Anda di halaman 1dari 13

PETUNJUK TEKNIS P2WKSS

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya, hakekat pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan


harkat dan martabat manusia; tanpa membedakan suku bangsa, agama
dan jenis kelamin; hal tersebut berarti bahwa melalui pembangunan
diupayakan dapat mewujudkan peningkatan kualitas hidup manusia baik
laki-laki ataupun perempuan.

Sumber Daya Manusia (SDM) akan menjadi kekuatan modal dasar


pembangunan, dan tentu harus disertai dengan peran serta fungsinya yang
akan menentukan keberhasilan dari pembangunan tersebut. Karena
potensi perempuan merupakan aset besar yang harus dapat dikembangkan
untuk pembangunan, maka jika penduduk perempuan tidak diberi
kesempatan untuk mengembangkan potensinya; perempuan akan menjadi
beban serta mengurangi nilai hasil pembangunan yang telah dan akan
dicapai. Untuk itu optimalisasi penduduk sebagai sumber daya
pembangunan harus senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas
hidup, baik laki-laki maupun perempuan agar berperan dalam
pembangunan. Hal tersebut perlu kita pahami bersama karena negara
menjamin pelaksanaan prinsip kesamaan (equity) sesuai dengan prioritas
pembangunan yang ditetapkan. Oleh karena itu pembangunan yang
berperspektif gender berdasarkan pada prinsip utama kesamaan
memperoleh akses, peran, kontrol dan manfaat serta kesempatan
berpartisipasi dalam program pembangunan harus menjadi perhatian
bersama.

Dilihat dari sisi demografis, penduduk Kota Bandung pada tahun 2006
berjumlah 2.296.848 orang, dengan komposisi 1.160.300 orang (50,52%)
laki-laki dan 1.136.548 orang (49,48 %) perempuan. (BPS Kota Bandung;
Susenas 2005). Perempuan dengan jumlah tersebut apabila diberdayakan
secara maksimal merupakan aset yang sangat berharga bagi
keberlangsungan dan kemajuan

pembangunan di Kota Bandung. Akan tetapi dalam kenyataannya, di Kota


Bandung masih dihadapkan pada permasalahan perempuan/ ketimpangan
gender. Dan hal tersebut masih diperburuk lagi dengan adanya krisis
ekonomi yang sifatnya multi dimensional sejak tahun 1997; yang
berdampak pada semakin mempersulit peran perempuan untuk eksis di
berbagai sektor pembangunan; yaitu karena berbagai faktor yang salah
satunya adalah adanya penurunan tingkat kualitas hidup yang diikuti oleh
penurunan tingkat kemampuan dan potensi dirinya.

Salah satu upaya pemerintah bersama masyarakat untuk penanggulangan


kemiskinan melalui peningkatan peran perempuan dalam pembangunan
adalah melalui Program Terpadu Peningkatan Peran Wanita menuju
Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS). Program ini merupakan salah
satu upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dan sumber
daya alam serta lingkungan untuk mewujudkan dan mengembangkan
keluarga sehat sejahtera dan bahagia untuk pembangunan masyarakat
dengan perempuan sebagai penggeraknya.

Sebagai tuntuan program pembangunan Pemberdayaan Perempuan,


Kesejahteraan dan Perlindungan Anak yang menjadi mandat lembaga,
serta tuntuan MDGs dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang harus
dituntaskan, maka program terpadu P2WKSS perlu direvitalisasi. Petunjuk
ini diperlukan agar dapat memberikan petunjuk bagi penyelenggara
program terpadu P2WKSS.

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung


melakukan koordinasi dalam rangka upaya menyelaraskan program-
program yang ada di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) khususnya
dalam upaya peningkatan kualitas hidup perempuan. Untuk itu dalam
rangka penanggulangan kemiskinan melalui program P2WKSS di Kota
Bandung ini diharapkan dapat terselenggara dan dapat memberikan ruang
kepada masyarakat untuk membangun diriya sendiri, dalam bentuk
mobilisasi dan pemanfaatan seluruh potensi masyarakat, difasilitasi oleh
SKPD terkait yang ada di Kota Bandung dan TP. PKK Kota Bandung.

1. A. PENGERTIAN
Dalam Pedoman Umum Pelaksanaan Program Terpadu Peningkatan Peran
Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) yang dimaksud
dengan:

1. 1. Program Terpadu P2WKSS adalah program peningkatan


peran perempuan yang mempergunakan pola pendekatan lintas
bidang pembangunan, secara terkoordinasi, dengan upaya yang
diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga guna
mencapai tingkat hidup yang berkualitas.
2. 2. Revitalisasi P2WKSS adalah upaya untuk mengaktifkan
kembali program terpadu P2WKSS dalam rangka menurunkan
jumlah keluarga miskin melalui kegiatan terpadu yang disesuaikan
dengan kebutuhan setempat.
3. 3. Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, memiliki hubngan yang serasi, selaras dan
seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat
dan lingkungan.
4. 4. Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum
dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, seperti
kebutuhan akan pangan, sandang, pangan dan kesehatan.
5. 5. Keluarga Sejahtera Tahap I yaitu keluarga-keluarga yang
telah dapat memenuhi kebutuhan dasar serta kebutuhan sosial
psikologis seperti kebutuhan akan pendidikan, keluarga berencana,
interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat
tinggal dan transportasi.
6. 6. Human Development Indeks/Indeks Pembangunan
Manusia adalah pencapaian pembangunan manusia secara
kuantitatif yang diukur dengan tingkat pencapaian suatu wilayah
dalam tiga dimensi pembangunan manusia yang paling penting,
yaitu lama hidup, tingkat pengetahuan, dan standar hidup yang
layak. Indeks ini dihitung dengan angka harapan hidup, angka
melek huruf dan rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran perkapita.
7. 7. Gender-related Development Indeks/Indeks
Pembangunan Gender adalah suatu cara mengukur pencapaian
dari dimensi dan indikator yang sama dengan IPM tetapi dengan
memperhitungkan kesenjangan pencapaian antara laki-laki dan
perempuan.
1. A. RUANG LINGKUP
1. Sasaran Program Terpadu P2WKSS adalah perempuan dengan tingkat
kesejahteraan tergolong rendah dan/atau yang masuk dalam katagori
keluarga miskin, keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera Tahap I,
dan menurut hasil pendataan Badan Pusat Statistik (BPS).

2. Jangkauan Program Terpadu P2WKSS meliputi kelurahan dengan


prioritas rawan sosial ekonomi, kesehatan dan pendidikan; yang
ditetapkan oleh Keputusan Walikota Bandung (Lokasi binaan Program
Terpadu P2WKSS Kota Bandung tahun 2010 adalah Kelurahan Pasir
Impun Kecamatan Mandalajati yang ditetapkan berdasarkan Keputusan
Walikota Bandung Nomor 147.14/kep.134-BPPKB/2010 tanggal 8 maret
2010.
1. A. LANDASAN HUKUM
Dalam melaksanakan program terpadu P2WKSS dilandasi dengan
peraturan perundang-undangan, sebagai berikut :

1. Undang – undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2008;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan


Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dengan Kabupaten
Daerah Tingkat II Bandung;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 205 tentang Kelurahan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman


Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2000 tentaqng


Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga;

8. Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor


41/Kep/Meneg.PP/VII/2007 tentang Pedoman Umum Revitalisasi Program
Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan
Sejahtera;
9. Peraturan Daerah Kotamadya daerah Tingkat II Bandung Nomor 10
Tahun 1989 tentang Batas wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Bandung;

10. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang


Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung;

11. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang


Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota
Bandung sebagaimana telah diubah drngan Peraturan daerah Kota
Bandung omor 12 Tahun 2009;

12. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-
2013;

13. Peraturan daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) Tahun 2009-
2013;

BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

1. A. TUJUAN

1. 1. Tujuan Umum
Tujuan Umum Program Terpadu P2WKSS adalah meningkatkan peran
perempuan dalam pembangunan dalam rangka mewujudkan keluarga
berkualitas.

1. 2. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan status kesehatan perempuan.
2. Meningkatkan status pendidikan perempuan
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perempuan
dalam usaha ekonomi produktif.
4. Meningkatkan partisipasi perempuan dalam pelestarian
lingkungan hidup
5. Meningkatkan peran aktif perempuan dalam pengembangan
masyarakat
6. Meningkatkan peran aktif perempuan dalam pemahaman
wawasan kebangsaan.
1. B. KEBIJAKAN

Kebijakan program terpadu P2WKSS dilaksanakan dengan acuan sebagai


berikut :

1. P2WKSS dilaksanakan melalui pendekatan lintas bidang


pembangunan yang terkait dan lintas program secara terintegrasi
di Tingkat Kota Bandung, Kecamatan dan Kelurahan
2. P2WKSS dilaksanakan dengan memanfaatkan petunjuk teknis
yang relevan dengan tetap mempertimbangkan potensi dan
karakteristik kondisi daerah.
3. P2WKSS dilaksanakan dengan menggunakan dan mengoptimalkan
berbagai sumber daya yang tersedia baik dari pemerintah, dunia
usaha, gerakan, LSM dan masyarakat.
1. C. STRATEGI
Operasionalisasi kebijakan Program Terpadu P2WKSS diprioritaskan pada
Kelurahan rawan sosial ekonomi, kesehatan dan pendidikan dengan cara
sebagai berikut :

1. Meningkatkan komitmen melalui perencanaan program dan


anggaran sektor terkait, organisasi kemasyarakatan, Perguruan
Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, dunia usaha dan
masyarakat keseluruhan;
2. Memantapkan keterpaduan dan koodinasi pelaksanaan Program
Terpadu P2WKSS dengan memanfaatkan berbagai forum dan
pertemuan-pertemuan rutin maupun insidental dengan SKPD
terkait;
3. Memanfaatkan hasil pemetaan keluarga sejahtera pada daerah
rawan sosial ekonomi, kesehatan dan pendidikan yang dilakukan
oleh SKPD lainnya;
4. Memfasilitasi dan melakukan advokasi untuk membangun
kemandirian masyarakat dalam pelaksanaan program terpadu
P2WKSS;
5. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program terpadu
P2WKSS untuk keberlanjutan program.
BAB III

JENIS KEGIATAN DAN PRASARANA PENDUKUNG

A. JENIS KEGIATAN

Program terpadu P2WKSS memiliki tiga kelompok kegiatan yaitu


Kelompok Kegiatan Dasar (KKD); Kelompok Kegiatan Lanjutan (KKL); dan
Kelompok Kegiatan Pendukung (KKP). Tiga kelompok kegiatan ini
dilakukan di kelurahan binaan program terpadu P2WKSS.

1. Kelompok Kegiatan Dasar (KKD)

KKD merupakan paket kegiatan yang mencakup :


a. Pengumpulan data dasar dari masing-masing sektor yang terkait dalam
kegiatan P2WKSS

b. Penyusunan Rencana Kerja Kelompok;

c. Kegiatan Penyuluhan:

• Penyuluhan kesehatan dasar dan gizi ibu dan anak, termasuk


didalamnya Posyandu;

• Peningkatan pemasyarakatan Dasa Wisma;

• Pengelolaan keuangan keluarga dan kewirausahaan;

• Penyuluhan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG);

• Penyuluhan tentang pemenuhan hak dan kesehatan reproduksi


termasuk HIV/AIDS;

• Pemantapan 10 program pokok PKK;

• Penyuluhan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan;

• Pemantapan wawasan kebangsaan;

d. Percepatan pemberantasan buta askara;

e. Pendidikan karakter dan pekerti bangsa.

2. Kelompok Kegiatan Lanjutan (KKL)

KKL meliputi kegiatan berikut :

a. Pelayanan

• Peningkatan pendapatan keluarga antara lain : Usaha Peningkatan


Pendapatan Keluarga (UP2K), Kejar Usaha, Penumbuhan lingkungan
usaha yang kondusif, fasilitasi pembiayaan;

• Pemantapan pelayanan kesehatan ibu dan anak, Keluarga Berencana,


Bina Keluarga Balita, Kesehatan Reproduksi Remaja, Kesehatan
Reproduksi Remaja, Kesehatan Reproduksi Lansia;

• Peningkatan pengetahuan dan keterampilan oleh berbagai instansi


terkait
• Kegiatan 10 Program Pokok PKK.

b. Pendampingan

• Perluasan kesempatan kerja dan berusaha bagi perempuan untuk


meningkatkan penghasilan bagi diri dan keluarganya antara lain Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dan Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K).

• Peningkatan pengetahuan dan keterampilan perempuan dalam lingkup


pembinaan anak dan remaja, termasuk pelaksanaan Program Bina
Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga
Lansia (BKL).

2. Kelompok Kegiatan Pendukung (KKP)

KKP adalah kegiatan yang bertujuan menciptakan kondisi lingkungan


sosial budaya serta meningkatkan motivasi membangun dari masyarakat
di Kelurahan binaan Program Terpadu P2WKSS khususnya dan
meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan bangsa secara
keseluruhan,meliput:i

a. Pemantauan dan Evaluasi

b. Kegiatan yang berkelanjutan

• Pemantapan forum koordinasi dan konsultasi yang telah ada di Kota


Bandung;

• Kursus atau pelatihan P2WKSS Kelurahan;

• Penyuluhan keluarga bahagia sejahtera di pondok-pondok Pesantren


Putri dan kelompok kerohanian putri lainnya yang ada di wilayah binaan
program terpadu P2WKSS;

• Kegiatan penyuluhan dan pengembangan kesadaran hukum (Kadarkum)


bagi perempuan-perempuan di Kelurahan binaan Program Terpadu
P2WKSS;

c. Tindak lanjut seluruh aktivitas Kelompok Kegiatan.

B. PRASARANA PENDUKUNG
Lintas sektor baik di Pemerintah Kota Bandung yang terkait dalam
pelaksanaan program terpadu P2WKSS meliputi lintas sektor terkait
sebagai berikut :

1. Sektor Inti terdiri dari :

• Dinas Kesehatan

• Dinas Pendidikan

• Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

• Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat

• Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP. PKK)

2. Sektor Pendukung terdiri dari :

• Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

• Dinas Bina Marga dan Pengairan

• Dinas Pemakaman dan Pertamanan

• Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan

• Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

• Dinas Tenaga Kerja

• Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya

• Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

• Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah

• Kantor Departemen Agama

3. Sektor Umum terdiri dari :

• Dinas Sosial

• Dinas Komunikasi dan Informatika

• Badan Pengelola Lingkungan Hidup


• Bagian Hukum dan Hak Azasi Manusia

• Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah

• Bagian Perekonomian

• Bagian Kesra dan Kemasyarakatan

• Bagian Pemerintahan Umum

• PD Kebersihan

• PD Air Minum

C. Pembiayaan dan Sarana

1). Dana

Program terpadu P2WKSS dilaksanakan dan dikembangkan sebagai upaya


bersama dengan semangat gotong royong, saling membantu dan penuh
rasa kekeluargaan dan kesetiakawanan antar SKPD dan Pemerintah Kota
Bandung, maupun antara SKPD, Tim Penggerak PKK, Organisasi
masyarakat dan masyarakat sendiri sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Sumber dan penyediaan biaya pelaksanaan program terpadu
P2WKSS ini sebagai berikut :

a. Pemerintah Kota Bandung (SKPD terkait) sesuai kemampuan APBD


mengalokasikan biaya untuk berbagai jenis kegiatan program terpadu
P2WKSS sesuai kebutuhan masing-masing;

b. Masyarakat di tingkat Kelurahan :

1. Membiayai usaha gotong royong di tingkat Kelurahan P2WKSS dalam


melaksanakan berbagai kegiatan program terpadu P2WKSS;

2. Sumbangan sukarela yang terutama diarahkan untuk menambah


pengadaan bahan-bahan yang diperlukan bagi berbagai kegiatan program
terpadu P2WKSS.

c. Sumber-sumber lain yang tidak mengikat

2) Sarana
Sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan program terpadu P2WKSS
antara lain berupa:

a. Pedoman pelaksanaan program terpadu P2WKSS

b. Petunjuk teknis pelaksanaan operasonal yang dipergunakan untuk


memberikan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan di berbagai bidang
pembangunan yang dikeluarkan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan
dan Keluarga Berencana sesuai tugas fungsinya.

c. Buku bacaan bagi peserta kursus/ latihan keterampilan dan


pemberantasan buta aksara serta penyuluhan yang diterbitkan oleh SKPD
terkait dalam rangka mendukung pelaksanaan program terpadu P2WKSS.

d. Bahan-bahan publikasi, informasi atau penerangan umum yang


berbentuk poster, leaflet dan sebagainya yang diberikan oleh SKPD
terkait dan lembaga masyarakat.

e. Mendayagunakan sarana prasarana yang tersedia.

BAB IV

MEKANISME

Mekanisme penyelenggaraan program terpadu P2WKSS di Kota Bandung


adalah sebagai berikut:

A. TINGKAT KOTA

1. Walikota Bandung adalah penangungjawab umum selaku Koordinator


Pelaksanaan P2WKSS dalam pembangunan di daerah dengan tugas
menyelenggarakan koordinasi program kegiatan semua SKPD terkait
serta lembaga non pemerintah.

2. Dalam melaksanakan tugasnya Walikota Bandung dibantu oleh Tim


Pengelola P2WKSS Kota Bandung yang diketuai oleh Wakil Walikota atau
oleh Sekretaris Daerah.

B. PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian disesuaikan dan dilaksanakan dengan mengacu kepada


sektor utama sebagai fokus pembangunan wilayah dan kelurahan lokasi
program terpadu P2WKSS.
BAB V

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. PEMANTAUAN

1. Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan program pembangunan


pemberdayaan perempuan dilakukan pemantauan di tingkat Kelurahan,
Kecamatan dan Kota.

2. Pemantauan dilakukan dengan pengumpulan data dan informasi secara


periodik dan berkesinambungan.

3. Data dan informasi yang dikumpulkan disesuaikan dengan kebutuhan


dan permasalahan yang timbul. Hasil pemantauan digunakan untuk
memecahkan masalah yang terjadi dalam pelaksanaan program
pemberdayaan perempuan.

4. Tim Pokjatap PP Kota Bandung melakukan pemantauan pada tingkat


Kecamatan dan Lurah melakukan pemantauan pada tingkat Kelurahan.

B. EVALUASI

1. Untuk menilai hasil pelaksanaan program dan dampaknya.

2. Evaluasi diarahkan dan difokuskan untuk mendapatkan gambaran,


keterangan dan jawaban terhadap efektifitas pelaksanaan, dampak
program terhadap kesetaraan dan keadilan gender, peran, akses, kontrol
serta manfaat yang dirasakan oleh perempuan serta penurunan jumlah
keluarga miskin.

3. Hasil evaluasi dimanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas, relevansi


serta memperbaiki program mendatang.

4. Evaluasi tingkat Kecamatan, Kelurahan dilakukan secara periodik.

5. Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan berdasarkan pedoman pelaksanaan


evaluasi yang diterbitkan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana Kota Bandung.

C. PELAPORAN

1. Laporan pelaksanaan upaya pemberdayaan perempuan dalam


pembangunan dilakukan secara berjenjang, dengan menggunakan
kerangka laporan yang ada dari tingkat Kelurahan, sampai tingkat Kota
dan Provinsi.

2. Bidang Pemberdayaan Perempuan merangkum laporan secara


berjenjang

3. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota


Bandung menyampaikan laporan secara tertulis tentang perkembangan
pelaksanaan upaya pemberdayaan perempuan kepada Walikota Bandung.

BAB VI

PENUTUP

Demikian Laporan Pelaksanaan Program Terpadu Peningkatan Peranan


Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera di Kota Bandung Tahun 2012
yang dapat kami laporkan, untuk diketahui sebagai bahan laporan dan
evaluasi persiapan Tingkat Provinsi Jawa Barat. Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai