Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN PANCASILA

“KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB”

DIBUAT OLEH :
ANGELA FEBRIANI C. THENGGARA
JHON HENDRIK JITMAU
SOSIMUS FARMA
ELVIS ASER FLAY
PERSELA
HEIDER
MARSELINO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENGENALAN

Sila ke-2 Pancasila yang berbunyi "Kemanusiaan yang Adil dan


Beradab”, adalah bukti bahwa negara Indonesia menghargai manusia dan
memperlakukan manusia secara adil serta beradab. Kandungan butir-butir
pengamalan dan nilai-nilai Pancasila yang sudah dirumuskan oleh para
pendiri bangsa ini sejak sebelum kemerdekaan. Pada sidang Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
tanggal 1 Juni 1945, nama “Pancasila” diperkenalkan oleh Ir. Sukarno
kepada peserta sidang. Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa
dan negara Indonesia, bukan terbentuk dalam satu malam serta bukan hanya
diciptakan oleh Ir. Sukarno saja, namun terbentuknya Pancasila melalui
proses yang cukup panjang. “Sila artinya asas atau dasar, Panca artinya
lima, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia,
kekal, dan abadi,” Sukarno berpidato, seperti dikutip dari buku Risalah
BPUPKI (1995) terbitan Sekretariat Negara RI. Sila ke-2 “Kemanusiaan
yang adil dan beradab” sendiri mengandung nilai suatu kesadaran sikap
moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi hati nurani
manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan. Sila ini
berlaku untuk diri sendiri, juga sesama manusia dan lingkungannya.

1.2 ANAK ANAK DARI KALANGAN BAWAH

BERMAIN
anak anak bisa bermain dengan bahagia serta memiliki teman belajar
disekolah
BERSEKOLAH
Anak anak bisa bersekolah seperti anak anak lain yang ekonominya
tinggi

PERPUSTAKAAN
Anak anak bisa membaca buku diperpustakaan keliling atau
perpustakaan daerah yang telah disediakan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENYIMPANGAN PERTAMA (I)


 BULLY PADA ANAK ANAK
"Penyimpangan Anak, Kasus Bullying di Indonesia Semakin Marak Terjadi",
Kasus Bulying di Indonesia semakin marak terjadi, terlihat dari data hasil
riset Programme for International Students Assessment (PISA) 2018
menunjukkan murid yang mengaku pernah mengalami perundungan (bullying)
di Indonesia sebanyak 41,1%.Angka murid korban bully ini jauh di atas rata-
rata negara anggota OECD yang hanya sebesar 22,7%. Selain itu, Indonesia
berada di posisi kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling
banyak murid mengalami perundungan.Selain mengalami perundungan, murid
di Indonesia mengaku sebanyak 15% mengalami intimidasi, 19% dikucilkan,
22% dihina dan barangnya dicuri. Selanjutnya sebanyak 14% murid di
Indonesia mengaku diancam, 18% didorong oleh temannya, dan 20% terdapat
murid yang kabar buruknya disebarkan.Konten ini telah tayang di
Kompasiana.com dengan judul "Penyimpangan Anak, Kasus Bullying di
Indonesia Semakin Marak Terjadi",
 PEMBULLYAN DITASIK MALAYA
“Kasus "Bullying" yang Tewaskan Siswa SD di Tasikmalaya, KPAI Menduga
Pelaku Terpapar Konten Pornografi”
Kasus perundungan yang dialami anak berinisial FH berusia 11 tahun di
Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, menurut Komisi Perlindungan Anak
Indonesia tergolong berat dan kompleks lantaran korban mengalami kekerasan
secara fisik, seksual, dan psikologis. Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat
menyatakan telah memeriksa sebanyak 15 orang terkait peristiwa perundungan
yang disertai tindakan asusila ini.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra,
mengaku miris dengan kasus yang menimpa bocah laki-laki kelas V sekolah
dasar tersebut. korban setidaknya mengalami kekerasan fisik, seksual, dan
psikologis. Dugaan itu merujuk pada video berdurasi 50 detik yang tersebar di
media sosial. Di video itu, dua pelaku terlihat memegangi kaki kucing.
Kemudian pakaian si anak dilucuti lalu dipaksa berhubungan badan dengan
hewan itu.
"Jadi kemaluan si anak kelihatan di video itu beserta tangan para pelaku.
Lalu ada suara-suara tertawa. Hanya saja wajah mereka tidak kelihatan," ujar
Jasra Putra kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News
Indonesia, Jumat (22/7). Video itu, kata dia, tadinya tersebar di WhatsApp
warga kampung setempat hingga kemudian diunggah ke media sosial. Dari
situlah, perilaku korban berubah. "Karena si anak tahu dia viral, dia malu dan
mengalami goncangan psikis yang luar biasa sehingga tidak mau makan dan
kondisi fisik menurun," kata dia.
 APA PENYEBAB MENGGAL?
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RSUD SMC Kabupaten
Tasikmalaya, Adi Widodo, mengatakan sebelum meninggal korban sempat
dirawat di rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan medis, korban mengalami
suspect depresim thypoid, dan ensefalopati atau peradangan otak. "Karena
komplikasi tifus juga ada suspect episode depresi atau gangguan ensefalopati
kejiwaan," jelas Adi Widodo seperti dilansir Kompas.com. "Namun untuk
faktor internalnya karena komplikasi demam, meski petugas medis juga
berupaya melakukan upaya tapi nyawanya tak tertolong saat itu," kata dia.
Suspect thypoid, ensefalopati, dan suspect episode depresi, menurutnya,
disebabkan adanya tekanan psikologis korban sebelumnya. Apalagi seperti
keterangan keluarga, korban sempat menjadi target perundungan teman-
temannya. Saat berada di rumah sakit, korban mengalami penurunan kesadaran
karena masih tidak mau makan dan minum hingga mengalami demam.
"Keluarga membawanya ke rumah sakit sudah tidak sadarkan diri dan keluarga
sehari sebelumnya berada di rumah mengalami kesamaan sudah tidak sadarkan
diri," kata dia.
 Pelaku terpapar konten pornografi
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat mengatakan telah memeriksa
sebanyak 15 orang terkait kasus perundungan yang disertai tindakan asusila
yang menimpa bocah FH usai menerima laporan dari Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) Tasikmalaya pada Kamis (21/7/2022). Kabid Humas
Polda Jawa Barat, Kombes Pol Ibrahim Tompo, menyebut belasan orang itu
adalah saksi yang melihat langsung maupun yang mendengar cerita
perundungan tersebut. "Termasuk keluarga korban, tapi kita baru memeriksa
dalam tahap interogasi saja," kata Ibrahim di Polda Jawa Barat, Kota Bandung,
Jumat (22/07) seperti dilansir Antara. Komisioner KPAI, Jasra Putra, berharap
polisi melibatkan psikolog anak dalam memeriksa para pelaku. Sebab ada
kemungkinan mereka terpapar konten-konten pornografi. "Kalau dari hasil
asesmen mereka terpapar video pornografi, tentu harus dilakukan
pendampingan," kata Jasra. "Dan kita punya peraturan pemerintah nomor 78
tahun 2021 yakni bagi anak yang terpapar pornografi harus diedukasi dan
dijelaskan bagaimana reproduksi remaja, bagaimana dampak ketika melakukan
sesuatu di usianya. Seperti sex education lah," ungkap dia. Baca juga: Ridwan
Kamil Mengecam Perundungan Bocah SD di Tasikmalaya Dengan begitu ia
berharap perilaku perundungan para pelaku bisa dihentikan. "Perundungan ini
seperti penyakit menular, kalau tidak distop bisa kemana-mana," tambah dia.
Data KPAI pada tahun 2022 ada 226 kasus kekerasan fisik, psikis, termasuk
perundungan.

2.2 PENYIMPANGAN KEDUA (II)


 PENCABULAN PADA ANAK ANAK
Maraknya pencabulan yang terjadi di Tarakan, disampaikan Psikolog
Fanny Sumajouw karena adanya gangguan seksual dan penyimpangan seksual.
Ia mengatakan gangguan psikologis ini menjadi faktor yang membuat orang
dewasa nekat melakukan pencabulan kepada anak-anak. Biasanya, para pelaku
ini kemungkinan besar merupakan korban seks saat ia masih di usia anak-anak.
Karena korban ini tidak ditangani secara psikologis, membuat para pelaku ingin
merasakan sensasi yang sama saat ia sudah memasuki usia dewasa.
Sebelumnya, saat para pelaku ini melakukan aksinya, ia sudah merasa
memiliki power untuk menindas calon korbannya yang berusia lebih kecil
lagi. Namun, ia mengungkapkan, rata-rata 50 sampai 70 persen karena jadi
korban pencabulan. Terikat dengan masa lalu yang membuatnya terus teringat
ini, akhirnya rasa trauma yang belum hilang dianggap bisa menimbulkan
perbuatan menyimpang tersebut. Selain itu karena pelaku sebelumnya tidak
mendapat hukuman yang tegas, maka dianggap perbuatan tersebut adalah hal
yang wajar.
 Laporan Dicabut, Kasus Pencabulan di Tawangharjo Grobogan
Dihentikan

Kasus pencabulan di Tawangharjo dihentikan. Hal itu lantaran ibu korban


mencabut laporan. Laporan dicabut seiring adanya titik temu antara pihak
korban dan pelaku yang rencananya akan dinikahkan
Ibu korban S mengaku mencabut laporan karena anaknya bersedia
dinikahkan dengan salah satu pelaku inisial A yang sebelumnya sudah ditahan
Polres Grobogan. A pun juga bersedia untuk menikah dengan korban.
Sebenarnya korban hendak dipondokkan. Tetapi berubah pikiran ketika ditawari
menikah dengan A. Alhasil dalam waktu dekat keduanya akan dinikahkan. S
menyebut selain karena keinginan anaknya, keputusan pencabutan diambil
setelah ada mahar sebesar Rp 100 juta dari beberapa pelaku. Uang itu terpaksa
diterima karena kondisi keluarga korban yang terlilit hutang. “Sebenarnya juga
gak ikhlas, tetapi ya gimana keadaan sulit,” terang kemarin (14/11). Ibu korban
terpaksa menyepakati hal itu karena di satu sisi dirinya seorang diri mengurus
tiga anak yang sekolah. Sementara suaminya yang sebelumnya juga menjadi
pelaku dan buron, kabur ke luar Jawa. Dan tak pernah memberikan nafkah lahir
maupun batin. S mengaku lelah mengurus kasus tersebut, sebab sejak Juli lalu
harus wira-wiri. Sehingga memilih menyelesaikan secara kekeluargaan.
Terlebih dalam laporan awalnya ada tujuh orang yang dilaporkan. Namun
ketika berjalan, hanya satu tersangka yang diamankan.
2.3 PENYIMPANGAN KETIGA (III)
 PEMBUNUHAN
pembunuhan adalah tindakan pelanggaran hukum dan norma sosial yang
sangat serius. Tak ada kejahatan yang berdampak lebih besar ketimbang
pembunuhan: hilangnya nyawa korban dan hilangnya sumber penghasilan
keluarga korban. Bila korban adalah tulang punggung ekonomi keluarganya, hal
itu menimbulkan dampak psikologis yang sangat traumatis pada anak-anak
korban. Tindakan pembunuhan juga bisa menimbulkan kepanikan dan rasa takut
dalammasyarakat,

 PEMBUNUHAN BECAKAYU,PELAKU BELAJAR CARA


MEMBUNUH TANPA SUARA DIINTERNET (22/10/2022)
Polisi mengungkap fakta terbaru dalam kasus pembunuhan seorang
wanita berinisial AY (36) oleh teman laki-lakinya berinisial R (36) yang
jasadnya dibuang di kolong Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga menyebut
bahwa pelaku sempat belajar di internet selama tiga hari sebelum melakukan
aksinya. R belajar cara membunuh tanpa bersuara. "Pelaku men-searching lagi
bagaimana cara membunuh orang supaya tidak bersuara. Itu dipelajari selama
tiga hari," kata Panji saat dihubungi, Jumat (22/10).
Menurut dia, cara itulah yang dipakai R untuk membunuh rekannya, AY
di sebuah apartemen kawasan Pramuka, Jakarta Timur, pada Senin (17/10).
Korban tewas dengan cara dicekik usai sempat dianiaya oleh pelaku. Menurut
Panji, upaya itu menjadi opsi terakhir pelaku untuk membunuh korban. R
sebelumnya sempat berencana menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi
AY. Menurut dia, cara itulah yang dipakai R untuk membunuh rekannya, AY di
sebuah apartemen kawasan Pramuka, Jakarta Timur, pada Senin (17/10).
Korban tewas dengan cara dicekik usai sempat dianiaya oleh pelaku. Menurut
Panji, upaya itu menjadi opsi terakhir pelaku untuk membunuh korban. R
sebelumnya sempat berencana menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi
AY. "Jasa itu (pembunuh bayaran) tidak jadi karena menurut keterangan pelaku
itu tarifnya terlalu mahal dan pelaku tidak sanggup," ucap Panji.
 Motif Sakit Hati
Menurut Panji, aksi yang dilakukan R dengan membunuh AY
dilatarbelakangi karena sakit hati. Menurut Panji, keduanya merupakan kerabat
dalam sebuah kelompok pertemanan. Sebelum dibunuh, menurut polisi, R
sempat mengajukan pertanyaan kepada korban, apakah korban berada
dipihaknya atau bersama H, teman mereka yang lain. Meski telah memilihnya,
R akan tetapi tetap membunuh AY. "Pelaku menyampaikan kepada korban
kamu akan ada di kubu mana? Saya atau H? Dan dijawab korban di bagian
kamu," kata Panji. R bahkan sempat meminta uang kepada korban dan
keluarganya sebelum melakukan aksinya. Ia total menerima uang hampir Rp30
juta dari korban dan keluarganya. "Walaupun dijawab tidak akan melaporkan
tapi pelaku tidak percaya akhirnya pelaku langsung membunuh korban dengan
mencekik," kata Panji. Belakangan, aksi tersangka saat mengangkut jasad
korban ini terekam CCTV. Dari rekaman CCTV terlihat tersangka senyum-
senyum saat bertemu dengan penghuni lain di lift ketika mendorong jasad
dengan troli.
BAB III
Tanggapan Mengenai Pancasila dalam Menghadapi Tantangan
Dunia

 Pancasila dan Perannya dalam Menghadapi Arus


Globalisasi
Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan
komunikasi antara masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan
kaidah yang sama. Dengan kata lain, kultur-kultur yang berbeda antar bangsa
seolah melebur menjadi satu. Globalisasi kemudian menyentuh aspek-aspek
penting kehidupan manusia dan menciptakan tantangan baru dalam upaya untuk
memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Menurut Suparlan
(2012), dampak negatif adanya globalisasi di antaranya adalah kemungkinan
terjadinya pergeseran dan pertentangan nilai yang dapat menyebabkan
perubahan gaya hidup.
Pancasila merupakan dasar ideologi negara yang mengandung nilai-nilai
budaya sejak zaman nenek moyang dulu. Pancasila disusun dari lima sendi
utama yang diusulkan oleh para pendiri bangsa dengan memikirkan kepentingan
negara. Ideologi memainkan peran penting dalam integrasi suatu negara,
terutama pada negara-negara berkembang (Ubaidillah, 2000), sehingga tidak
merupakan hasil pemikiran dari satu golongan saja, namun nilai-nilai
kebudayaan seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila berisi
nilai-nilai bangsa Indonesia yang juga harus diimplementasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai dasar negara kemudian dihadapkan pada fenomena
globalisasi. Globalisasi membawa tatanan baru dengan menghapus batas antar
negara. Dampak negatif dapat terasa jika banyak budaya asing masuk ke
Indonesia lalu menggerus nilai-nilai asli bangsa Indonesia. Sebagai contoh,
globalisasi ini telah mempengaruhi salah satu aspek budaya kita, yaitu gotong
royong (Tinggi et al., 2011). Globalisasi membawa Indonesia pada masyarakat
yang lebih individualis. Padahal, seperti yang kita ketahui, gotong-royong
merupakan konsep yang dijunjung tinggi oleh para pendahulu kita melalui sila
keempat.
Pancasila memiliki kedudukan yang tetap sebagai ideologi, artinya isinya
tidak boleh diubah-ubah. Namun, bukan berarti Pancasila akan menjadi kuno.
Pancasila sendiri memiliki sifat yang lebih terbuka dan tidak tertutup terhadap
perubahan pola kehidupan yang terjadi pada masyarakat. Pancasila bersifat
aktual dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Yang
dimaksud “menyesuaikan diri” di sini tidak berarti bahwa Pancasila harus
mengubah nilai yang dikandungnya, tetapi ia mampu mengeksplisitkan
wawasan secara konkret, sehingga mempertajam kemampuannya untuk
memecahkan masalah-masalah teraktual. Maka dari itu, interpretasi ideologi
harus dilaksanakan secara rasional dan kritis dengan menghadapkan berbagai
masalah dan berbagai pandangan hidup yang silih berganti, sehingga terungkap
makna operasionalnya.
Di era globalisasi, dunia seakan berubah menjadi sebuah komunitas global
dimana setiap anggotanya saling berinteraksi satu sama lain tanpa memandang
apakah negara tersebut maju atau berkembang, desa atau kota, semuanya akan
berinteraksi. Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia masih harus
berjuang untuk peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Keadaan yang dimiliki
setiap anggota berbeda, dan hal inilah yang menjadi alasan mengapa Indonesia
tidak dapat maju jika mengikuti negara lain yang memiliki kondisi ataupun
kebiasaan berbeda. Apa yang dianggap baik bagi kita belum tentu baik bagi
pihak lain, begitupun sebaliknya. Berpegang teguh pada nilai bangsa yang
tercantum pada Pancasila mendorong negara untuk memahami kelemahan serta
kekuatan dirinya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Talcott Parsons (2007) dalam bukunya
yang berjudul Social System (Sistem Sosial). Parsons berpendapat bahwa ada
empat paradigma fungsi yang harus terus dilakukan agar masyarakat tetap eksis
dan lestari. Pertama, masyarakat perlu memelihara sistem nilai budaya yang
dianut. Di Indonesia, kasusnya terjadi pada pemeliharaan Pancasila sebagai
pedoman budaya masyarakat. Kedua, masyarakat harus mampu menyesuaikan
dengan perubahan, yang dalam tulisan ini adalah globalisasi. Ketiga, terdapat
fungsi integrasi dari unsur masyarakat yang beragam secara terus-menerus.
Integrasi dapat terjadi apabila seluruh lapisan masyarakat memiliki pedoman
kehidupan yang sama, yakni Pancasila. Terakhir, masyarakat perlu memiliki
tujuan bersama yang lahir dari Pancasila dan terus-menerus diperbaiki oleh
pemimpin dan dinamika masyarakatnya.
Pada kenyataannya, kita harus mengakui bahwa Pancasila sendiri belum
mendapat tempat yang tepat di hati masyarakat. Penghayatan dan pemahaman
akan nilai Pancasila belum benar-benar diresapi, dibuktikan dengan banyaknya
implementasi budaya asing yang tidak pas dengan budaya Indonesia. Pancasila
perlu disosialisasikan dan ditanamkan kembali, khususnya bagi anak muda
dalam prosesnya untuk mengembangkan dirinya untuk menjadi masyarakat
yang modern dan dapat mempertahankan eksistensinya. Salah satu tantangan
terberat dalam melawan arus negatif globalisasi adalah menyiapkan pendidikan
bagi anak muda yang akan melakukan pembangunan Indonesia di masa
mendatang. Diharapkan kemajuan negara Indonesia kelak dapat sesuai dengan
visi dan misi yang telah dituangkan para pembela negara pada Pancasila.
BAB IV
Zaman Milenial Untuk Anak Ankak dalam Merealisasikan Nilai
Pancasila

 Nilai-Nilai Pancasila bagi Generasi Milenial di Zaman Now


“PANCASILA merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan
rumusan Pancasila 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir Sukarno, piagam Jakarta 22
Juni 1945, dan rumusan final Pancasila 18 Agustus 1945. Adalah jiwa besar
para founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh
pelosok Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan bangsa yang
mempersatukan kita.”
Kemampuan untuk bertahan dari perpecahan bangsa itu, bukan tanpa
sebab. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia memiliki alat pemersatu bangsa
(national cohesion) yang terbentuk secara alamiah dari nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia. Lihat saja pada zaman majapahit, Mpu Tantular di dalam Kitab
Sutasoma telah menuliskan Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa
yang mengisahkan bahwa pada masa itu tidak ada perselisihan sedikitpun yang
disebabkan perbedaan baik agama maupun suku bangsa. Hal ini bukti bahwa
menghormati perbedaan telah diyakini nenek moyang bangsa Indonesia beratus-
ratus tahun yang lalu. Sementara itu, di belahan dunia lain, sekelompok manusia
masih memperlakukan manusia lainnya sebagai budak yang dipekerjakan secara
kasar tanpa upah layak atas dasar perbedaan rasial dan warna kulit semata. Oleh
karena itu, sangat disayangkan apabila sejarah kerukunan bangsa Indonesia
yang sudah tumbuh beratus-ratus tahun lamanya ini harus dihancurkan oleh
kebencian yang disebabkan oleh keserakahan dan perebutan kekuasaan di antara
kelompok-kelompok tertentu. Tentunya perpecahan seperti negara-negara itu
tidak kita inginkan terjadi di negara yang kita cintai ini. Tanggung jawab ini
terletak pada kita semua, terlebih pada bahu dan pundak para generasi muda
yang hidup di zaman now khususnya bagi generasi milenial.  
Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila itu ialah semangat
bersatu, menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang menyerah, gotong
royong, patriotisme, nasionalisme, optimisme, harga diri, kebersamaan, dan
percaya pada diri sendiri. Pancasila harus dijadikan cara hidup (way of life)
seluruh anak bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Pancasila tidak perlu lagi diajarkan secara formal dengan tampilan
kaku, tetapi yang terpenting ialah hakikatnya tetap terpelihara dan diamalkan.
Dalam melaksanakan langkah-langkah itu, diperlukan sinergisme lintas
kelembagaan, untuk bersama-sama mengaktualisasikan Pancasila melalui
sistem dan dinamika kekinian. Kampus memegang peranan penting dalam
menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi milenial sehingga tidak ada
indikasi perkembangan paham lain. Generasi milenial harus berada di depan,
memegang obor untuk mencegah paham-paham yang bertentangan dengan
Pancasila agar tidak masuk ke dalam kampus sehingga masa depan pendidikan
dan nasib generasi penerus bangsa ke depan tidak berada di jalan yang salah.
Arah perjalanan bangsa ini berada di tangan generasi milenial, generasi muda
yang saat ini tengah membaca tulisan ini, yang akan menerima tongkat estafet
pembangunan. Mari jaga, rawat dan peliharalah nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan kita sehari-hari.
DAFTAR INI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 PENGENALAN

1.2 ANAK ANAK KALANGAN BAWAH

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENYIMPANGAN PERTAMA (I)

2.2 PENYIMPANGAN KEDUA (II)

2.3 PENYIMPANGAN KETIGA (III)

BAB III Tanggapan Mengenai Pancasila dalam Menghadapi


Tantangan Dunia

BAB IV Zaman Milenial Untuk Anak Ankak dalam


Merealisasikan Nilai Pancasila

BAB V PENUTUP DAN SARAN

5.1 PENUTUP

5.2 SARAN
BAB V
PENUTUP DAN SARAN

5.1 PENUTUP
 Kita telah melihat dan membaca bahwa Pancasila memang berakar dari
budaya bangsa Indonesia. Karena dari segi Pancasila terkandung kebudayaan
yang menekankan persatuan serta sebaliknya. Tidak lupa dari segi pengertian,
Pancasila merupakan lima buah asas atau prinsip yang harus dijunjung tinggi
kita sebagai bangsa Indonesia. Sedangkan kebudayaan merupakan sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sehingga Pancasila tercipta berdasarkan
kebudayaan. Kaitan di antara keduanya begitu erat sehingga timbal balik antara
Pancasila dan Kebudayaan dapat terjadi dengan signifikan karena keduanya
saling berhubungan. Pancasila berakar dari kebudayaan dikarenakan di dalam
pancasila terkandung nilai kebudayaan. Bagaimana bisa demikian? Karena
unsur persatuan dapat kita lihat di dalam pancasila, sedangkan kita sebagai
negara yang memiliki beragam macam kebudayaan, memang sepantasnya
memiliki asas persatuan yang terkandung di dalam Pancasila. Sehingga kita
sebagai insan berbudaya, harus juga berdasarkan kepada Pancasila yang adalah
ideologi bangsa kita.

5.2 SARAN
 Demikianlah makalah berjudul “sila ke – 2 pancasila kemanusiaan yang
adil dan beradab” ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang ada. Kami
juga menyadari, masih ada banyak kekurangan di dalam penulisan makalah ini.
Sehingga perlulah bagi kami, dari para pembaca untuk memberikan saran yang
membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik. Atas perhatian Anda
semuanya, kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai