Anda di halaman 1dari 12

Kasus Bunuh Diri

Pada Remaja
1
Rizqi Ananda Putri
30701700111
Sandy Agum Gumelar
2
30701700113

3 Tika Imaniar Firani P


30701700129
Ulinuha Tsabita Fiddini 4
30701700130
Veais Nindika P
5
30701700132
PENDAHULUAN

Usia remaja adalah fase ketika seseorang mengalami


masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Wajar jika
dalam fase ini remaja kerap berperilaku aneh. Dalam fase
ini, jiwa remaja bakal 'bergejolak'. 'Gejolak' itu biasanya
didasari oleh berbagai hal, baik dari faktor internal
maupun eksternal. Hal-hal tersebut bakal memengaruhi
kemampuan remaja dalam memecahkan masalah menjadi
lebih buruk.
Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka
kematian kejadian bunuh diri di Indonesia (berbagai umur)
mengalami penurunan. Walau ada kecenderungan penurunan, tetapi
angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia masih tergolong tinggi.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pernah melakukan
survei pada siswa SMP dan SMA (usia 13-18 tahun). Hasilnya
menunjukkan sebanyak 5,14 persen siswa pernah memikirkan untuk
bunuh diri dan sekitar 2,39 persen mengaku pernah melakukan
percobaan bunuh diri (Kemenkes, 2015). Angka ini mengonfirmasi
tingginya angka bunuh diri di Indonesia di usia remaja dan dewasa
muda (15-29 tahun).
Faktor-faktor Yang Dapat Meningkatkan
Risiko Bunuh Diri Pada Remaja
1. Gangguan psikologis
2. Perasaan tertekan, mudah marah, dan gelisah.
3. Perasaan putus asa dan merasa diri tak berharga
4. Pernah melakukan tindakan percobaan bunuh diri.
5. Riwayat keluarga akan depresi atau bunuh diri.
6. Mengalami pelecehan secara emosional, fisik, atau seksual.
7. Kurangnya dukungan dari orang terdekat.
8. Hambatan dalam mengakses informasi seputar kesehatan mental.
Contoh kasus

Marah karena dilarang bermain PUBG oleh orangtuanya, seorang


remaja berusia 16 tahun tewas gantung diri awal pekan ini. Korban
diidentifikasi bernama Kallakuri Sambashiva warga kawasan
Malkajgiri, Hyderabad, India. Kallakuri adalah siswa kelas 10 di
sekolah Gauthami. Sementara ayahnya K Bharath Raj (45) adalah
seorang pendeta. Baca juga: Masa Ujian Selesai, Kota di India Ini
Cabut Larangan Main PUBG Pada Selasa (1/4/2019), Bharat Raj
melapor ke polisi terkait bunuh diri sang putra di kamar tidurnya. Dia
mengatakan, Kallakuri bunuh diri pada Senin malam setelah ibunya,
Umadevi, melarangnya bermain PlayerUnkonwn's Battleground atau
PUBG
"Kallakuri biasa bermain PUBG di ponsel dan istri saya, Umadevi
melarangnya bermain pada Senin malam," ujar Bharath Raj. "Dilarang
ibunya, putra saya marah dan gantung diri di kamarnya," tambah Bharat
Raj dalam laporannya ke polisi. Perwira polisi setempat K Sanjeeva
Reddy mengatakan, Kallakuri biasa menggunakan ponsel orangtuanya
untuk bermain PUBG. "Orangtuanya sudah beberapa kali
memperingatkan dia. Pada Senin malam ibunya memperingatkan agar
anak ini mempersiapkan diri untuk ujian bahasa Inggris keesokan
harinya," kata Reddy. "Setelah itu, dia masuk kamar dan tak keluar lagi.
Akhirnya mereka mendobrak pintu dan menemukan anak ini gantung diri
dengan menggunakan handuk," lanjut Reddy. Keluarga masih sempat
membawa anak itu ke rumah sakit tetapi nyawanya tidak tertolong.
Orangtua korban kini menyerukan agar permainan online yang sedang
populer ini dilarang karena membuat banyak anak kecanduan dan
melupakan kewajiban belajar mereka.
Beberapa kota di negara bagian Gujarat telah melarang PUBG dengan
alasan permainan itu membuat sikap pemainnya menjadi kasar dan
membuat pelajar lalai akan kewajibannya. Sejak aturan itu diberlakukan,
puluhan pemuda dan remaja di seluruh Gujarat ditangkap polisi karena
kedapatan bermain PUBG. Sejauh ini, baru negara bagian Gujarat yang
secara resmi melarang permainan ini. Namun, sejumlah pejabat di
beberapa negara bagian menyerukan langkah serupa. Baca juga: Bermain
Game Online PUBG, 10 Mahasiswa Ditahan Polisi di India Pada Maret
lalu, dua pemuda berusia 20-an asyik bermain PUBG dekat sebuah
lintasan kereta api di negara bagian Maharashtra. Begitu asyiknya
bermain, mereka tak mendengar kereta yang datang lalu menghantam
keduanya hingga tewas.
Analisis kasus
American Academy of Pediatrics bersama dengan Kepala Divisi Psikiatri
Anak dan Remaja di NorthShore University, dr Benjamin Shain
menyebutkan ada 13 tanda keinginan bunuh diri pada remaja yang perlu
diperhatikan orangtua dan lingkungan sekitar.

1. Mudah tersinggung 9. Mengonsumsi alkohol dan narkoba


2. Malas 10. Menyendiri
3. Masalah tanpa jalan keluar 11. Keluhan sakit fisik
4. Berontak tanpa sebab 12. Bercanda tentang bunuh diri
5. Melarikan diri 13. Merasa bosan
6. Merasa tidak berharga
7. Menulis tentang mematian
8. Percobaan bunuh diri
PENANGANAN DAN PECEGAHAN

Langkah-langkah untuk menangani :

1. Melakukan identifikasi yang dilakukan psikolog nantinya akan


ditempatkan di setiap puskesmas.
2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan bunuh diri,
diperlukan cara yang lebih komunikatif dengan warga.
3. Perlunya tim reaksi cepat penanganan bunuh diri, respon cepat berasal
dari informasi masyarakat sekitar. Beberapa kesaksian masyarakat yang
gagal melakukan bunuh diri karena ada ada bisikan, halusinasi untuk
melakukan bunuh diri.
Mencegah Keinginan Bunuh Diri Pada
Remaja

Beberapa cara untuk mencegah percobaan bunuh diri antara lain:

1. Jangan biarkan anak mengalami depresi atau kecemasan


2. Dengarkan Anak meski ia tidak bercerita
3. Jangan abaikan ancaman bunuh diri yang dilontarkan anak
4. Ajak anak untuk olahraga rutin
5. Bercerita pada anak
6. Minta bantuan profesional
THANKS

Anda mungkin juga menyukai