Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya. Pembangunan yang diselenggarakan selama ini telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ditandai dengan membaiknya
indikator pembangunan kesehatan. Namun demikian keberhasilan tersebut masih
perlu terus ditingkatkan. Tantangan pembangunan kesehatan di masa mendatang
akan semakin kompleks dan dengan perubahan yang semakin tidak menentu.
Untuk itu perlu komitmen semua pihak dan terus meningkatkan sinergi dalam
upaya pembangunan kesehatan baik di pusat maupun di daerah.
Dalam SDGs (Sustainable Development Goals) 2030 pada 01 Desember
2015 melalui Rakorpop Kemenkes RI terdapat 17 indikator yang perlu
diperhatikan, antara lain:
1. Pemberantsan Kemiskinan,
2. Nol Kelaparan,
3. Kesehatan yang baik,
4. Pendidikan berkualitas,
5. Kesetaraan Gender,
6. Air Bersih dan Sanitasi,
7. Energi Bersih dan Terjangkau,
8. Kerja Layak dan Pertumbuhan Ekonomi,
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur,
10. Pengurangan Kesenjangan,
11. Kota & Masyarakat Berkelanjutan,
12. Konsumsi yang Bertanggungjawab
13. Aksi Perubahan Iklim,
14. Kehidupan Bawah Laut,
15. Kehidupan di Darat,
16. Perdamaian dan Keadilan,
17. Kemitraan Demi Mencapai Tujuan.
Diantara ke 17 indikator tersebut, yang menjadi perhatian khusus sektor
kesehatan adalah Nol Kelaparan, Kesehatan yang Baik, Kesetaraan Gender, dan
Air Bersih dan Sanitasi.

1
Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota mempunyai fungsi yang amat strategis karena berada di ujung
tombak pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya secara proaktif dan responsif melalui
penyelenggaraan UKM dan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Kinerja
Puskesmas selalu dituntut untuk lebih baik dari hari ke hari sebagai bentuk
tanggung jawab pemerintah dalam memenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya
termasuk bagi masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di tempat yang
sulit dijangkau. Terutama dalam upaya pencapaian target Sustainable
Development Goals (SDGs) pada tahun 2030.
Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pemberian dan pelayanan
kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan pos terdepan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan di bidang
pelayanan langsung seperti puskesmas, bertujuan untuk meningkatkan mutu,
cakupan dan efisiensi pelaksanaan rujukan medik dan rujukan kesehatan secara
terpadu serta peningkatan dan pemantapan manajemen pelayanan kesehatan yang
meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan
penilaian.
Sejalan dengan perubahan dan perkembangan epidemiologi penyakit,
sosial budaya masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan
informasi yang demikian cepat dan diikuti oleh tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang lebih baik, mengharuskan sarana pelayanan kesehatan
untuk mengembangkan diri secara terus menerus seiring dengan perkembangan
yang ada pada masyarakat tersebut. Pengembangan yang dilaksanakan secara
bertahap berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas
tetap dapat mengikuti perubahan yang ada.
Puskesmas Jemursari sebagai UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Dinas
Kesehatan Kota Surabaya berupaya memberikan pelayanan kesehatan dasar yang
seoptimal mungkin. Mengacu pada visi kota Surabaya yaitu Mewujudkan
Surabaya Cerdas dan Peduli, serta kesepakatan global nasional maupun regional,
maka pembangunan kesehatan kota Surabaya mengemban visi Sutainable
Development Goals (SDGs) pada tahun 2030. Dalam arti sehat secara fisik,
mental dan sosialnya dengan tetap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
guna mencapai taraf hidup yang layak dan mampu meningkatkan produktivitas
kerja.

2
Sesuai dengan visi puskesmas Jemursari (Terwujudnya masyarakat sehat
dan mandiri di wilayah kerja puskesmas Jemursari) dan misi puskesmas Jemursari
(Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat baik mutu, jangkauan, maupun
sarana prasarana; Memberdayakan masyarakat dalam mewujudkan perilaku hidup
sehat dan lingkungan sehat; Meningkatkan SDM yang professional dan
berkualitas) diharapkan masyarakat kita khususnya masyarakat wilayah kerja
puskesmas Jemursari sudah mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan
untuk hidup sehat dengan konsep Sehat dan Produktif.

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS, PMT USILA,


PMT BALITA, Penanganan Gizi Buruk, PMT Bumil KEK, Penanggulangan TB
Paru, dan lain-lain yang ditunjang oleh dana APBD Kota dan Propinsi, APBN,
dan sebagainya (JKN) yang telah dilaksanakan sebelumnya akan dimantapkan
kembali untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di
wilayah kerja puskesmas Jemursari dan sekitarnya.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan dan Manfaat bagi Puskesmas
1. Memiliki rencana program yang baik, terpadu dan terarah sebagai dasar
untuk melaksanakan kegiatan dalam pengelolaan puskesmas dengan
melibatkan semua petugas dan memperhatikan masukan-masukan dari
lintas sektor maupun masyarakat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar puskesmas Jemursari
dalam rangka meningkatkan derajad kesehatan masyarakat terutama
masyarakat di wilayah kerja puskesmas Jemursari.
3. Meningkatkan pencapaian kegiatan yang ada dari tahun sebelumnya dan
dapat melaksanakan program kerja pada tahun 2018 dengan baik.

1.2.2 Tujuan dan Manfaat bagi Dinas Kesehatan Kota


1. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi.
2. Sebagai bahan masukan bagi perencanaan tingkat Dinas Kesehatan Kota
Surabaya.

3
BAB II
ANALISIS SITUASI

2.1 IDENTITAS PUSKESMAS


Nama Puskesmas : Puskesmas Jemursari
No. Kode Puskesmas : 13.30.17.02
Alamat : Jl. Jemursari Selatan IV No. 5
Kecamatan Wonocolo, 60237
Surabaya
No. Telp. : 031 – 8414743
081 – 332906609
Tahun berdiri : 1980 dan beroperasi tahun 1981
Tipe Puskesmas : Rawat Jalan (pelayanan pagi dan sore hari)
Visi : Terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri di wilayah
kerja puskesmas
Misi : Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat baik mutu,
jangkauan maupun sarana prasarana.
Memberdayakan masyarakat dalam mewujudkan perilaku
hidup sehat dan lingkungan sehat.
Meningkatkan SDM yang profesional dan berkualitas
Tujuan : Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas.

2.2 WILAYAH KERJA PUSKESMAS

2.2.1 Data Geografis


1. Jumlah Kelurahan di Wilker Puskesmas Jemursari
Wilayah kerja Puskesmas Jemursari terdiri dari 1(satu) kelurahan,
yaitu Kelurahan Jemurwonosari, Kecamatan Wonocolo.
2. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Jemursari
Jumlah total wilayah kerja Puskesmas Jemursari adalah 164,321 Ha
dengan total 10 RW, 63 RT.
3. Batas Wilayah Kerja Puskesmas Jemursari
Wilayah kerja Puskesmas Jemursari berbatasan dengan:
- Sebelah Utara : Kel. Margorejo

4
- Sebelah Selatan : Kel. Siwalankerto
- Sebelah Barat : Kel. Ketintang
- Sebelah Timur : Kel. Kendangsari

2.2.2 Data Demografis


1. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur (Data Proyeksi)
Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas Jemursari tahun
2018 mengacu pada data terakhir yang dimiliki oleh dinas kesehatan
kota (data proyeksi tahun 2018) yang terinci dalam tabel 1 berikut.

Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur Puskesmas


Jemursari, tahun 2018

Sumber: Data Proyeksi Penduduk BPS April Tahun 2018

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa pada 2018


kelompok umur dengan jumlah terbanyak terletak pada kelompok
umur 20 – 24 tahun dan komposisi penduduk perempuan lebih besar
dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk di
tahun 2018 menurun dari tahun sebelumnya (tahun 2017 = 21.699
jiwa). Hal ini dimungkinkan karena jumlah kelahiran lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah kematian dan UHH yang semakin
meningkat sehingga komposisi jumlah penduduk usia lansia lebih
banyak. Oleh karena hal tersebut di atas, maka target sasaran untuk
kegiatan dalam program yang direncanakan oleh puskesmas juga harus
menyesuaikan komposisi penduduk yang ada.

5
2. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas Jemursari tahun
2018 mengacu pada data terakhir yang dimiliki oleh dinas kesehatan
kota (data proyeksi tahun 2017) dan data monografi kelurahan yang
terinci dalam tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Puskesmas


Jemursari, Tahun 2018

DATA DATA RIIL


JENIS KELAMIN
PROYEKSI BPS KELURAHAN
Laki-laki 10.665 11.061
Perempuan 10.956 11.029
JUMLAH 21.621 22.090
Sumber: Data Monografi Kelurahan Jemurwonosari per Desember 2017 dan
Data Proyeksi Penduduk BPS April 2018

Berdasarkan Tabel 2 di atas maka dapat dilihat bahwa pada


data riil kelurahan komposisi jumlah penduduk berjenis kelamin laki-
laki sedikit lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk
berjenis kelamin perempuan sedangkan pada data proyeksi BPS
penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan
penduduk berjenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk pada data
proyeksi BPS lebih sedikit dibandingkan dengan data riil kelurahan
sehingga berpengaruh pada pencapaian hasil program.

2.2.3 Data Sosial Ekonomi


1. Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 3. Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Puskesmas
Jemursari, Tahun 2018

PENDIDIKAN JEMURWONOSARI %
Pendidikan Formal:
Taman Kanak-kanak (TK) 410 3.31%
SD 1.074 8.67%
SLTP 3.027 24.43%
SLTA 4.830 38.99%
Diploma 1.439 11.62%
Sarjana (S1,S2, S3) 1.075 8.68%
Pendidikan Non Formal:
Pondok Pesantren 361 2.91%
Pendidikan keagamaan 171 1.38%
Sekolah Luar Biasa 0 0%
Kursus Ketrampilan 1 0.01%
JUMLAH 12.388 100%
Sumber: Data Monografi Kelurahan Jemurwonosari per Desember 2017

6
Dari tabel 3. di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar
pendidikan penduduk wilayah kerja Puskesmas Jemursari adalah
SLTA (38.99%), SLTP (24.43%) dan Diploma (11.62%). Dengan
tingkat pendidikan masyarakat yang sebagian besar telah memasuki
tingkat lanjutan pertama ke atas diharapkan petugas akan lebih mudah
dalam melakukan intervensi dalam rangka meningkatkan pengetahuan,
kemauan, kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam menjaga
kesehatan diri, keluarga dan masyarakat sekitarnya.

2. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian


Tabel 4. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian Puskesmas
Jemursari, Tahun 2018

MATA PENCAHARIAN JEMURWONOSARI %


Petani 0 0%
Pedagang 934 7.94%
PNS 427 3.63%
Anggota TNI 331 2.81%
Anggota Polri 141 1.20%
Pensiunan PNS/Purnawirawan 751 6.38%
Pegawai Swasta 6.602 56.13%
Wiraswasta 1.132 9.62%
Pelajar/Mahasiswa 1.445 12.28%
JUMLAH 11.763 100%
Sumber: Data Monografi Kelurahan Jemurwonosari per Desember 2017

Dari tabel 4. di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar


penduduk wilayah kerja Puskesmas Jemursari bermata pencaharian
sebagai pegawai swasta (56.13%) dan Wiraswasta (9.62%). Hal ini
menunjukkan bahwa kemungkinan sosial ekonomi masyarakat sudah
semakin baik sehingga daya beli dalam pelayanan kesehatan dapat
lebih baik, masyarakat dapat memilih pelayanan kesehatan mana yang
mereka inginkan sesuai dengan kemampuan ekonomi tersebut.

3. Kondisi Perekonomian di Wilayah Kerja Puskesmas Jemursari


Tabel 5. Jumlah Industri Kecil, Menengah dan Besar di Wilayah Kerja
Puskesmas Jemursari, Tahun 2018

NO JENIS INDUSTRI JUMLAH

7
1 Industri Rumah Tangga 1
2 Industri Kecil 2
3 Industri Menengah 0
4 Industri Besar 0
Sumber: Data Monografi Kelurahan Jemurwonosari per Desember 2017

Dari tabel 5. di atas dapat diketahui bahwa tidak ada industri


besar di wilayah kerja puskesmas Jemursari melainkan sebagian besar
adalah industri kecil. Sehingga kemungkinan penduduk dengan
komposisi pegawai swasta dimungkinkan bekerja di luar wilayah
kelurahan Jemurwonosari. Hal ini memungkinkan sulitnya petugas
kesehatan dalam mengumpulkan warga di dalam jam kerja dalam
rangka upaya kesehatan promotif dan preventif di masyarakat.

4. Data Sarana Tempat – Tempat Umum


Tabel 6. Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas
Jemursari, Tahun 2018

TINGKAT
JEMURWONOSARI JUMLAH
PENDIDIKAN
Formal:
KB Negeri/ Swasta -/4 -/4
TK Negeri / Swasta -/7 -/7
SD Negeri / Swasta 3/1 3/1
SLTP Negeri / Swasta 1/- 1/-
SLTA Negeri/ Swasta 1/1 1/1
MTs. / M. Aliyah - -
PT Negeri / Swasta 1/2 1/2
Non Formal:
Pondok Pesantren 9 9
SLB 0 0
Balai Lat. Kerja 0 0
Kursus 2 2
JUMLAH 32 32
Sumber: Data Monografi Kelurahan Jemurwonosari per Desember 2017

Dari tabel 6. di atas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja


puskesmas Jemursari telah mempunyai sarana pendidikan yang
lengkap mulai dari Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, Sekolah
Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Jadi upaya kesehatan promotif
dan preventif dapat dilakukan di institusi pendidikan mulai dari semua
tingkatan dalam meningkatkan kemandirian masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.

8
Tabel 7. Jumlah Sarana Hiburan dan Wisata di Wilayah Kerja
Puskesmas Jemursari, Tahun 2018

NO SARANA HIBURAN DAN WISATA JUMLAH


1. Bioskop 0
2. Kolam Renang 0
3. Restoran 6
4. Hotel 2
5. Lain-lain 0
Sumber: Data Monografi Kelurahan Jemurwonosari per Desember 2017
Dari tabel 7. di atas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja
puskesmas Jemursari hanya ada Restoran dimana dapat dimungkinkan
untuk dilakukan intervensi dalam upaya peningkatan hygiene sanitasi
makanan dan minuman restoran untuk kesehatan penjamah makanan
dan masyarakat yang memanfaatkannya.

Tabel 8. Jumlah Sarana Tempat Ibadah di Wilayah Kerja Puskesmas


Jemursari, Tahun 2018

NO SARANA TEMPAT IBADAH JUMLAH


1. Masjid 9
2. Musholla 26
3. Gereja 2
4. Pura 0
5. Wihara 0
6. Klenteng, dll 0
Sumber: Data Monografi Kelurahan Jemurwonosari per Desember 2017
Dari tabel 8. di atas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja
puskesmas Jemursari terdapat sarana tempat ibadah yang tersebar di
seluruh wilayah kerja Puskesmas. Hal ini memungkinkan petugas
dalam mengintervensi upaya kesehatan promotif dan preventif dalam
perilaku hidup bersih dan sehat tempat-tempat ibadah, dan
pemeliharaan hygiene sanitasi lingkungannya.

Tabel 9. Jumlah Sarana Industri dan Perekonomian di Wilayah Kerja


Puskesmas Jemursari, Tahun 2018

JENIS SARANA INDUSTRI &


NO JUMLAH
PEREKONOMIAN
1. Pasar 0
2. Toko 25
3. Ruko 5
4. Depot Isi Ulang 16
5. Jasa Boga / Katering 2

9
6. Bengkel 2
7. Salon 4
8. Restoran/Rumah Makan/Depot 3/5/3
9. Losmen/Hotel 0/2
8. Lain-lain 8
Sumber: Data Dasar Unit Higiene Sanitasi Puskesmas Jemursari Tahun 2017

Dari tabel 9. di atas dapat diketahui bahwa terdapat sarana


industri dan perekonomian yang tersebar di seluruh wilayah kerja
Puskesmas Jemursari, disebabkan karena sebagian besar penduduk
wilayah kerja puskesmas bermata pencaharian sebagai wirausahawan
dan pedagang. Hal ini perlu diperhatikan tentang upaya PHBS dan
Kesehatan Lingkungan dalam rangka peningkatan kemandirian
masyarakat dalam hidup bersih dan sehat.

Tabel 10. Jumlah Public Area yang lain di Wilayah Kerja Puskesmas
Jemursari, Tahun 2018

NO PUBLIC AREA JUMLAH


1. Bandara 0
2. Pelabuhan 0
3. Terminal 0
4. Stasiun Kereta Api (S. Komuter) 1
5. Dan Lain-lain 0
Sumber: Data Monografi Kelurahan Jemurwonosari per Desember 2017

Dari tabel 10. di atas dapat diketahui bahwa hanya ada satu
sarana tempat-tempat umum, yaitu Stasiun Komuter yang terletak di
wilayah Jemur Ngawinan Kelurahan Jemurwonosari.

2.2.4 Data Sarana Kesehatan

Tabel 11. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas


Jemursari, Tahun 2018

JENIS
PELAYANAN PEMERINTAH SWASTA TOTAL
Puskesmas Induk 1 - 1
Puskesmas Pembantu 0 - 0
BKIA - 1 1

10
Poliklinik - 2 2
RSD / RSU - -/1 -/1
Dokter Umum - 2 2
Laboratorium - 2 2
Apotek - 4 4
Dokter Gigi - 4 4
Bidan Praktek - 1 1
Praktek Bersama - 2 2
Sumber: Data Monografi Kelurahan Jemurwonosari per Desember 2017

Berdasarkan tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa telah banyak


sarana kesehatan yang dapat diakses oleh masyarakat jika memerlukan
pelayanan kesehatan. Masyarakat bebas memilih pelayanan mana yang
diperlukan sesuai dengan kemampuannya karena pelayanan kesehatan
telah begitu dekat dengan masyarakat dan tingkat ekonomi masyarakat
yang cukup baik.

2.3 KONDISI INTERNAL PUSKESMAS


2.2.1. Sumber Daya Manusia
Tabel 12. Jumlah Ketenagaan yang Ada di Puskesmas Jemursari, Tahun
2018
Jumlah
Jumlah
Jenis SDM Kebutuhan Kesenjangan
No SDMK Keterangan
Kesehatan SDMK SDMK
Saat Ini
Sesuai ABK
Sudah Memenuhi
1 Kepala Puskesmas 1 1 0
Kebutuhan
Dibuat Usulan Ke
2 Dokter Umum 3 5 -2
Dinas Kesehatan
Eselon IV (Kepala
Seksi/ Kepala - 1 1 0 Sudah Memenuhi
3 Sub Bagian/ Kepala Kebutuhan
Sub Bidang
Sudah Memenuhi
4 Dokter Gigi 2 2 0
Kebutuhan
Sudah Memenuhi
5 Apoteker 1 1 0
Kebutuhan
Dibuat Usulan Ke
6 Perawat 3 5 -2
Dinas Kesehatan
Sudah Memenuhi
7 Bidan Terampil 2 2 0
Kebutuhan
Sudah Memenuhi
8 Perawat Gigi 1 1 0
Kebutuhan
Ahli Teknologi Dibuat Usulan Ke
9 1 2 -1
Laboratorium Medik Dinas Kesehatan
Tenaga Teknis Sudah Memenuhi
10 1 1 0
Kefarmasian Kebutuhan

11
Jumlah
Jumlah
Jenis SDM Kebutuhan Kesenjangan
No SDMK Keterangan
Kesehatan SDMK SDMK
Saat Ini
Sesuai ABK
Sudah Memenuhi
11 Bidan Kelurahan 1 1 0
Kebutuhan
Sudah Memenuhi
12 Nutrisionis 1 1 0
Kebutuhan
Tenaga Sanitasi Sudah Memenuhi
13 1 1 0
Lingkungan Kebutuhan
Perekam Medis Sudah Memenuhi
14 1 1 0
Informasi - Kebutuhan
Sudah Memenuhi
15 Kestrad Keterampilan 1 1 0
Kebutuhan
Sudah Memenuhi
16 IT 1 1 0
Kebutuhan
Administrator Dibuat Usulan Ke
17 1 2 -1
Kesehatan Dinas Kesehatan
Loket/ Pengelola Dibuat Usulan Ke
18 1 2 -1
Barang Dinas Kesehatan
Kasir/ Pengelola Sudah Memenuhi
19 1 1 0
Barang Kebutuhan
Sudah Memenuhi
20 Pengemudi 1 1 0
Kebutuhan
Dibuat Usulan Ke
21 Linmas 2 3 -1
Dinas Kesehatan
Sudah Memenuhi
22 Kebersihan 1 1 0
Kebutuhan
Jumlah 29 37 -8

Dari tabel 12 diatas diketahui bahwa jumlah tenaga yang ada di


puskesmas Jemursari sebesar 29 dan hasil analisis beban kerja dibutuhkan
37 orang tenaga dengan jenis yang tercantum pada tabel. Sehingga terjadi
kekurangan tenaga sebanyak 8 orang yang akan diusulkan ke Dinas
Kesehatan Kota Surabaya.

2.2.2. Keuangan
Sumber dana yang diterima oleh puskesmas antara lain adalah :
a. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Sumber dana ini digunakan untuk kegiatan program kesehatan
baik manajemen, ukm essensial maupun ukm pengembangan adapun
prosentasi alokasi dan penyerapan dana BOK untuk Puskesmas
Jemursari pada tahun 2017 adalah sbagai berikut:

Tabel 13. Penyerapan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)


Puskesmas Jemursari Tahun 2017

No Kegiatan Alokasi Persentase Penyerapan Penyerapan


Alokasi (%)
Anggaran
Program

12
(%)
1 Upaya Kesehatan Ibu 7,622,550 2.99% 4,890,860 64.16%
2 Upaya Kesehatan Neonatus dan Bayi 90,000 0.04% 60,000 66.67%
Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan
3 26,965,150 10.59% 13,707,000 50.83%
remaja
4 Upaya Kesehatan Reproduksi 341,770 0.13% 341,770 100.00%
5 Upaya Perbikan gizi 18,384,280 7.22% 17,634,280 95.92%
6 Upaya kesehatan usia lanjut - 0.00% - 0.00%
7 Upaya kesehatan lingkungan 24,213,760 9.51% 8,807,350 36.37%
8 Upaya Promosi kesehatan 33,708,340 13.23% 26,312,040 78.06%
9 Upaya Imunisasi 18,511,070 7.27% 17,101,070 92.38%
10 Upaya Surveylans dan respon KLB 1,151,150 0.45% 1,151,150 100.00%
11 Upaya Pemberantasan penyakit menular 57,291,770 22.49% 29,022,750 50.66%
Upaya Pemberantasan penyakit tidak
12 660,000 0.26% 660,000 100.00%
menular
Upaya Pelayanan Kesehatan Khusus dan
13 4,500,000 1.77% 3,750,000 83.33%
Kestrad
14 Upaya Manajemen 61,261,610 24.05% 36,817,020 60.10%

TOTAL 254,701,450 100% 160,255,290 62.92%


Sumber : Laporan keuangan BOK Puskesmas Jemursari Tahun 2017

Dari data diatas dapat diketahui bahwa persentase anggaran


tertinggi pada tahun 2017 dari dana BOK untuk Puskesmas Jemursari
adalah untuk upaya manajemen puskesmas (24.05%) hal ini
dikarenakan manajaemen puskesmas merupakan dasar dari setiap
kegiatan yang dilakukan di puskesmas, oleh karena peningkatan
kualitas manajemen perlu ditingkatkan agar pelayanan kesehatan di
puskesmas menjadi lebih baik. Sedangkan untuk penyerapan hampir
semua program penyerapannya melebihi 50%, akan tetapi untuk upaya
kesehatan lingkungan penyerapannya masih rendah yaitu 36,37%, hal
ini dikarenakan kegiatan pemicuan dan monev hanya dilakukan sekali,
karena kegiatan ini sudah sering dilakukan dengan hasil daya ungkit
yang kurang serta kegiatan sosialisasi kesehatan kerja belum bisa
dilaksanakan terbentur kurangnya petugas pelaksana dan kelompok
kesehatan kerja belum terbentuk.

b. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


Sumber dana ini ditujukan untuk pembiayaan operasional
pelayanan dalam gedung, peningkatan promosi kesehatan, jasa
pelayanan petugas dan peningkatan kualitas SDM. Adapun prosentasi
alokasi dan penyerapan dana JKN untuk Puskesmas Jemursari pada
tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 14. Rincian Penyerapan Anggaran Jaminan Kesehatan Nasional
Puskesmas Jemursari Tahun 2017

13
No Persentase
Penyeparan
No Kegiatan Alokasi Anggaran
(%)
. (%)
1 Penunjang operasional 17.36 % 12.83 %
pelayanan kesehatan
2 Jaminan Kesehatan 52.56 % 52.56 %
Masyarakat
3 Pelayanan kefarmasian dan 18.10 % 9.57 %
perbekalan kesehatan
4 Promosi dan pemberdayaan 9.43 % 7.75%
kesehatan
5 Pembinaan dan pengembangan 1.91 % 1.23%
SDM kesehatan
6 Peningkatan Pelayanan 0.65 % 0.32%
kesehatan khusus puskesmas
TOTAL 100 % 84.26%
Sumber : Laporan keuangan JKN Puskesmas Jemursari Tahun 2017

Dari data diatas dapat diketahui bahwa alokasi terbanyak adalah


untuk jaminan kesehatan masyarakat yaitu sebesar 52.56%, sedangkan
untuk penyerapan yang paling rendah adalah peningkatan pelayanan
kesehatan khusus sebesar 0.32%.

c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) II


Sumber dana ini ditujukan untuk pembiayaan operasional
puskesmas (biaya listrik, air, telepon, LPG, BBM kendaraan
operasional puskesmas), PMT Balita, PMT Lansia, Transport kader
(Balita, Lansia, Kelsi, Posbindu, Paliatif), Biaya fogging, honor
petugas P3K, dan kegiatan yang tidak dibiayai oleh JKN ataupun
BOK.
Tabel 15. Rincian Anggaran Keuangan yang Diterima Puskesmas
Jemursari Tahun 2016 s/d 2017

Sumber
No Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Dana
1. APBD 504.424.519 509.191.054 480.836.910
2. BOK pagu 67.100.000 159.813.433 254.701.540
BOK 67.100.000 19.752.330 160.255.290
penyerapan (100%) (12.36%) (24.17%)
3. JKN pagu 706.007.034 1.203.443.051 1.053.734.126
JKN 610.485.731 990.242.896 887.846.879
penyerapan (86.47%) (82.28%) (84.26%)
Sumber : Laporan keuangan Bendahara Puskesmas Jemursari Tahun 2017

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tiga tahun terakhir


jumlah anggaran yang diterima oleh Puskesmas Jemursari untuk dana
APBD, BOK maupun JKN mengalami fluktuasi sesuai dengan

14
kebutuhan saat tahun berjalan dan jumlah penyerapan yang berbeda
sesuai dengan kebijakan yang berlaku pada tahun berjalan.

2.2.3. Sarana dan Prasarana


Tabel 16. Jumlah Sarana dan Prasarana yang Ada di Puskesmas Jemursari,
Tahun 2017

JENIS SARANA DAN


JUMLAH
PRASARANA
Puskesmas Pembantu 0
Poskeskel 1
Posyandu Balita 21
Posyandu Usila 6
Pos Paud Terpadu 4
Posbindu PTM 10
Poskestren 3

Tabel 17. Jumlah Sarana Penunjang Lainnya yang Ada Puskesmas


Jemursari, Tahun 2017

JENIS SARANA PKM INDUK JUMLAH


Kendaraan Roda 4 (Ambulance) 1 1
Kendaraan Roda 2 4 4
PAM Ada Ada
PLN Ada Ada
Telepon Ada Ada
Internet Ada Ada

Dari tabel di atas terdapat kendaran roda 2 di Puskesmas Jemursari


sebanyak 4 kendaraan. Hal ini terdistribusi sebagai kendaraan dokter (1),
kendaraan perawat (1), dan kendaraan tata usaha (2). Dengan tersedianya
sarana kesehatan dan kendaraan, diharapkan petugas tidak mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan di luar gedung
puskesmas Jemursari, dan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di luar pelayanan dalam gedung.

2.2.4. Hasil Kegiatan Puskesmas

15
Hasil Kegiatan Puskesmas Jemursari dari hasil PKP tahun 2016 tercantum
pada tabel dimana di dalamnya sudah termasuk jenis kegiatan, target,
pencapaian dan persen pencapaian.

1. Data UKM Esensial, yaitu:

Tabel 18. Hasil Kegiatan UKM Esensial Puskesmas Jemursari, Tahun 2016

TARGET
PENCAPAIAN (H)
JML SASARAN
N
JENIS KEGIATAN SATUAN SASA % %
O
RAN % JML JML CAPAIA VARIAB
N EL
PROGRAM WAJIB
I PROMOSI KESEHATAN 78.95%
PENGEMBANGAN DESA 100.00
A Kelurahan 1 100% 1 1 100%
SIAGA %
PEMBERDAYAAN
B 75.47%
MASYARAKAT DALAM PHBS
Pengkajian Perilaku Hidup Bersih
1 dan Sehat pada Tatanan Rumah 99.32%
Tangga
a. Rumah Tangga dikaji KK 6831 20% 1366 1368 100.13%
Rumah Tangga Sehat (10
b KK 1368 65% 889 876 98.52%
Indikator)
Intervensi dan Penyuluhan
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 51.61%
pada
a Kelompok Rumah Tangga Kelompok 21 6 kali 126 91 72.22%
b Institusi Pendidikan (Sekolah) Sekolah 8 2 kali 16 16 100.00%
c Institusi Sarana Kesehatan Sarkes 4 2 kali 8 4 50.00%
d Institusi TTU Lokasi 16 2 kali 32 7 21.88%
e Institusi tempat kerja Institusi 5 2 kali 10 1 10.00%
f. Pondok Pesantren Ponpes 9 1 kali 9 5 55.56%
PENGEMBANGAN UPAYA
KESEHATAN 119.05
C Posyandu 28 48% 13.44 16 119.05%
BERSUMBERDAYA %
MASYARAKAT (UKBM)
D Penyuluhan Napza kali 423 20% 84.6 18 21.28% 21.28%

16
2. Data UKM Pengembangan, antara lain:
Tabel 19. Hasil Kegiatan UKM Pengembangan Puskesmas Jemursari, Tahun
2016

TARGET
PENCAPAIAN
JML SASARAN
NO JENIS KEGIATAN SATUAN SASA %
% VARI
RAN % JML JML CAPAI
ABEL
AN
PEMBERDAYAAN
XI 73.71%
MASYARAKAT DALAM PHBS
Instusi Pendidikan yang dikaji
1 (Institusi Pendidikan Sekolah 8 100% 8 8 100%
Klasifikasi IV)
Institusi sarana kesehatan
2 yang dikaji (Institusi kesehatan Institusi 4 100% 4 4 100%
klasifikasi IV)
Tatanan Tempat-tempat
3 Umum/TTU yg dikaji (TTU TTU 7 100% 7 2 29%
klasifikasi IV)
Tatanan tempat kerja yang
Tempat
4 dikaji (Tempat Kerja Klasifikasi 1 100% 1 1 100%
Kerja
IV)
Tatanan pondok pesantren
5 yang dikaji (Pondok Pesantren Ponpes 5 100% 5 2 40%
Klasifikasi IV)
XII PENGEMBANGAN UKBM 100.00%
1 Bina Poskesdes
Poskesdes Madya, Purnama,
Poskesdes 1 100% 1 1 100%
Mandiri
2 Bina Polindes 0
Bina Upaya Kesehatan Kerja
3 0
(UKK)
4 Bina Poskestren
Poskestren madya, purnama,
Poskestren 4 100% 4 4 100%
mandiri

3. Data Komplain / Keluhan Pelanggan Tahun 2017


Tabel 20. Data Komplain/Keluhan Pelanggan Puskesmas Jemursari, Tahun 2017

Pelayanan UKM
Media Disamp
Tgl/
N Keluhan/Umpan Yang Tanggap Tang aiakan
Bln/ Nama Analisis
o Balik Digun an gal melalui
Thn
akan media
1 29/08  Petugas kesehatan Amalia Form Petugas masih Petugas 31/0 Mading
/2017 sebaiknya tepat S keluh melakukan datang 8/20 informa

17
Media Disamp
Tgl/
N Keluhan/Umpan Yang Tanggap Tang aiakan
Bln/ Nama Analisis
o Balik Digun an gal melalui
Thn
akan media
waktu untuk an dan pelayanan lebih 17 si
datang ke saran pasien di awal puskes
posyandu puskesmas mas
 Diberikan
pelatihan kader
agar lebih pintar
karena banyak
yang baru
2 08/12 Mohon jika ada Lailatul Form Keterbatasan Mengada 13/1 Mading
/2017 kegiatan pembinaan keluh dana dalam kan surat 2/20 informa
poskestren an dan pembuatan keterang 17 si
disediakan saran sertifikat an telah puskes
sertifikat/surat mengikut mas
keterangan telah i
mengikuti peserta pembina
sebagai penunjang an
skripsi kuliah poskestre
n
3  Materi lebih Moh Form Kurangnya Memfasi 13/1 Mading
dipersiapkan dan mas’ud keluh materi yang litasi 2/20 informa
disesuaikan an dan akan permasal 17 si
dengan saran disampaikan ahan puskes
permasalahan santri di mas
pondok pondok
 Ditekankan ke
materi PPGD dan
pengenalan obat –
obat dasar
 Hand out materi
tiap pertemuan
4  Kondisi forum Nur Form Terlalu banyak Akan 13/1 Mading
kurang tenang, lailatul keluh audience merenca 2/20 informa
banyak yang Novi an dan nakan 17 si
bicara sendiri saran pembina puskes
 Penyuluhan / an yang mas
survey langsug lebih
ditiap PP aktif

5. Kondisi Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Jemursari Tahun 2017


Kondisi keluarga di wilayah kerja Puskesmas Jemursari diperoleh
dari Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga) melalui pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Setiap keluarga pada wilayah
kerja Puskesmas Jemursari akan terpantau kondisi status kesehatannya terkait
12 indikator utama. Adapun capaian dari kegiatan ini antara lain tercantum
pada tabel berikut.

18
Tabel 21. Data Capaian Program PIS PK Puskesmas Jemursari, Tahun 2017

%
No Indikator
Capaian
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana 52.9
(KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 94.7
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 88.9
4. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif 76.0
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan 95.0
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan 47.8
sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara 14.4
teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan 14.3
dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok 47.3
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan 55.6
Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 99.2
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan 89.8
jamban sehat
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 0.204

Berdasarkan hasil perhitungan IKS = 0.204, Kondisi Keluarga wilayah


kerja Puskesmas Jemursari masuk dalam kategori tidak sehat.
Sehingga diperlukan pemantauan dan pendekatan secara intensif
terhadap indikator yang belum mencapai sehat.
Adapun penggolongan kategori keluarga adalah sebagai berikut
a) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat
b) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat
c) Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat

6. Analisis masalah Hasil SMD/Survei Kepuasan Hasil MMD


Dari Hasil SMD tahun 2017 bahwa masalah kesehatan yang masih
perlu mendapat perhatian di wilayah Kerja Puskesmas Jemursari
adalah:
a) 2% responden tidak memiliki jamban yang memiliki septicktank
b) 37% responden belum memiliki jaminan kesehatan
c) 53% responden masih menemukan penyakit menular di lingkungan
rumahnya (diare, DBD, TBC, HIV, ISPA)
d) 50% responden tidak menjadi peserta KB aktif
e) 42% responden menyatakan tidak ada dana masyarakat desa untuk
kepentingan kesehatan.

19
Dari hasil SMD tersebut maka disepakati dalam MMD yang menjadi
prioritas masalah di wilayah kerja puskesmas Jemursari adalah
masalah jamban sehat, karena masalah tersebut merupakan penyebab
dari semua masalah kesehatan yang muncul, apabila masyarakat sudah
menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat maka derajat kesehatan
juga akan meningkat sehingga penyakit-penyakit yang menular
maupun penyakit tidak menular bisa dihindari. Selain itu masalah
jamban tidak sehat juga merupakan masalah yang harus segera
ditanggulangi karena apabila di suatu wilayah terdapat masyarakat
yang tidak mempunyai jamban sehat maka lingkungan sekitar juga
akan tercemari dan menimbulkan berbagai macam penyakit dengan
mengupayakan bantuan jamban untuk warga miskin melalui LKMK
dan kredit jamban dari apsani.
Untuk permasalahan jaminan kesehatan, Kelurahan akan
mengupayakan SKTM untuk warga Jemurwonosari yang berKTP
Jemurwonosari jika sakit. Penyuluhan dan pencegahan dengan PSN,
lingkungan sehat dan manfaat KB serta mengupayakan anggaran rapat
untuk kesehatan oleh Lurah tahun 2018.

7. Data Capaian SPM


Menurut Penilaian Kinerja Puskesmas adalah sebagai berikut :
Tabel 22. Hasil Pencapaian Kegiatan Standar Pelayanan Minimal
Puskesmas Jemursari tahun 2016

NO PROGRAM TARGET PENCAPAIAN


1 Cakupan kunjungan ibu Hamil (K4) 87 88.78
2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 20 16.96
Cakupan Pertolongan persalinan oleh tenaga
3 94 93.33
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan nifas 94 93.01
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang
5 80 96.52
ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi (paripurna) 95 88.22
7 Cakupan desa UCI 100 100
8 Cakupan Pelayanan Anak Balita (paripurna) 82 85.07
Cakupan pemberian MP-ASI pada anak 6 – 24
9 100 100
bulan dari keluarga miskin
Cakupan balita gizi buruk yang mendapat
10 100 100
perawatan
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
11 100 100
setingkat
12 Cakupan Peserta KB Aktif 73.5 70.04

20
NO PROGRAM TARGET PENCAPAIAN
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit (TB, Diare, DBD, AFP,
13
Pneumonia)
- TB 100 105.03
- Diare 100 100
- DBD 100 118.07
- AFP ≥2 0
- Pneumonia 100 2.5
NO PROGRAM TARGET PENCAPAIAN
14 Cakupan desa siaga aktif 100 100
15 Pelaksanaan Lokakarya Mini 100 100
16 D/S 80 99.46
17 KN1 98 98.33

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada promkes


yang belum mencapai target yaitu cakupan desa siaga aktif mencapai
100%.

