Disusun Oleh:
Dibuat oleh :
Eva Nuratifah
KHGC21153
3. BKR
Adalah wadah kegiatan yang beranggotakan keluarga yang mempunyai remaja
usia 10-24 tahun. Bina keluarga remaja mempunyai tujuan yaitu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam
pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang remaja, dalam rangka meningkatkan
kesertaan, pembinaan, dan kemandirian ber KB bagi anggota kelompok (BKKBN
2012, h.24).
Kegiatan BKR bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan orang tua dalam membina anak remaja agar dapatbmencapai kedewasaan
baik secara fisik, mental sosial dan ekonomi agar lebih siap mandiri. Bentuk kegiatan
adalah penyuluhan kelompok yang dilakukan oleh kader kepada orang tua yang
mempunyai anak usia sekolah dan remaja (Mardiya, 2009).
4. BPJS
a) Definisi BPJS
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia menurut
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun
2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, BPJS akan
menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia yaitu
lembaga asuransi jaminan kesehatan PT. Askes Indonesia menjadi BPJS
Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenaga kerjaan PT. Jamsostek menjadi
BPJS Ketenagakerjaan. Transformasi PT Askes dan PT Jamsostek menjadi BPJS
dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT Askes akan menjadi BPJS
Kesehatan, selanjutnya pada 2015 giliran PT Jamsostek menjadi BPJS
Ketenagakerjaan.
Lembaga ini bertanggung jawab terhadap Presiden. BPJS berkantor pusat
di Jakarta, dan bisa memiliki kantor perwakilan di tingkat provinsi serta kantor
cabang di tingkat kabupaten kota.
b) Dasar Hukum
1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem
Jaminan Sosial Kesehatan;
2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 Tentang
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
Jaminan Kesehatan.
c) Kepesertaan Wajib
Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di
Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS. Ini sesuai
pasal 14 UU BPJS.
Setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota BPJS.
Sedangkan orang atau keluarga yang tidak bekerja pada perusahaan wajib
mendaftarkan diri dan anggota keluarganya pada BPJS. Setiap peserta BPJS akan
ditarik iuran yang besarnya ditentukan kemudian. Sedangkan bagi warga miskin,
iuran BPJS ditanggung pemerintah melalui program Bantuan Iuran.
Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal,
namun juga pekerja informal. Pekerja informal juga wajib menjadi anggota BPJS
Kesehatan. Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai
dengan tingkatan manfaat yang diinginkan.
Jaminan kesehatan secara universal diharapkan bisa dimulai secara
bertahap pada 2014 dan pada 2019, diharapkan seluruh warga Indonesia sudah
memiliki jaminan kesehatan tersebut. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi
menyatakan BPJS Kesehatan akan diupayakan untuk menanggung segala jenis
penyakit namun dengan melakukan upaya efisiensi.
d) Hak Dan Kewajiban Peserta Bpjs Kesehatan
Hak Peserta :
1. Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh pelayanan
kesehatan;
2. Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan; dan
4. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis
ke Kantor BPJS Kesehatan.
Kewajiban Peserta :
1. Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang besarannya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
2. Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan, perceraian,
kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan tingkat I;
3. Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang
yang tidak berhak.
4. Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.
e) Fungsi BPJS
UU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip
ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4
program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan
pensiun, dan jaminan kematian.
Menurut UU SJSN program jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial, dengan tujuan menjamin agar
peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila
seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.
Selanjutnya program jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, dengan tujuan untuk
menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun,
mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
Kemudian program jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, untuk mempertahankan
derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang
penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap.
Jaminan pensiun ini diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti.
Sedangkan program jaminan kematian diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk memberikan santuan
kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.
f) Tugas BPJS
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas
untuk:
1. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;
2. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;
3. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;
4. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;
5. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;
6. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan program jaminan sosial; dan
7. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial
kepada peserta dan masyarakat.
Dengan kata lain tugas BPJS meliputi pendaftaran kepesertaan dan
pengelolaan data kepesertaan, pemungutan, pengumpulan iuran termasuk menerima
bantuan iuran dari Pemerintah, pengelolaan Dana jaminan Sosial, pembayaran
manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan dan tugas penyampaian
informasi dalam rangka sosialisasi program jaminan sosial dan keterbukaan
informasi.
Tugas pendaftaran kepesertaan dapat dilakukan secara pasif dalam arti
menerima pendaftaran atau secara aktif dalam arti mendaftarkan peserta.
g) Wewenang BPJS
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamksud di atas BPJS
berwenang:
1. Menagih pembayaran Iuran;
2. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-
hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi
kerja dalam memanuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan jaminan sosial nasional;
4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran
fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
Pemerintah;
5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
6. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang
tidak memenuhi kewajibannya;
7. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai
ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan
program jaminan sosial.
Kewenangan menagih pembayaran Iuran dalam arti meminta pembayaran
dalam hal terjadi penunggakan, kemacetan, atau kekurangan pembayaran,
kewenangan melakukan pengawasan dan kewenangan mengenakan sanksi
administratif yang diberikan kepada BPJS memperkuat kedudukan BPJS sebagai
badan hukum publik.
Sesuai dengan dengan amanat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 yang
mengatur tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan
telah menyusun Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015.
Menindaklanjuti hal tersebut, maka Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat menyusun
Rencana Aksi sebagai dasar atau acuan untuk unit sakter direktorat di lingkup Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat dalam melakukan kegiatan.
Dalam dokumen RPJMN Tahun 2015-2019, sasaran yang ingin dicapai adalah
mneningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan.
Rasio tingkat kematian ibu menurut wilayah Tahun 2014 berdasarkan hasil SUPAS
2015 menunjukkan bahwa di Wilayah Indonesia Bagian Timur memiliki Maternal
Mortality Ratio (MMR) lebih tinggi (MMR rasio apabila dibandingkan dengan wilayah
lain, dimana jumlah kelahiran tertinggi masih terpusat di Wilayah Indonesia Bagian Barat
(Jawa-Bali) dengan rasio 1.20. Dilihat berdasarkan karakteristik penolong persalinan
menurut wilayah dari hasil SUPAS 2015, di regional Sulawesi masih ditemukan tenaga
dukun dan penolong lainnya di luar tenaga medis yang membantu proses persalinan. Selain
itu, untuk persentase kematian ibu menurut tempat meninggal yang paling dominan terjadi
adalah di tempat fasilitas kesehatan sebesar 70%.
Pola persebaran Penyakit Tidak Menular (PTM) berdasarkan status sosial ekonomi
dapat terjadi di semua golongan, baik kaya dan miskin. Namun tingkat kecenderungannya
lebih tinggi terjadi pada golongan penduduk miskin. Hal ini menjadi beban Pemerintah
dalam pembiayaan kesehatan yang dari tahun ke tahun semakin bertambah mencapai 16,9
Triliun (29,67%) untuk pendanaan jaminan kesehatan nasional dengan tipe penyakit yang
paling dominan adalah katastropik yang mencapai 29,67% (penyakit jantung 13%, gagal
ginjal kronis 7% dan kanker 5%). Upaya dalam penanggulangan permasalahan tersebut
dibutuhkan adanya pengembangan produktivitas penduduk miskin melalui program
pengentasan kemiskinan nasional. Program ini merupakan kunci perubahan yang
dilaksanakan melalui reformasi birokrasi pemerintah.
a. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010),
346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
b. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
c. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
d. Meningkatnya upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta
pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
e. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan, maka ukuran yang
akan dicapai adalah :
c. Sumber Data
a) Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik yang mendapat makanan tambahan
sebesar 65%;
b) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) sebesar 90%;
c) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif sebesar
44%;
d) Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebesar 44%;
e) Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan sebesar 80%; dan
f) Persentase remaja putri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) sebesar 20%.
2. Penjelasan Indikator
b) Ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan
1) Definisi Operasional
Ibu hamil dengan ukuran lingkar lengan atas (LiLA) < 23,5 cm yang
mendapat makanan tambahan dalam bentuk pabrikan atau bahan pangan
lokal yang diberikan minimal selama 90 Hari Makan Ibu (HMI) secara
berturut-turut.
3) Sumber Data
Laporan Monitoring Puskesmas : SiGizi, Kohort ANC, Formulir pencatatan
pemberian makanan tambahan ibu hamil kurang energi kronik (KEK).
3) Sumber Data
Laporan Monitoring Puskesmas : Kartu ibu, Kohort Antenatal Care (Kohort
Ibu), dan Buku KIA.
6) Mekanisme Pelaporan
Formulir monitoring bulanan ibu selama hamil dan jumlah TTD yang diterima
serta formulir pelaporan, mekanisme pelaporan melalui SiGizi.
3) Sumber Data
Buku KIA, Kohort Bayi, Laporan IMD RS, Puskesmas rawat inap, Bidan
Praktik Mandiri, Kohort ibu.
4) Waktu Pelaporan :
Setiap 1 bulan dihitung secara kumulatif setahun.
5) Penanggung Jawab
Petugas Gizi dan Bidan Puskesmas.
6) Mekanisme Pelaporan
Pengiriman pelaporan secara online melalui SiGizi, dan laporan bulanan
kesehatan bayi dengan tingkat frekuensi pengamatan sebulan sekali.
ASI (Air Susu Ibu) tanpa diberikan makanan lain / pendamping pada bayi
selama 6 bulan dan dicatat melalui register pencatatan/Buku KIA/KMS (Kartu
Menuju Sehat).
3) Sumber Data
Kohort bayi, SiGizi, dan SP2TP/ LB 3.
6) Mekanisme Pelaporan
Form ASI Eksklusif diisi setiap bulannya bersamaan dengan penimbangan di
Posyandu dan dikirim ke SiGizi Kab/Kota.
3) Sumber Data
Data hasil laporan pengiriman MP-ASI dari pusat, provinsi ke kabupaten serta
kabupaten ke puskesmas.
a. Jumlah seluruh balita kurus yang ada di wilayah tertentu pada bulan ini
b. Jumlah kasus balita kurus yang telah ditemukan dan diberikan makanan
3) Sumber Data
Laporan Monitoring Puskesmas : LB3 SP2TP, laporan UKS termasuk laporan
TTD mandiri, dan SiGizi Puskesmas.
a. Jumlah remaja putri 12-18 tahun yang bersekolah di SLTP dan SLTA
yang ada di wilayah tertentu; dan
b. Jumlah remaja putri yang mendapat TTD.
Data diperoleh secara online melalui komdat pusdatin, email dan aplikasi SIP
(Sistem Informasi Puskesmas) sesuai dengan mekanisme data yang dibentuk.
3) Sumber Data
Kebijakan lintas sektor di Pusat, kebijakan Pemda provinsi dan kabupaten /
kota.
Bersih dan Sehat (PHBS), minimal 1 (satu) kebijakan baru per tahun,
dalam bentuk : Peraturan Daerah, Peraturan
Bupati/Walikota, Instruksi Bupati/Walikota, Surat Keputusan Bupati/Walikota,
Surat Edaran / Himbauan Bupati/Walikota pada tahun tersebut.
3) Sumber Data
Kebijakan PHBS di kabupaten/kota.
Jumlah desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM dibagi Jumlah desa
yang difasilitasi oleh Puskesmas dikali dengan 100%.
3. Sumber Data
6. Mekanisme Pelaporan
Data yang sampai ke Pusat diperoleh secara online melalui komdat pusdatin dan
email data profil promosi kesehatan dari Dinkes Kabupaten/Kota
1) Definisi Operasional
Dunia usaha yang melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam bidang
kesehatan.
Jumlah dunia usaha yang melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam satu
tahun pelaporan.
3) Sumber Data
6) Mekanisme Pelaporan
1) Definisi Operasional
- Mekanisme Pelaporan
o Manual : Petugas Puskesmnas => Dinkes Kab./Kota => Dinkes Prov. =>
Subdit => TU => Direktur Kesling;
a. Definisi Operasional
Tempat dan fasilitas umum minimal sarana pendidikan (Sekolah Dasar (SD/MI),
Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) dan yang sederajat milik pemerintah dan swasta)
dan pasar rakyat yang terintegrasi di wilayah kerja Kabupaten/Kota dan telah memenuhi
syarat kesehatan.
Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan berdasarkan inspeksi kesling sesuai
standar dalam kurun waktu 1 tahun dibagi Jumlah TTU terintegrasi di wilayah Kab/Kota
dalam kurun waktu 1 tahun yang sama dikali dengan 100 %.
Manual : Petugas Puskesmnas => Dinkes Kab./Kota => Dinkes Prov. => Subdit =>
TU => Direktur Kesling;
Elektronik : Puskesmas memasukkan data via SMS ke web => E-Monev IKK yang
terhubung dengan E-Monev IKU ditambah dengan verifikasi oleh Dinkes
Kab./Kota => Akses oleh pusat, provinsi, kabupaten/kota & sanitarian.
a. Definisi Operasional
Rumah sakit yang terdaftar di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan minimal
telah melakukan pemilahan limbah (antara limbah medis dan non-medis) dan pengolahan
limbah secara mandiri (on site) atau bekerja sama dengan pihak yang memiliki izin (off
site).
b. Formula / Cara Perhitungan
Jumlah RS yang mengelola limbah medis sesuai peraturan dibagi Jumlah RS yang terdaftar
di Kemenkes dikali 100%.
c. Sumber Data : Laporan RS dan laporan Dinkes Kabupaten/Kota
d. Waktu Pelaporan : setiap tiga bulan sekali.
e. Penanggung Jawab : Pengelola Kesling (Sanitarian) Puskesmas.
f. Mekanisme Pelaporan
o Manual : Petugas Puskesmnas => Dinkes Kab./Kota => Dinkes Prov. =>
Subdit => TU => Direktur Kesling;
o IKU ditambah dengan verifikasi oleh Dinkes Kab./Kota => Akses oleh
pusat, provinsi, kabupaten/kota & sanitarian.
a. Definisi Operasional
Tempat Pengelolaan Makanan (rumah makan, restoran, jasa boga, depot air minum, sentra
makanan jajanan dan kantin sekolah) yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi yang
dibuktikan sertifikat laik higiene sanitasi.
b. Formula / Cara Perhitungan
Tempat Pengelolaan Makanan yang memenuhi syarat dibagi Tempat Pengelolaan Makanan
yang terdaftar dikali 100 %.
c. Sumber Data : Laporan Kegiatan Puskesmas dan laporan Dinkes
Kabupaten/Kota
d. Waktu Pelaporan : setiap tiga bulan sekali.
e. Penanggung Jawab : Pengelola Kesling (Sanitarian) Puskesmas.
g. Mekanisme Pelaporan
o Manual : Petugas Puskesmnas => Dinkes Kab./Kota => Dinkes Prov. =>
Subdit => TU => Direktur Kesling;
a. Definisi Operasional
Kab/Kota yang menyelenggarakan pendekatan Kab/Kota Sehat dengan membentuk Tim Pembina,
Forum Kab/Kota Sehat & menerapkan minimal 2 (dua) tatanan wajib dari 9 (sembilan) tatanan
kawasan sehat (tatanan kawasan pemukiman dan sarana prasarana umum, tatanan kawasan sarana
lalu lintas tertib dan sarana transportasi, tatanan kawasan pertambangan sehat, tatanan kawasan
hutan sehat, tatanan kawasan industri dan perkantoran sehat, tatanan kawasan pariwisata sehat,
tatanan ketahanan pangan-gizi, tatanan kehidupan masyarakat sehat yang mandiri, tatanan
kehidupan sosial yang sehat).
f. Mekanisme Pelaporan
Manual : Petugas Puskesmnas => Dinkes Kab./Kota => Dinkes Prov. => Subdit =>
TU => Direktur Kesling;
Elektronik : Puskesmas memasukkan data via SMS ke web => E-Monev IKK yang
terhubung dengan E-Monev IKU ditambah dengan verifikasi oleh Dinkes
Kab./Kota => Akses oleh pusat, provinsi, kabupaten/kota & sanitarian
10. RENCANA AKSI PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2015-
2019
i. Pemantapan Regulasi di Bidang Kesehatan Masyarakat
Kebijakan Kesehatan Masyarakat yang berbasis bukti, berpihak kepada rakyat dan
berdasarkan kemitraan lintas sektoral, perlu dibangun dan dikembangkan untuk
mendukung dan mengarahkan upaya kesehatan yang bermutu bagi seluruh
masyarakat. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan
efektif perlu adanya regulasi dan perlindungan yang jelas. Regulasi harus mampu
mengantisipasi perkembangan teknologi dan globalisasi.
Penetapan standar, pedoman dan petunjuk teknis program kesehatan masyarakat yang
berdayaguna tinggi perlu ditingkatkan sehingga penerapan kesehatan masyarakat
dapat dilaksanakan oleh semua pihak. Harmonisasi standar dan regulasi perlu
dilaksanakan antar lintas program dan lintas sektor, sehingga regulasi memiliki
standarisasi yang memadai dan berkualitas.
INTERVENSI SOSIAL :
INTERVENSI KESEHATAN :
1) Konsultasi perencanaan kehamilan dengan melibatkan suami dan keluarga
(orang tua)
2) Pelayanan kontrasepsi bagi Suami untuk penundaan kehamilan
3) Bimbingan konseling ke Bidan bersama dengan suami untuk penentuan
tempat dan penolong persalinan
4) Pendidikan Kespro bagi Remaja Putra
5) Mempersiapkan konseling Calon Pengantin
INTERVENSI KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM UPAYA
PERBAIKAN GIZI
i. Intervensi Gizi Spesifik
1) Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri, calon pengantin, ibu hamil
(suplementasi besi folat)
2) Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah
3) Kelas Ibu Hamil
4) Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang positif
malaria
5) Suplementasi vitamin A
6) Promosi ASI Eksklusif
7) Promosi Makanan Pendamping-ASI
8) Suplemen gizi mikro (Taburia)
9) Suplemen gizi makro (PMT)
10) Promosi makanan berfortifikasi termasuk garam beryodiumdan besi
11) Promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan perilaku
12) Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk
13) Pemberian obat cacing
14) 14. Zinc untuk manajemen diare
2) Memastikan kendali operasional ada di Kabid Kesmas, dukungan data dan informasi
dari masing-masing Seksi serta lintas program.
- Paragdigma Sehat
1) Pengarus utamaan kesehatan dalam pembangunan
2) Promotif & Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan
3) Pemberdayaan masyarakat
4) Indikator : Kota dan kecamatan sehat
- Penguatan Yankes
1) Peningkatan Akses
2) Peningkatan Mutu
3) Regionalisasi Rujukan
4) Intervensi berbasis risiko (Kesehatan (health risk))
5) Penerapan pendekatan (Continuum of careta)
6) Indikator : Akreditasi RS dan puskesmas
- Jaminan Kesehatan Nasional
2) Benefit
1 Keluarga mengikuti KB
1
Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih
0
1
Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
1
1
Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
2
Suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan,dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup
b. Tujuan GERMAS
1) Peningkatan edukasi hidup sehat
2) Peningkatan kualitas lingkugan
3) Peningkatan pencegahan dan deteksi diri penyakit
4) Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi
5) Peningkatan perbaikan gizi
6) Peningkatan aktivitas fisik
7) Mampu berperilaku sehat yang berdampak pada kesehatan terjaga, lingkungan bersih,
produktif, dan biaya obat berkurang
b. Strata UKM
1) UKM PRIMER
UKM PRIMER adalah UKM tingkat dasar, yaitu yang
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar
yang ditujukan kepada masyarakat. Ujung tombak penyelenggara
UKM PRIMER adalah Puskesmas yang didukung secara lintas sektor
dan didirikan sekurang-kurangnya satu di setiap kecamatan.
Puskesmas bertanggungjawab atas masalah kesehatan di wilayah
kerjanya
Tiga fungsi utama Puskesmas : (1) pusat penggerak Sekurang-
kurangnya ada enam jenis pelayanan tingkat dasar yang harus
dilaksanakan oleh Puskesmas, yakni promosi kesehatan; kesehatan ibu
dan anak, dan keluarga berencana; perbaikan gizi; kesehatan
lingkungan; pemberantasan penyakit menular; dan pengobatan dasar
Peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan
UKM PRIMER diwujudkan melalui berbagai upaya yang dimulai dari
diri sendiri, keluarga sampai dengan upaya kesehatan bersama yang
bersumber masyarakat (UKBM).
2) UKM SEKUNDER
3) UKM TERSIER
UKM TERSIER adalah UKM tingkat unggulan, yaitu yang
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat. Penanggungjawab
UKM TERSIER adalah Dinkes Provinsi dan Kementerian Kesehatan
yang didukung secara lintas sektor.
Dinkes Provinsi dan Kementerian Kesehatan mempunyai dua
fungsi, yaitu fungsi manajerial dan fungsi teknis kesehatan. Fungsi
manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian,
serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di provinsi/nasional. Fungsi teknis kesehatan
mencakup penyediaan pelayanan kesmas tingkat unggulan, yakni
dalam rangka melayani kebutuhan rujukan dari Kab/Kota dan
Provinsi
Dalam melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinkes Provinsi
dan Kementerian Kesehatan perlu didukung oleh berbagai pusat
unggulan yang dikelola oleh sektor kesehatan dan sektor
pembangunan lainnya
E. Puskesmas
a. Pengertian
Pukesmas adalah suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan
kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat
pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat disuatu wilayah kerja
tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan
namun tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.
2. Misi puskesmas
a) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya
b) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
diwilayah kerjanya
c) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan kejangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
d) Memelihara dan meningkatkan kesehatan peroarangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya
c. Peran Puskesmas
Peran pukesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional
secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan rehabilitative saja seperti di
Rumah Sakit.
d. Fungsi Puskesmas
1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat diwilayah kerjanya
2. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat diwilayah kerjanya.
e. Struktur Organisasi
1. Kepala puskesmas
2. Unit Tata Usaha:
3. Data dan Informasi,
4. Perencanaan dan Penilaian,
5. Keuangan, Umum dan Kepegawaian
6. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
7. UKM/UKBM,
8. UKP
9. Jaringan Pelayanan Puskesmas:
10. Unit Puskesmas Pembantu
11. Unit Puskesmas Keliling
12. Unit Bidan di Desa/Komunitas
f. Tata Kerja
1. Kantor Camat → koordinasi
2. Dinkes → UPT → bertanggung jawab ke Dinkes
3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagai mitra
4. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat → sebagai pembina
5. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan → kerjasama
6. Lintas sector → koordinasi
7. Masyarakat → perlu dukungan/partisipasi → BPP (Badan Penyatun Puskesmas)
Pelaksaanan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM) diatur dalam
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
147/MENKES/SK/X/2003 dibedakan atas : UW-SPM yang wajib diselenggarakan
oleh seluruh kabupaten-kota diseluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh bakupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat. UW-SPM
wajib meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat, penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular,
penyelenggaraan promosi kesehatan, dll. Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi
pelayanan kesehatan kerja, pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria, dll. Hal
ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Pelaksanaan kegiatan atau program pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai
satuan masyarakat terkecil . karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk
kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat diwilayah kerjanya. Setiap
kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD).
3. Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
a) Keterpaduan lintas program
i. UKS : keterpaduan Promkes, Pengobatan, Kesehatan Gigi, Kespro,
Remaja, Kesehatan Jiwa
b) Keterpaduan lintas sektoral
i. Upaya Perbaikan Gizi : keterpaduan sector kesehatan dengan
camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha,
koperasi & PKK
ii. Upaya Promosi Kesehatan : keterpaduan sector kesehatan dengan
camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan dan agama
4. Azas rujukan
a) Rujukan medis/upaya kesehatan perorangan
i. Rujukan kasus
ii. Bahan pemeriksaan
iii. Ilmu pengetahuan
b) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
i. Rujukan sarana dan logistic
ii. Rujukan tenaga
iii. Rujukan operasional
3. Tenaga Medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan
ketidakmampuannya melaksanakan program dari Dinas Kesehatan.
b. Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas
yang membiayai upaya keseatan perorngan yang
pemanfaatannya dan besarnya ditentukan oleh Pemerintah
Daerah.
c. PT. ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT.ASKES yang
peruntukannya sebagai imbal jasa kepada pesertaASKES yaitu
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
d. PT. JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT. JAMSOSTEK yang
peruntukannya sebagai imbal jasa kepada peserta
JAMSOSTEK yatu pegawai / karyawan yang berada dibawah
naungan Dinas Tenaga Kerja.
b) Factor Eksternal
1. Kondisi Geografis
Puskesmas yang berada pada tiap-tiap Kecamatan memiliki keadaan
yang berbeda-beda, ada yang kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas dapat menjangkau seluruh penduduk ada juga yang tidak.
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-
alat transportsi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga
penduduknya lebih senang tinggal dirumahnya daripada harus pergi ke
Puskesmas.
2. Pemerintah Daerah
Peran Pemerintah Daerah yang bersikap gagap ini terlihat atas
pemahaman pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari
pihak legislative dan eksekutif yang tercermin dari dijadikannya
pelayanan kesehatan sebagai tulang punggung pendapatan daerah.
Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar.
5. Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada Provinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk
dibandingkan dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan
sebagai upaya pencegahan timbulnya penyakit pada penduduk. Dengan
kata lain pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan
pada tindakan kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi
promotif. Selain itu Dinas Kesehatan juga kurang melakukan
koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan program-program
Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak terwujudnya pelayanan
kesehatan ditingkat basis.
l. Kesimpulan
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dalam tatanan system pelayanan kesehatan
di Indonesia adalah pelaksana pelayanan tingkat pertama atau primer, yang
dilaksanakan oleh tenaga-tenaga kesehatan yang non-spesialistik. Puskesmas adalah
sarana terdepan melaksanakan PKD. Sampai dengan sekarang, Puskesmas yang sudah
mencapai 9.767 unit, adaah ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia yang
paling menentukan baik-tidaknya indicator kesehatan penduduk.
- Ruth B. Freeman
Suatu lapangan khusus bidang keperawatan dimana teknik keperawatan, ketrampilan
berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada ketrampilan anggota profesi
kesehatan lain dan kepada tenaga sosial lain demi untuk memelihara kesehatan masyarakat.
- American Nursing Association (ANA)
Suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan penduduk.
- Badan Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peranserta aktif masyarakat.
2. Tujuan Perkesmas
Tujuan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan masyarakat yang optimal.
Pelayanan keperawatan diberikan secara langsung kepada seluruh masyarakat dalam rentang
sehat–sakit dengan mempertimbangkan seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat
mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok maupun masyarakat.
A. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan memampuan masyarakat secara meyeluruh dalam
memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara
mandiri.
B. Tujuan khusus
1. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
2. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan
3. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan
keperawatan
4. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan di rumah, di pandi dan di masyarakat
5. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan asuhan
keperawatan di rumah
6. Terlayaninnya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di puskesmas
7. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat yang optimal.
3. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap timbulnya
masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Posyandu,
Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita
penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga
pemasyarakatan (lapas).
4. Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi
terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada
a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah, dll)
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah terpencil,
daerah perbatasan
e. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah
transmigrasi.
Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat dapat diberikan secara langsung pada
semua tatanan pelayanan kesehatan , yaitu :
1. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang mempunyai
pelayanan rawat jalan dan rawat nginap
2. Di rumah
Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung pada keluarga di rumah
yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home care dapat meningkatkan
fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mempunyai resiko tinggi masalah
kesehatan.
3. Di sekolah
Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care) diberbagai institusi
pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi, guru dan karyawan). Perawat
sekolah melaksanakan program screening kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan
pendidikan kesehatan
4. Di tempat kerja/industri
Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan langsung dengan kasus
kesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor, home industri/ industri, pabrik dll.
Melakukan pendidikan kesehatan untuk keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi
seimbang, penurunan stress, olah raga dan penanganan perokok serta pengawasan
makanan.
5. Di barak-barak penampungan
Perawat memberikan tindakan perawatan langsung terhadap kasus akut, penyakit
kronis, dan kecacatan fisik ganda, dan mental.
6. Dalam kegiatan Puskesmas keliling
Pelayanan keperawatan dalam puskesmas keliling diberikan kepada individu,
kelompok masyarakat di pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang
dilakukan adalah pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus penyakit
akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.
7. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti wreda, dan panti
sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga pemasyarakatan (Lapas).
8. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi
a. Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat
perlakukan kekerasan
b. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
c. Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
d. Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia, gelandangan
pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV (ODHA/Orang Dengan Hiv-Aids),
dan WTS
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan mendidik
individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan
perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad
kesehatannya.
5. Ciri Perkesmas
Keperawatan kesehatan masyarakat berorientasi pada proses pemecahan masalah yang
dikenal dengan “proses Keperawatan” (nursing proses) yaitu metoda ilmiah dalam
keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai cara terbaik dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang sesuai respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan.
Langkah langkah proses keperawatan kesehatan masyarakat adalah pengakajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Dalam penerapan proses keperawatan, terjadi
proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan
berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya.
Proses alih peran tersebut digambarkan sebagai lingkaran dinamis proses keperawatan,
berikut :
Gambar 1.
Peran Perawat
Peran Klien
6. Ruang Lingkup
Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat meliputi upaya
kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM). Pelayanan
kesehatan yang diberikan lebih difokuskan pada promotif dan preventif tanpa mengabaikan
kuratif dan rehabilitatif. Upaya preventif meliputi pencegahan tingkat pertama (primary
prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) maupun pencegahan tingkat
ketiga (tertiary prevention)
Gambar 2
Keterpaduan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Dalam Upaya Kesehatan Puskesmas
Promkes KIA & Gizi P2M Kesling Pengobatan
KB
Upaya Upaya
Kes Keperaw atan Kesehatan Masyarakat Kes
Pengem Pengem
Bangan Bangan
A. Perencanaan
Perencanan upaya keperawatan kesehatan masyarakat dilaksanakan terintegrasi dengan
perencanan upaya puskesmas lainnya baik upaya kesehatan wajib maupun
pengembangan.
Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan adalah:
1. Menyusun usulan kegiatan:
Usulan kegiatan disusun sesuai prioritas sasaran dan kegiatan prioritas Puskesmas,
dengan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan promotif dan preventif (tingkat pertama,
kedua, dan ketiga) yang akan melengkapi kegiatan upaya kesehatan prioritas sehingga
pelayanan kesehatan menjadi lebih utuh.
2. Pengajukan usulan kegiatan
Usulan kegiatan diajukan secara terpadu dengan kegiatan Puskesmas lain ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mendapat persetujuan pembiayaan.
3. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Berdasarkan usulan kegiatan Puskesmas yang telah disetujui oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, maka perlu disusun rencana pelaksanaan kegiatan (Plan
Of Action). Bila Perkesmas terintegrasi dalam upaya kesehatan Puskesmas lainnya,
maka POA Perkesmas juga terintegrasi (lihat contoh). Bila upaya Perkesmas
merupakan upaya pengembangan maka POA Perkesmas dapat dibuat tersendiri.
Kegiatan yang tercantum antara lain mencakup menetapkan kegiatan, sasaran,
target, volume kegiatan, rincian pelaksanaan, lokasi pelaksanan, tenaga pelaksana,
jadwal serta sumber daya pendukung lainnya. Kegiatan yang direncanakan dituangkan
dalam Matrix/Gann Chart.
Rencana pelaksanaan kegiatan sebaiknya dilengkapi dengan peta wilayah
Puskesmas (Mapping) yang menggambarkan masalah kesehatan/keperawatan
kesehatan masyarakat. Rencana pelaksanaan kegiatan disusun dengan melibatkan
penanggungjawab program terkait serta masyarakat .
2. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Perkesmas, dilakukan berdasarkan Rencana pelaksanaan kegiatan
(POA) Perkesmas yang telah disusun. Dalam melaksanakan kegiatan perlu melakukan :
a. Mengkaji ulang Rencana Pelaksanaan Kegiatan (POA) yang telah disusun.
b. Menyusun jadual kegiatan bulanan setiap perawat dan petugas kesehatan lain yang
terlibat dalam kegiatan Perkesmas.
c. Melaksanakan asuhan keperawatan menggunakan stándar/pedoman/ prosedur tetap
(protap).
d. Menyepakati indikator kinerja klinik perawat
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kabupaten Landak. 2017. Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga
Dr. Kuwat Sri H. Rencana Aksi Program Kesehatan Masyarakat Tahun 2015-2019
KEMENKES RI. 2016. Pedoman Umum : Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
keluarga
Global Health Initiative (2008). Why Global Health Matters . Washington, DC: FamiliesUSA