LKKKA
2018
Berdasarkan hasil penelitian ilmiah Psikologi dan Kedokteran, lesbian dan gay itu sebuah
penyakit (penyakit jiwa). Tahun 1973 Psikiater di Amerika mencabut kategori homoseksualitas
dari semua kategorinya dari buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Source
(DSM-IV). Pada tahun 1990 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencabut homoseksualitas
dari klasifikasi penyakit Internasional (ICD). Ini diikuti oleh Kementerian Kesehatan mencabut
LGBT sebagai penyakit kejiwaan di pedoman penggolongan dari Diagnosis Gangguan Jiwa
(PPDGJ) edisi III pada 1993. Jadi, lesbian dan gay termasuk kedalam penyakit jiwa sedangkan
biseksual dan transgender tidak termasuk penyakit jiwa, tetapi tetap saja itu semua bahaya bagi
pelakunya, bias jadi penyakit HIV/AIDS akan menyerangnya.
Peringkat berdasarkan hasil survey sementara menunjukkan Sumatera Barat menduduki posisi
pertama secara nasional, diperkirakan angka sementara mencapai puluhan ribu kasus LGBT di
sumbar. Survey ini digelar oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Barat dan
Lembaga Konseling rekanan. Posisi kedua diduduki oleh Papua dan yang ketiga yaitu Jawa.
Tetapi pemerintah akan tetap menentang keras adanya kasus LGBT ini.
Kasus LGBT ini ada pada zaman kenabian, bahkan dalam Al-Qur’an dijelaskan
Menurut Kapolres Cianjur AKBP Soliyah mereka berkenalan dalam sebuah aplikasi untuk
komunitas gay. "Tim patroli siber kemudian melakukan pengawasan kurang lebih selama satu
bulan, sampai akhirnya ditemukan percakapan lima orang pelaku ini akan bertemu," kata Soliyah
via telepon dengan detikcom, Minggu (14/1/2018).
Menurut Soliyah, untuk masuk ke dalam aplikasi khusus LGBT tersebut mirip penggunaannya
dengan media sosial lainnya. Para penggunanya wajib menyertakan data diri, usia,
kewarganegaraan hingga berat badan.
"Setelah berkenalan satu sama lain, akhirnya mereka kemudian bertemu. Empat pelaku berasal
dari Cianjur dan satu lagi berasal dari Kota Bandung," lanjutnya.
Para pelaku menyewa tempat di Villa Green Apple Garden Blok F-66 Jl Mariwati, Sindanglaya
Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur dengan harga Rp 1,5 juta semalam. "Yang
membiayainya berinisial AAW pria asal Bali yang tinggal di Bandung," sambung Soliyah.
Dari lokasi penggerebekan petugas mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya 5 buah
celana dalam, 6 buah telepon seluler, tisue basah, kondom, pelumas, handbody, bedak, parfum,
10 botol minuman keras dan 1 handuk. Sementara pelaku masing-masing berinisial AAW (50),
AR (21), DS (39), Us (34) dan seorang remaja yang masih berusia 17 tahun.
"Para pelaku masih kita mintai keterangan, kita kembangkan juga terkait aktivitas yang mereka
lakukan, terlebih ada remaja berusia 17 tahun dan berstatus pelajar," pungkasnya.
(ern/ern)
Liputan6.com, Jakarta
Angka percobaan bunuh diri pada remaja berorientasi seksual Lesbian Gay Biseksual dan
Transgender (LGBT) lebih tinggi daripada yang bukan. Hal tersebut terkait dengan diskriminasi
yang tinggi pada mereka.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal ilmiah JAMA Pediatrics mengumpulkan data dari
beberapa penelitian sebelumnya tentang LGBT. Terungkap remaja LGBT hampir enam kali lebih
mungkin melakukan percobaan bunuh diri.
Mengutip Indiatimes pada Senin (22/10/2018), remaja LGBT secara keseluruhan 3,5 lebih rentan
dalam percobaan bunuh diri daripada mereka yang heteroseksual.
Sementara, transgender 5,87 lebih rentan, gay dan lesbian berada di angka kerentanan sebanyak
3,71, dan mereka yang biseksual lebih rentan sebesar 3,69 kali dalam percobaan bunuh diri.
"Saya pikir bahwa kesulitan dalam penerimaan diri dan stigma sosial mungkin menjadi kunci
untuk memahami peningkatan risiko perilaku yang mengancam diri," paparnya.
Jawa Pos.Com
Padang - Satpol PP Padang menangkap 10 wanita yang diduga pelaku penyuka sesama jenis. Ke-
10 perempuan tersbeut diamankan di dua lokasi berbeda, yaitu kawasan Cendana Mata Air,
Padang Selatan, dan kawasan Aur Duri, Kecamatan Padang Timur.
Penangkapan tersebut sekaligus memperkuat fakta menjamurnya virus Lesbian, Gay, Biseksual,
dan Transgender (LGBT) di wilayah Sumbar. Terutama di Kota Padang.
Berdasarkan informasi, para perempuan tersebut diciduk Satpol PP saat kedapatan kumpul kebo
di dalam kos dan salon. Sebelumnya, indikasi perkumpulan LGBT ini sudah lama diintai. Dalam
pemeriksaan, para perempuan tak malu dan terang-terangan mengakui sebagai penyuka sesama
jenis.
Plt Kepala SatPol PP Kota Padang Yadrison mengatakan, pengungkapan kelompok LGBT ini
merupakan hasil penyelidikan petugas. Para LGBT sering nongkrong di tempat hiburan malam,
kafe di sekitar pantai Padang, maupun di restoran siap saji.
"Kami cari datanya, di mana nongkrongnya. Lalu kami ikuti sampai diketahui kediamannya.
Berawal dari satu orang hingga akhirnya dapat dikembangkan hingga 10 perempuan yang
merupakan satu kelompok LGBT," kata Yadrison, Senin (5/11/2018), seperti
dikutip Jawapos.com.
Dengan ditangkapnya kelompok seks menyimpang ini, Satpol PP Padang juga akan mengungkap
grup media sosial (medsos) LGBT. Konon, kelompok LGBT yang tertangkap ini beranggotakan
sekitar 30 orang.
Satpol PP tengah mempersiapkan pembentukan tim yang akan terus bergerak melakukan
penertiban dan mengungkap indikasi kelompok LGBT di Kota Padang. "Komunitasnya ada dan
dengan kelompok berbeda. Yang kami amankan ini merupakan satu kelompok. Mereka
mengakui itu dari hasil pemeriksaan," ungkap Yadrison.
Satpol PP juga telah memanggil pemilik kos-kosan yang menjadi tempat nongkrong kelompok
LGBT. Namun dari pengakuannya, sangat sulit membedakan para kelompok LGBT. Sebab
mereka sama-sama perempuan.
"Pemilik kos tidak mengetahui akan adanya praktik LGBT. Makanya kami minta pemilik kos
untuk memperketat pengawasan terhadap para kelompok LGBT," ungkapnya menambahkan.
“Dan (kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (ingatlah) tatkala Dia berkata kepada
mereka : “ mengapa kamu mengerjakan pebuatan faahisyah (keji) itu, yang belum penah
dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki
untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, .
Dari berita atau kasus di atas jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa LGBT merupakan kasus yang
sangat berbahaya sekali bagi kesehatan, social, pendidikan terutama dilarang oleh agama. Karena
akibat LGBT ini banyak sekali orang yang pada akhirnya defresi, bunuh diri, bahkan terserang
penyakit HIV/AIDS. Nah hal-hal yang diatas itu disebabkan oleh adanya hasrat ataupun
ketertarikan antara sesama jenis, sehingga menimbulkan rasa ingin berhubungan dan melakukan
hal yang sangat tidak senonoh. Karena akibat dari persetubuhan sesama jenis itu dapat
menimbulkan penyakit yang berbahaya, contohnya seperti penularan HIV, dan sifilis. Sifilis ini
penyakit yang bias menyerang penyuka sesame jenis karena mereka melakukan seks anal,
sebagai informasi, seks anal bias memicu luka yang pada akhirnya menjadi pintu masuk bagi
berbagai bakteri penyebab penyakit, khususnya terpenomena terpenomena pallidumyang
merupakan penyebab sifilis.
Bahkan Al-Quran dan sunnah sudah menerangkan bahwa praktik homoseks merupakan satu dosa
besar dan sangat berat sanksinya di dunia. Apabila tidak diknakan di Dunia maka sanksi tersebut
akan diberlakukan di akhirat.
Di sejumlah daerah di seluruh Indonesia kasus LGBT ini tersebar luas mulai dari kalangan
remaja, mengapa demikian karena hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh lingkungan dan
perkembangan zaman. Seperti bergaul dengan orang yang salah dan lingkungan yang salah juga
sehingga tidak mampu menahan penyakit LGBT yang menular itu.
Teori Behaviorisme
Salah satu teori yang dapat menjelaskan mengenaiperilaku individu dalam LGBT adalah teori
behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa
bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari
lingkungan sekitarnya. Maka ketika lingkungannya buruk maka akan menghasilkan manusia
yang buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik.
Pada remaja ataupun dewasa yang terlibat LGBT, awalnya seseorang bertemu dengan pelaku
LGBT tanpa sepengetahuannya, diajak untuk nongkrong di tempat khusus perkumpulan gay,
mungkin saja mereka komunikasi lewat media sosial ataupun sebuah aplikasi gay yang terdapat
di handphone miliknya. Lingkungan gay itu biasanya mereka berkumpul di sebuah cafe ataupun
hotel sehingga si remaja merasa nyaman akan keadaan dan tempat. Sehingga seseorang
mengikuti gaya hidup lingkungannya dan melihat pasangan sejenisnya mulai tertarik dan
merangsang seseorang untuk melakukan homoseksual bahkan sampai transgender untuk
memenuhi hasratnya pada sesama jenisnya. Perilaku ini akan mengapus rasa malu yang ada pada
diri seseorang karena kenyamanannya berhubungan dengan sesama jenis, dan lingkungan yang
buruk menghasilkan perilaku yang buruk pula.
Daftar Pustaka
https://www.liputan6.com/global/read/2963642/4-kasus-lgbt-di-indonesia-yang-disorot-dunia
https://www.liputan6.com/regional/read/3684752/satpol-pp-padang-tangkap-10-wanita-pelaku-
lesbian
https://m.viva.co.id/amp/berita/nasional/994539-survei-sumatera-barat-terbanyak-kelompok-lgbt
https://www.dakwatuna.com/2016/02/13/79000/dampak-yang-timbul-akibat-lgbt-dan-strategi-
menghadapinya/
http://batam.tribunnews.com/2017/12/28/4-dampak-negatif-dari-lgbt-bagi-lingkungan-yang-
terakhir-bikin-ngelus-dada