Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : HENKY PERMANA SETIAWAN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044607869

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4205-2/Kriminologi

Kode/Nama UPBJJ : 017- JAMBI

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)


JAWABAN KRIMINOLOGI

NO.1
seorang pelajar perempuan di Gunung kidul, Yogyakarta, ditemukan tewas diduga akibat gantung diri,
Sabtu (21/11/2020). Setelah diselidiki, diduga korban bunuh diri akibat masalah percintaan yang
dihadapi. Hal itu diketahui setelah polisi memeriksa pesan pribadi di ponsel remaja tersebut. Kepala Unit
Reserse Kriminal Polsek Nglipar Aiptu Ngatimin mengatakan, korban berinisial L (15) yang berstatus
sebagai pelajar SMK, warga Kapanewon Nglipar. Pelaku diduga bunuh diri saat orangtua tidak ada di
rumah. "Pelaku bunuh diri masih pelajar dan meninggal dengan cara gantung diri," ucap Ngatimin saat
dihubungi melalui telepon, Minggu (22/11/2020). Menurut polisi, pesan terakhir yang dikirimkan korban
ditujukan kepada seseorang yang merupakan pacarnya. Keduanya diketahui sudah menjalin hubungan
sejak 3 tahun terakhir. Dari pemeriksaan saksi, korban dikenal pendiam. Korban langsung dimakamkan
di pemakaman umum setempat setelah dilakukan pemeriksaan medis dan pemeriksaan dari pihak
kepolisian., Ini Kata Rekan Korban Menanggapi fenomena bunuh diri kalangan remaja, salah satu
aktivis yayasan Inti Mata Jiwa (Imaji) Sigit Purnomo atau yang dikenal Wage Dagsinarga mengatakan,
masalah utamanya adalah depresi atau gangguan jiwa. Depresi bisa menyerang siapa saja, tidak hanya
orang tua, namun juga anak-anak. Wage menilai, Gunungkidul perlu tokoh yang menginspirasi anak
muda dan mengerti tentang psikologi. Dengan demikian, anak muda yang menghadapi permasalahan
ada yang menemani dan tidak merasa sendiri. "Gunungkidul perlu tokoh yang memahami anak muda
dan bisa berkomunikasi baik dengan remaja," ucap penulis buku Tali Pati ini. Merujuk data yang dihimpun
Imaji periode 2015-2017, sebanyak 43 persen risiko bunuh diri disebabkan oleh faktor depresi. Sisanya,
karena sakit fisik menahun (26 persen), tanpa sebab (16 persen), gangguan jiwa berat (6 persen),
masalah ekonomi (5 persen), dan masalah keluarga (4 persen). Imaji menjadi salah satu lembaga yang
mendorong lahirnya peraturan terkait penanganan kasus-kasus bunuh diri.

NO.2
tidak, karena perilaku jahat tidak boleh kita tiru dalam kehidupan kita

NO.3
Ketertiban sosial yang mana didasarkan pada coercion-consensus model adalah sebuah ketertiban
sosial yang mana diharapkan sesuai dengan norma budaya dan norma sosial, berbagai organisasi
hingga otoritas penguasa dan yang paling akhir masyarakatnya itu sendiri.

Pembahasan
Ketertiban sosial adalah sebuah kondisi yang mana merujuk kondisi masyarakat yang relatif sejahtera,
aman dimanis hingga teratur dari hasil-hasil nilai hingga interaksi sosial di masyarakat tersebut. Berikut
beberapa ciri ketertiban sosial:

1. Terdapat suatu sistem nilai serta norma yang mana berlaku Ketertiban sosial tentu saja
memiliki berbagai nilai dan norma yang mana ada untuk membuat masyarakat menjadi teratur
tertib sehingga meminimalisir hingga mencegah terjadinya berbagai pelanggaran rakyatnya.
2. Masyarakat memahami nilai-norma yang ada.Tentu saja masyarakat yang ada seharusnya
paham terhadap nilai-norma meskipun ada yang paham dan tetap melanggarnya. Maka dari
hal itu suatu nilai norma hukum tentu saja dipahami bersama karena dari awal memang sudah
disepakati bersama di masyarakat tersebut dan tentu saja sudah turun menurun.
3. Adanya masyarakat individu maupun kelompok berupaya sebaik mungkin untuk menaati
peraturan yang ada Masyarakat yang tertib tentu saja akan memungkinkan menghasilkan hasil
masyarakat tertib sosial, maka dari hal tersebut individu maupun kelompok rakyat yang baik
sebaiknya menaati peraturan yang ada.
4. Berisikan kestabilan kehidupan yang relatif baik Kestabilan disini berupa berbagai keadaan
masyarakat yang tertib, aman hingga damai karena menjauhi berbagai larangan dari peraturan
yang ada.

Anda mungkin juga menyukai