Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari komitmen Indonesia

sebagai warga masyarkat dunia untuk ikut serta merealisasikan tercapainya

Sustainable Development Goal (SDGs) dalam bidang kesehatan yang salah

satu tujuan nya untuk mecapai universal health coverage yang merata dan

berkualiatas bagi seluruh lapisan masyarakat.

Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam

sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan. Pusat

Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

(Permenkes No 75 tahun 2014)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

585/MENKES/SK/V/2007, Puskesmas sebagai penanggung jawab

penyelenggara upaya kesehatan terdepan kehadirannya ditengah

masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi

masyarakat, tetapi juga sebagai pusat komunikasi masyarakat, sehingga

dengan adanya puskesmas diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat

1
untuk lebih berdaya, menimbulkan gerakan upaya kesehatan maupun

upaya pembangunan lainnya. (Kemenkes, 2007)

Berdasarkan Permenkes 75 tahun 2014 Puskesmas harus didirikan

pada setiap kecamatan. Dalam tatanan desentralisasipun atau otonomi

daerah di bidang kesehatan kualitas sistim informasi kesehatan di tingkat

kabupaten sangat di tentukan oleh sistim informasi yang berkualitas dan

merata di tingkat Kecamatan / Puskesmas oleh karena itu kami membuat

profil Puskesmas Cigombong yang menyajikan informasi kesehatan

secara menyeluruh di wilayah Puskesmas Cigombong tahun 2018

khususnya cakupan pelayanan Kesehatan sebagai dasar evaluasi tahunan

dan pemantauan kinerja bagi petugas kesehatan di wilayah Puskesmas

Cigombong.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Puskesmas Cigombong juga

melaksanakan upaya-upaya kesehatan berupa promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Dengan upaya tersebut diharapkan terwujud tujuan

pembangunan kesehatan dengan tercapainya kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

yang optimal, dalam mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan

melalui beberapa program yang dilaksanakan akan menggunakan beberapa

indikator mengacu kepada penggabungan Indikator Indonesia Sehat 2016

dan indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal yang terdiri dari 47

2
indikator kinerja. Untuk mengukur keberhasilan dari program tersebut

akan menggunakan indikator sebagai berikut :

1. Indikator Derajat Kesehatan sebagai hasil akhir, yang meliputi

indikator mortalitas, morbiditas dan status gizi.

2. Indikator Hasil Antara, yang meliputi indikator untuk keadaan

lingkungan, perilaku hidup, akses dan mutu pelayanan kesehatan.

3. Indikator Proses dan Masukan yang meliputi, indikator pelayanan

kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan dan

kontribusi sektor terkait.

Profil Kesehatan Puskesmas Cigombong ini merupakan salah satu

sarana untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Cigombong dan merupakan salah satu sarana

untuk mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan di

wilayah tersebut berdasarkan indikator-indikator yang tercantum di atas.

B. Visi, Misi Dan Motto UPT Puskesmas Cigombong

1. Visi

“Terwujudnya masyarakat Kecamatan Cigombong yang

mandiri untuk hidup sehat”

2. Misi

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di

Kecamatan Cigombong.

3
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan

masyarakat di Kecamatan Cigombong.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan di Kecamatan Cigombong.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga,

dan masyarakat beserta lingkungan di Kecamatan Cigombong.

5. Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan rawat jalan dan

rawat inap bagi masyarakat kecamatan Cigombong.

6. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam

program BPJS Kesehatan dalam rangka Universal Coverage di

tahun 2019.

3. Motto Puskesmas Cigombong

BeRSaHaBAT : Bermutu, Ramah, Santun, Handal, Bertanggung

Jawab, Berakhlak dan Terampil

C. Tujuan, Strategi dan Kebijakan

1. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai Puskesmas Cigombong dalam

melaksanakan pelayanan dasar atau pelayanan publik yang

mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak

dalam kehidupan, yang tertuang dalam konsep standar pelayanan

minimal (SPM) puskesmas.

Tujuan tersebut antara lain :

4
a. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar

kepada masyarakat terutama masyarakat miskin.

b. Meningkatkan kualitas gizi keluarga dan masyarakat

c. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap ibu, anak

dan usia lanjut

d. Telindunginya masyarakat dari penyakit menular

e. Terciptanya lingkungan yang sehat

f. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan

kesehatan

g. Meningkatkan kapasitas sumber daya, sarana dan prasarana

kerja serta kualitas aparatur

2. Tata Nilai

a. Bertindak Cepat Dan Tepat :

1) Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan

atau tindakan kesehatan, terhadap kasus/masalah yang bisa

bersifat mendadak (emergency) maupun mendesak (urgency).

2) Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan kesehatan

sesuai prosedur tetap (protap) atau standar operasional

prosedural (SOP) yang telah ditentukan.

b. Berpihak Kepada Masyarakat :

5
1) Masyarakat sebagai subyek pelayanan, berhak menentukan

jenis pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang

dihadapinya.

2) Masyarakat sebagai obyek pelayanan, wajib mendapatkan

pelayanan kesehatan yang bermutu agar mencapai derajat

kesehatan yang optimal.

c. Menegakkan Kedisiplinan :

1) Disiplin Kerja : menegakkan semangat kerja dalam

memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau

sasaran pelayanaan

2) Disiplin Administrasi : melakukan pencatatan dan pelaporan

hasil kegiatan pelayanan secara tertib, teratur, terarah, terbuka

dan terukur.

d. Menunjukkan Transparansi :

1) Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja

yang jelas, ringkas dan tuntas, sehingga bisa dipahami oleh

sasaran pelayanan

2) Menunjukkan keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan

peraturan yang berlaku dalam lingkup pelayanan kesehatan

e. Mewujudkan Akuntabilitas :

1) Hasil kegiatan pelayanan diarahkan secara bertanggung

jawab terhadap institusi internal didalam lingkup pelayanan

6
kesehatan dan kepada institusi eksternal diluar lingkungan

pelayanan kesehatan.

2) Tanggung jawab terhadap masyarakat, sangat penting sekali

karena menyangkut upaya peningkatan pemberdayaan derajat

kesehatan masyarakat secara holistik.

3. Strategi

a. Strategi I

Menggerakan dan Memberdayakan Masyarakat untuk Hidup Sehat

1) Meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit

2) Meningkatkan kualitas lingkungan yang memenuhi syarat

kesehatan

3) Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam

dukungan peningkatkan kesehatan

b. Strategi II

Meningkatkan kesadaran Masyarakat untuk memanfaatkan

Fasilitas pelayanan Kesehatan yang ada, dan telah didukung

dengan Sarana Prasarana, SDM yang berkualitas dan Profesional.

1) Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

2) Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

3) Meningkatkan pemenuhan kebutuhan obat

4) Menurunkan kematian ibu akibat melahirkan dan kematian

bayi baru lahir

7
5) Meningkatkan pelayanan kesehatan anak prasekolah, remaja

dan lansia

6) Meningkatkan jumlah dan kualitas sumber daya manusia

7) Meningkatkan akuntabilitas kinerja puskesmas Cigombong

c. Strategi III

Menggalang Kemitraan dengan LSM & Organisasi Masyarakat

dalam peningkatan kemauan, kemampuan Masyarakat,

mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan

kegawat daruratan

1) Meningkatkan pemeliharaan kesehatan masyarakat

2) Meningkatkan pengawasan obat dan makanan berbahaya

3) Meningkatkan status gizi masyarakat

d. Strategi IV

Mengembangkan menejemen Sumber Daya yang dimiliki

Masyarakat (UKBM) secara terbuka/ transparan

e. Strategi V

Meningkatkan Sistim Surveilans, monitoring & informasi

kesehatan

4. Kebijakan

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada

8
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta

pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan,

antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia(lansia), dan keluarga miskin.

Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daereah Bidang Kesehatan (RPJMD) 2013-2018, kondisi pembangunan

kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat

yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan

Sumber Daya Manusia, seperti meningkatnya derajat kesehatan dan status

gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh

kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya

jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta menurunnya kesenjangan

antar individu, antar kelompok masyarakat, dan antar daerah.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan RPJMD

Kabupaten Bogor (2013-2018), maka sebagai salah satu pelaku

pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor telah

menyusun Rencana Strategis (Renstra).

Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2013-2018 merupakan dokumen

perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program

pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Bogor melalui perpanjangan tangan oleh

Puskesmas dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu

9
tahun 2013-2018. Tujuh pendekatan perencanaan yang dipergunakan

dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor :

1. Pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan sesuai dengan standar

yang berlaku.

2. Pemenuhan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

kesehatan/ tenaga kesehatan.

3. Peningkatan kualitas upaya kesehatan, baik Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP) maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

4. Pengembangan pembiayaan kesehatan melalui system jaminan

pemeliharaan kesehatan.

5. Peningkatan manajemen kesehatan termasuk regulasi dalam bidang

kesehatan da Sistem Kesehatan Daerah (SKD)

6. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam bidang

kesehatan.

7. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan dalam masyarakat.

D. Mekanisme Pengelolaan Data

1. Pengumpulan data

Dalam penyusunan Profil Kesehatan UPT Puskesmas

Cigombong, data dikumpulkan secara aktif oleh petugas pengelolah

data dengan cara melakukan pengambilan data secara langsung dari

masing-masing pemegang program di Puskesmas. Selanjutnya data

10
tersebut diolah dan dituangkan dalam bentuk tabel yang kemudian

dianalisa sebelum disajikan dalam bentuk profil.

Metode yang digunakan adalah pengumpulan data secara rutin melalui

pencatatan kegiatan pelayanan kesehatan baik di dalam maupun di luar

gedung Puskesmas yang dilakukan setiap hari dan berkala baik di desa

maupun di Puskesmas.

2. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan tersebut dimasukkan ke dalam

format tabel yang telah disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Bogor kemudian dilakukan analisis. Jenis analisis data yang dilakukan

pada penyajian profil ini adalah jenis Analisis Deskriptif, yaitu upaya

menggambarkan / menjelaskan data yang terdapat dalam tabel sesuai

karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka rata-rata, angka

maksimum dan minimum.

3. Sistimatika Penyajian

Sistimatika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Cigombong

adalah sebagai berikut:

Bab-1 : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan penyusunan Profil

Kesehatan dan sistimatika penyajiannya.

Bab-2 : Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kecamatan Cigombong.

Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum

11
lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi,

pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.

Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai mortalitas, morbiditas

dan angka status gizi masyarakat Kecamatan Cigombong.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pemberantasan

penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar,

perbaikan gizi masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan

dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan

Minimum bidang kesehatan.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,

pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

Bab-6 : Kesimpulan

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak

dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan di tahun tersebut.

Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga

mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka

penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

12
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografis

Puskesmas Cigombong berdiri sejak tahun 1951 yang memberikan

pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat Kecamatan Cigombong

Terletak di Jl.Mayjen HR. Edi Sukma No.75 Desa Cigombong Kecamatan

Cigombong Kabupaten Bogor. Wilayah kerja Puskesmas Cigombong

mencakup 5 Desa Binaan yaitu Desa Cigombong, Desa Wates Jaya, Desa

Srogol, Desa Ciburuy dan Desa Tugu Jaya.

Puskesmas Cigombong merupakan Puskesmas yang bagian selatan

terjauh dengan ibu kota Kabupaten Bogor lebih kurang (42 km) dengan

luas wilayah kerja 4.402,519 HA, ketinggian 536 m dari permukaan laut

dengan curah hujan rata-rata 2.150 – 2.650 mm / tahun dan suhu antara

24OC – 31 24OC.

Jalur transportasi ke Puskesmas dan antar desa dapat dilalui dengan

kendaraan roda dua dan empat. Sarana komunikasi meliputi siaran radio

dan televisi dapat diterima di seluruh desa. Jaringan telepon dan Internet

sudah dapat dinikmati di Wilayah Kerja Puskesmas Cigombong desa

wilayah kerja dan Pelayanan dengan system Internet.

13
PETA WILAYAH PUSKESMAS CIGOMBONG

B. Keadaan Demografis

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cigombong menurut

data proyeksi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor adalah

61.832 jiwa, terdiri dari laki-laki 31.609 Jiwa, dan perempuan 30.223 Jiwa.

Dengan memiliki 5 Desa Binaan, berikut jumlah penduduk proyeksi Desa

Binaan Puskesmas Cigombong menurut jenis kelamin :

Tabel 2.1.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Puskesmas Kecamatan Cigombong Tahun 2018

Pddk menurut jenis kelamin


NO DESA TOTAL
Laki-laki Perempuan
1 Cigombong 5.763 5.510 11.273
2 Wates Jaya 4.730 4.523 9.253
3 Ciburuy 7.577 7.245 14.822
4 Srogol 3.892 3.722 7.614
5 Tugu Jaya 9.646 9.223 18.869
Jumlah 31.609 30.223 61.832

Sumber Data Proyeksi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2018

14
C. Situasi Sumber Daya Kesehatan

1. Sarana Kesehatan

Gedung Puskesmas Cigombong terletak di Jl.Mayjen HR. Edi

Sukma No. 75 Bogor Telepon (0251) 8221047 dengan luas tanah

sebesar 2.151 disertai dengan rumah dinas puskesmas cigombong.

Puskesmas telah menjalani 3 pembangunan dimulai dari tahun

2011 yaitu pembangunan gedung PONED kemudian dilanjutkan

dengan perbaikan rumah dinas dokter di tahun 2012, dan yang terakhir

yaitu revitalisasi gedung puskesmas yang telah dilaksanakan di tahun

2013 ini. Puskesmas Cigombong telah melewati 2 tahap pembangunan

gedung.

Yang pertama gedung PONED tahun 2011 kemudian


dilanjutkan dengan tahap ke 2 revitalisasi gedung pada tahun 2013.

A. Denah Gedung Puskesmas Cigombong

Denah Gedung Lantai Bawah Denah Gedung Lantai Atas

15
B. Struktur Organisas Puskesmas Cigombong
KEPALA PUSKESMAS

dr. Sonny Budiman

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Keselamatan Pasien Urusan Tata Usaha


H. Lukman Aziz, S.Kep, MARS drg. Irma Iriana Kasubag TU : Jaja, SPd

Sistem Informasi Puskesmas : Ernie Yuliani, Amd.Keb

Kepegawaian : Jaja, SPd

Keuangan :

- Bendahara Penerimaan : Rusmiyati

- Bendahara Pengeluaran : Nanik Suprianti, Amd.Keb

- Bendahara BOK : Hj. Aliara Rosna A, S.Tr.Keb

- Bendahara JKN : Lesti Fauzi, Amd.Keb

Inventaris Barang : Rusmiyati

Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) Jejaring dan Jaringan Usaha Kesehatan Perorangan (UKP)
Penunjang
dr. Hj Sukarni Sarjan dr. Esty Anjany Laboratorium
Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) Essensial Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan Rawat Jalan : dr. Esty Anjany Farmasi : Hj, Nensi Pertiwi, S.Kep
Koordinator : dr. Hj Sukarni Koordinator : Reny Mulyani, S.Tr.Keb Gigi dan Mulut : drg. Irma Iriana Laboratorium : Roni Barus
Promkes : M. Saeful Azwar M, SKM Keswa : Nia Nirmala, Amd.Kep KIA : Lilis Lisnawati, S.Tr.Keb Ambulance : Mustar Firmansah
- Pelaksana UKS/UKGS : Kokom UKGMD : drg. Irma Iriana KB : Imas Maesaroh, S.Tr.Keb
Kesling : Gunawan Rango Kesorga : Is Andrian Meipendi, AM.K UGD : H. Lukman Aziz, S.Kep, MARS
KIA-KB Indera : H. Lukman A, S.Kep, MARS Poned dan Persalinan : Tri Mulyati, SST, SKM, M.Kes
- Pelaksana KIA : Lilis L, S.Tr.Keb Lansia : Arvi Hermawati, Amd.Kep Rawat Inap : H. Lukman Aziz, S.Kep, MARS
- Pelaksana KB : Imas Ma, S.Tr.Keb UKK : Wiwi Erlianti, Amd.Keb CKG : Sarjan
Gizi : Sarjan PKPR : Reny Mulyani, S.Tr.Keb MTBS : Sri Marlinda, S.Tr.Keb
- Pelaksana SDIDTK : Hj Mariam, S.Tr.Keb Poli Lansia : Arvi Hermawati, Amd.Kep
- Pelaksana MTBS : Sri Marlinda, S.Tr.Keb Poli TB / PAL : Dewi K, Amd.Kep
P2P :
- Pelaksana TB : Dewi K, Amd.Kep
- Pelaksana Imunisasi : Hj. Heni S, S.Tr.Keb
- Pelaksana Surveilans : M Saeful Azwar, SKM.
- Pelaksana ISPA-Diare : Dita Amelia, Amd.Kep
PERKESMAS : Nia Nirmala, Amd.Kep

Pustu Pusling Bidan Desa Jejaring


Hj. Mariam, S.Tr.Keb H. Lukman A, S.Kep, MARS Tugu Jaya : Mawar Datul M, Amd.Keb Bidan Swasta
Wates Jaya : Yuni Rahmawati, Amd.Keb Praktek Swasta
Ciburuy : Rika Novita C, Amd.Keb Dokter 24 Jam
Srogol : Lita Febrianty, Amd.Keb
Cigombong : Lia Suryani, Amd.Keb

16
3. Tenaga Kesehatan

Puskesmas Cigombong merupakan Puskesmas DTP yang berdasarkan

SK Bupati Kabupaten Bogor Nomor 440/401/kpts/Per-UU/2015 Tahun

2015. Memperhatikan Permekes No 75 tahun 2014, maka Puskesmas

Cigombong termasuk dalam kategori Puskesmas Rawat Inap Pedesaan.

Jumlah/Jenis
N Jumla Kepegawaian
Jenis Tenaga Pendidikan
o h Sukwa
PNS PTT
n
1 Kepala Puskesmas S1 Kedokteran 1 1 0 0
2 Ka. TU S1 1 1 0 0
3 Dokter Umum S1 Kedokteran 4 4 0 0
4 Dokter Gigi S1 Kedokteran Gigi 1 0 1 0
S1 Kep 2 2 0 0
5 Sarjana Kes
S1.Kes-Mas 2 1 0 1
SPK 0 0 0 0
6 Perawat
D3 Keperawatan, 6 3 3 0
D3 Kebidanan 11 3 8 0
7 Bidan
DIV Kebidanan 9 9 0 0
8 Perawat Gigi SPRG 1 1 0 0
9 Farmasi D3 Farmasi 0 0 0 0
10 Analis D1 Analis 1 1 0 0
11 Sanitarian D3 Kesling 0 0 0 0
12 Gizi SPAG 1 1 0 0
13 Surveylen SMA Pekarya 1 1 0 0
14 Bendahara Operasinal SMU 1 1 0 0
15 Bendahara Barang SMU 1 1 0 0
16 Petugas Obat SMP 1 1 0 0
S1 1 0 0 1
17 Pelaksana TU
SMU 4 0 0 4
18 Supir SMU 2 1 0 1
19 Cleaning Servis SMP 2 0 0 2
20 Cleaning Servis SD 3 0 0 3
JUMLAH 56 32 12 12
Sumber : Data Kepegawaian PKM Cigombong tahun 2018

17
4. Pembiayaan Kesehatan

Biaya operasional yang digunakan, baik didalam gedung puskesmas maupun

di luar gedung puskesmas bersumber dari :

1. Dana Operasional (APBD)

2. Dana BOK (Bantuan Operasional Puskesmas)

3. Dana JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)

C. Keadaan Sosial Ekonomi

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan sumber

daya manusia.

Tabel 2.4.
Jumlah Sarana Pendidikan
Di Puskesmas Cigombong Tahun 2018
Jenis Sarana Pendidikan
NO Desa Perguruan SLTA SLTP/ SD/ TK/ Pesan
TPA
Tinggi /MA MTS MI PAUD tren
1 Cigombong 0 5 1 8 6 0 1
2 Wates Jaya 0 4 4 3 0 0 0
3 Srogol 0 1 1 2 3 2 1
4 Ciburuy 0 2 6 7 2 1 3
5 Tugu Jaya 0 2 3 9 0 1 0
Total 0 14 15 29 11 4 5
Sumber Data Puskesmas Cigombong 2018

2. Agama

Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari

besarnya sarana peribadatan masing-masing agama. Menurut data

penduduk Kecamatan Cigombong tahun 2018 sebagian besar menganut

Agama Islam.

18
Tabel 2.5.

Jumlah Tempat – Tempat Ibadah


Di UPT Puskesmas Cigombong Tahun 2018

Jenis Sarana Ibadah


No Desa
Mesjid/Musolla Gereja Pura

1 Cigombong 16 0 0

2 Wates Jaya 13 0 0

3 Srogol 27 1 0

4 Ciburuy 29 0 0

5 Tugu Jaya 32 0 0

Total 117 1 0
Sumber Data PKM Cigombong 2018

19
BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. Mortalitas (Angka Kematian)

1. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)

Pada Tahun 2017, di wilayah kerja UPT Puskesmas Cigombong jumlah

kematian bayi sebanyak 4 orang

2. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate = IMR)

Pada Tahun 2017, di wilayah kerja UPT Puskesmas Cigombong jumlah

kematian bayi sebanyak 1 orang

3. Angka Kematian Balita

Di tahun 2017 tidak ada kematian balita di wilayah UPT Puskesmas

Cigombong

4. Angka Kecelakaan Lalu Lintas.

Wilayah Kecamatan Cigombong belum termasuk wilayah rawan terhadap

kejadian kecelakaan lalu lintas, karena kondisi jalannya yang merupakan

jalan utama di desa Cigombong yang jumlah pengendara cukup padat dan

sebagian desa masih ada jalanan rusak terutama didaerah pedesaan yang

rawan terhadap kecelakaan lalu lintas terutama pada jalan Propinsi

sehingga memerlukan kehati-hatian dalam berkendara.

Disepanjang tahun 2018 jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas yang

terjadi di wilayah Kecamatan sebanyak 1689 orang.

20
B. Morbiditas (Angka Kesakitan)

1. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+)

Pada tahun 2017 jumlah suspek yang diperiksa sputum BTA sebanyak 502

orang dan yang dinyatakan positif menderita TB Paru BTA (+) sebanyak

30 orang. Berdasarkan pemantauan kesembuhan penderita TB BTA (+) 15

orang dan pengobatan lengkap pasien BTA (+) sebanyak 47 orang , yang

BTA (-) sebanyak 455 orang, yang diobatai katagori 2 sebanyak 2 orang,

katagori anak sebanyak 7 orang.

2. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani

Jumlah penderita pneumonia yang berobat ke Puskesmas Cigombong

sebanyak 77 balita dan balita dengan batuk bukan pneumonia sebanyak

2229 balita.

3. Angka Kesakitan Diare

Diare merupakan penyakit endemis khususnya di negara-negara

berkembang seperti Indonesia. Penyakit ini senantiasa ada dan sering

terjadi peningkatan jumlah penderita khususnya pada musim-musim hujan.

Di Kecamatan Cigombong berdasarkan hasil rekapan tahunan STP

(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas Cigombong tahun 2018,

penyakit diare laki-laki 1149, Perempuan 1328 dengan jumlah 2477

penderita yang kesemuanya mendapatkan penanganan pengobatan dan

pemberian oralit dan tablet zinc bagi penderita bayi dan balita.

21
4. Angka Kesakitan Malaria

Kasus Malaria tidak di temukan pada tahun 2018

5. Angka penyakit Kusta

Pada tahun 2018 jumlah tidak ada penderita kusta

6. Angka penyakit Filariasis

Pada Tahun 2018 tidak ditemukan kasus Filariasis

7. Angka penyakit Rabies

Pada tahun 2018 tidak ditemukan adanya kasus positif rabies.

8. Angka penyakit Campak

Kasus campak tidak di temukan pada tahun 2018

9. Angka penyakit DBD

Kasus penyakit Demam berdarah pada tahun 2018 ditemukan 8 orang.

C. Situasi Gizi

Tabel 3.6

Cakupan Kunjungan Neonatus,Bayi,Dan Bayi BBLR yang di tangani


Di Puskesmas Cigombong tahun 2018

NEONATUS BAYI BAYI LAHIR


BBLR DITANGANI
JUML. LAHIR
KUNJUNGAN

DITANGANI
KN Lengkap
SASARAN

SASARAN

% BBLR

% BBLR
HIDUP

BBLR

No Kecamatan Puskesmas
%

1. Cigombong Cigombong 1298 1261 97,15 1111 1645 148 1401 22 1,57 22 1,57

1. Persentase Kunjungan Neonatus dan Bayi

22
Kunjungan neonatus di wilayah kerja Puskesmas Cigombong tahun

2018 yaitu 1297 dengan KN Lengkap sebanyak 1261 (97,15%) sesuai

standar pelayanan minimal. Kunjungan bayi baik di dalam maupun di luar

gedung Puskesmas (posyandu) sebanyak 1111 dengan kunjungan 1645

(148%). Hal ini dapat menggambarkan bahwa masyarakat sudah mulai

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

2. Persentase BBLR Ditangani

Dari 1401 bayi yang lahir, 22 bayi dengan BBLR, di tangani 22

bayi (1,57 %). Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan bayi lahir

dengan berat badan di bawah 2500 gram antara lain umur dan paritas ibu

serta umur kehamilan yang kurang dari batas normal, ibu tidak rutin

memeriksakan kehamilannya serta faktor gizi yang tidak mencukupi.

3. Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita

Tabel 3.7.
Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita
Di UPT Puskesmas Cigombong Tahun 2018
Pencapaian Rata – rata
Rata - rata Kumulatif Komulatif (%)
No Desa
Balita
S K D N K/S D/S N/D BGM/D
BGM
1 Cigombong 927 921 913 901 12 99,35 98,49 98,69 1,31
2 Wates Jaya 520 520 511 503 8 100,00 98,27 98,43 1,57
3 Srogol 592 592 581 572 9 100,00 98,14 98,45 1,55
4 Ciburuy 1110 1103 1085 1081 4 99,37 97,75 99,63 0,37
5 Tugu Jaya 1668 1660 1645 1639 6 99,52 98,62 99,64 0,36
Puskesmas 4817 4796 4735 4696 39 99,56 98,30 99,18 0,82

Pada tahun 2018, pemantauan status gizi di Puskesmas Cigombong

dilaksanakan setiap bulannya di Posyandu melalui penimbangan bayi dan

23
balita, yang dilaporkan pada setiap akhir bulan setelah semua kegiatan

posyandu selesai dilaksanakan dalam bulan berjalan.

Jumlah sasaran bayi dan balita yang tersebar di 5 desa di wilayah

kerja UPT Puskesmas Cigombong pada tahun 2018 menurut data proyeksi

program gizi adalah 4817 bayi dan balita. Dari jumlah tersebut yang aktif

mengikuti penimbangan setiap bulan di posyandu 4796 bayi dan balita

(99,56%) Sedangkan Bayi dan balita yang tidak aktif mengikuti

penimbangan sebanyak 34 bayi dan balita (0,44%) kesadaran masyarakat

sudah pencapai target.

Cakupan D/S menggambarkan partisipasi masyarakat dan

pemerintah Desa dalam kegiatan posyandu bila melihat target yang sudah

ditentukan yaitu 98,30%, maka D/S sudah mencapai target berarti

partisipasi masyarakat sudah baik. ,

Masalah gizi bukan hanya masalah sektor kesehatan, dan

keberhasilan penanggulangannya tidak akan maksimal jika sektor

kesehatan berjalan sendiri tanpa adanya dukungan sektor terkait serta

dukungan politik dari kebijakan pemerintah setempat.

24
BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K-4 dan Persalinan oleh

Tenaga Kesehatan

Tabel 4.8.
Cakupan Kunj. Ibu Hamil K-1 dan K-4 dan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan Puskesmas Cigombong Tahun 2018.
IBU HAMIL IBU BERSALIN
SAS Di tlg
NO Kecamatan Puskesmas ARA K1 % K4 % JML Nake %
N s
133
1 Cigombong Cigombong 1862 1647 88,45 71,85 1862 1230 66,06
8

Dari sasaran ibu hamil, cakupan K-1 1647 (88,45%) dan K-4

sebanyak 1338 (71,85%). Dari persentase cakupan K1 dan K-4

menggambarkan bahwa kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan

kandungannya sedini mungkin ke Puskesmas, Pustu dan Poskesdes sudah

mulai meningkat, Namun demikian masih ada sebagian ibu hamil

memeriksakan kehamilannya setelah usia di atas triwulan pertama,

sehingga kunjungannya tetap tercatat sebagai K1 padahal jika berdasarkan

usia kehamilannya mestinya sudah tercatat sebagai K2, K3 ataupun K4.

Jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan atau tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi kebidanan adalah 1230 (66,06% )

Persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun ini

menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat

25
terhadap persalinan semakin baik dibandingkan tahun sebelumnya

,didukung adanya kebijakan pemerintah yaitu BPJS.

2. Persentase Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita (Pra Sekolah)

Anak balita ( Anak prasekolah ) yang dideteksi kesehatan dan

tumbuh kembangnya sesuai standar paling sedikit 4 kali per tahun di

wilayah kerja Puskesmas Cigombong tahun 2017 adalah 130 balita

(37,5%).hal ini terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yang tidak lepas

dari proaktif pengelolah program

3. Persentase Siswa SD, SMP dan SMA sederajat yang Diperiksa

Kesehatannya

Cakupan pemeriksaan kesehatan pada anak SD/MI kelas 1 oleh

tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui

penjaringan kesehatan di SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Cigombong

tahun 2017 sebanyak 68 sekolah

Tabel 4.9.

Persentase Peserta KB Baru dan Aktif


Di UPT Puskesmas Cigombong Tahun 2017.

Peserta KB
Peserta KB Aktif
Jumlah Baru
NO. Puskesmas
PUS
JML % JML %

1.
Cigombong 17169 1551 9,03 12819 74,66

Berdasarkan data Pengelola ProgramKB Kecamatan Cigomong

tahun 2017, Peserta KB Baru 1551 ( 9,03 % ) dan peserta KB Aktif

26
sebanyak 12819 (74,66%) orang dari 17169 pasangan usia subur. Angka

ini menunjukan tingkat partisipasi masyarakat tentang KB cukup baik.

Berdasarkan jenis kontrasepsi peserta KB lebih banyak

menggunakan Suntik sebanyak 7705, dibandingkan jenis kontrasepsi lain

yaitu Pil 2802, kondom 43, implan 733,IUD 1364 ,MOP 32, dan MOW

140.

4. Persentase Desa yang mencapai UCI

Tabel 4.10.

Tabel pemantauan desa menuju UCI


Di UPT Puskesmas Cigombong Tahun 2017.

% Pencapaian Desa
Sasaran UCI
No Desa tahunan DPT/ atau
bayi BCG POLIO 4 CAMPAK non
HB(3)
UCI
1 Cigombong 203 123,6 140,9 136,0 121,7 UCI

2 Wates Jaya 166 107,8 118,7 120,5 118,1 UCI

3 Srogol 137 134,3 113,9 111,7 112,4 UCI

4 Ciburuy 266 100 96,6 96,2 103,8 UCI

5 Tugu Jaya 339 102,9 100,6 104,4 106,8 UCI

Puskesmas 1270 106,6 109,9 106,2 135,1 UCI


Pada tahun 2017 cakupan imunisasi Puskesmas Cigombong semua Desa

UCI . (Universal child immunization)

Persentase Cakupan Imunisasi Bayi

Imunisasi merupakan salah satu jalan untuk menurunkan angka kesakitan

dan angka kematian khususnya pada bayi dan balita melalui pemberian

27
perlindungan / kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang dapat di

cegah dengan imunisasi (PD3I).

Pada tahun 2017 cakupan imunisasi Puskesmas Cigombong dari 1111

sasaran bayi sebagai berikut :

1. Cakupan imunisasi HBO mencapai 1018 bayi (91,6%)

2. Cakupan imunisasi BCG mencapai 1229 bayi (110,6%)

3. Cakupan imunisasi P0LIO 1 mencapai 1284 bayi (115,6%)

4. Cakupan imunisasi DPT/HB1 mencapai 1190 bayi (107,1%)

5. Cakupan imunisasi P0LIO 2 mencapai 1187 bayi (106,8%)

6. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 mencapai 1268 bayi (114,1%)

7. Cakupan imunisasi P0LIO 3 mencapai 1259 bayi (113,3%)

8. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 mencapai 1237 bayi (111,3)

9. Cakupan imunisasi P0LIO 4 mencapai 1239 bayi (111,5)

10. Cakupan imunisasi Campak mencapai 1235 bayi (111,2%)

Pencapaian ini memberi gambaran proporsi bayi yang telah

mendapat perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi (khususnya bagi yang telah mendapat DPT3 + HB3, Polio3,

BCG dan campak.

Tingginya cakupan imunisasi tahun 2017 sebagaimana terlihat

pada data tersebut di atas di sebabkan karena tingginya partisipasi

masyarakat tentang pentingnya imunisasi dan tak lepas dari proaktifnya

pengelolah program imunisasi dan teman-teman didesa melakukan

kegiatan swipping imunisasi.

28
5. Persentase Balita Mendapat Vitamin A 2 kali

Tabel 4.11.
Cakupan Kapsul Vit A Dosis Tinggi pada Bayi (6-11 Bulan), Balita (1-5
Tahun)
Di UPT Puskesmas Cigombong Tahun 2018

Sasaran JML yg diberikan Pencapaian %


No Desa 12-59 12-59 6-11 12-59
6-11 Bln 6-11 Bln
Bln Bln Bln Bln
1 Cigombong 85 687 85 687 100,00 100,00
2 Wates Jaya 78 559 78 522 100,00 93,38
3 Srogol 56 428 56 428 100,00 100,00
4 Ciburuy 86 943 69 811 80,23 86,00
5 Tugu Jaya 151 1309 143 1051 94,70 80,29
Puskesmas 456 3926 431 3499 94,52 89,12
Sumber Data Gizi Puskesmas Cigombong tahun 2018

Persentase bayi dan balita di wilayah Puskesmas Cigombong tahun

2017 yang mendapatkan vitamin A dosis tinggi sebanyak 3930 Balita (

89,66 %) dari jumlah sasaran 4382 Balita.

6. Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3

Tabel 4.12.
Cakupan Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil
Di UPT Puskesmas Cigombong tahun 2018

Jumlah bumil yg Jumlah bumil


No Desa Sasaran % %
dapat FE1 yg dapat FE3

1 Cigombong 249 241 96,79% 235 94,38%


2 Wates Jaya 205 193 94,15% 107 52,20%
3 Srogol 168 157 93,45% 149 88,69%
4 Ciburuy 328 301 91,77% 291 88,72%
5 Tugu Jaya 417 364 87,29% 375 89,93%
Puskesmas 1367 1256 91,88% 1157 84,64%
Sumber Data Gizi Puskesmas Cigombong 2018

29
Dari 1367 sasaran bumil di wilayah kerja Puskesmas Cigombong tahun 2018

yang mendapat Fe selama periode kehamilannya sebanyak 1256 bumil atau

91,88 %. Angka cakupan ini sangat dipengaruhi oleh kunjungan ibu hamil ke

sarana pelayanan kesehatan.

7. Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Imunisasi TT

Tabel 4.13.

Kumulatif Hasil Imunisasi TT Ibu Hamil


Di UPT Puskesmas Cigombong tahun 2017
Cakupan Kumulatif Ibu hamil Diimunisasi
Sasaran TT (%)
No Desa
Bumil
TT1 TT2 TT3 TT4 TT5

1 Cigombong 340 38,5 30,6 23,2 16,8 16,5

2 Wates Jaya 279 35,8 27,2 12,2 3,2 1,8

3 Srogol 229 41,0 33,2 20,5 9,6 0,9

4 Ciburuy 446 16,8 14,6 11,9 9,0 2,7

5 Tugu Jaya 568 21,3 15,5 3,2 2,3 1,1


PUSKESMAS 1862 28,0 22,0 12,4 7,6 4,4
Sumber Data Imunisasi Puskesmas Cigombong 2017

Persentase ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Cigombong yang

mendapatkan imunisasi TT1 sampai TT5 pun sangat dipengaruhi oleh

kunjungan ibu ke sarana pelayanan kesehatan dalam hal ini ke Puskesmas

atau ke posyandu. Pada tahun 2017 cakupan imunisasi TT bumil harus di

sesuaikan dengan pemberian imunisasi TT sebelumnya,

Neonatal Resti/Komplikasi yang Ditangani

30
Penanganan Neonatal resti di wilayah Puskesmas Cigombong tahun 2017

sebanyak 181 bayi , sedangkan pencapaian penanganan komplikasi Obstetri

49 ( 27.07 % ) dari target yang di berikan 181 ( 80 % ).

8. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusi

Tabel 4.14.
Cakupan ASI Ekslusif
Di Puskesmas Cigombong tahun 2018

No Desa Sasaran Bayi dapat ASI Ekslusif %

1 Cigombong 114 91 79,82%


2 Wates Jaya 93 85 91,40%
3 Srogol 77 61 79,22%
4 Ciburuy 150 139 92,67%
5 Tugu Jaya 191 175 91,62%
Puskesmas 625 551 88,16%
Sumber Data Gizi Puskesmas Cigombong 2018

Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan

di wilayah Puskesmas Cigombong pada tahun 2018 dengan sasaran 625 Bayi

yang mendapatkan ASI Ekslusif adalah 551 Bayi (88,16 %,) .

10. Persentase Kelurahan/Desa dengan Garam Beryodium yang Baik

Berdasarkan hasil pemeriksaan disetiap rumah di wilayah

puskesmas Cigombong semua desa dinyatakan kategori menggunakan

garam beryodium yang masih banyak rumah tangga yang menggunakan

garam yang tidak beryodium dengan alasan sudah lama memakai dan lebih

murah harganya dan sebagian rumah tangga memang tdk mengetahui

manfaat garam beryodium.

31
11. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap

Di Puskesmas Cigombong pada tahun 2017 Pelayanan dalam

gedung yang dilaksanakan adalah tumpatan gigi tetap 363 orang

,sedangkan Pencabutan gigi tetap sebanyak 278 orang. Selain kegiatan

pelayanan di Puskesmas juga dilaksanakan kegiatan di luar gedung seperti

UKGS (Promotif dan Preventif).

12. Persentase Murid SD/MI yang mendapat Pemeriksaan Gigi mulut

Kegiatan UKGS di Puskesmas Cigombong adalah pemeriksaan

gigi dan mulut khususnya pada anak SD/MI, pada tahun 2017 sebanyak 27

sekolah.

13. Penyuluhan Kesehatan Remaja Oleh Nakes

Salah satu program di Puskesmas Cigombong adalah PKPR dalam

hal ini Pelayanan kesehatan Peduli Remaja yang dilakukan untuk

memperbaiki perilaku remaja agar sesuai dengan prinsip hidup sehat.

Bentuk kegiatan yang dilakukan adalan mengadakan penyuluhan

Kesehatan di sekolah terutama SMP/MT dan SMA/Sederajat dengan

tujuan meningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya yang dapat

ditimbulkan bagi generasi muda. Pada tahun 2017 di Kecamatan

Cigombong penyuluhan napsa dilakukan sebanyak 2 kali bagi siswa

SMP/SMU sederajat.

32
Tabel 4.15.

Penyuluhan Kesehatan Remaja


Di UPT Puskesmas Cigombong tahun 2017.
Penyuluhan Kesehatan

No Puskesmas Jumlah Penyuluhan


Jumlah Penyuluhan %
Kesehatan Remaja

1. Cigombong 58 48 82,76

Total 58 48 82,76

14. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar

Proporsi penduduk yang terlindung jaminan pemeliharaan

kesehatan di wilayah Kecamatan Cigombong tahun 2017 belum dapat

diketahui dengan pasti karena tidak ada data yang mendukung dan Askes

pegawai negeri merupakan tenaga PNS dari luar kecamatan Cigombong

dan kode kapitasinya berdasarkan tempat tinggal masing-masing.Jumlah

kunjungan poliklinik tahun 2017 berdasarkan jenis kepesertaan :

Tabel 4.16.

Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar


Di UPT Puskesmas Cigombong tahun 2017.

Jumlah peserta jaminan Kesehatan Prabayar


Jumlah
No. Puskesmas GRATIS JAMKES JUMLAH
Penduduk TUNAI ASKES BPJS
(UKS) MAS
1. Cigombong 97.693 66.390 3.054 16.515 1.096 2.277 89.332

33
15. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Gakin dan Masyarakat Rentan

Di Kecamatan Cigombong, pada tahun 2017 jumlah masyarakat

yang memiliki kartu Jamkesmas sebanyak 17.544 jiwa dan yang

menggunakan kartu Jamkesmasnya untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan sebanyak 2.277 jiwa.namun demikian, masih banyak pula

masyarakat yang tidak menggunakan kartunya disebabkan karena seluruh

pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Bogor dialihkan ke BPJS PBI..

Tabel 4.17.

Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Gakin dan Masyarakat Rentan

Di UPT Puskesmas Cigombong tahun 2017.

Penduduk miskin Pelayanan Bayi Gakin


No Puskesmas JML yg
Mendapat Jml Bayi
Jmh yg ada Dapat MP- %
YANKES Gakin BGM
ASI

1. Cigombong 17.544 Jiwa 2.277 25 25 100%

16. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila

Jumlah kelompok Usila Di wilayah Puskesmas Cigombong

sebanyak 8 kelompok dan anggotanya sebanyak 8848 orang.Jumlah Usila

yang dilayani selama tahun 2017 sebanyak 7914 orang atau 89,44 %

dari jumlah usila yang ada.

34
B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Cakupan Rawat Jalan

Jumlah kunjungan rawat jalan di dalam ataupun di luar gedung

Puskesmas Cigombong adalah 66.390 kunjungan yang memanfaatkan

pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Cigombong, termasuk

yang mendapat pelayanan di Poli Umum, Poli Gigi, KIA, pelayanan di

Puskesmas keliling, dsb.

Dari sejumlah penduduk yang berkunjung ke Puskesmas

tersebut mayoritas mereka datang dengan tujuan untuk mendapatkan

pelayanan pengobatan, hal ini kurang sejalan dengan fungsi Puskesmas

yaitu bukan hanya kuratif tetapi juga promotif, preventif. Sehingga

diharapkan bukan hanya mereka yang sakit saja yang datang untuk

berobat tetapi sebagian mereka diharapkan datang berkonsultasi

tentang bagaimana mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.

Namun kenyataannya hal tersebut masih jauh dari yang diharapkan

karena persepsi masyarakat bahwa Puskesmas adalah tempat bagi

orang-orang yang sedang sakit, sehingga masyarakat yang datang

dengan tujuan konsultasi masalah kesehatan sangat minim.

35
Tabel 4.19.
10 Besar Penyakit
Di UPT Puskesmas Cigombong tahun 2017.

PENDERITA
Jumlah Menurut
NO NAMA PENYAKIT Prosentase
Jenis Kelamin JUMLAH
L P
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
1 11.562 12.357 23.919 23%
Atas Akut tidak Spesifik

2 Dispepsia 5.852 6.783 12.635 12%

3 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 4.466 4.736 9.202 9%

4 Gastroduodenitesis tidak spesifik 3.757 4.006 7.763 8%

5 Myalgia 3.201 3.551 6.752 7%

6 Dermatitis kontak 3.214 3.474 6.688 6%

7 Diare dan Gastroenteritis 2.993 3.280 6.273 6%

8 Skabies 2.485 2.483 4.968 5%

9 Hipertensi Primer (esensial) 1.750 1.905 3.655 4%

10 Demam Tifoid 1.654 1.752 3.406 3%

Jumlah 40.934 44.327 85.261 83%


Lain-lain 8.652 8.998 17.650 17%
Jumlah Total 49.586 53.325 102.911 100%

Dari grafik diatas,menunjukkan bahwa kunjungan tertinggi

masih di dominasi penyakit menular basis lingkungan , hal ini

menggambarkan bahwa kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas

Cigombong masih perlu mendapat perhatian sehingga kedepannya

dapat menurunkan penularan penyakit yang berbasis lingkungan.

36
2. Ketersediaan Obat Esensial dan Generik Kebutuhan

Obat-obatan yang tersedia di Puskesmas Cigombong adalah

obat yang tergolong obat generik yang pengadaannya langsung

melalui Gudang Farmasi Kabupaten Bogor.

C. Perilaku Hidup Masyarakat

1. Persentase Rumah Tangga Ber PHBS

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan,

faktor perilaku merupakan faktor terbesar yang berpengaruh sehingga

diharapkan masyarakat mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan

sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tahun 2017, dari 12.957 rumah tangga yang dipantau

hanya 8.813 rumah tangga yang dinyatakan berperilaku hidup bersih

dan sehat. Dalam pemantauan rumah tangga yang ber-PHBS

digunakan sepuluh indikator perilaku, yang mana setiap rumah tangga

mayoritas hanya memenuhi beberapa kriteria saja. Hal ini disebabkan

karena tingkat pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat

masih sangat kurang, seperti masih adanya masyarakat yang lebih

suka mengkonsumsi air yang tidak dimasak dengan alasan lebih

nikmat sebagai pelepas dahaga, masih banyaknya bapak-bapak yang

merokok tidak pada tempatnya sehingga anak-anak sekolah pun sudah

ada yang mulai belajar merokok, masih ada masyarakat yang tidak

mencuci tangan atau sekedar membilas dengan air tanpa memakai

37
sabun sebelum makan sehingga kebiasaan-kebiasaan seperti itu dapat

mempermudah masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Dan masih

banyak lagi kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang dianggap sepele

namun mereka kurang menyadari bahwa perilaku tersebutlah yang

menyebabkan mereka sakit. Terlebih dengan penyakit-penyakit yang

berbasis lingkungan, yang mana penyebabkan juga karena kondisi

lingkungan yang tidak sehat / bersih oleh kekurang pedulian

masyarakat atau perilaku mereka yang kurang bersih.

2. Persentase Posyandu Aktif

Posyandu yang ada di wilayah Kecamatan Cigombong

berjumlah 57 posyandu tersebar pada setiap RW yang ada. Dalam

pelaksanaannya posyandu terkait dengan beberapa program

Puskesmas, yaitu Program Gizi, Imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak,

KB, Kesehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan.

Berdasarkan kriteria penilaiannya maka posyandu dan kader

yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Cigombong dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

38
Tabel 4.20.

Jumlah Posyandu dan Kader


Di UPT Puskesmas Cigombong Tahun 2017.
Posyandu Jumlah kader
No Desa
Pratama Madya Purnama Mandiri Jumlah Ada Aktif

1 Cigombong 0 0 9 1 10 50 50

2 Wates Jaya 0 0 10 3 13 60 60

3 Srogol 0 0 9 1 10 50 50

4 Ciburuy 0 0 10 1 11 60 60

5 Tugu Jaya 0 0 12 1 13 67 67

Jumlah 0 0 50 7 57 287 287

Sumber Data Pkm Cigombong 2017

D. Keadaan Lingkungan

1. Persentase Rumah Sehat

Menurut APHA (American Public Health Association) rumah sehat

merupakan hunian yang dapat memenuhi kebutuhan jasmani (fisik) dan

rohami (psikis) dan merupakan tempat berlindung terhadap penularan

penyakit dan gangguan atau kecelakaan. Untuk memenui kenutuhan

tempat tinggal yang sehat dan menyenangkan diperlukan rumah yang

memenuhi kriteria hygiene bangunan. Namun terkadang dalam

membangun sebuah rumah kurang memperhatikan unsur-unsur hygiene

bangunan, seperti ventilasi, penerangan yang cukup, sarana pembuangan

39
air limbah, pembuangan sampah, jamban keluarga, sarana air bersih juga

jumlah penghuni dan tata letak ruangan.

Pada tahun 2018, jumlah rumah di wilayah kerja Puskesmas

Cigombong 8.914 rumah yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Cigombong. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut yang dinyatakan

rumah sehat dengan berbagai kriteria penilaian hanya 6.048 rumah atau

Berarti masih banyak rumah yang belum memenuhi syarat dari segi

kesehatan lingkungan.

Apabila dilihat dari cakupan pemanfaatan jamban keluarga

aksesnya sudah mencapai 100% yang artinya sudah seluruh keluarga

memiliki jamban masing – masing, namun jika dilihat dari sarana

pembuangan air limbah (SPAL) masih banyak masyarakat yang

membuang air limbah yang tergolong kedalam grey water ke saluran

pembuangan umum atau selokan dan keparit ataupun kebun.

2. Persentase Keluarga yang memiliki Akses terhadap Air Bersih

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar

bagi perikehidupan dibumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak

dapat berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu

kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi

faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia. Dilihat dari

aspek kesehatan bahwa air mempunyai kemungkinan untuk tercemari oleh

bahan – bahan tertentu seperti gas CO2 mineral dan mikro organisme.

Syarata air minum ditentukan oleh syarat fisik, kimia dan bakteriologis.

40
Syarat fisik yaitu air tidak berwarna tidak terasa, tidak berbau, jernih

dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara sehingga terasa nyaman.

Sayarat kimia yaitu air tidak mengandung zat kimia tau mineral yang

berbahaya bagi kesehatan misalnya CO2, H2S, dan NH4. Syarat

bakteriologis yaitu air tidak mengandung E.coli yang melampaui batas

yang ditentukan kurang dari setiap 100cc air.

Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih tersebut, maka

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cigombong mengakses air dari

berbagai sumber, jumlah akses air bersih di Wilayah UPT Puskesmas

Cigombong sudah mencapai 75 % dari target untuk pedesaan 88%. Bisa

dilihat di table di bawah ini :

Tabel. 4.21.

Jumlah Dan Akses Sarana Air Bersih (SAB) Menurut Jenisnya

Di UPT Puskesmas Cigombong Tahun 2017.

Sarana
Sarana Air Bersih Jamban
No Desa Pembuangan Air
(SAB) Keluarga
Limbah (SPAL)
1 Cigombong 84,08 77,00 100
2 Wates Jaya 93,40 74,30 100
3 Ciburuy 71,87 67,09 69
4 Srogol 81,66 79,05 100
5 Tugu Jaya 67,65 71,35 100
6 Ciburayut 65,15 68,30 43
7 Pasir Jaya 73,00 69,25 100
8 Cisalada 66,40 68,36 100

41
9 Ciadeg 68,10 63,00 36
Total UPT 73,16 69,85 78,92
Sumber :Data Laporan Kesling PKM Cigombong 2017

3. Persentase Keluarga yang Memiliki Sarana Sanitasi Dasar

Dikatakan rumah sehat jika memiliki sarana sanitasi dasar yang

memenuhi syarat kesehatan seperti Air Bersih, jamban kelurga, tempat

sampah, pengelolaan air limbah, Ventilasi dan pencahayaan.

Pada tahun 2017, dari 12.957 rumah yang ada di wilayah

Puskesmas Cigombong, yang memiliki akses jamban keluarga (jaga)

hanya 78,92%, dan yang tidak memiliki jamban keluarga sebanyak

21,08%, hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat menganggap

jamban belum merupakan suatu kebutuhan sehingga kesadaran untuk

membangun jamban masih sangat tinggi. Sedangkan dari segi penanganan

sampah Rumah Tangga, dari 12.957 hanya 8.813 KK menangani

sampahnya secara sehat. Untuk sarana pengelolaan air limbah, yang

memiliki SPAL sebanyak 69,85%.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut cakupan sarana sanitasi

lingkungan di wilayah Puskesmas Cigombong sudah baik.

Tabel. 4.22.

Jumlah Sarana Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Menurut Jenisnya


Di UPT Puskesmas Cigombong Tahun 2017

Rumah Sehat/ Tidak Sehat


Jumlah
Jumlah Rumah
NO Kecamatan Jml Rumah Yang Tidak
Rumah
Sehat Memiliki Sehat
Kartu
Sehat

42
1 Cigombong 12.957 8.813 6.258 2.555

Sumber :Data Laporan Kesling PKM Cigombong 2017

Data diatas terdapat rumah tangga sehat sesuai dengan syarat

kesehatan 8.813 rumah dan rumah tidak sehat 2555.

4. Persentase Tempat Tempat Umum Sehat

Tempat pengelolaan makanan pun dilakukan pemeriksaan

berdasarkan beberapa kriteria penilaian. Di wilayah kerja Puskesmas

Cigombong dari TTU & TPM yang ada 95, sebanyak diperiksa 37, yang

dinyatakan memenuhi syarat sebanyak 10 TTU & TPM.

43
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data kegiatan program kesehatan yang dicapai Puskesmas

Cigombong , maka dapat disimpulkan, sebagai berikut :

1. Dari Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 (88,45 %) dan K-4 (71,85 %) di

wilayah Puskesmas Cigombong menunjukkan bahwa kesadaran ibu hamil

untuk memeriksakan kehamilannya ke sarana kesehatan cukup tinggi

namun pada akhir kehamilan menurun.

2. Jumlah persalinan oleh Nakes di wilayah Puskesmas Cigombong sebanyak

69.52 %)persalinan, hal ini menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap

dan prilaku masyarakat beranjak makin naik dibandingkan tahun

sebelumnya.

3. Pencapaian cakupan imunisasi diwilayah Puskesmas Cigombong pada

tahun 2017 sudah lebih baik dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun ini

44
semua desa mencapai UCI ( Desa yang cakupan imunisasi dasarnya 100

%)

4. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif hanya (84,75 %), hal ini

dipengaruhi oleh tingkat kesibukan ibu yang ikut mencari nafkah untuk

kebutuhan sehari-hari sehingga pada usia 6 bulan bayi mereka sudah diberi

makanan pendamping ASI,disamping itu Faktor pengetahuan ibu yang

kurang sehingga sebagian bayi kadang diberi susu formula, air tajin, teh

manis jika ASI ibunya terasa kurang.

5. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu, hal ini

terlihat dari masih rendahnya cakupan penimbangan balita, sehingga

pemantauan status gizi balita yang dilakukan setiap bulannya melalui

posyandu tidak dapat digunakan dalam menentukan status gizi

masyarakat.khususnya N/D ,dan masih rendahnya pengetahuan

masyarakat tentang pemberian makanan tambahan masih rendah.

6. Masih terdapatnya balita BGM di wilayah Puskesmas Cigombong yaitu 7

balita disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sosial budaya dan

ekonomi keluarga, tingkat pengetahuan dan kekurang pedulian masyarakat

terhadap tumbuh kembang Balitanya.

7. Masih rendahnya cakupan kepemilikan sarana sanitasi yang memenuhi

syarat kesehatan seperti Jamban keluarga, pengelolaan limbah, dan tempat

sampah disebabkan karena sebagian besar masyarakat menganggap hal

tersebut tidak begitu penting dan bukan merupakan suatu kebutuhan

sehingga hal ini pula yang menjadi salah satu penyebab masih banyaknya

45
penyakit-penyakit berbasis lingkungan yang ditemukan di masyarakat

seperti ISPA, diare dan Penyakit kulit allergi maupun infeksi.

8. Persentase Cakupan rumah tangga ber PHBS di wilayah Puskesmas

Cigombong masih rendah, hal ini disebabkan karena masih kurangnya

tingkat pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk ber-

Perilaku Hidup bersih dan Sehat.

B. Saran

1. Perlunya sosialisasi kepada masyarakat tentang Pelayanan Kesehatan ibu

dan anak, sehingga diharapkan pada masa yang akan datang cakupan

kunjungan ibu hamil K – 1 dan K – 4, cakupan pemberian ASI Eksklusif,

serta angka persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat.dan menurunnya

angka kesakitan khususnya penyakit menular berbasis lingkungan.

2. Perlunya kerjasama dengan semua sektor terkait dalam upaya

meningkatkan cakupan penimbangan bayi di posyandu, utamanya

kerjasama dengan Tim Penggerak PKK desa.

3. Perlunya kerjasama lintas sektor utamanya dalam memicu masyarakat

dalam upaya meningkatkan kepemilikan sarana sanitasi

4. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang

kesehatan diperlukan kerja keras oleh petugas kesehatan untuk melakukan

penyuluhan tentang pentingnya sanitasi dan PHBS.

5. Mengingat Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan

yang banyak bersentuhan langsung ke masyarakat terutama Puskesmas

Cigombong masih memerlukan peningkatan sumber daya manusia dan

46
fasilitas – fasilitas kesehatan lainya yang dapat mendukung terlaksananya

program kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah sehingga profil UPT Puskesmas Cigombong Tahun 2016
telah dapat diterbitkan. Profil Puskesmas Cigombong Tahun 2016 ini merupakan
salah satu keluaran dari upaya pemantapan dan pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan dan juga merupakan gambaran tentang situasi dan kondisi kesehatan di
UPT Puskesmas Cigombong serta dapat menjadi acuan/sarana untuk memantau
pencapaian pembangunan kesehatan.
Sesuai dengan buku pedoman penyusunanya, di dalam profil ini terdapat
beberapa indikator yang meliputi indikator program dan indikator Kinerja Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Dalam rangka mengakomodir kebutuhan
data dari berbagai macam indikator tersebut, format Profil Kesehatan sejak dirintis
sampai penyusunannya telah mengalami perubahan atau penyempurnaan.

47
Ada beberapa kendala dalam penyusunan Profil ini, antara lain kurangnya
apresiasi terhadap data sehingga menyebabkan keterlambatan pengumpulan data,
tidak lengkapnya data dan validitas data yang ada. Meskpiun demikian, sudah
menjadi komitmen kami untuk tetap mengupayakan agar profil selalu terbit setiap
tahun dan lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya dalam rangka menyajikan
bahan evaluasi berbagai program kesehatan yang telah dilaksanakan dan
perencanaan ke depan, serta pengambilan keputusan berdasarkan data dalam
pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat.
Demikianlah laporan ini kami buat, semoga profil UPT Puskesmas
Cigombong Tahun 2017 ini dapat bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan
informasi kesehatan sesuai yang kita harapkan. Kritik dan saran membangun kami
harapkan untuk penyusunan profil yang akan dating.

Cigombong, 03 Februari 2017


Ka. UPT Puskesmas Cigombong

dr . Sonny Budiman
NIP. 197910292010011007

48

Anda mungkin juga menyukai