Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH KOMUNITAS

PROGRAM KESEHATAN / KEBIJAKAN DALAM MENANGGULANGI MASALAH


KESEHATAN UTAMA DI INDONESIA

Disusun Oleh :

AISYAH (2014201048)

4B KEPERAWATAN

Dosen Pengampu :

Ns. Helmanis Suci, M.Kep

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) ALIFAH

PADANG

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas dengan pokoh bahasan Program
Kesehatan / Kebijakan Dalam Menanggulangi Masalah Kesehatan Utama Di Indonesia

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan merata untuk seluruh
masyarakat merupakan keinginan yang menjadi landasan pelaksanaan pembangunan
kesehatan di Indonesia.

Pembangunan kesehatan di Indonesia selama beberapa dekade yang lalu harus diakui
relatif berhasil, terutama pembangunan infra struktur pelayanan kesehatan yang telah
menyentuh sebagian besar wilayah kecamatan dan pedesaan. Namun keberhasilan yang
sudah dicapai belum dapat menuntaskan.problem kesehatan masyarakat secara menyeluruh,
bahkan sebaliknya tantangan sektor kesehatan cenderung semakin meningkat.

Transisi epidemiologis, yang di tandai dengan semakin berkembangnya penyakit


degeneratif dan penyakit tertentu yang belum dapat diatasi sepenuhnya (seperti TBC, DHF
dan malaria) hal ini merupakan sebagian tantangan kesehatan di masa depan. Tantangan
lainnya yang harus ditanggulangi antara lain adalah meningkatnya masalah kesehatan kerja,
kesehatan lingkungan, masalah obat- obatan dan perubahan dalam bidang ekonomi,
kependudukan, pendidikan, sosial budaya dan dampak globalisasi yang akan memberikan
pergaruh terhadap perkembangan keadaan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas sangat diperlukan upaya agar masalah kesehatan di masa
depan dapat ditanggulangi sehingga mencapai kualitas kesehatan masyarakat yang
diinginkan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah konsep pembangunan kesehatan di indonesia ?


2. Apa yang dimaksud dengan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan pemukiman ?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Mampu menjelaskan konsep pembangunan kesehatan di indonesia


2. Menjelaskan yang dimaksud dengan pemberantasan penyakit menular dan
penyehatan lingkungan pemukiman
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pembangunan Kesehatan di Indonesia

2.1.1 Tujuan Pembangunan Kesehatan di Indonesia

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 adalah meningkatkan


kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku
yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah
Republik Indonesia.

2.1.2 Paradigma Sehat

Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan
yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor
yang bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan
penyakit atau pemulihan kesehatan.

2.1.3 Visi dan Misi Indonesia Sehat 2015

VISI : Indonesia Sehat 2015

MISI :

1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.

2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan


terjangkau
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.

2.1.4 Ciri- ciri masyarakat yang sehat

a) Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat mengatasi masalah kesehatan


sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.

b) Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang


dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan
hidup

c) Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial


ekonomi masyarakat

d) Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit

2.1.5 Indikator yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat

Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :

1) Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat, meliputi

a) Indikator komprehensif

- angka kematian kasar menurun

- Rasio angka mortalitas proporsial rendah

- Umur harapan hidup meningkat

b) Indikator spesifik

- angka kematian ibu dan anak menurun

- Angka kematian karena penyakit menular menurun

- Angka kelahiran menurun


2) Indikator pelayanan kesehatan

a) Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang

b) Distribusi tenaga kesehatan merata

c) Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit, fasilitas kesehatan
lain, dsb.

d) Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehtan diantaranya rumah sakit,


puskesmas, rumah bersalin, dsb.

2.1.6 Faktor – faktor penyebab terjadinya masalah di indonesia

1) Faktor lingkungan

a) Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi kesehatan

(masalah-masalah kesehatan).

b) Kurangnya sebagian besar rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.

2) Faktor perilaku dan gaya hidup masyarakat Indonesia

a) Masih banyak insiden atau kebiasaan masyarakat yang selalu merugikan dan
membahayakan kesehatan mereka.

b) Adat istiadat yang kurang atau bahkan tidak menunjang kesehatan.

3) Faktor social ekonomi

a) Tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia sebagian besar masih rendah.

b) Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan. Budaya sadar sehat belum


merata ke sebagian penduduk Indonesia.

c) Tingkat sosial ekonomi dalam hal ini penghasilan juga masih rendah dan
memprihatinkan.

4) Faktor pelayanan kesehatan


a) Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh dimana ada sebagian propinsi di
Indonesia yang belum mendapat pelayanan kesehatan maksimal dan belum merata.

b) Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih beriorientasi pada upaya kuratif.

c) Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan.

2.1.7 Starategi dan program pembangunan kesehatan di indonesia

Strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Sehat adalah sebagai


berikut.

a) Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan


Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang akan diselenggarakan harus
memiliki wawasan kesehatan. Artinya program pembangunan nasional harus
memberikan konstribusi yang positif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terdapat
dua hal, di antaranya:

1) Pembentukan lingkungan sehat

2) Pembentukan perilaku sehat;

Untuk terselenggarakannya pembangunan berwawasan kesehatan perlu dilaksanakan


kegiatan sosialisasi, orientasi, kampanye, dan pelatihan. Sehingga semua pihak terkait
memahami dan mampu melaksanakan pembangunan berwawasan Internasional.

b) Determinan yang berpengarah dalan perencanaan tenaga kesehatan diantaranya adalah


sebagai berikut :

1) Perkembangan penduduk.

2) Pertumbuhan ekonomi.

3) Kebjaksanaan di bidang kesehatan antara lain: upaya peningkatan kelas rumah sakit
dan deregulasi bidang rumah sakit upaya peninhkatan mutu unitunit pelayanan kesehatan,
swadaya unit pelayanan kesehatan, serta pengembangan sector swasta (nasional dan
asing).
Dalam penentuan atau perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan didasarkan atas
pertimbangan kombinasi dari tiga prinsip, yaitu: memerhatikan rasio tenaga dengan
penduduk; permintaan dan kecenderungan epidemiologi di lapangan; serta determinan
yang ada. Namun, untuk negara Indonesia yang sangat beragam situasi dan kondisi
daerahnya maka keadaan geografi dan kepadatan penduduk merupakan factor determinan
yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tentang kesehatan disamping determinan
yang disebutkan di atas. Ciri daerah yang sangat bervariasi merupakan satu permasalahan
tersendiri dalam melakukan perencanaan tenaga kesehatan sehingga kemungkinan tidak
dapat diperoleh satu formula yang dapat digunakan untuk semua wilayah Indonesia.

2.1.8 Program kesehatan unggulan di indonesiaa

Ditetapkan 10 program kesehatan, sebagai berikut :

1) Program kebijakan kesehatan, pembiayaan kesehatan dan hukum kesehatan

2) Program perbaikan gizi

3) Program pencegahan penyakit menular

4) Program peningkatan prilaku hidup sehat dan kesehatan mental

5) Program lingkungan pemukiman, air dan udara sehat

6) Program kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana

7) Program keselamatan dan kesehatan kerja

8) Program anti tembakau, alcohol, dan madat

9) Program pengawasan obat, bahan berbahaya, makanan

10) Program pencegahan kecelakaan lalu lintas

2.1.9 Agenda Millenium Deffelopment Goals (Mdgs)

Adapun kelima agenda tersebut adalah:

1) Agenda ke – 1 memberantas kemiskinan dan kelaparan.


2) Agenda ke – 4 menurunkan angka kematian anak.

3) Agenda ke – 5 meningkatkan kesehatan ibu

4) Agenda ke – 6 memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya.

5) Agenda ke – 7 melestarikan lingkungan hidup

2.1.10 Indikator keberhasilan pembangunan KIA

INDIKATOR INPUT : Dapat dilihat dari kebijaksanaan manajemen ( Man, Money,


Material, Method, dsb ).Struktur organisasi serta kondisi keadaan masyarakat pada saat ini :

a) Komitmen politik mengenai kesehatan bagi semua.

b) Alokasi sumber daya, pembiayaan Kesehatan 5 % dari total pembayaan nasional dan
pembiayaan pembangunan daerah.

c) Penyebaran Pendapatan

d) Angka melek huruf orang dewasa.

e) Ketersediaan sarana kesehatan, Penyebaran dan penggunaannya.

f) Tingkat pertumbuhan penduduk

g) Penduduk yang ikut JPKM

h) Kerangka Organisasi dan proses manajerial.

INDIKATOR PROSES : Adanya kemajuan dalam proses manajemen baik dalam


perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pelaporan dan pembiayaan, misalnya :

a) Keterlibatan masyarakat dalam mencapai kesehatan bagi semua.

b) Tingkat desentralisasi pengambilan keputusan, pengembangan dan penetapan suatu proses


manajerial bagi pembangunan kesehatan nasional atau pembangunan daerah.

c) Wanita hamil yang memeriksakan kehamilan


d) Penduduk yang tidak merokok dan tidak minum minuman keras.

