Anda di halaman 1dari 47

INDIKATOR KESEHATAN MASYARAKAT

NO INDIKATOR POKOK DEFINISI OPERASIONAL

kasus kematian perempuan yang


diakibatkan oleh proses yang
berhubungan dengan kehamilan
(termasuk kehamilan ektopik),
persalinan, abortus (termasuk
abortus mola), dan masa dalam
kurun waktu 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan tanpa
melihat usia gestasi, dan tidak
termasuk di dalamnya sebab
kematian akibat kecelakaan atau
kejadian incidental.

Angka Kematian Ibu


1
(AKI) per 100.000
Kematian perempuan pada saat
hamil atau kematian dalam kurun
waktu 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan, yakni kematian
yang disebabkan karena
kehamilannya atau penanganannya,
tetapi bukan karena sebab-sebab
lain seperti kecelakaan dan terjatuh.

bayi usia 0-11 bulan (termasuk


neonatal) yang meninggal di suatu
wilayah pada kurun waktu tertentu

Angka Kematian Bayi


2
(AKB)
Angka Kematian Bayi
2
(AKB)

Kematian yang terjadi pada bayi


usia 0-11 bulan (termasuk neonatal)

anak umur 0 sampai 59 bulan


dengan kategori status gizi
berdasarkan indeks Panjang Badan
Prevalensi Stunting pada menurut Umur (PB/U) atau Tinggi
3
Balita Badan menurut Umur (TB/U)
memiliki Z-score kurang dari -2 SD

Persentase bayi (0-11 bulan) yang


mendapatkan imunisasi dasar
lengkap (1 dosis Hepatitis B, 1 dosis
Cakupan Imunisasi BCG, 3 dosis DPT-Hepatitis B, 4
4
Dasar Lengkap dosis polio dan 1 dosis campak)

Jumlah pasien TB yang ditemukan


Angka Notifikasi Kasus dan tercatat diantara 100.000
5 (Case Notification Rate) penduduk pada satu periode di
TB suatu wilayah tertentu

Kasus dengan gejala klinis malaria


(demam tinggi disertai menggigil)
dengan pemeriksaan sediaan darah
Annual Paracit Index di laboratorium per 1.000 penduduk
6 berisiko dalam satu tahun
(API) Malaria

Kasus demam tinggi mendadak


berlangsung 2-7 hari, disertai
manifestasi perdarahan (antara lain
uji tourniqet positiv, petekie,
ekimosis, epistaksis, perdarahan
7 Angka Insidens DBD gusi, hematemesis dan/atau melena,
dsb) ditambah trombositopenia
(trombosit ≤ 100.000 /mm³) dan
hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit ≥ 20%)
Fasilitas pelayanan kesehatan
(Rumah sakit, Puskesmas dan
Laboratorium Kesehatan) yang
Persentase Fasilitas sudah dilakukan penilaian
8
Kesehatan Terakreditasi akreditasi oleh komisi akreditasi

Posyandu yang:

·      melakukan kegiatan hari buka


Posyandu minimal 10 kali/tahun
dalam bulan berbeda,
·      memiliki kader sekurang-
kurangnya 5 orang yang disahkan
dengan surat keputusan Kepala
Desa/Kelurahan,
·      cakupan minimal 50% sasaran
Persentase Posyandu Posyandu mendapatkan layanan
9 KIA, Gizi, Imunisasi dan KB di
Aktif
Posyandu atau fasilitas kesehatan
·      memiliki alat pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan
berupa alat timbang berat badan
dan tinggi badan serta alat ukur
perkembangan

·      melakukan sekurang-kurangnya


1 kegiatan pengembangan seperti
kesehatan remaja, kesehatan usia
kerja, kesehatan lanjut usia, TOGA,
penanggulangan penyakit atau
kegiatan tambahan kesehatan lain
sesuai dengan kebutuhan dan
kesepakatan masyarakat

Desa/kelurahan yang seluruh


penduduknya tidak lagi melakukan
10 Desa Stop BABS (SBS) praktek buang air besar
sembarangan dibuktikan melalui
proses verifikasi.
Rumah tangga menggunakan
sumber air minum layak, lokasi
sumber air minum berada di dalam
atau di halam rumah (on premises),
11 Akses Air Minum Aman
tersedia setiap saat dibutuhkan, dan
memenuhi syarat kualitas air
minum sesuai dengan peraturan
yang berlaku
CARA PERHITUNGAN TARGET SUMBER

Jumlah kasus kematian perempuan Laporan rutin


yang diakibatkan oleh proses yang bulanan
berhubungan dengan kehamilan,
persalinan, abortus, dan masa
dalam kurun waktu 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan tanpa
melihat usia gestasi, dan tidak
termasuk di dalamnya sebab
kematian akibat kecelakaan atau
kejadian insidental di suatu wilayah
pada kurun waktu tertentu dibagi
100.000 kelahiran hidup di wilayah
dan pada kurun waktu yang sama. Sesuai target
nasional yang
berlaku pada
Jumlah ibu yang meninggal karena tahun Sumber: e-book
hamil, bersalin dan nifas di suatu berjalan Indikator Pogram
wilayah pada kurun waktu tertentu Kesmas dalam
dibagi jumlah kelahiran hidup di RPJMN dan
wilayah dan pada kurun waktu yang Renstra Kemenkes
sama dikali 100.000

(Definisi
Operasional Profil
Kesehatan 2015)

jumlah bayi usia 0-11 bulan Laporan rutin


(termasuk neonatal) yang meninggal bulanan
di suatu wilayah pada kurun waktu
tertentu dibagi 1.000 kelahiran
hidup di wilayah tersebut dan pada
kurun waktu yang sama

Sumber: e-book
Indikator Program
Kesmas dalam
RPJMN dan
Renstra Kemenkes
Jumlah bayi usia 0 – 11 bulan yang (Definisi
meninggal di suatu wilayah pada Operasional Profil
kurun waktu tertentu dibagi jumlah Kesehatan 2015)
kelahiran hidup di wilayah dan pada
kurun waktu yang sama dikali 1.000

Jumlah balita stunting (pendek dan 1)     Pemantauan


sangat pendek) dibagi jumlah balita pertumbuhan di
yang diukur indeks panjang badan bulan Februari dan
menurut umur (PB/U) atau tinggi Agustus
badan menurut umur (TB/U) dikali
100%
2)     Survei Status
Gizi Indonesia
Jumlah bayi (0-11 bulan) yang (Definisi
medapatkan imunisasi dasar Operasional Profil
lengkap (1 dosis Hepatitis B, 1 dosis Kesehatan 2015)
BCG, 3 dosis DPT-Hepatitis B, 4
dosis polio dan 1 dosis campak)
dibagi jumlah seluruh bayi (0-11
bulan) dikali 100%
Jumlah pasien TB yang ditemukan (Definisi
dan diobati dibagi jumlah penduduk Operasional Profil
yang ada dalam wilayah dan kurun Kesehatan 2015)
waktu yang sama dikali 100.000

Jumlah kasus dengan gejala klinis (Definisi


malaria (demam tinggi disertai Operasional Profil
menggigil) dengan pemeriksaan Kesehatan 2015)
sediaan darah di suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu di
laboratorium dibagi jumlah
penduduk berisiko pada kurun
waktu yang sama dikali 1.000
Jumlah penderita DBD dibagi (Definisi
jumlah penduduk pada tempat dan Operasional Profil
waktu yang sama dikali 100.000 Kesehatan 2015)
Jumlah Fasilitas pelayanan Konfirmasi ke
kesehatan (Rumah sakit, Puskesmas yankes
dan Laboratorium Kesehatan) yang
sudah mendapatkan sertifikat
akreditasi dari komisi akreditasi
dibagi jumlah seluruh Fasilitas
pelayanan kesehatan dikali 100%

Sumber: e-book
Indikator Peogram
Kesmas dalam
RPJMN dan
Renstra Kemenkes

(diolah)

Jumlah posyandu aktif dibagi


jumlah seluruh Posyandu di
Kab/Kota dikali 100%

Sumber: e-book
Jumlah desa/kelurahan yang sudah Indikator Peogram
terverifikasi SBS dibagi jumlah Kesmas dalam
seluruh desa/kelurahan dikali 100% RPJMN dan
Renstra Kemenkes
Jumlah rumah tangga yang Meta Data Target
menggunakan sumber air minum Indikator Air
aman dibagi jumlah seluruh rumah Minum Bappenas
tangga dikali 100% (diolah)
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT

TATANAN 1 - KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI


NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR SKALA NILAI (TOTAL: 6300) CATATAN
I GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)
1 Memiliki kebijakan GERMAS SE Walikota Malang Nomor 1768 Tahun 2019 tentang GERMAS
a. Ada (Peraturan Daerah, Perbub/Perwal, SK, SE) 100 100
b. Tidak ada 0
GERMAS tercantum di dalam dokumen perencanaan pembangunan
2 Tercantum dalam RPJMD DAN RKPD pada program Pemberdayaan
daerah
a. Ada, dan perencanaan
tercantum perangkat
di dokumen RPJMD,daerah
RKPD, Renstra PD dan Renja
100 100 Masyarakat, Terurai dalam Rentra Dinas Kesehatan tahun 2018-2023
PD pada Reviw Renstra Dinas Kesehatan tahun 2021 Pada Bab. VI, Lampiran
b. Ada, tercantum di dokumen RPJMD dan RKPD 50
Program
c. Ada tercantum di dokumen Renstra PD 25
d. Tidak tercantum di semua dokumen perencanaan pembangunan
0
daerah dan perencanaan perangkat daerah
3 Jumlah penggerakan klaster GERMAS Laporan menggunakan APLIKASI SIKOMDAT yang berasanl dari lintas
a. Adanya penggerakan 5 klaster GERMAS 100 100 program dan Puskesmas (5 Klaster germas di Kota Malang : Edukasi dan
b. Adanya penggerakan 3 - 4 klaster GERMAS 50 Perilaku Sehat, Aktivitas Fisik, Deteksi Dini Penyakit, Lingkungan Sehat,
Pangan Sehat dan Perbaikan Gizi)
c. Adanya penggerakan 1 - 2 klaster GERMAS 25
d. Tidak ada penggerakan klaster GERMAS 0
II PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK)
4 Pencapaian Indeks Keluarga Sehat (IKS) di Kabupaten/Kota Hasil IKS Kota Malang, 0,25
a. IKS antara 0.8 - 1.0 100
b. IKS antara 0.5 - 0.7 50
c. IKS antara 0.3 - 0.4 25
d. IKS kurang dari 0.3 0 0
III KESEHATAN KELUARGA DAN REPRODUKSI
3.1 KUNJUNGAN ANTENATAL
5 Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 6 kali Permenkes 21/2021 tentang pelayanan kesehatan sebelum masa
(K6)
a. > 80% 100 hamil....., permenkes 21/2021 sudah dilakukan sosialisasi sehingga
b. 50 - 80% 50 50 seluruh daerah bisa melakukan pelayanan antenatal K6
c. 25 - 49.99% 25 Capaian Tahun 2021 : 56,88%)
d. < 25% 0
3.2 KUNJUNGAN NEONATAL
6 Persentase Kunjungan Neonatal Lengkap Capaian Tahun 2021 : 85,37%)
a. > 86% 100 100
b. 50 - 86% 50
c. 25 - 49.99% 25
d. < 25% 0
7 Persentase balita dipantau pertumbuhan dan perkembangan Tahun 2021 Persentase balita dipantau pertumbuhan dan perkembangan
a. > 80% 100 adalah sebesarr 72,9% % seperti yang tercantum dalam data berikut :
b. 70 - 80% 50 50
c. 50 - 69.99% 25
d. < 50% 0
3.3 PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI PUSKESMAS
8 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan Puskesmas yn menyelenggarakan pelayanan Kesehatan remaja tahun
remaja 2021 adalah sebesar 16 Pusk (100%)
a. > 60% 100 100
b. 50 - 59.99% 50
c. 40 - 49.99% 25
d. < 40% 0
3.4 PELAYANAN KESEHATAN SANTUN LANSIA
9 Persentase puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan SANTUN LANSIA
a. > 40% 100 100 Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun lansia
b. 30 - 40% 50 di kota malang adalah 16 Puskesmas (100% )
c. 20 - 29.99% 25
d. < 20% 0
IV KESEHATAN KERJA
4.1 POS UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK)
10 Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) aktif
a. > 80% 100 100 Kota Malang sudah terbentuk sebanyak 32 Pos UKK yang tersebar di 16
b. 60 - 80% 50 dan semua aktif menyelenggarakan pelayanan Kesehatan (100%)
c. 40 - 59% 25
d. < 40% 0
V GIZI MASYARAKAT
5.1 PREVALENSI KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL Tahun 2021 di Kota Malang prevalensi kurang energi kronis (KEK) pada
11 Persentase ibu hamil KEK Ibu Hamil 8,6%
a. < 10% 100 100
b. 10 - 20% 50
c. > 20% 0
5.2 SURVEILANS GIZI
12 Prevalensi Stunting Prevalensi stunting Kota Malang tahun 2021 9,41% Berdasarkan Operasi
a. < 15% 100 100 Bulan Timbang)
b. 15 - 25% 50
c. > 25% 0
13 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapatkan ASI ekslusif Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapatkan ASI ekslusif tahun 2021 di
a. > 60% 100 100 Kota Malang 71%
b. 40 - 59% 50
c. < 40% 0
5.3 SUPLEMENTASI GIZI MIKRO BALITA
14 Persentase balita yang mengikuti program suplementasi kapsul vitamin A untuk anak 6-59 bulan Persentase balita yang mengikuti program suplementasi kapsul vitamin A
a. > 90% 100 untuk anak 6-59 bulan tahun 2020 77.03% Tahun 2021 : 72.27%
b. 71- 90% 50 50
c. 50 - 70% 25
d. < 50% 0
15 Prevalensi Obesitas pada Balita Prevalensi Obesitas pada Balita kota malang tahun 2021 7,8%
a. < 8% 100 100
b. 8 - 10% 50
c. > 10% 0
16 Prevalensi Obesitas pada Anak Usia Sekolah (SD-SMA) Prevalensi Obesitas pada Anak Usia Sekolah (SD-SMA) Kota Malang
a. < 8% 100 100 SD-SMA tahun 2020 : 3.5%
b. 8 - 10% 50 SD-SMA tahun 2021 : 7.1%
c. > 10% 0
VI KESEHATAN LINGKUNGAN
6.1 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN OLEH PUSKESMAS
17 Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan
a. > 80% 100 100 lingkungan Kota Malang tahun 2021 100%
b. 60 - 80% 50
c. 40 - 59.99% 25
d. < 40% 0
18 Persentase Puskesmas yang menindaklanjuti hasil konseling pelayanan kesehatan lingkungan Persentase Puskesmas yang menindaklanjuti hasil konseling pelayanan
a. > 80% 100 100 kesehatan lingkungan 16 Puskesmas (100%)
b. 60 - 80% 50
c. 40 - 59.99% 25
d. < 40% 0
6.2 LAIK HIGIENE SANITASI TEMPAT PENGELOLAAN PANGAN (TPP)
19 Capaian target Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) TPP yang laik Higiene Sanitasi Pangan TPP yang Di IKL 938, Yang MS 751 = 80,1% (Profilkes Dinkes Kota
a. > 90% 100 100 Malang 2021)
b. 70 - 90% 50
c. 50 - 69 % 25
d. < 50% 0
20 Capaian target Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi TPP Jumah TPP yang wajib SLHS dari pendataan Sanitarian Puskesmas ada
a. > 70% 100 564 TPP, Jumlah TPP yang SLHS 197 TPP (34,9%)
b. 51 - 70% 50 50
c. 20 - 50 % 25
d. < 20% 0
21 Kejadian Keracunan Pangan dalam 2 tahun terakhir Tidak ada Kejadian Keracunan Pangan dalam 2 tahun terakhir
a. Tidak ada Kejadian 100 100
b. Ada Kejadian 0
22 Penataan Sentra Pangan Jajanan Sentra pedagang makanan jajanan yang di maksud adalah yang
a. > 3 sentra 100 100 diselengggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang mempunyai
b. 2 - 3 sentra 50 pengelola sentra sebagai penanggung jawab, terutama untuk UMKM. (SPJ
Sriwijaya, Paguyuban Kafe Sudimoro, Pujasera Tidar, Orange Pujasera,
c. 1 sentra 25
Warung Guyub Rukun) ada 5 Sentra Pangan Jajanan
d. Tidak ada 0
6.3 IMPLEMENTASI DESA / KELURAHAN SEHAT IKLIM
23 Desa / kelurahan sehat iklim Ada 5 kampung Proklim dari 4 Kelurahan (RW 5 Arjowinangun, RW 7
a. Memiliki 100 100 Lesanpuro, RW 6Merjosari, RW 5 Purwantoro, RW 19 Purwantoro)
b. Tidak memiliki 0
VII PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG Data persentase pemberian oralit dan zinc :
Tahun 2020 = Oralit 100%, Zinc 100%
24 Persentase pemberian oralit dan zinc 100% pada balita penderita diare Tahun 2021 = Oralit 100%, Zinc 99,83%
a. > 80% 100 100
b. < 80% 0
25 Persentase fasilitas pelayanan kesehatan mampu test dan pengobatan Persentase fasilitas pelayanan kesehatan mampu test dan pengobatan
HIV dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) HIV dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) = jumlah layanan
a. > 70% 100 100 mampu test dan pengobatan HIV dan PIMS dibagi jumlah total layanan
baik pemerintah maupun swasta ( Jumlah fasilitas kesehatan 40, layanan
b. 50 - 70% 75 yg mampu test dan pengobatan 30 = 75%)
c. < 50% 25
26 Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC tahun 2020 jumlah kasus baru penyakit TB paru mencapai 1.534 kasus,
a. > 90% 100 dengan tingkat keberhasilan pengobatan (treatment success rate/ TSR) TB
b. 85 - 89% 50 84,20 %. Pada tahun 2021 jumlah kasus 1.436 tingkat keberhasilan
pengobatan (treatment success rate/ TSR) TB 56,30 %.
c. 50 - 84% 25 25
d. < 50% 0
VIII PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
27 Persentase penderita Diabetes Melitus (DM) yang mendapatkan Persentase penderita Diabetes Melitus (DM) yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan kesehatan sesuai standar kota malang tahun 2021 95,1% dari
Persentase penderita Diabetes Melitus (DM) yang mendapatkan
a. > 80% 100 100 pelayanan kesehatan sesuai standar kota malang tahun 2021 95,1% dari
jumlah sasaran 22.086
b. 50 - 80% 50
c. < 50% 0
28 Persentase penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan Persentase penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan
kesehatan
a. > 80% sesuai standar 100 sesuai standar Kota malang tahun 2021 36,9%
b. 50 - 80% 50
c. < 50% 0 0
29 Penerapan Kawasan Tanpa Rokok/KTR Dari 629 Lokus yang menerapkan kawasan tanpa rokok 319 lokus = 51%
a. Penerapan KTR di 7 lokus/lokasi 100 100 dari jumlah sasaran 227.270
b. Penerapan KTR di 5 - 6 lokus/lokasi 75
c. Penerapan KTR di 3 - 4 lokus/lokasi 50
d. Penerapan KTR pada < 2 lokus/lokasi 25
e. Tidak ada penerapan KTR 0
30 Keberadaan pelarangan iklan rokok Regulasi pelarangan Ikolan rokok juga sdah diatur dalam dPeraturan
a. Adanya regulasi dan penegakan larangan iklan rokok di wilayah 100 Daerah Kota Malang nomor 2 tahun 2018 tentang Kawasan Tanpa Rokok
100 pada Bab IV pasal 5,7 dan 8
kabupaten / kota
b. Adanya regulasi tapi belum ada penegakan larangan iklan rokok di
50
wilayah kabupaten/kota
c. Tidak ada regulasi larangan iklan rokok 0
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TULAR VEKTOR
IX
DAN ZOONOSIS
9.1 PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA PENYAKIT
31 Angka Bebas Jentik (ABJ) Angka Bebas Jentik (ABJ) kota malang tahun 2021 90%
a. ≥ 95% 100
b. < 95% 0 0
32 Indeks habitat anopheles Kegiatan observasi lapangan untuk melihat tempat perkembangbiakan
a. <1% 100 100 nyamuk anophekes tidak dilakukan karena tidak di temukan potensi
b. 1% - 5% 50 tempat perindukan nyamuk anopheles. Dengan kata lain indek habitat
c. >5% 0 anopheles < 1%
9.2 ENDEMIS MALARIA KABUPATEN/KOTA
33 Pencapaian indikator Annual Parasite Incidence (API) atau incidence Kasus di kota Malang tidak ada kasus yang Indegeneus (kasus asli),
malaria pada suatu daerah tertentu kalaupun pernah dilaporkan adanya kasus malaria di wilayah Kota Malang,
tidak lain hal itu adalah kasus impor dari wilayah lain, sehingga API nya
a. API < 1% 100 100 bisa dipastikan < 1%
b. API 1-5% 50
c. API >5% 0
34 Telah menerima sertifikat eliminasi malaria Masih dalam proses melengkapi dokumen untuk pengurusan sertifikat
a. Sudah menerima 100 eliminasi
b. Belum menerima 0 0
9.3 ANGKA KESAKITAN DBD
35 Angka kesakitan Dengue Jumlah pennduduk 880.169 Jiwa, Jumlah kasus tahun 2021 261 kasus
a. Kurang dari 49 per 100.000 penduduk 100 100 dengan 3 kematian = 30 kasus per 100.000
b. Lebih dari 49 per 100.00 penduduk 0
9.4 PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)
36 Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik indikator puskesmas yang memiliki kader aktif, DO pelaksanaan secara
a. Ada, dilakukan secara rutin 100 rutin = 25% puskesmas yang melaksanakan surveilans jentik aedes setiap
b. Ada, tidak dilakukan rutin 50 50 kab/kota
b. Tidak ada kegiatan PSN 0
9.5 INDIKATOR RABIES
37 Pencapaian indikator Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) ditangani tahun 2020 dan tahun 2021 di kota malang tidak ada kasus
dari jumlah kasus yang dilaporkan
a. 100% 100 100
b. 50-99% 50
c. Kurang dari 50% 0
38 Angka kematian penderita leptospirosis di kelompok tikus
a. Kurang dari 7% 100 100
b. Lebih dari 7% 0
9.6 FILARIASIS
39 Angka Eliminasi Filariasis/kaki gajah dibuktikan dengan sertifikat eliminasi filariasis
a. Tercapai 100
b. Tidak Tercapai 0 0
40 Indikator Kecacingan di manusianya atau di keongnya?
a. < 1% 100 100
b. 1-10% 50
c. > 10% 0
X PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KESEHATAN JIWA DAN NAPZA
10.1 PELAYANAN KESEHATAN JIWA DAN NAPZA DI PUSKESMAS
41 Kebijakan Pemerintah Daerah dalam pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan Napza Regulasi / kebijakan Pemda dalam penanggulangan penyalahgunaan
a. Ada Regulasi/Kebijakan 100 100 Napza Peraturan Walikota Malang nomor 40 tahun 2013 tentang
d. Tidak ada kebijakan 0 Pelaksanaan Rencana Aksi Kebijakan Dan Strategi Daerah Pencegahan,
42 Kegiatan edukasi bahaya penyalahgunaan Napza oleh Pemerintah Daerah Pemberantasan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba Kota
Malang
a. Dilaksanakan secara terencana 100 100 Sumber: BNN, Puskesmas, Kepolisian
b. Dilaksanakan tanpa rencana 50
c. Tidak dilaksanakan. 0
43 Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini penyalahgunaan Napza Catatan : Adanya kelompok masyarakat terkait katahanan terhadap
a. > 75% 100 100 penyalahgunaan napza
b. 50-75% 75
c. 25-50% 50
d. < 25% 25
10.2 REHABILITASI MEDIS PENYALAHGUNA NAPZA
44 Persentase Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang aktif melaksanakan rehabilitasi medis Napza ada 5 IPWL aktif melaksanakan rehabilitasi medis napsa
a. > 50 % 100 100
b. < 50% 50
c. Tidak ada 0
10.3 UPAYA TIM PELAKSANA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM)
45 Pelaksanaan kesehatan jiwa masyarakat melalui TPKJM Catatan: Skala Kab/Kota atau lebih kecil sampai ke desa/kelurahan
a. Ada SK TPKJM dan sudah diimplementasikan 100 100
b. Ada SK TPKJM tapi belum diimplementasikan 50
c. Tidak ada SK TPKJM 0
10.4 PERSENTASE DESA SIAGA SEHAT JIWA (DSSJ)
46 Persentase desa siaga sehat jiwa (DSSJ) Catatan: Apakah sudah implementasi?
a. 100% 100
b. 50 -99% 50
c. <50% 25 25
XI PELAYANAN PENGOBATAN DAN PERAWATAN
11.1 PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL DI PUSKESMAS
47 Persentase Puskesmas yang membina kelompok asuhan mandiri kesehatan tradisional Desa/Kelurahan yang memiliki Kelompok Asuhan Mandiri dengan SK
a. > 25% 100 100 Kepala Desa/Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas. Kelompok Asuhan
b. 10 - 24% 50 Mandiri adalah kelompok masyarakat yang mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan mengatasi masalah
gangguan kesehatan ringan secara mandiri oleh individu dalam keluarga,
c. < 10% 25 kelompok atau masyarakat dengan memanfaatkan Taman Obat
Keluarga/TOGA dan akupresur.

48
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional (Akupressure/ Akupuntur/ Pijat
a. > 25% 100
b. 10 - 24% 50 50
c. < 10% 25 25
11.2 RUANG TERBUKA HIJAU DI RUMAH SAKIT
49 Persentase rumah sakit yang memiliki ruang terbuka hijau sebagai taman obat dan healing garden Jumlah Rumah sakit di kota malang 26 Buah yang memiliki ruang terbuka
a. 100% 100 hijau sebagai taman obat dan healing garden ada 4 rumah sakit (15,4%)
b. 50 - 99% 50 50
c. < 50% 25
XII UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT (UKBM)
12.1 POSYANDU
50 Persentase posyandu aktif di Kabupaten/Kota Jumlah Posyandu 648, 30 Posyandu Mandiri (4,63%), 467 Posyandu
Purnama (72,07%) , 151 Posyandu Madya (23,30%) dan 0 Posyandu
a. ≥ 80% 100 100 berstrata Pratama. Sedangkan posyandu aktif adalah Posyandu Purnama
b. < 80% Mandiri 497 (76,70%)
0
12.2 POSBINDU
51 Persentase deteksi dini di Posbindu setiap bulan Posbindu buka dan melaksanakan Deteksi Dini setiap bulan. Jumlah
a. > 80% 100 100 Posbindu 478 Pos , Jumlah Posbindu aktif 478 (100%). Jumlah Posbindu
menurut strata Posbindu mandiri 31 (6,49%), Posbindu purnama 164
b. 50 - 80% 50 (34,31%), Posbindu madya 179 (37,45%), dan Posbindu pratama 164
c. < 50% 25 (21,76%).
12.3 POSYANDU LANSIA
52 Persentase Posyandu Lansia aktif Posyandu lansia aktif lansia yang buka setiap bulan. Jumlah Posyandu
a. >60% 100 100 lansia di Kota Malang 488 Posyandu dan yang aktif 483 (99 %).Posyandu
lansia menurut strata mandiri 49 Posyandu (10.94%). Purnama 217
b. 50-60% 50
Posyandu (48,44%), Madya 146 Posyandu (32,59%), Pratama 36
c. <50% 25 Posyandu (8,04%)
XIII KETAHANAN PANGAN DAN GIZI
13.1 KETERSEDIAAN PANGAN
53 Rasio ketersediaan pangan terhadap kebutuhan komoditas pangan Rasio ketersedian pangan terhadap kebutuhan pangan terutama
a. ≥125% 100 100 komoditas pangan utama yaitu beras sebesar 608 %
b. 100-125% 50
c. ≤ 100% 0
54 Tingkat ketersediaan energi Tingkat ketersediaan energi sebesar 2.153 kkal/kapita/hari
a. ≥ 2400 kkal/kapita/hari 100
b. 2100-2400 kkal/kapita/hari 50 50
c. < 2100 kkal/kapita/hari 0
55 Penurunan jumlah penduduk rentan rawan pangan Di kota malang tidak ada penduduk rawan pangan
a. ≥ 1.5% 100 100
b. 0 - 1.5% 50
c. 0% 0
13.2 LEMBAGA DISTRIBUSI DAN HARGA PANGAN
56 Keberadaan cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD) Memiliki stok CPPD namun belum memiliki regulasi perda
a. Memiliki stok CPPD dan regulasi perda 100 CPPD = 80 % x cadangan pangan total provinsi x rasio jumlah penduduk
b. Memiliki stok CPPD dan regulasi non perda 80 80 kabupaten / kota terhadap provinsi
c. Memiliki stok CPPD 60
d. Memiliki regulasi perda 40
e. Memiliki regulasi non perda 20
f. Tidak memiliki stok dan regulasi 0
57 Stabilisasi harga di tingkat konsumen Sumber data, DO (cara perhitungan)
a. harga eceran lebih kecil HET 100 100 Harga eceran lebih kecil dari HET
b. harga eceran sama dengan HET 50
c. harga eceran lebih besar dari HET 0
13.3 PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN
58 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) berdasarkan Angka Kecukupan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) berdasarkan Angka Kecukupan Energi
Energi
a. (AKE) 2100 Kkal/kap/hari
≥ 90.0 100 100 (AKE) 2100 Kkal/kap/hari Kota Malang Tahun 2021 91,42 %
b. 85.0 - 90.0 50
c. 80.0 - 85.0 25
d. < 80.0 0
59 Program Food Loss dan Food Waste istilah dalam bahasa indonesia, sumber data, DO, cara pengukuran
a. Ada program food loss dan food waste 100 Food loss adalah sampah makanan yang berasal dari pangan segar,
b. Ada program food loss 50 sedangkan food waste adalah sampah makanan yang berasal dari pangan
c. Ada program food waste 50 olahan/pangan siap saji
d. Tidak ada program 0 0
60 Penanganan diversifikasi pangan regulasi, kriteria, DO, implementasi
a. Ada regulasi dan berjalan aktif 100 Kota Malang belum memiliki regulasi penangan diversifikasi pangan
b. Ada regulasi tapi tidak berjalan 50 namun kegiatan ini berlangsung dengan rutin melalui sosialisasi,
kampanye dan gerakan
c. Tidak ada regulasi tapi berjalan aktif 50 50
d. Tidak ada regulasi dan kegiatan 0
13.4 KEAMANAN PANGAN
61 Adanya pengawasan keamanan pangan Kegiatan pengawasan pangan dilakukan melalui pengawasan pre market
a. Lebih dari 1 kali per bulan 100 100 dan post market serta pengambilan sampel pangan di pasar rakyat dan
b. 1 kali per bulan 50 kelompok tani untuk diuji kandungan pestisida di laboratorium
c. Tidak rutin dilakukan 0
62 Keberadaan penyuluhan pengendalian hama terpadu, penggunaan Penyuluhan pengendalian hama terpadu, penggunaan pestisida dan
pestisida dan pertanian organik oleh pemerintah pertanian organik secara rutin dilaksanakan oleh penyuluh pertanian
a. Ada dilakukan secara rutin 100 100 bekerjasama dengan petugas pengendali OPT (organisme pengganggu
b. Ada tapi tidak dilakukan rutin 50 tumbuhan) dan KP3 (komisi pengawas pupuk dan pestisida)
b. Tidak ada penyuluhan 0
63 Jaminan keamanan pangan yang beredar (pre-market) Pengawasan pangan segar rutin dilaksanakan baik yang pre market
a. Ada dan dilakukan secara rutin 100 100 maupun post market bekerjasama dengan OKKPD (otoritas kompeten
b. Ada namun tidak dilakukan 50 keamanan pangan daerah) provinsi jawa timur
c. Tidak ada 0
TOTAL NILAI 5,105
81
Catatan :
1 Bio fortivikasi dan Fortivikasi pangan ? usul : tersedia pangan pokok yang di-fortivikasi --> dibuat general
2 Desa Aman Pangan ?
RS = 24
PKM =16
16
16
880,169 8.8017
49 431
261
29.6534
690

40
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT

TATANAN 2 - PERMUKIMAN
NILAI (TOTAL:
NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR SKALA CATATAN
9400)
I UDARA BERSIH
1.1 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KUALITAS UDARA KABUPATEN/KOTA
1 Adanya regulasi pelaksanaan program pengendalian pencemaran kualitas udara
a. Ada, diatur melalui Perda 100
b. Ada, diatur melalui Perkada 50
c. Tidak ada 0
2 Adanya program pengendalian pencemaran kualitas udara di dalam dokumen perencanaan
a. Ada, tercantum di dokumen RPJMD, RKPD, Renstra PD dan Renja
100
PD
b. Ada, tercantum di dokumen RPJMD dan RKPD 50
c. Ada tercantum di dokumen Renstra PD 25
d. Tidak tercantum di semua dokumen perencanaan pembangunan
0
daerah dan perencanaan perangkat daerah
1.2 CAR FREE DAY (CFD)
3 Adanya regulasi/kebijakan terkait pelaksanaan car free day
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
4 Pelaksanaan car free day
a. Pelaksanaan rutin 100
b. Tidak rutin dilaksanakan 50
c. Tidak ada CFD 0
1.3 PENGGUNAAN ENERGI RAMAH LINGKUNGAN
5 Adanya upaya pemerintah daerah dalam mengkampanyekan penggunaan bahan bakar ramah
lingkungan (BBM rendah sulfur termasuk Bahan Bakar Gas/BBG, kendaraan berbahan listrik/solar
sel, biodiesel, dll.) untuk transportasi publik dan / atau mobil pribadi dan/ atau industri
a. minimal 2 kali dalam setahun 100
b. 1 kali dalam setahun 50
c. Tidak pernah dilakukan 0
6 Jumlah rumah tangga yang menggunakan salah satu atau beberapa energi alternatif yang ramah Sumber data : dokumen di BPS
lingkungan: solar sel, LPG dan pemanfaatan gas metan
a. > 80% 100
b. 60% - 80% 75
c. 30% - 59% 50
d. < 30% 25
1.4 PENANAMAN POHON DI WILAYAH YANG POTENSI MENGALAMI PENCEMARAN UDARA
7 Kampanye wajib tanam pohon bagi masyarakat yang dilakukan secara terencana dan bersinergi,
baik melalui Surat edaran, Surat Keputusan, bilboard, leaflet, brosur, media cetak, atau elektronik

a. Ada dan terdokumentasi 100


b. Ada dan tidak terdokumentasi 50
c. Tidak ada 0
8 Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan wajib tanam pohon
a. > 80% 100
b. 60 - 80% 75
c. 30 - 59% 50
d. < 30% 0
1.5 MONITORING KUALITAS UDARA
9 Melakukan pemantauan kualitas udara untuk menghitung Indeks Standar Pencemaran Udara/ISPU menghitung ISPU bisa menggunakan AQMS atau alat mobile da

a. Ada 100
c. Tidak ada 0
10 Nilai hasil pengukuran ISPU
a. 0 - 50 (Sehat) 100
b. 51 - 100 (Sedang) 50
c. > 101 (Tidak Sehat) 0
11 Nilai indeks kualitas udara Data setahun terakhir
a. 91 - 100 (Sangat Baik) 100
b. 71 - 90 (Baik) 50
c. 50 - 70 (Sedang) 25
d. < 50 (Kurang) 0
12 Melakukan monitoring uji kualitas udara indoor secara berkala DO indoor = TFU, tempat kerja --> sesuai PP kesling
DO indoor = TFU, tempat kerja --> sesuai PP kesling
a. Dilakukan dua kali atau lebih dalam satu tahun 100
b. Dilakukan sekali setahun 50
c. Tidak dilakukan 0
13 Melakukan edukasi dan diseminasi informasi kualitas udara ke masyarakat
a. Dua kali atau lebih dalam satu tahun 100
b. Sekali setahun 50
c. Tidak melaksanakan 0
1.6 UPAYA PEMERINTAH DAERAH SESUAI LOKAL SPESIFIK
14 Upaya-upaya pemda secara spesifik dalam pengendalian pencemaran udara (baik bidang Indikator dimasukkan ke dalam kelompok inovasi
transportasi, industri, kehutanan, atau pertambangan)
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
II AIR SUNGAI BERSIH
2.1 KEBERADAAN DEWAN SUMBER DAYA AIR (SDA) Sekretariat Dewan SDA di Kementerian PUPR (setara eselon II)
15 Kebijakan dalam pengelolaan sungai
a. Berdasarkan/dituangkan dalam Perda 100
b. Berdasarkan/dituangkan dalam Perbup 75
c. Berdasarkan/dituangkan dalam SK 50
d. Berdasarkan/dituangkan dalam SE 25
e. Tidak ada 0
16 Adanya Dewan SDA di tingkat Kabupaten/Kota
a. Ada 100
b. Tidak Ada 0
2.2 RENCANA KERJA DAN AKSI DARI DEWAN SDA
17 Adanya rencana kerja dan aksi pengelola sungai bersih di tingkat Kabupaten/Kota
a. Ada 100
d. Tidak Ada 0
2.3 KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SUNGAI
18 Adanya komunitas peduli sungai dibuktikan dengan dokumen program/kegiatan yang
a. Ada 100 dilakukan oleh komunitas
b. Tidak ada 0
19 Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sungai indikator tidak hanya keterlibatan saja tetapi ada unsur
a. Terlibat dalam empat atau lebih kegiatan 100 kemandirian masyarakat dalam pengelolaan sungai
b. Terlibat dalam tiga kegiatan 75
c. Terlibat dalam dua kegiatan 50
d. Terlibat dalam satu kegiatan 25
e. Masyarakat tidak terlibat dalam pengelolaan sungai 0
2.4 KONDISI KEBERSIHAN SUNGAI mengundang Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan
20 Kondisi kebersihan sungai indikator perlu difokuskan bersih dari hulu ke hilir
a. Bersih dari sampah/tinja dari hulu ke hilir 100
b. Bersih hanya di sebagian sungai 50
c. Ada sampah/tinja 0
21 Kondisi daerah sempadan sungai Permen PUPR no 28/2015 tentang garis sempadan sungai
a. Bebas dari bangunan liar 100 dan danau. Kepala daerah diamanatkan untuk menentukan
b. Ada beberapa bangunan liar 50 garis sempadan sungai (perkotaan dan perdesaan jaraknya
berbeda)
c. Penuh dengan bangunan liar 0
22 Melakukan pemantauan sungai
a. Dilakukan sesuai SE Dirjen SDA No 5/2016 100
b. Dilakukan sebagian sesuai SE Dirjen SDA No 5/2016 50
c. Tidak dilakukan 0
23 Nilai Indeks Kualitas Air
a. Baik 0≤IP≤1.0 100
b. Tercemar ringan 1.0<IP≤5.0 75
c. Tercemar Sedang 5.0<IP≤10.0 50
d. Tercemar berat IP> 10.0 0
III PENYEDIAAN AIR MINUM
3.1 UPAYA PEMENUHAN AKSES AIR MINUM OLEH PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT
24 Upaya Pemerintah Daerah dalam pemenuhan Akses air minum (seperti pengembangan SPAM
jaringan perpipaan dan pengembangan SPAM Bukan jaringan perpipaan)
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
25 Memiliki Penyelenggara SPAM (BUMD/UPTD/BUMDES/POKMAS/BUKS) BUKS = Badan Usaha untuk Kebutuhan Sendiri
a. Memiliki lebih dari satu penyelenggara 100
b. Memiliki satu penyelenggara 50
c. Tidak memiliki 0
26 Akses terhadap air minum yang layak melalui SPAM jaringan perpipaan dan non perpipaan
a. >70% 100
b. 50%-70% 50
c. <50% 25
3.2 DOKUMEN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM)
27 Memiliki dokumen RISPAM
a. Ya dan sudah dilegalkan 100
b. Ya dan belum dilegalkan 50
c. Tidak ada 0
3.3 PENGAWASAN EKSTERNAL KUALITAS AIR MINUM
28 Persentase sarana air minum yang diinspeksi kualitas air minumnya
a. >60% 100
b. 30%-60% 50
c. <30% 25
29 Persentase sarana air minum yang memenuhi syarat kesehatan setelah dilakukan inspeksi kualitas
airnya
a. > 25% 100
b. 10 - 25% 50
c. < 10% 25
3.4 PENGAWASAN INTERNAL KUALITAS AIR MINUM
30 Kegiatan pengawasan internal kualitas air minum secara berkala
a. Ya dilakukan, dan ada dokumen laporannya 100
b. Ya dilakukan, tapi tidak ada dokumen laporannya 50
c. Tidak ada pengawasan internal secara berkala 0
3.5 RENCANA PENGAMANAN AIR MINUM
31 Memiliki dan menerapkan rencana pengamanan kualitas air minum secara berkala (semua
penyelenggara penyedia air minum)
a. memiliki dan penerapannya dilakukan secara berkala 100
b. memiliki tapi penerapannya belum berkala 75
c. memiliki tapi tidak menerapkan rencana pengamanan 50
d. Tidak memiliki 0
IV PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
4.1 KOMITMEN
32 Keberadaan regulasi/kebijakan terkait Air Limbah Domestik (Perda Pengelolaan ALD, Perda
Retribusi, dan/atau Perkada terkait Pengelolaan ALD)
a. Ada ≥ 2 peraturan terkait Air Limbah Domestik 100
b. Hanya terdapat 1 peraturan terkait Air Limbah Domestik 50
c. Tidak memiliki peraturan terkait Air Limbah Domestik 0
33 Keberadaan Dokumen Perencanaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (Strategi Sanitasi
Perkotaan dan/atau Rencana Induk Sistem Pengelolaan ALD)
a. Ada 2 Dokumen Perencanaan 100
b. Hanya ada 1 Dokumen Perencanaan 50
c. Tidak ada Dokumen Perencanaan 0
34 Adanya Pemisahan Peran Operator dan Regulator dalam Kelembagaan Pengelola Air Limbah
Domestik (ALD)
a. Ada (Pengelola ALD adalah UPTD/BLUD/BUMD) 100
b. Tidak ada (Pengelola ALD adalah Dinas) 50
c. Tidak terdapat tusi pengelolaan air limbah domestik pada OPD 0
35 Persentase alokasi anggaran pengelolaan air limbah domestik dalam APBD
a. > 2 % 100
b. 1 % < x ≤ 2 % 75
c. 0,5 % < x ≤ 1 % 50
d. ≤ 0,5 % 25
36 Program/Kegiatan Pemda yang mendorong perubahan perilaku masyarakat (sosialisasi/kampanye)
a. Ada dan target tercapai 100
b. Ada dan target tidak tercapai 50
c. Tidak ada 0
4.2 CAPAIAN TARGET SANITASI
37 Capaian Akses Layak Air Limbah Domestik
a. > 90% 100
b. 75 % < x ≤ 90 % 75
c. 60 % < x ≤ 75 % 50
d. 30 % < x ≤ 60 % 25
e. ≤ 30 % 0
38 Persentase pencapaian target tahunan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
a. > 90% 100
b. 75 % < x ≤ 90 % 75
c. 60 % < x ≤ 75 % 50
d. 30 % < x ≤ 60 % 25
e. ≤ 30 % 0
4.3. TEKNIS OPERASIONAL : Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S)
39 Terdapat layanan penyedotan lumpur tinja (baik oleh OPD atau Badan Usaha)
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
40 Keberadaan dan keberfungsian Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
a. Ada dan berfungsi (memenuhi semua baku mutu lingkungan sesuai 100
Permen LHK
b. Ada tapi No.berfungsi
tidak 68 Tahunoptimal
2016) (memenuhi sebagian baku mutu 50
lingkungan
c. Tidak adasesuai Permen LHK No. 68 Tahun 2016) 0
41 Truk tinja beroperasi dan masuk ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
a. Beroperasi, seluruhnya dikirim ke IPLT 100
b. Beroperasi, tapi hanya sebagian yang dikirim ke IPLT 50
c. Tidak ada satupun truk yang mengirim ke IPLT 0
4.4. TEKNIS OPERASIONAL : Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)
42 Persentase keberfungsian (memenuhi semua baku mutu lingkungan sesuai Permen LHK No. 68
Tahun 2016) dari jumlah total Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) skala permukiman
(50-20.000 jiwa) terbangun
a. > 70% berfungsi 100
b. 30% ≤ x ≤ 70% berfungsi 75
c. < 30% berfungsi 50
V DRAINASE
5.1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE
43 Perencanaan drainase memperhatikan konsep Eco-Drain yang sesuai dengan karateristik wilayah karateristik wilayah = daerah pegunungan berbeda dengan
(mengunakan sumur resapan, Biopori, Kolam Retensi dll) daerah pantai
a. Ya konsep Eco-Drain digunakan menyeluruh di semua wilayah 100
Kabupaten Kota
b. Ya konsep Eco-Drain digunakan sebagian besar wilayah Kabupaten 50
Kota
c. Ya konsep Eco-Drain digunakan sebagian kecil wilayah Kabupaten 25
Kota
d. Tidak mengunakan konsep Eco-Drain sama sekali/hanya sangat 0
44 sedikit yang digunakan
Kabupaten/Kota memiliki master plan drainase kota Permen PU 12/2014
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
5.2. PERSENTASE PENANGANAN GENANGAN
45 Persentase penanganan genangan kabupaten/kota Sumber data dilihat dari realisasi master plan
a. 100% 100
b. 50% ≤ x < 100% 75
c. < 50% 50
d. 0% 0
5.3. UPAYA PEMDA DALAM MENDORONG PERAN SERTA MASYARAKAT (PSM) DALAM OPERASIONAL SERTA PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE
46 Upaya Pemda dalam mendorong Peran Serta Masyarakat (PSM), mitra dalam hal Operasional perlu adanya partisipasi masyarakat dan drainase berfungsi
serta pemeliharaan sistem drainase (Kampanye menjaga kebersihan drainase, kegiatan bersih2
lingkungan di drainase serta pemeliharaan sistem drainase)
a. Ada dan berhasil melibatkan masyarakat atau mitra 100
b. Ada namun tidak berhasil melibatkan masyarakat atau mitra 50
c. Tidak ada upaya 0
5.4. KONDISI SALURAN DRAINASE
47 Kondisi Saluran drainase daerah yang memiliki sistem drainase bisa dinilai, jika belum
a. Berfungsi seluruhnya 100 ada melihat master plannya
b. Berfungsi sebagian 50
c. Tidak berfungsi 0
VI PENGELOLAAN SAMPAH
6.1. KOMITMEN
48 Keberadaan peraturan terkait persampahan (Perda Pengelolaan Sampah, Perda Retribusi, dan/atau
Perkada terkait Pengelolaan Sampah)
a. Ada 2 peraturan terkait persampahan 100
b. Hanya ada 1 peraturan terkait persampahan 50
c. Tidak ada peraturan terkait persampahan 0
49 Keberadaan Dokumen Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah (Strategi Sanitasi Perkotaan
dan/atau Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah)
a. Ada 2 Dokumen Perencanaan 100
b. Hanya ada 1 Dokumen Perencanaan 50
c. Tidak ada Dokumen Perencanaan 0
50 Adanya pemisahan peran operator dan regulator dalam kelembagaan pengelola sampah
a. Ada (Pengelola Sampah adalah UPTD/BLUD/BUMD) 100
b. Tidak ada (Pengelola Sampah adalah Dinas) 50
c. Tidak terdapat tusi pengelolaan persampahan pada OPD 0
51 Presentasi alokasi anggaran pengelolaan sampah dalam APBD
a. > 2 % 100
b. 1 % < x ≤ 2 % 75
c. 0,5 % < x ≤ 1 % 50
d. ≤ 0,5 % 25
52 Program pemerintah dalam pengolahan sampah dengan prinsip 3R (misal komposting, bank
sampah, biogas, daur ulang skala kawasan TPS 3R)
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
6.2. CAPAIAN TARGET PENGELOLAAN SAMPAH
53 Persentase pengurangan sampah Kabupaten Kota
a. > 30% 100
b. 20 % < x ≤ 30 % 75
c. 10 % < x ≤ 20 % 50
d. 5 % < x ≤ 10 % 25
e. ≤ 5 % 0
54 Persentase penanganan sampah Kabupaten Kota
a. > 70% 100
b. 60 % < x ≤ 70 % 75
c. 40 % < x ≤ 60 % 50
d. 20 % < x ≤ 40 % 25
e. ≤ 20 % 0
6.3. PEMILAHAN SAMPAH DI RUMAH TANGGA
55 Pelaksanaan pemilahan sampah
a. ≥ 50% wilayah melakukan kegiatan pemilahan sampah 100
b. < 50% wilayah melakukan kegiatan pemilahan sampah 50
c. Tidak ada pemilahan sampah 0
56 Program Pemda dalam mendorong Peran Serta Masyarakat (PSM) dalam pemilahan sampah (misal
program pengurangan kantong plastik, lomba kebersihan, sosialisasi terkait pengelolaan)
a. Ada di ≥ 50% wilayah Kab/Kota 100
b. Ada di < 50% wilayah Kab/Kota 50
c. Tidak ada 0
6.4. PENANGANAN SAMPAH DI TINGKAT DESA/KELURAHAN
57 Adanya program pengelolaan sampah tingkat desa yang meliputi pemrosesan awal di tingkat rumah
tangga sebelum diangkut ke TPS, adanya upaya pengolahan sampah organik menjadi kompos,
memfungsikan TPS menjadi tempat daur ulang sampah rumah tangga, dan pengangkutan sampah
dari TPS ke TPA secara rutin
a. ≥ 50% desa/kelurahan melakukan seluruh program pengelolaan 100 100
sampah
b. < 50% desa/kelurahan melakukan seluruh program pengelolaan 50
sampah
c. Tidak ada desa/kelurahan yang melakukan seluruh program 0
58 pengelolaan sampahdi TPS tidak lebih dari 24 jam
Sampah ditampung
a. Seluruh TPS menampung sampah tidak lebih dari 24 jam 100
b. Sebagian TPS menampung sampah tidak lebih dari 24 jam 50
c. Seluruh TPS menampung sampah lebih dari 24 jam 0
6.5. PENANGANAN SAMPAH SKALA KAB/KOTA
59 Persentase infrastruktur pengolahan sampah berbasis masyarakat (TPS 3R dan/atau bank sampah)
terbangun yang beroperasi
a. > 70% beroperasi 100
b. 30% < x ≤ 70% beroperasi 75
c. ≤ 30% beroperasi 50
60 Kondisi sarana pengangkutan sampah
a. Seluruh armada dalam kondisi layak pakai 100
b. ≥ 50% armada dalam kondisi layak pakai 50
c. < 50% armada dalam kondisi layak pakai 25
d.Tidak ada 0
61 Keberadaan tempat pemrosesan akhir sampah (TPA)
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
62 Upaya penutupan sampah di TPA dengan tanah secara berkala
a. Ada dan dilakukan setiap hari 100
b. Ada, dilakukan setiap 2-7 hari sekali 50
c. Ada, dilakukan > 1 minggu sekali 25
d. Tidak dilakukan penutupan sampah 0
63 Keberadaan pengelolaan gas metana di TPA
a. Ada, dikelola dan dimanfaatkan 100
b. Ada, dikelola tapi belum dimanfaatkan 50
c. Tidak ada pengelolaan 0
64 Keberadaaan dan keberfungsian Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) di TPA
a. Ada dan berfungsi (memenuhi semua baku mutu lingkungan sesuai 100
Permen LHK No. 59 Tahun 2016)
b. Ada tapi tidak berfungsi optimal (memenuhi sebagian baku mutu 50
lingkungan sesuai Permen LHK No. 59 Tahun 2016)
c. Tidak ada 0
6.6. KONDISI LINGKUNGAN
65 Kondisi lingkungan di Kabupaten Kota secara umum
a. Kondisi kebersihan Kabupaten Kota secara umum bersih 100
b. Kondisi kebersihan Kabupaten Kota sebagian kotor sebagian bersih 50
c. Kondisi kebersihan Kabupaten Kota secara umum kurang bersih 0
VII PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
7.1. KEBIJAKAN TATA RUANG PERUMAHAN/PERMUKIMAN
66 Memiliki kebijakan tata ruang perumahan/pemukiman
a. Ya 100
b. Tidak 0
7.2. FASILITAS UMUM
67 Keberadaan fasilitas umum seperti sarana bermain anak yang cukup (DO kecukupan/keterjangkauan seperti apa??)
a. Ada, dimanfaatkan dan terpelihara 100
b. Ada dan dimanfaatkan tapi tidak terpelihara 75
c. Ada tapi tidak dimanfaatkan 50
d. Tidak ada 0
68 Keberadaan sarana olah raga yang cukup (DO kecukupan/keterjangkauan seperti apa??)
a. Ada, dimanfaatkan dan terpelihara 100
b. Ada, dimanfaatkan tapi tidak terpelihara 75
c. Ada tapi tidak dimanfaatkan 50
d. Tidak ada 0
7.3. KAWASAN KUMUH
69 Persentase daerah kumuh Kabupaten Kota
a. <10% 100
b. 10-20 % 50
c. 20-30% 25
d. > 30% 0
7.4. PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH
70 Memiliki program optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kawasan Rumah Pangan KRPL per Dsa/Kel saja, berapa jmkl ds/kel yang
Lestari (KRPL) melaksanakan KRPL….….%? Gradasinya
a. Ya 100
b. Tidak 0
7.5. KETERSEDIAAN AKSESIBILITAS DAN FASILITAS PENANGANAN PROTEKSI KEBAKARAN
71 Kepemilikan fasilitas penanganan proteksi kebakaran (mobil damkar, pos pemadam kebakaran, a. Ya, memiliki semua fasilitas diatas dan berfungsi, Cukup?
hidran pilar, hidran box)
a. Ya, memiliki semua fasilitas diatas 100
b. Ya, memiliki sebagian fasilitas diatas 50
c. Tidak memiliki fasilitas yang disebutkan diatas 0
7.6. GERAKAN PSN DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN
72 Pelaksanaan PSN dan Jumat Bersih (Unit terkecil Des/Kel, dan Frekwensinya -70% jumlah
a. Berjalan baik 100 minggu setahun?)…konsultasi ke Arbo
b. Berjalan kurang baik 50
c. Tidak dikerjakan 0
7.7. RUMAH SEHAT
73 Jumlah rumah sehat di Kabupaten/Kota
a. Meningkat dari tahun lalu 100
b. Tetap 50
c. Menurun dari tahun lalu 0
7.8. EDUKASI DAERAH YANG BERPOTENSI RADIASI SECARA ALAMI
74 Memiliki program edukasi di wilayah pemukiman yang berpotensi radiasi secara alami (berdasarkan
peta BATAN)
a. Ya 100
b. Tidak 0
7.9. KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DAERAH YANG MEMILIKI PENAMBANG EMAS SKALA KECIL (PESK)
75 Memiliki program pengawasaan dan edukasi penggunaan merkuri bagi penambang emas skala
kecil di wilayah Kabupaten Kota (Peta di BPPT & KLHK)
a.Ya 100
b. Tidak 0
7.10. PROGRAM RUMAH SEHAT/BEDAH RUMAH
76 Memiliki program perbaikan rumah sehat/bedah rumah di wilayah pemukiman
a. Ya 100
b. Tidak 0
7.11. KONDISI PERUMAHAN/PERMUKIMAN
77 Kondisi lingkungan perumahan umum di lingkungan permukiman bersih, tertata rapi dan bebas
banjir
a. Ya, bersih dan tertata rapi dan bebas banjir 100
b. Ya, bersih dan tertata rapi dan tapi banjir 50
d. Kurang bersih dan tertata, tapi bebas banjir 25
e. Kurang bersih dan tertata, dan banjir 0
VIII PERTAMANAN DAN HUTAN KOTA
8.1. RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PERKOTAAN
78 Persentase kawasan RTH di wilayah kabupaten kota
a.> 30% luas perkotaan 100
b. <30% luas perkotaan 50
c. Tidak ada kawasan RTH 0
79 Persentase kawasan hutan kota
a.> 10% dari luas perkotaan 100
b. <10% dari luas perkotaan 50
c. Tidak ada kawasan hutan kota 0
80 Persentase kawasan pertamanan
a.> 20% dari luas perkotaan 100
b. <20% dari luas perkotaan 50
c. Tidak ada kawasan pertamanan 0
8.2. INFORMASI, PETUNJUK, HIMBAUAN DAN SARANA SANITASI DI TAMAN
81 Tersedia informasi, petunjuk, himbauan dan sarana sanitasi di kawasan pertamanan (Terlalu jauh dari tujuan sehat, di drop?)
a.Ya, tersedia lengkap 100
a.Ya, tersedia sebagian 50
b. Tidak tersedia 0
8.3. FASILITAS DAN SARANA KAWASAN PERTAMANAN
82 Keberadaan fasilitas dan sarana di kawasan pertamanan yang ramah anak, ramah lansia dan
ramah difable
a.Ya, tersedia lengkap 100
a.Ya, tersedia sebagian 50
b. Tidak tersedia 0
8.4. AKTIVASI TAMAN
83 Keberadaan program kegiatan masyarakat yang memanfaatkan fasilitas dan sarana di kawasan
pertamanan
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
8.5. UPAYA PEMANFAATAN RTH BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ( Di Drop…sudah masuk di Tatanan Pasar)
84 Adanya pengaturan dan penataan pedagang kaki lima/PKL
a. Tertata dan bersih 100
b. Tertata tapi tidak bersih 50
c. Tidak tertata 0
85 Adanya regulasi penanganan PKL
a.   Adanya Perda 100
b.   Adanya SK Bupati/Walikota dalam bentuk surat edaran
Bupati/Walikota 75

c.   Ada Surat Edaran/Instruksi dari Kepala SKPD 50


d.   Belum ada regulasi 0
8.6. KONDISI KAWASAN PERTAMANAN
86 Kebersihan kawasan pertamanan (observasi, informasi media/masyarakat, persentase jumlah
a. Secara umum bersih dari sampah 100 taman yang bersih)
b. Secara umum kurang bersih 0
87 Kondisi Fasilitas dan sarana di kawasan pertamanan
a. Secara umum terpelihara dengan baik 100
b. Secara umum kurang terpelihara dengan baik 0
IX FASYANKES (RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS) Masuk tatanan-2, Masyarakat Sehat Mandiri
9.1. PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS OLEH FASYANKES
88 Rumah Sakit dan Puskesmas telah mengelola limbah medis sesuai standar. Bakumutu limbah Rumah Sakit atau Permenlh No. 56 tahun
a.Ya, ≥ 80% 100 2014 (Memilah, memiliki TPS berizin, mengolah limbah
medis dengan saran yang berizin/kerjasama dengan pihak
b.Ya, 60% - 79% 75
ke ketiga yang berizin masuk ke penjelasan/DO)
c.Ya, 40% - 59% 50
d. Ya, <40% 25
9.2. PERSYARATAN KESLING FASYANKES
89 Rumah sakit dan Puskesmas telah memenuhi persyaratan kesling sesuai standar IKL Rumah Sakit
Puskesmas dan intervensi perbaikan
a.Ya, ≥ 80% 100
b.Ya, 50% - 79% 75
c.Ya, 20% - 49% 50
d.Ya, tapi hanya < 20% 25
9.3. KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3)
90 Regulasi/Kebijakan pengelolaan limbah B3 DO limbah B3 yang dimaksud adalah yang dihasilkan dari
a. Ada 100 fasyankes atau upaya promotif preventif pengendalian
dampak Bahan B3 (merkuri) di Penambang Emas Skala
b. Tidak 0 Kecil (PESK)
91 Tersedianya depo / tempat pengumpulan limbah B3 yang memenuhi syarat
a. Ada, berfungsi, mencukupi 100
b. Ada, berfungsi, tidak mencukupi 50
c. Tidak ada 0
92 Melakukan pengolahan limbah B3 di Fasyankes secara mandiri atau kerjasama dengan pihak ke-3
berizin
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
9.4. RUMAH DESA SEHAT
93 Adanya program terkait Rumah Desa Sehat UU 6/2014 tentang Desa, DO Rumah Desa Sehat = ?
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
9.5. KELOMPOK KERJA MASYARAKAT AIR DAN SANITASI
94 Keberadaan kelompok kerja masyarakat air dan sanitasi yang aktif (Pokmair, BPS, BPSPAM) Dipindah ke tatanan Perkim
a. Ada dan aktif 100
b. Ada tapi tidak aktif 50
b. Tidak ada 0
TOTAL NILAI
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT

TATANAN 3 - PASAR RAKYAT SEHAT


NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR SKALA NILAI (TOTAL: 1800) Catatan
I REGULASI PASAR SEHAT
1 Keberadaan regulasi daerah tentang pasar sehat
a. Ada (Perda, Perbup/Perwal, SK, SE) 100
b. Tidak 0
2 Keberadaan regulasi penanganan PKL
a. Ada (Perda, Perbup/Perwal, SK, SE) 100
b. Tidak 0
3 Keberadaan program yang mendukung terkait Pasar Sehat dalam dokumen perencanaan daerah (RPJMD,
RKPD, Renstra PD dan Renja PD)
a. Ada, tercantum di dokumen RPJMD, RKPD, Renstra PD dan Renja
100
PD
b. Ada, tercantum di dokumen RPJMD dan RKPD 50
c. Ada tercantum di dokumen Renstra PD 25
d. Tidak tercantum di semua dokumen perencanaan pembangunan
0
daerah dan perencanaan perangkat daerah
II POKJA PASAR SEHAT
4 Persentase pasar yang memiliki Pokja dan aktif (memiliki rencana kerja dan terealisasi)
a. > 80% 100
b. 51% - 80% 50
c. < 50% 0
III INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN (IKL)
5 Persentase pasar yang memenuhi syarat sesuai IKL
a. > 80% 100
b. 51% - 80% 50
c. < 50% 0
6 Persentase pasar yang melakukan pengawasan internal Dibuat buku rapor pasar
a. > 80% pasar telah melakukan pengawasan internal 100
b. 51% - 80% pasar telah melakukan pengawasan internal 50
c. < 50% pasar telah melakukan pengawasan internal 0
7 Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat pasar Media informasi = baligo, spanduk,
a. Ada 100 poster, radioland (materi KIE, petugas
b. Tidak ada 0 dr eksternal/internal)
8 Persentase pasar yang memiliki fasilitas ruang laktasi
a. > 80% 100
b. 51 - 80% 50
c. < 50% 0
9 Persentase pasar yang memiliki fasilitas ruang Kesehatan
a. > 80% 100
b. 51 - 80% 50
c. < 50% 0
10 Adanya pengaturan dan penataan pedagang kaki lima (PKL)
a. Ada pengaturan dan penataan PKL, kondisinya rapi dan bersih 100
b. Ada pengaturan dan penataan PKL, kondisinya rapi tapi tidak bersih 50
c. Ada pengaturan dan penataan PKL, tapi kondisinya tidak rapi dan
25
tidak bersih
d. Tidak ada pengaturan dan penataan PKL 0
IV KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PASAR
11 Persentase pasar yang menerapkan K3
a. > 80% pasar menerapkan K3 100
b. 51% - 80% pasar menerapkan K3 75 konfirmasi ke dit kesjaor,
c. 25% - 50% pasar menerapkan K3 50
d. < 25% pasar menerapkan K3 25
V SUPLAI DAGING DARI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) ATAU DISTRIBUTOR YANG MEMILIKI NOMOR KONTROL VETERINER (NKV )
12 Persentase pasar yang menjual daging berasal dari RPH/distributor yang memiliki NKV
a. > 80% 100
b. 51% - 80% 50
c. < 50% 0
13 Persentase pasar yang menjual daging unggas berasal dari RPA/RPU yang memiliki NKV
a. > 80% 100
b. 51% - 80% 50
c. < 50% 0
14 Persentase pasar yang menjual unggas hidup di dalam pasar
a. < 25% 100
b. 26% - 80% 50
c. > 80% 0
VI FASILITAS PASAR BAGI DISABILITAS
15 Persentase pasar yang memiliki infrastruktur yang ramah untuk kaum difabel
a. > 80% 100
b. 51 - 80% 50
c. < 50% 0
VII PASAR RAMAH LINGKUNGAN
16
Persentase pasar yang menerapkan pengelolaan sampah dengan prinsip 3 R (reduce, reuse, dan recyle)
a. > 80% 100
b. 51 - 80% 50
c. < 50% 0
17 Persentase pasar yang menerapkan pengelolaan air limbah
a. > 80% 100
b. 51 - 80% 50
c. < 50% 0
VIII KETERLIBATAN KEMITRAAN PASAR
18 Persentase pasar yang melakukan kegiatan kemitraan dengan berbagai pihak diluar manajemen pasar
(instansi pemerintah lain, bank, media, perguruan tinggi dan perusahaan swasta lainnya) yang dilakukan
secara rutin dalam rangka mewujudkan pasar sehat
a. > 80% 100
b. 51 - 80% 50
c. < 50% 0
TOTAL NILAI
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT

TATANAN 4 - SEKOLAH/MADRASAH SEHAT


NILAI (TOTAL :
NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR SKALA CATATAN
1600)
I KEBIJAKAN/KOMITMEN DAERAH
1.1 REGULASI
1 Keberadaan regulasi daerah tentang pelaksanaan program UKS/M
a. Ada, diatur melalui Perda/Perkada 100
b. Ada, diatur melalui Perkada 75
c. Ada, diatur melalui SE/SK 50
d. Tidak ada 0
1.2 PERENCANAAN DAERAH
2 Keberadaan program UKS/M dalam perencanaan daerah (RPJMD, RKPD, Renstra PD dan Renja PD)
a. Ada, tercantum di dokumen RPJMD, RKPD, Renstra PD dan Renja
100
PD
b. Ada, tercantum di dokumen RPJMD dan RKPD 50
c. Ada tercantum di dokumen Renstra PD 25
d. Tidak tercantum di semua dokumen perencanaan pembangunan
0
daerah dan perencanaan perangkat daerah
II TIM PEMBINA UKS/M
2.1 TIM PEMBINA
3 Keberadaan Tim Pembina UKS/M
a. Ada dibuktikan dengan SK, Anggaran, Rencana Kerja terelisasi >80% 100
b. Ada dibuktikan dengan SK, Anggaran, Rencana Kerja terealisasi 71%- Tim Pembina selain menunjukkan bukti SK juga
75
80%
c. Ada dibuktikan dengan SK, Anggaran, Rencana Kerja terealisasi 50%- menunjukkan bukti adanya perencanaan dan anggaran
50 kegiatan UKS di masing-masing OPD
70%
d. Ada dibuktikan dengan SK, Anggaran, Rencana Kerja terealisasi <
25
50%
e. Tidak ada Tim Pembina 0
2.2 RAPAT KOORDINASI
4 Keberadaan rapat koordinasi (rakor) Tim Pembina UKS/M yang dilakukan secara rutin
a. Ada dan dilakukan > 4 kali dalam setahun 100
b. Ada dan dilakukan 2 - 3 kali dalam setahun 50 TP UKS/M Kabupaten/Kota dan Kecamatan
c. Ada dan dilakukan 1 kali dalam setahun 25
d. Tidak ada rapat koordinasi 0
III TIM PELAKSANA
3.1 TIM PELAKSANA
5 Presentase Sekolah/Madrasah yang memiliki tim pelaksana UKS/M dibuktikan dengan SK Tim Pelaksana selain menunjukkan bukti SK juga
a. > 80% 100 menunjukkan bukti adanya perencanaan dan anggaran
kegiatan UKS yang tercantum dalam RKAS.
b. 51% - 80% 75
c. 25% - 50% 50
d. < 25% 0
IV SEKOLAH UKS/M
4.1 SEKOLAH UKS/M
6 Persentase sekolah yang menerapkan stratifikasi standar UKS/M
a. > 80% 100 Persentase sekolah yang menerapkan UKS/M dilihat
dari stratifikasi UKS, berapa persen yang telah
b. 51% - 80% 75
mencapai indikator minimal, standar, optimal dan
c. 25% - 50% 50 paripurna.
d. < 25% 0
7 Persentase Sekolah/Madrasah yang memenuhi syarat sesuai IKL
a. > 80% 100
diskusi : sekolah termasuk SMA, SMK, MA ???
b. 51% - 80% 50
c. < 50% 0
8 Persentase sekolah/madrasah yang melakukan pengawasan internal
a. > 80% 100
b. 51% - 80% 50
c. < 50% 0
V SATUAN PENDIDIKAN RAMAH ANAK
5.1 SATUAN PENDIDIKAN RAMAH ANAK
9 Persentase sekolah yang menerapkan Satuan Pendidikan Ramah Anak
a. Lebih dari 70% 100
b. 50% - 70% 75
c. 25% - <50% 50
d. Kurang dari 25% 25
10 Tersedianya sekolah yang menerapkan pendidikan inklusif
a. Seluruh anak penyandang disabilitas terlayani 100
b. Sebagian anak penyandang disabilitas terlayani 50
c. Tidak ada 0
VI SEKOLAH ADIWIYATA
6.1 SEKOLAH ADIWIYATA
11 Presentase sekolah yang menerapkan Adiwiyata
a. Lebih dari 70% 100
b. 50% - 70% 75
c. 25% - <50% 50
d. Kurang dari 25% 25
VII PONDOK PESANTREN SEHAT
7.1 PONDOK PESANTREN SEHAT
12 Presentase Pondok Pesantren menerapkan Pondok Pesantren Sehat
a. Lebih dari 70% 100
b. 50% - 70% 75 konfirmasi ke Kemenag
c. 25% - <50% 50
d. Kurang dari 25% 25
VIII PENDIDIKAN ANAK USIA DINI/PAUD
8.1 PENDIDIKAN USIA DINI/PAUD YANG MENYELENGGARAKAN PROMOSI KESEHATAN DAN PENJARINGAN KESEHATAN
13 Presentase sekolah pendidikan usia dini/PAUD yang menyelenggarakan promosi kesehatan dan
penjaringan kesehatan
a. Lebih dari 70% 100
Konfirmasi ke kemendikbud dan kesga
b. 50% - 70% 75
c. 25% - <50% 50
d. Kurang dari 25% 25
IX INOVASI DAERAH
9.1 SEKOLAH SEBAGAI PUSAT PEMBELAJARAN SEKOLAH SEHAT (AKTIF/PASIF)
14 Jumlah sekolah yang menerapkan model pembelajaran sekolah sehat, contoh : sekolah menjadi pusat
pembelajaran sekolah sehat, dll.
a. 5% atau lebih jumlah sekolah 100
b 3% - 4% jumlah sekolah 50
c. 1% - 2% jumlah sekolah 25
d. Tidak ada 0
9.2 SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI
15 Keberadaan sekolah yang mengembangkan sistem informasi terintegrasi (contoh : data peserta didik, data
kesehatan, data kondisi kesehatan lingkungan sekolah, dll.)
a. 3 atau lebih data terintegrasi 100
b. 2 data terintegrasi 50
c. Tidak ada 0
9.3 KEMITRAAN
16 Adanya kegiatan kemitraan sekolah dengan pihak luar untuk mencapai sekolah sehat
a. 5% atau lebih jumlah sekolah 100
b 3% - 4% jumlah sekolah 50
c. 1% - 2% jumlah sekolah 25
d. Tidak ada 0
TOTAL NILAI
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT

TATANAN 5 - RUMAH IBADAT


NILAI
NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR SKALA CATATAN
(TOTAL:1200)
Permen Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri
I KOMITMEN DAERAH
No 9 dan No 8 Th 2006 pasal 4 ayat 1 & 2
1.1 RUMAH IBADAT TERDAFTAR
1 Persentase rumah ibadat 6 Agama di kabupaten kota yang terdaftar di Kantor Kementerian Agama Kab/KSumber data disertai nomor registrasi atau bukti resmi dari
Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Data Masjid tercatat di
a.  > 75% rumah ibadat terdaftar 100 100 SIMAS (Sistem Informasi Masjid). Sumber data rumah ibadat
b. 50 - 75% rumah ibadat terdaftar 75 lain dari penyuluh/ penyelenggara agama atau surat
c.  25 - 49% rumah ibadat terdaftar 50 keterangan. Rumah ibadat terdiri dari Masjid, Gereja Kristen,
d. < 25% rumah ibadat terdaftar 25 Gereja Katolik, Klenteng, Pura, Vihara.
1.2 DUKUNGAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH BAGI RUMAH IBADAT
2 Dukungan pembinaan
Jumlah rumah ibadat yang memperoleh dukungan pembinaan dari Pemerintah Daerah dan atau Kantor Kementerian dari pemerintah
Agama Kab/Kota daerah dan atau
kepada pengurus
kantor kementrian agama kota kepada pengurus rumah
a. 50% atau lebih jumlah rumah ibadat 100 100 ibadad berupa 1. Pembinaan manajemen rumah ibadat
b 30% - 40% jumlah rumah ibadat 50 2. Sosialisasi wakaf
c. 10% - 20% jumlah rumah ibadat 25 3. Kunjungan walikota
4. Pembinaan guru ngaji
d. Tidak ada 0 5. Sosialisasi program pemerintah berkaitan penggunaan toa
6. Pembinaan modernisasi beragama di masjid dan kampus
Adanya dukungan dari Pemerintah Daerah dan atau Kantor Kementerian Pendanaan rutin biasanya kepada masjid agung, masjid
3 Agama Kab/Kota dalam bentuk pendanaan sarana dan prasarana rumah jami, rumah ibadat heritage. Rumah Ibadat yang
ibadat pendanaannya dibangun oleh APBD atau menjadi
a. Ya, seluruh rumah ibadat yang terdaftar 100 kewenangan Pemda. Rumah ibadat terdiri dari Masjid,
b. Ya, sebagian rumah ibadat yang terdaftar 50 50 Gereja Kristen, Gereja Katolik, Klenteng, Pura, Vihara.
c. Tidak ada 0 Pendanaan juga diberikan berupa Insentif kepada pebjaga
II KONDISI RUMAH IBADAT masjid dan guru ngaji
2.1 SYARAT KESEHATAN RUMAH IBADAT

4 Persentase Rumah Ibadat yang dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan paling sedikit satu kali dalam setahun

a.  > 80% 100 100


b. 60 - 80% 75 Persentase rumah ibadat yang dilakukan Inspeksi kesehatan
lingkungan adalah 862 sarana atau 81% % dari jumlah
c. 25 - 59% 50
rumah ibadah 1064 sarana
d. < 25% 25
5 Persentase rumah ibadat yang memenuhi syarat kesehatan
a.  > 80% rumah ibadat yang memenuhi syarat kesehatan 100 100 Persentase rumah ibadat yang memenuhi syarat kesehatan
b. 60 - 80% rumah ibadat yang memenuhi syarat kesehatan 75 adalah 775 sarana atau 90% dari jumlah rumah ibadah 862
c. 25 - 59% rumah ibadat yang memenuhi syarat kesehatan 50 sarana yang di IKL
d. < 25% rumah ibadat yang memenuhi syarat kesehatan 25
2.2 RUMAH IBADAT RAMAH LINGKUNGAN
6 Persentase rumah ibadat yang ramah lingkungan
a. 50% atau lebih jumlah rumah ibadat 100 DO ramah lingkungan : penggunaan air, penggunaan energi
terbarukan, hemat energi, pengelolaan dan pengolahan
b 30% - 40% jumlah rumah ibadat 50 50
sampah, penghijauan, eco masjid (penggunaan air kembali
c. 10% - 20% jumlah rumah ibadat 25 dll.). Pemakaian air di rumah ibadat sesuai peraturan
d. Tidak ada 0
2.3 RUMAH IBADAT INKLUSIF (RAMAH ANAK, LANSIA, DISABILITAS)
7 Persentase rumah ibadat inklusif
a. 50% atau lebih jumlah rumah ibadat 100 sesuai Permen PU 30 tahun 2006 tentang pedoman teknis
fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan
b 30% - 40% jumlah rumah ibadat 50
lingkungan (contoh : RAM, ctps untuk anak-anak dll.)
c. 10% - 20% jumlah rumah ibadat 25 25
d. Tidak ada 0
2.4 LARANGAN MEROKOK
8 Persentase rumah ibadat yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) menerapkan KTR yaitu semua area rumah ibadat kawasan
a. 100% menerapkan KTR 100 100 tanpa rokok sesuai PP 109/2012 sesuai Kawatan Tanpa
b. 50 - 99% menerapkan KTR 75 Rokon di kota Malang diatur dalam Peraturan Daerah Kota
c.  25 - 49% menerapkan KTR 50 Malang nomor 2 tahun 2018 tentang Kawasan Tanpa Rokok
d. < 25% menerapkan KTR 0 salah satinya di Tempat tempat umum (rumah ibadat)
2.5 KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (KIE PHBS)
9 Jumlah rumah ibadat yang melakukan KIE PHBS
a. 50% atau lebih jumlah rumah ibadat 100 100 KIE PHBS = media yang digunakan (cetak/elektronik/media
b. 30% - 49% jumlah rumah ibadat 50 KIE lainnya) dalam rangka PHBS untuk para jemaah,
c. 10% - 29% jumlah rumah ibadat 25 sebesar 51,9%
d. Tidak ada 0
2.6 AKTIVASI RUMAH IBADAT
10 Jumlah rumah ibadat yang memiliki sarana pelayanan kesehatan/ pertolongan pertama dalam kedaruratan
a. 20% atau lebih jumlah rumah ibadat 100
b. 10 - 19% jumlah rumah ibadat 50 50 sarana pelayanan kesehatan meliputi tandu, kotak P3K,
oksigen set, tempat tidur, ruangan khusus
sarana pelayanan kesehatan meliputi tandu, kotak P3K,
c. 1 - 9% jumlah rumah ibadat 25 oksigen set, tempat tidur, ruangan khusus
d. Tidak ada 0
11 Rumah ibadat memiliki kegiatan penanganan sosial kemasyarakatan
a.  > 75% memiliki penanganan sosial 100
Penanganan sosial kemasyarakatan meliputi penanganan
b. 50 - 75% memiliki penanganan sosial 75 75
pandemi, santunan sosial
c.  25 - 49% memiliki penanganan sosial 50
d.  < 25% memiliki penanganan sosial 25
12 Persentase rumah ibadat memiliki kegiatan edukasi terkait wawasan kebangsaan
a.  > 75% memiliki kegiatan 100 wawasan kebangsaan meliputi kerukunan beragama,
b. 50 - 75% memiliki kegiatan 75 peningkatan toleransi, kerja sama/gotong royong antar umat
c.  25 - 49% memiliki kegiatan 50 beragama, bela negara
d.  < 25% memiliki kegiatan 25 25
TOTAL NILAI 1200 875 72.9166666666667
Jumlah Rumah Peribadatan Tahun 2020 (Sumber BPS)

Masjid Mushola Gereja Klenteng Vihara


Kota
Malang
943 1528 106 1 9

897 943 1 422 1 528 106

#VALUE! 943
1528
106
1
9
5
2592
(Sumber BPS)

Jumlah
Pura Rumah
Ibadat

5 2592

106 1 1 9 9 5 5 #VALUE!
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT

TATANAN 6 - PARIWISATA
NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR SKALA NILAI (TOTAL: 2200) CATATAN
I KOMITMEN DAERAH TERKAIT PARIWISATA
1.1 REGULASI TERKAIT PARIWISATA
1 Keberadaan regulasi daerah tentang Pariwisata Sehat
a. Ada (Perda, Perbup/Perwal, SK, SE) 100
b. Tidak 0
2 RIPPARDA masuk dalam RPJMD/Renstra/RKPD
a. Ya, masuk dalam RPJMD, Renstra, RKPD, RKA 100
b. Ya, masuk dalam RPJMD, Renstra 50
c. Ya, masuk dalam RPJMD 25
d. Tidak memiliki dokumen 0
1.2 DESA WISATA
3 Adanya desa wisata yang dikelola oleh Lembaga Pemasyarakatan Masyarakat Desa (LPMD)
a. Ya dan jumlah meningkat dari tahun sebelumnya 100
b. Ya dan jumlah tetap 50
c. Ya, namun menurun dari tahun sebelumnya 25
c. Tidak ada 0
II INFORMASI PARIWISATA & KESEHATAN
2.1 INFORMASI PARIWISATA
4 Tersedianya informasi pariwisata di tempat umum (hotel, bandara/pelabuhan, dll)
a. Ada, informasi tersedia di seluruh tempat umum 100
b. Ada, informasi hanya ada di sebagian tempat umum 50
c. Tidak ada informasi 0
III SARANA PARIWISATA
3.1 SERTIFIKAT LAIK SEHAT SARANA AKOMODASI PARIWISATA
5 Persentase sarana akomodasi pariwisata yang laik sehat
a. Seluruh sarana akomodasi laik sehat 100
b. 60-99% sarana akomodasi laik sehat 50
c. kurang dari 60% sarana akomodasi laik sehat 0
3.2 SERTIFIKAT LAIK HYGIENE RESTORAN
6 Persentase restoran yang laik hygiene
a. Seluruh restoran laik hygiene 100
b. 60-99% restoran laik hygiene 50
c. kurang dari 60% restoran laik hygiene 0
3.3 PEMENUHAN SYARAT KESEHATAN DAYA TARIK WISATA (DTW)
7 Persentase DTW yang memenuhi syarat kesehatan
a. Seluruh DTW memenuhi syarat kesehatan 100
b. 60-99% DTW memenuhi syarat kesehatan 50
c. kurang dari 60% DTW memenuhi syarat kesehatan 0
3.4 IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI DAYA TARIK WISATA
8 Jumlah DTW yang mengimplementasi kawasan tanpa rokok (KTR) Cek PMK 14/2021
a. Semua DTW mengimplementasikan KTR 100
b. Sebagian DTW mengimplementasikan KTR 50
c. Tidak ada 0
3.5 SARANA TRANSPORTASI YANG LAYAK
9 Memiliki sarana transportasi yang layak
a. Ya, sarana transportasi ke DTW dinilai layak 100
b. Ya, sarana transportasi ke DTW dinilai belum layak 50
c. Tidak ada sarana transportasi 0
3.6 RAMAH DIFABEL
10 Persentase DTW yang ramah difabel
a. Lebih dari 75% 100
b. 50-75% 50
c. Kurang dari 50% 25
d. Tidak ada 0
IV KUNJUNGAN WISATAWAN
4.1 ASURANSI KESELAMATAN
11 DTW menyediakan asuransi keselamatan bagi wisatawan
a.   Seluruh DTW menyediakan asuransi bagi wisatawan 100
b.   Tidak semua DTW menyediakan asuransi 50
c.   Tidak ada 0
4.2 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
12 Persentase DTW yang menerapkan K3
a. > 80% DTW menerapkan K3 100
b. 51% - 80% DTW menerapkan K3 75
c. 25% - 50% DTW menerapkan K3 50
d. < 25% DTW menerapkan K3 25
4.3 KASUS KECELAKAAN DI DAYA TARIK WISATA
13 Jumlah kasus kecelakaan di daya tarik wisata
a. Ada 0
b. Tidak Ada 100
V KEAMANAN DI DAYA TARIK WISATA
5.1 PETUGAS KEAMANAN DI DAYA TARIK WISATA
14 Adanya kerjasama dengan Petugas Keamanan (Polisi Pariwisata, Satpam/Masyarakat yang ditunjuk)
a. Ya, pada semua daya tarik wisata 100
b. Ya, namun belum di semua daya tarik wisata 50
c. Tidak ada 0
VI PELAYANAN KESEHATAN
6.1 FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI DAYA TARIK WISATA
15 Keberadaan DTW yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan
a. Seluruh DTW menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan 100
b. Tidak semua DTW menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan 50
c. Tidak ada 0
6.2 PARIWISATA HIJAU - RAMAH LINGKUNGAN
16 Keberadaan DTW yang melaksanakan program ramah lingkungan
a. Seluruh DTW melaksanakan program ramah lingkungan 100
b. Tidak semua DTW melaksanakan program ramah lingkungan 50
c. Tidak ada 0
VII PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
7.1 KELOMPOK SADAR WISATA (POKDARWIS), BUMDES
17 Keberadaan rencana kerja dan implementasi program pengembangan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis,
Bumdes)
a.   Ada dan terealisasi seluruh kegiatan 100
b.   Ada dan terealisasi sebagian kegiatan 50
c.   Tidak ada 0
18 Keberadaan Pokdarwis, Bumdes
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
7.2 PEMBINAAN KELOMPOK MASYARAKAT DI SEKITAR DAYA TARIK WISATA
19 Dinas pariwisata mengalokasikan program pemberdayaan masyrakat di destinasi wisata berupa gerakan Aksi
Sapta Pesona dan Gerakan Sadar Wisata
a.   Ada dan terealisasi seluruh kegiatan 100
b.   Ada dan terealisasi sebagian kegiatan 50
c.   Tidak ada 0
20 Adanya kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk mengolah limbah plastik di Destinasi Wisata menjadi
produk bernilai ekonomi
a.   Ada dan terealisasi seluruh destinasi 100
b.   Ada dan terealisasi sebagian destinasi 50
c.   Tidak ada 0
21 Keberadaan pembinaan kesehatan terhadap kelompok masyarakat sekitar daya tarik wisata (kelompok tari,
kelompok seni, pedagang aksesoris, kuliner dll) setahun terakhir
a. Ya, kegiatan dilakukan secara aktif dan berkala 100
b. Ya, kegiatan dilakukan secara aktif tapi tidak secara berkala 50
c. Tidak ada 0
22 Persentase TPP Non SLHS yang dilakukan pembinaan/pengawasan dengan pemberian label Labelisasi : dilakukan pada TPP yang sudah dilakukan
a. ≥75% 100 penyuluhan dan MS
b. 50-75% 50
c. <50% 0
TOTAL NILAI
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT

TATANAN 7 - TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS JALAN


NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR SKALA NILAI (TOTAL: 4300) CATATAN

I KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP AKSES LALU LINTAS DAN TRANSPORTASI


1.1 REGULASI DAERAH
1 Adanya regulasi/kebijakan terkait penyediaan layanan transportasi publik
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
2 Adanya regulasi/kebijakan terkait kawasan tertib lalu lintas
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
3 Adanya regulasi/kebijakan terkait sistem manajemen keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
4 Adanya regulasi/kebijakan terkait analisis dampak lalu lintas
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
1.2 PERENCANAAN DAERAH
Penyediaan layanan transportasi publik dan kawasan tertib lalu lintas masuk ke dalam dokumen perencanaan
5
pembangunan daerah
a. Masuk dalam RPJMD dan RKPD 100
b. Masuk dalam RPJMD 50
c. Masuk dalam RKPD 25
d. Tidak masuk satu pun 0
II PELAYANAN ANGKUTAN UMUM
2.1 PERSYARATAN KENDARAAN UMUM YANG BERSIH DAN HIGIENIS SERTA BEBAS ROKOK
6 Persentase implementasi protokol kesehatan dalam angkutan umum
a. > 80 % 100
b. 50 - 80 % 50 DO = ?
c. 25 - 50 % 25
d. < 25% 0
2.2. PERSYARATAN KENDARAAN LAIK JALAN
7 Persentase kendaraan umum yang laik jalan
a. > 80% dari jumlah kendaraan 100
b. 50 - 80% dari jumlah kendaraan 50
c. < 50% dari jumlah kendaraan 25
8 Persentase kendaraan umum yang memiliki BLUe (Bukti Lulus Uji Elektronik)
a.  > 80% dari jumlah kendaraan 100
b. 50 - 80% dari jumlah kendaraan 50
c. < 50% dari jumlah kendaraan 25
d. Tidak menerapkan BLUe 0
9 Adanya bengkel pemantau emisi gas buang
a. Ada dari pemerintah, swasta dan terakreditasi 100
b. Ada dari pemerintah/swasta dan terakreditasi 50
c. Ada dari pemerintah/swasta namun tidak terakreditasi 25
d. Tidak ada 0
2.3 JAMINAN KESELAMATAN ANGKUTAN BARANG DAN ORANG
10 Persentase penurunan tingkat fatalitas akibat kecelakaan setahun terakhir Sumber data : Satlantas
a. Menurun minimal .....% 100
b. Menurun dibawah ....% 50
c. Sama dengan Meningkat ....% 0
11 Santunan akibat kecelakaan sebagai dampak kecelakaan lalu lintas setahun terakhir
a. Seluruh korban mendapatkan santunan 100
b. Sebagian korban mendapatkan santunan 50
c. Tidak ada korban yang mendapatkan santunan 0
12 Persentase jam kerja pengemudi : maksimal 12 jam dan 4 jam istirahat angkutan umum
a. > 80 %, perusahaan yang melaksanakan 100
b. 50 - 79 %, perusahaan yang melaksanakan 50
c. 25 - 50 % perusahaan yang melaksanakan 25
d. < 25% perusahaan yang melaksanakan 0
13 Persentase perusahaan angkutan yang telah membuat dan melaporkan Sistem manajemen keselamatan
a. > 80 % memenuhi 100
b. 50 - 80 % belum memenuhi 50
c. > 50 % tidak memenuhi 0
14
Pelaksanaan
a. ada , yang pengecekan
melaksanakan terhadap kondisi
pemerintah kesehatan
daerah pengemudi cek narkoba, cek kesehatan dan sebagainya
dan perusahaan
angkutan 100
b. ada, yang melaksanakan perusahaan angkutan 50
c. ada, yang melaksanakan pemerintah daerah 25
d, tidak ada sama sekali 0
III PELAYANAN TERMINAL DAN FASILITAS PENDUKUNG
3.1 PELAYANAN TERMINAL
15 Terdapat pos, fasilitas dan petugas pemeriksa kelaikan umum, fasilitas perbaikan ringan kendaraan umum
pada Terminal
a. Tersedia, lengkap 100
b. Tersedia, Sebagian 50
c. Tidak tersedia 0
16 Keberadaan fasilitas istirahat awak kendaraan
a. Ada, berfungsi dan bersih 100
b. Ada, berfungsi tapi tidak bersih 50
d. Ada, tidak berfungsi dan tidak bersih 25
e. Tidak ada 0
17 Melakukan pemantauan kualitas udara ambien
a. Minimal 6 bulan sekali 100 a. Melakukan pemantauan kualitas udara, penghijauan
b. 1 tahun sekali 50 di areal terminal
c. Lebih jarang atau tidak tentu waktunya 25 b. Melakukan pemantauan kualitas udara
c. Melakukan penghijauan di areal terminal
d. Tidak melakukan 0 d. Tidak ada
18 Tindak lanjut pengendalian kualitas udara ambien (luar ruang/lingkungan luar)

a. Melakukan pemantauan kualitas udara, penghijauan di areal terminal 100

b. Melakukan pemantauan kualitas udara 50


c. Melakukan penghijauan di areal terminal 25
d. tidak ada 0
19 Tersedia ruang tunggu, fasilitas ibadah, rumah makan, fasilitas dan petugas kebersihan, lampu penerangan
ruangan
a. ada, lengkap 100
b. ada, sebagian 50
c. tidak ada 0
20 Tersedia fasilitas bagi penumpang penyandang disabilitas dan ibu hamil atau menyusui

a. ada, lengkap 100


b. ada, sebagian 50
c. tidak ada 0
3.2 TERMINAL LAIK SEHAT
21 Sarana cuci tangan pakai sabun pada Terminal
a. ada, cukup 100
b. ada, kurang 50
c. tidak ada 0
22 Persentase sentra pangan jajanan/kantin dalam terminal yang telah memenuhi standar kesehatan higiene
(tempat cuci tangan,tempat mencuci piring,tempat sampah, dll.)
a. < 80 % sudah memenuhi standar 100
b. 50 - 80 % belum memenuhi standar 50
c. 20 - 50 % belum memenuhi standar 25
d. < 20% belum memenuhi standar 0
23 Tersedianya toilet yang bersih
a. ada, toilet pria,wanita dan penyandang disabilitas 100
b. ada, toilet pria dan wanita 50
c. ada toilet namun dipakai bersama 25
d. ada toilet namun tidak berfungsi 0
24 Tersedianya Ruang Terbuka Hijau
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
25 Tersedia pelayanan kesehatan (pos/ruangan, fasilitas, dan petugas kesehatan)
a. Ada, tersedia lengkap 100
b. Ada, tidak lengkap 50
c. Tidak ada sama sekali 0
26 Adanya penerapan Kawasan Tanpa Rokok
a. Ya 100
b. Tidak 0
3.3 KEAMANAN TERMINAL
27 Kasus kriminalitas di teminal
a. Berkurang dari tahun lalu 100
b. Tetap/sama dari tahun lalu 50
c. Meningkat dari tahun lalu 0
28 Fasilitas pencegah tindak kriminal
a. tersedia petugas keamanan berseragam, pos keamanan, dan kamera
pengawas 100
b. tersedia, petugas keamanan dan pos keamanan 50
c. tidak tersedia sama sekali 0
3.4 HALTE
29 Persentase halte yang berfungsi dari jumlah eksisting secara layak pakai, terawat dan bersih Konfirmasi ke Kemenhub terkait penilaian
a. 80-100% 100
b. 60-79% 75
c. 40-59% 50
d. <40% 25
3.5 LAYANAN PERTOLONGAN KECELAKAAN
30 Keberadaan sistem layanan pertolongan kecelakaan yang cepat dan terintegrasi
a. Ada dan mudah dihubungi 100
b. Ada tapi tidak mudah dihubungi 50
c. Tidak memiliki 0
31 Tersedianya data/informasi daerah rawan kecelakaan
a. ada data/informasi dan dilakukan updating 100
b. ada data/informasi dan tidak dilakukan updating 50
c. Tidak ada data/informasi 0
32 Edukasi penanganan tanggap kecelakaan pada masyarakat di daerah rawan kecelakaan
a. ada dan terdokumentasi 100
b. Tidak ada 0
IV PENATAAN
4.1 TINGKAT KEPADATAN KENDARAAN/KEMACETAN
33 Jumlah titik kemacetan
a. Menurun dari tahun lalu 100
b. Tetap/sama dengan tahun lalu 50
c. Meningkat dari tahun lalu 0
V TERTIB LALU LINTAS DAN KESELAMATAN
5.1 PENGATURAN FASILITAS PENDUKUNG JALAN
34 Keberadaan fasilitas jalur pejalan kaki dan penyandang disabilitas
a. Ada dan berfungsi 100
b. Ada namun tidak berfungsi 50
c. Tidak ada 0
35 Jumlah titik fasilitas jalur sepeda
a. Meningkat 100
b. Tetap 50
c. Menurun 0
36 Fasilitas penyeberangan orang (jembatan penyeberangan, zebra cross)
a. Ada, berfungsi 100
b. Ada, Tidak berfungsi 50
c. Tidak ada 0
5.2 UPAYA PENURUNAN KECELAKAN DAN TERTIB LALU LINTAS
37 Adanya kegiatan sosialisasi keselamatan berlalu lintas dan keselamatan jalan
a. Ada dan rutin 100
b. Ada namun tidak rutin 50
c. Tidak ada 0
38 Jumlah penindakan pelanggaran lalu lintas
a. Meningkat 100
b. Tetap 50
c. Menurun 0
39 Adanya zona selamat sekolah
a. Ada 100
b.Tidak ada 0
40 Adanya ruang henti sepeda motor pada simpang bersinyal (lampu merah)
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
41 Pengawasan dan penindakan terhadap emisi gas buang kendaraan
a. Ada dan terdokumentasi 100
b. Tidak ada 0
VI KEMASYARAKATAN
42 Adanya forum lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ)
a. Ada, aktif dan memiliki Dasar penetapan/SK 100
b. Ada, aktif namun tidak memiliki Dasar penetapan/SK 50
c. Ada, tidak aktif 25
d. Tidak ada 0
43 Persentase sekolah menengah yang memiliki patroli keamanan sekolah (PKS) Sumber data dari dikbud berkoordinasi dengan satlantas
a. > 80% 100
b. 50 - 80% 50
c. < 50% 0
TOTAL NILAI
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT

TATANAN 8 - PERKANTORAN DAN PERINDUSTRIAN


NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR SKALA NILAI (TOTAL : 2100) CATATAN

I KOMITMEN DAERAH TERHADAP MUATAN MATERI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


1.1 REGULASI DAERAH
1 Adanya regulasi/kebijakan di Kawasan Perkantoran, Perindustrian (IKM)
dan UMKM Perda Kota Malang No 4 tahun 2011 tentang
a. Ada 100 100 Rencana tata ruang wilayah kota malang tahun
b. Tidak ada 0 2010-2030
1.2 PERENCANAAN DALAM RPJMD
2 Kegiatan penyelenggaraan kesehatan dan keselamatan kerja di Tercantum dalam RPJMD DAN RKPD pada
Kawasan Perkantoran, Perindustrian (IKM) dan UMKM masuk dalam program Pemberdayaan Masyarakat, Terurai dalam
dokumen perencanaan pembangunan daerah Rentra Dinas Kesehatan tahun 2018-2023 pada
a. Masuk dalam RPJMD dan RKPD 100 100
Reviw Renstra Dinas Kesehatan tahun 2021 Pada
b. Masuk dalam RPJMD 50 Bab. VI, Lampiran Program
c. Masuk dalam RKPD 25
d. Tidak masuk satu pun 0
II PERKANTORAN
2.1 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
3 Persentase kantor yang telah menerapkan K3 Jumlah perkantoran 96, jumlah kantor yang
a.  >80% Kantor telah menerapkan K3 100 100 menerapkan K3 79 = 81 %
b. 50-80% Kantor telah menerapkan K3 50
c. < 50% Kantor telah menerapkan K3 25
d. Tidak ada 0
4 Angka kecelakaan kerja di perkantoran setahun terakhir Setahun terakhir tidak ada laporan kecelakaan
a. Menurun 100 100 kecelakaan kerja di perkantoran (Zero Accident)
b. Tetap 50
c. Meningkat 0
5 Persentase kantor yang memfasilitasi kegiatan aktivitas fisik/olahraga Semua kantor di kota Malang melaksanakan
a. > 80% 100 100 aktifitas fisik/olahraga pada hari jumat., Jumlah
b. 50-80% 50 perkantoran 96, jumlah kantor yang memfasilitasi
kegiatan aktifitas fisik / olah raga 96 = 100 %
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
6 Persentase kantor yang telah memfasilitas pemeriksaan kesehatan pada pegawainya Jumlah perkantoran 96, jumlah kantor yang
a. >80% 100 100 memfasilitasi pemeriksaan kesehatan pada
b. 50-80% 50 pegawainta 78 = 81 %
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
7 Persentase kantor yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Terdapat beberapa peringatan bahaya rokok/
larangan merokok di kantor, tempat umum, tempat
kerja, sebagai tindak lanjut / aksi Perda No. 2 Tahun
2018 tentang Kawasan Tanpa Rokok
a. >80% 100 100 Jumlah perkantoran pemerintahan 96, yang
menerapkan kawasan tanpa rokok 96,
b. 50-80% 50
Persentasenta 100%
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
8 Persentase kantor yang memiliki ruang laktasi Jumlah perkantoran pemerintahan 96, yang
a. >80% 100 memeiliki ruang laktasi 31, Persentase 32%
b. 50-80% 50
c. < 50% 25 25
d. Tidak ada 0
III PERINDUSTRIAN IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH)
3.1 INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH SEHAT
9 Jumlah Industri kecil dan menengah sehat (menyelenggarakan program Jumlah IKM ..., yangmenyelenggarakan program
Kesehatan Keselamatan Kerja/K3) kesehatan Keselamatan Kerja/ K3..., Persentase
100%
a.  >80% 100 100
b. 50-80% 50
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
3.2 KUALITAS KESEHATAN LINGKUNGAN INDUSTRI
10 Pembinaan dan pengawasan dilokasi Industri Dilakukan pembinaan pada industri secara
a. Ada dilakukan secara rutin 100 100 insidental dan berkala dari berbagai sektor instansi
b. Ada, tapi tidak dilakukan secara rutin 50 pemerintah
pemerintah
c. Tidak Ada 0
3.3 INDUSTRI HIJAU
11 Pemanfaatan kembali material dan sumber daya yang digunakan melalui Industrkacil dan menengah sudah melaksanakan
konsep 4R oleh Industri kecil dan menengah pemanfaatan kembali material dan sumber daya
yang di gunakan dengan melalui konsep 4R
a. Ada dilakukan 100 100
b. Tidak dilakukan 0
3.4 DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
12 Persentase perusahaan menyampaikan laporan Rencana Pengelolaan Semua Iperusahaan menyampaikan laporan
Lingkungan (RKL)/ Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) / Upaya Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)/ Rencana
Pengelolaan Lingkungan (UKL)/ Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Pemantauan Lingkungan (RPL) / Upaya
secara berkala 6 bulan sekali Pengelolaan Lingkungan (UKL)/ Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) secara berkala 6 bulan sekali
a. > 80% 100 100
b. 60 - 80% 50
c. 40 - 59.99% 25
d. < 40% 0
13 "Industry di Kota Malang memiliki dokumen
Kasus pencemaran lingkungan dan pengaduan masyarakat setahun terakhir pengelolaan lingkungan seperti AMDAL, UKL/UPL
sebagai salah satu cara meminimalkan dampak.
OPD terkait juga selalu melakukan pengawasan
a. Menurun 100 100 pada industry. Belum ada keluhan berarti tentang
b. Tetap 50 kasus pencemaran industry
c. Meningkat 0
3.5 PELAYANAN KESEHATAN DAN POS USAHA KESEHATAN KERJA (UKK) PADA IKM
14 Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) aktif
a. > 80% 100 100
Jumlah Pos UKK 32 dan Semua aktif melaksanakan
b. 60 - 80% 50
pelayanan kesehatan
c. 40 - 59% 25
d. < 40% 0
IV USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
4.1 IZIN DAN PENGEMBANGAN USAHA
15 Persentase UMKM yang memiliki perijinan (NIB/TDP/SKU) Jumlah UMKM yang terdaftar 5.827 (pirt/
a.  >80% 100 3883+ukk/1944), yang mempunyai NIB/ TDP/ SKU
b. 50-80% 50 50 4345 = 74,6%
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
16 Persentase UMKM sektor makanan, minuman, industri pengolahan yang (Jumlah RM 323, Jumlah Jasa boga 113, Jumlah
memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), PIRT, POM DAM 166, Tumlah ITTk 15, SLHS 197) (Jumlah
a.  >80% 100 100 IRT 3883 , PIRT 3883) Jadi jumlah UMKM sekto
makanan minuman , industri pengolahan = 4.500,
b. 50-80% 50
Yga memiliki SLHS,PIRT =4.080 = 90,6%
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
4.2 UMKM SEHAT
17 Jumlah Kecamatan 5, Kecamatan yang melakukan
Persentase kecamatan yang melakukan penataan sentra pangan jajanan penetaan sentra pangan jajanan 3
a. lebih dari 75% total kecamatan 100
b. 50-75% total kecamatan 50 50
c. kurang dari 50% total kecamatan 25
18 Jumlah UMKM sentra pangan jajanan dan kantin yang memiliki Label Jumlah UMKM sentra panga jajanan dan kantin 132.
pembinaan/pengawasan higiene sanitasi pangan jumlah yanh memiliki label 102 = 77,3%
a. lebih dari 75% 100 100
b. 50-75 % 50
c. kurang dari 50% total kecamatan 25
4.3 KUALITAS KESEHATAN LINGKUNGAN UMKM
Persentase UMKM yang sudah menerapkan dan menuhi syarat standar Jumlah UMKM yang terdaftar 5.827, yang sudah
19 menerapkan dan memenuhi syarat standart
kesehatan lingkungan kerja
kesehatan lingkungan kerja 4.080 = 70%
a.  >80% 100
b. 50-80% 50 50
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
20 Persentase UMKM yang telah menerima pembinaan dan pengawasan Jumlah UMKM yang terdaftar 5.827, yang sudah
a.  >80% 100 menerima pembinaan dan pengawasan 4500 =
b. 50-80% 50 50 77,2%
c. < 50% 25
d. Tidak ada pembinaan dan pengawasan 0
4.4 PELAYANAN KESEHATAN DAN POS USAHA KESEHATAN KERJA (POS UKK)
21 Jumlah pos UKK tahun 2021 yang mendapat
Persentase UMKM yang memiliki pelayanan kesehatan/ Pos UKK pelayanan kesehatan sebanyak sebanyak 32 Pos
a.  >80% 100 UKK yang terdiri dari 1.944 UMKM. = 34,2%
b. 50-80% 75
c. < 50% 50 50
d. Tidak ada UMKM yang memiliki pelayanan kesehatan/Pos UKK 0
TOTAL NILAI 1,775 85
Jumlah PIRT 3883
Jumlah Yg tergabung dalam UKK 1944
Jumlah UMKM yg terdaftar 5827
Jumlah IKM 5920
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT

TATANAN 9 - PERLINDUNGAN SOSIAL


NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR SKALA NILAI (TOTAL: 3400) ALASAN NILAI USULAN

I PENANGANAN MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL


1.1 KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH
1 Adanya Tim Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan konfirmasi ke kemensos apakah keberadaan tim ini harus
Daerah/TKPKD/Tim Bansos Pangan dll.) ada kegiatannya (contoh dalam bentuk surat keputusan)
a. Ada dan Aktif 100
b. Tidak ada tim 0
2 Melakukan update data ke dalam Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKSNG) secara konfirmasi ke kemensos terkait : apakh data dan kegiatan
rutin wajib dipublikasi?siapa yang memverifikasi dan validasi
a. Update data setiap bulan 100
b. Update data setiap 3 bulan 50
c. Update data setiap 6 bulan 25
d. Tidak update data 0
3 Adanya peraturan mengenai Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial suaikan dengan staerahnya apakah peraturan terkait penanganan masalah
a. Ada 100 kesejahteraan sosial turunan dari peraturan pusat
(minimal SK, Pergub, Perwali, SE)
b. Tidak ada 0
4 Adanya layanan pengaduan terkait masalah-masalah sosial (masalah bantuan sosial dll.)
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
1.2 PENANGANAN MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL
5 Adanya Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial dalam Rencana Pembangunan jangka Menengah Bukti fisik adanya perencanaan RPJMD dan bukti fisik
Daerah/RPJMD laporan kegiatan
a. Ada dalam perencanaan daerah dan sudah terealisasi 100
b. Ada dalam perencanaan daerah tapi belum terealisasi 50
c. Tidak ada dalam perencanaan daerah 0
1.3 UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK PEMERLU PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (PPKS)
6 Adanya kegiatan penanganan pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) yang aktif dalam setahun laporan dan dokumentasi kegiatan
terakhir
a. Ada dan disertai dengan laporan kegiatan 100
c. Tidak ada 0
7 Pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) yang diberikan jaminan sosial
a. Seluruhnya diberikan jaminan sosial 100
b. Sebagian diberikan jaminan sosial 50
c. Tidak ada diberikan jaminan sosial 0
8 Adanya kegiatan pelatihan khusus bagi pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) tidak dimasukkan dalam instrumen karena program
a. Seluruh yang mendapatkan pelatihan 100 pendidikan lebih mengarah pengembangan pengetahuan
b. Sebagian yang mendapatkan pelatihan 50
c. Tidak ada 0
9 Keberadaan penggiat penanganan pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) baik secara
individu/kelompok
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
10 Adanya kerjasama dengan stakeholder masyarakat (seperti pihak swasta, akademisi, instansi pemerintah keberadaan penggiat dan kerjsama dengan stakeholder
terkait, lembaga keagamaan, individu/donatur dll) dalam kegiatan penanganan pemerlu pelayanan masyarakat dalam penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PPKS) di daerah setahun terakhir kesejahteraan sosail akan berdampak pada kesehatan
a. Ada dan melibatkan lebih dari 3 kelompok masyarakat serta ada MOU 100
b. Ada dan melibatkan lebih dari 3 kelompok masyarakat tetapi tidak ada
75
MOU
c. Ada dan melibatkan kurang dari 3 kelompok masyarakat 50
d. Tidak ada kerjasama 0
1.4 ANGKA KEMISKINAN
11 Capaian target penurunan angka kemiskinan (4%-6 %)
a. Mencapai target dengan penurunan angka kemiskinan > 6 % 100 konfirmasi ke kemensos terkait data capaian target angka
b. Mencapai target dengan penurunan angka kemiskinan 4%-6% 50 kemiskinan
c. Tidak mencapai target dengan penurunan angka kemiskinan <4% 0
untuk Kab/Kota yang tidak memiliki komunitas adat
II PENGARUSUTAMAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DAN DAERAH PERBATASAN
terpencil tidak menjadi faktor pembagi nilai
2.1 UPAYA PEMERINTAH DAN SWASTA UNTUK KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DAN DAERAH PERBATASAN
12 Adanya upaya pemerintah daerah dan swasta dalam peningkatan kemampuan ekonomi untuk komunitas adat kemampuan ekonomi akan meningkatkan akses terhadap
terpencil dan daerah perbatasan (misal pendidikan dan pelatihan, bantuan stimulan dll.) kesehatan
a. Ada upaya yang dilakukan secara lengkap dan dilakunan secara rutin 100
b. Ada upaya yang dilakukan secara lengkap tapi belum dilakukan
50
secara
c. rutin yang dilakukan meski belum dilakukan secara lengkap dan
Ada upaya
25
rutin
d. Tidak ada upaya peningkatan kemampuan ekonomi 0
13 Adanya program pemberdayaan/pendidikan khusus bagi wanita dan anak-anak komunitas adat terpencil dan laporan dan dokumentasi kegiatan
daerah perbatasan
laporan dan dokumentasi kegiatan

a. Ada dan terdokumentasi dengan baik 100


b. Ada tapi tidak terdokumentasi dengan baik 50
c. Tidak ada 0
14 Adanya program pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi komunitas adat terpencil dan daerah perbatasan laporan dan dokumentasi kegiatan
a. Ada dan terdokumentasi dengan baik 100
b. Ada tapi tidak terdokumentasi dengan baik 50
c. Tidak ada 0
15 Adanya pemenuhan hak sipil bagi komunitas adat terpencil dan daerah perbatasan, misal hak sipil pemenuhan hak sipil berdampak tidak langsung dengan
pendaftaran pernikahan kesehatan namun dapat membantu meningkatkan
a. Ada dan kegiatannya meningkat dari tahun sebelumnya 100 pengetahuan kesehatan seperti penyuluhan pada calon
b. Ada dan kegiatannya sama dari tahun sebelumnya 50 pengantin, penyuluhan kesehatan produksi pada calon
pengantin
c. Tidak ada kegiatan penanganan PMKS 0
2.2 PENGGIAT KOMUNITAS ADAT TERPENCIL
16 Adanya penggiat komunitas adat terpencil baik secara individu/kelompok/lembaga sosial/yayasan
a. Ada penggiat komunitas dan kegiatannya aktif dan rutin 100 keberadaan penggiat komunitas adat terpencil baik secara
individu/kelompok/lembaga sosial/yayasan akan
b. Ada penggiat komunitas tapi kegiatannya tidak aktif dan tidak rutin 50 berdampak pada kesehatan
c. Tidak ada penggiat komunitas 0
III PENANGANAN KEKERASAN ANAK, PEREMPUAN DAN LANSIA
3.1 KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH
17 Adanya regulasi daerah tentang penanganan kekerasan anak, perempuan dan lansia apakah peraturan terkait regulasi daerah tentang
a. Dituangkan dalam Peraturan Daerah 100 penanganan kekerasan anak, perempuan dan lansia dari
b. Dituangkan dalam Peraturan Kepala Daerah 50 peraturan pusat (minimal SK, Pergub, Perwali, SE)
c. Dituangkan dalam Instruksi/Keputusa Kepala Daerah/Surat Edaran 25
d. Tidak ada regulasi 0
3.2 PENANGANAN KEKERASAN ANAK, PEREMPUAN DAN LANSIA DALAM RPJMD
18 Adanya penyelenggaraan penanganan kekerasan anak, perempuan dan lansia dalam Rencana Bukti fisik adanya perencanaan RPJMD dan bukti fisik
Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD laporan kegiatan
a. Ada dalam RPJMD dan terealisasi 100
b. Ada dalam RPJMD tapi belum terealisasi 50
c. Tidak ada dalam RPJMD 0
3.3 UPAYA PEMERINTAH, SWASTA DAN MASYARAKAT UNTUK PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP ANAK, PEREMPUAN DAN LANSIA

19 Adanya upaya penanganan dan pencegahan angka kekerasan terhadap anak upaya penanganan dan pencegahan angka kekerasan
a. Ada upaya dan capaian angka kekerasan terhadap anak menurun terhadap anak akan berdampak terhadap kesehatan
100
dibanding
b. tahun
Ada upaya dansebelumnya
capaian angka kekerasan terhadap anak stabil sama
50
dibanding
c. tahun
Tidak ada upayasebelumnya
penanganan dan pencegahan untuk menekan angka
0
kekerasan terhadap anak
20 Upaya pencegahan untuk menurunkan angka perkawinan pada usia anak Upaya penanganan dan pencegahan untuk menekan
a. Ada upaya dan capaian angka perkawinan anak menurun 100 angka perkawinan anak akan berdampak terhadap
b. Ada upaya dan capaian angka perkawinan anak sama dengan tahun kesehatan
50
sebelumnya
d. Tidak ada upaya 0
21 Adanya upaya pencegahan praktek sunat pada anak perempuan upaya penanganan dan pencegahan praktek sunat pada
a. Ada upaya dan capaian angka sunat pada perempuan menurun anak perempuan akan berdampak terhadap kesehatan
100
dibanding
b. tahun
Ada upaya dansebelumnya
capaian angka sunat pada perempuan stabil sama
50
dibanding tahun sebelumnya
c. Ada upaya dan capaian angka sunat pada perempuan meningkat
25
dibanding
d. tahun
Tidak ada sebelumnya
upaya penanganan dan pencegahan untuk menekan angka
0
sunat pada perempuan
22 Adanya upaya pendidikan penyuluhan, komunikasi dan informasi tentang penanganan kekerasan terhadap upaya pendidikan penyuluhan, komunikasi dan informasi
perempuan tentang penanganan dan kekerasan terhadap perempuan
a. Ada upaya dan capaian angka kekerasan pada perempuan menurun akan berdampak terhadap kesehatan
100
dibanding
b. tahun
Ada upaya dansebelumnya
capaian angka kekerasan pada perempuan stabil
50
sama dibanding tahun sebelumnya
c. Tidak ada upaya 0
23 Adanya UPTD PA/P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) dalam laporan dan dokumentasi kegiatan
penanganan kekerasan pada anak, perempuan dan lansia
a. Ada dan seluruh korban yang tertangani 100
b. Ada dan sebagian korban yang tertangani 50
c. Tidak ada lembaga 0
24 Adanya penanganan kasus hukum kekerasan terhadap anak, perempuan dan lansia laporan dan dokumentasi kegiatan
a. Ada, semua kasus diproses secara hukum 100
b. Ada, sebagian kasus diproses secara hukum 50
c. Tidak ada yang diproses 0
3.4 PENGGIAT PENANGANAN KEKERASAN PADA ANAK, PEREMPUAN DAN LANSIA
25 Keberadaan penggiat penanganan kekerasan terhadap anak, perempuan dan lansia baik secara penggiat penanganan kekerasan terhadap anak,
individu/kelompok perempuan dan lansia baik secara individu/kelompok
a. Ada dan terdaftar 100 akan berdampak pada kesehatan
b. Ada tetapi tidak terdaftar 50
c. Tidak ada 0
3.5 KASUS KEKERASAN ANAK, PEREMPUAN DAN LANSIA
26 Jumlah kasus kekerasan terhadap anak, perempuan dan lansia yang dilaporkan setahun terakhir konfirmasi ke kemensos terkait data kasus kekerasan
a. Jumlahnya menurun dibandingkan tahun sebelumnya 100 terhadap anak, perempuan dan lansia
b. Jumlahnya stabil dibandingkan tahun sebelumnya 50
c. Jumlahnya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 0
IV KESETARAAN GENDER
4.1 KESETARAAN GENDER
27 Adanya perencanaan dan penganggaran responsif gender laporan dan dokumentasi kegiatan
a. Ada dan terdokumentasi dengan baik 100
laporan dan dokumentasi kegiatan

b. Tidak ada 0
V SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
5.1 KEGIATAN SOSIAL BUDAYA DALAM RPJMD
28 Memiliki program Rute Aman Selamat ke Sekolah (RASS) yang rutin di sosialisasikan setahun terakhir program Rute Aman Selamat ke Sekolah (RASS) yang
a. Ada dan rutin disosialisasikan 100 rutin di sosialisasikan akan berdampak pada kesehatan :
b. Ada tapi tidak rutin disosialisasikan 50 insert ke tatanan lalu lintas??
c. Tidak ada program RASS 0
29 Adanya sarana prasarana dalam mendukung program Rute Aman Selamat ke Sekolah (RASS) seperti halte sarana prasarana dalam mendukung program Rute Aman
penumpang angkutan umum, Zone Selamat Sekolah (ZOSS) dan fasilitas untuk pesepeda dan pejalan kaki Selamat ke Sekolah (RASS) seperti halte penumpang
angkutan umum, Zone Selamat Sekolah (ZOSS) dan
a. Ada, dan memiliki semua sarana prasarana RASS 100
fasilitas untuk pesepeda dan pejalan kaki akan
b. Ada, dan memiliki sebagian sarana prasarana RASS 50 berdampak pada kesehatan
c. Tidak ada sarana prasarana RASS 0
VI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN RADIKALISME
6.1 UPAYA PENCEGAHAN RADIKALISME
30 Adanya upaya dan peran serta keluarga, masyarakat, media massa dan pemerintah daerah dalam upaya konfirmasi ke kemensos terkait data upaya dan peran
mencegah radikalisme dan tindak pidana terorisme setahun terakhir serta keluarga, masyarakat, media massa dan pemerintah
a. Ada upaya dan perannya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 100 daerah dalam upaya mencegah radikalisme dan tindak
b. Ada upaya dan perannya sama saja dibandingkan tahun sebelumnya 50 pidana terorisme
c. Tidak ada upaya 0
31 Kegiatan pemberdayaan komunitas mantan narapidana teroris/orang terpapar radikalisme konfirmasi ke kemensos terkait data pemberdayaan
a. Ada pemberdayaan dan kegiatannya rutin dilakukan 100 komunitas mantan narapidana teroris/orang terpapar
b. Ada pemberdayaan tapi kegiatannya tidak rutin dilakukan 50 radikalisme
c. Tidak ada kegiatan pemberdayaan 0
6.2 REGULASI PENANGULANGAN RADIKALISME
32 Keberadaan regulasi dalam pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan aksi terorisme apakah peraturan terkait regulasi pencegahan dan
a. Tercantum dalam Peraturan Daerah 100 penanggulangan radikalisme dan aksi terorisme dari
b. Tercantum dalam Peraturan Kepala Daerah 50 peraturan pusat (minimal SK, Pergub, Perwali, SE)
c. Tercantum dalam Instruksi/Keputusa Kepala Daerah/Surat Edaran 25
d. Tidak ada regulasi 0
33 Kerjasama pemerintah daerah dengan stakeholder terkait dalam pencegahan dan penanggulangan laporan dan dokumentasi kegiatan seperti dalam bentuk
radikalisme MOU
a. Ada kerjasama dan kegiatannya rutin dilakukan 100
b. Ada
c. Tidakkerjasama tapi kegiatannya
ada kerjasama tidak rutindan
dalam pencegahan dilakukan
penanggulangan 50
radikalisme 0
6.3 UPAYA PENANGGULANGAN RADIKALISME
34 Kegiatan edukasi seperti sosialisasi, penyebaran materi komunikasi, informasi dan edukasi tentang bahaya laporan dan dokumentasi kegiatan
Terorisme
a. Ada dan dilakukan secara rutin 100
b. Ada tapi tidak dilakukan secara rutin 50
c. Tidak ada kegiatan penyebaran 0
TOTAL NILAI
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT

TATANAN 10- PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BENCANA


NILAI U (TOTAL:
NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR SKALA CATATAN
2300)
I PENANGGULANGAN BENCANA
1.1 KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH
1 Adanya regulasi penanggulangan bencana apakah peraturan terkait regulasi penanggulangan
a. Ada regulasi 100 bencana daerahdari peraturan pusat (minimal SK,
b. Tidak ada regulasi 0 Pergub, Perwali, SE)
2 Upaya pencegahan dan penanggulangan bencana masuk ke dalam dokumen perencanaan daerah (seperti Bukti fisik adanya perencanaan RPJMD dan bukti fisik
RPJMD, Renstra dan RKPD) laporan kegiatan
a. Upaya pencegahan masuk dalam semua dokumen perencanaan daerah
100
(RPJMD,
b. Renstra dan RKPD)
Upaya pencegahan masuk dalam dokumen perencanaan daerah tapi
50
hanya dalam
c. Upaya RPJMD, masuk
pencegahan Renstradalam
saja dokumen perencanaan daerah tapi
75
hanya dalam RPJMD saja
d. Upaya pencegahan tidak masuk dalam dokumen perencanaan daerah 0
3 Adanya Badan/Unit Kerja yang menangani Penanggulangan Bencana Daerah ada Perda Keberadaan Badan/Unit Kerja yang
a. Ada 100 menangani Penanggulangan Bencana Daerah
b. Tidak ada 0
4 Adanya Tim/Unit Reaksi Cepat (TRC) dalam penanggulangan bencana TRC yaitu tim yang bergerak hanya saat penanggulangan
a. Semua kluster ada TRC 100 bencana saja. ada SK timunit reaksi cepat (TRC) dalam
b. Tidak semua cluster memiliki TRC 50 penanggulangan bencana dari masing-masing OPD
c. Tidak ada TRC 0
Adanya rencana penanggulangan bencana dan rencana penanggulangan
5 dokumen RPD dan RPKB
kedaruratan bencana
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
6 Memiliki rencana kontingensi bencana daerah menurut hazard laporan dan dokumentasi kegiatan.
a. Ada, dan dilakukan review 100
b. Ada, belum dilakukan review 50
c. Tidak ada 0
7 Melakukan kegiatan simulasi tanggap penanggulangan bencana minimal 1 kali dalam setahun. laporan dan dokumentasi kegiatan
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
II UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA
data terkait persediaan logistik yang mencukupi di
8 Keberadaan persediaan logistik dan peralatan yang mencukupi di masing-masing klaster daerah rawan bencana
masing-masing klaster daerah rawan bencana
a. Ada dan jumlahnya cukup 100
b. Ada dan jumlahnya tidak cukup 50
c. Tidak ada persediaan logistik 0
9 Upaya program penguatan dan pemulihan sosial untuk korban bencana
a. Ada dan terealisasi secara rutin 100
b. Ada tapi tidak terealisasi secara rutin 0
10 Persentase desa/kelurahan tangguh bencana (Destana) yang sudah menerapkan Standar Nasional Perka BNPB 01/2012 sebagai alat ukur destana. No SNI
Indonesia/SNI sebagai acuan bersama dalam melakukan upaya pengelolaan resiko bencana di daerah rawan 8537/2012. data terkait desa dan kelurahan tangguh
bencana bencana (Destana) yang sudah menerapkan Standar
a. Minimal 51% kategori desa/kelurahan pratama dari seluruh desa rawan Nasional Indonesia/SNI sebagai acuan bersama dalam
100
bencana melakukan upaya pengelolaan resiko bencana di daerah
b. 30-50% kategori desa/kelurahan pratama dari seluruh desa rawan bencana 50
c. Kurang dari 30% kategori desa/kelurahan pratama dari seluruh desa rawan rawan bencana
25
bencana
d. Tidak ada desa/kelurahan tangguh bencana 0
III PERINGATAN DINI
3.1 KOMUNIKASI DAN INFORMASI BENCANA ALAM
11 Adanya sistem peringatan dini terintegrasi sesuai ancaman bencana wilayahnya (EWS longsor, EWS banjir, EWS laporan sistem peringatan dini terintegrasi sesuai
tsunami) ancaman bencana wilayahnya (EWS longsor, EWS banjir,
EWS tsunami)
a. Ada sistem peringatan dini terintegrasi dan berfungsi 100
b. Ada sistem peringatan dini terintegrasi tapi tidak berfungsi 50
c. Tidak ada sistem peringatan dini terintegrasi 0
12 Adanya rambu dan papan informasi peringatan dini bencana data keberadaan rambu dan papan informasi peringatan
a. Ada rambu peringatan dini bencana, jumlahnya memadai yang dipasang di dini bencana
100
lokasi strategis
b. Ada rambu peringatan dini bencana, tapi jumlahnya terbatas 50
c. Tidak ada rambu peringatan dini bencana 0
13 Pelaksanaan diseminasi informasi peringatan dini kepada stakeholder terkait dan masyarakat laporan dan kegiatan diseminasi informasi peringatan dini
a. Ada kegiatan diseminasi informasi peringatan dini bencana secara berkala 100 kepada stakeholder terkait dan masyarakat
kepada stakeholder terkait dan masyarakat
b. Ada kegiatan diseminasi informasi peringatan dini bencana tapi belum
50
dilakukan secara berkala
c. Tidak ada kegiatan diseminasi informasi peringatan dini bencana 0
3.2 PETA RAWAN BENCANA ALAM
14 Keberadaan peta rawan bencana daerah data dan laporan peta rawan bencana daerah
a. Ada peta rawan bencana yang terdokumentasikan dengan baik dan
100
tersosialisasikan
b. Ada peta rawansecara rutintapi belum terdokumentasikan dengan baik dan
bencana
50
belum tersosialisasikan secara rutin
c. Tidak ada peta rawan bencana 0
15 Perencanaan wilayah/tata ruang yang telah mengacu pada peta rawan bencana laporan perencanaan wilayah/tata ruang yang telah
a. Ada perencanaan wilayah/tata ruang telah mengikuti peta rawan bencana 100 mengacu pada peta rawan bencana
b. Tidak ada perencanaan wilayah/tata ruang telah mengikuti peta rawan
0
bencana
3.3 IMPLEMENTASI SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON (SKDR) BENCANA NON ALAM
16 Tersedianya SKDR sebagai sistem pemantauan perkembangan trend suatu penyakit menular yang potensial data dan laporan SKDR sebagai sistem pemantauan
KLB/wabah dari waktu ke waktu perkembangan trend suatu penyakit menular yang
a. Ada SKDR dan sistem pemantauannya berfungsi 100 potensial KLB/wabah dari waktu ke waktu
b. Ada SKDR dan sistem pemantauannya tidak berfungsi 50
c. Tidak ada SKDR 0
17 Capaian Respon Alert (sinyal) SKDR data dan laporan Capaian Respon Alert (sinyal) SKDR
a. Capaian persentase Respon Alert >= 90% 100
b. Capaian persentase Respon Alert <= 90% 50
c. Tidak ada 0
IV PENINGKATAN KAPASITAS
4.1 SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA
18 Persentase penyelenggaraan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di sekolah pada daerah rawan data dan laporan penyelenggaraan program Satuan
bencana Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dalam rangka
meningkatkan ketangguhan satuan pendidikan setiap
a. Minimal 51% Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) 100
sekolah terhadap bencana, ada dalam kurikulum
b. 30-50% Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) 50 pendidikan
c. Kurang dari 30% Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) 25
d. Tidak ada 0
19 Adanya fasilitas sarana prasarana pendidikan yang aman dari resiko bencana di setiap satuan pendidikan data fasilitas sarana prasarana pendidikan yang aman
a. Ada 100 dari resiko bencana di setiap satuan pendidikan, DO
diperjelas
b. Tidak ada 0
4.2 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA (MASYARAKAT TANGGAP BENCANA)
20 Memiliki Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam SK dan laporan Forum Pengurangan Risiko Bencana
penanggulangan bencana di Kawasan Rawan Bencana (KRB) (FPRB) sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam
a. Ada, kegiatannya aktif dan rutin 100 penanggulangan bencana di Kawasan Rawan Bencana
b. Ada, tapi kegiatannya tidak aktif dan rutin 50 (KRB)
c. Tidak ada 0
V MITIGASI & KESIAPSIAGAAN
5.1 KERJASAMA DAERAH YANG BERBATASAN DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
21 Melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah lain yang berbatasan dengan kawasan Rawan Bencana (KRB) MOU kerjasama dengan pemerintah daerah lain yang
dalam upaya penanggulangan bencana berbatasan dengan kawasan Rawan Bencana (KRB)
a.Ada kerjasama 100 dalam upaya penanggulangan bencana
b. Tidak ada kerjasama 0
22 Adanya kerjasama desa/kelurahan rawan bencana dengan desa/kelurahan sekitarnya dalam rangka Dibuktikan dengan dokumen kerjasama baik formal
penanggulangan bencana maupun informal
a. Ada kerjasama 100
b.Tidak ada kerjasama 0
23 Jumlah kerjasama dalam upaya penanggulangan bencana dengan pihak lain (Melampirkan dokumen MOU kerjasama dalam upaya penanggulangan bencana
kerjasama/MOU) dengan pihak lain,
a. Minimal 5 pihak 100
b. Kurang dari 5 pihak 50
d. Tidak ada kerjasama dengan pihak lain 0

TOTAL NILAI

Anda mungkin juga menyukai