Posyandu yang:
(Definisi
Operasional Profil
Kesehatan 2015)
Sumber: e-book
Indikator Program
Kesmas dalam
RPJMN dan
Renstra Kemenkes
Jumlah bayi usia 0 – 11 bulan yang (Definisi
meninggal di suatu wilayah pada Operasional Profil
kurun waktu tertentu dibagi jumlah Kesehatan 2015)
kelahiran hidup di wilayah dan pada
kurun waktu yang sama dikali 1.000
Sumber: e-book
Indikator Peogram
Kesmas dalam
RPJMN dan
Renstra Kemenkes
(diolah)
Sumber: e-book
Jumlah desa/kelurahan yang sudah Indikator Peogram
terverifikasi SBS dibagi jumlah Kesmas dalam
seluruh desa/kelurahan dikali 100% RPJMN dan
Renstra Kemenkes
Jumlah rumah tangga yang Meta Data Target
menggunakan sumber air minum Indikator Air
aman dibagi jumlah seluruh rumah Minum Bappenas
tangga dikali 100% (diolah)
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT
48
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional (Akupressure/ Akupuntur/ Pijat
a. > 25% 100
b. 10 - 24% 50 50
c. < 10% 25 25
11.2 RUANG TERBUKA HIJAU DI RUMAH SAKIT
49 Persentase rumah sakit yang memiliki ruang terbuka hijau sebagai taman obat dan healing garden Jumlah Rumah sakit di kota malang 26 Buah yang memiliki ruang terbuka
a. 100% 100 hijau sebagai taman obat dan healing garden ada 4 rumah sakit (15,4%)
b. 50 - 99% 50 50
c. < 50% 25
XII UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT (UKBM)
12.1 POSYANDU
50 Persentase posyandu aktif di Kabupaten/Kota Jumlah Posyandu 648, 30 Posyandu Mandiri (4,63%), 467 Posyandu
Purnama (72,07%) , 151 Posyandu Madya (23,30%) dan 0 Posyandu
a. ≥ 80% 100 100 berstrata Pratama. Sedangkan posyandu aktif adalah Posyandu Purnama
b. < 80% Mandiri 497 (76,70%)
0
12.2 POSBINDU
51 Persentase deteksi dini di Posbindu setiap bulan Posbindu buka dan melaksanakan Deteksi Dini setiap bulan. Jumlah
a. > 80% 100 100 Posbindu 478 Pos , Jumlah Posbindu aktif 478 (100%). Jumlah Posbindu
menurut strata Posbindu mandiri 31 (6,49%), Posbindu purnama 164
b. 50 - 80% 50 (34,31%), Posbindu madya 179 (37,45%), dan Posbindu pratama 164
c. < 50% 25 (21,76%).
12.3 POSYANDU LANSIA
52 Persentase Posyandu Lansia aktif Posyandu lansia aktif lansia yang buka setiap bulan. Jumlah Posyandu
a. >60% 100 100 lansia di Kota Malang 488 Posyandu dan yang aktif 483 (99 %).Posyandu
lansia menurut strata mandiri 49 Posyandu (10.94%). Purnama 217
b. 50-60% 50
Posyandu (48,44%), Madya 146 Posyandu (32,59%), Pratama 36
c. <50% 25 Posyandu (8,04%)
XIII KETAHANAN PANGAN DAN GIZI
13.1 KETERSEDIAAN PANGAN
53 Rasio ketersediaan pangan terhadap kebutuhan komoditas pangan Rasio ketersedian pangan terhadap kebutuhan pangan terutama
a. ≥125% 100 100 komoditas pangan utama yaitu beras sebesar 608 %
b. 100-125% 50
c. ≤ 100% 0
54 Tingkat ketersediaan energi Tingkat ketersediaan energi sebesar 2.153 kkal/kapita/hari
a. ≥ 2400 kkal/kapita/hari 100
b. 2100-2400 kkal/kapita/hari 50 50
c. < 2100 kkal/kapita/hari 0
55 Penurunan jumlah penduduk rentan rawan pangan Di kota malang tidak ada penduduk rawan pangan
a. ≥ 1.5% 100 100
b. 0 - 1.5% 50
c. 0% 0
13.2 LEMBAGA DISTRIBUSI DAN HARGA PANGAN
56 Keberadaan cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD) Memiliki stok CPPD namun belum memiliki regulasi perda
a. Memiliki stok CPPD dan regulasi perda 100 CPPD = 80 % x cadangan pangan total provinsi x rasio jumlah penduduk
b. Memiliki stok CPPD dan regulasi non perda 80 80 kabupaten / kota terhadap provinsi
c. Memiliki stok CPPD 60
d. Memiliki regulasi perda 40
e. Memiliki regulasi non perda 20
f. Tidak memiliki stok dan regulasi 0
57 Stabilisasi harga di tingkat konsumen Sumber data, DO (cara perhitungan)
a. harga eceran lebih kecil HET 100 100 Harga eceran lebih kecil dari HET
b. harga eceran sama dengan HET 50
c. harga eceran lebih besar dari HET 0
13.3 PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN
58 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) berdasarkan Angka Kecukupan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) berdasarkan Angka Kecukupan Energi
Energi
a. (AKE) 2100 Kkal/kap/hari
≥ 90.0 100 100 (AKE) 2100 Kkal/kap/hari Kota Malang Tahun 2021 91,42 %
b. 85.0 - 90.0 50
c. 80.0 - 85.0 25
d. < 80.0 0
59 Program Food Loss dan Food Waste istilah dalam bahasa indonesia, sumber data, DO, cara pengukuran
a. Ada program food loss dan food waste 100 Food loss adalah sampah makanan yang berasal dari pangan segar,
b. Ada program food loss 50 sedangkan food waste adalah sampah makanan yang berasal dari pangan
c. Ada program food waste 50 olahan/pangan siap saji
d. Tidak ada program 0 0
60 Penanganan diversifikasi pangan regulasi, kriteria, DO, implementasi
a. Ada regulasi dan berjalan aktif 100 Kota Malang belum memiliki regulasi penangan diversifikasi pangan
b. Ada regulasi tapi tidak berjalan 50 namun kegiatan ini berlangsung dengan rutin melalui sosialisasi,
kampanye dan gerakan
c. Tidak ada regulasi tapi berjalan aktif 50 50
d. Tidak ada regulasi dan kegiatan 0
13.4 KEAMANAN PANGAN
61 Adanya pengawasan keamanan pangan Kegiatan pengawasan pangan dilakukan melalui pengawasan pre market
a. Lebih dari 1 kali per bulan 100 100 dan post market serta pengambilan sampel pangan di pasar rakyat dan
b. 1 kali per bulan 50 kelompok tani untuk diuji kandungan pestisida di laboratorium
c. Tidak rutin dilakukan 0
62 Keberadaan penyuluhan pengendalian hama terpadu, penggunaan Penyuluhan pengendalian hama terpadu, penggunaan pestisida dan
pestisida dan pertanian organik oleh pemerintah pertanian organik secara rutin dilaksanakan oleh penyuluh pertanian
a. Ada dilakukan secara rutin 100 100 bekerjasama dengan petugas pengendali OPT (organisme pengganggu
b. Ada tapi tidak dilakukan rutin 50 tumbuhan) dan KP3 (komisi pengawas pupuk dan pestisida)
b. Tidak ada penyuluhan 0
63 Jaminan keamanan pangan yang beredar (pre-market) Pengawasan pangan segar rutin dilaksanakan baik yang pre market
a. Ada dan dilakukan secara rutin 100 100 maupun post market bekerjasama dengan OKKPD (otoritas kompeten
b. Ada namun tidak dilakukan 50 keamanan pangan daerah) provinsi jawa timur
c. Tidak ada 0
TOTAL NILAI 5,105
81
Catatan :
1 Bio fortivikasi dan Fortivikasi pangan ? usul : tersedia pangan pokok yang di-fortivikasi --> dibuat general
2 Desa Aman Pangan ?
RS = 24
PKM =16
16
16
880,169 8.8017
49 431
261
29.6534
690
40
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT
TATANAN 2 - PERMUKIMAN
NILAI (TOTAL:
NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR SKALA CATATAN
9400)
I UDARA BERSIH
1.1 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KUALITAS UDARA KABUPATEN/KOTA
1 Adanya regulasi pelaksanaan program pengendalian pencemaran kualitas udara
a. Ada, diatur melalui Perda 100
b. Ada, diatur melalui Perkada 50
c. Tidak ada 0
2 Adanya program pengendalian pencemaran kualitas udara di dalam dokumen perencanaan
a. Ada, tercantum di dokumen RPJMD, RKPD, Renstra PD dan Renja
100
PD
b. Ada, tercantum di dokumen RPJMD dan RKPD 50
c. Ada tercantum di dokumen Renstra PD 25
d. Tidak tercantum di semua dokumen perencanaan pembangunan
0
daerah dan perencanaan perangkat daerah
1.2 CAR FREE DAY (CFD)
3 Adanya regulasi/kebijakan terkait pelaksanaan car free day
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
4 Pelaksanaan car free day
a. Pelaksanaan rutin 100
b. Tidak rutin dilaksanakan 50
c. Tidak ada CFD 0
1.3 PENGGUNAAN ENERGI RAMAH LINGKUNGAN
5 Adanya upaya pemerintah daerah dalam mengkampanyekan penggunaan bahan bakar ramah
lingkungan (BBM rendah sulfur termasuk Bahan Bakar Gas/BBG, kendaraan berbahan listrik/solar
sel, biodiesel, dll.) untuk transportasi publik dan / atau mobil pribadi dan/ atau industri
a. minimal 2 kali dalam setahun 100
b. 1 kali dalam setahun 50
c. Tidak pernah dilakukan 0
6 Jumlah rumah tangga yang menggunakan salah satu atau beberapa energi alternatif yang ramah Sumber data : dokumen di BPS
lingkungan: solar sel, LPG dan pemanfaatan gas metan
a. > 80% 100
b. 60% - 80% 75
c. 30% - 59% 50
d. < 30% 25
1.4 PENANAMAN POHON DI WILAYAH YANG POTENSI MENGALAMI PENCEMARAN UDARA
7 Kampanye wajib tanam pohon bagi masyarakat yang dilakukan secara terencana dan bersinergi,
baik melalui Surat edaran, Surat Keputusan, bilboard, leaflet, brosur, media cetak, atau elektronik
a. Ada 100
c. Tidak ada 0
10 Nilai hasil pengukuran ISPU
a. 0 - 50 (Sehat) 100
b. 51 - 100 (Sedang) 50
c. > 101 (Tidak Sehat) 0
11 Nilai indeks kualitas udara Data setahun terakhir
a. 91 - 100 (Sangat Baik) 100
b. 71 - 90 (Baik) 50
c. 50 - 70 (Sedang) 25
d. < 50 (Kurang) 0
12 Melakukan monitoring uji kualitas udara indoor secara berkala DO indoor = TFU, tempat kerja --> sesuai PP kesling
DO indoor = TFU, tempat kerja --> sesuai PP kesling
a. Dilakukan dua kali atau lebih dalam satu tahun 100
b. Dilakukan sekali setahun 50
c. Tidak dilakukan 0
13 Melakukan edukasi dan diseminasi informasi kualitas udara ke masyarakat
a. Dua kali atau lebih dalam satu tahun 100
b. Sekali setahun 50
c. Tidak melaksanakan 0
1.6 UPAYA PEMERINTAH DAERAH SESUAI LOKAL SPESIFIK
14 Upaya-upaya pemda secara spesifik dalam pengendalian pencemaran udara (baik bidang Indikator dimasukkan ke dalam kelompok inovasi
transportasi, industri, kehutanan, atau pertambangan)
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
II AIR SUNGAI BERSIH
2.1 KEBERADAAN DEWAN SUMBER DAYA AIR (SDA) Sekretariat Dewan SDA di Kementerian PUPR (setara eselon II)
15 Kebijakan dalam pengelolaan sungai
a. Berdasarkan/dituangkan dalam Perda 100
b. Berdasarkan/dituangkan dalam Perbup 75
c. Berdasarkan/dituangkan dalam SK 50
d. Berdasarkan/dituangkan dalam SE 25
e. Tidak ada 0
16 Adanya Dewan SDA di tingkat Kabupaten/Kota
a. Ada 100
b. Tidak Ada 0
2.2 RENCANA KERJA DAN AKSI DARI DEWAN SDA
17 Adanya rencana kerja dan aksi pengelola sungai bersih di tingkat Kabupaten/Kota
a. Ada 100
d. Tidak Ada 0
2.3 KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SUNGAI
18 Adanya komunitas peduli sungai dibuktikan dengan dokumen program/kegiatan yang
a. Ada 100 dilakukan oleh komunitas
b. Tidak ada 0
19 Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sungai indikator tidak hanya keterlibatan saja tetapi ada unsur
a. Terlibat dalam empat atau lebih kegiatan 100 kemandirian masyarakat dalam pengelolaan sungai
b. Terlibat dalam tiga kegiatan 75
c. Terlibat dalam dua kegiatan 50
d. Terlibat dalam satu kegiatan 25
e. Masyarakat tidak terlibat dalam pengelolaan sungai 0
2.4 KONDISI KEBERSIHAN SUNGAI mengundang Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan
20 Kondisi kebersihan sungai indikator perlu difokuskan bersih dari hulu ke hilir
a. Bersih dari sampah/tinja dari hulu ke hilir 100
b. Bersih hanya di sebagian sungai 50
c. Ada sampah/tinja 0
21 Kondisi daerah sempadan sungai Permen PUPR no 28/2015 tentang garis sempadan sungai
a. Bebas dari bangunan liar 100 dan danau. Kepala daerah diamanatkan untuk menentukan
b. Ada beberapa bangunan liar 50 garis sempadan sungai (perkotaan dan perdesaan jaraknya
berbeda)
c. Penuh dengan bangunan liar 0
22 Melakukan pemantauan sungai
a. Dilakukan sesuai SE Dirjen SDA No 5/2016 100
b. Dilakukan sebagian sesuai SE Dirjen SDA No 5/2016 50
c. Tidak dilakukan 0
23 Nilai Indeks Kualitas Air
a. Baik 0≤IP≤1.0 100
b. Tercemar ringan 1.0<IP≤5.0 75
c. Tercemar Sedang 5.0<IP≤10.0 50
d. Tercemar berat IP> 10.0 0
III PENYEDIAAN AIR MINUM
3.1 UPAYA PEMENUHAN AKSES AIR MINUM OLEH PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT
24 Upaya Pemerintah Daerah dalam pemenuhan Akses air minum (seperti pengembangan SPAM
jaringan perpipaan dan pengembangan SPAM Bukan jaringan perpipaan)
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
25 Memiliki Penyelenggara SPAM (BUMD/UPTD/BUMDES/POKMAS/BUKS) BUKS = Badan Usaha untuk Kebutuhan Sendiri
a. Memiliki lebih dari satu penyelenggara 100
b. Memiliki satu penyelenggara 50
c. Tidak memiliki 0
26 Akses terhadap air minum yang layak melalui SPAM jaringan perpipaan dan non perpipaan
a. >70% 100
b. 50%-70% 50
c. <50% 25
3.2 DOKUMEN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM)
27 Memiliki dokumen RISPAM
a. Ya dan sudah dilegalkan 100
b. Ya dan belum dilegalkan 50
c. Tidak ada 0
3.3 PENGAWASAN EKSTERNAL KUALITAS AIR MINUM
28 Persentase sarana air minum yang diinspeksi kualitas air minumnya
a. >60% 100
b. 30%-60% 50
c. <30% 25
29 Persentase sarana air minum yang memenuhi syarat kesehatan setelah dilakukan inspeksi kualitas
airnya
a. > 25% 100
b. 10 - 25% 50
c. < 10% 25
3.4 PENGAWASAN INTERNAL KUALITAS AIR MINUM
30 Kegiatan pengawasan internal kualitas air minum secara berkala
a. Ya dilakukan, dan ada dokumen laporannya 100
b. Ya dilakukan, tapi tidak ada dokumen laporannya 50
c. Tidak ada pengawasan internal secara berkala 0
3.5 RENCANA PENGAMANAN AIR MINUM
31 Memiliki dan menerapkan rencana pengamanan kualitas air minum secara berkala (semua
penyelenggara penyedia air minum)
a. memiliki dan penerapannya dilakukan secara berkala 100
b. memiliki tapi penerapannya belum berkala 75
c. memiliki tapi tidak menerapkan rencana pengamanan 50
d. Tidak memiliki 0
IV PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
4.1 KOMITMEN
32 Keberadaan regulasi/kebijakan terkait Air Limbah Domestik (Perda Pengelolaan ALD, Perda
Retribusi, dan/atau Perkada terkait Pengelolaan ALD)
a. Ada ≥ 2 peraturan terkait Air Limbah Domestik 100
b. Hanya terdapat 1 peraturan terkait Air Limbah Domestik 50
c. Tidak memiliki peraturan terkait Air Limbah Domestik 0
33 Keberadaan Dokumen Perencanaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (Strategi Sanitasi
Perkotaan dan/atau Rencana Induk Sistem Pengelolaan ALD)
a. Ada 2 Dokumen Perencanaan 100
b. Hanya ada 1 Dokumen Perencanaan 50
c. Tidak ada Dokumen Perencanaan 0
34 Adanya Pemisahan Peran Operator dan Regulator dalam Kelembagaan Pengelola Air Limbah
Domestik (ALD)
a. Ada (Pengelola ALD adalah UPTD/BLUD/BUMD) 100
b. Tidak ada (Pengelola ALD adalah Dinas) 50
c. Tidak terdapat tusi pengelolaan air limbah domestik pada OPD 0
35 Persentase alokasi anggaran pengelolaan air limbah domestik dalam APBD
a. > 2 % 100
b. 1 % < x ≤ 2 % 75
c. 0,5 % < x ≤ 1 % 50
d. ≤ 0,5 % 25
36 Program/Kegiatan Pemda yang mendorong perubahan perilaku masyarakat (sosialisasi/kampanye)
a. Ada dan target tercapai 100
b. Ada dan target tidak tercapai 50
c. Tidak ada 0
4.2 CAPAIAN TARGET SANITASI
37 Capaian Akses Layak Air Limbah Domestik
a. > 90% 100
b. 75 % < x ≤ 90 % 75
c. 60 % < x ≤ 75 % 50
d. 30 % < x ≤ 60 % 25
e. ≤ 30 % 0
38 Persentase pencapaian target tahunan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
a. > 90% 100
b. 75 % < x ≤ 90 % 75
c. 60 % < x ≤ 75 % 50
d. 30 % < x ≤ 60 % 25
e. ≤ 30 % 0
4.3. TEKNIS OPERASIONAL : Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S)
39 Terdapat layanan penyedotan lumpur tinja (baik oleh OPD atau Badan Usaha)
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
40 Keberadaan dan keberfungsian Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
a. Ada dan berfungsi (memenuhi semua baku mutu lingkungan sesuai 100
Permen LHK
b. Ada tapi No.berfungsi
tidak 68 Tahunoptimal
2016) (memenuhi sebagian baku mutu 50
lingkungan
c. Tidak adasesuai Permen LHK No. 68 Tahun 2016) 0
41 Truk tinja beroperasi dan masuk ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
a. Beroperasi, seluruhnya dikirim ke IPLT 100
b. Beroperasi, tapi hanya sebagian yang dikirim ke IPLT 50
c. Tidak ada satupun truk yang mengirim ke IPLT 0
4.4. TEKNIS OPERASIONAL : Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)
42 Persentase keberfungsian (memenuhi semua baku mutu lingkungan sesuai Permen LHK No. 68
Tahun 2016) dari jumlah total Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) skala permukiman
(50-20.000 jiwa) terbangun
a. > 70% berfungsi 100
b. 30% ≤ x ≤ 70% berfungsi 75
c. < 30% berfungsi 50
V DRAINASE
5.1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE
43 Perencanaan drainase memperhatikan konsep Eco-Drain yang sesuai dengan karateristik wilayah karateristik wilayah = daerah pegunungan berbeda dengan
(mengunakan sumur resapan, Biopori, Kolam Retensi dll) daerah pantai
a. Ya konsep Eco-Drain digunakan menyeluruh di semua wilayah 100
Kabupaten Kota
b. Ya konsep Eco-Drain digunakan sebagian besar wilayah Kabupaten 50
Kota
c. Ya konsep Eco-Drain digunakan sebagian kecil wilayah Kabupaten 25
Kota
d. Tidak mengunakan konsep Eco-Drain sama sekali/hanya sangat 0
44 sedikit yang digunakan
Kabupaten/Kota memiliki master plan drainase kota Permen PU 12/2014
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
5.2. PERSENTASE PENANGANAN GENANGAN
45 Persentase penanganan genangan kabupaten/kota Sumber data dilihat dari realisasi master plan
a. 100% 100
b. 50% ≤ x < 100% 75
c. < 50% 50
d. 0% 0
5.3. UPAYA PEMDA DALAM MENDORONG PERAN SERTA MASYARAKAT (PSM) DALAM OPERASIONAL SERTA PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE
46 Upaya Pemda dalam mendorong Peran Serta Masyarakat (PSM), mitra dalam hal Operasional perlu adanya partisipasi masyarakat dan drainase berfungsi
serta pemeliharaan sistem drainase (Kampanye menjaga kebersihan drainase, kegiatan bersih2
lingkungan di drainase serta pemeliharaan sistem drainase)
a. Ada dan berhasil melibatkan masyarakat atau mitra 100
b. Ada namun tidak berhasil melibatkan masyarakat atau mitra 50
c. Tidak ada upaya 0
5.4. KONDISI SALURAN DRAINASE
47 Kondisi Saluran drainase daerah yang memiliki sistem drainase bisa dinilai, jika belum
a. Berfungsi seluruhnya 100 ada melihat master plannya
b. Berfungsi sebagian 50
c. Tidak berfungsi 0
VI PENGELOLAAN SAMPAH
6.1. KOMITMEN
48 Keberadaan peraturan terkait persampahan (Perda Pengelolaan Sampah, Perda Retribusi, dan/atau
Perkada terkait Pengelolaan Sampah)
a. Ada 2 peraturan terkait persampahan 100
b. Hanya ada 1 peraturan terkait persampahan 50
c. Tidak ada peraturan terkait persampahan 0
49 Keberadaan Dokumen Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah (Strategi Sanitasi Perkotaan
dan/atau Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah)
a. Ada 2 Dokumen Perencanaan 100
b. Hanya ada 1 Dokumen Perencanaan 50
c. Tidak ada Dokumen Perencanaan 0
50 Adanya pemisahan peran operator dan regulator dalam kelembagaan pengelola sampah
a. Ada (Pengelola Sampah adalah UPTD/BLUD/BUMD) 100
b. Tidak ada (Pengelola Sampah adalah Dinas) 50
c. Tidak terdapat tusi pengelolaan persampahan pada OPD 0
51 Presentasi alokasi anggaran pengelolaan sampah dalam APBD
a. > 2 % 100
b. 1 % < x ≤ 2 % 75
c. 0,5 % < x ≤ 1 % 50
d. ≤ 0,5 % 25
52 Program pemerintah dalam pengolahan sampah dengan prinsip 3R (misal komposting, bank
sampah, biogas, daur ulang skala kawasan TPS 3R)
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
6.2. CAPAIAN TARGET PENGELOLAAN SAMPAH
53 Persentase pengurangan sampah Kabupaten Kota
a. > 30% 100
b. 20 % < x ≤ 30 % 75
c. 10 % < x ≤ 20 % 50
d. 5 % < x ≤ 10 % 25
e. ≤ 5 % 0
54 Persentase penanganan sampah Kabupaten Kota
a. > 70% 100
b. 60 % < x ≤ 70 % 75
c. 40 % < x ≤ 60 % 50
d. 20 % < x ≤ 40 % 25
e. ≤ 20 % 0
6.3. PEMILAHAN SAMPAH DI RUMAH TANGGA
55 Pelaksanaan pemilahan sampah
a. ≥ 50% wilayah melakukan kegiatan pemilahan sampah 100
b. < 50% wilayah melakukan kegiatan pemilahan sampah 50
c. Tidak ada pemilahan sampah 0
56 Program Pemda dalam mendorong Peran Serta Masyarakat (PSM) dalam pemilahan sampah (misal
program pengurangan kantong plastik, lomba kebersihan, sosialisasi terkait pengelolaan)
a. Ada di ≥ 50% wilayah Kab/Kota 100
b. Ada di < 50% wilayah Kab/Kota 50
c. Tidak ada 0
6.4. PENANGANAN SAMPAH DI TINGKAT DESA/KELURAHAN
57 Adanya program pengelolaan sampah tingkat desa yang meliputi pemrosesan awal di tingkat rumah
tangga sebelum diangkut ke TPS, adanya upaya pengolahan sampah organik menjadi kompos,
memfungsikan TPS menjadi tempat daur ulang sampah rumah tangga, dan pengangkutan sampah
dari TPS ke TPA secara rutin
a. ≥ 50% desa/kelurahan melakukan seluruh program pengelolaan 100 100
sampah
b. < 50% desa/kelurahan melakukan seluruh program pengelolaan 50
sampah
c. Tidak ada desa/kelurahan yang melakukan seluruh program 0
58 pengelolaan sampahdi TPS tidak lebih dari 24 jam
Sampah ditampung
a. Seluruh TPS menampung sampah tidak lebih dari 24 jam 100
b. Sebagian TPS menampung sampah tidak lebih dari 24 jam 50
c. Seluruh TPS menampung sampah lebih dari 24 jam 0
6.5. PENANGANAN SAMPAH SKALA KAB/KOTA
59 Persentase infrastruktur pengolahan sampah berbasis masyarakat (TPS 3R dan/atau bank sampah)
terbangun yang beroperasi
a. > 70% beroperasi 100
b. 30% < x ≤ 70% beroperasi 75
c. ≤ 30% beroperasi 50
60 Kondisi sarana pengangkutan sampah
a. Seluruh armada dalam kondisi layak pakai 100
b. ≥ 50% armada dalam kondisi layak pakai 50
c. < 50% armada dalam kondisi layak pakai 25
d.Tidak ada 0
61 Keberadaan tempat pemrosesan akhir sampah (TPA)
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
62 Upaya penutupan sampah di TPA dengan tanah secara berkala
a. Ada dan dilakukan setiap hari 100
b. Ada, dilakukan setiap 2-7 hari sekali 50
c. Ada, dilakukan > 1 minggu sekali 25
d. Tidak dilakukan penutupan sampah 0
63 Keberadaan pengelolaan gas metana di TPA
a. Ada, dikelola dan dimanfaatkan 100
b. Ada, dikelola tapi belum dimanfaatkan 50
c. Tidak ada pengelolaan 0
64 Keberadaaan dan keberfungsian Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) di TPA
a. Ada dan berfungsi (memenuhi semua baku mutu lingkungan sesuai 100
Permen LHK No. 59 Tahun 2016)
b. Ada tapi tidak berfungsi optimal (memenuhi sebagian baku mutu 50
lingkungan sesuai Permen LHK No. 59 Tahun 2016)
c. Tidak ada 0
6.6. KONDISI LINGKUNGAN
65 Kondisi lingkungan di Kabupaten Kota secara umum
a. Kondisi kebersihan Kabupaten Kota secara umum bersih 100
b. Kondisi kebersihan Kabupaten Kota sebagian kotor sebagian bersih 50
c. Kondisi kebersihan Kabupaten Kota secara umum kurang bersih 0
VII PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
7.1. KEBIJAKAN TATA RUANG PERUMAHAN/PERMUKIMAN
66 Memiliki kebijakan tata ruang perumahan/pemukiman
a. Ya 100
b. Tidak 0
7.2. FASILITAS UMUM
67 Keberadaan fasilitas umum seperti sarana bermain anak yang cukup (DO kecukupan/keterjangkauan seperti apa??)
a. Ada, dimanfaatkan dan terpelihara 100
b. Ada dan dimanfaatkan tapi tidak terpelihara 75
c. Ada tapi tidak dimanfaatkan 50
d. Tidak ada 0
68 Keberadaan sarana olah raga yang cukup (DO kecukupan/keterjangkauan seperti apa??)
a. Ada, dimanfaatkan dan terpelihara 100
b. Ada, dimanfaatkan tapi tidak terpelihara 75
c. Ada tapi tidak dimanfaatkan 50
d. Tidak ada 0
7.3. KAWASAN KUMUH
69 Persentase daerah kumuh Kabupaten Kota
a. <10% 100
b. 10-20 % 50
c. 20-30% 25
d. > 30% 0
7.4. PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH
70 Memiliki program optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kawasan Rumah Pangan KRPL per Dsa/Kel saja, berapa jmkl ds/kel yang
Lestari (KRPL) melaksanakan KRPL….….%? Gradasinya
a. Ya 100
b. Tidak 0
7.5. KETERSEDIAAN AKSESIBILITAS DAN FASILITAS PENANGANAN PROTEKSI KEBAKARAN
71 Kepemilikan fasilitas penanganan proteksi kebakaran (mobil damkar, pos pemadam kebakaran, a. Ya, memiliki semua fasilitas diatas dan berfungsi, Cukup?
hidran pilar, hidran box)
a. Ya, memiliki semua fasilitas diatas 100
b. Ya, memiliki sebagian fasilitas diatas 50
c. Tidak memiliki fasilitas yang disebutkan diatas 0
7.6. GERAKAN PSN DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN
72 Pelaksanaan PSN dan Jumat Bersih (Unit terkecil Des/Kel, dan Frekwensinya -70% jumlah
a. Berjalan baik 100 minggu setahun?)…konsultasi ke Arbo
b. Berjalan kurang baik 50
c. Tidak dikerjakan 0
7.7. RUMAH SEHAT
73 Jumlah rumah sehat di Kabupaten/Kota
a. Meningkat dari tahun lalu 100
b. Tetap 50
c. Menurun dari tahun lalu 0
7.8. EDUKASI DAERAH YANG BERPOTENSI RADIASI SECARA ALAMI
74 Memiliki program edukasi di wilayah pemukiman yang berpotensi radiasi secara alami (berdasarkan
peta BATAN)
a. Ya 100
b. Tidak 0
7.9. KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DAERAH YANG MEMILIKI PENAMBANG EMAS SKALA KECIL (PESK)
75 Memiliki program pengawasaan dan edukasi penggunaan merkuri bagi penambang emas skala
kecil di wilayah Kabupaten Kota (Peta di BPPT & KLHK)
a.Ya 100
b. Tidak 0
7.10. PROGRAM RUMAH SEHAT/BEDAH RUMAH
76 Memiliki program perbaikan rumah sehat/bedah rumah di wilayah pemukiman
a. Ya 100
b. Tidak 0
7.11. KONDISI PERUMAHAN/PERMUKIMAN
77 Kondisi lingkungan perumahan umum di lingkungan permukiman bersih, tertata rapi dan bebas
banjir
a. Ya, bersih dan tertata rapi dan bebas banjir 100
b. Ya, bersih dan tertata rapi dan tapi banjir 50
d. Kurang bersih dan tertata, tapi bebas banjir 25
e. Kurang bersih dan tertata, dan banjir 0
VIII PERTAMANAN DAN HUTAN KOTA
8.1. RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PERKOTAAN
78 Persentase kawasan RTH di wilayah kabupaten kota
a.> 30% luas perkotaan 100
b. <30% luas perkotaan 50
c. Tidak ada kawasan RTH 0
79 Persentase kawasan hutan kota
a.> 10% dari luas perkotaan 100
b. <10% dari luas perkotaan 50
c. Tidak ada kawasan hutan kota 0
80 Persentase kawasan pertamanan
a.> 20% dari luas perkotaan 100
b. <20% dari luas perkotaan 50
c. Tidak ada kawasan pertamanan 0
8.2. INFORMASI, PETUNJUK, HIMBAUAN DAN SARANA SANITASI DI TAMAN
81 Tersedia informasi, petunjuk, himbauan dan sarana sanitasi di kawasan pertamanan (Terlalu jauh dari tujuan sehat, di drop?)
a.Ya, tersedia lengkap 100
a.Ya, tersedia sebagian 50
b. Tidak tersedia 0
8.3. FASILITAS DAN SARANA KAWASAN PERTAMANAN
82 Keberadaan fasilitas dan sarana di kawasan pertamanan yang ramah anak, ramah lansia dan
ramah difable
a.Ya, tersedia lengkap 100
a.Ya, tersedia sebagian 50
b. Tidak tersedia 0
8.4. AKTIVASI TAMAN
83 Keberadaan program kegiatan masyarakat yang memanfaatkan fasilitas dan sarana di kawasan
pertamanan
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
8.5. UPAYA PEMANFAATAN RTH BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ( Di Drop…sudah masuk di Tatanan Pasar)
84 Adanya pengaturan dan penataan pedagang kaki lima/PKL
a. Tertata dan bersih 100
b. Tertata tapi tidak bersih 50
c. Tidak tertata 0
85 Adanya regulasi penanganan PKL
a. Adanya Perda 100
b. Adanya SK Bupati/Walikota dalam bentuk surat edaran
Bupati/Walikota 75
4 Persentase Rumah Ibadat yang dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan paling sedikit satu kali dalam setahun
#VALUE! 943
1528
106
1
9
5
2592
(Sumber BPS)
Jumlah
Pura Rumah
Ibadat
5 2592
106 1 1 9 9 5 5 #VALUE!
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT
TATANAN 6 - PARIWISATA
NO VARIABEL - KRITERIA - INDIKATOR SKALA NILAI (TOTAL: 2200) CATATAN
I KOMITMEN DAERAH TERKAIT PARIWISATA
1.1 REGULASI TERKAIT PARIWISATA
1 Keberadaan regulasi daerah tentang Pariwisata Sehat
a. Ada (Perda, Perbup/Perwal, SK, SE) 100
b. Tidak 0
2 RIPPARDA masuk dalam RPJMD/Renstra/RKPD
a. Ya, masuk dalam RPJMD, Renstra, RKPD, RKA 100
b. Ya, masuk dalam RPJMD, Renstra 50
c. Ya, masuk dalam RPJMD 25
d. Tidak memiliki dokumen 0
1.2 DESA WISATA
3 Adanya desa wisata yang dikelola oleh Lembaga Pemasyarakatan Masyarakat Desa (LPMD)
a. Ya dan jumlah meningkat dari tahun sebelumnya 100
b. Ya dan jumlah tetap 50
c. Ya, namun menurun dari tahun sebelumnya 25
c. Tidak ada 0
II INFORMASI PARIWISATA & KESEHATAN
2.1 INFORMASI PARIWISATA
4 Tersedianya informasi pariwisata di tempat umum (hotel, bandara/pelabuhan, dll)
a. Ada, informasi tersedia di seluruh tempat umum 100
b. Ada, informasi hanya ada di sebagian tempat umum 50
c. Tidak ada informasi 0
III SARANA PARIWISATA
3.1 SERTIFIKAT LAIK SEHAT SARANA AKOMODASI PARIWISATA
5 Persentase sarana akomodasi pariwisata yang laik sehat
a. Seluruh sarana akomodasi laik sehat 100
b. 60-99% sarana akomodasi laik sehat 50
c. kurang dari 60% sarana akomodasi laik sehat 0
3.2 SERTIFIKAT LAIK HYGIENE RESTORAN
6 Persentase restoran yang laik hygiene
a. Seluruh restoran laik hygiene 100
b. 60-99% restoran laik hygiene 50
c. kurang dari 60% restoran laik hygiene 0
3.3 PEMENUHAN SYARAT KESEHATAN DAYA TARIK WISATA (DTW)
7 Persentase DTW yang memenuhi syarat kesehatan
a. Seluruh DTW memenuhi syarat kesehatan 100
b. 60-99% DTW memenuhi syarat kesehatan 50
c. kurang dari 60% DTW memenuhi syarat kesehatan 0
3.4 IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI DAYA TARIK WISATA
8 Jumlah DTW yang mengimplementasi kawasan tanpa rokok (KTR) Cek PMK 14/2021
a. Semua DTW mengimplementasikan KTR 100
b. Sebagian DTW mengimplementasikan KTR 50
c. Tidak ada 0
3.5 SARANA TRANSPORTASI YANG LAYAK
9 Memiliki sarana transportasi yang layak
a. Ya, sarana transportasi ke DTW dinilai layak 100
b. Ya, sarana transportasi ke DTW dinilai belum layak 50
c. Tidak ada sarana transportasi 0
3.6 RAMAH DIFABEL
10 Persentase DTW yang ramah difabel
a. Lebih dari 75% 100
b. 50-75% 50
c. Kurang dari 50% 25
d. Tidak ada 0
IV KUNJUNGAN WISATAWAN
4.1 ASURANSI KESELAMATAN
11 DTW menyediakan asuransi keselamatan bagi wisatawan
a. Seluruh DTW menyediakan asuransi bagi wisatawan 100
b. Tidak semua DTW menyediakan asuransi 50
c. Tidak ada 0
4.2 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
12 Persentase DTW yang menerapkan K3
a. > 80% DTW menerapkan K3 100
b. 51% - 80% DTW menerapkan K3 75
c. 25% - 50% DTW menerapkan K3 50
d. < 25% DTW menerapkan K3 25
4.3 KASUS KECELAKAAN DI DAYA TARIK WISATA
13 Jumlah kasus kecelakaan di daya tarik wisata
a. Ada 0
b. Tidak Ada 100
V KEAMANAN DI DAYA TARIK WISATA
5.1 PETUGAS KEAMANAN DI DAYA TARIK WISATA
14 Adanya kerjasama dengan Petugas Keamanan (Polisi Pariwisata, Satpam/Masyarakat yang ditunjuk)
a. Ya, pada semua daya tarik wisata 100
b. Ya, namun belum di semua daya tarik wisata 50
c. Tidak ada 0
VI PELAYANAN KESEHATAN
6.1 FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI DAYA TARIK WISATA
15 Keberadaan DTW yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan
a. Seluruh DTW menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan 100
b. Tidak semua DTW menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan 50
c. Tidak ada 0
6.2 PARIWISATA HIJAU - RAMAH LINGKUNGAN
16 Keberadaan DTW yang melaksanakan program ramah lingkungan
a. Seluruh DTW melaksanakan program ramah lingkungan 100
b. Tidak semua DTW melaksanakan program ramah lingkungan 50
c. Tidak ada 0
VII PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
7.1 KELOMPOK SADAR WISATA (POKDARWIS), BUMDES
17 Keberadaan rencana kerja dan implementasi program pengembangan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis,
Bumdes)
a. Ada dan terealisasi seluruh kegiatan 100
b. Ada dan terealisasi sebagian kegiatan 50
c. Tidak ada 0
18 Keberadaan Pokdarwis, Bumdes
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
7.2 PEMBINAAN KELOMPOK MASYARAKAT DI SEKITAR DAYA TARIK WISATA
19 Dinas pariwisata mengalokasikan program pemberdayaan masyrakat di destinasi wisata berupa gerakan Aksi
Sapta Pesona dan Gerakan Sadar Wisata
a. Ada dan terealisasi seluruh kegiatan 100
b. Ada dan terealisasi sebagian kegiatan 50
c. Tidak ada 0
20 Adanya kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk mengolah limbah plastik di Destinasi Wisata menjadi
produk bernilai ekonomi
a. Ada dan terealisasi seluruh destinasi 100
b. Ada dan terealisasi sebagian destinasi 50
c. Tidak ada 0
21 Keberadaan pembinaan kesehatan terhadap kelompok masyarakat sekitar daya tarik wisata (kelompok tari,
kelompok seni, pedagang aksesoris, kuliner dll) setahun terakhir
a. Ya, kegiatan dilakukan secara aktif dan berkala 100
b. Ya, kegiatan dilakukan secara aktif tapi tidak secara berkala 50
c. Tidak ada 0
22 Persentase TPP Non SLHS yang dilakukan pembinaan/pengawasan dengan pemberian label Labelisasi : dilakukan pada TPP yang sudah dilakukan
a. ≥75% 100 penyuluhan dan MS
b. 50-75% 50
c. <50% 0
TOTAL NILAI
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT
19 Adanya upaya penanganan dan pencegahan angka kekerasan terhadap anak upaya penanganan dan pencegahan angka kekerasan
a. Ada upaya dan capaian angka kekerasan terhadap anak menurun terhadap anak akan berdampak terhadap kesehatan
100
dibanding
b. tahun
Ada upaya dansebelumnya
capaian angka kekerasan terhadap anak stabil sama
50
dibanding
c. tahun
Tidak ada upayasebelumnya
penanganan dan pencegahan untuk menekan angka
0
kekerasan terhadap anak
20 Upaya pencegahan untuk menurunkan angka perkawinan pada usia anak Upaya penanganan dan pencegahan untuk menekan
a. Ada upaya dan capaian angka perkawinan anak menurun 100 angka perkawinan anak akan berdampak terhadap
b. Ada upaya dan capaian angka perkawinan anak sama dengan tahun kesehatan
50
sebelumnya
d. Tidak ada upaya 0
21 Adanya upaya pencegahan praktek sunat pada anak perempuan upaya penanganan dan pencegahan praktek sunat pada
a. Ada upaya dan capaian angka sunat pada perempuan menurun anak perempuan akan berdampak terhadap kesehatan
100
dibanding
b. tahun
Ada upaya dansebelumnya
capaian angka sunat pada perempuan stabil sama
50
dibanding tahun sebelumnya
c. Ada upaya dan capaian angka sunat pada perempuan meningkat
25
dibanding
d. tahun
Tidak ada sebelumnya
upaya penanganan dan pencegahan untuk menekan angka
0
sunat pada perempuan
22 Adanya upaya pendidikan penyuluhan, komunikasi dan informasi tentang penanganan kekerasan terhadap upaya pendidikan penyuluhan, komunikasi dan informasi
perempuan tentang penanganan dan kekerasan terhadap perempuan
a. Ada upaya dan capaian angka kekerasan pada perempuan menurun akan berdampak terhadap kesehatan
100
dibanding
b. tahun
Ada upaya dansebelumnya
capaian angka kekerasan pada perempuan stabil
50
sama dibanding tahun sebelumnya
c. Tidak ada upaya 0
23 Adanya UPTD PA/P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) dalam laporan dan dokumentasi kegiatan
penanganan kekerasan pada anak, perempuan dan lansia
a. Ada dan seluruh korban yang tertangani 100
b. Ada dan sebagian korban yang tertangani 50
c. Tidak ada lembaga 0
24 Adanya penanganan kasus hukum kekerasan terhadap anak, perempuan dan lansia laporan dan dokumentasi kegiatan
a. Ada, semua kasus diproses secara hukum 100
b. Ada, sebagian kasus diproses secara hukum 50
c. Tidak ada yang diproses 0
3.4 PENGGIAT PENANGANAN KEKERASAN PADA ANAK, PEREMPUAN DAN LANSIA
25 Keberadaan penggiat penanganan kekerasan terhadap anak, perempuan dan lansia baik secara penggiat penanganan kekerasan terhadap anak,
individu/kelompok perempuan dan lansia baik secara individu/kelompok
a. Ada dan terdaftar 100 akan berdampak pada kesehatan
b. Ada tetapi tidak terdaftar 50
c. Tidak ada 0
3.5 KASUS KEKERASAN ANAK, PEREMPUAN DAN LANSIA
26 Jumlah kasus kekerasan terhadap anak, perempuan dan lansia yang dilaporkan setahun terakhir konfirmasi ke kemensos terkait data kasus kekerasan
a. Jumlahnya menurun dibandingkan tahun sebelumnya 100 terhadap anak, perempuan dan lansia
b. Jumlahnya stabil dibandingkan tahun sebelumnya 50
c. Jumlahnya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 0
IV KESETARAAN GENDER
4.1 KESETARAAN GENDER
27 Adanya perencanaan dan penganggaran responsif gender laporan dan dokumentasi kegiatan
a. Ada dan terdokumentasi dengan baik 100
laporan dan dokumentasi kegiatan
b. Tidak ada 0
V SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
5.1 KEGIATAN SOSIAL BUDAYA DALAM RPJMD
28 Memiliki program Rute Aman Selamat ke Sekolah (RASS) yang rutin di sosialisasikan setahun terakhir program Rute Aman Selamat ke Sekolah (RASS) yang
a. Ada dan rutin disosialisasikan 100 rutin di sosialisasikan akan berdampak pada kesehatan :
b. Ada tapi tidak rutin disosialisasikan 50 insert ke tatanan lalu lintas??
c. Tidak ada program RASS 0
29 Adanya sarana prasarana dalam mendukung program Rute Aman Selamat ke Sekolah (RASS) seperti halte sarana prasarana dalam mendukung program Rute Aman
penumpang angkutan umum, Zone Selamat Sekolah (ZOSS) dan fasilitas untuk pesepeda dan pejalan kaki Selamat ke Sekolah (RASS) seperti halte penumpang
angkutan umum, Zone Selamat Sekolah (ZOSS) dan
a. Ada, dan memiliki semua sarana prasarana RASS 100
fasilitas untuk pesepeda dan pejalan kaki akan
b. Ada, dan memiliki sebagian sarana prasarana RASS 50 berdampak pada kesehatan
c. Tidak ada sarana prasarana RASS 0
VI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN RADIKALISME
6.1 UPAYA PENCEGAHAN RADIKALISME
30 Adanya upaya dan peran serta keluarga, masyarakat, media massa dan pemerintah daerah dalam upaya konfirmasi ke kemensos terkait data upaya dan peran
mencegah radikalisme dan tindak pidana terorisme setahun terakhir serta keluarga, masyarakat, media massa dan pemerintah
a. Ada upaya dan perannya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 100 daerah dalam upaya mencegah radikalisme dan tindak
b. Ada upaya dan perannya sama saja dibandingkan tahun sebelumnya 50 pidana terorisme
c. Tidak ada upaya 0
31 Kegiatan pemberdayaan komunitas mantan narapidana teroris/orang terpapar radikalisme konfirmasi ke kemensos terkait data pemberdayaan
a. Ada pemberdayaan dan kegiatannya rutin dilakukan 100 komunitas mantan narapidana teroris/orang terpapar
b. Ada pemberdayaan tapi kegiatannya tidak rutin dilakukan 50 radikalisme
c. Tidak ada kegiatan pemberdayaan 0
6.2 REGULASI PENANGULANGAN RADIKALISME
32 Keberadaan regulasi dalam pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan aksi terorisme apakah peraturan terkait regulasi pencegahan dan
a. Tercantum dalam Peraturan Daerah 100 penanggulangan radikalisme dan aksi terorisme dari
b. Tercantum dalam Peraturan Kepala Daerah 50 peraturan pusat (minimal SK, Pergub, Perwali, SE)
c. Tercantum dalam Instruksi/Keputusa Kepala Daerah/Surat Edaran 25
d. Tidak ada regulasi 0
33 Kerjasama pemerintah daerah dengan stakeholder terkait dalam pencegahan dan penanggulangan laporan dan dokumentasi kegiatan seperti dalam bentuk
radikalisme MOU
a. Ada kerjasama dan kegiatannya rutin dilakukan 100
b. Ada
c. Tidakkerjasama tapi kegiatannya
ada kerjasama tidak rutindan
dalam pencegahan dilakukan
penanggulangan 50
radikalisme 0
6.3 UPAYA PENANGGULANGAN RADIKALISME
34 Kegiatan edukasi seperti sosialisasi, penyebaran materi komunikasi, informasi dan edukasi tentang bahaya laporan dan dokumentasi kegiatan
Terorisme
a. Ada dan dilakukan secara rutin 100
b. Ada tapi tidak dilakukan secara rutin 50
c. Tidak ada kegiatan penyebaran 0
TOTAL NILAI
FORMULIR INDIKATOR TATANAN
KABUPATEN KOTA SEHAT
TOTAL NILAI