Anda di halaman 1dari 14

ISU TERKINI PELAYANAN KESEHATAN

PEMAHAMAN KONSEP CAPACITY DALAM


PELAYANAN KESEHATAN

Oleh :

1. Aam Amalia (02180200072)

2. Aqidaturrahmah (02180200074)

3. Farhani Yuliana (02180200074)

4. Nastha Zaizi C (02180200076)

5. Rudi Iskandar (02180200099)

6. Sioharmonis Gulo (02180200098)

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan dianggap sebagai salah satu aspek penting dari tujuh belas tujuan
untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDG’s) yaitu menjamin hidup yang
sehat serta mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Karena kesehatan
merupakan salah satu ukuran dalam perkembangan suatu bangsa. Sehingga upaya
peningkatan kesehatan selalu digalakkan demi mencapai kehidupan yang lebih baik
bagi masyarakat.

Pelayanan kesehatan termasuk dalam hak asasi warga negara Indonesia.


Perlindungannya berada dalam lingkup Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1),
(2), dan, (3) dan Pasal 34 ayat (1), 2), dan (3).

Dalam Pasal 34 ayat (3) disebutkan bahwa negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Namun pada prakteknya masih terdapat empat masalah utama pelayanan kesehatan di
Indonesia. Ada empat hal terkait layanan kesehatan, yakni; Accessibility, Capability,
Capacity, dan Affordability.

Pada tahun 2019, Indonesia telah mempunyai modal dengan adanya 9909
puskesmas, 7518 diantaranya sudah terakreditasi. Berdasarkan Data Pusdatin
Kemenkes, per Desember 2018 dari data tersebut hanya 1% Puskesmas yang sudah
terakreditasi telah memiliki tata kelola yang baik. Selain itu jumlah perkembangan RS
mencapai 2813 dan 1970 sudah terakreditasi Nasional (Data KARS dan JCI, per
Desember 2018).

Untuk memenuhi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan (SPA) di DTPK,


Kemenkes memberikan DAK afirmasi yang mulai dilaksanakan tahun 2017. DAK
afirmasi meliputi menu pemenuhan Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan (SPA). Untuk
pemenuhan sarana, Puskesmas dapat melakukan upaya pembangunan Puskesmas,
renovasi/rehabilitasi Puskesmas dan pembangunan rumah dinas tenaga kesehatan
puskesmas.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus secara sinergis melaksanakan
pembangunan kesehatan yang terencana, terpadu dan selaras dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan yang tinggi sesuai dengan harapan masyarakat.
Hal tersebut dijelaskan secara eksplisit dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2014
tetang Pemerintahan Daerah. Pemerintah pusat bertanggung jawab secara nasional atas
keberhasilan bidang kesehatan. Sedangkan pelaksanaan operasional diserahkan kepada
Pemrintah Daerah dan masyarakat. Melalui penyelenggaraan kesehatan yang baik
dengan mempertimbangkan administrasi kesehatan yang tepat, mudah dan tidak
berbelit diharapkan pelayanan kesehatan dapat diakses dan dirasakan oleh masyarakat

Saat ini, salah satu bentuk penilaian dalam sarana dan prasarana dalam fasilitas
kesehatan adalah dalam bentuk akreditasi, yang dimaksudkan untuk tetap adanya tata
kelola yang bisa memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien.

Terdapat rekomendasi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) untuk


meningkatkan sarana dan prasarana fasyankes untuk mengurangi kematian Ibu dan
Bayi;

1) Meningkatkan kualitas pelayanan persalinan di RS dengan mengacu peraturan


PONEK
2) Menjalankan kebijakan bahwa tempat persalinan harus di faskes
3) Akreditasi semua faskes untuk menilai kepatuhan regulasi tentang yankes ibu
hamil, persalinan, dan perawatan bayi baru lahir.

Demi menunjang segala aspek dalam kesehatan, maka perlu adanya


pembangunan sarana dan prasarana kesehatan. Hal ini akan memiliki dampak positif
dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berpotensi. Saat ini, titik berat
dari capaian sarana dan prasarana kesehatan Kemenkes 2016-2017 adalah
pembangunan fisik dan penyediaan sarana dan prasarana puskesmas, penyediaan sarana
dan prasarana untuk instalasi farmasi.

1.2 Rumus Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan
diangkat dalam makalah ini adalah :

1) Potret pelayana kesehatan di Indonesia


2) Masalah / keluhan masyarakat
3) Bagaimana pelayanan yang berkualitas dan solusinya

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita semua memahami dan
bias melihat gambaran yang sesumgguhnya mengenai pelayan kesehatan di
Indonesia.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Derajat Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan teori derajat kesehatan Hendrik L.Blum (1974)


mengungkapkan ada empat faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan
masyarakat ataupun perorangan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut
(Notoatmodjo, 1997) :
1. Lingkungan
Lingkungan mempunyai pengaruh dan peranan yang terbesar terhadap
derajat kesehatan masyarakat dan kemudian diikuti perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Lingkungan umumnya digolongkan menjadi dua
kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan
yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, iklim
dan perumahan. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar
manusia seperti kebudayaan, kepercayaan, pendidikan dan ekonomi.
2. Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan, kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di
samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan,
pendidikan, ekonomi dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada diri manusia.
3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. Keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam
pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan terhadap kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh faktor lokasi, yaitu apakah
dapat dijangkau atau tidak. Bentuk pelayanan kesehatan tidak hanya terbatas
pada fasilitas pelayanan saja akan tetapi juga meliputi tenaga kesehatan.
Keberadaan tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan, informasi dan
motivasi kepada masyarakat untuk mendatangi fasilitas kesehatan. Indikator
yang digunakan untuk mengukur pelayanan kesehatan dalam penelitian ini
meliputi jumlah puskesmas, rumah sakit pemerintah, tenaga kesehatan di
puskesmas dan tenaga kesehatan di rumah sakit pemerintah. Puskesmas dan
rumah sakit pemerintah dipilih untuk analisis dalam penelitian ini karena kedua
fasilitas ini merupakan fasilitas kesehatan yang dekat dengan masyarakat dan
sering diakses oleh masyarakat ketika mengalami morbiditas.
4. Keturunan (Genetik)
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia
yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti
diabetes melitus dan asma bronehial. Selain itu, faktor keturunan juga dapat
dikaji dari kondisi balita dan ibu hamil. Masa kehamilan dan balita sangat
menentukan perkembangan otak anak. Dalam hal ini perilaku ibu memegang
peranan penting karena kesehatan balita sangat tergantung oleh ibunya.

2.2 Pelayanan Kesehatan

Derajat kesehatan masyarakat yang dijelaskan dalam teori Hendrik


L.Blum (1974) terkait pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi satu perhatian
tersendiri. Hal ini tentunya terkait dengan peningkatan dari pelayanan kesehatan
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah suatu konsep yang dipakai dalam pemberian
layanan kesehatan terhadap masyarakat. Pelayanan kesehatan juga diartikan
sebagai konsep yang diterapkan untuk memberikan layanan dengan jangka
waktu lama dan terus dilakukan kepada publik dan masyarakat.. Definisi
pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif
(pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran
masyarakat.
Definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok dan atupun masyarakat.

2.2.1 Jenis Jenis Pelayanan Kesehatan

Terdapat dua jenis jenis pelayanan kesehatan antara lain:


1. Pelayanan Kedokteran
Pelayanan kesehatan yang tercantum dalam organisasi pelayanan
kedokteran yang diindikasi dengan cara pengelolaan yang dapat berupa sendiri
ataupun secara berbarengan dalam satu kelompok. Tujuan pokoknya ialah untuk
mengobati penyakit dan mengembalika kesehatan serta tujuannya terpenting
untuk individu dan family.
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan yang tercantum dalam organisasi kesehatan
masyarakat diindikasi dengan cara pengelolaan biasanya secara berbarengan
dalam suatu kelompok. Tujuan pokoknya ialah untuk menjaga, mengembangkan
kesehatan dan menghindari penyakit serta tujuannya untuk organisasi dan
masyarakat.

2.2.2 Tujuan Pelayanan Kesehatan

Terdapat beberapa tujuan pelayanan antara lain:


1. Promotif, ialah perawatan dan pengembangan kesehatan,
keadaan tersebut sangat dibutuhkan seperti dalam pengembangan gizi.
2. Preventif, ialah penghindaran atas orang yang berbahaya tentang
penyakit.
3. Preventif primer, ialah terdiri dari metode pendidikan, seperti
imunisasi, pengadaan nutrisi yang baik.
4. Preventif sekunder, ialah penyembuhan penyakit fase sejak dini.
5. Preventif tersier, ialah pemeriksaan penyakit, pembuatan
pemeriksaan dan pengobatan.
6. Kuratif, ialah mengobati penyakit.
7. Rehabilitasi, ialah penyembuhan dan dengan teknik pengobatan.

2.3 Permasalahan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan termasuk dalam hak azasi warga negara Indonesia.


Perlindungannya berada dalam lingkup Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28 H
ayat (1), (2), dan, (3) dan Pasal 34 ayat (1), 2), dan (3).
Dalam Pasal 34 ayat (3) disebutkan bahwa negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak. Namun pada prakteknya masih terdapat masalah utama pelayanan
kesehatan di Indonesia. Beberapa hal terkait permasalahan utama pelayanan
kesehatan diantaranya :
1. Accessibility
Akses adalah kesempatan untuk mengidentifikasikasi kebutuhan
kesehatan, untuk mencari layanan kesehatan, untuk mencapai, untuk
mendapatkan atau menggunakan layanan kesehatan, dan untuk benar-benar
memilikikebutuhan untuk layanan kesehatan yang bisa terpenuhi.
2. Capability,
Kemampuan dalam pelayanan Sumber Daya Manusia yang harus di
siapkan.
3. Capacity
Capacity terkait dengan sarana dan prasarana yang disediakan atau di
fasilitasi untuk meningkatn pembangunan di bidang kesehatan
4. Affordability
Affordability atau keterjangkauan adalah kondisi dimana apakah pasien
mampu untuk berobat atau tidak.
Terkait pembahasan kali ini maka kami memfokuskan pembahasan pada
permasalahan pelayanan kesehatan dalam hal Capacity atau sarana dan
prasarana yang mendukung terlaksananya pelayanan kesehatan.

2.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana kesehatan merupakan tempat yang digunakan untuk


menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan sendiri dapat diartikan
sebagai kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang telah
dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat. Prasarana kesehatan merupakan
semua fasilitas utama yang memungkinkan sarana kesehatan dapat hidup dan
berkembang dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Prasarana kesehatan juga merupakan salah satu bagian dari kesehatan
nasional, karena prasarana kesehatan merupakan tempat untuk masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan oleh karena itu prasarana kesehatan harus
didukung dengan sarana yang mendukung untuk mempermudah masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal, mengingat
pentingnya fungsi prasarana kesehatan itu sendiri.

Prasarana kesehatan juga merupakan sarana utama dalam pemenuhan


kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Unk itu sarana dan prasarana
kesehatan harus terletak pada posisi yang strategis dan tersebar merata
diseluruh daerah. Perkembangan wilayah permukiman dan jumlah penduduk
yang terus meningkat menimbulkan beberapa masalah diantaranya, pesebaran
sarana dan prasarana kesehatan yang tidak merata, fasilitas pendukung yang
tidak lengkap, aksesibilitas yang sulit dan lain sebagainya.

Dalam Permenkes No 31 Tahun 2018 di jelaskan bahwa Sarana adalah


bangunan yang sebagian atau seluruhnya berada di atas tanah/perairan, ataupun
di bawah tanah/perairan dan digunakan untuk penyelenggaraan atau penunjang
pelayanan. Prasarana adalah alat, jaringan, dan sistem yang membuat suatu
Sarana dapat berfungsi.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang


digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Alat Kesehatan adalah instrumen,
aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan
untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk
struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) No. 75


Tahun 2014 pasal 40, fasilitas pelayanan kesehatan meliputi Rumah Sakit dan
Puskesmas, Puskesmas didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan, yang terdiri atas Puskesmas Pembantu,
Puskesmas keliling, dan bidan desa.

1. Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat).
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu,
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam
suatu wilayah tertentu Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah
dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Departemen Kesehatan,
2009:45)

2. Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU
Rumah Sakit, 2014:2). Sedangkan menurut Wolper dan Pena yang dikutip
oleh Azrul Azwar (1996:82) Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit
mencari dan menerima pelayanan kedokteran.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan Rumah Sakit


merupakan tempat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap berdasarkan
pelayanannya, Rumah Sakit dibagi dua menjadi Rumah Sakit Umum yakni
melayani segala macam jenis penyakit atau pelayanan dasar dan Rumah Sakit
Khusus yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis
penyakit atau pelayanan tertentu, contohnya Rumah Sakit Ibu dan Anak &
Rumah Sakit Paru- Paru.

2.5 Fungsi Sarana dan Prasarana

Fungsi sarana dan prasarana dapat berbeda sesuai lingkup dan


penggunaannya. Misalkan sarana dan prasarana pendidikan berbeda dengan
transportasi, wisata dan sebagainya, namun memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.
Fungsi utama sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki tujuan :
1. Menciptakan kenyamanan.
2. Menciptakan kepuasan.
3. Mempercepat proses kerja.
4. Memudahkan proses kerja.
5. Meningkatkan produktivitas.
6. Hasil lebih berkualitas.

2.6 Pemenuhan Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan

Pemenuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan (SPA) harus bersamaan


dengan peningkatan tata kelola yang baik. Kompetensi fasilitas pelayanan
kesehatan harus dipenuhi dan dikelola dengan adanya SPA, Sumber Daya
Manusia (SDM), pemenuhan akreditasi, pembiayaan, sistem pelayanan dan
rujukan. Saat ini, salah satu bentuk penilaian dalam sarana dan prasarana dalam
fasilitas kesehatan adalah dalam bentuk akreditasi, yang dimaksudkan untuk
tetap adanya tata kelola yang bisa memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
pasien.
Pada tahun 2019, Indonesia telah mempunyai modal dengan adanya 9909
puskesmas, 7518 diantaranya sudah terakreditasi. Berdasarkan Data Pusdatin
Kemenkes, per Desember 2018) dari data tersebut hanya 1% Puskesmas yang
sudah terakreditasi telah memiliki tata kelola yang baik. Selain itu jumlah
perkembangan RS mencapai 2813 dan 1970 sudah terakreditasi Nasional (Data
KARS dan JCI, per Desember 2018).
Untuk memenuhi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan (SPA) di Daerah
Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK)
Kemenkes memberikan DAK afirmasi yang mulai dilaksanakan tahun 2017.
DAK afirmasi meliputi menu pemenuhan Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan
(SPA) diantaranya :
1. Sarana
Untuk pemenuhan sarana, Puskesmas dapat melakukan upaya
pembangunan Puskesmas, renovasi/rehabilitasi Puskesmas dan pembangunan
rumah dinas tenaga kesehatan puskesmas.
2. Prasarana
Untuk peningkatan prasarana, Puskesmas dapat memenuhi kebutuhan
prasarana berupa generator set, IPAL, ambulance, pusling roda 2, pusling air,
dan lain-lain.
3. Alat Kesehatan
Sedangkan untuk peningkatan Alat Kesehatan, Puskesmas dapat
memenuhi kebutuhan alat kesehatan yang belum ada di Puskesmas sesuai
dengan standar seperti Set pemeriksaan umum, termasuk PTM, Set persalinan &
nifas, Set Promkes dan Set pemeriksaan gigi, dll.
4. Sebagai salah satu bentuk perkembangan sarana dan prasarana
dalam pelayanan kesehatan, perkembangan jumlah puskesmas di indonesia sejak
2013 sampai dengan 2018 terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data
Pusdatin Kemenkes per Desember 2018, pada tahun 2013 sudah ada 9655
puskesmas, pada tahun 2014 bertambah menjadi 9731, tahun 2015 sebanyak
9754, tahun 2016 sebesar 9767, tahun 2017 menjadi 9825, dan pada akhir
desember 2018 data perkembangan puskesmas sebanyak 9909. Dari data
tersebut sebanyak 7518 puskesmas sudah terferivikasi Akreditasi.
5. Sebagai standar kebutuhan pemenuhan pelayanan sarana dan
prasarana kesehatan maka dalam hal ini sudah diatur dalam Permenkes No 31
Tahun 2018 tentang Aplikasi Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan untuk
memudahkan pembinaan dan pengawasan ketersediaan sarana prasarana dan alat
kesehatan.
https://pendidikanmu.com/2019/06/pengertian-pelayanan-kesehatan-
menurut-para-ahli-jenis-dan-tujuan.html

Levesque, Jean-Frederic, Mark F. Harris, Grant Russella, 2013.


Pa ent-centred access to health care: conceptualising
access at the interface of health systems and popula ons.
Interna onal Journal for Equity in Health. 2013 12:18
https://m.fimela.com/beauty-health/read/3813020/4-masalah-utama-
pelayanan-kesehatan-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai