Anda di halaman 1dari 56

Sistem Pelayanan Kesehatan

Sistem Pelayanan Kesehatan


­ Upaya kesehatan primer adalah upaya kesehatan dimana
terjadi kontak pertama scr perorangan/ masyarakat dgn
pelayanan kesehatan melalui meka-nisme rujukan timbal-balik,
termasuk penanggulangan bencana dan pelayanan gawat
darurat.
­ Upaya kesehatan sekunder adalah upaya kesehatan rujukan
lanjutan, yang terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan
sekunder & pelayanan kesehatan masya-rakat sekunder.
­ Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan rujukan
unggulan yg terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan
tersier & pelayanan kesehatan masyarakat tersier.
Upaya Kesehatan

Bentuk Pokok
1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
a. Primer, pelayanan peningkatan dan pencegahan tanpa
mengabaikan keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Merupakan tanggung-jawab Dinkes Kabupaten/ Kota yg
pelaksanaan operasionalnya dpt didele-gasikan kpd
Puskesmas.
Upaya Kesehatan
Masyarakat termasuk swasta dpt menyeleng-garakan
pelayanan kesehatan sesuai peraturan yg berlaku dan
berkerjasama dgn pemerintah. Pembiayaan pelayanan
kesehatan masyarakat primer ditanggung oleh
pemerintah bersama masyarakat, termasuk swasta.
b. Sekunder, menerima rujukan kesehatan dari pe-layanan
kesehatan masyarakat primer & mem-berikan fasilitasi
dlm bentuk sarana, teknologi, & sumber daya manusia
kesehatan serta didukung oleh pelayanan kesehatan
masyarakat tersier.
Upaya Kesehatan
Merupakan tanggung-jawab Dinkes Kabupaten/ Kota dan
atau Provinsi sbg fungsi teknisnya, yakni melaksanakan
pelayanan kesehatan masyarakat yg tidak sanggup/tidak
memadai dilakukan pada pelayanan kesehatan masyarakat
primer.
Fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta hrs mempunyai
izin sesuai peraturan yang berlaku serta bekerjasama dgn
unit kerja Pemda, seperti laboratorium kesehatan, Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan, dll.
Upaya Kesehatan
c. Tersier, menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder dan memberikan fasilitasi dalam bentuk
sarana, teknologi, sumber daya manusia kesehatan, dan
rujukan operasional.
Merupakan tanggung-jawab Dinkes Provinsi dan Kemkes yg
didukung dgn kerja sama lintas sektor. Institut pelayanan
kesehatan masyarakat tertentu scr nasional dapat
dikembangkan untuk menampung kebutuhan.
Pelaksananya adalah Dinkes Provinsi, Unit kerja terkait di
tingkat Provinsi, Kemkes, & Unit kerja terkait di tingkat
nasional.
Upaya Kesehatan

2. Pelayanan Kesehatan Perorangan


a. Primer, kontak pertama scr perorangan sbg proses awal
pelayanan kesehatan dgn penekanan pd pengobatan &
pemulihan tanpa mengabaikan upaya peningkatan &
pencegahan, termasuk gaya hidup sehat.
Pembiayaan utk penduduk miskin dibiayai oleh
pemerintah, sedangkan golongan lainnya diatur oleh
pemerintah dalam sistem pembiayaan yang berlaku.
Upaya Kesehatan

Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter dan dokter gigi di


puskesmas, puskesmas perawatan, tempat praktik perorangan,
klinik pratama, klinik umum di balai/lembaga pelayanan
kesehatan, dan rumah sakit pratama, termasuk Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) dan pengobatan tradisional serta pengobatan
alternatif yang secara ilmiah telah terbukti terjamin keamanan
dan khasiatnya.
Dalam keadaan tertentu, bidan atau perawat dapat
memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Upaya Kesehatan
b. Sekunder, pelayanan kesehatan spesialistik yg menerima rujukan
dari pelayanan kesehatan perorangan primer, dapat juga dijadikan
sebagai wahana pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pendidikan dan pelatihan.

Pelayanan kesehatan perorangan sekunder dilaksanakan di tempat


kerja maupun fasilitas kesehatan baik Rumah Sakit setara kelas C
serta fasilitas kesehatan lainnya milik pemerintah, masyarakat,
maupun swasta oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang
menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik
Upaya Kesehatan

Pelayanan kesehatan perorangan sekunder yang bersifat


tradisional dan komplementer dilaksanakan dengan berafiliasi
dengan atau di rumah sakit pendidikan.
3. Tersier, menerima rujukan sub-spesialistik dari pelayanan
kesehatan di bawahnya
Pelaksana pelayanan kesehatan perorangan tersier adalah
dokter sub-spesialis atau dokter spesialis yang telah
mendapatkan pendidikan khusus atau pelatihan dan
mempunyai izin praktik dan didukung oleh tenaga kesehatan
lainnya yang diperlukan.
Upaya Kesehatan

Pelaksananya adalah dokter sub-spesialis atau dokter


spesialis yg telah mendapatkan pendidikan khusus/
pelatihan & mempunyai izin praktik dan didukung oleh
tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.
Pelayanan kesehatan perorangan tersier dilak-sanakan di
Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus setara kelas A
dan B, baik milik pemerintah maupun swasta yg mampu
memberikan pelayanan kesehatan sub-spesialistik dan
juga termasuk klinik khusus.
Upaya Kesehatan

Pelayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan


kesehatan sub spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub
spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik.
Pelayanan kesehatan perorangan tersier wajib melaksanakan
penelitian dan pengembangan dasar maupun terapan dan
dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
Puskesmas
Pengertian
UPTD kesehatan kab/kota yg bertanggung jawab menye-lenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
Unit Pelaksana Teknis Dinas
Unit pelaksana tk. pertama, ujung tombak pembangunan kesehatan
Indonesia, penyelenggara sebagian tugas teknis-operasional dinkes
kab/kota
Pembangunan Kesehatan
Penyelenggaraan upaya kesehatan utk meningkatkan ke-sadaran,
kemauan & kemampuan hidup sehat bagi tiap orang agar terwujud
derajat kesehatan optimal
Puskesmas

Pertanggunjawaban Penyelenggaraan
Bertanggung jawab utk sebagian upaya pembangunan ke-
sehatan yg dibebankan oleh dinkes kab/kota sesuai ke-
mampuannya

Wilayah Kerja
Batasan wilayah tempat pelaksanaan tugas & fungsinya,
ditetapkan oleh dinkes kab/kota. Biasanya 1 kecamatan;
bila 1 kecamatan ada 2 Puskesmas/lebih tanggung jawab
dibagi antar Puskesmas dgn memperhatikan keutuhan
konsep wilayah (Desa/kelurahan atau RW).
Puskesmas

Fungsi
• Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
• Pusat pemberdayaan masyarakat
• Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, meliputi :
 Pelayanan kesehatan perorangan (private goods)
 Pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)
Puskesmas

TATA KERJA

Bupati

Dinkes Kab/Kota

RSUD

Camat Puskesmas BPP

Jaringan Pelayanan Pelayanan Kesehatan


UKBM
Puskesmas Strata Pertama
Puskesmas
Upaya Kesehatan Puskesmas
– Upaya Kesehatan Wajib (Basic Six Depkes)
- Promosi Kesehatan
- Kesehatan Lingkungan
- KIA – KB
Komitmen
- Perbaikan Gizi Masyarakat
nasional – global
- P2M Memiliki daya
- Pengobatan ungkit tinggi
– Upaya Kesehatan Pengembangan
- UKS - Kesehatan Kerja
- Olah Raga - Gigi Mulut
- Perkesmas - Jiwa
- Usila - Battra
Berdasarkan permasalahan &
kemampuan yg ada
Puskesmas

Azas Penyelenggaraan
– Azas Pertanggungjawaban Wilayah
– Azas Pemberdayaan Masyarakat
– Azas Keterpaduan
• Lintas Program
Memadukan penyelenggaraan berbagai upaya ke-sehatan
Puskesmas
• Lintas Sektor
Memadukan berbagai upaya kesehatan Puskesmas dgn
sektor terkait tingkat Kecamatan
Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya KB-Pukesmas
Upaya kesehatan primer yg menyangkut pelayanan & pemeliharaan
kesehatan pasangan usia subur dlm menjalankan fungsi reproduksi yg
berkualitas
Prioritas pelayanan utk meningkatkan derajat kesehatan pasangan usia
subur & keluarganya dlm pengaturan kehamilan, baik jumlah & waktu
kehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan angka kelahiran
nasional

Sasaran Upaya KB-Puskesmas


– Pasangan usia subur (PUS)
– Calon pasangan usia subur
– PUS dgn wanita yg akan memasuki masa menopause
– Keluarga yg tinggal & berada di wilayah kerja Puskesmas
– Wanita Usia Subur yg datang pd pelayanan rawat jalan Puskesmas yg
dlm fase intervensi pelayanan KB
Kesehatan Ibu dan Anak
SAFE MOTHERHOOD
Suatu upaya untuk menurunkan tingkat kematian dan kesakitan ibu
bersalin yang dilaksanakan melalui 4 kegiatan utama :
1. Peningkatan status wanita
2. Program keluarga berencana
3. Pelayanan bagi ibu hamil, melahirkan dan masa nifas
4. Pelayanan rujukan bagi ibu hamil resiko tinggi
Kesehatan Ibu dan Anak
Tujuan & Sasaran Safe Motherhood
● Menurunkan status anemia gizi (Hb < 8gr) pada ibu hamil dan
anemia pada wanita usia subur
● Menurunkan angka kehamilan yang tidak diinginkan
● Tujuan akhir program safe motherhood adlh peningkatan
kesejahteraan wanita ibu hamil, bersalin, & nifas sehingga dengan
menghasilkan peningkatan status sosial dan status kesehatan gizi
mereka, sehingga terjadi penurunan tingkat kesakitan dan
kematian ibu

Target Proses Safe Motherhood


• Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal 1 termasuk cakupan
Fe 1, TT 1.
Kesehatan Ibu dan Anak
Target Proses Safe Motherhood
2. Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal 4x (K4) tremasuk
cakupan Fe 3 dan TT2/TT ulang.
3. Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan terampil menjadi 85%.
4. Meningkatkan cakupan pelayanan komplikasi obstetri dan
neonatal yang berkualitas, termasuk pelayanan pasca keguguran,
menjadi 80% dari jumlah kasus yang diperkirakan.

5. Meningkatkan dan melaksanakan pelayanan obstetri dan


neonatal emergensi dasar (PONED) di sekurang-kurangnya 4
puskesmas dengan tempat tidur di tiap kabupaten/kota.
6. Meningkatkan dan melaksanakan pelayanan obstetri dan
neonatal emergensi komprehensif (PONEK)
Kesehatan Ibu dan Anak
Target Proses Safe MotherHood
7. Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan dan
pasca keguguran sampai 100%
8. Meningkatkan anggaran program untuk menunjang kesehatan
ibu dan bayi baru lahir.
9. Memantapkan organisasi seluruh Dinas kab/Kota.

Strategi Safe Motherhood


Untuk mencapai tujuan dan target tersebut diatas telah diidentifikasi 4
strategi utama
1. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir berkualitas yang cost efective dan berdasarkan
bukti-bukti yang mendukung.
Kesehatan Ibu dan Anak
Strategi Safe Motherhood
2. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas
program, lintas sektor dan mitra lainnya untuk melakukan
advokasi guna memaksimalkan sumber daya yang tersedia serta
meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS.

3. Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui


peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan dan BBL.
4. Mendorong keterlibatan masyarakat dengan menjamin
penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir.
Promosi Kesehatan di Puskesmas
PENYULUHAN KESEHATAN
PENYULUHAN KESEHATAN ADALAH GABUNGAN BERBAGAI
KEGIATAN & KESEMPATAN YG BERLANDASKAN PRINSIP2
BELAJAR UTK MEN-CAPAI SUATU KEADAAN, DIMANA INDIVIDU,
KELOMPOK ATAU MA-SYARAKAT SCR KESELURUHAN INGIN
HIDUP SEHAT, TAHU BAGAI-MANA CARANYA DAN MELAKUKAN
APA YG BISA DILAKUKAN SCR PERORANGAN MAUPUN SCR
KELOMPOK & MEMINTA PERTOLONGAN BILA PERLU.

TUJUAN
TERCAPAINYA PERUBAHAN PERILAKU INDIVIDU, KELUARGA &
MASYARAKAT DLM MEMBINA & MEMELIHARA PERILAKU
SEHAT & LINGKUNGAN SEHAT, SERTA BERPERAN AKTIF DLM
UPAYA MEWU-JUDKAN DERAJAT KESEHATAN YG OPTIMAL
Promosi Kesehatan di Puskesmas
Sasaran
1. Sasaran Jangkauan Penyuluhan
a. Kelompok umum
b. Kelompok khusus
­ masyarakat daerah terpencil/terasing
­ masyarakat daerah pemukiman baru (transmi
gran/perbatasan)
­ masyarakat korban bencana/masalah kesehatan (KLB)
­ masyarakat kelompok rentan (bumil, manula)
­ masyarakat yang berada di berbagai institusi (rumah sakit,
posyandu)
Promosi Kesehatan di Puskesmas
- masyarakat yg mempunyai pengaruh dlm proses
pengambilan keputusan (pemuka agama/KK)
- kelompok2 yg mempunyai potensi dlm kegiatan
penyuluhan (PKK, Karang Taruna)
2. Sasaran Hasil Penyuluhan
Sasaran tsb di atas yg telah mengalami perubahan
pengetahuan, sikap dan perilaku, dikaitkan dgn sasaran
program.

Strategi
1. Penyuluhan Kesmas di Puskesmas
Kegiatan penyuluhan yg ditampilkan di institusi ber- sangkutan
(Puskesmas, Pustu, Praktek dokter)
Promosi Kesehatan di Puskesmas
2. Penyuluhan Kesmas di luar gedung Puskesmas
– Pertemuan tingkat kecamatan
– Pertemuan tingkat desa
– Community Self Survey
Program Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)
Upaya memberikan pengalaman belajar/menciptakan kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok & masyarakat, dgn membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi & melakukan edukasi,
utk meningkatkan pengetahuan, sikap & perilaku, melalui
pendekatan pimpinan (Advocacy), bina suasana (Social Support) &
pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Program Pencegahan & Pemberantasan
Penyakit Menular di Puskesmas

Meliputi :
1. Kuratif
2. Pemutusan Rantai Penularan
3. Promosi Kesehatan & Surveillance

Penyakit Menular Potensial Mewabah


A. Diare
B. Demam Berdarah Dengue
C. Malaria
D. Filariasis
Program Pencegahan & Pemberantasan
Penyakit Menular di Puskesmas

Penyakit Menular Endemik Penyakit Menular Penting Lain


Tinggi I. Penyakit Menular Seksual
A. Tuberkulosis Paru A. Sifilis/Raja Singa
B. Lepra/Kusta/Morbus B. Gonorhoe/Kencing Nanah
Hansen C. HIV/AIDS
C. Patek/Frambusia/ II. Penyakit Menular Lain
yaws D. Hepatitis
D. Rabies E. ISPA
E. Anthrax
Program Pencegahan & Pemberantasan
Penyakit Menular di Puskesmas
Monitoring Cakupan Imunisasi
Tindakan utk memberikan kekebalan aktif buatan dgn cara
memasukkan antigen (vaksin) kedalam tubuh host (manusia)
 Tujuan
Memberikan kekebalan pd bayi, anak, ibu hamil dan wanita subur
 Sasaran
– Bayi (0 – 11 bulan 22 hari)
– Ibu Hamil
– Anak Kelas I, II dan III SD/MI
– Calon Pengantin Wanita
– Wanita Usia Subur
Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

TUJUAN UMUM
Terwujudnya kualitas lingkungan yg lebih sehat agar dapat
melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian yg
dapat menimbulkan gangguan & atau bahaya kesehatan menuju
derajat kesehatan keluarga & masyarakat yang lebih baik

TUJUAN KHUSUS
– Meningkatkan mutu lingkungan
– Terwujudnya pemberdayaan masyarakat
– Terlaksananya peraturan perundangan penyehatan ling-
kungan dan pemukiman
– Terselenggaranya pendidikan kesehatan
– Terlaksananya pengawasan lingkungan scr teratur
Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

KEGIATAN
A. Penyehatan Air
B. Penyehatan Makanan & Minuman
C. Pengawasan Pembuangan Kotoran Manusia
D. Pengawasan & Pembuangan Sampah & Limbah
E. Penyehatan Pemukiman
F. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
G. Pengamanan Lingkungan akibat Pencemaran Industri
H. Pengamanan Pestisida
I. Klinik Sanitasi
Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

SASARAN
 Daerah dgn endemis penyakit perut & kecacingan, angka
penyakit diare tinggi; penyakit2 bersumber sampah
 Daerah berpenghasilan rendah, berpenduduk padat &
kumuh, cakupan sanitasi dasar yg rendah
 Daerah pariwisata; tempat Pengelolaan Makanan;
transportasi; sarana Ibadah; sarana perdagangan; sarana
perawatan/pemeliharaan; sarana sosial
 Daerah2 dgn angka kepemilikan & pemanfaatan jamban yg
memenuhi syarat kesehatan masih kurang
Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

SASARAN
 Keluarga & masyarakat di daerah yg angka kepadatan
penduduknya tinggi serta produksi sampahnya cukup banyak;
masyarakat dgn penyakit yg berhubungan dgn penyakit
lingkungan
 Daerah yg mempunyai resiko thd penularan penyakit diare, TBC
Paru, ISPA, DBD, & Filariasis
 Daerah pemukiman baru; resiko tinggi thd pencemaran; tempat
pengelolaan pestisida; daerah industri; pertanian
 Daerah terpencil & daerah perbatasan; masyarakat terasing &
rawan bencana; rawan air bersih
PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS
• Upaya Peningkatan Gizi Masyarakat : kegiatan utk
mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dgn
pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan
(tenaga pengelola gizi) serta dukungan peran serta aktif
masyarakat
• Kegiatan :
– Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) : kegiatan
masyarakat utk melembagakan upaya peningkatan gizi dlm
tiap keluarga di Indonesia, bersifat lintas sektor yg
dilaksanakan oleh kesehatan, pertanian, BKKBN, agama
dalam negeri, PKK, dan sebagainya
– Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI) : mendorong
berbagai institusi pemerintah dan swasta agar memberikan
perhatian lebih besar dlm peningkatan status gizi warganya
PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS
• Kegiatan :
– Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi :
Pencegahan & penanggulangan Gaky
Pencegahan & penanggulangan Anemia Gizi Besi
Pencegahan & penanggulangan KEP & KEK
Pencegahan & penanggulangan kekurangan vitamin A
Pencegahan & penanggulangan masalah kekurangan gizi
mikro lainnya
Pencegahan & penanggulangan masalah gizi lebih
– Sistem Kewaspadaan Pangan & Gizi : rangkaian kegiatan
pengamatan situasi pangan & gizi yg hasilnya digunakan utk
penentuan kebijakan, perencanaan, pemantauan serta evaluasi
program di bidang pangan & gizi
PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS

• Sasaran
– Bayi, balita, anak prasekolah & anak usia sekolah
– Wanita Usia Subur (termasuk calon pengantin), bumil,
nifas, buteki dan usila
– Semua penduduk daerah rawan gizi
– Semua anak & dewasa yg mempunyai masalah gizi
– Pekerja berpenghasilan rendah/miskin
HOSPITAL

­ HEALTHCARE INSTITUTION THAT ORGANIZE A COMPLETE


PERSONAL HEALTHCARE SERVICE, THAT PROVIDE IN AND
OUT-PATIENT AND EMERGENCY SERVICES.

­ HEALTHCARE ORGANIZATION, THE PLACE WHERE


PATIENT GET THE CURE OF HIS ILLNESS AND
COMPREHENSIVE CARE

­ AS AN EDUCATION AND RESEARCH MEANS FOR THE


HEALTH PROFESSIONALS
TASK AND FUNCTIONS OF HOSPITAL

­ TASK

TO GIVE A COMPLETE PERSONAL HEALTH CARE


­ FUNCTIONS
• PROVIDING TREATMENT SERVICE AND HEALTH RECOVERY
BASED ON HOSPITAL SERVICE STANDARDS
• MAINTAIN AND IMPROVE PERSONAL HEALTH BY COMPLETE
SECONDARY AND TERTIARY HEALTH SERVICE BASED ON
MEDICAL NEEDS
• PERFORMING HUMAN RESOURCES TRAINING IN ORDER TO
IMPROVE THE ABILITY OF HEALTH CARE SERVICE
• PERFORMING RESEARCH AND DEVELOPMENT IN HEALTH
CARE IN ORDER TO IMPROVE HEALTH CARE SERVICE, BASED
ON ETHICAL IN HEALTH SCIENCE.
TYPES OF HOSPITAL

• BASED ON MANAGEMENT, DIVIDE INTO PUBLIC AND PRIVATE


HOSPITAL
 PUBLIC HOSPITAL IS MANAGE BY THE GOVERNMENT, LOCAL
GOVERNMENT, & NONPROFIT CORPORATION
 PRIVATE HOSPITAL IS MANAGE BY A PROFIT BASED
CORPORATION THAT IS PT OR PERSERO.

• BASED ON THE TYPE OF SERVICES, DIVIDE INTO GENERAL AND


SPECIALTY HOSPITAL
 GENERAL HOSPITAL GIVE SERVICES TO ALL KIND OF
DISEASES
 SPECIALTY HOSPITAL GIVE A PRIMARY SERVICE IN ONE KIND
OF DISEASE OR ONE AREA BASED ON DISCIPLINES, AGES,
ORGANS, OR TYPE OF DISEASES
CLASSIFICATIONS

GENERAL HOSPITAL CLASSIFICATIONS IS A BASED ON FACILITIES


AND SERVICE CAPABILITIES
• CLASS A GENERAL HOSPITAL : SHOULD HAVE THE FACILITY AND
ABILITY OF MINIMUM 4 BASIC SPECIALTIES, 5 SPECIALTIES OF
MEDICAL SUPPORT, 12 OTHER SPECIALTIES, AND 13 MEDICAL
SUBSPECIALTIES. PATIENT BEDS MINIMUM OF 400 BEDS
• CLASS B HOSPITAL : SHOULD HAVE THE FACILITY AND ABILITY
OF MINIMUM 4 BASIC SPECIALTIES, 4 SPECIALTIES OF MEDICAL
SUPPORT, 8 OTHER SPECIALTIES, AND 2 MEDICAL
SUBSPECIALTIES. PATIENT BEDS MINIMUM OF 200 BEDS.
• CLASS C HOSPITAL : SHOULD HAVE THE FACILITY AND ABILITY
OF MINIMUM 4 BASIC SPECIALTIES AND 4 SPECIALTIES OF
MEDICAL SUPPORT. PATIENT BEDS MINIMUM OF 100 BEDS.
CLASSIFICATIONS

• CLASS D HOSPITAL SHOULD HAVE THE FACILITY AND ABILITY


MINIMUM OF 2 BASIC SPECIALTIES. PATIENT BEDS MINIMUM
OF 50 BEDS.

SPECIALTY HOSPITAL CLASSIFIED INTO:


• CLASS A
• CLASS B
• CLASS C
EXAMPLES OF SPECIALTY HOSPITAL: MOTHER AND CHILD,
CARDIOVASCULAR CENTER, CANCER, ORTHOPEDICS, LUNG,
MENTAL HOSPITAL, LEPROSY, EYE CENTER, STROKE,
INFECTION DISEASES, GIGI DAN MULUT, MEDICAL
REHABILITATION, EAR NOSE THROAT (ENT), KIDNEYS, SKIN AND
VENERAL, SURGICAL, KETERGANTUNGAN OBAT.
CLASSIFICATIONS

OTHER CLASSIFICATION(S)

­ RUMAH SAKIT PENDIDIKAN MERUPAKAN RUMAH SAKIT

YANG MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN DAN PENELITIAN

SECARA TERPADU DALAM BIDANG PENDIDIKAN PROFESI

KEDOKTERAN, PENDIDIKAN KEDOKTERAN BERKELANJUTAN,

DAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA

­ RUMAH SAKIT DAPAT BERBENTUK RUMAH SAKIT STATIS,

RUMAH SAKIT BERGERAK, DAN RUMAH SAKIT LAPANGAN


KLASIFIKASI RS PENDIDIKAN
­ R.S PENDIDIKAN UTAMA, YAITU R.S JEJARING INSTITUSI PENDIDIKAN
KEDOKTERAN YG DIGUNAKAN SBG WAHANA PEMBELAJARAN KLINIK
PESERTA DIDIK UTK MEMENUHI SELURUH/SEBAGIAN BESAR MODUL
PENDIDIKAN DLM RANGKA MENCAPAI KOMPETENSI BERDASARKAN
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN
­ R.S PENDIDIKAN AFILIASI (EKSILENSI), YAITU R.S UMUM ATAU KHUSUS
DGN UNGGULAN TERTENTU YG MENJADI PUSAT RUJUKAN PELAYANAN
MEDIK TERTENTU YG MERUPAKAN JEJARING INSTITUSI PENDIDIKAN
KEDOKTERAN & DIGUNAKAN SBG WAHANA PEMBELAJARAN KLINIK
UTK MEMENUHI MODUL PENDIDIKAN TERTENTU SCR UTUH DLM
RANGKA MENCAPAI KOMPETENSI BERDASARKAN STANDAR
PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN
­ R.S PENDIDIKAN SATELIT, YAITU R.S JEJARING INSTITUSI PENDIDIKAN
KEDOKTERAN & JEJARING R.S PENDIDIKAN UTAMA YG DIGUNAKAN
SBG WAHANAPEMBELAJARAN KLINIK PESERTA DIDIK UTK MEMENUHI
SEBAGIAN MODUL PENDIDIKAN DLM RANGKA MENCAPAI KOMPETENSI
BERDASARKAN STANDAR PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN
PERIZINAN RUMAH SAKIT

SETIAP RUMAH SAKIT HRS MEMILIKI IZIN YG MELIPUTI IZIN


MENDIRIKAN RUMAH SAKIT DAN IZIN OPERASIONAL RUMAH SAKIT.
• PERMOHONAN IZIN MENDIRIKAN & IZIN OPERASIONAL RUMAH
SAKIT DIAJUKAN MENURUT JENIS DAN KLASIFIKASI RUMAH
SAKIT
• IZIN MENDIRIKAN & OPERASIONAL R.S KELAS A & PENANAMAN
MODAL ASING ATAU PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI
DIBERIKAN OLEH MENTERI SETELAH MENDAPATKAN
REKOMENDASI DARI PEJABAT YANG BERWENANG DI BIDANG
KESEHATAN PADA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
• IZIN MENDIRIKAN & OPERASIONAL R.S KELAS B DIBERIKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SETELAH MENDAPATKAN
REKOMENDASI DARI PEJABAT YG BERWENANG DI BIDANG
KESEHATAN PD PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
Perizinan Rumah Sakit

– Izin mendirikan & operasional R.S kelas C & D


diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota
setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yg
berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
PEMBINAAN & PENGAWASAN RUMAH SAKIT

• PEMERINTAH & PEMERINTAH DAERAH MELAKUKAN


PEMBINAAN & PENGAWASAN THD R.S DGN MELIBATKAN
ORGANISASI PROFESI, ASOSIASI PERUMAHSAKITAN, &
ORGANISASI KEMASYARATAN LAINNYA SESUAI DGN TUGAS &
FUNGSI MASING-MASING.
• PEMBINAAN DAN PENGAWASAN, DIARAHKAN UNTUK :
a. PEMENUHAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN YG
TERJANGKAU OLEH MASYARAKAT;
b. PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN;
c. KESELAMATAN PASIEN ;
d. PENGEMBANGAN JANGKAUAN PELAYANAN; DAN
e. PENINGKATAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN RUMAH SAKIT
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
­ PRODUK R.S  JASA LAYANAN (KESEHATAN, PENUNJANG
KESEHATAN & ADMINISTRATIF)
KARAKTERISTIK JASA :
 TIDAK BERWUJUD
 PELANGGAN TERLIBAT DALAM PROSES PRODUKSI
 SULIT DIEVALUASI
 UMUMNYA TIDAK MEMPUNYAI PERSEDIAAN & IRREVERSIBLE
­ PELANGGAN R.S :
 INTERNAL (DOKTER) & EKSTERNAL (PASIEN)
 PASIEN TIDAK TAHU APA YG DIBUTUHKAN
 PASIEN TIDAK DALAM POSISI MEMILIH/MENENTUKAN
 INFORMASI PASIEN TERBATAS & SEARAH
 KEPUASAN PELANGGAN MUTU PELAYANAN
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
­ LINGKUNGAN RUMAH SAKIT :
 PADAT KARYA (SUMBERDAYA MANUSIA)
KAYA DGN BERBAGAI PROFESI YG SANGAT SLG
TERGANTUNG NAMUN TDK DPT DIGANTIKAN
MASING-MASING PROFESI MEMILIKI STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL & KODE ETIK
 PADAT MODAL
BERBAGAI VARIASI TEKNOLOGI YG SANGAT
SPESIALISTIK BERASAL DARI INVESTASI TINGGI
 LINGKUNGAN KERJA
BERLANGSUNG TERUS-MENERUS, DIBATASI WAKTU
NAMUN MENUNTUT KETELITIAN TINGGI
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

RUJUKAN VERTIKAL MERUPAKAN RUJUKAN ANTAR


PELAYANAN KESEHATAN YANG BERBEDA TINGKATAN.
RUJUKAN VERTIKAL DARI TINGKATAN PELAYANAN YANG
LEBIH RENDAH KE TINGKATAN YG LEBIH TINGGI
DILAKUKAN APABILA:
• PASIEN MEMBUTUHKAN PELAYANAN KESEHATAN
SPESIALISTIK ATAU SUBSPESIALISTIK;
• PERUJUK TIDAK DAPAT MEMBERIKAN PELAYANAN
KESEHATAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PASIEN
KARENA KETERBATASAN FASILITAS, PERALATAN
DAN/ATAU KETENAGAAN.
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
RUJUKAN VERTIKAL DARI TINGKATAN PELAYANAN YANG LEBIH
TINGGI KE TINGKATAN YG LEBIH RENDAH DILAKUKAN APABILA:
• PERMASALAHAN PASIEN DPT DITANGANI OLEH TINGKATAN
PELAYANAN YG LEBIH RENDAH SESUAI DGN KOMPETENSI DAN
KEWENANGANNYA;
• KOMPETENSI DAN KEWENANGAN PELAYANAN TINGKAT PERTAMA
ATAU KEDUA LEBIH BAIK DALAM MENANGANI PASIEN TERSEBUT;
• PASIEN MEMERLUKAN PELAYANAN LANJUTAN YG DPT DITANGANI
OLEH TINGKATAN PELAYANAN YG LEBIH RENDAH & UNTUK
ALASAN KEMUDAHAN, EFISIENSI DAN PELAYANAN JANGKA
PANJANG; DAN/ATAU
• PERUJUK TDK DPT MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI
DGN KEBUTUHAN PASIEN KARENA KETERBATASAN SARANA,
PRASARANA, PERALATAN DAN/ATAU KETENAGAAN.
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Rujukan horizontal merupakan rujukan antar pelayanan


kesehatan dalam satu tingkatan.

Rujukan horizontal dilakukan apabila perujuk tidak dapat


memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau
ketenagaan yg sifatnya sementara atau menetap.
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

­ membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada


penerima rujukan. Surat pengantar rujukan sekurang-
kurangnya memuat:
i. identitas pasien;
ii. hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan;
iii. diagnosis kerja;
iv. terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan
v. tujuan rujukan; dan
vi. nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

RUJUKAN DIANGGAP TELAH TERJADI APABILA PASIEN TELAH


DITERIMA OLEH PENERIMA RUJUKAN.
PENERIMA RUJUKAN BERKEWAJIBAN:
• MENGINFORMASIKAN MENGENAI KETERSEDIAAN SARANA &
PRASARANA SERTA KOMPETENSI & KETERSEDIAAN TENAGA
KESEHATAN
• MEMBERIKAN PERTIMBANGAN MEDIS ATAS KONDISI PASIEN;
DAN
• MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA PERUJUK MENGENAI
PERKEMBANGAN KEADAAN PASIEN SETELAH SELESAI
MEMBERIKAN PELAYANAN.
PENERIMA RUJUKAN BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MELAKUKAN
PELAYANAN KESEHATAN LANJUTAN SEJAK MENERIMA RUJUKAN.

Anda mungkin juga menyukai