Anda di halaman 1dari 3

Nama : Arselina Y Mokoginta

Semester/kelas : 3 kelas G

Analisis Kasus Pembunuhan Mujianto

Kasus Pembunuhan oleh Mujianto


Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Mujianto (MJ) dari Nganjuk yang
diduga adalah seorang gay saat ini menjadi perbincangan dimana-mana. Koran,
majalah, surat kabar bahkan stasiun televisi telah menempatkan berita ini menjadi
headline berita mereka. Kisah pembunuhan yang mirip dengan kasus pembunuhan
yang dilakukan oleh Ryan ini telah menelan korban minimal 15 orang sampai saat
ini. Korban masih dimungkinkan akan bertambah mengingat kasus ini belum selesai
sampai saat ini dan para tersangka terus bertambahn sejak Mujianto ditangkap
beberapa waktu yang lalu.

Kronologis Pembunuhan Oleh Mujianto dari Nganjuk


Aksi pembunuhan yang dilakukan oleh Mujianto telah dimulai sejak 2011 dengan
alasan karena cemburu, karena para korban pembunuhan adalah merupakan orang
dekat pasangan sesama jenisnya (gay). Dalam melakukan aksinya, Mujianto
menggunakan racun tikus yang dimasukkan ke dalam makanan maupun minuman.
Bahkan tak hanya itu saja, menurut pengakuannya, Mujianto juga menyodomi para
korbannya juga.

Pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Mujianto bisa terkuak ke permukaan


setelah dua korban yang selamat melaporkan kejadian yang baru saja menimpa
mereka kepada pihak yang berwajib yaitu M Faiz dan Sumartono. Keduanya
menceritakan kepada polisi mengenai pelaku yang belakangan diketahui adalah
Mujianto (24) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Mujianto yang menjadi tersangka pun kemudian ditangkap di rumah JS di Desa


Sonopatik, Kecamatan Berbek, Nganjuk, Jatim, pada Selasa malam 14 Februari
2012. Dan setelah penangkapan, diketahui bahwa Mujianto adalah seorang penyuka
sesama jenis atau gay. JS yang dalam hal ini merupakan majikan Mujianto sekaligus
menjadi kekasihnya. JS sendiri pernah menikah dengan seorang perempuan pada
tahun 1992-1996 namun tidak dikaruniai anak.

Salah satu warga yang merupakan tetangga JS mengungkapkan bahwa pada


awalnya Mujianto merupakan PRT di rumah JS. Tapi akhirnya mereka berpacaran.
JS sebagai perempuannnya, sedangkan MJ sebagai lelakinya. Keduanya sudah
menjalin kisah asmara sesama jenis selama dua tahun, sejak 2011. Namun, di
tengah perjalanannya, tersangka MJ cemburu karena JS diketahui memiliki banyak
pacar yang juga pria.

Karena dibakar api cemburu, MJ nekat mencari tahu nomor ponsel pacar-pacar JS
melalui handphone milik JS. MJ kemudian menghubungi korban-korban yang
menurutnya pacar atau teman dekat JS. Dihubungi dan diajak ketemuan di suatu
tempat di Nganjuk, diajak mutar-mutar. Lalu dikasih makan dan minum yang sudah
diracuni, racun tikus timex.

Setelah korbannya pingsan, MJ kemudian menitipkan para korban kepada


masyarakat setempat dengan alasan akan mencari pertolongan medis dan
kemudian dia menghilang. Dari 6 korban (Ahyani 46 tahun, Romadhon (55),
Sudarno alias Basori (42) dan seorang lagi belum diketahui identitasnya, pria
berusia 32 tahun) yang diracun pada tahun 2012, hanya dua yang masih hidup
yakni, M Faiz dan Sumartono dan keterangan kedua korban itulah kasus
pembunuhan yang dilakukan MJ terkuak.
Tidak hanya tahun 2012. Dari keterangan tersangka diketahui, aksi pembunuhannya
dilakukan sejak tahun 2011. Pada 2011 korban yang diracuni sebanyak 9 orang dan
belum diketahui semua bagaimana nasibnya. Yang pasti korban tewas yang saat ini
tercatat di kepolisian ada 4 orang.

Fakta lain terkait mujianto


Mujianto dikenal sebagai lelaki desa dengan pribadi yang pendiam, kalem
dimata tetangganya yang tanpa disangka ia adalah seorang pembunuh berdarah
dingin. Lelaki tamatan sekolah menengah pertama (SMP) itu semasa sekolah
diketahui tidak memiliki kelainan penyuka sesama jenis, ia bersikap layaknya
bocak laki-laki pada umumnya. Putra angkat pasangan Parni dan Winarti itu
terlihat seperti lelaki normal pada umumnya. Namun, pria berusia 24 tahun itu
diketahui memiliki kegemaran memasak dan menyanyi yang jarang disukai kaum
laki-laki. Menginjak dewasa, Mujianto ingin mandiri memiliki pekerjaan sendiri. Ia
lalu bekerja menjadi pembantu di sebuah rumah di Nganjuk. Majikannya itu
memiliki grup organ tunggal dan kerap mengajak Mujianto ikut manggung setiap
ada acara pernikahan tetangganya. Keinginan mujianto untuk menjadi pembantu
pada awalnya karena ia di iming-imingi diberikan motor oleh majikannya sehingga
ia bekerjalah disana dan sejak dia bekerja menjadi pembantu, namun ternyata dia
tidak mendapatkan motor tersebut. Ia mengakui disitulah ia mulai menjadi gay
saat berhubungan dengan majikannya. Sampai saat ini orangtua angkat Mujianto
masih terpukul dan belum bisa berkomentar terkait kasus yang menyangkut
anaknya tersebut. 

Beberapa pandangan terkait dengan kasus mujianto


Widodo Budidarmo (Ketua Arus Pelangi yang mewadahi kaum gay dan lesbian)
menjelaskan kasus pembunuhan yang dilakukan Mujianto bukan akibat rasa
cemburu yang berlebihan dari kaum gay, melainkan lebih karena kriminal murni.
Selain itu dari hasil pemeriksaan sementara, ternyata tidak ada yang aneh dari
perilaku tersangka saat pemeriksaan, kecuali perubahan perilaku.
Sementara psikolog forensik A. Kasandra menilai aksi pembunuhan berantai yang
dilakukan Mujianto tidak terkait dengan orientasi seksualnya yang menyukai
sesama jenis. Kesadisan Mujianto dalam membunuh korbannya, menurut Kasandra,
justru timbul dari kesalahan pola asuh sejak kecil yang akhirnya mencetak
kepribadian seseorang.

Menurut ahli psikologi forensik Universitas Surabaya, Yusti Probowati. Berdasarkan


teori psikologi, Mujianto disebut memiliki kecenderungan psikopat dan antisosial
sehingga sikapnya cenderung tidak mengikuti aturan-aturan yang ada. Seseorang
yang masuk dalam ketegori psikopat cenderung tidak mengikuti aturan yang ada
dan memiliki egosenteris yang sangat tinggi. "Pasti ada yang salah dari masa kecil
dia sehingga aturan itu tidak dipahami secara baik" kata Yusti. Sifat egosentris
yang dimiliki oleh Mujianto membuat dirinya sering merasa tergangggu dengan
kondisi yang tidak cocok dengan dirinya, termasuk dengan rasa cemburu yang
besar. "Egosentrisnya tinggi yang menyebabkan dia melakukan hal yang di luar
batas. Itu yang terjadi”. Sebagai seorang psikopat, Mujianto dinilai tidak
mempunyai rasa empati. Yusti menyebut masalah yang dihadapi oleh Mujianto
berada pada dirinya sendiri, bukan dari lingkungannya. "Yang intinya dia sendiri
agak sulit menerima yang melukai dirinya".

Berdasarkan pandangan diatas, terdapat hal lain yang mendukung bahwa motif
pembunuhan ini bukan hanya karena faktor kecemburuan, tetapi juga ada
kaitannya dengan masalah hutang piutang, berdasarkan laporan yang ada bahwa
mujiono selain membunuh para korbannya juga mengambil harta benda yang
dibawa oleh korban, fakta ini didukung oleh kesaksian penjual handphone yang
beberapa kali membeli barang dari mujiono.

Kini Mujianto dijerat dengan pasal 338 Jo 340 Jo 378 Jo 372 KUHP tentang
pembunuhan berencana dengan hukuman sebelas tahun penjara.

Anda mungkin juga menyukai