Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Advokasi

1 Beberapa pengertian advokasi sebagai berikut :


WHO (1989) diukutip dalam UNFPA dan BKKBN (2002)
menggunkan advocacy is a combination on individual and social
action design to gain political commitment, policy support, social
acceptance and systems support for particular health goal or
programme.Jadi advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan
sosial yang dirancang untuk memperoleh komitmen politis, dukungan
kebijakan, penerimaan sosial dan sisitem yang mendukung tujuan atau
program kesehatan tertentu.
Definisi Chapela 1994 yang dikutip WISE (2001) secara harfiah:
”melakakukan advokasi berarti mempertahankan, berbicara
mendukung seseorang atau sesuatu atau mempertahankan ide.
Sedangkan advocator adalah seseorang yang melakukan kegiatan
atau negosiasi yang ditujukan untuk mencapai sesuatu untuk
seseorang,kelompok, masyarakt tertentu atau secara keseluruhan.
Dalam tulisan Sharma dikutip beberapa penegrtian yang berkait
dengan advokasi misalnya :
a. Advokasi adalah bekerja dengan orang dan organisasi untuk
membuat sesuatu perubahan (CEDPA).
b. Advokasi adalah proses dimana orang terlibat dalam proses
pembuatan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka
c. Advokasi terdiri berbagai strategis ditujukan untuk
mempengaruhi pembuatan keputusan dalam satu organisasi
ditingkat lokal, nasional maupun internasional. Strategis advokasi
termasuk lobi, pemasaran sosial, KIE, pengorganisasian
masyarakat maupun berbagai taktik lainya.

Kenapa advokasi penting dalam promosi kesehatan? dalam mencapai


tujuan kesehatan masyarakat, ditemukan berbagai hambatan seperti
ditemukan oleh Champon dan Lupton (1994) dikutip dari Wise 2001:

a. Adanya ide politik yang mementingkan luaran ekonomi dengan


menyampingkan kesehatan dan kualitas hidup manusia.

2
b. Hambatan dari politisi dan birokrasi atau tidak adanya peraturan
dan perundangan yang mendukung promosi kesehatan dan
ketiadaan partisipasi masyarakat dalam perencanaan program
kesehatan.
c. Gencarnya pemasaran produk yang tidak aman dan tidak sehat
bagi masyarakt terutama dengan adanya pengaruh perusahaan
multinasional dengan kekuatan besar.
d. Adanya nilai budaya yang berpengaruh atas nilai, sikap, dan
prilaku individual atau masalaj kesehatan masyarakat.

2 Unsur Dasar Advokasi

Sharma menyebutkan ada 8 unsur dasar advokasi yaitu :

a. Penetapan tujuan advokasi


Sering sekali masalah kesehatan masyarakat sangat
kompleks, banyak faktor dan saling berpengaruh.
Agar upaya advokasi dapat berhasil tujuan,advokasi perlu
dibuatlebih spesifik berdasarakan pernyataan berikut: Apakah
isu atau masalah itu dapat menyatukan atau membuat berbagai
kelompok bersatu dalam suatu koalisi yang kuat.

b. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi


Adanya data dan riset pendukung sangat penting agar
keputusan dibuat berdasarkan informasi yang tepat dan benar.
Oleh karena itu, data dan riset mungkin diperlukan dalam
menentukan masalah yang akan diadvokasi, identifikasi solusi
pemecahaan masalah maupun menentukan tujuan yang
realitis. Selain itu, adanya data atau fakta itu saja sering sekali
sudah bisa menjadi argumen tujuan umum dapat dicapai agar
realitis

c. Identifikasi khalayak sasaran advokasi


Bila isu dan tujuan telah disusun, upaya advokasi harus
ditujukan bagi kelompok yang dapat membuat keputusan dan
idealnya ditujukan bagi orang yang berpengaruh dalam
pembuatan keputusan agar tujuan advokasi dapat dicapai.

3
d. Pengembangan dan penyampain pesan advokasi
Khalayak sasaran berbeda berekasi tidak sama atas pesan
yang berbeda. Seseorang toko politik mungkin termitifasi kalu
dia mengetahui bahwa banyak dari konstituen yang
diwakilinya peduli terhadap masalah tertentu. Seseorang
Menkes mungkin akan mengambil keputusan ketika kepada
yang bersangkutan disajikan data rinci mengenai besarnya
masalah kesehatan tertentu.

e. Membangun koalisi
Sering kali kekuatan advokasi di pengaruhi oleh jumlah
orang atau organisasi yang mendukung advokasi tersebut hal
ini sangat penting dimana situasi dinegara tertentu sedang
membangun masyarakat demokratis dan advokasi merupan
suatu hal yang relati baru.
Dalam situasi itu melibatkan orang dalam jumlah besar dan
mewakili berbagai kepentingan, sangat bermanfaat bagi upaya
advokasi maupun dukungan politis, bahkan dalam satu
organisasi sendiri, koalisi internal yaitu melibatkan berbagai
orang dari berbagai divisi atau depertemen dalam
mengembangkan program baru, dapat membantu konsensus
untuk aksi kegiatan.

f. Membuat presentasi yang persuasive


Kesepakatan untuk mempengaruhi khalayak sasaran kunci
sekali terbatas waktunya. Seorang tokoh politik mungkin
memberi kesempatan sekali pertemuan untuk mendiskusikan
isu advokasi yang dirancanh atau Menkes hanya punya waktu
5 menit dalam kongres untuk berbicara kepada kelompok
advokator.

g. Penggalangan dana untuk advokasi

Semua kegiatan termaksud upaya advokasi memerlukan


dana.
Mempertahankan upaya advokasi yang berkelanjutan dalam
jangka panjang memerlukan waktu, energi dalam
penggalangan dana atau sumber daya lain untuk menunjang
upaya advokasi.

4
h. Evaluasi upaya advokasi
Bagaiman kelompok advokasi dapat menegtahui bahwa
tujuan advoaksi yang telah ditetapkan dapat dicapai?
Bagaiman strategis advokasi dapat disempurnakan dan
diperbaiki?untuk menjadi advokator yang tangguh diperlukan
umpan balik berkelanjutan serta evaluasi atau upaya advokasi
yang telah dilakukan.

3 Pendekatan Utama Advokasi

Ada 5 pendekatan utama dalam advokasi (UNFPA dan BKKBN 2002)


yaitu:
a. Melibatkan para pemimpin
Para pembuat undang-undang, mereka yang terlibat dalam
penyusunan hukum, peraturan maupun pemimpin poilitik,yaitu
mereka yangmenetapkan kebijakan publik sangat berpengaruh
dalam menciptakan perubahan yang terkait dengan masalah
sosial termaksud kesehatan dan kependudukan. Oleh karena
itu, sangat penting melibatkan mereka semaksimum mungkin
dalam isu yang akan diadvokasikan.

b. Bekerja dengan media massa


Media massa sangat penting berperan dalam membentuk oponi
publik. Media juga sangat kiuat dalam mempengaruhi
presespsi publik atas isu atau masalah tertentu. Mengenal,
membangun dan menjaga kemitraan dengan media massa
sangat penting dalam proses advokasi.

c. Membangun kemtraan
Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan uapaya
jaringan, kemtraan yang brekelanjutan dengan individu,
prganisasi-organisasi dan sektor lain yang bergerak dalam isu
yang sama. Kemitraan ini dibentuk oleh individu, kelompok
yang bekerja sama yang nertujuan untuk mencapai tujun
umum yang sama atau hampir sama. Namum membangun
pengembangan kemitraan tidak mudah, memrlukan aktual,
perencanaan yang matang serta memerlukan penilaian
kebutuhan serta minat dari calon mitra.

5
d. Memobilisasi masa
Memobilisasi massa merupakan suatu proses
mengorganisasikan individu yang telah termotivasi kedalam
kelompok- kelompok atau mengorganisasikan kelompok yang
sudah ada dengan mobilisasi dimaksudkan agar motivasi
individu dapat diubah menjadi tindakan kolektif.

e. Membangun kapasitas
Membangunan kapasitas disini dimasudkan melembagakan
kemempuan utnuk mengembangkan dan mengelolah program
yang komprehensif dan membangun critical masa
pendukukung yang memiliki ketereampilan advokasi.
Kelompok ini dapat diidentifikasikan dari LSM
tertentu,kelompok profesi serta kelompok lain.

4 Mekanisme Dan Kelompok Advokasi


Dari berbagai pengalaman nasional maupun global, dapat di
identifikasi berbagai mekanisme dan metode yang digunakan oleh
advocator masalah kesehatan masyarakat (Wise,2001) pemanfaatan
media masa hampir selalu ada untuk memngangkat isu publik
agarmenjadi perhatian politisi.media massa ini mencakup semua yaitu
koran, media TV, bahkan akhir-akhir ini internet sanget banyak
dimanfaatkan ditingkat global.
Disamping itu ada rapat-rapat umum, pertemuan kelompok
profesional, even tertentu.pada intinya para advokator kesehatan
masyrakat menggunakan metode apapun yang dapat
menginformasikan, membujuk, memotovasi masyrakat, pengelola
program dan politisi agar merekamelindungi dan mendukung upaya
promosi kesehatan.

5 Indikator Advokasi
Bila sasaran advokasi adalah anggota legislatif atau pembuat
kebijakan kesehatan, maka indikator yang paling mudah di nilai dari
hasil akhir advokasi adalah: adanya peraturan, ketentuan atau
kebijakan yag mendukung isu yang diadvokasi, adanya perencanaaan
program ke arah isu yang advokasi serta dukungan pendanaannya dan
persetujuan alokasi anggaran yang diberikan oleh legislatif misalnya
DPRD setempat.

6
6 Ruang Lingkup Advokasi
Ruang lingkup advokasi sangat bervariasi. Bisa bersifat lokal,nasional,
bahkan internasional. Kasus yang sebenarnya bersifat lokal kadang
menjadi kasus nasional karena pada kenyataannya pihak oposisi
melibatkan instansi yang bersifat nasional. Sebaliknya kasus yang
bersifat nasional,dapat di tarik moleh seorang pemerhati menjadi
kasus lokal atau bahkan dalam dimensi yang lebih sempit misalnya
kedalam lingkup instansi.

B. Pengertian Kemitraan
1. Pengertian
Secara teoritis, Eisler dan Montuori (1997) membuat pernyataan
yang menarik yang berbunyi bahwa “memulai dengan mengakui dan
memahami kemitraan pada diri sendiri dan orang lain, dan
menemukan alternatif yang kreatif bagi pemikiran dan perilaku
dominator merupakan    langkah pertama ke arah membangun
sebuah organisasi kemitraan.
”Dewasa ini gaya- gaya seperti perintah dan kontrol
kurang dipercaya. Di dunia baru ini, yang dibicarakan orang adalah
tentang karyawan yang “berdaya”, yang proaktif,
karyawan  yang   berpengetahuan yang menambah nilai dengan
menjadi agen perubahan.
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong
royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual
maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah
suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-
kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau
tujuan tertentu. Ada berbagai pengertian kemitraan secara umum
(Promkes Depkes RI) meliputi:

7
a. kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi
minimal antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak
merupakan ”mitra” atau ”partner”.
b. Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk
kebersamaan yang saling menguntungkan dan saling mendidik
secara sukarela untuk mencapai kepentingan bersama.
c. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik
sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non-
pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama
berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing.
d. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok
atau organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil
dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung bersama
baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang
hubungan masing-masing secara teratur dan memperbaiki
kembali kesepakatan bila diperlukan. (Ditjen P2L & PM, 2004).
Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok
masyarakat, lembaga    pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk
bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan
kesepakatan prinsip dan peran masing-masing, dengan demikian
untuk membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan
yaitu persamaan perhatian, saling percaya dan saling menghormati,
harus saling menyadari pentingnya kemitraan, harus ada kesepakatan
misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak padalandasan
yang sama, kesediaan untuk berkorban.

8
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong
royong atau kerjasama dari   berbagai pihak, baik secara individual
maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003), ”kemitraan
adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-
kelompok  atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas
atau tujuan tertentu”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata mitra
adalah teman, kawan kerja,  pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya
perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai   mitra.Kemitraan
pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau
kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun
kelompok.

2. Pendekatan dan Runag Lingkup Kemitraan


Adapun tahap- tahap Kemitraan
Untuk mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan secara
konsep terdiri atas 3 tahap yaitu:
a. Kemitraan lintas program di lingkungan sektor kesehatan
sendiri
b. Kemitraan lintas sektor di lingkungan institusi pemerintah
c. Membangun kemitraan yang lebih luas, lintas program,
lintas sektor lintas bidang dan lintas organisasi yang
mencakup:
1) Unsur pemerintah
2) Unsur swasta atau dunnia usaha
3) Unsur LSM da organisasi massa
4) Unsur organisasi profesi
3. Prinsip Kemitraan
Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun
suatu kemitraan oleh masing-masing anggota kemitraan yaitu:
a. Prinsip Kesetaraan (Equity)
Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin
kemitraan harus merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan
yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati.

9
b. Prinsip Keterbukaan
Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-
masing anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki.
Semua itu harus diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan ada
sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan.
Dengan saling keterbukaan ini akan menimbulkan saling
melengkapi dan saling membantu diantara golongan (mitra).
c. Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit)
Individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan
memperoleh manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan
kontribusi masing-masing. Kegiatan atau pekerjaan akan
menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama.
Beberapa prinsip kemitraan yang lainnya yaitu:
1) Saling menguntungkan (mutual benefit)
Saling menguntungkan disini bukan hanya materi tetapi
juga non materi, yaitu dilihat dari kebersamaan atau
sinergisme dalam mencapai tujuan.
2) Pendekatan berorientasi hasil
Tindakan kemanusiaan yang efektif harus didasari pada
realitas dan berorientasi pada tindakan. Hal ini
membutuhkan koordinasi yang berorientasi hasil dan
berbasis pada kemampuan efektif dan kapasitas operasional
yang konkrit.
3) Keterbukaan (transparansi)
Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan tiapanggota
mitra harus diketahhui oleh anggota yang lain
Transparansi dicapai melalui dialog (pada tingkat yang
setara) dengan menekankan konsultasi dan pembagian
informasi terlebih dahulu. Komunikasi dan
transparansi, termasuk transparansi finansial, membantu
meningkatkan kepercayaan antar organisasi.
4) Kesetaraan
Masing-masing pihak yang bermitra harus merasa duduk
sama rendah dan berdiri sama tinggi, tidak boleh satu
anggota memaksakan kehendak kepada yang lain.
Kesetaraan membutuhkan rasa saling menghormati
antar anggota kemitraan tanpa melihat besaran dan
kekuatan. Para peserta harus saling menghormati mandat
kewajiban dan kemandirian dari anggota yang lain serta
memahami keterbatasan dan komitmen yang dimiliki satu

10
sama lain. Sikap saling menghormati tidak menghalangi
masing-masing organisasi untuk terlibat dalam pertukaran
pendapat yang konstruktif.
5) Tanggung Jawab
Organisasi kemanusiaan memiliki tanggung jawab etis
terhadap satu sama lain dalam menempuh tugas-
tugasnya secara bertanggung jawab dengan integritas dan
cara yang relevan dan tepat. Organisasi kemanusiaan harus
meyakinkan bahwa mereka hanya akan
berkomitmen terhadap sesuatu kegiatan ketika mereka
memang memiliki alat, kompetensi, keahlian dan
kapasitas untuk mewujudkan komitmen tersebut.
Pencegahan yang tegas dan jelas terhadap
penyelewengan yang dilakukan oleh para pekerja
kemanusiaan harus menjadi usaha yang berkelanjutan.
6) Saling Melengkapi
Keragaman dari komunitas kemanusiaan adalah sebuah aset
bila dibangun atas kelebihan- kelebihan komparatif dan
saling melengkapi kontribusi yang satu dengan yang lain.
Kapasitas lokal adalah salah satu aset penting untuk
ditingkatkan dan menjadi dasar pengembangang. Ketika
memungkinkan, organisasi-organisasi kemanusiaan harus
berjuang untuk menjadikan aset lokal sebagai bagian
integral dari tindakan tanggap darurat dimana hambatan
budaya dan bahasa harus diatasi.
Prinsip-prinsip kemitraan menurut WHO untuk membangun
kemitraan kesehatan
a) Policy-makers (pengambil kebijakan)
b) Health managers
c) Health professionals
d) Academic institutionsCommunities institutions
Adapun ruang lingkup kemitraan secara garis besar adalah :
a) Persiapan;
b) Inisiasi Kemitraan;
c) Pelaksanaan kerjasama;
d) Pelaporan;
e) Publikasi hasil pelaksanaan

11
C. Pengertian Ruang lingkup Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan dimana


masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.Pemberdayaan masyarakat
adalah upaya untuk memberikan daya (empowerment) atau penguatan
(strengthening) kepada masyarakat. Pemberdayaan masyarakat juga dapat
diartikan sebagai kemampuan individu yang bersenyawa dengan
masyarakat dalam membangun keberdayaan masyarakat yang
bersangkutan sehingga bertujuan untuk menemukan alternatif baru dalam
pembangunan masyarakat.

1. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Mardikanto (2014:202), ada 6 tujuan pemberdayaan masyarakat,


diantaranya yaitu:

a. Perbaikan kelembagaan (better institution)

Dengan perbaikan kegiatan atau tindakan yang dilakukan, diharapkan


akan memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jjaring
kemitraan usaha.

b. Perbaikan usaha (better business)

Perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan aksesibisnislitas,


kegiatan dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki
bisnis yang dilakukan.

c. Perbaikan pendapatan (better income)

Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan


dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk
pendapatan keluarga dan masyarakatnya.

d. Perbaikan lingkungan (better environment)

Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan (fisik


dan sosial), karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh
kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.

e. Perbaikan kehidupan (better living)

Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik,


diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan
masyarakat.

12
f. Perbaikan masyarakat (better community)

Kehidupan yang lebih baik yang didukung oleh lingkungan (fisik dan
sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan
masyarakat yang lebih baik pula.

2. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

Adapun tahapan dalam pemberdayaan masyarakat yaitu:

a. Persiapan

Pada tahap ini, ada 2 hal yang perlu dilakukan yaitu :

Penyimpanan petugas yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa


dilakukan oleh community woker Penyiapan lapangan yang pada
dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif.

b. Pengkajian (assessment)

Pada tahap ini, dilakukan pengkajian yang dapat dilakukan secara


individual melalui kelompok dalam masyarakat. Pengkajian ini
dilakukan guna mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan
dan sumber daya yang dimiliki klien.

c. Perencanaan alternatif program atau kegiatan

Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubahan secara partisipatif


mencoba melibatkan warga untuk berfikir mengenai masalah yang
mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.

d. Pemformalisasi rencana aksi

Pada tahap ini, agen perubahan membantu setiap kelompok untuk


merumuskan dan menentukan program dan kegiatan yang akan mereka
lakukan untuk mengatsi masalah yang ada.

e. Pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan

Masyarakat sebagai kader, dalam pelaksanaan pemberdayaan


masyarakat diharapkan bisa menjaga kelangsungan program yang sudah
dikembangkan.

13
f. Evaluasi

Pengevaluasian pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan


sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga yang diharapkan dalam
jangka pendek dapat membentuk sistem komunitas pengawasan secara
internal dan dalam jangka panjang dapat membangun komunikasi
masyarakat yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada.

g. Terminasi

Tahap ini adalah tahap pemutusan hubungan dengan komunitas sasaran


secara formal, dalam tahap ini juga diharapkan proyek harus berhenti
dengan segera.

3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Ada 3 (tiga) strategi utama yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan


masyarakat, diantaranya yaitu:

a. Strategi tradisional

Strategi ini menyarankan masyarakat mengetahui dan memilih


kepentingan terbaik secara bebas dalam berbagai keadaan atau dengan
kata lain semua pihak bebas menentukan kepentingan bagi kehidupan
mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan
setiap pihak.

b. Strategi direct-action

Strategi ini memerlukan dominasi kepentingan yang dihormati semua


pihak yang terlibat, dipandang dari sudut perubahan yang mungkin
terjadi.

c. Strategi transformatif

Strategi ini menunjukkan bahwa pendidikan massa dalam jangka


panjang diperlukansebelum pengindentifikasian kepentingan diri
sendiri.

14
D. Langkah- langkah Peran serta Masyarakat (PSM)

1. Pengertian
Peran serta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua
ahlimengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat
padahakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun
batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati, dan
diamalkan namun sulituntuk dirumuskan

2. Langkah –langkah Peran Serta Masyarakat (PSM)


dalam bidang kesehatan(pemerintah) adalah keadaan dimana individu,
keluarga maupunmasyarakat umum ikut serta bertanggung jawab
terhadap kesehatan diri,keluarga, ataupun kesehatan masyarakat
lingkungannya.
PERAN SERTA MASYARAKAT (PSM) (D.A. Setyawan, 2008)
adalah proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat
termasuk swasta:
a. Mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga, dan
masyarakat
b. Mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri,keluarga,
dan masyarakat
c. Menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang
menggerakkankegiatan masyarakat di bidang kesehatan
berdasarkan atas kemandirian dan kebersamaan

15
BAB III

PENUTUP

16
DAFTAR PUSTAKA

17

Anda mungkin juga menyukai