8. Analisis data dan Kesimpulan

21
Dari pencapaian PKP dan SPM di puskesmas Jemursari tahun 2016
dapat diketahui pencapaian kinerja di puskesmas Jemursari masuk
dalam kategori cukup, yaitu 85.125 %, Adapun program promosi
kesehatan yang pencapaiannya masih rendah apabila dikupas dari
SPM dan PKP adalah:
1. Program Essensial

1) Program Upaya Promosi Kesehatan, diantaranya:


- Rumah tangga sehat (10 indikator) (98.52%), hal ini
disebabkan ada beberapa indikator yang belum memenuhi
syarat sehat yaitu ASI eksklusif, penggunaan jamban sehat
dan tidak merokok di dalam rumah. Tidak semua
masyarakat yang disurvey sadar akan pentingnya PHBS;
Kurangnya sosialisasi petugas dan kader tentang
pentingnya PHBS terutama pada indikator tidak merokok
di dalam rumah; Masyarakat yang disosialisasi tentang
PHBS terpusat pada ibu rumah tangga, karena suaminya
pekerja; kurangnya pemanfaatan media promosi kesehatan
yang ada untuk peningkatan PHBS RT.
- Intervensi dan penyuluhan PHBS pada kelp RT (72.22%),
Intervensi dan penyuluhan PHBS pada institusi sarana
kesehatan (50%), Intervensi dan penyuluhan PHBS pada
institusi TTU (21.88%), Intervensi dan penyuluhan PHBS
pada tempat kerja (10%), Intervensi penyuluhan PHBS
pada pondok pesantren (55.56%). Hal ini disebabkan
karena ketersediaan tenaga promosi kesehatan yang tidak
focus pada masalah promosi kesehatan saja (tugas
rangkap), koordinasi yang kurang antara koordinator
promkes dan pemegang program terkait, beban kerja
dibandingkan dengan waktu yang tersedia tidak sesuai.
- Penyuluhan NAPZA (21.28%) hal ini disebabkan karena
kurangnya kerjasama antara petugas promkes dengan
petugas yang berkompeten dan program ARU. Penyuluhan
napza tergantung dari penyuluhan yang diberikan oleh
tenaga medis yang ada, sedangkan jumlah tenaga medis
yang ada terpusat pada pelayanan UKP (jumlah sedikit)

2. Program Pengembangan

22
1) Pemberdayaan Masyarakat dalam PHBS
a. Tatanan tempat kerja yang dikaji (Klasifikasi IV) (33%)
b. Tatanan ponpes yang dikaji (klasifikasi IV) (38%)
Tidak semua TTU dan tempat kerja yang ada bisa
dilakukan survey PHBS karena keterbatasan waktu
dan tenaga
2) Pengembangan UKBM
a. Bina Poskestren (44%), Pembinaan UKBM poskestren
kurang bisa dilakukan secara optimal karena latar
belakang poskestren yang hampir semua merupakan
pondok mahasiswa sehingga pembinaan tidak bisa
dilakukan saat jam kerja
9. Isu strategis
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, diperoleh beberapa isu
strategis yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 23 Isu Strategis Program Promosi Kesehatan yang Ditemukan di


Puskesmas Jemursari, 2016

Program Kegiatan Isu Strategis

Penilaian Kinerja Puskesmas


Upaya 1. Pengkajian PHBS Pencapaian kegiatan pengkajian PHBS
Promosi pada Tatanan RT pada Tatanan Rumah Tangga dengan
Kesehatan dengan Kategori Kategori Sehat 10 Indikator tahun 2016
Sehat 10 indikator sebesar 98.52% dari target 65%
2. Intervensi dan Pencapaian kegiatan intervensi dan
Penyuluhan PHBS penyuluhan PHBS Puskesmas terhadap
Puskesmas pada kelompok rumah tangga pada tahun 2016
Kelompok Rumah sebesar 72.22% dari target 126 kali di
Tangga posyandu
3. Intervensi dan Pencapaian kegiatan intervensi dan
Penyuluhan PHBS penyuluhan PHBS Puskesmas pada
Puskesmas pada institusi sarana kesehatan pada tahun
institusi sarana 2016 sebesar 50% dari target 8 kali di
kesehatan institusi sarana kesehatan.
4. Intervensi dan Pencapaian kegiatan intervensi dan
penyuluhan penyuluhan Puskesmas terhadap institusi
Puskesmas pada TTU pada tahun 2016 sebesar 21.88% dari
institusi TTU target 32 kali di TTU.
5. Intervensi dan Pencapaian kegiatan intervensi dan
penyuluhan penyuluhan Puskesmas terhadap institusi
Puskesmas pada tempat kerja pada tahun 2016 sebesar 10%
institusi tempat kerja dari target 10 kali di tempat kerja.

23
Program Kegiatan Isu Strategis
6. Intervensi dan Pencapaian kegiatan intervensi dan
Penyuluhan PHBS penyuluhan PHBS pada Ponpes tahun
pada Ponpes 2016 sebesar 55.56% dari target 9 ponpes.
7. Penyuluhan Napza Pencapaian kegiatan penyuluhan napza
pada tahun 2016 sebesar 21.28% dari
target 20% total penyuluhan puskesmas
(85).
1. Jumlah desa ODF Pencapaian ODF pada tahun 2016 sebesar
96,43% dari 1 Kelurahan/desa
Pemberdayaan 1. Tatanan TTU yang Pencapaian kegiatan pengkajian PHBS
Masyarakat dikaji dengan TTU dengan klasifikasi IV di wilayah
dalam PHBS Klasifikasi IV kerja puskesmas Jemursari Tahun 2016
sebesar 29% dari target 7 TTU
2. Tatanan pondok Pencapaian kegiatan pengkajian PHBS
pesantren yg dikaji ponpes dengan klasifikasi IV pada tahun
dengan klasifikasi IV 2016 sebesar 40% dari target 5 ponpes
Pengembanga 1. Bina poskestren Pencapaian kegiatan pembinaan
n UKBM poskestren pada tahun 2016 sebesar 44%
dari target 9 ponpes

BAB III
PERUMUSAN MASALAH

Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah berupa kesenjangan


antara harapan dan kenyataan. Tahapan ini dilaksanakan melalui:
3.1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang
ditemukan di wilayah kerja puskesmas Jemursari.

24
Penca
No Upaya Target Masalah
paian
1 UKM Esensial
a. Promosi Kesehatan
Rumah Tangga Sehat (10
indikator) oleh Petugas Promkes
Tahun 2016 di Kelurahan
1) Rumah Tangga Sehat (10 Indikator) 65% 64.04% Jemurwonosari hanya mencapai
64.04% dari target 65% karena
ada beberapa indikator yang tidak
mencapai target.
2) Intervensi dan Penyuluhan PHBS
pada
Intervensi dan Penyuluhan PHBS
pada kelompok RT oleh petugas
tahun 2016 di posyandu balita
a) Kelompok Rumah Tangga 100% 72.22%
hanya tercapai 72.22% dari target
100% karena belum ada petugas
khusus promosi kesehatan.
Intervensi dan Penyuluhan PHBS
pada institusi sarana kesehatan
oleh petugas tahun 2016 di
b) Institusi Sarana Kesehatan 100% 50% wilayah kerja puskesmas
Jemursari tercapai 50% dari target
100% karena belum ada petugas
khusus promosi kesehatan.
Intervensi dan Penyuluhan PHBS
pada intitusi TTU oleh petugas
promkes tahun 2016 di musholla,
masjid, gereja wilayah kerja
c) Institusi TTU 100% 21.88%
puskesmas Jemursari tercapai
21.88% dari target 100% karena
belum ada petugas khusus
promosi kesehatan.
Intervensi dan Penyuluhan PHBS
pada institusi tempat kerja oleh
petugas promkes tahun 2016 di
d) Institusi tempat kerja 100% 10% wilayah kerja puskesmas
Jemursari tercapai 10% dari target
100% karena belum ada petugas
khusus promkes
Intervensi dan Penyuluhan PHBS
pada Ponpes oleh petugas
promkes tahun 2016 di 9 ponpes
e) Pondok Pesantren 100% 55.56% wilayah kerja Puskesmas
Jemursari tercapai 55.56% dari
target 100% karena belum ada
petugas khusus promkes
3) Penyuluhan Napza 20% 4.26% Penyuluhan Napza oleh petugas
tahun 2016 pada kelompok
potensial (siswa SMP, SMA/SMK,
ponpes, tokoh masyarakat) di
wilayah kerja puskesmas
Jemursari mencapai 4.26% dari
target 20% karena materi
penyuluhan yang diberikan masih
tergantung pada program yang

25
Penca
No Upaya Target Masalah
paian
dimiliki oleh setiap petugas
puskesmas
2 UKM Pengembangan
a. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
a.
DALAM PHBS
Tatanan Tempat-tempat Umum/
TTU yg dikaji (TTU klasifikasi
IV) oleh petugas tahun 2016 di
1) Tatanan Tempat-tempat Umum/TTU
100% 28.57% puskesmas Jemursari mencapai
yg dikaji (TTU klasifikasi IV)
28.57% dari target 100% karena
masih ada TTU yang belum
terbebas dari asap rokok
Tatanan pondok pesantren yang
dikaji (Pondok Pesantren
Klasifikasi IV) oleh petugas tahun
2) Tatanan pondok pesantren yang 2016 di puskesmas Jemursari
dikaji (Pondok Pesantren Klasifikasi 100% 40.00% mencapai 40% dari target 100%
IV) karena masih banyak indikator
yang tidak bisa dicapai

b. PENGEMBANGAN UKBM
Pembinaan Poskestren oleh
petugas tahun 2016 di Puskesmas
Jemursari mencapai 44% dari
1). Bina Poskestren 100% 44% target 100% karena kendala waktu
dari pihak poskestrennya yang
tidak sesuai dengan waktu dari
petugas puskesmas

3.2. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah


Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dan sumber daya yang
dimiliki oleh puskesmas Jemursari, ketersediaan teknologi, serta adanya

26
keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka dalam mengatasi
masalah dilakukan pemilihan masalah prioritas dengan jalan musyawarah
dengan tim promkes dan lintas program. Dalam hal ini, Puskesmas Jemursari
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan
menentukan skala nilai 1 – 5. Berdasarkan skala likert 1-5, USG dapat diartikan
sebagai berikut:

27
1. Urgent adalah tingkat kegawatan masalah, artinya apabila masalah tidak
segera ditanggulangi akan semakin gawat:
Dengan bobot skor:

a. 5 = sangat gawat
b. 4 = gawat
c.3 = cukup gawat
d. 2 = kurang gawat
e.1 = tidak gawat
2. Seriousness adalah tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah
tidak diselesaikan akan berakibat serius pada masalah lain. Dengan bobot
skor:
a. 5 = sangat serius
b. 4 = serius
c. 3 = cukup serius
d. 2 = kurang serius
e. 1 = tidak serius

3. Growth adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau


perkembangan, artinya apabila masalah tersebut bila tidak segera ditangani
pertumbuhannya akan berjalan terus.
Dengan bobot skor:

a. 5 = sangat besar
b. 4 = besar
c. 3 = cukup besar
d. 2 = kurang besar
e. 1 = tidak besar

No Masalah U S G Total Ranking

1 UKM Esensial
a. Promosi Kesehatan
Rumah Tangga Sehat (10 indikator) oleh Petugas 5 5 5 125 1
Promkes Tahun 2016 di Kelurahan Jemurwonosari
hanya mencapai 64.04% dari target 65% karena ada
beberapa indikator yang tidak mencapai target.
Intervensi dan Penyuluhan PHBS pada kelompok RT 4 4 5 80 3
oleh petugas tahun 2016 di posyandu balita hanya
tercapai 72.22% dari target 100% karena belum ada
petugas khusus promosi kesehatan.
Intervensi dan Penyuluhan PHBS pada institusi sarana 2 2 2 8 8
kesehatan oleh petugas tahun 2016 di wilayah kerja
puskesmas Jemursari tercapai 50% dari target 100%
karena belum ada petugas khusus promosi kesehatan.
Intervensi dan Penyuluhan PHBS pada intitusi TTU 3 3 3 27 7
oleh petugas promkes tahun 2016 di musholla, masjid,
gereja wilayah kerja puskesmas Jemursari tercapai
21.88% dari target 100% karena belum ada petugas
khusus promosi kesehatan.

28
No Masalah U S G Total Ranking

Intervensi dan Penyuluhan PHBS pada institusi tempat 2 2 1 4 9


kerja oleh petugas promkes tahun 2016 di wilayah
kerja puskesmas Jemursari tercapai 10% dari target
100% karena belum ada petugas khusus promkes

Intervensi dan Penyuluhan PHBS pada Ponpes oleh 4 3 3 36 5


petugas promkes tahun 2016 di 9 ponpes wilayah kerja
Puskesmas Jemursari tercapai 55.56% dari target
100% karena belum ada petugas khusus promkes

Penyuluhan Napza oleh petugas tahun 2016 pada 4 4 3 48 4


kelompok potensial (siswa SMP, SMA/SMK, ponpes,
tokoh masyarakat) di wilayah kerja puskesmas
Jemursari mencapai 4.26% dari target 20% karena
materi penyuluhan yang diberikan masih tergantung
pada program yang dimiliki oleh setiap petugas
puskesmas
2 UKM Pengembangan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
a.
PHBS
Tatanan Tempat-tempat Umum/ TTU yg dikaji (TTU 3 3 3 27 8
klasifikasi IV) oleh petugas tahun 2016 di puskesmas
Jemursari mencapai 28.57% dari target 100% karena
masih ada TTU yang belum terbebas dari asap rokok
Tatanan pondok pesantren yang dikaji (Pondok 3 4 3 36 6
Pesantren Klasifikasi IV) oleh petugas tahun 2016 di
puskesmas Jemursari mencapai 40% dari target 100%
karena masih banyak indikator yang tidak bisa dicapai
b. PENGEMBANGAN UKBM
Pembinaan Poskestren oleh petugas tahun 2016 di 4 5 5 100 2
Puskesmas Jemursari mencapai 44% dari target 100%
karena kendala waktu dari pihak poskestrennya yang
tidak sesuai dengan waktu dari petugas puskesmas

A. URUTAN PRIORITAS MASALAH


Dari hasil skoring melalui metode USG, maka dapat disusun prioritas
masalah sbb :

1. Rumah Tangga Sehat (10 indikator) belum mencapai target


2. Intervensi dan Penyuluhan PHBS pada kelompok RT oleh petugas belum
mencapai target
3. Pembinaan Poskestren belum mencapai target

B. RUMUSAN MASALAH

1. Rumah Tangga Sehat (10 indikator) oleh Petugas Promkes Tahun 2016 di
Kelurahan Jemurwonosari hanya mencapai 64.04% dari target 65%
karena ada beberapa indikator yang tidak mencapai target.

29
2. Intervensi dan Penyuluhan PHBS pada kelompok RT oleh petugas tahun
2016 di posyandu balita hanya tercapai 72.22% dari target 100% karena
belum ada petugas khusus promosi kesehatan.
3. Pembinaan Poskestren oleh petugas tahun 2016 di Puskesmas Jemursari
mencapai 44% dari target 100% karena kendala waktu dari pihak
poskestrennya yang tidak sesuai dengan waktu dari petugas puskesmas

3.3. Mencari Akar Penyebab Masalah


Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari
akar penyebab dari masalah tersebut dengan metode fishbone.
Kesepakatan di antara anggota tim, berdasarkan hasil dari curah pendapat
(brainstorming). Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode

30
E. PENENTUAN PENYEBAB MASALAH
1. Rumah Tangga Sehat (10 indikator) belum mencapai target
SARANA DANA MANUSIA

Media promosi PHBS RT


masih belum lengkap dan
jumlahnya kurang Belum ada petugas khusus
memadai
promkes
Petugas promkes
merangkap pekerjaan

RT Sehat
belum
mencapai

Lingkungan yang
target
padat penduduk

Kurang efektifnya
metode punyuluhan yang
Perilaku masyarakat yang
kurang peduli terhadap
dipakai
kesehatan

LINGKUNGAN ALAT METODE


31
1.1 MENCARI PRIORITAS PENYEBAB MASALAH (NGT)
RT Sehat belum mencapai target

TIM MANAJEMEN

PENYEBAB MASALAH PUSKESMAS TOTAL

A B

Belum ada petugas khusus promkes 4 4 8

Media promosi PHBS RT masih belum lengkap dan jumlahnya kurang memadai 3 4 3

Lingkungan yang padat penduduk 2 3 5

Perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap kesehatan 4 3 7

Kurang efektifnya metode punyuluhan yang dipakai 2 3 5

1.2 MATRIK PERENCANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS JEMURSARI TAHUN 2018

32
RT Sehat belum mencapai target

PEMECAHAN MASALAH
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH (NGT) ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH URAIAN KEGIATAN
TERPILIH (CARL)

Belum ada petugas Pengajuan tenaga khusus


RT Sehat belum mencapai Pengajuan tenaga khusus Mengusulkan tenaga khusus promosi
1 promkes ke Dinas
khusus promkes promkes ke Dinas Kesehatan kesehatan melalui renbutnakes
target Kesehatan

Koordinasi dengan lintas


program dan lintas sektor

2. Pembinaan poskestren masih kurang dari target


SARANA DANA MANUSIA
33
Anggaran untuk bina
poskestren kurang Belum ada petugas khusus
promkes

Bina
Poskestre

Banyak santri yang n target


merupakan mahasiswa jadi
sering tidak pas jadwalnya

Waktu yang tidak pas


dengan para santri

LINGKUNGAN ALAT METODE

1.1 MENCARI PRIORITAS PENYEBAB MASALAH (NGT)


Pembinaan Poskestren masih kurang dari target

34
TIM MANAJEMEN

PENYEBAB MASALAH PUSKESMAS TOTAL

A B

Belum ada petugas khusus promkes 3 4 7

Anggaran untuk bina poskestren kurang 4 4 8

Waktu yang tidak pas dengan para santri 2 3 5

Banyak santri yang merupakan mahasiswa jadi sering tidak pas jadwalnya 3 3 6

1.2 MATRIK PERENCANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS JEMURSARI TH 2018


Pembinaan Poskestren masih kurang dari target
PEMECAHAN MASALAH
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH (NGT) ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH URAIAN KEGIATAN
TERPILIH (CARL)

Pembinaan Poskestren Anggaran untuk bina Pengajuan anggaran untuk bina Pengajuan anggaran Menambahkan anggaran pembinaan
1
poskestren kurang poskestren untuk bina poskestren Poskestren melalui BOK
masih kurang dari target
Koordinasi ulang dengan
yayasan pondok

3. Intervensi dan Penyuluhan PHBS pada kelompok rumah tangga belum mencapai target
SARANA DANA MANUSIA

35
Kurangnya media
informasi leaflet
untuk sosialisasi

Kurangnya tenaga khusus


promkes

Intervensi dan
penyuluhan
PHBS Rumah
Tanggga
Tidak ada media Kurangnya koordinasi
penyuluhan elektronik dengan lintas program
khusus promkes

LINGKUNGAN ALAT METODE

1.1 MENCARI PRIORITAS PENYEBAB MASALAH (NGT)

Intervensi dan Penyuluhan PHBS RT belum mencapai target

36
TIM MANAJEMEN

PENYEBAB MASALAH PUSKESMAS TOTAL

A B

Kurangnya tenaga khusus promkes 3 3 6

Kurangnya media informasi leaflet untuk sosialisasi 4 4 8

Kurangnya koordinasi dengan lintas program 2 3 5

Tidak ada media penyuluhan elektronik khusus promkes 3 3 6

1.2 MATRIK PERENCANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS JEMURSARI TH 2018


Intervensi dan Penyuluhan PHBS RT belum mencapai target

PEMECAHAN MASALAH
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH (NGT) ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH URAIAN KEGIATAN
TERPILIH (CARL)

Intervensi dan Penyuluhan


Kurangnya media
PHBS RT belum mencapai Mengajukan anggaran untuk Mengajukan anggaran
1 informasi leaflet untuk Cetak leaflet melalui dana BOK
target cetak leaflet untuk cetak leaflet
sosialisasi

Mengupayakan leaflet dari pihak


lain

37
BAB IV
RENCANA USULAN KEGIATAN

Berisi tentang rencana usulan kegiatan tahunan (N+1) yang meliputi:


A. Program kerja dan kegiatan : berisi program - program kerja yang akan
dilakukan, meliputi :
1) Program Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam kegiatan-
kegiatan, misalnya : pelatihan, pengusulan penambahan SDM, seminar,
workshop, dsb
2) Program Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan dalam kegiatan-
kegiatan, misalnya : pemeliharaan sarana, pengadaan alat-alat kesehatan, dsb
3) Program Kerja Pengembangan Manajemen, dan seterusnya
B. Rencana anggaran : yang merupakan rencana biaya untuk tiap-tiap program kerja
dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara garis besar

38
39
40
41
42
43
44
BAB V
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK)

Tahap penyusunan RPK dilaksanakan melalui pendekatan keterpaduan lintas


program dan lintas sektor dalam lingkup siklus kehidupan. Penyusunan RPK
terintegrasi ke dalam sistem perencanaan daerah dan dilakukan setelah anggaran
turun.

45
46
47
BAB VI
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Dari perencanaan yaitu Plan of Action POA) yang telah disusun pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan diantaranya:
1. Dari hasil kinerja puskesmas yaitu PKP masih ditemukan beberapa
kegiatan upaya promosi kesehatan yang belum memenuhi target dan
memerlukan tindak lanjut lebih jauh meskipun ada beberapa kegiatan
yang telah memenuhi target.
2. Kegiatan-kegiatan yang telah memenuhi target tetap ditingkatkan
pencapaiannya, sedangkan kegiatan-kegiatan yang belum memenuhi
target diperlukan tindak lanjut berupa perencanaan penyelesaian
masalah yang akan menjadi perencanaan tingkat lanjut puskesmas.
3. Disamping kegiatan yang belum mencapai target, perencanaan tingkat
puskesmas upaya promosi kesehatan juga mempertimbangkan masukan
dari masyarakatyang meliputi hasil SMD, MMD, identifikasi Kebutuhan
dan Harapan serta dari umpan balik pelanggan dan masukan-masukan
dari kegiatan UKP dan Manajemen Puskesmas.
7.2 Saran
Berdasarkan Plan of Action upaya Promosi Kesehatan Jemursari tahun
2018 ini diharapkan:
1. Upaya promosi Kesehatan
Puskesmas Jemursari memiliki program yang baik, terpadu dan terarah
sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan dalam pengelolaan upaya
promosi kesehatan puskesmas sehingga bisa mewujudkan visi dan misi
puskesmas.
2. Pencapaian kegiatan yang belum
memenuhi target dapat diselesaikan permasalahannya dan ditemukan
solusi yang tepat.
3. Perencanaan ini bisa sebagai
dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi bagi Dinas Kesehatan
Kota Surabaya serta sebagai bahan masukan bagi perencanaan di tingkat
Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Surabaya, Februari 2018
Kepala Puskesmas Jemursari

48
Dr. Dwi Astuti SP., M.Kes
NIP. 19610125 198712 2 001
Penentuan Prioritas Penyelesaian masalah dengan Metode CARL (Capability,
Accessability, readiness dan Laverage)

Penentuan prioritas pemecahan masalah menggunakan perhitungan dengan CARL.


Ketentuan nilai dari solusi masalah:

Nilai 1 = Tidak mungkin direalisasikan


Nilai 2 = Kurang bisa direalisasikan
Nilai 3 = Mungkin dapat direalisasikan
Nilai 4 = Mudah diralisasikan
Nilai 5 = Sangat mudah direalisasikan

Rumah Tangga Sehat belum mencapai target


PEMECAHAN SKOR Hasil
No Ranking
MASALAH TERPILIH C A R L CxAxRxL

Pengajuan tenaga khusus


1 3 3 4 4 144 I
promkes ke Dinas Kesehatan

Koordinasi dengan lintas


2 4 3 3 2 72 II
program dan lintas sektor

Pembinaan poskestren belum mencapai target


PEMECAHAN SKOR Hasil
No Ranking
MASALAH TERPILIH C A R L CxAxRxL

Pengajuan anggaran untuk


1 4 3 4 4 192 I
bina poskestren

Koordinasi ulang dengan


2 4 3 3 3 108 II
yayasan pondok

Intervensi dan Penyuluhan PHBS RT belum mencapai target


PEMECAHAN SKOR Hasil
No Ranking
MASALAH TERPILIH C A R L CxAxRxL

Mengajukan anggaran untuk


1 3 4 4 3 144 I
cetak leaflet

Mengupayakan leaflet dari


2 3 3 4 3 108 II
pihak lain

49
50

Anda mungkin juga menyukai