
2) Pengembangan proposal
Berdasarkan kajian yang dilakukan pada langkah pertama maka evaluator
kemudian mengembangkan proposalnya. Untuk itu maka evaluator memutuskan
pendekatan dan jenis evaluasi yang akan dilakukan. Evaluator dapat menentukan
15
apakah yang akan digunakannya adalah evaluasi kuantitatif ataukah evaluasi
kualitatif. Tentu saja berbagai faktor pribadinya seeprti pendidikan dan pandangan
keilmuannya akan sangat menentukan pendekatan metodologi yang akan
digunakan.
4) Revisi Proposal
Revisi proposal adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan antara pengguna
jas evaluasi dengan evaluator. Apabila dalam pertemuan dan pembicaraan tersebut
berbagai kompenen harus direvisi maka adalah kewajiban evaluator untuk
melakukan revisi tersebut. Hasil revisi harus diperlihatkan kembali kepada
pengguna jasa evaluasi dan disetujui. Jika dari hasil diskusi pada pertemuan itu
tidak ada hal yang perlu direvisi maka langkah revisi ini dengan sendirinya tidak
diperlukan.
5) Rekruitmen personalia
Rekruitmen personalia untuk pekerjaan evaluasi mungkin 8saja dilakukan
ketika proposal disusun. Jika prosedur itu yang ditempuh maka rekruitmen
dianggap sudah terjadi. Dalam hal demikian maka pada proposal jumlah orang,
nama serta kualifikasi harus dicantumkan. Pencantuman itu akan memberikan nilai
lebih pada proposal.
16
pejabat yang terkait dengan masalah keamanan sosial politik. Untuk itu diperlukan
berbagai surat seperti surat izin melakukan evaluasi, surat permohonan kesediaan
menjadi responden, surat identitas anggota t, dan sebagainya. Keberadaan surat ini
sangan penting dan sangat mutlak diperlukan.
7) Pengorganisasian pelaksanaan
Pengorganisasian pelaksanaan adalah suatu kegiatan manajemenyang
tingkat kerumitannya ditentuakan oleh ruang lingkup pekerjaan evaluasi dan
jumlah evaluator yang terlibat. Semakin luas wilayah yang harus dievaluasi dan
semakin banyak evaluator yang harus dilibatkan maka semakin rumit pula
pekerjaan management yang harus dilakukan jika evaluasi itu hanya dilakukan
oleh seorang maka management tidak akan serumit jika evaluator terdiri dari
sebuah tim.
8) Analisis data
Pekerjaan analisis data tentu saja merupakan tindak lanjut setelah proses
pengumpuilan data evaluasi berhasil dilakukan. Ketika model yang digunakan
adalah model kuantitatif dan dengan demikian data utama evaluasiadalah data
kuantitatif. Proses dan tekhnik pengolahan data yang diakui dalam model
kuatitatif harus dilaksanakan.
9) Penulisan pelaporan
Penulisan laporan sebagaimana halnya dengan analisis data, penulisan
laporan harus dilakukan oleh evaluator dan tim evaluator. Format laporn harus
disesuaikan dengan kesepakatan yang dilakukan pada waktu awal.
17
11) Penulisan laporan akhir
Penulisan Laporan akhir adalah sebagai hasil dari revisi yang harus
dilakukan evaluator ketika terjadi pembahasan laporan dengan pengguna jasa.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya proses evaluasi kurikulum ditunjukan untuk mengevaluasi
sejauhmana program-program pembelajaran telah terealisasikan dalam pembelajaran
yang dikembangkan guru atau belum. Lebih jauh bahwa output yang dihasilkan dari
realisasi program kurikulum dalam bentuk pembelajaran tersebut harus
menggambarkan tujuan-tujuan semula yang dirumuskan dalam kurikulum. Evaluasi
kurikulum dalam konteks KBK, pada dasarnya masih belum sempurna terbukti dari
penemuan dan inovasi model dan pendekatan evaluasi yang masih perlu
dikembangkan lagi, yaitu sistem evaluasi yang betul-betul menempatkan semua pihak
secara demokratis baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi itu sendiri serta
penempatan dan pengambilan kebijakan dari hasil suatu kegiatan evaluasi kurikulum.
Evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan
data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang
sedang berjalan atau telah dijalankan.
3.2 Saran
Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada. Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi kesempurnaan makalaah ini. Semoga makalah ini
berguna, bagi penulis khususnya dan juga para pembaca pada umumnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://nataliapranata.blogspot.com/2016/12/prosedur-evaluasi-kurikulum.html?m=1
https://www.silabus.web.id/jenis-evaluasi-kurikulum/
http://imottrahma.blogspot.com/2019/11/evaluasi-kurikulum.html
20