Anda di halaman 1dari 15

EVIDENCE BASED

DALAM PRAKTEK
KEBIDANAN
presentation by of :
Wahyuni Fatahu
(2015201029)
PENGERTIAN EVIDENCE BASED

PENGERTIAN
Istilah Evidence Based Medicine yang secara luas menggantikan istilah lama epidemiologi
klinik, saat ini juga sering disebut evidence based practice.
Jadi Evidence Based Medicine (EBM) adalah usaha meningkatkan mutu informasi yang
dijadikan dasar pengambilan keputusan pelayanan kesehatan, EBM membantu praktisi
untuk menghindari kelebihan informasi,tetapi pada saat yang sama mencari dan
menerapkan informasi yang paling berguna.
Prinsip Evidence for hospital based
care dalam praktek kebidanan

1. 1.Menurut Greenbreg &Pyle (2006) dalam keele (2011),”EVIDENCE FOR


HOSPITAL Based care adalah penggunaan bukti untuk mendukung
Tindakan di pelayanan Kesehatan khususnya di pelayanan kebidanan

2. 2.Menurut Melnyk&Fine out-Overhoald(2011)


3. Evidence adalah penggunaan bukti internal(clinical expertise)serta matnfaat
keinginan pasien untuk mendukung Tindakan dirumah rumah sakit
khususnya pelayanan kebidanan
Komponen –komponen dalam pengambilan
keputusan klinik yaitu:

● 1. Pengetahuan tenaga kesehatan tentang bukti,ketrampilan dan


sikap.
2. Aturan akses sisten kesehatan (skema jaminan obat,skema jaminan
obat, jaminan pemeliharaan kesehatan,dsb).
3. Kekhawatiran terhadap tuntutan.
4. Nilai, kekhawatiran dan harapan pasien.
● unsur penting pendekatan EvidenceBased Practice yaitu
1. Mengenali ketidakpastian dalam pengetahuan klinik.
2. Menggunakan informasi penelitian untuk mengurangi kepastian.
3. Membedakan bukti yang kuat dan yang lemah.
4. Mengukur dan mengkomunikasikan ketidakpastiandengan probabilitas.

● Tujuan Evidence Based Practice.


Implementasi Praktik berbasis bukti mempunyai maksud untuk memberikan
respon terbaik dan menambah derajat asuhan kebidanan.Dalam rutinitas harian
tenaga pelayanan kesehatanprofessional baik bidan maupun perawat, farmasi
serta tenaga kesehatan professional lainnya sering memilih respon daripersoalan
yang muncul pada waktu menetapkan pemberiantreatment yang paling baik bagi
pasien,
Komponen kunci Evidence Based Practice

● Komponen Evidence Based Practice dalam membuat keputusan klinis berdasarkan evidence
based yaitu:
1. Bukti eksternal yang dapat bermula dari penelitian, fakta berdasarkan prinsip, pendapat
seorang pimpinan, dan konsultasi dengan seorang yang professional.
2. Bukti internal berupa kemampuan klinis yang diperoleh dari tata laksana dampak dan
pengembangan mutu, analisis pada pasien dan evaluasi pelayanan pada pasien,dan
pemakaian sumber yang ada.
● 3.Pilihan pada pasien.
Meskipun evidence atau bukti yang dianggap paling kuat adalah systematic reviews dari
penelitian-penelitian Randomized Control Trial namun penelitian deskriptif ataupun
penelitian kualitatif
● Model – model Evidence Based Practice.

● Beberapa model evidence based mempunyai keunggulannya masing-masing


sehingga setiap institusi dapat memilih model yang sesuai dengan kondisi
mereka. Adapun beberapa model yang sering digunakan dalam
mengimplementasikan Evidence Based Practice adalah Iowa model, Stetler
model, ACE STAR model, John Hopkins evidencebased practice model,
rosswurm dan larrabee’s model serta
evidence based practice model for stuff nurse
Langkah –langkah dalam Proses Evidence Based
Practice.