INDIKATOR OUTPUT : Misalnya :

Cakupan :

a) Cakupan pelayanan kesehatan dasar.

b) Cakupan pelayanan rujukan.

Status kesehatan ;

a) Status gizi dan perkembangan Psikososial anak

b) Angka kematian bayi, angka kematian anak, umur harapan hidup waktu lahir dan angka
kematian ibu.

2.2 Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman

2.1.1 Penyakit Menular

Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari
orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara). Penyakit
menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agen atau penyebab penyakit yang hidup dan
dapat berpindah. 

suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain ditentukan oleh 3
faktor tersebut diatas, yakni :

a.       Agen (penyebab penyakit)

b.      Host (induk semang)

c.       Route of transmission (jalannya penularan)

Apabila diumpamakan berkembangnya suatu tanaman, dapat diumpamakan sebagai biji


(agen), tanah (host) dan iklim (route of transmission).

2.1.2 Agen-agen infeksi (penyebab infeksi)


Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam epidemiologi yang
merupakan penyebab penyakit dapat dikelompokan menjadi :

1)      Golongan virus , misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya.

2)      Golongan riketsia , misalnya typhus.

3)      Golongan bakteri, misalnya disentri

4)      Golongan protozoa, misalnya malaria, filarial, schistosoma, dsb.

5)      Golongan jamur, yakni bermacam-macam panu, kurap, dsb.

6)      Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris (cacing gelang),
cacing kremi, cacing pita, cacing tambang, dsb.

Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup (survive) maka perlu
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

1)      Berkembang biak

2)      Bergerak atau berpindah dari induk semang

3)      Mencapai induk semang baru

4)      Menginfeksi induk semang baru tersebut.

Kemampuan agen penyakit ini agar penyakit ini tetap hidup pada lingkungan manusia
adalah suatu factor penting didalam epidemologi infeksi. Setiap bibit penyakit (penyebab
penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri sehingga ia dapat tetap hidup.

Dari sini timbul istilah reservoir yang diartikan sebagai berikut 1) habitat dimana bibit
penyakit tersebut hidup dan berkembang 2) survival dimana bibit penyakit tersebut hidup
sangat tergantung pada habitat sehingga ia dapat tetap hidup. Reservoir tersebut dapat berupa
manusia, binatang atau benda-benda mati.

 Reservoir di dalam manusia


Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir didalam tubuh manusia antara lain campak
(measles), cacar air (small pox), typhus (typoid), meningitis, gonorrhea dan syphilis. Manusia
sebagai reservoir dapat menjadi kasus yang aktif dan carier.

 Carrier

Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit didalam tubuhnya tanpa menunjukan
adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang
lain. Convalescent carriers adalah orang yang masih mengandung bibit penyakit setelah
sembuh dari suatu penyakit.

Carriers adalah sangat penting dalam epidemologi penyakit-penyakit polio, typhoid,


meningococcal meningitis dan amoebiasis. Hal ini disebabkan karena :

1)      Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak dari pada orang yang sakitnya sendiri).

2)      Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka menderita /
kena penyakit.

3)      Carries tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan pekerjaan


sehari-hari.

4)      Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relative lama.

 Reservoir pada binatang

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada binatang pada umumnya adalah penyakit
zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang vertebrata yang dapat menular pada
manusia. Penularan penyakit-penyakit pada binatang ini melalui berbagai cara, yakni :

1)      Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing pita.

2)      Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal tikus, malaria,
filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.

3)      Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang misalnya rabies.

 Benda-benda Mati sebagai Reservoar


Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada benda-benda mati pada dasarnya adalah
saprofit hidup didalam tanah. Pada umumnya bibit penyakit ini berkembang biak pada
lingkungan yang cocok untuknya. Oleh karena itu bila terjadi perubahan temperature atau
kelembapan dari kondisi dimana ia dapat hidup maka ia berkembang biak dan siap infektif.
Contoh clostridium tetani penyebab tetanus, C.botulinum penyebab keracunan makanan dan
sebagainya.

2.1.3 Sumber infeksi dan penyebaran penyakit

Yang dimaksud sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang  yang
dapat melewatkan / menyebabkan penyakit pada orang. Sumber penyakit ini mencakup juga
reservoir seperti telah dijelaskan sebelumnya.

Macam-macam penularan (mode of transmission)

Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen / penyebab penyakit tersebut
ditularkan dari orang ke orng lain atau dari reservoir kepada induk semang baru. Penularan
ini melalui berbagai cara antara lain :

1)      Kontak (contact)

Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-
benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini
pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung
terjadi dikota dari pada di desa yang penduduknya masih jarang.

2)      Inhalasi (inhalation)

Yaitu penularan melalui udara / pernapasan. Oleh karena itu ventilasi rumah yang kurang,
berjejelan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah factor yang sangat penting
didalam epidemologi penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut
air borne infection (penyakit yang ditularkan melalui udara).

3)      Infeksi

Penularan melalui tangan, makanan, dan minuman.


4)      Penetrasi pada kulit

Hal ini dapat langsung oleh organism itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing
tambang, melalui gigitan vector misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus

5)      Infeksi melalui plasenta

Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu
mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.

2.1.4 Factor Induk Semang (Host)

Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh factor-faktor
yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit-penyakit dapat
terjadi pada seseorang tergantung / ditentukan oleh kekebalan / resistensi orang yang
bersangkutan.

2.1.5 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Untuk pencegahan dan penanggulangan ini ada 3 pendekatan atau cara yang dapat
dilakukan :

1)      Eliminasi Reservoir ( Sumber Penyakit)

Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan :

a)      Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien ditempat yang khusus untuk
mengurangi kontak dengan orang lain.

b)      Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama-


sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu. Biasanya
dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta.

2)      Memutus Mata Rantai Penularan

Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan usaha yang
penting untuk memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.
3)      Melindungi Orang-Orang (Kelompok)

Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit
menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus (specific protection) dengan
imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat prifilaksis tertentu juga dapat
mencegah penyakit malaria, meningitis, dan disentri baksilus.

Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut.
Oleh sebab itu, meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan penyakit
infeksi pada anak.

2.1.6 Penyehatan Lingkungan Pemukiman

A.    Pengertian Kesehatan Lingkungan

Ilmu kesehatan lingkungan diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari diinamika
hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam
perubahan komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan , bahan, zat atau berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat, serta mencari upaya-upaya pencegahan.

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang


keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung
tercapainya realitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan bahagia (Himpunan Ahli
kesehatan Lingkungan)

Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui


pengelolahan, pengawasan dan pencegahan factor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu
kesehatan manusia, kesehatan lingkungan adalah ilmu seni dalam mencapai keseimbangan,
keselarasan dan keserasian lingkungan hisup melalui upaya pengembangan budaya perilaku
sehat dan pengelolahan lingkungan sehingga dicapi kondisi yang bersih, aman, nyaman,
sehat dan sejahtera terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan, sesuai
dengan harkat dan martabat manusia.

Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah pengganggu,


menanggulangi kerusakan dan meningkatkan / memulihkan fungsi lingkungan melalui
pengelolahan unsur-unsur / factor-faktor lingkungan yang berisiko terhadap kesehatan
manusia dengan cara identifikasi, analisis, intervensi/rekayasa lingkungan, shingga
tersedianya lingkungan yang menjamin bagi derajat kesehatan manusia secara optimal.

Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Banyak factor yang mempengaruhi
kesehatan, baik kesehatan individu ataupun kesehatan masyarakat.

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum
sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya suatu status kesehatan yang optimal pula.

Usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau


mengoptimalkan lingkungan hisup manusia agar dapat menyediakan media yang baik untuk
terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya.

B.     Dasar Hukum

Dasar Hukum Kesehatan Lingkungan terdapat dalam UU No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, BAB XI Kesehatan Lingkungan.

Pasal 162 “Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas


lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun social yang memungkinkan setiap
orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya”

Pasal 163

1)      Pemerintah , pemerintah daerah  dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan


yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.

2)      Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup lingkungan


permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.

3)      Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain :

a.       Limbah cair
b.      Limbah padat

c.       Limbah gas

d.      Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratanyang ditetapkan pemerintah

e.       Binatang pembawa penyakit

f.       Zat kimia yang berbahaya

g.      Kebisingan yang melebihi ambang batas

h.      Radiasi sinar pengion dan non pengion

i.        Air yang tercemar

j.        Udara yang tercemar

k.      Makanan yang terkontaminasi

4)      Ketentuan Mengenai Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan proses


pengelolahan limbah sebagaimana dimkasud pada ayat (2), dan ayat (3), ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.

C.     Ruang Lingkup

Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologis yang harus ada antara
manusia dengan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

Ruang lingkup :

1)       Penyediaan air minum

2)      Pengelolahan air buangan dan pengendalian pencemaran

3)      Pengelolahan sampah padat

4)      Pengendalian vector

5)      Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dan ekskreta manusia


6)      Hygiene makanan

7)      Pengendalian pencemaran udara

8)      Pengendalian radiasi

9)      Kesehatan kerja

10)  Pengendalian kebisingan

11)  Perumahan dan permukiman

12)  Perencanaan daerah perkotaan

13)  Kesehatan lingkungan transportasi udara, laut, darat

14)  Pencegahan kecelakaan

15)  Reaksi umum dan pariwisata

16)  Tindakan sanitasi yang berhubungan dengan epidermic , bencana, kedaruratan tindakan


pencegahan agar lingkungan bebas dari risiko gangguan kesehatan (WHO, 1979)

D.    Unsur Kesehatan Lingkungan

Unsur Kesehatan Lingkungan, meliputi :

1.      Perumahan

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat
tinggal manusia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan perkembangan bentuk
rumah. Misal   saja pada zaman purba manusia tinggal di gua-gua, kemudian berkembang
mendirikan rumah di hutan-hutan dan dibawah pohon. Setelah manusia memasuki zaman
modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan bahan setempat, tetapi
kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan sebelumnya. Sampai pada abad modern ini
manusia sudah membangun rumah bertingkat dan telah dilengkapi dengan peralatan yang
serba modern.

 Factor yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah rumah :


a.       Factor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan social.

Maksudnya membangun sebuah rumah harus memperhatikan tempat dimana rumah itu
didirikan.

b.      Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat

Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya,


untuk itu maka bahan-bahan setempat yang rumah kisanya dari bamboo, kayu atap rumbia,
dsb, merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah.

c.       Teknologi yang dimiliki masyarakat

Dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan begitu modern. Rakyat pedesaan
bagaimanapun sederhananya sudah memiliki teknologi perumahan sendiri yang dipunyai
turun temurun. Dalam rangka penerapan teknologi tepat guna, maka teknologi yang sudah
dipunyai oleh masyarakat tersebut dimodifikasi.

d.      Kebijakan (peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah

Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem, namun
dikota sudah menjadi masalah besar.

 Syarat-syarat rumah yang sehat

a.       Bahan bangunan

1)      Lantai

Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan. Syarat
yang terpenting disini adalah lantai tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada
musim penghujan.

2)      Dinding

Tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk
daerah tropis lebih-lebih ventilasinya kurang. Dinding rumah didaerah tropis khususnya
pedesaan, lebih baik dinding atau papan, sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-
lubang pada dinding atau papan tersebut merupakan ventilasi dan dapat menambah
penerangan alamiah.

3)      Atap genteng

Adalah umum dipakai baik diperkotaan atau pedesaan. Disamping atap genteng cocok untuk
daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat telah dapat
membuatnya sendiri.

4) Lain-lain (tiang , kaso, dan reng)

Kayu untuk tiang dan bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut
pengalaman bahan-bahan tersebut tahan lama. Tetapi perlu diperhatikan bahwa lubang-
lubang pada bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara
memotongnya harus disesuaikan menurut ruas-ruas bamboo tersebut, apabila tidak pada
ruasnya, maka lubang pada ujung-ujung bamboo yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup
dengan kayu.

b.      Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran
udara dalam rumah tersebut tetap segar. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya
O2 didalam rumah yang kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya meningkat.
Kurangnya ventilasi udara akan menyebabkan kelembapan udara dalam ruangan akan naik.
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri
terutama bakteri pathogen.

c.Cahaya

Rumah yang sehat memerlukan pencahayaan yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1)        Cahaya alamiah yakni cahaya matahari. Cahaya ini sangat patogendalam rumah,
misalnya basil TBC. Jalan maasuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.
2)        Cahaya buatan, yakni menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti
lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.

d.      Luas bangunan rumah

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya, artinya luas
lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang
tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded).
Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah
satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menularkan penyakitnya ke
anggota keluarga lain.

e.Fasilitas dalam rumah

Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebgai berikut :

1)      Penyediaan air bersih yang cukup

2)      Pembuangan tinja

3)      Pembuangan air limbah

4)      Pembuangan sampah

5)      Fasilitas dapur

6)      Ruang berkumpul keluarga

Untuk rumah dipedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).
Disamping fasilitas tersebut diatas ada fasilitas yang lain yang perlu diadakan tersendiri
untuk rumah pedesaan antara lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan,
yakni :

a)      Gudang merupakan tempat untuk menyimpan hasil panen.

b)      Kandang ternak, karena ternak adalah bagian dari para petani, maka kadang-kadang
ternak tersebut ditaruh didalam rumah.
2.      Penyediaan Air Bersih

a.       Pengertian

air bersih merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak

kebutuhan air bersih Adalah banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari misalnya mandi, mencuci, memasak, menyiram
tanaman, mencuci mobil, dan lain sebagainya.

Kualitas air Adalah standart kualitas yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
No 82/2001 yang digunakan sebagai parameter air yang meliputi aspek fisik, kimia, biologi

b.      Air minum

Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal
karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Kebutuhan manusia sangat komplek
antara lain untuk minum, mandi, masak, mencuci, dsb. Diantara kegunaan-kegunaan air
tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum.

Syarat-syarat air minum yang sehat

1)      Syarat fisik

a)      Rasa

Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat ditimbulkan karena adanya zat
organic atau bakteri/unsur lain yang masuk ke badan air.

b)      Bau

Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau karena bau ini dapat ditimbulkan oleh
pembusukan zat organic seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung dari
pencemaran lingkungan, terutama system sanitasi.

c)      Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas biologi
sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah
biasnya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi air tersebut, sehingga menyebabkan
banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara
langsung atau tidak langsung.

d)     Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organic dan anorganik, kekeruhan
juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan
kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warnaair tergantung pada warna
buangan yang memasui badan air.

e)      TDS atau jumlah zat padat terlarut

Bahan pada adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan
pada suhu 103O-105°C , dalam portable water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam
bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas yang terlarut.
Kandungan total solids pada portable water biasanya berkisar antara 20 sampai dengan 1000
mg/l dan sebgai satu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya total solids, disamping
itu pada semua bahan cair jumlah koloid yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan
meningkat sesuai derajat dari pencemaran.

2)      Syarat bakteriologis

Syarat air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama
bakteri pathogen.

3)      Syarat kimia

Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.

a)      pH (derajat keasaaman)

penting dalam proses penjernihan air karena keasaaman air pada umumnya disebabkan gas
oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek
kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil
6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah
menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.

b)      Kesadahan

Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan nonkarbonat
(permanen).  Kesadahan sementara akibat keberadaan kalsium dan magnesium bikarbonat
yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam
air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, chloride dan
nitrat dari magnesium dan kalsium disamping Besi dan Aluminuium.

c)      Besi

Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi
dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari mental. Besi merupakan
salah satu unsure yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan
diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l.

d)     Alumunium

Batas maksimal yang terkandung didalam air  menurut Peraturan Menteri Kesehatan No
82/2001 yaitu 0,2mg/l. Air yang mengandung banyak alumunium menyebabkan rasa yang
tidak enak apabila dikonsumsi.

e)      Zat organic

Larutan zat organic yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsure hara makanan maupun
sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup diperairan.

f)       Sulfat

Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada
alat merebus air (panic/ketel) selain mengakibatkan baud an korosi pada pipa. Sering
dihubungkan dengan penanganan dan pengelolahan air bekas.

g)      Nitrat dan nitrit


Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi
baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunankan dan dari oksidasi NO2
oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung
untuk berubah menjadi nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobin dalam daerah
membentuk methaemoglobin yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.

h)      Chloride

Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chloride dalam jumlah kecil
dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+
dapat menyebabkan rasa asin  dan korosi pada pipa air.

i)        Zink atau Zn

Batas maksimal zink yang terkandung dalam  air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap
standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, zink
merupakan unsure yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan zink dapat
menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.

c.       Sumber air minum, yaitu :

1)      Air hujan : Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan
tidak mengandung kalsium, sehingga perlu ditambahkan kalsium.

2)      Air sungai dan danau : Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga
dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau tersebut.
Kedua sumber air tersebut mudah mengalami pencemaran sehingga harus diolah terlebih
dahulu sebelum dijadikan air minum.

3)      Mata air : Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul
secara alamiah. Sehingga air dari mata air bila belum tercemar sudah dapat dijadikan air
minum langsung.

4)      Air sumur dangkal : Air ini keluar dari dalam tanah yang berasal dari lapisan air dalam
tanah  yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah berbeda-beda, biasanya
berkisar antara 5 sampai 15 meter  dari permukaan tanah. Air sumur dangkal belum terlalu
sehat, karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada.

5)      Air sumur dalam : Air ini berasal dari lapisan kedua air didalam tanah. Dalamnya
biasanya 15 meter dari permukaan tanah. Sehingga air sumur dalam ini sudah cukup sehat
untuk dijadikan air minum langsung (tanpa melalui proses pengolahan).

3.      Pembuangan Kotoran Manusia

   Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh
tubuh dan yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam
tubuh ini berupa tinja (feses), air seni (urine), dan CO2.

    Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah
pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah
pembuangan kotoran manusia menjadi masalah pokok, sehingga perlu diatasi sedini
mungkin. Karena kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang
multikompleks. Kurangnya perhatian terhadap pengelolahan tinja disertai dengan cepatnya
pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui tinja.

   Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain : tifus, disentri,
kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), dan sebagainya.

Pengelolahan tempat pembuangan kotoran manusia

Jamban ; jamban yang sehat apabila memiliki syarat-syarat sebagai berikut :

a.       Tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut.

b.      Tidak mengotori air permukaan disekitar jamban tersebut.

c.       Tidak mengotori air tanah disekitar.

d.      Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa.

e.       Tidak menimbulkan bau.


f.       Mudah digunakan dan dipelihara.

g.      Sederhana desainya dan murah.

h.      Dapat diterima oleh pemakainya.

Hal-hal yang perlu untuk diperhatikan lagi yaitu :

a.       Sebaiknya jamban tertutup

b.      Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat.

c.       Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu
pemandangan dan tidak menimbulkan bau.

d.      Sebaiknya jamban juga disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.

Beberapa dibawah ini adalah tipe-tipe jamban yang sesuai dengan teknologi pedesaan antara
lain :

a.       Jamban cemplung, kakus (pit latrine)

Jamban cemplung ini sering kita jumpai didaerah pedesaan jawa. Tetapi sering dijumpai
jamban cemplung yang kurang sempurna, misalnya tanpa rumah jamban dan tutup jamban.
Sehingga serangga dapat mudah masuk dan bau tidak dapat dihindari. Selain itu bila musim
hujan jamban tersebut akan terisi air dengan penuh.

b.      Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improvet pit latrine)

Jamban ini hamper mirip dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap yaitu
menggunakan ventilasi pipa. Ventilasi pipa ini dapat dibuat dengan bamboo.

c.       Jamban empang (fishpond latrine)

Jamban ini dibuat diatas empang ikan. Dalam system jamban ini disebut daur ulang
(recycling), yakni tinja bisa langsung dimakan oleh ikan, ikan dimakan oleh manusia dan
selanjutnya seterusnya. Jamban ini mempunyai fungsi yaitu disamping mencegah
tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah protein bagi masyarakat
(menghasilkan ikan).

d.      Jamban pupuk (the compost privy)

Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galiannya.
Disamping itu jamban ini juga untuk mebuang kotoran binatang dan sampah juga daun-
daunan.

e.       Septic tank

Latrin jenis merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan, oleh sebab itu, cara
pembuangan tinja yang semacam ini sangat dianjurkan.

Secara teknis desain atau konstruksi utama septic tank sebagai berikut :

1)      Pipa ventilasi

Pipa ventilasi secara fungsi dan teknis dapat dijelaskan sebagai berikut :

a)      Mikroorganisme dapat terjamin kelangsungan hidupnya dengan adanya pipa ventilasi


ini, karena oksigen yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya dapat masuk kedalam bak
pembusuk , selain itu juga dapat berguna untuk mengalirkan gas yang terjadi karena adnya
proses pembusukan. Untuk menghindari bau gas dari septic tank maka sebaiknya pipa
pelepas dipasang lebih tinggi agar bau gas dapat langsung terlepas diudara bebas.

b)      Panjang pipa ventilasi 2 meter dengan diameter pipa 175 mm dan pada lubang hawanya
diberi kawat kasa.

2)      Dinding septic tank

a)      Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran semen.

b)      Dinding septic tank harus dibuat rapat air.

c)      Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang sama.

3)      Pipa penguhubung
a)      Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air.

b)      Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau 15 cm.

4)      Tutup septic tank 

a)      Tepi atas dari septic tank harus terletak paling sedikit  0,3 meter dibawah permukaan
tanah halaman, agar keadaan temperature di dalam septic tank selalu hangat dan konstan
shingga kelangsungan hidup bakteri dapat lebih terjamin.

b)      Tutup septic tank harus terbuat dari beton (kedap air).

4.      Pengelolahan Sampah

      Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dapat dipakai lagi oleh
manusia atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan
dibuang.

a.Sumber-sumber sampah

1)      Sampah-sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)

2)      Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.

3)      Sampah dari perkantoran.

4)      Sampah yang berasal dari jalan raya.

5)      Sampah yang berasal dari industry.

6)      Sampah yang berasal dari pertanian / perkebunan.

7)      Sampah yang berasal dari pertambangan.

8)      Sampah yang berasal dari perternakan dan perikanan.

b.      Jenis-jenis sampah

Meliputi 3 jenis sampah, yaitu :


Sampah padat, sampah padat dapat dibagi menjadi berbagai jenis, antara lain :

1)      Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya

a)         Sampah an organic adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk. Misalnya :
logam/besi, pecahan gelas, plastic dan sebagainya.

b)        Sampah organic adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk. Misalnya :
sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.

2)      Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar

a)      Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas, dan
lain-lain.

b)      Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya : kaleng bekas, logam/besi, kaca, dan lain-
lain.

3)      Berdasarkan karakteristik sampah

a)      Garbage yaitu jenis sampah hasil pengelolahan atau pembuatan makanan yang
umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.

b)      Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik yang mudah
terbakar maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kertas, karton, plastic, kaleng bekas,
klip, gelas dan lain-lain.

c)      Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk
abu rokok.

d)     Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal  dari pembersihan jalan
yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastic, pecahan
kaca, besi, debu, dan lain sebagainya.

e)      Sampah industry yaitu sampah yang berasal dari industry atau pabrik-pabrik.

f)       Bangkai binatang (dead animal)  yaitu bangkai binatang yang telah mati karena alam,
ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.
g)      Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) yaitu bangkai mobil, sepeda, sepeda motor.

h)      Sampah pembangunan (construction waste), yaitu sampah dari proses pembangunan


gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing-puing, potongan kayu, besi beton, bambu,
dan sebagainya.

c.Pengelolahan sampah

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut akan
hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri pathogen) , dan binatang
serangga sebagai penyebar penyakit (vector). Oleh karena itu sampah harus dikelola dengan
baik sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Cara-cara
pengelolahan sampah antara lain :

1)      Pengumpulan dan pengelolahan sampah

Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga
atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus membangun atau
mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Mekanisme, system atau cara
pengangkutan sampah diperkotaan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah setepat
yang didukung oleh partisipasi masyarakat setempat. Sedangkan pada daerah pedesaan pada
umumnya sampah telah dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPA
maupun TPS.

d.  Cara pengolahan air limbah secara sederhana

a.       Pengenceran

Air limbah direncanakan sampai mencapai konsentrasi yng cukup rendah, kemudian baru
dibuang kebadan-badan air. Dengan makin bertambahnya penduduk yang berarti makin
meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak,
dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat dipertahankan
lagi. Disamping itu, cara ini meimbulkan kerugian lain yaitu : bahaya kontaminasi terhadap
badan-badan air masih tetap ada., pengendapan akhrnya menimbulkan pendangkalan
terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagianya. Selanjutnya dapat
menimbulkan banjir.

b.      Kolam oksidasi

Pada prinsipnya cara pengolahan ini dalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang, bakteri,
dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar
berbeentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter.

c.       Irigasi

Air limbah dialirkan kedalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk
kedalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air
buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus
untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga,
perusahaan, susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat
organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan
keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai
bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit
dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Dalam upaya meningkatkan
status derajat kesehatan pada masyarakat Indonesia di masa sekarang ini, perlu upaya untuk
mengenal masalah kesehatan, mengenal program-program kebijakan pemerintah dalam
mengatasi masalah kesehatan, dan bagaimana pula strategi pemecahan masalah tersebut yang
berlaku. Dalam hal ini pengertian penyakit menular dan cara pemberantasannya harus
dipahami segenap pihak untuk dapat mencegah angka kesakitan di Indonesia. Penyehatan
lingkungan tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan namun pula peran serta masyarakat
sangatlah penting.

3.2 Saran

Penyusun senantiasa mengharapkan kritik saran yang membangun guna penyempurna


makalah kami selanjutnya, selain itu penyusun juga menyarankan kepada rekan-rekan
perawat untuk memahami peran dan fungsi perawat sehingga kita dapat menjalankan tugas
dengan baik tanpa menyalahi aturan yang sudah di tentukan dan dapat memberikan
pendidikan pada masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan yang dihadapi. Serta
diharapakan juga agar semua pihak harus bersinergi dalam menjalankan dan pengawasan
terhadap program-program atau kebijakan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan pemukiman serta program-program pembinaan kesehatan komunitas demi
terwujudnya Indonesia Sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin.1999. Pokok-pokok Kebijaksanaan Kesehatan Nasional. Depok.


Anderson, Elizabeth T. 2001. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik.
EGC : Jakarta

Dermawan, Carl O. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Gosyeng


Publishing.

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan


Pemukiman Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1996.

Effendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta

Western, J.1994. Pengelolaan Sumber Daya manusia. Bumi Aksara : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai