Anda di halaman 1dari 18

P.

1 SISTEM PEMBIAYAAN MIK V


PELAYANAN KESEHATAN PEMBIAYAAN KESEHATAN
Materi Pertemuan 1 :
1. Pengertian Sistem Pembiayaan
2. Sumber Biaya Pelayanan Kesehatan
3. Jenis-Jenis Pembiayaan Pelayanan Kesehatan
4. Syarat Pokok Dan Fungsi Pembiayaan Kesehatan
5. Masalah Pokok Pembiayaan Kesehatan dan Upaya Penyelesaiannya
6. Model Sistem pembiayaan kesehatan di beberapa negara
7. Sistem Pembiayaan kesehatan di Indonesia
I. PENGERTIAN SISTEM PEMBIAYAAN

Berdasarkan KBBI, BIAYA : sebagai uang yang dikeluarkan untuk mengadakan


(mendirikan, melakukan, dan sebagainya) sesuatu; ongkos; belanja; pengeluaran.
PEMBIAYAAN : sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya. Sistem
pembiayaan merupakan sistem yang mengatur tentang segala sesuatu yang yang
berhubungan dengan biaya pada pelayanan kesehatan.
Pembiayaan kesehatan merupakan suatu cara yang memungkinkan seseorang
memenuhi kebutuhan medisnya.
Beberapa Negara di dunia memberlakukan secara nasional model asuransi kesehatan
sosial yang didanai oleh pemerintah melalui pajak. Hal ini dimaksudkan agar setiap
warganegara dapat terpenuhi biaya pengobatannya ketika terjadi sakit dan
masyarakatnya dapat terus hidup produktif.
Pelayanan medis di rumah sakit bersifat TIDAK PASTI (uncertain). Karena sifat
pelayanan yang tidak pasti, maka tidak setiap orang siap dengan uang yang
dibutuhkan untuk membiayai pelayanan kesehatannya.
Rumah sakit yang tidak mendapat pendanaan sepenuhnya dari pemerintah
mengalami dilema harus menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan seperti jasa
dokter, bahan medis habis pakai, sewa alat medis, biaya listrik, biaya
pemeliharaan gedung, dan biaya-biaya modal atau investasi lainnya.
Dalam pelayanan rumah sakit, sering terdapat bad debt, yaitu biaya rumah sakit
yang tidak bisa ditagih kepada pasien atau penjaminnya. Agar rumah sakit bisa
terus menyediakan pelayanan kesehatannya, maka besarnya bad debt harus
dikompensasi dengan penerimaan lain
II. SUMBER BIAYA PELAYANAN KESEHATAN

Sumber pembiayaan untuk penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan melibatkan 2


pihak utama yaitu pemerintah (public) dan swasta (private).
Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan negara lainnya.
Secara umum biaya kesehatan bersumber dari :
1. Anggaran PEMERINTAH
2. Anggaran MASYARAKAT
3. Bantuan biaya dari DALAM dan LUAR NEGERI
4. Gabungan anggaran Pemerintah dan Masyarakat
1. Anggaran PEMERINTAH
Negara yang pembiayaan kesehatannya bersumber dari pemerintah, pelayanan kesehatan
sepenuhnya menjadi tanggungan pemerintah & diberikan secara cuma-cuma.
Di Indonesia pembiayaan alokasi belanja kesehatan pemerintah pusat sangat rendah.
Namun sejak pascakrisis ekonomi tahun 1998/1999 terjadi peningkatan proporsi alokasi
belanja pembangunan untuk kesehatan disebabkan pinjaman luar negeri untuk membiayai
Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPSBK) guna membantu penduduk miskin
memperoleh pelayanan kesehatan gratis di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta.
Alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk upaya kesehatan dilakukan melalui
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, baik Pusat maupun daerah, sekurang-
kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap
tahunnya. Pembiayaan kesehatan untuk orang miskin dan tidak mampu merupakan
tanggung jawab pemerintah.
2. Anggaran MASYARAKAT

Anggaran ini dapat berasal dari individual ataupun perusahaan.


Sistem ini mengharapkan agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara
mandiri dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya.
Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat berteknologi
tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau penggunaannya oleh
pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut.
Contohnya CSR atau Corporate Social Reponsibility dan pengeluaran rumah
tangga baik yang dibayarkan tunai atau melalui sistem asuransi.
3. Bantuan Biaya dari DALAM dan LUAR
NEGERI

Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan


penyakit-penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya
pihak lain, misalnya dari organisasi sosial ataupun pemerintah
negara lain.
Misalnya bantuan dana dari luar negeri untuk penanganan HIV dan
virus H5N1 yang diberikan oleh WHO kepada negara-negara
berkembang (termasuk Indonesia).
4. Gabungan Anggaran PEMERINTAH &
MASYARAKAT

Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat


mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber
pembiayaan kesehatan sebelumnya.
Tingginya biaya kesehatan yang dibutuhkan ditanggung sebagian
oleh pemerintah dengan menyediakan layanan kesehatan bersubsidi.
Sistem ini juga menuntut peran serta masyarakat dalam memenuhi
biaya kesehatan yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya
tambahan.
Contoh: Jaminan Kesehatan PBI & Non PBI
III. JENIS-JENIS PEMBIAYAAN PELAYANAN
KESEHATAN

Biaya kesehatan tergantung dari jenis & kompleksitas pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan dan atau dimanfaatkan.
Hanya saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kesehatan, maka biaya
kesehatan tersebut secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni:
1. Biaya PELAYANAN KEDOKTERAN : biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang
tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.
2. Biaya PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT : biaya yang dibutuhkan
untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan
masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta untuk mencegah penyakit
Biaya kesehatan ini dapat pula ditinjau dari 2 sudut Penyedia & Pemakai
yakni :
1. PENYEDIA Pelayanan Kesehatan (health provider) : ditinjau dari sudut
penyedia pelayanan kesehatan, maka pembiayaan kesehatan merupakan
besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan.
2. PEMAKAI Jasa Pelayanan Kesehatan (health consumer) : ditinjau dari
sudut penyedia pelayanan kesehatan, maka pembiayaan kesehatan
merupakan besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan.
BESARNYA DANA
1. bagi penyedia layanan kesehatan : merujuk pada biaya operasional (operasional cost)
yang harus disiapkan untuk menyelenggarakan layanan kesehatan.
2. bagi pemakai jasa layanan kesehatan, biaya kesehatan : merujuk pada jumlah uang
yang harus dikeluarkan (out of pocket) untuk mendapatkan suatu layanan kesehatan.
Bila pemasukan dana yang didapat (income) lebih besar daripada yang dikeluarkan
untuk membiayai layanan kesehatan (expences) maka penyedia layanan kesehatan
mengalami keuntungan (profit).
Bila terjadi sebaliknya, maka penyedia layanan kesehatan mengalami kerugian (loss).
Lain lagi dengan penyediaan layanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah,
dimana biaya kesehatan pada sektor pemerintah tidak dihitung dari besarnya dana yang
dikeluarkan oleh pemakai jasa
IV. SYARAT POKOK dan FUNGSI
PEMBIAYAAN KESEHATAN

Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni :
1. JUMLAH : biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup. Cukup
dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan yang dibutuhkan serta
tidak menyulitkan masyarakat yang ingin memanfaatkannya.
2. PENYEBARAN : penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika
dana yang tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan
menyulitkan penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
3. PEMANFAATAN : pemanfaatan palayanan Kesehatan scr optimal akan
memudahkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu
dilakukan beberapa hal, yakni :
1. PENINGKATAN EFEKTIFITAS : mengubah penyebaran atau alokasi
penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, maka
alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang
menghasilkan dampak yang lebih besar, misalnya mengutamakan upaya
pencegahan, bukan pengobatan penyakit.
2. PENINGKATAN EFISIENSI : dilakukan dengan memperkenalkan
berbagai mekanisme pengawasan dan pengendalian
Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan efisiensi antara lain:
1. STANDAR MINIMAL PELAYANAN. Tujuannya : menghindari pemborosan. Ada 2 macam standar
minimal yang sering dipergunakan yakni :
a.standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit dan standar minimal laboratorium.
b.standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan perawatan penderita, dan daftar obat-obat
esensial.
2. KERJASAMA : konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan. Terdapat 2 bentuk kerjasama
yang dapat dilakukan yakni:
c. Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama membeli peralatan kedokteran yang mahal
dan jarang dipergunakan. Dengan pembelian dan pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana yang
tersedia serta dapat pula dihindari penggunaan peralatan yang rendah. Dengan demikian efisiensi juga
akan meningkat.
d. Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya hubungan kerjasama timbal balik antara satu
sarana kesehatan dengan sarana kesehatan lainnya.
Fungsi pembiayaan kesehatan antara lain: Penggalian dana, Pengalokasian dana, dan
Pembelanjaan.
PENGGALIAN DANA Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM): Sumber dana untuk UKM
terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah, melalui pajak umum, pajak
khusus, bantuan dan pinjaman serta berbagai sumber lainnya (swasta serta masyarakat).
misalnya dalam bentuk dana sehat atau dilakukan secara pasif yakni menambahkan aspek
kesehatan dalam rencana pengeluaran dari dana yang sudah terkumpul di masyarakat,
contohnya dana sosial keagamaan.
PENGGALIAN DANA untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Sumber dana berasal
dari masing-masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi masyarakat rentan dan
keluarga miskin, sumber dananya berasal dari pemerintah melalui mekanisme jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib.
PENGALOKASIAN DANA
1. Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari pemerintah
untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan
belanja baik pusat maupun daerah sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15%
dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya.
2. Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk UKM
dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan.
Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.

Anda mungkin juga menyukai