● 1) Meningkatkan keinginan pencarian (inquiry).


● 2) Mengajukan pertanyaan PICO (T) question
● 3) Menemukan fakta-fakta yang terbaik
● 4) Melaksanakan evaluasi ciri atau data yang sudah diketahui.
● 5) Memadukan data dengan ketrampilan klinis serta pilihan pasien untuk membuat keputusan
klinis terbaik.

● 6) Evaluasi hasil setelah penerapan Evidence Based Practice pada perubahan praktek.

● 7) Membagikan hasil.
Manfaat Evidence For hospital based care dalam praktek kebidanan

1. Menjadi antara penelitian dan praktik


2. Mengeliminasi Penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk
3. Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil
penelitian
4. Mengeliminasi budaya “Practice which is not evidence based”
EFEKTIFITAS EVIDENCE FOR HOSPITAL BASED CARE DALAM PRAKTIK PELAYANAN KEBIDANAN
1.Standar pelayanan umum
2.Standar pelayanan antenatal
3.Standar pertolongan persalinan
4. Standar pelayanan Nifas
5.Standar pelayanankegawatan obsetri neonatal
Langkah-langkah dalam evidence based:
1.Merumuskan pertanyaan klinis yang dapat di jawab
2.Menemukan bukti terbaik
3.Menilai bukti secara kritis
4.Mengaplikasiakan bukti
5.Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan Langkah -langkah 1-4 dan mencari cara
untuk meningkatkan mereka berdua untuk waktu berikutnya
Evidence based Clinical(EBP)
Adalah tindakan yang diteliti dan bertanggung jawab dengan menggunakan
bukti yang berhubungan dengan keahlian klinis dan nilai pasien untuk
menuntun pengambilan keputusan dalam proses perawatan(Titler).

CIRI -CIRI EVIDENCE CLINICAL


1.Terdiri dari atas bukti penelitian dan pengalaman klinis .
2.Ada keterampilan yang dilibatkan dalam membaca literatur yang
memerlukan kemampuan untuk mensintesakan informasi dan membuat
pertimbangan mengenai kualitas bukti yang ada
CIRI -CIRI EVIDENCE CLINICAL
1.Terdiri dari atas bukti penelitian dan pengalaman klinis .
2.Ada keterampilan yang dilibatkan dalam membaca literatur yang memerlukan kemampuan
untuk mensintesakan informasi dan membuat pertimbangan mengenai kualitas bukti yang ada
3.Cara penggunaan informasi merupakan fungsi tingkat ototritas praktisi disuatu organisasi
dan tingkat keyakinan terhadap keefektifan informasi yang sudah digunakan
4.Bagian dari penggunan BEP adalah kemampuan mengevaluasi secara mandiri informasi yang
digunakan dan menguji validalitasnya dalam konteks praktik masing -masing
5.Pertimbangan klinis berbasis bukti.
TANTANGAN PENERAPAN EVIDENCE
BASED

Tantangan Penerapan Evidence based praktik kebidanan

1. Ketersediaan dan akses terhadap bukti ilmiah


2. SDM penyedia bukti ilmiah (jumlah ,kualitas ,dan
pengelolaannya)
3. SDM pelaksana EBLM
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN DALAM PENERAPAN EVIDENCE BASED DALAM PRAKTIK.
Kelebihan :
1.Memberikan pelayanan yang terbaik
2.Menggunakan sumber daya yang terbaik dan terpacaya
Kelemahan :
1.Membatasi autonomi professional.
2. Menghasilkan penelitian kuantitatif terutama desain randomized controlled Trial(RCT).
3. Penelitian RCT mahal,maka prioritas diberikan kepada kepentingan para sponsor
4.Ada jeda RCT dilakukan dengan Ketika hasilnya di publikasikan.
5.Penelitian dengan rancangan RCT membatasi generelisasi karena penelitian tidak dilakukan pada
semua populasi .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai