Anda di halaman 1dari 20

JOURNAL

PROGRAM-PROGRAM KESEHATAN/KEBIJAKAN DALAM


MENANGGULANGI MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS UTAMA DI
INDONESIA

Disusun Oleh:
Chici Reksa Surya Friyani (2014201050)
IV B Keperawatan

Dosen Pengampu:
Ns. Helmanis Suci ,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
Program Kesehatan/Kebijakan dalam Menanggulangi Masalah Kesehatan Komunitas di
Indonesia
Oleh:
Chici Reksa Surya Friyani1
suryafriyani@gmail.com1

ABSTRAK
Masalah kesehatan pada komunitas masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dunia,
disamping mulai meningkatnya masalah penyakit menular dan tidak menular. Penyakit menular
tidak mengenal batas-batas daerah administratif, sehingga pemberantasan penyakit menular
memerlukan kerjasama antar daerah, misalnya antar propinsi, kabupaten/kota bahkan antar
negara. Di berbagai negara, masalah penyakit menular dan kualitas lingkungan yang berdampak
terhadap kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah bersama
masyarakat sebagai bagian dari misi peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Beberapa penyakit
menular yang menjadi masalah utama di Indonesia adalah penyakit HIV-AIDS, Tuberkulosis
Paru, Malaria, Demam Berdarah (DBD), Diare dan penyakit lainnya. Salah satu penyakit
menular yang berbahaya dan bisa menyebabkan kematian adalah penyakit HIV-AIDS.
Kata Kunci: Penyakit menular, Kesehatan, Komunitas
ABSTRAC
Community health problems are still a major public health problem in the world, in addition to
the increasing number of communicable and non-communicable diseases. Infectious diseases do
not recognize administrative boundaries, so the eradication of infectious diseases requires
cooperation between regions, for example between provinces, districts/cities and even between
countries. In various countries, the problem of infectious diseases and the quality of the
environment that has an impact on health is still a central issue that is handled by the government
together with the community as part of the mission to improve the welfare of its people. Several
infectious diseases that are the main problem in Indonesia are HIV-AIDS, Pulmonary
Tuberculosis, Malaria, Dengue Fever (DHF), Diarrhea and other diseases. One of the infectious
diseases that are dangerous and can cause death is HIV-AIDS.
Keywords: Infectious disease, Health, Community

ii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan pada komunitas pelaksanaan yang tergantung pada jenis,
masih menjadi masalah utama kesehatan sasaran serta tingkat pencegahan. Dalam
masyarakat dunia, disamping mulai strategi penerapan ilmu kesehatan
meningkatnya masalah penyakit menular masyarakat dengan prinsip tingkat
dan tidak menular. Pemerintah melakukan pencegahan seperti tersebut di atas,
berbagai upaya untuk mencegah dan sasaran kegiatan diutamakan pada
mengendalikan penyebaran penyakit peningkatan derajat kesehatan individu
menular tersebut, antara lain dengan dan masyarakat,  perlindungan terhadap
menyediakan fasilitas kesehatan seperti ancaman dan gangguan kesehatan,
Rumah Sakit baik milik pemerintah penanganan dan pengurangan gangguan
maupun swasta dan Puskesmas. Upaya serta masalah kesehatan, serta usaha
tersebut diselenggarakan dengan rehabilisasi lingkungan.
menitikberatkan pada pelayanan untuk
masyarakat luas guna mencapai derajat 1.2 Tujuan
kesehatan yang optimal tanpa Penulisan makalah ini bertujuan
mengabaikan mutu pelayanan kepada untuk mengetahui bagaimana Program
perorangan (Depkes, RI 2004). Kesehatan atau Kebijakan dalam
Usaha pencegahan penyakit secara Menanggulangi Masalah Kesehatan
umum dikenal berbagai strategi KomunitasdiIndonesia
2. Uraian Teoritis 2. Mendorong kemandirian masyarakat
2.1 Konsep Pembangunan Kesehatan Di untuk hidup sehat
Indonesia 3. Memelihara dan meningkatkan
Pembangunan Kesehatan merupakan pelayanan kesehatan yang bermutu,
bagian dari pembangunan yang bertujuan merata dan terjangkau
meningkatkan kesadaran, kemauan dan 4. Memelihara dan meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat kesehatan individu, keluarga dan
bagi setiap orang agar terwujud derajat masyarakat beserta
kesehatan masyarakat yang setinggi- lingkungannya.
tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut
merupakan upaya seluruh potensi bangsa 2.1.4 Ciri – Ciri Masyarakat Yang
Indonesia baik masyarakat, swasta, maupun Sehat
pemerintah. 1. Peningkatan kemampuan masyarakat
2.1.1 Tujuan Pembangunan Kesehatan untuk hidup sehat.
di Indonesia 2. Mengatasi masalah kesehatan
Tujuan pembangunan kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
menuju Indonesia sehat adalah pencegahan, penyembuhan penyakit
meningkatkan kesadaran, kemauan dan dan pemulihan kesehatan.
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang 3. Peningkatan upaya kesehatan
agar terwujud derajat kesahatan masyarakat lingkungan terutama penyediaan
yang optimal melalui terciptanya sanitasi dasar yang dikembangkan dan
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
yang ditandai oleh penduduknya hidup meningkatkan mutu lingkungan hidup.
dalam lingkungan dan dengan prilaku yang 4. Peningkatan status gizi masyarakat
sehat, memiliki kemampuan untuk berkaitan dengan peningkatan status
menjangkau pelayanan kesehatan yang sosial ekonomi masyarakat.
bermutu secara adil dan merata, serta 5. Penurunan angka kesakitan dan
memiliki derajat kesehatan yang optimal kematian dari berbagai sebab dan
diseluruh wilayah Republik Indonesia. penyakit

2.1.2 Paradigma Sehat 2.1.5 Indikator Yang Berhubungan


Paradigma sehat adalah cara pandang, Dengan Kesehatan Masyarakat
pola pikir, atau model pembanguan Menurut WHO beberapa indikator
kesehatan yang memandang masalah dari masyarakat sehat adalah degan
kesehatan saling terkait dan mempengaruhi keadaan yang berhubungan dengan
banyak faktor yang bersifat lintas sektoral status kesehatan masyarakat, meliputi:
dengan upaya yang lebih diarahkan pada 1. Indikator komprehensif- angka
peningkatan, pemeliharaan, serta kematian kasar menurun, meliputi :
perlindungan kesehatan, tidak hanya pada a. Rasio angka mortalitas proporsial
upaya penyembuhan penyakit atau rendah
pemulihan kesehatan. b. Umur harapan hidup meningkat
2. Indikator spesifik- angka kematian ibu
2.1.3 Misi dan Visi Indonesia Sehat dan anak menurun, meliputi :
VISI  : Indonesia Sehat a. Angka kematian karena penyakit
MISI  : menular menurun.
1. Menggerakkan pembangunan nasional b. Indikator pelayanan kesehatan,
berwawasan kesehatan. meliputi :
1) Rasio antara tenaga kesehatan c. Sarana dan prasarana belum dapat
dan jumlah penduduk seimbang. menunjang pelayanan kesehatan.
2) Distribusi tenaga kesehatan
merata.
3) Informasi lengkap tentang
jumlah tempat tidur di rumah
sakit, fasilitas kesehatan lain, 2.1.7 Strategi Dan Program Pembangunan
dsb. Kesehatan Di Indonesia  
4) Informasi tentang jumlah sarana Strategi pembangunan kesehatan untuk
pelayanan kesehtan diantaranya mewujudkan Indonesia Sehat tahun 2010
rumah sakit, puskesmas, rumah adalah sebagai berikut.
bersalin, dsb. 1. Pembangunan Nasional Berwawasan
Kesehatan
2.1.6 Faktor – Faktor Penyebab Semua kebijakan pembengunan nasional
Terjadinya Masalah Di Indonesia yang sedang akan diselenggarakan harus
1. Faktor lingkungan memiliki wawasan kesehatan. Artinya
a. Kurangnya peran serta masyarakat dalam program pembangunan nasional harus
mengatasi kesehatan (masalah-masalah memberikan konstribusi yang positif
kesehatan). terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terdapat
b. Kurangnya sebagian besar rasa tanggung dua hal, di antaranya:  
jawab masyarakat dalam bidang a. Pembentukan lingkungan sehat.
kesehatan. b. Pembentukan perilaku sehat
2. Faktor perilaku dan Gaya Hidup Untuk terselenggarakannya
masyarakat Indonesia pembangunan berwawasan kesehatan perlu
a. Masih banyak insiden atau kebiasaan dilaksanakan kegiatan sosialisasi, orientasi,
masyarakat yang selalu merugikan dan kampanye, dan pelatihan. Sehingga semua
membahayakan kesehatan mereka. pihak terkait memahami dan mampu
b. Adat istiadat yang kurang atau bahkan melaksanakan pembangunan berwawwasan
tidak menunjang kesehatan. Internasional.
3. Faktor sosial ekonomi 2. Determinan yang berpengarah dalam
a. Tingkat pendidikan masyarakat di perencanaan tenaga kesehatan diantaranya
Indonesia sebagian besar masih rendah. adalah sebagai berikut.
b. Kurangnya kesadaran dalam a. Perkembangan penduduk.
pemeliharaan kesehatan. Budaya sadar b. Pertumbuhan ekonomi.
sehat belum merata ke sebagian c. Kebjaksanaan di bidang kesehatan antara
penduduk Indonesia. lain: upaya peningkatan kelas rumah sakit
c. Tingkat social ekonomi dalam hal ini dan deregulasi bidang rumah sakit upaya
penghasilan juga masih rendah dan peninhkatan mutu unit-unit pelayanan
memprihatinkan. kesehatan, swadaya unit pelayanan
4. Faktor pelayanan kesehatan kesehatan, serta pengembangan sector
a. Cakupan pelayanan kesehatan belum swasta (nasional dan asing).
menyeluruh dimana ada sebagian Dalam penentuan atau perencanaan
propinsi di indonsia yang belum kebutuhan tenaga kesehatan didasarkan atas
mendapat pelayanan kesehatan maksimal pertimbangan kombinasi dari tiga prinsip,
dan belum merata. yaitu: memerhatikan rasio tenaga dengan
b. Upaya pelayanan kesehatan sebagian penduduk; permintaan dan kecenderungan
masih beriorientasi pada upaya kuratif. epidemiologi di lapangan; serta determinan
yang ada. Namun, untuk negara Indonesia
yang sangat beragam situasi dan kondisi
daerahnya maka keadaan geografi dan 2.1.10 Indikator Keberhasilan
kepadatan penduduk merupakan factor Pembangunan Kesehatan Kia
determinan yang perlu dipertimbangkan 1. Indikator Input : Dapat dilihat dari
dalam perencanaan tentang kesehatan kebijaksanaan manajemen ( Man, Money,
disamping determinan yang disebutkan di Material, Method, dsb ).Struktur organisasi
atas. Ciri daerah yang sangat bervariasi serta kondisi keadaan masyarakat pada saat
merupakan satu permasalahan tersendiri ini :
dalam melakukan perencanaan tenaga a. Komitmen politik  mengenai kesehatan
kesehatan sehingga kemungkinan tidak dapat bagi semua.
diperoleh satu formula yang dapat digunakan b. Alokasi sumber daya, pembiayaan
untuk semua wilayah Indonesia. Kesehatan 5% dari total pembayaan
nasional dan pembiayaan pembangunan
2.1.8 Program Kesehatan Unggulan Di daerah.
Indonesia c. Penyebaran Pendapatan
Ditetapkan 10 program kesehatn, sebagai d. Angka melek huruf orang dewasa.
berikut : e. Ketersediaan sarana kesehatan,
1. Program kebijakan kesehatan, pembiayaan Penyebaran dan penggunaannya.
kesehatan dan hokum kesehatan. f. Tingkat pertumbuhan penduduk
2. Program perbaikan gizi g. Penduduk yang ikut JPKM
3. Program pencegahan penyakit menular. h. Kerangka Organisasi dan proses
4. Program peningkatan prilaku hidup sehat manajerial.
dan kesehatan mental 2. Indikator Proses : Adanya kemajuan
5. Program lingkungan pemukiman, air dan dalam proses manajemen baik dalam
udara sehat. perencanaan, organisasi, staffing,
6. Program kesehatan keluarga, kesehatan koordinasi, pelaporan dan pembiayaan,
reproduksi dan keluarga berencana. misalnya :
7. Program keselamatan dan kesehatan kerja. a. Keterlibatan masyarakat dalam
8. Program anti tembakau, alcohol, dan mencapai kesehatan bagi semua.
madat. b. Tingkat desentralisasi pengambilan
9. Program pengawasan obat, bahan keputusan, pengembangan dan
berbahaya, makanan. penetapan suatu proses manajerial bagi
10. Program pencegahan kecelakaan lalu pembangunan kesehatan nasional atau
lintas pembangunan daerah.
c. Wanita hamil yang memeriksakan
2.1.9 Agenda Millenium Deffelopment kehamilan
Goals (Mdgs) d. Penduduk yang tidak merokok dan
Adapun kelima agenda tersebut adalah: tidak minum minuman keras.
1. Agenda ke – 1 memberantas kemiskinan 3. Indikator Output : Misalnya :
dan kelaparan. a. Cakupan :
2. Agenda ke – 4 menurunkan angka 1) Cakupan pelayanan kesehatan dasar.
kematian anak. 2) Cakupan pelayanan rujukan.
3. Agenda ke – 5 meningkatkan kesehatan b. Status kesehatan :
ibu 1) Status gizi dan perkembangan
4. Agenda ke – 6 memerangi HIV/AIDS, Psikososial anak
Malaria dan penyakit lainnya. 2) Angka kematian bayi, angka kematian
5. Agenda ke – 7 melestarikan lingkungan anak, umur harapan hidup waktu lahir
hidup dan angka kematian ibu.
4. Pengertian Paradigma Sehat b. Penyakit menular yang diprioritaskan
a. Paradigma Sehat adalah cara pandang, dalam program ini adalah: malaria, demam
pola pikir, atau model pembangunan berdarah dengue, tuberkulosis paru, HIV/
kesehatan yang bersifat holistik. AIDS, diare, polio, filaria, kusta,
b. Melihat masalah kesehatan yang pneumonia, dan penyakit-penyakit yang
dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),
bersifat lintas sektor. termasuk penyakit karantina dan risiko
c. Upayanya lebih diarahkan pada masalah kesehatan masyarakat yang
peningkatan, pemeliharaan dan memperoleh perhatian dunia internasional
perlindungan kesehatan. (public health risk of international
d. Bukan hanya panyembuhan orang sakit concern).
atau pemulihan kesehatan c. Penyakit idak menular yang diutamakan
5. Perubahan Paradigma adalah: penyakit jantung, kanker, diabetes
a. Paradigma Sakit: upaya membuat orang melitus dan penyakit metabolik, penyakit
sakit  menjadi sehat. kronis dan degeneratif, serta gangguan
b. Paradigma Sehat: upaya membuat orang akibat kecelakaan dan cedera.
sehat tetap sehat. 2. Sasaran
c. Paradigma Sehat : upaya promotif dan a. Persentase desa yang mencapai Universal
preventif tanpa mengesampingkan upaya Child Immunization (UCI) sebesar 98%.
kuratif dan rehabilitatif b. Angka Case Detection Rate penyakit TB
6. Latar Belakang sebesar 70% dan angka keberhasilan
a. Kesehatan hak azasi manusia, pengobatan TB di atas 85%.
menentukan kualitas hidup SDM. c. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP)
b. Kesehatan karunia Tuhan, perlu diharapkan ≥ 2/100.000 anak usia kurang
disyukuri. dari 15 tahun.
c. Kesehatan dipengaruhi banyak faktor, d. Penderita Demam Berdarah Dengue
yang utama lingkungan dan perilaku. (DBD) yang ditangani sebesar 80%.
d. UU No. 23 Tahun 1992 tentang e. Penderita malaria yang diobati sebesar
Kesehatan pasal 3 menyebutkan bahwa 100%
tujuan pembangunan kesehatan adalah f. CFR diare pada saat KLB adalah < 1,2%.
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan g. ODHA (Orang Dengan HIV AIDS)
dan kemampuan bagi setiap orang agar mendapat pengobatan ART sebanyak
terwujud derajat kesehatan yang optimal. 100%.
7. Visi Kesehatan h. Tersedianya dan
Untuk mewujudkan paradigma sehat tersosialisasikannyakebijakan dan
tersebut ditetapkan visi, yaitu gambaran, pedoman, serta hukum kesehatan
prediksi atau harapan tentang keadaan penunjang program yang terdistribusi
masyarakat Indonesia pada masa yang akan hingga ke desa.
datang. i. Terselenggaranya sistem surveilans dan
kewaspadaan dini serta penanggulangan
2.2 Pemberantasan Penyakit Menular dan Kejadian Luar Biasa (KLB)/ wabah secara
Penyehatan Lingkungan Pemukiman berjenjang hingga ke desa.
2.2.1 Program Pemberantasan Penyakit 3. Kebijakan Pelaksanaannya, yaitu:
Menular a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
1. Tujuan diarahkan untuk mendorong peran,
a. Program ini bertujuan menurunkan angka membangun komitmen, dan menjadi
kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat bagian integral pembangunan kesehatan
penyakit menular dan tidak menular. dalam mewujudkan manusia Indonesia
yang sehat dan produktif terutama bagi h. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
masyarakat rentan dan miskin hingga ke diarahkan untuk meningkatkan cakupan,
desa. jangkauan, dan pemerataan pelayanan
b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit penatalaksanaan kasus penyakit secara
diselenggarakan melalui penatalaksanaan berkualitas hingga ke desa.
kasus secara cepat dan tepat, imunisasi, 4. Langkah-langkah pemberantasan penyakit
peningkatan perilaku hidup bersih dan menular yaitu:
sehat, serta pengendalian faktor risiko baik a. Mengumpulkan dan menganalisa data
di perkotaan dan di perdesaan. tentang penyakit.
c. Pencegahan dan pemberantasan penyakit b. Melaporkan penyakit menular.
diarahkan untuk mengembangkan dan c. Menyelidiki di lapangan untuk
memperkuat jejaring surveilans mengetahui benar atau tidaknya laporan
epidemiologi dengan fokus pemantauan yang masuk untuk menemukan kasus-
wilayah setempat dan kewaspadaan dini, kasus lagi dan untuk mengetahui sumber
guna mengantisipasi ancaman penyebaran penularan.
penyakit antar daerah maupun antar negara d. Menyembuhkan penderita hingga ia tidak
yang melibatkan masyarakat hingga ke lagi menjadi sumber infeksi.
desa. e. Pemberantasan vektor (pembawa
d. Pencegahan dan pemberantasan penyakit penyakit)
diarahkan untuk mengembangkan sentra f. Pendidikan kesehatan.
rujukan penyakit, sentra pelatihan 5. Cara-cara pencegahan penyakit menular
penanggulangan penyakit, sentra regional secara umum, yaitu :
untuk kesiapsiagaan penanggulangan a. Mempertinggi nilai kesehatan.
KLB/ wabah. b. Ditempuh dengan cara usaha kesehatan
e. Pencegahan dan pemberantasan penyakit (hygiene) perorangan dan usaha
diarahkan untuk memantapkan jejaring kesehatan lingkungan (sanitasi).
lintas program, lintas sektor, serta c. Memberi vaksinasi/imunisasi
kemitraan dengan masyarakat termasuk d. Merupakan usaha untuk pengebalan
swasta untuk percepatan program tubuh. Ada dua macam, yaitu :
pencegahan dan pemberantasan penyakit 1) Pengebalan aktif, yaitu dengan cara
menular melalui pertukaran informasi, memasukkan vaksin ( bibit penyakit
pelatihan, pemanfaatan teknologi tepat yang telah dilemahkan), sehingga
guna, dan pemanfaatan sumberdaya tubuh akan dipaksa membuat
lainnya. antibodi. Contohnya pemberian
f. Pencegahan dan pemberantasan penyakit vaksin BCG, DPT, campak, dan
diarahkan untuk dilakukan melalui hepatitis.
penyusunan, review, sosialisasi, dan 2) Pengebalan pasif, yaitu memasukkan
advokasi produk hukum penyelenggaraan serum yang mengandung antibodi.
program pencegahan dan pemberantasan Contohnya pemberian ATS (Anti
penyakit di tingkat pusat hingga desa. Tetanus Serum).
g. Pencegahan dan pemberantasan penyakit 6. Pemeriksaan kesehatan berkala
diarahkan untuk meningkatkan Merupakan upaya mencegah
profesionalisme sumberdaya manusia di munculnya atau menyebarnya suatu
bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit, sehingga munculnya wabah
penyakit sehingga mampu menggerakkan dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan
dan meningkatkan partisipasi masyarakat cara ini juga, masyarakat bisa
secara berjenjang hingga ke desa. mendapatkan pengarahan rutin tentang
perawatan kesehatan, penanganan suatu
penyakit, usaha mempertinggi nilai yang dinamakan infeksi oportunistik. Pada
kesehatan, dan mendapat vaksinasi. individu yang terinfeksi HIV dengan jumlah
CD4 < 200μL juga merupakan definisi AIDS
2.2.2 Penyakit- Penyakit Menular Pada meskipun tanpa adanya gejala yang terlihat
Manusia atau infeksi oportunistik.
1. Malaria Program pemberantasan HIV AIDS, yaitu:
Malaria adalah penyakit infeksi yang a. Voluntary Counseling and Test (VCT)
disebabkan oleh sejenis protozoa dari kelas Konseling dalam VCT adalah
sporozoa, genus Plasmodium. Ada 4 spesies kegiatan konseling yang menyediakan
Plasmodium yang dapat menimbulkan dukungan psikologis, informasi dan
penyakit pada manusia, yaituPlasmodium pengetahuan HIV/AIDS, mencegah
vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium penularan HIV, mempromosikan perubahan
malariae, plasmodium ovale. Penularan perilaku yang bertanggungjawab, pengobatan
penyakit melalui gigitan nyamuk Anopheles antiretroviral (ARV) dan memastikan
betina yang membawa sporozoid infektif. pemecahan berbagai masalah terkait dengan
Penularan lainnya adalah melalui trarisfusi HIV/AIDS yang bertujuan untuk perubahan
darah, plasenta ibu atau jarum suntik. perilaku ke arah perilaku lebih sehat dan
Penularan yang bukan melalui gigitan lebih aman (Pedoman Pelayanan VCT,
nyamuk, protozoa menginfeksi penderita 2006).
bukan dalam bentuk sporozoid, tetapi dalam 1) Program Terapi Rumatan Metadone
bentuk tropozoid. (PTRM)
Pencegahan yang dapat dilakukan Metadon bukan terapi untuk
adalah : menyembuhkan ketergantugan heroin, terapi
a. Mengobati penderita dan orang yang ini membuat pola kebiasaan baru,
dalam tubuhnya mengandung parasit kesempatan berpikir, bekerja, menimbang,
malaria. dan memilih bagi penggunanya tanpa
b. Memberantas sarang nyamuk. kekuatiran akan terjadinya gejala putus
c. Memberantas nyamuk. heroin, dan membantu klien memutuskan
d. Dan mencegah gigitan nyamuk. hubungan dari lingkaran pengguna heroin.
Prinsipnya adalah adanya perubahan
2. HIV/AIDS perilaku.
HIV merupakan sebuah retrovirus yang Manfaat metadon yaitu membuat stabil
memiliki genus lentivirus, genus ini memiliki mental emosional klien sehingga dapat
tipe klinis seperti sumber penyakit infeksi menjalani hidup normal, penggunaan
yang kronis, periode laten klinis yang metadon lebih murah daripada penggunaan
panjang, replikasi virus yang persisten dan heroin, metadon dapat mendorong klien
terlibat dalam sistem saraf pusat. Virus ini hidup sehat, penggunaan metadon dapat
berbeda dengan virus lain karena tubuh membuat klien meninggalkan kebiasaan
manusia tidak dapat menyingkirkan virus ini. berbagi peralatan suntik sehingga
HIV menyebar melalui cairan tubuh dan menurunkan resiko penularan HIV/AIDS,
memiliki cara khas dalam menginfeksi sistem Hepatitis C/B, memungkinkan klien
kekebalan tubuh manusia terutama sel CD4 mengatasi masalah putus heroin dengan
atau sel-T. AIDS merupakan kumpulan sedikit lebih nyaman, menurunkan tindak
gejala atau penyakit yang disebabkan oleh criminal.
menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi 2) Program Penyediaan Jarum Suntik dan
oleh virus HIV. AIDS merupakan stadium Pemusnahan Jarum Suntik Bekas
ketika sistem imun penderita jelek dan (Perjasun)
penderita menjadi rentan terhadap infeksi
Perjasun adalah suatu rangkaian kegiatan hari, namun pada sebagian kasus memanjang
dalam penyediaan dan pemberian paket hingga berminggu-minggu.
jarum suntik steril di Puskesmas bagi Gejala diare bermacam-macam, dimulai
penasun, serta pemusnahan limbah jarum dari yang hanya merasakan sakit
suntik bekas yang telah diamankan. Program perut singkat dengan tinja yang tidak terlalu
ini juga meliputi pendidikan, pemberian encer hingga ada yang mengalami kram perut
informasi, dan komunikasi untuk mengubah dengan tinja yang sangat encer. Pada kasus
perilaku beresiko dalam rangka pencegahan diare parah, kemungkinan penderitanya juga
infeksi menular lewat darah. akan mengalami demam dan kram perut
3) Prevention Mother to Child Transmission hebat.
(PMTCT) a. Gambaran umum Program Penyakit Diare:
Program untuk pencegahan penularan 1) Melaksanakan tatalaksana penderita diare
dari ibu ke anak (PMTCT) HIV termasuk yang standar, baik di Sarana Kesehatan
pemeriksaan antenatal HIV dan councelling, maupun masyarakat/rumah tangga.
menghindari kehamilan yang tidak 2) Melaksanakan Surveilans Epidemiologi
diinginkan, penyediaan antiretroviral (ARV) dan Penanggulangan KLB Diare
bagi ibu-ibu dan bayi baru lahir, dan 3) Mengembangkan pedoman pengendalian
dukungan untuk pilihan pemberian makanan penyakit diare
bayi yang lebih aman dan praktek. 4) Meningkatkan pengetahuan dan
4) Program TB-HIV Care, Support and ketrampilan petugas dalam pengelolaan
Treatment (CST) di RS Rujukan HIV- program yang meliputi aspek manajerial
AIDS dan tehnis medis.
Memulai terapi HIV dan TB secara 5) Mengembangkan jejaring lintas program
bersamaan memperbaiki ketahanan hidup dan sektor di pusat, propinsi dan
dengan pengobatan secara bersamaan kabupaten/kota
dikaitkan dengan kurang lebih 65% 6) Meningkatkan pembinaan tehnis dan
penurunan kemungkinan kematian, bahkan monitoring untuk mencapai kualitas
apabila memperhitungkan faktor lain. Para pelaksanaan pengendalian penyakit diare
peneliti mencatat bahwa manfaat ketahanan secara maksimal, dan
hidup secara khusus terbukti tak lama setelah 7) Melaksanakan evaluasi untuk mengetahui
mulai pengobatan, dengan pengobatan secara hasil kegiatan program dan sebagai dasar
bersamaan dikaitkan dengan risiko kematian perencanaan selanjutnya.
yang 85% lebih rendah setelah enam bulan b. Gambaran secara khusus
dan 67% setelah 12 bulan. Walaupun 1) Meningkatkan tatalaksana penderita diare
menarik, para peneliti tidak dapat di rumah tangga yang tepat dan benar
menyimpulkan bahwa itu adalah manfaat 2) Meningkatkan SKD dan penanggulangan
yang sesungguhnya dari pengobatan secara KLB Diare
bersamaan dan bukan hasil dari dampak 3) Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan
pembaur yang tidak diketahui. yang efektif.
3. Diare 4) Melaksanakan monitoring dan evaluasi
Diare merupakan kondisi yang ditandai 5) Tatalaksana Penderita Diare
dengan encernya tinja yang dikeluarkan 6) Surveilans Epidemiologi
dengan frekuensi buang air besar (BAB) 7) Promosi Kesehatan
yang lebih sering dibandingkan dengan 8) Pencegahan Diare
biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat 9) Pengelolaan Logistik
konsumsi makanan atau minuman yang 10) Pemantauan dan Evaluasi
terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit.
Biasanya diare hanya berlangsung beberapa 4. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi c. Memberikan perlindungan sumber air
yang disebabkan oleh parasit sejenis minum
protozoa, subfilum Sporozoa, kelas d. Memasak makanan dan minuman secara
Toxoplasmea, yaitu Toxoplasma gondii. benar
Infeksi parasit ini menimbulkan radang pada e. Menghindari tercemarnya makanan
kulit, kelenjar getah bening, jantung, paru, f. Menjaga kebersihan kelompok
mata,otak,dan selaput otak. Kucing
merupakan sumber perantara infeksi bagi 6. Demam Tifoid ( tifus atau paratifus)
manusia. Kucing yang terinfeksi akan Demam tifoid adalah penyakit infeksi
mengeluarkan tinja yang mengandung yang disebabkan oleh bakteri  salmonela,
ookista toxoplasma. Penularan dapat juga yaitu salmonella typhi atau salmonella
terjadi dengan adanya kontak antara kulit paratyphi A, B, dan C. Penderita yang ada
dengan jaringan ekskreta binatang yang sakit. dalam masa penyembuhan umumnya masih
Penularan lain dapat pula terjadi pada pada mengandung bibit penyakit di dalam kantung
bayi/janin yang didapat dari ibu selama bayi empedu maupun di dalam ginjalnya.
tersebut dalam kandungan atau melalui air Salmonella akan memasuki tubuh calon
susu. penderita melalui saluran pencernaan. Tanda-
Pencegahan penyakit dapat dilakukan tanda khas dari penyakit ini adalah demam,
dengan cara : gejala-gejala keluhan pada perut , limpa, dan
a. Memasak makanan dan minuman dengan erupsi kulit.
sempurna Pencegahan, penyakit ini dapat melalui
b. Mengobati hewan perantara, terutama perbaikan kebersihan individu dan
kucing yang sakit lingkungan, mengusahakan penyediaan
c. Menjaga kebersihan individu dan sarana air yang baik, dan memberikan
lingkungan. vaksinasi .
7. Difteri
5. Kolera Difteri adalah penyakit akut yang
Kolera adalah penyakit akut yang sangat disebabkan oleh bakteri bacillus, yaitu coryna
menular, disebabkan oleh suatu kuman yang bacterium diphtheria. Umumnya yang banyak
disebut Vibro comma. Penularan dapat secara terinfeksi penyakit ini adalah anak-anak.
langsung dari penderita melali tinja atau Penularan melalui titik ludah merupakan cara
muntah. Penularan terjadi melalui saluran penularan yang paling utama. Penularan lain
pencernaan. Gejala yang umum adalah dapat pencemaran tangan, dan sapu tangan.
penderita mengalmi diare dan muntah- Bagian tubuh yang dapat mengalami infeksi
muntah. Pada kasus diare, tinja mula-mula adalah tonsil, nasofaring, laring dan bagian
berbentuk normal, kemudian berubah saluran pernafasan atas lainnya. Gejala
menjadi tidak berwarna lagi  lalu berbuih- umum adalah demam, menggigil, dan badan
buih, akhirnya berbentuk seperti air beras. lemah.
Untuk kasus muntah, muntahan pertama Pencegahan yang dapat dilakukan adalah
biasanya berupa makanan, kemudian berubah imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif
menjadi bentuk seperti air beras. Akibat (vaksinasi) pertama sebaiknya sudah
adanya diare dan muntah ini, tubuh penderita diberikan pada saat anak berusia 3 bulan,
akan kehilangan cairan tubuh. diberikan bersama-sama dengan imunisasi
Cara pencegahan adalah : tetanus, pertunis, dan polio mielitis.
a. Mengisolasi penderita Vaksinasi kedua diberikan 2 tahun kemudian,
b. Sterilisasi peralatan yang terkena tinja dan sedangkan vaksin yang ketiga diberikan pada
muntah penderita waktu anak mulai masuk sekolah. Imunisasi
pasif dilakukan untuk mendapatkan dan serum antitetanus. Usaha pencegahannya
perlindungan selama 2-3 minggu. adalah :
8. Disentri Hasiler a. Memberikan imunisasi
Disentri hasiler adalah infeksi usus besar b. Merawat dan membersihkan luka serta
yang disebabkan oleh bakteri potogen, ada membiarkan luka tetap terbuka
macam-macam spesies dan varian dari bakteri
ini, genus Shigella shigae, Shigellaflexneri,
Shigella boydii, shigella schnlitzei, shigella 10. Tuberculosis (TBC)
sonei. Kuman masuk kedalam tubuh melalui Tuberkulosis adalah penyakit infeksi
mulut. Gejala penyakit ini adalah penderita spesifik pada manusia dan hewan. Penyebab
mengalami panas badan sampai 42 derajat C, tuberculosis adalah Mycobacterium
mengeluh gangguan perut, mual, dan muntah. tuberculosis, Mycobacterium bovis,
Diare dapat terjadi sebanyak 20-40 kali dalam Mycobacterium avium, dan mycobacter ium
sehari. Mula-mula tinja yang keluar tercampur microti. Gejala umum penderita penyakit ini
dengan sedikit darah dan lendir, kemudian adalah lemah badan, penurunan berat badan,
tinja hanya terdiri atas lendir berdarah yang meningkatnya suhu tubuh, berkeringan
mengandung hasil kikisan sel mukosa usus malam hari.
dan kuman-kuman. Nyeri perut semakin lama Adapun gambaran program untuk
semakin hebat. penyakit Tuberkulosis di Indonesia, meliputi:
Usaha pencegahan dapat dilakukan : a. Strategi Nasional Pengendalian TB di
a. Mengisolasi para penderita Indonesia  2010-2014. Strategi nasional
b. Mensterilisasi peralatan tidur program pengendalian TB nasional terdiri
c. Memberikan perlakuan desinfeksi terhadap dari 7 strategi:
tinja penderita 1) Memperluas dan meningkatkan pelayanan
d. Melakukan pengawasan pembuatan DOTS yang bermutu.
makanan/ es yang menggunakan air mentah 2) Menghadapi tantangan TB/HIV, MDR-
e. Memasak air minum terlebih dahulu TB, TB anak dan kebutuhan masyarakat
miskin serta rentan lainnya.
9. Tetanus 3) Melibatkan seluruh penyedia pelayanan
Tetanus adalah penyakit infeksi yang pemerintah, masyarakat (sukarela)
disebabkan oleh Clostridium tetani. Kuman perusahan dan swasta melalui pendekatan
tetanus terdapat di dalam tanah. Penularan pelayanan TB Terpadu Pemerintah dan
terjadi melalui luka yang terbuka. Untuk Swasta (Public-Private Mix) dan
menghindari terjadinya tetanus adalah dengan menjamin kepatuhan terhadap standar
membersihkan dan mengeluarkan benda asing internasional penatalaksanaan TB
dari luka tersebut. Luka diberi antibiotic untuk (Internasional Standards for TB Care).
membasmi infeksi dan mencegah 4) Memberdayakan masyarakat dan pasien
pembentukan toksin. Gejala awal penyakit ini TB.
adalah mulut terkancing karena kejang otot 5) Memberikan kontribusi dalam penguatan
muka. Kejang, kemudian menjalar kebagian sistem keehatan dan manajemen program
leher, tulang belakang, otot dinding perut. Dan pengendalian TB.
otot-otot lain secara menyeluruh. Kejang akan 6) Mendorong komitmen pemerintah pusat
berulang-ulang dengan adanya rangsangan dan daerah terhadap program TB.
sinar, sentuhan atau dapat terjadi dengan 7) Mendorong penelitian, pengembangan dan
sendirinya. pemanfaatan informasi strategi.
Untuk pengobatan, penderita biasanya Strategi nasional program pengendalian
diberi serum anti tetanus atau kortihosteroid TB nasional tahun 2015-2019 merupakan
pengembangan strategi nasional sebelumnya
denganbeberapa pengembangan strategi baru Pemberian gamma globulin dapat mencegah
untuk mengahadapi target dan tantnagan atau memperingan gejala klinis tetapi tidak
yang lebih besar. memberikan imunitas yang efektif.
b. Kegiatan
1) Tatalaksana TB Paripurna 12. Demam Berdarah Dengue
a) Promosi Tuberkulosis Demam Berdarah Dengue adalah
b) Pencegahan penyakit demam yang disebabkan oleh virus
Tuberkulosis dari genus Flavivirus, yaitu virus dengue.
c) Penemuan pasien Vector penularannya adalah nyamuk Aedes
Tuberkulosis aegypti. Gejala yang timbul adalah demam,
d) Rehabilitasi pasien sakit kepala, nyeri punggung, nyeri tulang
Tuberkulosis dan persendian, rasa lemah, pendarahan pada
kulit. Gejala tersebut dapat pula disertai
2) Pengendalian TB muntah, diare, kejang, nyeri perut, dan
Komprehensif pendarahan usus.
a) Pembuatan layanan laboratorium Pencegahan utamanya ditunjukan untuk
Tuberkulosis memberantas nyamuk yang menyebarkan
b) Public-Private Mix Tuberkulosis penyakit ini. Menjaga kebersihan lingkungan
c) Kelompok rentan: pasien diabetes merupakan cara pemberantasan nyamuk yang
militusn (DM), ibu hamil, gizi buruk paling baik dan tidak merusak lingkungan.
d) Kolaborasi TB-HIV
e) TB anak 13. Scabies
f) Pemberdayaan masyarakat dan pasien Scabies adalah penyakit kulit yang
TB disebabkan oleh serangga golongan kutu,
g) Pendekatan Praktis Kesehatan Paru yaitu Sareoptes scabiei. Serangga ini
(Practicle Aproach to Lung Health = menggali parit-parit halus dalam bagian
PAL) epidermis kulit sehingga kulit mengalami
h) Manajemen Terpadu Pengendalian TB iritasi, kerusakan, dan menimbulkan gatal-
Resistan Obat (MTPTRO) gatal. Apabila garukannya menimbulkan
i) Penelitian Tuberkulosis luka, penderita bisa mengalami infeksi
sekunder dan terjadi pemindahan parasit dari
11. Campak suatu tempat ke tempat yang lain.
Campak adalah sejenis penyakit Pencegahan yang dapat dilakukan adalah
menular yang disebabkan oleh virus rubella. menghindari kontak dengan penderita,
Sebagian besar penderita adalah anak-anak. mengobati penderita sesegera mungkin
Jika campak menyerang wanita hamil maka sampai sembuh, dan menjaga kebersihan
dapat menggangu kandungannya hinga perorangan dan lingkungan.
terjadi keguguran. Penularan dapat melalui
cairan yang behrasal dari mata, hidung, dan 14. Ankylostomiasis ( Infeksi Cacing
tenggorokan. Penyebaran virus melalui udara Tambang )
pada saat batuk, bersin, dan berbicara. Gejala Ankylostomiasis merupakan penyakit
penyakit ini adalah demam, sakit kepala, infeksi yang disebabkan oleh serangan cacing
mata memerah dan berair, batuk, pilek, serak, tambang,Ankylostoma duodenale, yang
bintik-bintik pada kulit dan ruam pada kulit. hidup di dalam usus halus dan menimbulkan
Pencegahan dapat dilakukan dengan pendarahan usus sehingga mengakibatkan
pemberian vaksinasi atau pemberian gamma anemia. Dalam waktu 1 minggu larva masuk 
globulin. Pemberian vaksinasi dapat ke duodenum dan ileum. Sesudah 4 minggu
memberikan imunitas yang cukup efektif.
sejak saat infeksi, cacing tambang menjadi Penyakit ini merupakan penyakit perut
cacing dewasa. yang banyak dialami orang di negeri kita ini.
Gejala yang ditunjukan penyakit ini Amebiasis adalah penyakit infeksi yang
adalah adanya kelainan kulit pada daerah terjadi terutama pada usus besar, dalam
tempat larva masuk berupa gatal, adanya keadaan tertentu infeksi dapat menyebar ke
gejala bronchitis, batuk, sembelit, diare, hati, otak dan paru. Penyebab penyakit ini
wajah pucat dan bengkak, edema tangan dan adalah sejenis protozoa dari kelas Rhizopoda,
kaki, perut buncit,mudah lelah, mual-mual, yaitu Entamoeba histolytica. Bentuk kista
dan muntah-muntah. infektif masuk kedalam mulut bersama
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah: dengan makanan atau minuman yang
a. Mengobati secara tuntas penderita yang tercemar. Setelah melewati lambung dinding
mungkin akan menjadi sumber infeksi, kista akan pecah. Selanjutnya didalam
b. Menjaga kebersihan lingkungan, jaringan submukosa usus besar bentuknya
c. Mencegah infeksi dengan selalu memakai berkembang menjadi tropozoit. Salah satu
alas kaki, gejala amebiasis adalah adanya darah dan
d. Mengadakan pengobatan massal. lender pada tinja penderita. Penderita akan
merasakan sembelit, dalam keadaan akut
15. Enterobiasisi (Infeksi Cacing Kremi) akan timbul nyeri di perut yang hebat.
Enterobiasis adalah penyakit infeksi usus Penderita biasanya buang air besar sebanyak
oleh cacing kremi. Enterobus 68 kali sehari. Tinja penderita berbau
vemicumicularis atau Odcyyuris menyengat, berwarna merah tua, berlendir
vermiicularis. Cacing dewasa  hidup di dan ada darah.
daerah sekum dan memakan isi usus serta Usaha-usaha pencegahan dapat dilakukan
bahan seluler (usus) setempat. Penularan oleh individu maupun masyarakat. Dan
melalui saluran pencernaan, yaitu telur memasak air minum dan makanan secara
cacing yang infektif tertelan melalui rongga baik dan benar, mencegah pencemaran
mulut. makanan dan minuman oleh lalat, lipas atau
Gejala dan keluhan hanya timbul pada tikus, menjaga kebersihan diri dan alat-alat
malam hari, yaitu cacing dewasa melakukan makan. Pencegahan yang dilakukan oleh
perpindahan ke daerah anus atau alat kelamin masyarakat adalah mengadakan sistem
jika akan bertelur. Gejalanya berupa gatal- pembuangan tinja dengan baik.
gatal di daerah anus sehingga penderita sukar
tidur. 17. Hepatitis oleh virus
Usaha-usaha untuk pencegahan infeksi Hepatitis adalah penyakit sistemik akut
penyakit ini adalah : yang disebabkan oleh virus. Ada 2 macam
a. Memperhatikan kesehatan dan kebersihan virus hepatitis, yaitu hepatitis A dan hepatitis
individu, seperti memotong kuku, mencuci B penularan hepatitis A dapat terjadi karena
tangan sesudah buang air besar, makan makanan tercemar tinja penderita,
membersihkan daerah sekitar dubur, dan yang tidak dimasak atau kurang sempurna
cuci tangan sebelum makan, cara memasaknya. Penularan hepatitis B
b. Memperhatikan kesehatan dan kebersihan dapat terjadi melalui kontak badan,
lingkungan, menggunakan sikat gigi/ alat makan
c. Memberikan pengobatan kepada penderita penderita atau melalui makanan tercemar
dan keluarganya, tinja penderita yang tidak dimasak atau
d. Menjemur, mencuci, dan menyetrika dimasak kurang sempurna.
perlengkapan tidur dan pakaian. Gejala yang timbul pada masa
prodromal tampak mirip dengan influenza,
16. Amebiasis ( Disentri Amuba) misalnya capek, sakit kepala, dan ada ingus.
Gejala yang timbul pada masa ikterus adalah benar, memiliki minimal 1 kuur VAR
tidak ada nafsu makan, nyeri perut kanan (Vaksin Anti Rabies), memiliki fasilitas
atas,konjungtivis, pilek, dan faringitis. cold chain untuk menyimpan vaksin,
Usaha-usaha pencegahan adalah : lokasi strategis, dan memberikan
a) Mencegah kontak dengan penderita Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
b) Menghindari pencemaran air minum dan (KIE) kepada pasien dan masyarakat.
makanan oleh bahan-bahan yang c) Surveilans Epidemiologi Terpadu
menularkan virus Surveilans merupakan bagian penting
c) Menjaga kebersihan lingkungan dalam melaksanakan suatu program.
d) Memeriksa orang yang akan menjadi Sebuah program tidak akan berjalan
donor darah dengan baik tanpa surveilans.
e) Memberikan gamma globulin atau
vaksinasi
f) Mensterilkan peralatan kedokteran dan
peralatan rumah tangga.

18. Rabies (Penyakit Anjing Gila)


Rabies adalah suatu keadaan yang
disebabkan  oleh infeksi virus rabies. Virus
ini hanya hidup dan berkembang biak di
dalam jaringan saraf. Virus masuk ke dalam
tubuh melalui luka terbuka atau lecet kulit
yang tercemar air ludah binatang yang
menderita rabies. Sumber infeksi yang utama
adalah anjing. Jika seseorang mengalami
gigitan anjing, hendaknya ia membersihkan
bekas-bekas air liur anjing dari kulit sekitar
bekas gigitan. Cara membersihkannya
dengan menggunakan sabun, lalu beri larutan
pekat hidrokhorida atau asam nitrat.
Berikut ini adalah gambaran program
untuk penyakit Rabies di Indonesia:
a) Penurunan jumlah kasus Gigitan Hewan
Penular Rabies (GHPR) dan kematian
(lyssa) melalui penanganan kasus GHPR
dengan cara pembentukan Rabies Center
b) Rabies center merupakan rumah sakit atau
puskesmas terpilih yang berkewajiban
untuk memberikan pelayanan terkait
penanggulangan rabies. Rumah sakit atau
puskesmas yang menjadi rabies center
harus memiliki SK dari Dinas Kesehatan
Provinsi. Jumlah rabies center tiap
provinsi berbeda, tergantung kebutuhan.
RS atau puskesmas yang manjadi rabies
center harus mempunyai tenaga kesehatan
yang dapat melakukan tatalaksana kasus
gigitan hewan penular rabies dengan
2.2.3 Penyehatan Lingkungan kegiatan penyediaan air bersih dan
Program Lingkungan Sehat sanitasi khususnya di daerah. Strategi
bertujuan untuk mewujudkan mutu pelaksanaan yang diantaranya meliputi
lingkungan hidup yang lebih sehat melalui penerapan pendekatan tanggap
pengembangan system kesehatan kebutuhan, peningkatan sumber daya
kewilayahan untuk menggerakkan manusia, kampanye kesadaran
pembangunan lintas sektor berwawasan masyarakat, upaya peningkatan
kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk penyehatan lingkungan, pengembangan
mencapai tujuan tersebut meliputi: kelembagaan dan penguatan sistem
1. Penyediaan Sarana Air Bersih dan monitoring serta evaluasi pada semua
Sanitasi Dasar tingkatan proses pelaksanaan menjadi
2. Pemeliharaan dan Pengawasan acuan pola pendekatan kegiatan
Kualitas Lingkungan penyediaan Air Bersih dan Sanitasi.
3. Pengendalian Dampak Risiko
Pencemaran Lingkungan 2.2.4 Pemeliharaan dan Pengawasan
4. Pencapaian Tujuan Penyehatan Kualitas Lingkungan
Lingkungan merupakan akumulasi 1. Pengawasan Institusi Pendidikan
berbagai pelaksanaan kegiatan dari Kondisi kesehatan lingkungan pada
berbagai lintas sektor, peran swasta sekolah dititik beratkan pada aspek hygiene,
dan masyarakat dimana pengelolaan sarana sanitasi di sekolah yang erat kaitannya
kesehatan lingkungan merupakan dengan kondisi fisik bangunan sekolah.
penanganan yang paling kompleks, Kegiatan yang dilakukan untuk
kegiatan tersebut sangat berkaitan meningkatkan kesehatan lingkungan di
antara satu dengan yang lainnya yaitu sekolah adalah :
dari hulu berbagai lintas sector ikut a. Pengendalian faktor risiko lingkungan di
serta berperan baik kebijakan dan sekolah
pembangunan fisik serta Departemen b. Pembinaan kesehatan lingkungan di
Kesehatan sendiri terfokus kepada sekolah dan Pondok Pesantren
hilirnya yaitu pengelolaan dampak c. Sosialisasi dan advokasi Kepmenkes
kesehatan. 1429/2006 tentang pedoman
5. Sebagai gambaran pencapaian tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
program lingkungan sehat disajikan di Sekolah
dalam per kegiatan pokok melalui d. Penilaian lomba sekolah sehat
indikator yang telah disepakati serta
beberapa kegiatan yang dilaksanakan 2. Rumah Sehat
sebagai berikut: Pada tahun 2006, cakupan rumah sehat
6. Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi mencapai 69%. Kegiatan yang dilakukan:
Adanya perubahan paradigma dalam menyusun persyaratan kualitas udara di
pembangunan sektor air minum dan dalam rumah serta menyusun petunjuk
penyehatan lingkungan dalam pelaksanaan monitoring kualitas udara di
penggunaan prasarana dan sarana yang dalam rumah. Untuk menciptakan rumah
dibangun, melalui kebijakan Air sehat maka diperlukan perhatian terhadap
Minum dan Penyehatan Lingkungan beberapa aspek yang sangat berpengaruh,
yang ditandatangani oleh Bappenas, antara lain: 
Departemen Kesehatan, Departemen a. Sirkulasi udara yang baik.
Dalam Negeri serta Departemen c. Penerangan yang cukup.
Pekerjaan Umum sangat cukup d. Air bersih terpenuhi.
signifikan terhadap penyelenggaraan
3. Pengawasan Tempat-tempat Umum 3. Penutup
Pengawasan tempat-tempat umum perlu
dilakukan karena tempat berkumpulnya 3.1 KESIMPULAN
manusia, yang bisa menjadi sumber Masalah kesehatan pada komunitas masih
penularan berbagai penyakit. Aspek yang menjadi masalah utama kesehatan
dinilai antara lain : masyarakat dunia, disamping mulai
a. Kondisi bangunan meliputi langit-langit, meningkatnya masalah penyakit menular dan
dinding, lantai, ventilasi, pencahayaan, dll tidak menular. Penyakit menular tidak
b. Sarana sanitasi meliputi sarana air bersih, mengenal batas-batas daerah administratif,
sarana pembuangan kotoran, sarana sehingga pemberantasan penyakit menular
pembuagan air limbah, dan sarana memerlukan kerjasama antar daerah,
pembuangan sampah. misalnya antar propinsi, kabupaten/kota
bahkan antar negara.
4. Pengendalian Dampak Risiko Tujuan pembangunan kesehatan menuju
Pencemaran Lingkungan Indonesia sehat adalah meningkatkan
Faktor risiko lingkungan dan perilaku kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
masyarakat merupakan satu kesatuan yang sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
memiliki hubungan timbal balik yang kesahatan masyarakat yang optimal melalui
berpengaruh terhadap gangguan kesehatan terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara
masyarakat dan kesehatan lingkungan. fokus Indonesia yang ditandai oleh penduduknya
pelaksanaan yang perlu dilakukan baik hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku
melalui fasilitasi kepada para pengelola yang sehat, memiliki kemampuan untuk
program, advokasi dan sosialisasi kepada menjangkau pelayanan kesehatan yang
para pengambil keputasan daerah adalah bermutu secara adil dan merata, serta
sebagai berikut: memiliki derajat kesehatan yang optimal
a. AMDAL / ADKL diseluruh wilayah Republik Indonesia.
Kajian aspek kesehatan masyarakat perlu
dikaji secara cermat dan mendalam, dengan 3.2 SARAN
metode pendekatan analisis dampak Di Indonesia sudah dilakukan peraturan
kesehatan lingkungan (ADKL) dan metode yang mengatur tentang kesehtan seperti pada
epidemiologi. Metode analisis dampak Menurut Kepmenkes RI No.
kesehatan lingkungan (ADKL) ini dapat 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupak
dipergunakan untuk identifikasi dampak an Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan
potensial dari suatu hubungan antara kabupaten/kota yang bertanggung jawab
parameter lingkungan, media lingkungan, menyelenggarakan pembangunan kesehatan
penduduk yang terpajan dan dampaknya di suatu wilayah kerja. Hal ini menunjukkan
terhadap kesehatan. bahwa Indonesia sangat mengutamakan
b. Pengendalian Pencemaran Udara kesehatan.
Saat ini penurunan kualitas udara
terutama di kota-kota besar telah menjadi
masalah yang membutuhkan penanganan
serius mengingat sudah pada tingkat yang
dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
Penurunan kualitas udara terjadi karena emisi
yang masuk ke udara melebihi daya dukung
lingkungan. Lingkungan tidak mampu
menetralisir pencemaran yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.depkes.go.id/resources/download/
profil/
PROFIL_KES_PROVINSI_2012/14_Pro
https://core.ac.uk/download/files/
379/11705297.pdf
http://www.nationalplanningcycles.org/sites/
default/files/country_docs/Indonesia/
indonesian_minstry_of_health_strategic_pl
an_2010-2014.pdf
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/
Permenkes_No._2349.pdf
Sinambela. 2010. Reputasi Pelayanan Publik,
Bumi Aksara. Jakarta: Salemba Medika
World Health Organization (2000), “Health
Systems: Improving Performance”. World
Health Report 2000. Geneva: World Health
Organization.
Taher, Akmal, dkk. 2016. Pedoman Umum
Progra Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
Tim Redaksi Tata Nusa (2001). Petunjuk
Peraturan Perundang-undangan Indonesia
1945-2000, Jakarta:Tata Nusa.

Anda mungkin juga menyukai