6. Ciptakan
Privasi
Secukupnya di
Rumah
Sering kali orang tua memberikan fasilitas gadget pada anak mereka tetapi orang tua sendiri
tidak memahami bagaimana cara menggunakannya. Sehingga anak-anak cenderung“lebih
canggih” dari orang tuanya. Hal ini sangat memungkinkan anak-anak akan terpapar informasi
dan gambar yang tidak sesuai dengan kebutuhan di usia mereka, seperti content kekerasan dan
pornografi yang sangat mudah didapat oleh anak-anak. Dengan seringnya menerima kontent
kekerasan dan pornografi maka akan mengakibatkan hormon dopamin di otak yang bersifat
adiksi sehingga anak akan cenderung penasaran dan meniru perilaku kekerasan dan pornografi
sebanyak- banyaknya. Padahal konten kekerasan yang ada di gadget dibungkus dalam bentuk
permainan/game, film animasi maupun vidio yang sangat mudah diunggah dari youtube.
Akibatnya anak akan mudah menjadi korban ataupun pelaku dari pelecehan dan kekerasan
seksual dari orang lain.
4. Antisipasi
Penggunaan
Gadget
Pada kebanyakan orang tua di masyarakat kita memberikan perhatian lebih pada
5. Kenali anak-anak semasa mereka masih usia pra sekolah dan sekolah dasar. Begitu anak
Perubahan Pada sudah memasuki usia remaja (tingkat SLTP) dan seterusnya, orang tua cenderung
anak acuh tak acuh pada anaknya karena dianggap mereka sudah besar (baca:dewasa).
Padahal usia remaja merupakan usia kritis dimana mereka berada pada masa-masa
mencari jati diri, sangat labil dan mudah terbawa arus tanpa berfikir jauh akan
dampaknya dikemudian hari. Dari sinilah sebenarnya orang tua harus selalu
menjadi pendamping anak-anaknya. Dengan menjadi teman dekat dan
pendamping anak-anak kita yang beranjak remaja maka kita akan memahami
perubahan apa yang terjadi baik secara fisik, psikologis maupun sosialnya.
Apabila ada perubahan yang sekiranya tidak biasa misalkan anak cenderung
murung dan menyendiri, anak sering pulang larut malam,maka orang tua sebisa
mungkin mengajak anak mereka untuk berbicara untuk mengetahui penyebab dan
apa solusi terbaiknya. Bisa jadi anak-anak kita akan murung, tidak betah di rumah
ketika menyembunyikan sesuatu yang mungkin akan bertentangan secara nilai
dengan kehidupan yang biasanya.
Menanamkan Nilai
Pancasila Pada Anak
Sejak Dini
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem
Anwar Makarim mengungkapkan bahwa, pendidikan karakter
perlu dipelajari mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga
pendidikan tinggi, khususnya pada penerapan nilai-nilai
Pancasila di kehidupan anak.
Staf Khusus BPIP Romo Benny Susetyo juga mengatakan, saat ini penting bagi anak muda
untuk menjadi penatar penyebaran berkehidupan Pancasila, karena banyak generasi muda
membuat hal-hal yang kreatif, tidak hanya untuk kehidupan sehari-hari tetapi juga untuk
nilai-nilai Pancasila. “Anak muda itu sebagai penatar ke publik. Agar Pancasila di kalangan
milenial bisa menjadi sebuah prestasi bagi mereka dan juga Bangsa,”jelasnya. Pancasila
memiliki enam karakteristik utama, yakni bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, serta
berkebhinnekaan global. Tentu penting untuk anak yang akan menghadapi kehidupan sosial
hingga ia besar kelak
Pada dasarnya anak sangat membutuhkan bimbingan dari orang lain, terutama orangtua untuk
menanamkan nilai-nilai Pancasila. Hal tersebut bisa dilakukan dengan permainan, lagu,
rekreasi serta cara-cara lain yang menyenangkan bagi anak.
Implementasi Dalam Kehidupan
Selain itu, anak usia dini juga perlu untuk diberikan pendidikan di sekolah, agar
penanaman nilai Pancasila tertanam lebih mendalam dalam jiwanya.
Mendarahdaging dan menjadi karakter dirinya sebagai generasi di masa depan.
Mengajarkan nilai Pancasila sejak dini, menjadi sebuah keharusan, di saat berbagai
informasi mulai marak bertebaran di dunia maya. Nilai Pancasila ini berfungsi
sebagai benteng, agar kita atau anak atau keluarga kita, tidak mudah lupa dengan
budaya negeri ini.
Memang boleh saja kita belajar paham atau ideologi dari luar, tapi sebatas untuk
tahu saja, karena kita lahir dan besar di Indonesia. Karena Indonesia sudah
mempunyai ideologi bangsa, yang terbukti mampu menyatukan seluruh elemen
masyarakat, yaitu Pancasila.
Lima sila dalam Pancasila, mengajarkan kita untuk tetap bersyukur dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, memanusiakan manusia, menjaga
persatuan dan kesatuan. Serta mengajarkan untuk mengedepankan musyawarah
untuk mendapatkan solusi, hingga mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Berkumpul bersama sanak saudara, Dari sikap ini maka akan membentuk anak
teman atau tetangga bisa menjadi cara
untuk menumbuhkan nilai sila kedua menjadi pribadi yang mempunyai sikap
kepada anak. Lewat interaksi tersebut sosial yang tinggi dan anak tidak akan
anak akan memahami seperti apa menjadi pribadi yang egois. Penuh
perasaan empati dan simpati. toleransi, hidup selaras dan seimbang.
Orang tua mempunyai peranan untuk
menyatukan tiap perbedaan pendapat yang
Sila Ketiga terjadi antara hubungan anak dan
orangtua. Orang tua harus menempatkan
kesatuan dan persatuan di atas segala
kepentingan pribadinya sendiri
Agar anak mengerti bagaimana Orang tua juga harus mencontohkan
bertoleransi dan tak membeda-bedakan sikap toleransi antarumat demi
teman, kenalkan anak dengan teman- persatuan dan kesatuan dengan cara
teman dari beragam suku dan daerah. menjaga pergaulan dan hubungan
Ajarkan juga kebersamaan, seperti yang baik dengan para tetangganya
makan bersama dan saling berbagi walaupun beda suku, agama, ras,
dengan teman-temannya. dan budaya
Orang tua mengajarkan untuk menjunjung
tinggi sikap demokrasi. Orangtua mengajak
anaknya bermusyawarah untuk mencapai
Sila Keempat mufakat dengan penuh rasa kekeluargaan.
Mengedepankan diskusi dan
bermusyawarah dalam keluarga.
Cara mudah lain bagi orang tua untuk Tak hanya itu saja, ajarkan juga
mengajarkan nilai keadilan ini kepada pada anak untuk bersikap adil
anak. Contoh sederhananya dengan kepada saudara dan teman-temannya
mengajarinya untuk selalu berbagi mainan
tanpa membeda-bedakan, sehingga
atau makanan dengan saudara atau
anak bisa membiasakan diri bersikap
adil dalam segala hal.
temannya.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan
sudah seharusnya menjadi dasar kehidupan
Kesimpul berbangsa dan bernegara bagi seluruh
masyarakat indonesia, nilai-nilai Pancasila
an merupakan cakupan dari nilai, norma, dan
moral yang harusnya diutamakan untuk para
anak anak untuk masa depan.
Kesimpul
a. Permainan yang baik untuk mendidik
b. Mengajarkan untuk berdoa sebelum dan
an sesudah melakukan
sesuatu
c. Mengajak anak memperingati hari besar
agama
d. Mengajak anak memperingati hari besar
nasional
e. Melakukan kunjungan ke tempat
bersejarah
Kesimpul
an Selain menanamkan Pancasila kepada anak,
orang tua harus mengajari juga anak untuk
terbuka kepada orang tua agar anak bisa
jujur kepada orang tua dan tidak
memendam masalahnya sendiri.
SEKIAN
TERIMA KASIH
Kelompok 6 :
Afra Munira ( 211301077 ) ( Psikologi )
Christela Eunike Sinaga ( 210503085 ) ( Akuntansi )
Higen P. Perangin Angin ( 211401108 ) ( Ilmu Komputer)
Meidayanti Sitanggang ( 211201035 ) ( Kehutanan )
Boby Syahrul H. Surbakti ( 211031221 ) ( Agroteknologi )
Dinda Kristin Rajagukguk ( 211000172 )( Kesehatan Masyarakat )
Nazifa Balilah ( 211402024 ) ( Teknologi Informasi )