Disusun Oleh :
AISYAH (2014201048)
4B KEPERAWATAN
Dosen Pengampu :
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
PADANG
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas dengan pokoh bahasan Program
Kesehatan / Kebijakan Dalam Menanggulangi Masalah Kesehatan Utama Di Indonesia
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.
BAB 1
PENDAHULUAN
Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan merata untuk seluruh
masyarakat merupakan keinginan yang menjadi landasan pelaksanaan pembangunan
kesehatan di Indonesia.
Pembangunan kesehatan di Indonesia selama beberapa dekade yang lalu harus diakui
relatif berhasil, terutama pembangunan infra struktur pelayanan kesehatan yang telah
menyentuh sebagian besar wilayah kecamatan dan pedesaan. Namun keberhasilan yang
sudah dicapai belum dapat menuntaskan.problem kesehatan masyarakat secara menyeluruh,
bahkan sebaliknya tantangan sektor kesehatan cenderung semakin meningkat.
PEMBAHASAN
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan
yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor
yang bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan
penyakit atau pemulihan kesehatan.
MISI :
d) Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit
a) Indikator komprehensif
b) Indikator spesifik
c) Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit, fasilitas kesehatan
lain, dsb.
1) Faktor lingkungan
(masalah-masalah kesehatan).
b) Kurangnya sebagian besar rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.
a) Masih banyak insiden atau kebiasaan masyarakat yang selalu merugikan dan
membahayakan kesehatan mereka.
c) Tingkat sosial ekonomi dalam hal ini penghasilan juga masih rendah dan
memprihatinkan.
1) Perkembangan penduduk.
2) Pertumbuhan ekonomi.
3) Kebjaksanaan di bidang kesehatan antara lain: upaya peningkatan kelas rumah sakit
dan deregulasi bidang rumah sakit upaya peninhkatan mutu unitunit pelayanan kesehatan,
swadaya unit pelayanan kesehatan, serta pengembangan sector swasta (nasional dan
asing).
Dalam penentuan atau perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan didasarkan atas
pertimbangan kombinasi dari tiga prinsip, yaitu: memerhatikan rasio tenaga dengan
penduduk; permintaan dan kecenderungan epidemiologi di lapangan; serta determinan
yang ada. Namun, untuk negara Indonesia yang sangat beragam situasi dan kondisi
daerahnya maka keadaan geografi dan kepadatan penduduk merupakan factor determinan
yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tentang kesehatan disamping determinan
yang disebutkan di atas. Ciri daerah yang sangat bervariasi merupakan satu permasalahan
tersendiri dalam melakukan perencanaan tenaga kesehatan sehingga kemungkinan tidak
dapat diperoleh satu formula yang dapat digunakan untuk semua wilayah Indonesia.
b) Alokasi sumber daya, pembiayaan Kesehatan 5 % dari total pembayaan nasional dan
pembiayaan pembangunan daerah.
c) Penyebaran Pendapatan
Cakupan :
Status kesehatan ;
b) Angka kematian bayi, angka kematian anak, umur harapan hidup waktu lahir dan angka
kematian ibu.
Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari
orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara). Penyakit
menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agen atau penyebab penyakit yang hidup dan
dapat berpindah.
suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain ditentukan oleh 3
faktor tersebut diatas, yakni :
6) Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris (cacing gelang),
cacing kremi, cacing pita, cacing tambang, dsb.
Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup (survive) maka perlu
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1) Berkembang biak
Kemampuan agen penyakit ini agar penyakit ini tetap hidup pada lingkungan manusia
adalah suatu factor penting didalam epidemologi infeksi. Setiap bibit penyakit (penyebab
penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri sehingga ia dapat tetap hidup.
Dari sini timbul istilah reservoir yang diartikan sebagai berikut 1) habitat dimana bibit
penyakit tersebut hidup dan berkembang 2) survival dimana bibit penyakit tersebut hidup
sangat tergantung pada habitat sehingga ia dapat tetap hidup. Reservoir tersebut dapat berupa
manusia, binatang atau benda-benda mati.
Carrier
Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit didalam tubuhnya tanpa menunjukan
adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang
lain. Convalescent carriers adalah orang yang masih mengandung bibit penyakit setelah
sembuh dari suatu penyakit.
1) Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak dari pada orang yang sakitnya sendiri).
2) Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka menderita /
kena penyakit.
4) Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relative lama.
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada binatang pada umumnya adalah penyakit
zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang vertebrata yang dapat menular pada
manusia. Penularan penyakit-penyakit pada binatang ini melalui berbagai cara, yakni :
1) Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing pita.
2) Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal tikus, malaria,
filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.
Yang dimaksud sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang
dapat melewatkan / menyebabkan penyakit pada orang. Sumber penyakit ini mencakup juga
reservoir seperti telah dijelaskan sebelumnya.
Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen / penyebab penyakit tersebut
ditularkan dari orang ke orng lain atau dari reservoir kepada induk semang baru. Penularan
ini melalui berbagai cara antara lain :
1) Kontak (contact)
Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-
benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini
pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung
terjadi dikota dari pada di desa yang penduduknya masih jarang.
2) Inhalasi (inhalation)
Yaitu penularan melalui udara / pernapasan. Oleh karena itu ventilasi rumah yang kurang,
berjejelan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah factor yang sangat penting
didalam epidemologi penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut
air borne infection (penyakit yang ditularkan melalui udara).
3) Infeksi
Hal ini dapat langsung oleh organism itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing
tambang, melalui gigitan vector misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu
mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.
Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh factor-faktor
yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit-penyakit dapat
terjadi pada seseorang tergantung / ditentukan oleh kekebalan / resistensi orang yang
bersangkutan.
Untuk pencegahan dan penanggulangan ini ada 3 pendekatan atau cara yang dapat
dilakukan :
Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan :
a) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien ditempat yang khusus untuk
mengurangi kontak dengan orang lain.
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan usaha yang
penting untuk memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.
3) Melindungi Orang-Orang (Kelompok)
Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit
menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus (specific protection) dengan
imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat prifilaksis tertentu juga dapat
mencegah penyakit malaria, meningitis, dan disentri baksilus.
Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut.
Oleh sebab itu, meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan penyakit
infeksi pada anak.
Ilmu kesehatan lingkungan diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari diinamika
hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam
perubahan komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan , bahan, zat atau berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat, serta mencari upaya-upaya pencegahan.
Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Banyak factor yang mempengaruhi
kesehatan, baik kesehatan individu ataupun kesehatan masyarakat.
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum
sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya suatu status kesehatan yang optimal pula.
B. Dasar Hukum
Dasar Hukum Kesehatan Lingkungan terdapat dalam UU No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, BAB XI Kesehatan Lingkungan.
Pasal 163
3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain :
a. Limbah cair
b. Limbah padat
c. Limbah gas
C. Ruang Lingkup
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologis yang harus ada antara
manusia dengan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Ruang lingkup :
4) Pengendalian vector
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
14) Pencegahan kecelakaan
1. Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat
tinggal manusia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan perkembangan bentuk
rumah. Misal saja pada zaman purba manusia tinggal di gua-gua, kemudian berkembang
mendirikan rumah di hutan-hutan dan dibawah pohon. Setelah manusia memasuki zaman
modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan bahan setempat, tetapi
kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan sebelumnya. Sampai pada abad modern ini
manusia sudah membangun rumah bertingkat dan telah dilengkapi dengan peralatan yang
serba modern.
Maksudnya membangun sebuah rumah harus memperhatikan tempat dimana rumah itu
didirikan.
Dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan begitu modern. Rakyat pedesaan
bagaimanapun sederhananya sudah memiliki teknologi perumahan sendiri yang dipunyai
turun temurun. Dalam rangka penerapan teknologi tepat guna, maka teknologi yang sudah
dipunyai oleh masyarakat tersebut dimodifikasi.
Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem, namun
dikota sudah menjadi masalah besar.
a. Bahan bangunan
1) Lantai
Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan. Syarat
yang terpenting disini adalah lantai tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada
musim penghujan.
2) Dinding
Tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk
daerah tropis lebih-lebih ventilasinya kurang. Dinding rumah didaerah tropis khususnya
pedesaan, lebih baik dinding atau papan, sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-
lubang pada dinding atau papan tersebut merupakan ventilasi dan dapat menambah
penerangan alamiah.
3) Atap genteng
Adalah umum dipakai baik diperkotaan atau pedesaan. Disamping atap genteng cocok untuk
daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat telah dapat
membuatnya sendiri.
Kayu untuk tiang dan bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut
pengalaman bahan-bahan tersebut tahan lama. Tetapi perlu diperhatikan bahwa lubang-
lubang pada bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara
memotongnya harus disesuaikan menurut ruas-ruas bamboo tersebut, apabila tidak pada
ruasnya, maka lubang pada ujung-ujung bamboo yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup
dengan kayu.
b. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran
udara dalam rumah tersebut tetap segar. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya
O2 didalam rumah yang kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya meningkat.
Kurangnya ventilasi udara akan menyebabkan kelembapan udara dalam ruangan akan naik.
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri
terutama bakteri pathogen.
c.Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan pencahayaan yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Cahaya alamiah yakni cahaya matahari. Cahaya ini sangat patogendalam rumah,
misalnya basil TBC. Jalan maasuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.
2) Cahaya buatan, yakni menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti
lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya, artinya luas
lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang
tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded).
Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah
satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menularkan penyakitnya ke
anggota keluarga lain.
2) Pembuangan tinja
4) Pembuangan sampah
5) Fasilitas dapur
Untuk rumah dipedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).
Disamping fasilitas tersebut diatas ada fasilitas yang lain yang perlu diadakan tersendiri
untuk rumah pedesaan antara lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan,
yakni :
b) Kandang ternak, karena ternak adalah bagian dari para petani, maka kadang-kadang
ternak tersebut ditaruh didalam rumah.
2. Penyediaan Air Bersih
a. Pengertian
air bersih merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak
kebutuhan air bersih Adalah banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari misalnya mandi, mencuci, memasak, menyiram
tanaman, mencuci mobil, dan lain sebagainya.
Kualitas air Adalah standart kualitas yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
No 82/2001 yang digunakan sebagai parameter air yang meliputi aspek fisik, kimia, biologi
b. Air minum
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal
karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Kebutuhan manusia sangat komplek
antara lain untuk minum, mandi, masak, mencuci, dsb. Diantara kegunaan-kegunaan air
tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum.
1) Syarat fisik
a) Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat ditimbulkan karena adanya zat
organic atau bakteri/unsur lain yang masuk ke badan air.
b) Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau karena bau ini dapat ditimbulkan oleh
pembusukan zat organic seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung dari
pencemaran lingkungan, terutama system sanitasi.
c) Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas biologi
sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah
biasnya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi air tersebut, sehingga menyebabkan
banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara
langsung atau tidak langsung.
d) Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organic dan anorganik, kekeruhan
juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan
kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warnaair tergantung pada warna
buangan yang memasui badan air.
Bahan pada adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan
pada suhu 103O-105°C , dalam portable water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam
bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas yang terlarut.
Kandungan total solids pada portable water biasanya berkisar antara 20 sampai dengan 1000
mg/l dan sebgai satu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya total solids, disamping
itu pada semua bahan cair jumlah koloid yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan
meningkat sesuai derajat dari pencemaran.
2) Syarat bakteriologis
Syarat air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama
bakteri pathogen.
3) Syarat kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
penting dalam proses penjernihan air karena keasaaman air pada umumnya disebabkan gas
oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek
kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil
6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah
menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
b) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan nonkarbonat
(permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan kalsium dan magnesium bikarbonat
yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam
air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, chloride dan
nitrat dari magnesium dan kalsium disamping Besi dan Aluminuium.
c) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi
dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari mental. Besi merupakan
salah satu unsure yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan
diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l.
d) Alumunium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No
82/2001 yaitu 0,2mg/l. Air yang mengandung banyak alumunium menyebabkan rasa yang
tidak enak apabila dikonsumsi.
e) Zat organic
Larutan zat organic yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsure hara makanan maupun
sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup diperairan.
f) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada
alat merebus air (panic/ketel) selain mengakibatkan baud an korosi pada pipa. Sering
dihubungkan dengan penanganan dan pengelolahan air bekas.
h) Chloride
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chloride dalam jumlah kecil
dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+
dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
i) Zink atau Zn
Batas maksimal zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap
standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, zink
merupakan unsure yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan zink dapat
menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
1) Air hujan : Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan
tidak mengandung kalsium, sehingga perlu ditambahkan kalsium.
2) Air sungai dan danau : Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga
dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau tersebut.
Kedua sumber air tersebut mudah mengalami pencemaran sehingga harus diolah terlebih
dahulu sebelum dijadikan air minum.
3) Mata air : Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul
secara alamiah. Sehingga air dari mata air bila belum tercemar sudah dapat dijadikan air
minum langsung.
4) Air sumur dangkal : Air ini keluar dari dalam tanah yang berasal dari lapisan air dalam
tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah berbeda-beda, biasanya
berkisar antara 5 sampai 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur dangkal belum terlalu
sehat, karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada.
5) Air sumur dalam : Air ini berasal dari lapisan kedua air didalam tanah. Dalamnya
biasanya 15 meter dari permukaan tanah. Sehingga air sumur dalam ini sudah cukup sehat
untuk dijadikan air minum langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh
tubuh dan yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam
tubuh ini berupa tinja (feses), air seni (urine), dan CO2.
Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah
pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah
pembuangan kotoran manusia menjadi masalah pokok, sehingga perlu diatasi sedini
mungkin. Karena kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang
multikompleks. Kurangnya perhatian terhadap pengelolahan tinja disertai dengan cepatnya
pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui tinja.
Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain : tifus, disentri,
kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), dan sebagainya.
b. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat.
c. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu
pemandangan dan tidak menimbulkan bau.
d. Sebaiknya jamban juga disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.
Beberapa dibawah ini adalah tipe-tipe jamban yang sesuai dengan teknologi pedesaan antara
lain :
Jamban cemplung ini sering kita jumpai didaerah pedesaan jawa. Tetapi sering dijumpai
jamban cemplung yang kurang sempurna, misalnya tanpa rumah jamban dan tutup jamban.
Sehingga serangga dapat mudah masuk dan bau tidak dapat dihindari. Selain itu bila musim
hujan jamban tersebut akan terisi air dengan penuh.
Jamban ini hamper mirip dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap yaitu
menggunakan ventilasi pipa. Ventilasi pipa ini dapat dibuat dengan bamboo.
Jamban ini dibuat diatas empang ikan. Dalam system jamban ini disebut daur ulang
(recycling), yakni tinja bisa langsung dimakan oleh ikan, ikan dimakan oleh manusia dan
selanjutnya seterusnya. Jamban ini mempunyai fungsi yaitu disamping mencegah
tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah protein bagi masyarakat
(menghasilkan ikan).
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galiannya.
Disamping itu jamban ini juga untuk mebuang kotoran binatang dan sampah juga daun-
daunan.
e. Septic tank
Latrin jenis merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan, oleh sebab itu, cara
pembuangan tinja yang semacam ini sangat dianjurkan.
1) Pipa ventilasi
Pipa ventilasi secara fungsi dan teknis dapat dijelaskan sebagai berikut :
b) Panjang pipa ventilasi 2 meter dengan diameter pipa 175 mm dan pada lubang hawanya
diberi kawat kasa.
a) Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran semen.
c) Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang sama.
3) Pipa penguhubung
a) Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air.
b) Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau 15 cm.
a) Tepi atas dari septic tank harus terletak paling sedikit 0,3 meter dibawah permukaan
tanah halaman, agar keadaan temperature di dalam septic tank selalu hangat dan konstan
shingga kelangsungan hidup bakteri dapat lebih terjamin.
4. Pengelolahan Sampah
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dapat dipakai lagi oleh
manusia atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan
dibuang.
a.Sumber-sumber sampah
b. Jenis-jenis sampah
a) Sampah an organic adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk. Misalnya :
logam/besi, pecahan gelas, plastic dan sebagainya.
b) Sampah organic adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk. Misalnya :
sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
a) Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas, dan
lain-lain.
b) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya : kaleng bekas, logam/besi, kaca, dan lain-
lain.
a) Garbage yaitu jenis sampah hasil pengelolahan atau pembuatan makanan yang
umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.
b) Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik yang mudah
terbakar maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kertas, karton, plastic, kaleng bekas,
klip, gelas dan lain-lain.
c) Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk
abu rokok.
d) Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan
yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastic, pecahan
kaca, besi, debu, dan lain sebagainya.
e) Sampah industry yaitu sampah yang berasal dari industry atau pabrik-pabrik.
f) Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang telah mati karena alam,
ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.
g) Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) yaitu bangkai mobil, sepeda, sepeda motor.
c.Pengelolahan sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut akan
hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri pathogen) , dan binatang
serangga sebagai penyebar penyakit (vector). Oleh karena itu sampah harus dikelola dengan
baik sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Cara-cara
pengelolahan sampah antara lain :
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga
atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus membangun atau
mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Mekanisme, system atau cara
pengangkutan sampah diperkotaan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah setepat
yang didukung oleh partisipasi masyarakat setempat. Sedangkan pada daerah pedesaan pada
umumnya sampah telah dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPA
maupun TPS.
a. Pengenceran
Air limbah direncanakan sampai mencapai konsentrasi yng cukup rendah, kemudian baru
dibuang kebadan-badan air. Dengan makin bertambahnya penduduk yang berarti makin
meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak,
dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat dipertahankan
lagi. Disamping itu, cara ini meimbulkan kerugian lain yaitu : bahaya kontaminasi terhadap
badan-badan air masih tetap ada., pengendapan akhrnya menimbulkan pendangkalan
terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagianya. Selanjutnya dapat
menimbulkan banjir.
b. Kolam oksidasi
Pada prinsipnya cara pengolahan ini dalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang, bakteri,
dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar
berbeentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter.
c. Irigasi
Air limbah dialirkan kedalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk
kedalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air
buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus
untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga,
perusahaan, susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat
organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan
keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai
bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit
dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Dalam upaya meningkatkan
status derajat kesehatan pada masyarakat Indonesia di masa sekarang ini, perlu upaya untuk
mengenal masalah kesehatan, mengenal program-program kebijakan pemerintah dalam
mengatasi masalah kesehatan, dan bagaimana pula strategi pemecahan masalah tersebut yang
berlaku. Dalam hal ini pengertian penyakit menular dan cara pemberantasannya harus
dipahami segenap pihak untuk dapat mencegah angka kesakitan di Indonesia. Penyehatan
lingkungan tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan namun pula peran serta masyarakat
sangatlah penting.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta