Anda di halaman 1dari 25

makalah Asuransi Kesehatan Konvensional dan

Managed Care
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang maha Esa,atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul:

ASURANSI KESEHATAN KONVENSIONAL DAN MANAGED CARE

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.Namun demikian,penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya,penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus
menjamin biaya kesehtan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika
mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua
jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan – perusahaan asuransi, yaitu rawat
inap (in – patient treatment) dan rawat jalan (out – patient treatment). WHO
didalam The World Health Report 2000 – Health Systems: improving
pervormance juga merekomendasikan untuk mengembangkan sistem
pembiayaan secara pre payment, baik dalam bentik asuransi,tax, maupun

 Rumusan Masalah
Pengertian Asuransi Kesehatan Konvensional dan Managed Care
Ciri – ciri Asuransi  Kesehatan Konvensional dan Managed Care

Tujuan

Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Asuransi Kesehatan


Konvensional dan Managed Care
Untuk mengetahui Ciri – Ciri Asuransi Kesehatan dan Managed Care

BAB II  PEMBAHASAN

Pengertian Asuransi Kesehatan Konvensional

Asuransi kesehatan konvensional atau yang biasa juga dikenal sebagai asuransi
kesehatan tradisional adalah salah satu bentuk produksi asuransi kesehatan
dengan pembayaran premi berdasarkan community rating yaitu cara perhitungan
premi sehingga semua anggota di dalam kelompok membayar premi yang sama
berdasarkan karakteristik risiko kelompok,misalnya usia atau masalah
kesehatan.
     Asuransi kesehatan konvensional adalah asuransi yang berdasarkan jual
beli,sehingga tentu akan berbeda dengan jenis asuransi yang lainnya.pengertian
asuransi konvensional merujuk pada investasi dana yang bebas dan dengan
aturan – aturan dan prinsip tertentu.pengertian asuransi konvensional berbeda
dengan jenis asuransi lainnya, tetapi pada dasarnya perusahaan asuransi
memiliki prinsip – prinsip tertentu.salah satunya yaitu :
Prinsip Insurable yaitu berkaitan dengan ranah hukum,contohnya
mempertanggungjawabkan resiko yang tentunya terdapat kaitan dengan
keuangan.
Itikad Baik yaitu menjual beli dan perusahaan bebas menggunakan investasi
dana.

Indenity yaitu mekanisme si penanggung dalam rangka mengkompensasikan


sesuatu hal yang menimpa tergantung menggunakan ganti rugi secara financial.
Pengertian Asuransi Kesehatan Managed Care
Asuransi kesehatan managed care adalah suatu sistem pembiayaan pelayanan
kesehatan yang disusun berdasarkan jumlah anggota yang terdaftar dengan
kontrol mulai dari perencanaan pelayanan serta meliputi ketentuan :
Ada kontrak dengan penyelenggara pelayanan kesehatan untuk pelayanan yang
komprehensif.
Penekanan agar peserta tetap sehat sehingga utilisasi berkurang.
Unit layanan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Ada program peningkatan mutu layanan.
Managed care adalah suatu sistem dimana pelayanan kesehatan terlaksana
secara terintegrasi dengan sistem pembiayaan.
Beberapa langkah aplikatif dalam managed care dalam hal ini antara lain
:Asuradur membuat kontrak dengan beberapa penyedia pelayanan kesehatan
(klinik atau RS) yang dipilih,serta merujuk seluruh peserta untuk berobat pada
provider ditunjuk. Dalam managed care, umumnya layanan yang diberikan
bersifat komprehensif, sehingga paling tidak mencakup pelayanan – pelayanan
sebagai berikut :
Pelayanan tingkat primer yaitu rawat jalan oleh dokter umum/keluarga, dokter
gigi, bidan praktek, klinik dan puskesmas.
Pelayanan tingkat sekunder yaitu rawat jalan spesialistik di klinik spesialis,dokter
gigi, bidan praktek,klinik dan puskesmas.

Pelayanan tingkat tersier yaitu rawat inap spesialistik atau rumah sakit,upaya
promotif,penyuluhan kesehatan,perbaikan gizi,preventif, dan imunisasi.

Ciri – ciri Asuransi Kesehatan Konvensional


Peserta dapat memilih penyelenggara pelayanan kesehatan yang diinginkan.
Tidak terikat lokasi, karena tidak ada konsep wilyah.
Kepuasan peserta tinggi, karena sesuai dengan pilihannya walaupun mungkin
terjadi kepuasaan semu karena sifatnya sangat subyektif.
Mutu pelayanan yang diberikan menjadi risiko peserta.
Cakupan risiko tidak komprehensif.
Sasaran adalah masyarakat menengah ke atas.
Moral hazard baik bagi peserta maupun penyelenggara pelayanan kesehatan
tinggi karena konsumsi dari pemberi pelayanan (supply) melebihi kebutuhannya.
Dengan demikian biaya relative mahal karena tidak ada pengawasan

Ciri – ciri Asuransi Kesehatan Managed Care


Kontrol utilisasi yang ketat sesuai mekanisme kontrak.
Monitoring dan kontrol pelayanan yang diberikan.
Memakai dokter umum dan tenaga medic lainnya untuk mengola Pasien.
Menciptakan layanan kesehatan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Ada program perbaikan kualitas.
Sistem reimburse yang membuat sarana pelayanan kesehatan (dokter),
puskesmas, rumah sakit dan lain lain.dapat mempertanggungjawabkan biaya
dan kualitas layanan kesehatan.
Kesimpulan

Asuransi kesehatan konvensional dan managed care merupakan salah satu jenis
asuransi kesehatan yang mengintegrasikan pembiayaan dan penyediaan
perawatan kesehatan,memberikan kemudahan akses pada seluruh pesertanya
sehingga pembiayaan tersebut menjadi efisien dan efektif/tepat sasaran.

Saran
Hendaknya kita dapat mengetahui Asuransi kesehatan konvensiaonal dan
managed care sehingga dapat mempermudah dalam pembiayaan dan
pelayanan – pelayanan kesehatan yang ada.

 
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi_kesehatan  Sabtu 2 Oktober 2010
http://www.pdpersi.co.id/?
http://www.inhealth.co.id/index.

Asuransi Kesehatan dan Manage


Care
Asuransi Kesehatan dan Manage Care

2.1. Asuransi Kesehatan


Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara
khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi
tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis
besar ada dua jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan
asuransi, yaitu rawat inap (in-patient treatment) dan rawat jalan (out-
patient treatment). WHO didalam The World Health Report 2000 - Health
Systems: improving pervormance juga merekomendasikan untuk
mengembangkan sistem pembiayaan secara pre payment, baik dalam
bentuk asuransi, tax, maupun social security.Asuransi kesehatan telah
mengalami perkembangan secara substansial, baik dari sifatnya
(wajib/sukarela; social/social-regulated/commercial), jenis pertanggungan
(accident/sickness/disability/accidental death &
dismemberment/hospitalization & surgery/special sicness), kepesertaan
(group/individu), maupun sifat asuransi (conventional/managed care).

Asuransi kesehatan yang paling mutakhir adalah managed care, dimana


sistem pembiayaan dikelola secara terintegrasi dengan sistem pelayanan.
Asuransi Kesehatan dengan model managed care ini mulai dikembangkan
di Amerika. Hal ini timbul oleh karena dengan sistem pembiayaan
kesehatan yang lama inflasi biaya kesehatan terus meningkat jauh diatas
inflasi rata-rata, sehingga digali model lain untuk mengatasi peningkatan
biaya kesehatan.

2.2 Asuransi Kesehatan Konvensional


a. Pengertian
Asuransi kesehatan konvensional atau yang biasa juga dikenal sebagai
asuransi kesehatan tradisional adalah salah satu bentuk produksi asuransi
kesehatan dengan pembayaran premi berdasarkan community rating yaitu
cara perhitungan premi sehingga semua anggota di dalam kelompok
membayar premi yang sama berdasarkan karakteristik risiko kelompok,
misalnya usia atau masalah kesehatan.

b. Ciri-ciri asuransi kesehatan konvensional


Asuransi kesehatan konvensional mempunyai ciri sebagai berikut :
1) Peserta dapat memilih penyelenggara pelayanan kesehatan yang
diinginkan.
2) Tidak terikat lokasi, karena tidak ada konsep wilayah.
3) Kepuasan peserta tinggi, karena sesuai dengan pilihannya walaupun
mungkin terjadi kepuasan semu karena sifatnya sangat subyektif.
4) Mutu pelayanan yang diberikan menjadi risiko peserta.
5) Cakupan risiko tidak komprehensif.
6) Sasaran adalah masyarakat menengah ke atas.
7) Moral hazard baik bagi peserta maupun penyelenggara pelayanan
kesehatan tinggi karena konsumsi dari pemberi pelayanan (supply)
melebihi kebutuhannya.
8) Dengan demikian biaya relatif mahal karena tidak ada pengawasan
terhadap provider maupun konsumen.
9) Akibatnya inflasi biaya tinggi.
10) Administrasi klaim lebih sulit karena berbagai ragam formulir, aturan,
prosedur dari masing masing penyelenggara pelayanan kesehatan.
11) Konsumen yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup (ignorance)
menjadi tidak terlindungi.
2.3 Asuransi kesehatan Managed Care
a. Pengertian
Managed Care adalah suatu sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang
disusun berdasarkan jumlah anggota yang terdaftar dengan kontrol mulai
dari perencanaan pelayanan serta meliputi ketentuan :
1) Ada kontrak dengan penyelenggara pelayanan kesehatan untuk
pelayanan yang komprehensif.
2) Penekanan agar peserta tetap sehat sehingga utilisasi berkurang.
3) Unit layanan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan.
4) Ada program peningkatan mutu layanan.

Managed care adalah suatu sistem dimana pelayanan kesehatan terlaksana


secara terintegrasi dengan sistem pembiayaan, yang mempunyai 5 elemen
sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan pelayanan oleh provider tertentu (selected provider).
2) Ada kriteria khusus untuk penetapan provider
3) Mempunyai program pengawasan mutu dan manajemen utilisasi
4) Penekanan pada upaya promotive dan preventive
5) Ada financial insentive bagi peserta yang melaksanakan pelayanan
sesuai prosedur

Pelaksanaan integrasi pembiayaan dan pelayanan kesehatan tersebut dapat


dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1) Membuat kesepakatan dengan Penyedia Pelayanan Kesehatan untuk
melaksanakan serangkaian jasa pelayanan kesehatan yang komprehensif
bagi seluruh tertanggung.
2) Membuat standar dalam seleksi Pemberi Pelayanan Kesehatan
3) Penekanan pada hal yang bersifat preventive, sehingga meminimalisir
pengobatan pada tingkat lanjut yang berbiaya tinggi.
4) Pemberian insentif bagi Penyedia Pelayanan Kesehatan untuk turut serta
mengendalikan biaya dan agar memberikan pelayanan medis yang tidak
overtreatment.

b. Ciri-ciri Managed Care


Ada beberapa ciri Managed Care yaitu :
1) Kontrol utilisasi yang ketat sesuai mekanisme kontrak.
2) Monitoring dan kontrol pelayanan yang diberikan.
3) Memakai dokter umum dan tenaga medik lainnya untuk mengelola
4) pasien.
5) Menciptakan layanan kesehatan yang sesuai dengan standar yang
6) ditetapkan.
7) Ada program perbaikan kualitas.
8) Sistem reimburse yang membuat sarana pelayanan kesehatan (dokter,
9) puskesmas, rumah sakit dll) dapat mempertanggungjawabkan biaya
10) dan kualitas layanan kesehatan.

c. Faktor utama dalam managed care.


Faktor-faktor dalam managed care, antara lain :
1) Mengelola pembiayaan dan pemberian jasa pelayanan kesehatan.
2) Menggunakan teknik kendali biaya.
3) Membagi risiko keuangan antara provider dan badan asuransi.

d. Bentuk-bentuk Managed Care :


1) HMO (Health Maintanance Organization).
HMO adalah satu bentuk managed care yang mempunyai ciri sebagai
berikut :
a) Pembayaran premi didasarkan pada perhitungan kapitasi. Kapitasi
adalah pembayaran terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan
berdasarkan jumlah sasaran anggota, biasanya didasarkan atas konsep
wilayah dan bukan berdasarkan jumlah pelayanan yang diberikan.
b) Terikat pada lokasi tertentu.
c) Pembayaran out of pocket sangat minimal.
d) HMO merupakan badan penyelenggara merangkap sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan sehingga kontrol lebih baik dan
mengurangi utilisasi yang berlebihan. Kedua, HMO mengontrol
penyelenggara pelayanan kesehatan.
e) Pilihan PPK terbatas, perlu waktu untuk menukar PPK.
f) Ada pembagian risiko dengan PPK.
g) Kendali biaya dan pemanfaatan tinggi.
h) Ada kemungkinan mutu pelayanan rendah.

Ada beberapa tipe HMO, yaitu :


1. Staff-model yaitu dokter secara langsung menjadi pegawai HMO dan
diberikan imbalan dengan sistem gaji.
2. Group-model yaitu HMO mengontrak dokter secara kelompok dan
biasanya didasarkan atas kapitasi.
3. Network-model yaitu HMO mengontrak lebih dari satu grup dokter.
4. Individual Practice Assosiation (IPA) yaitu HMO mengontrak sejumlah
5. dokter dari beberapa jenis praktek dan biasanya didasarkan pada fee for
service.
2) PPO (Preferred Provider Organization) dan POS (Point of Service).
Merupakan bentuk managed care yang memberikan pilihan PPK yang lebih
luas kepada konsumen yaitu provider yang termasuk dalam jaringan dan
provider yang tidak termasuk dalam jaringan pelayanan sehingga harus
dibayar penuh.
Ciri-cirinya sebagai berikut :
a) Pelayanan bersifat komprehensif.
b) Kebebasan memilih PPK.
c) Insentif untuk menggunakan PPK murah.
d) Pembayaran PPK berdsarkan fee for service dengan potongan harga.
e) Pengeluaran out of pocket sedang.
f) Inflasi biaya relatif masih tinggi.
g) Ada kendali utilitas dan mutu.
h) Tumbuh paling cepat.

e. Pelayanan-pelayanan yang diberikan dalam Manage Care ,sebagai


berikut :
1) Pelayanan Tingkat Primer
Rawat jalan oleh dokter umum / keluarga, dokter gigi, bidan praktek, klinik
dan puskesmas.
2) Pelayanan Tingkat Sekunder
Rawat jalan spesialistik di klinik spesialis, dokter praktek spesialis atau
rumah sakit.
3) Pelayanan Tingkat Tersier
Rawat inap spesialistik di rumah sakit
4) Upaya promotif
a. penyuluhan kesehatan
b. perbaikan gizi
2.4 Perbedaan fundamental antara asuransi kesehatan tradisional dengan
managed care adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Perbedaan fundamental antara asuransi kesehatan tradisional
dengan managed care
Tradisional Managed Care
Benefit terbatas menyeluruh
Provider bebas tertentu/selected
Fungsi pelayanan & pembiayaan terpisah Terintegrasi
Risiko Finansial ditanggung sendiri oleh perusahaan asuransi ditanggung
bersama dengan provider
Sistem pembayaran provider FFS negosiasi, prepayment (kapitasi, budget
system)
Financial incentive untuk pengendalian biaya -/sedikit +
Pengendalian mutu Tidak terlibat terlibat

Asuransi dengan sistem managed care menunjukkan bahwa semua pihak


terkait dibuktikan dengan badan pengelola dana (perusahaan asuransi)
tidak hanya berperan sebagai juru bayar, sebagaimana berlaku pada
asuransi tradisional, tapi ikut berperan dalam dua hal penting, yaitu
pengawasan mutu pelayanan (quality control) dan pengendalian biaya (cost
containment).

Tabel 2. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Managed Care.


Managed Care Konvensional
1. Tujuan : meningkatkan status kesehatan 1. Tujuan : menghindari
kerugian

2. Menggunakan community rating yaitu risiko dihitung berdasarkan data


community 2. Cara penentuan premi dengan
experience rating yaitu risiko
dihitung dengan memakai data
biologis individu. Orang risiko
tinggi akan membayar lebih mahal
3. Ada cost containment 3. Tidak ada cost containment
4. Ada manajemen utilisasi
4. Tidak ada manajemen utilisasi
5. Risk sharing 5. Risk transfer
6. Komprehensif. 6. Risiko terpilih
DAFTAR PUSTAKA

Asuransi Kesehatan Managed Care Written by Administrator Thursday, 04


February 2010 23:02
Peran Asuransi Kesehatan dalam Benchmarking Rumah Sakit Oleh Orie
Andari (Direktur Utama PT Asuransi Kesehatan Indonesia) Senin, 26 Feb
2001 10:11:40
http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi_kesehatan, Sabtu 2 Oktober 2010
Pukul 12.15
http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=540&tbl=artikel Sabtu
2 Oktober 2010 Pukul 12.30
http://www.inhealth.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=56&Itemid=61 Sabtu 2 Oktober
2010 Pukul 12.30

Contoh Makalah Asuransi


Konvensional dan
Asuransi Syariah
Makalahkita.com –  Contoh Makalah Asuransi Konvensional dan
Asuransi Syariah yang saya bagikan ini sebagai bahan informasi
referensi dalam pembuatan makalah yang benar. Kembali ke tema
pembahasan contoh makalah. Tujuan saya ingin membatu adik-adik
atau rekan-rekan yang lain dalam menyelesaikan tugas makalah
sekolah maupun tugas makalah kuliah. Seperti yang saya alami ketika
mengenyam bangku pendidikan di beri tugas untuk membuat makalah,
namun saya agak kesulitan karena waktu dulu saya cari referensi hanya
dari buku dan itu pun terbatas. Untuk itu silahkan menikmati contoh
makalah berikut ini.
Adapun untuk Ukuran Margin, Font, dan Spasi Makalah Yang Benar
adalah Sebagai Berikut:
1 Margin : Top 4, Left 4, Botton 3 dan Right 3 ( cm)
2 Font : Times New Roman Ukuran 12
3 Kertas : Size A4
4 Spasi : 1.5
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan,
sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi
secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya
mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat
diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau
sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam
jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan
tersebut. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung
akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara
penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat
dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara
rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk
mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau
rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi
permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu
anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Berbagai perusahaan asuransi berlomba-
lomba menawarkan program asuransi baik bagi masyarakat maupun
perusahaan. Seiring dengan perkembangan berbagai program syariah
yang telah diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak perusahaan
asuransi yang saat ini juga  menawarkan program asuransi syariah.
Apakah dengan membentuk asuransi syariah itu lebih baik
dibandingkan dengan asuransi konvensional ? Berikut kita kaji lebih
dalam pada makalah ini.
2. Perumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah yang akan dikaji pada makalah
perbandingan asuransi konvensional dan syariah, antara lain:
1 Apa saja perbandingan asuransi konvensional dan asuransi syariah
yang dilihat dari berbagai aspek,
2 Manakah asuransi yang lebih baik diantara asuransi konvensional dan
asuransi syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Asuransi
Menurut pasal 246 Welboek van Koophandel (Kitab Undang-Undang
Perniagaan) bahwa yang dimaksud dengan auransi adalah suatu
persetujuan dimana pihak yang meminjam berjanji kepada pihak yang
dijamin untuk menerima sejumlah uang premi (nasabah) sebagai
pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin
karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas akan terjadi.[1]
Dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa asuransi ialah jaminan
atau perdagangan yang diberikan oleh penanggung (biasanya kantor
asuransi) kepada yang tertanggung untuk risiko kerugian sebagai yang
ditetapkan dalam surat perjanjian (polis) bila terjadi kebakaran,
kerusakan dan sebagainya ataupun mengenai kehilangan jiwa
(kematian) atau kecelakaan lainnya dengan yang tertanggung
membayar premi sebanyak yang ditentukan kepada penanggung tiap-
tiap bulan. [2]
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa asuransi memiliki tiga
unsur, yaitu (1) pihak tertanggung yang membayar uang premi kepada
pihak penanggung, (2) pihak penanggung yang berjanji akan membayar
sejumlah uang kepada pihak yang tertanggung, dan (3) suatu peristiwa
yang semula belum jelas akan terjadi.
Berdasarkan pengertian asuransi sebagaimana tersebut di atas, maka
perjanjian asuransi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1 Perjanjian asuransi atau pertanggungan pada dasarnya adalah suatu
perjanjian kerugian. Penanggung mengikatkan diri untuk
menggantikan kerugian karena pihak tertanggung menderita
kerugian.
2 Perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah pertanggungan
bersyarat. Kewajiban mengganti rugi dari penanggung hanya
dilaksanakan kalau peristiwa yang tidak tertentu atas nama
diadakan pertanggungan itu terjadi.
3 Perjanjian asuransi adalah perjanjian timbal balik. Kewajiban
penanggung mengganti rugi yang diharapkan dengan kewajiban
tertanggung membayar premi.
4 Kerugian yang diderita adalah sebagai akibat dari peristiwa yang tidak
tertentu atas mana diadakan pertangungan. [3]
2.Macam-macam Asuransi
Asuransi yang terdapat pada negara-negara di dunia ini bermacam-
macam. Hal ini terjadi karena bermacam-macam pula sesuatu yang
diasuransikan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini macam-macam asuransi
itu.
1 Asuransi Timbal Balik
Maksud dengan asuransi timbal balik adalah beberapa orang
memberikan iuran tertentu yang dikumpulkan dengan maksud
meringankan atau melepaskan beban seseorang dari mereka saat
mendapat kecelakaan. Jika uang yang dikumpulkan tersebut telah
habis, dipungut lagi iuran yang baru untuk persiapan selanjutnya,
demikianlah selanjutnya.
1 Asuransi Dagang
Asuransi dagang ialah beberapa manusia yang senasib bermufakat
dalam mengadakan pertanggungjawaban bersama untuk memikul
kerugian yang menimpa salah seorang anggota kelompoknya yang
telah berjanji itu, seluruh orang yang tergabung dalam perjanjian
tersebut memikul beban kerugian itu dengan cara memungut derma
(iuran) yang telah ditetapkan atas dasar kerja sama untuk meringankan
teman semasyarakat.
1 Asuransi Pemerintah
Asuransi pemerintah adalah menjamin pembayaran harga kerugian
kepada siapa saja yang menderita di waktu terjadinya suatu kejadian
yang merugikan tanpa mempertimbangkan keuntungannya, bahkan
pemerintah menanggung kekurangan yang ada karena uang yang
dipungut sebagai iuran dan asuransi lebih kecil daripada harga
pembayaran kerugian yang harus diberikan kepada penderita di waktu
kerugian itu terjadi.
1 Asuransi atas Bahaya yang Menimpa Badan
Adalah asuransi dengan keadaan-keadaan tertentu pada asuransi jiwa
atas kerusakan-kerusakan diri seseorang, seperti asuransi mata,
asuransi telinga, asuransi tangan, atau asuransi atas penyakit-penyakit
tertentu. Asuransi ini banyak dilakukan oleh buruh-buruh industri yang
menghadapi bermacam-macam kecelakaan dalam menunaikan
tugasnya. [4]
1 Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang
terhadap kerugian finansial yang tidak terduga yang disebabkan
seseorang meninggal terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. Jadi ada
dua hal yang menjadi tujuan asuransi jiwa ini, yaitu menjamin biaya
hidup anak atau keluarga yang ditinggalkan bila pemegang polis
meninggal dunia atau untuk memenuhi keperluan hidupnya dan
keluarganya, bila ditakdirkan usianya lanjut sesudah masa kontrak
berakhir.
1 Asuransi Kebakaran
Asuransi kebakaran bertujuan untuk mengganti kerugian yang
disebabkan oleh kebakaran. Dalam hal ini pihak perusahaan asuransi
menjamin risiko yang terjadi karena kebakaran. Oleh karena itu perlu
dibuat suatu kontrak (perjanjian) antara pemegang polis (pembeli
asuransi) dengan perusahaan asuransi.[5]
3. Pendapat Ulama tentang Asuransi
Masalah asuransi dalam pandangan islam termasuk masalah
ijtihadiyah, artinya hukumnya perlu dikaji sedalam mungkin karena
tidak dijelaskan oleh Al-Qur’an dan Sunnah secara eksplisit. Para imam
mujtahid seperti Abu Hanifah, imam Malik, imam Syafi’i, imam Ahmad
dan para mujtahid yang semasa dengannya tidak memberikan fatwa
mengenai asuransi karena pada masanya asuransi belum dikenal.
Sistem asuransi baru dikenal di dunia timur pada abad XIX M. Dunia
barat sudah mengenal system asuransi sejak abad XIV M, sedangkan
para ulama mujtahid besar hidup pada sekitar abad II s.d. IX M.
Di kalangan ulama atau cendekiawan muslim terdapat empat pendapat
tentang hukum asuransi, yaitu:
1 Mengharamkan asuransi dalam segala macam dan bentuknya seperti
sekarang ini, termasuk asuransi jiwa. Kelompok ini antara lain
Sayyid Sabiq yang diungkap dalam kitabnya fiqh al-Sunnah,
Abdullah al-Qalqili, Yusuf al-Qardhawi, dan Muhammad Bakhit al-
Muth’I, alasannya antara lain:
▪ Asuransi pada hakikatnya sama dengan judi;
▪ Mengandung unsur tidak jelas dan tidak pasti;
▪ Mengandung unsur riba;
▪ Mengandung unsur eksploitasi karena apabila pemegang polis tidak
bisa melanjutkan pembayaran preminya, bisa hilang atau
dikurangi uang premi yang telah dibayarkan;
▪ Premi-premi yang telah dibayarkan oleh para pemegang polis diputar
dalam praktik riba (karena uang tersebut dikreditkan dan
dibungakan);
▪ Asuransi termasuk akad sharfi artinya jual beli atau tukar-menukar
mata uang tidak dengan uang tunai;
▪ Hidup dan matinya manusia dijadikan objek bisnis yang berarti
mendahului takdir Tuhan.
1 Membolehkan semua asuransi dalam prakteknya dewasa ini.
Pendapat ini dikemukakan oleh Abdul Wahab Khalaf, Mustafa Ahmad
Zarqa, Muhammad Yusuf Musa dan alasan-alasan yang
dikemukakannya sebagai berikut:
▪ Tidak ada nash al-Qur’an maupun hadis yang melarang asuransi
▪ Kedua pihak yang berjanji dengan penuh kerelaan menerima operasi
ini dilakukan dengan memikul tanggungjawab masing-masing;
▪ Asuransi tidak merugikan salah satu atau kedua belah pihak dan
bahkan asuransi menguntungkan kedua belah pihak;
▪ Asuransi mengandung kepentingan umum, sebab premi-premi yang
terkumpul dapat diinvestasikan (disalurkan kembali untuk
dijadikan modal) untuk proyek-proyek yang produktif dan untuk
pembangunan;
▪ Asuransi termasuk akad mudharabah, maksudnya asuransi
merupakan akad kerja sama bagi hasil antara pemegang polis
(pemilik modal) dengan pihak perusahaan asuransi yang
mengatur modal atas dasar bagi hasil;
▪ Asuransi termasuk syirkah ta’awuniyah;
▪ Dianalogikan atau diqiyaskan dengan sistem pensiun, seperti taspen;
▪ Operasi asuransi dilakukan untuk kemaslahatan umum dan
kepentingan bersama;
▪ Asuransi menjaga banyak manusia dari kecelakaan harta benda,
kekayaan, dan kepribadian.
1 Membolehkan asuransi yang bersifat sosial dan mengharamkan
asuransi yang bersifat komersial semata.
Pendapat ini dikemukakan oleh Muhammad Abu Zahrah. Alasan yang
dapat digunakan untuk membolehkan asuransi yang bersifat sosial
sama dengan alasan pendapat kedua, sedangkan alasan pengharaman
asuransi bersifat komersial semata-mata pada garis besarnya sama
dengan alasan pendapat pertama.
1 Menganggap bahwa asuransi bersifat syubhat karena tidak ada dali-
dalil syar’i yang secara jelas mengharamkan ataupun secara jelas
menghalalkannya. Apabila hukum asuransi dikategorikan
syubhat, konsekuensinya adalah umat Islam dituntut untuk
berhati-hati dalam menghadapi asuransi . umat Islam baru
dibolehkan menjadi polis atau mendirikan perusahaan asuransi
apabila dalam keadaan darurat.[6]
Bahkan menurut Yusuf al-Qardhawi sendiri bahwa dalam bentuk
asuransi jiwa jauh sekali dari watak perdagangan dan solidaritas
berserikat, bahkan lebih lanjut menurutnya asuransi jiwa merupakan
akad perjanjian yang fasid, walaupun antara kedua belah pihak saling
mengetahui, namun kemanfaatannya itu tidak berbobot. Kerelaan
dalam asuransi ini tidak bisa dianggap sebagai alasan halalnya
perbuatan tersebut karena muamalah ini tidak menegakkan prinsip-
prinsip keadilan dengan tegas yang tidak dicampuri dengan kezaliman
dan penipuan serta perampasan oleh satu pihak terhadap pihak lain,
sedang keadilan dan tidak saling membahayakan adalah pokok.
Yusuf al-Qardhawi memberikan alternatif asuransi, yaitu dengan
kemungkinan terbukanya asuransi digolongkan sebagai yayasan dana
bantuan dengan syarat-syarat sebagai berikut:
1 Setiap anggota yang menyetor uangnya dengan jumlah yang telah
ditentukan, harus disertai niat membantu demi menegakkan
prinsip ukhuwah. Kemudian dari uang terkumpul diambil
sejumlah uang guna membantu orang yang sangat memerlukan.
2 Bila uang itu diputar harus dijalankan menurut aturan syara’.
3 Tidak dibenarkan orang menyetorkan sejumlah kecil uang dengan
harapan mendapatkan imbalan yang berlipat apabila terkena
musibah. Akan tetapi, ia diberi uang jariyah sebagai ganti atas
kerugian itu atau sebagiannya menurut izin yang diberikan oleh
jama’ah.
4 Sumbangan sama dengan hibah, oleh karena itu haram hukumnya
ditarik kembali.[7]
4. Perbandingan Asuransi Konvensional
dan Asuransi Syariah
Berikut ini adalah tabel perbandingan Asuransi Konvensional dengan
Asuransi Syariah :

No Prinsip Konvensional Syariah

Perjanjian antara dua pihak atau


lebih, dengan mana pihak
Sekumpulan orang
penanggung mengikatkan diri
membantu, saling
1 Konsep dengan pihak tertanggung,
bekerja sama, den
dengan menerima premi asuransi,
masing mengeluar
untuk memberikan pergantian
kepada tertanggung.

Dari masyarakat babilonia 4000- Dari al-Aqidah, keb


3000 SM yang dikenal dengan jauh sebelum Islam
perjanjian Hammurabi. Dan tahun Kemudian disakan
2 Asal usul 1668M di Coffe House London menjadi hokum Isl
berdirilah Lloyd of London tertuang dalam ko
sebagai cikal bakal asuransi di dunia (Piagam M
konvensional. dibuat langsung Ro

3. Sumber hukum Bersumber dari pikiran manusia Bersumber ddari w


dan kebudayaan.
Sumber hokum da
Berdasarkan hokum positif, adalah Al-Qur’an, S
hokum alami dan contoh Fatwa Shahabat, Q
sebelumnya. Tradisi, dan Masha

Tidak selaras dengan syariah Bersih dari praktik


4 Maisir Gharar, Riba
Islam karena terdapat 3 hal ini. dan Riba

Ada, yang berfungs


mengawasi pelaksa
Tidak ada. Sehingga ddalam
DPS (Dewan perusahaan agar te
5 praktiknya banyak bertentangn
Pengawas Syariah) praktik-praktik mu
dengan kaidah-kaidah syara’
bertentangan deng
syariah.

Akad jual beli (akad mu’awadhoh, Akad tabarru’ dan


6 Akad akad idz’aan, akad gharra, dan (mudhorobah, wak
akad mulzim) syirkah, dan sebag

Sharing of risk, di m
Transfer of risk, di mana terjadi
Jaminan/risk proses saling mena
7 transfer resiko ddari tertanggung
(resiko) satu peserta denga
kepada penanggung
(ta’awun)

Pada produk-produ
terjadi pemisahan
tabarru’, derma dd
Tddak ada pemisahan dana, yang
sehingga tidak men
8 Pengelolaan dana berakibat terjadinya dana hangus
hangus. Sedangkan
(untuk produk saving life)
insurance (life) dan
insurance semuan
tabarru’.

9 Investasi Bebas melakukan investasi dalam Dapat melakukan i


batas-batas ketentuan ketentuan perunda
perundang-undangan. Dan tidak sepanjang tidak be
terbatasi pada halal-haramnya dengan prinsip-pri
objek atau system investasi yang Islam. Bebas ddari
digunakan. tempat investasi ya

Dana yang terkum


Dana yang terkumpul dari premi
dalam bentuk iura
peserta seluruhnya menjadi milik
merupakan milik p
10 Kepemilikan dana perusahaan. Perusahaan bebas
mal), asuransi syar
menggunakan dan
pemegang amanah
menginvestasikan ke mana saja.
dalam mengelola d

Iuran atau kontribu


Unsure premi terdiri dari tabel unsure tabarru’ da
mortalita (mortality tables), bunga tidak mengandung
11 Unsure premi
(interest), biaya-biaya asuransi Tabarru’ juga dihitu
(cost of insurance) tetapi tanpa perhit
teknik.

Pada sebagian asu


Loading pada asuransi
loading (komisi age
konvensional cukup besar
dibebankan kepad
terutama untuk komisi agen, bias
dana pemegang sa
menyerap premi tahun pertama
12 Loading pada sebagian yan
dan kedua. Karena itu, nilai tunai
mengambilkan dar
pada tahun pertama dan kedua
saja dari premi tah
biasanya belum ada (masih
Dengan demikian n
hangus)
pertama sudah ter

Sumber biaya klaim adalah dari Sumber pembayar


rekening perusahaan, sebagai diperoleh dari reke
Sumber konsekuensi penanggung yaitu peserta saling
13
pembayaran klaim terhadap tertanggung. Murni Jika salah satu pese
bisnis dan tidak ada nuansa musibah, maka pe
spiritual. menanggung bersa
Menganut konsep
Menganut konsep akuntansi
basis, mengakui ap
accrual basis, yaitu proses
benar telah ada, se
akuntansi yang mengakui
basis dianggap ber
terjadinya peristiwa atau keadaan
dengan syariah kar
14 System akuntansi nonkas. Dan, mengakui
adanya pendapata
pendapatan, peningkatan assets,
atau utang yang ak
expenses, liabilities dalam jumlah
masa yang akan da
tertentu yang baru akan diterima
apakah itu dapat b
pada waktu yang akan dating.
terjadi, hanya Alloh

Profit yang diperol


Keuntungan yang diperoleh dari
underwriting, kom
surplus underwriting, komisi
Keuntungan / hasil investasi, buk
15 reasuransi dan hasil investasi
profit menjadi milik peru
seluruhnya adalah keuntungan
dilakukan bagi has
perusahaan.
dengan peserta.

Misi yang diemban


Secara garis besar misi utama dari syariah adalah mis
16 Misi dan visi asuransi konvensional adalah misi ibadah (ta’awun), m
ekonomi dan misi social. (iqtishodl), dan mis
ummat (social)
Ada tujuh perbedaan mendasar antara asuransi syariah dengan
asuransi konvensional.
Perbedaan tersebut adalah:
1 Asuransi syari’ah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang
betugas mengawasi produk yang dipasarkan dan pengelolaan
investasi dananya. Dewan Pengawas Syariah ini tidak ditemukan
dalam asuransi konvensional.
2 Akad yang dilaksanakan pada asuransi syari’ah berdasarkan tolong
menolong. Sedangkan asuransi konvensional berdasarkan jual
beli
3 Investasi dana pada asuransi syari’ah berdasarkan bagi hasil
(mudharabah). Sedangkan pada asuransi konvensional memakai
bunga (riba) sebagai landasan perhitungan investasinya
4 Kepemilikan dana pada asuransi syari’ah merupakan hak peserta.
Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk
mengelolanya. Pada asuransi konvensional, dana yang terkumpul
dari nasabah (premi) menjadi milik perusahaan. Sehingga,
perusahaan bebas menentukan alokasi investasinya.
5 Dalam mekanismenya, asuransi syari’ah tidak mengenal dana
hangus seperti yang terdapat pada asuransi konvensional. Jika
pada masa kontrak peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran
premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masareversing
period, maka dana yang dimasukan dapat diambil kembali,
kecuali sebagian dana kecil yang telah diniatkan untuk tabarru’.
6 Pembayaran klaim pada asuransi syari’ah diambil dari dana tabarru’
(dana kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah diikhlaskan
bahwa ada penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana
tolong menolong di antara peserta bila terjadi musibah.
Sedangkan pada asuransi konvensional pembayaran klaim
diambilkan dari rekening dana perusahaan.
7 Pembagian keuntungan pada asuransi syari’ah dibagi antara
perusahaan dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil dengan
proporsi yang telah ditentukan. Sedangkan pada asuransi
konvensional seluruh keuntungan menjadi hak milik perusahaan.
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Berdasarkan keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
hukum daripada asuransi ialah masih dalam perbincangan para ulama,
karena permasalahan halal haram asuransi sebelumnya tidak ada dalil
ayat ataupun hadis yang menyebutkannya secara detail. Namun,
walaupun demikian kita bisa melihat beberapa hasil ijtihad pendapat
ulama yang menurut akal atau logika mendekati kebenaran, misalnya,
seperti pendapat Muhammad Abu Zahrah yang mengatakan bahwa
“asuransi dibolehkan/halalkan apabila bersifat sosial dan
dilarang/haramkan apabila pelaksanaannya bersifat komersial”. Hal ini
dikarenakan bahwa jika asuransi dilaksanakan secara sosial maka tidak
pihak yang merasa dirugikan melainkan saling menguntungkan antara
lain sebagai salah satu tempat untuk berinvestasi. Sedangkan, jika
asuransi dilaksanakan secara komersial maka banyak pihak yang akan
dirugikan dan hal ini dapat dikategorikan ke dalam perjudian yang
dapat merugikan sebelah pihak.
Dan juga kita sebagai umat islam yang berpegang teguh dan patuh
terhadap al-Qur’an, Hadis dan juga para pemimpin (ulama) yang taat
kepada Allah SWT. Maka sepantasnyalah kita menghargai dan
mengikuti pendapat Ulama agar supaya kita tidak terombang-ambing
oleh pendapat-pendapat selain mereka yang dapat menjerumuskan
kita kearah yang tidak benar (sesat). Dan disamping itu, kita sebagai
manusia yang diberikan akal dan pikiran, dengan akal tersebut kita
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, maka
hendaklah kita selalu menggunakannya dalam setiap kali menghadapi
masalah.
DAFTAR PUSTAKA
▪ Projodikoro, Wiryono. Hukum Asuransi di Indonesia,
Jakarta: PT Munas, 1986.
▪ Hasan, M Ali. Masail Fiqhiyah: Zakat, Pajak, Asuransi
dan Lembaga Keuangan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1997.
▪ Aibak, Kutbuddin. Kajian Fiqih Kontemporer,
Yogyakarta: TERAS, 2009.
▪ Hendi, Suhendi. Fiqih Muamalah, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2002.
▪ Ajat, Sudrajat. Fiqih Aktual: Kajian Atas Persoalan-
persoalan Hukum Islam Kontemporer, Ponorogo:
STAIN Ponorogo Press, 2008.
[1] Wiryono Projodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, (Jakarta: PT
Munas, 1986), hal 1
[2] M Ali Hasan, Masail Fiqhiyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga
Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hal 57
[3] Kutbuddin Aibak, Kajian Fiqih Kontemporer, (Yogyakarta: TERAS,
2009), hal 174.
[4] Hendi, Suhendi. Fiqih Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002
[5] Ajat, Sudrajat. Fiqih Aktual: Kajian Atas Persoalan-persoalan Hukum
Islam Kontemporer, Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2008.
[6] Program internet. www. Halal dan haram asuransi. Com
[7] Program internet. www. Perbedaan asuransi syari’ah dan asuransi
konvensional. Com.

Asuransi Kesehatan Konvensional Adalah

Asuransi kesehatan konvensional atau yang biasa juga dikenal sebagai asuransi
kesehatan tradisional adalah salah satu bentuk produksi .Singkatnya, sebaiknya
anda memilih asuransi kesehatan yang melainkan asuransi konvensional yang
hukumnya dikatakan haram oleh .Pengertian asuransi konvensional adalah
berdasar pada jual beli dengan hal yang dapat diasuransikan, yaitu jiwa,
kesehatan, kepemilikan dan bahkan .ASURANSI KESEHATAN Beberapa
perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional: Asuransi syariah
memiliki Dewan Pengawas Syariah DPS , .Asuransi kesehatan syariah,asuransi
konvensional,perbedaan asuransi syariah dan konvensional,perbedaan asuransi
kesehatan konvenmsional dengan .ASURANSI KESEHATAN KONVENSIONAL
DAN MANAGED CARE Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah
ini berkat .Asuransi Jiwa dan Kesehatan Allianz Akad asuransi konvensional
adalah akad mulzim perjanjian yang wajib dilaksanakan bagi kedua belah pihak,
pihak .Asuransi Jiwa dan Kesehatan Allianz Perbedaan Asuransi Syariah dan
Konvensional - Dunia bisnis yang kita kenal pertama kali menerapkan prinsip
syariah .Namun sekarang ini asuransi kesehatan keluarga tidak hanya yang
konvensional saja jenisnya, namun juga syariah. Adapun perbedaan dari
.Perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional. image credit: Alasan
Asuransi Kesehatan Syariah Sangat Penting untuk Keluarga..

Pemahaman asuransi asuransi konvensional dan syariah Asuransi biasa definisi


kata doc konsep dasar takaful dalam format Kb Staf Sujarwanto konsep dasar
dermaga .Asuransi Konvensional pada dasarnya ialah Pada Asuransi Syariah,
Prosesnya adalah Berbagi Asuransi kesehatan rawat inap dari ACE Life
memberikan .Media informasi dan edukasi asuransi syariah indonesia. Asuransi
jiwa, kesehatan, Pada asuransi konvensional yang dilakukan adalah transfer of
risk..Asuransi kesehatan syariah,asuransi konvensional,perbedaan asuransi
syariah dan - Secara garis besar misi utama dari asuransi konvensional adalah
misi .Asuransi kesehatan syariah vs asuransi kesehatan konvensional. - Secara
garis besar misi utama dari asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan misi
sosial..Pengertian asuransi konvensional adalah berdasar pada jual beli dengan
ketentuan, prinsip, dan aturan tertentu yang tentu disepakati antara perusahaan
dan nasabah..Sementara akad dalam asuransi konvensional adalah Republik
Indonesia Nomor 424/KMK.06/2003 tentang kesehatan Keuangan Perusahaan
Asuransi dan . MAKALAH PERBEDAAN ANTARA ASURANSI SYARIAH
DENGAN ASURANSI KONVENSIONAL Disusun untuk memenuhi tugas
asuransi adalah .A. Asuransi Konvensional Mengandung Unsur-unsur Tidak
Pasti Ketidakpastian yang dimaksud adalah antara peserta dengan perusahaan
sama-sama tidak tahu, berapa . Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial atau
ganti rugi secara finansial .

Assalamu'Alaikum Wr.Wb. Ingatlah ayat 103 At-taubah dan Sa'ba Ayat 39 Sudah
jelas. bahwa ALLAH SWT adalah Maha Pemberi Rezeki. Contoh : seseorang
bekerja pada .Memilih kereta bayi yang tepat sesuai kebutuhan perlu sedikit tips.
Artikel ini adalah tentang cara memilih kereta dorong diantara berbagai jenis
kereta bayi.Daftar Asuransi Terbaik Indonesia 2016-2017 dan Asuransi Terdaftar
di OJK - Anda sedang bingung mencari perusahaan asuransi terbaik untuk
keluarga Anda?.Preassure Safety Valve 1. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Katub
Salah satu komponen yang sangat penting dalam sistem perpipaan adalah
katub, sebab .PT BNI Life Insurance BNI Life merupakan perusahaan asuransi
yang menyediakan berbagai produk asuransi seperti Asuransi Kehidupan Jiwa ,
Kesehatan, Pendidikan .Pekerjaan yang sesuai dengan minat tipe kepribadian
adalah idaman setiap orang. Apabila kita bekerja di bidang yang sesuai dengan
minat dan tipe kepribadian,umumnya .Sun Life Financial is a financial services
company providing financial planning, life insurance, health insurance,
investments and more..Asuransi bermula dari insurance yang mempunyai arti
lain pertanggungan, pengertian Asuransi adalah suatu perjanjian antara nasabah
dengan perusahaan asuransi.DESKRIPSI. Pembiayaan Kepemilikan Rumah
kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan
akan hunian dengan mengunakan prinsip jual beli .Masih bimbang bagaimana
caranya bisa segera lepas dari jerat utang KPR khususnya konvensional ? Di
bawah ini akan saya sajikan beberapa alternatif yang.

Anda mungkin juga menyukai