Anda di halaman 1dari 38

PERKEMBANGAN ANAK KELOMPOK 6 :

DAN KAITANNYA Afra munira


DENGAN PANCASILA Christela Eunike Sinaga
Higen P. Perangin Angin
Meidayanti Sitanggang
Boby Syahrul H. Surbakti
Dinda Kristin Rajagukguk
Nazifa Balilah
KELAS 26
Pancasila merupakan nilai luhur yang
IW A Y A NG
PERIS T dirumuskan dan dicita-citakan oleh para pendiri
BU N G AN bangsa. Pancasila adalah ideologi bangsa dan
BER H U
N A K DA N negara serta menjadi dasar dibentuknya peraturan
NG A N A
DE N GA N perundangan di Indonesia.
N N Y A D E
KAIT A
AS ILA
PANC
Dalam mewujudkan pancasila sebagai falsafah bangsa,maka terbentuk nya NKRI yang kokoh dan
kuat menjadi syarat untuk membangun NKRI. Untuk itu diperlakukan pendidikan karakter agar
menumbuhkan kesadaran mengenai rasa kesatuan dan persatuan. Memperbaiki nilai-nilai yang telah
menyimpang dan mengembalikan nya ke nilai-nilai yang sesuai demi kesatuan Negara Indonesia. Dan
mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan melalui pendidikan karakter bagi para generasi
bangsa.
Pancasila merupakan eksplisitasi pribadi manusia sebagai totalitas yang mengandung berbagai
antinomi dalam dirinya antara individualitas dan sosialitas, materialitas dan spiritualitas, transendensi
dan immanensi, eksteriorisasi dan interiorisasi, yang tidak dilihat secara sektoral dalam salah satu aspek
kehidupannya,tetapi secara integral dengan mengikutsertakan dan memperhatikan segala segi yang
membentuk keutuhan pribadi manusia dan segala yang mempengaruhinya.
Dengan perkembangan jaman sekarang, peran media sangat mempengaruhi juga antara generasi muda
dan generasi tua diharapkan ada penyesuaian dengan kondisi jaman. Karena itu, menjadi tugas
bersama untuk saling memahami dan memanfaatkan media. Selain itu, harus ada integrasi antara media
sosial dengan media televisi atau media cetak. Konten-kontennya harus memuat ideologi Pancasila.
Dunia perfilman saat ini juga sudah mulai mengangkat kisah-kisah pahlawan, tokoh-tokoh besar, atau
orang yang inspiratif. Walaupun memakan waktu yang lama, hal ini bisa membuat generasi Indonesia
memiliki karakter yang kuat. Selain itu, hal ini juga dapat menggerakkan anak muda untuk mencari
tahu tentang kisah inspiratif dan menjadi tahu.
Hal yang memperkuat :
Salah satu faktor penting dalam
kesehatan masyarakat adalah
kesehatan dan kesejahteraan dari anak-
anak yang merupakan generasi
penerus bangsa Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 109

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan


Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 11 TAHUN 2011
Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235


serta Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2015 Tentang Rencana Aksi Nasional HAM tahun 2015-2019 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak RI No 01 Tahun 2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi
Perempuan dan Anak Korban Kererasan
Pendidikan anak usia dini memang sangat penting, mengingat tujuannya
yang telah dikemukakan di atas. Menanamkan nilai-nilai Pancasila juga
diajarkan di sekolah. Karena negara Indonesia adalah negara yang
berdasarka Pancasila, maka pendidikan harus bertujuan mempersiapkan
anak didik untuk dapat menerima Pancasila dan menjadikan Pancasila
sebagai dasar hidupnya. Untuk itu pendidikan di sekolah harus ditujukan
pada anak didik untuk meraih kesadaran berikut:
1. Kepercayaan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Sikap sopan santun dan berperikemanusiaan;
3. Rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air;
4. Menumbuhkan jiwa demokratis; dan
5. Rasa keadilan, kejujuran, kebenaran dan menolong orang lain
Dalam memberikan pendidikan tersebut harus tetap memperhatikan
kondisi anak. Apabila anak terlihat jenuh dengan apa yang sedang
diajarkan, maka perlu diganti dengan hal-hal yang membuat anak merasa
senang.

Namun, terkadang masih ada terjadi kekerasan teerhadap anak termasuk


anak yang masih di bawah umur. Baik itu kekerasan yang terjadi di bawah
pengasuhan orang tua maupun kekerasan yang terjadi di luar rumah. Hal
yang terjadi di bawah pengasuhan orang tua terkadang terjadi akibat orang
tua tersebut tidak menginginkan kehadiran anaknya atau mungkin saja
ekonomi yang sangat buruk membuat orang tua melakukan hal yang tidak
sewajarnya dilakukan terhadap anak.
Kasus JIS (Jakarta Kasus Emon di Jawa Barat
l ), yang melakukan pelecehan
Kasus-kasus kekerasan In te rn at io n a
murid yang menjadi
l S c h o o
seksual pada puluhan anak
pada anak korban pelecehan dan laki-laki di bawah umur,
e ra s a n s e ks u a l o le h yang notabene adalah
kek
guru dan petugas teman bermainnya
Kasus PNF, gadis cilik malang di cleaning service
Jakarta yang berakhir tragis
ditemukan tidak bernyawa di
dalam kardus. Dari penyelidikan Kasus pemerkosaan pada gadis SMP 14 tahun berinisial
pihak kepolisian menunjukkan YY yang sedang pulang sekolah dan dihadang 14 pemuda
adanya indikasi kekerasan seksual yang sedang mabuk karena minuman keras. Dan
(pemerkosaan) dilakukan oleh tragisnya lagi YY diperkosa dengan cara yang keji dan
pelaku yang tidak lain adalah bahkan tidak manusiawi oleh ke-14 pemuda yang 7
tetangga dari PNF diantaranya masih anak-anak. Bakkan satu diantaranya
adalah kakak kelas YY di SMP.
Kasus-kasus kekerasan
pada anak

e ri s in ia l S T a sal Jawa Pos pada Rabu (11/05/2016)memberitakan


G a d is b
deretan kasus kekerasan seksual yang menimpa gadis
Manado yang diduga
d ip e rk o sa o le h 19 sebut saja Bunga(nama samaran), 17 tahun asal
telah
or a n g y a n g s a lah s atu Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan yang
diantaranya adalah diperkosa secara bergilir oleh 5 orang pemuda di
p e n e g a k h uk u m . sebuah kebun yang mengakibatkan Bunga berbadan
oknum
dua.
Serangkaian peristiwa memilukan tersebut menunjukkan hilangnya
rasa kemanusiaan dalam diri pelaku. Kekerasan seksual pada anak
baik perempuan maupun laki-laki tentu tidak boleh dibiarkan.
Kekerasan seksual pada anak adalah pelanggaran moral dan hukum,
serta melukai secara fisik dan psikologis.Hal ini sangat bertentangan
dengan nilai Pancasila khususnya sila ke2,Kemanusiaan yang adil dan
beradab. Sila Kemanusiaan mempunyai pengertian bahwa komunikasi
antar manusia di semua tingkat yang manusiawi serta hubungan antar
manusia senantiasa adil. Dalam arti ini, kebaikan apa pun apabila
tidak adil itu tidak baik, dan perbuatan yang tidak adil tidak pernah
benar. Demikian pula makna beradab mengandaikan tuntutan paling
dasar Pancasila agar manusia membawa diri selalu secara beradab.
Sebaliknya, kelakuan yang tidak beradab tidak pernah bisa benar.
Maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia telah menjadi sorotan banyak
pihak, bahkan media massa menyebutkan bahwa tahun 2013 merupakan tahun darurat
pelecehan seksual anak Indonesia karena tingginya angka kasus terjadinya pelecehan seksual
pada anak.Menurut Consultation On Child Abuse Prevention (WHO,1990), terdapat lima
jenis perlakuan Kekerasan Terhadap Anak antara lain kekerasan fisik, kekerasan seksual pada
anak meningkat setiap tahunnya. Data Penelitian di USA menunjukkan bahwa pada kasus
pemerkosaan anak, dilaporkan karena pelaku 73% melakukan dengan kekerasan pada anak,
65% telah terpapar pornografi pada usia dibawah 10 tahun, dan melakukan masturbasi
sebanyak 60% dibawah usia 11 tahun, serta melakukan aktifitas eksual dengan binatang
sebanyak 38%.Menurut Komnas Perlindungan Anak, pada semester pertama tahun 2013,
terdapat 294 kasus (28%)kekerasan fisik, 203 kasus (20%) kekerasan psikis, dan 535 kasus
(52%) adalah kekerasan seksual. Itu berarti setiap bulan terdapat 90-100 anak mengalami
kekerasan seksual. Dimana bentuk kekerasan seksual berupa sodomi(52 kasus),
pemerkosaan(280 kasus) dan pencabulann (182 kasus) serta incest (21 kasus).
Dalam kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi diatas, anak-
anak laki-laki cenderung melakukan tindakan tersebut secara berkelompok
dan tidak sendirian. Walaupun dari sisi korban adalah pihak perempuan yang
hanya seorang diri (mengakibatkan penulis dan mungkin pembaca menangis
dengan nasib anak perempuan kita). Mengapa hal ini sering kali terjadi ?.
Dalam tahapan masa puber(tahap perkembangan manusia dari anak-anak
menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan fisik dan
kematangan seksual) pada anak laki-laki secara psikologis cenderung untuk
timbul perhatian pada diri sendiri, pada lawan jenis, ingin diakui
kedewasaannya serta tidak ingin bergantung pada orang tua. Pada ciri
psikologis yang ketiga dan keempat tersebut tidak ditemukan pada anak
perempuan yang mengalami masa puber.
A S I L A
I PA N C
NI L A O L U S I
A G A I S
SEB E K T IF
E F H
N C E G A
M E P A D A
R A S A N
KE K E
AN A K
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam
mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak
adalah dengan meningkatkan perilaku
(pengetahuan,sikap dan tindakan) anak-anak
tentang kesehatan reproduksi, sehingga mereka
mampu untuk menolak terhadap kejadian
kekerasan seksual yang Pendidikan kesehatan reproduksi pada anak-anak
dialaminya. sekolah sangat efektif untuk memberikan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
sehingga manfaat diberikannya pendidikan
tersebut bisa tercapai. Usia anak didik yang biasa
masuk bangku sekolah dasar baik negeri atau
swasta yaitu 7-13 tahun.
Perlu adanya peran sekolah dalam meningkatkan pengetahuan siswa sekolah dasar tentang
perilaku sederhana dalam menjaga organ reproduksi,yang meliputi: menjaga kebersihan
alat vital dengan membersihkan dengan air setelah buang air, mengganti celana dalam
minimal dua kali sehari, serta menggunakan toilet pada saat buang air. Tingginya kasus
kekerasan seksual pada anak (child abuse) yang dilakukan oleh orang-orang terdekat anak
termasuk keluarga menunjukkan pentingnya pemahaman akan pendidikan seks pada usia
dini. Berkenaan dengan domain hubungan yang menghambat pengungkapan seringkali
dikaitkan dengan jurang pemisah. Selama ini membicarakan dan mendiskusikan masalah
seksualitas sangat sulit dilakukan karena menganggap sesuatu yang rahasia, ditambah lagi
stuktur sosial yang tidak mendukung27. Masalah pendidikan seks di kalangan masyarakat
awam dianggap hal yang tabu dan belum waktunya diberikan pada anak-anak.Sehingga
orang tua menyerahkan masalah pendidikan termasuk pendidikan seks pada sekolah.
Keluarga juga mengambil peran penting dengan
melakukan upaya preventif dalam lingkup
kehidupan keluarga. Fungsi keluarga saat ini
menjadi tonggak yang sangat penting dalam
menyiapkan anak-anak yang bisa bertanggung
jawab dengan dirinya dan orang lain disekitarnya.
Jadikan orang tua Komunikasi yang efektif Kenali Teman
antara orang tua dengan Bergaul anak
sebagai figur utama anak
1 2 3

Antisipasi Kenali Perubahan Ciptakan Privasi


Penggunaan Gadget Pada anak Secukupnya di Rumah
4 5 6
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyebab seseorang memiliki
1. Jadikan orang perilaku anti sosial dan cenderung kriminal adalah pola asuh orang tua yang
tua sebagai figur keras. Akibatnya pola mendidik anak sangat keras, terutama ayah yang sangat
utama temperamental dan kerap melakukan keserasan fisik dan psikologis pada
anaknya.Hubungan buruk dengan orang tua merupakan hal serius karena
mengurangi perasaan aman anak. Akibatnya anak akan kehilangan
kenyamanan dalam keluarga.
Sehingga dia akan mencari kenyamanan di luar rumah.Hal ini yang menimbulkan kerawanan dari anak-
anak dan remaja mengalami kekerasan (seksual) di luar rumah.Keluarga sebagai institusi terkecil dari
masyarakat memberikan sumbangan besar bagi perubahan sosial yang menghasilkan banyak perubahan
penting dalam kehidupan sosial.
Kurangnya pengawasan orang tua, penolakan orang tua, dan hubungan orang tua-anak
yang jelek adalah penyebab utama anak-anak akan cenderung berbuat onar ataupun tindak
kejahatan. Dengan demikian sudah selayaknya anak memiliki figur panutan di rumah dari
ayah dan ibunya. Sehingga dia dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang
tangguh dan bertanggung jawab pada dirinya dan juga orang lain.
2. Komunikasi Elly Risman, pakar parenting dalam acara di Kick Andi di salah satu TV
yang efektif swasta nasional mengungkapkan bahwa kegagalan sebagai orang tua adalah
antara orang tua ketika dia tidak menjadi teman curhat bagi anaknya. Pernyataan ini sangat
dengan anak
tepat ketika orang tua diharapkan menjadi teman, sahabat maupun tempat
bercerita anaknya ketika dia menghadapai sebuah masalah. Hal ini penting
dalam rangka untuk memberikan alternatif solusi yang tepat untuk anak-
anak kita.
Terkadang dengan mencari informasi sendiri atau mencari solusi dari temannya belum tentu tepat
bahkan cenderung menyesatkan anak. Maka dari itu dari usia anak laki-laki yang memasuki masa
pubertas dan masuk pada masa remaja maka mereka akan mengenal sisi lain dari dunia luar yang sangat
berbeda dan bervariasi dibanding dengan kehidupan dalam keluarga di rumah.
Anak harus dibiasakan berkomunikasi dengan orang tua mengenai kegiatan dan pergaulannya
di luar rumah, minimal dengan menjalin komunikasi antara orang tua dan anak pada saat
makan malam bersama keluarga di rumah.
Dari kajian yang dilakukan oleh penulis di atas disebutkan bahwa 3. Kenali Teman
anak laki-laki dimasa awal remaja akan cenderung merasa nyaman Bergaul anak
ketika berapa di kelompok sebayanya. Hal ini mereka lakukan
sebagai bentuk ingin diakui eksistensinya sebagai orang dewasa dan
pembuktian bahwa mereka sudah tidak bergantung pada orang
tua.Kondisi ini sejalan dengan ciri psikologis anak-anak laki-laki
yang sangat berbeda dengan anak perempuan pada saat memasuki
masa pubertas.
Dengan demikian orang tua perlu untuk memastikan siapa teman-
teman bergaul anak-anaknya. Pastikan bahwa mereka bergaul dengan
teman sebaya yang berperilaku baik dan tidak menyimpang atau
cenderung melakukan perbuatan melanggar hukum. Serta yang tidak
kalah penting adalah dengan mengenali orang tua dari teman anak
anak kita.
Biasakan anak kita untuk melakukan komunikasi dan bersosialisasi secara intensif
dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain. Apalagi mereka sudah beranjak
dewasa, baik anak laki-laki maupun perempuan jangan biasakan untuk memiliki PC
(personal computer) atau laptop di dalam kamar. Apabila komputer atau laptop dan
handphone biasa dibuka di dalam kamar apalagi terkunci, mengakibatkan orang tua
tidak bisa mengontrol penggunaannya. Sangat dikhawatirkan anak-anak tanpa
pengawasan dalam memanfaatkan gadget atau telepon pintar akan terpapar content
berbahaya yang berbau pornografi atau mengajarkan kekerasan.

6. Ciptakan
Privasi
Secukupnya di
Rumah
Sering kali orang tua memberikan fasilitas gadget pada anak mereka tetapi orang tua sendiri
tidak memahami bagaimana cara menggunakannya. Sehingga anak-anak cenderung“lebih
canggih” dari orang tuanya. Hal ini sangat memungkinkan anak-anak akan terpapar informasi
dan gambar yang tidak sesuai dengan kebutuhan di usia mereka, seperti content kekerasan dan
pornografi yang sangat mudah didapat oleh anak-anak. Dengan seringnya menerima kontent
kekerasan dan pornografi maka akan mengakibatkan hormon dopamin di otak yang bersifat
adiksi sehingga anak akan cenderung penasaran dan meniru perilaku kekerasan dan pornografi
sebanyak- banyaknya. Padahal konten kekerasan yang ada di gadget dibungkus dalam bentuk
permainan/game, film animasi maupun vidio yang sangat mudah diunggah dari youtube.
Akibatnya anak akan mudah menjadi korban ataupun pelaku dari pelecehan dan kekerasan
seksual dari orang lain.

4. Antisipasi
Penggunaan
Gadget
Pada kebanyakan orang tua di masyarakat kita memberikan perhatian lebih pada
5. Kenali anak-anak semasa mereka masih usia pra sekolah dan sekolah dasar. Begitu anak
Perubahan Pada sudah memasuki usia remaja (tingkat SLTP) dan seterusnya, orang tua cenderung
anak acuh tak acuh pada anaknya karena dianggap mereka sudah besar (baca:dewasa).
Padahal usia remaja merupakan usia kritis dimana mereka berada pada masa-masa
mencari jati diri, sangat labil dan mudah terbawa arus tanpa berfikir jauh akan
dampaknya dikemudian hari. Dari sinilah sebenarnya orang tua harus selalu
menjadi pendamping anak-anaknya. Dengan menjadi teman dekat dan
pendamping anak-anak kita yang beranjak remaja maka kita akan memahami
perubahan apa yang terjadi baik secara fisik, psikologis maupun sosialnya.
Apabila ada perubahan yang sekiranya tidak biasa misalkan anak cenderung
murung dan menyendiri, anak sering pulang larut malam,maka orang tua sebisa
mungkin mengajak anak mereka untuk berbicara untuk mengetahui penyebab dan
apa solusi terbaiknya. Bisa jadi anak-anak kita akan murung, tidak betah di rumah
ketika menyembunyikan sesuatu yang mungkin akan bertentangan secara nilai
dengan kehidupan yang biasanya.
Menanamkan Nilai
Pancasila Pada Anak
Sejak Dini
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem
Anwar Makarim mengungkapkan bahwa, pendidikan karakter
perlu dipelajari mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga
pendidikan tinggi, khususnya pada penerapan nilai-nilai
Pancasila di kehidupan anak.
Staf Khusus BPIP Romo Benny Susetyo juga mengatakan, saat ini penting bagi anak muda
untuk menjadi penatar penyebaran berkehidupan Pancasila, karena banyak generasi muda
membuat hal-hal yang kreatif, tidak hanya untuk kehidupan sehari-hari tetapi juga untuk
nilai-nilai Pancasila. “Anak muda itu sebagai penatar ke publik. Agar Pancasila di kalangan
milenial bisa menjadi sebuah prestasi bagi mereka dan juga Bangsa,”jelasnya. Pancasila
memiliki enam karakteristik utama, yakni bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, serta
berkebhinnekaan global. Tentu penting untuk anak yang akan menghadapi kehidupan sosial
hingga ia besar kelak
Pada dasarnya anak sangat membutuhkan bimbingan dari orang lain, terutama orangtua untuk
menanamkan nilai-nilai Pancasila. Hal tersebut bisa dilakukan dengan permainan, lagu,
rekreasi serta cara-cara lain yang menyenangkan bagi anak.
Implementasi Dalam Kehidupan
Selain itu, anak usia dini juga perlu untuk diberikan pendidikan di sekolah, agar
penanaman nilai Pancasila tertanam lebih mendalam dalam jiwanya.
Mendarahdaging dan menjadi karakter dirinya sebagai generasi di masa depan.
Mengajarkan nilai Pancasila sejak dini, menjadi sebuah keharusan, di saat berbagai
informasi mulai marak bertebaran di dunia maya. Nilai Pancasila ini berfungsi
sebagai benteng, agar kita atau anak atau keluarga kita, tidak mudah lupa dengan
budaya negeri ini.
Memang boleh saja kita belajar paham atau ideologi dari luar, tapi sebatas untuk
tahu saja, karena kita lahir dan besar di Indonesia. Karena Indonesia sudah
mempunyai ideologi bangsa, yang terbukti mampu menyatukan seluruh elemen
masyarakat, yaitu Pancasila.
Lima sila dalam Pancasila, mengajarkan kita untuk tetap bersyukur dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, memanusiakan manusia, menjaga
persatuan dan kesatuan. Serta mengajarkan untuk mengedepankan musyawarah
untuk mendapatkan solusi, hingga mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Warga Indonesia harus mengamalkan sila-sila dalam Pancasila dalam kehidupan


sehari-hari agar bangsa dan negara Indonesia berdiri kokoh. Ajarkan kebudayaan
dan agama yang benar sejak usia dini. Misalnya dengan bernyanyi dan bermain
dengan permainan asli Indonesia yang semuanya mengusung nilai-nilai gotong-
royong dan rasa kekeluargaan.
Tips Menanamkan Nilai
Pancasila
Orangtua bertanggung jawab dalam memberikan edukasi
mengenai Pancasila kepada anak-anaknya. Berikut dapat
disimak beberapa tindakan yang dapat dilakukan orangtua
dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila.
Orang tua perlu mengajarkan kerohanian,
tidak hanya melalui teori semata, tetapi
melalui praktek langsung dengan anaknya.
Sila Pertama Misalnya, dari semenjak lahir sang anak
dikumandangkan adzan di samping
telinganya, dengan tujuan agar anaknya
mendengar nama tuhannya terlebih dahulu.

Untuk menanamkan nilai ini, sedari kecil


orang tua bisa mengajak anak-anak untuk Cara sederhana mengenalkan sosok Esa
beribadah bersama.Selain itu, lewat doa kepada anak bisa ditampilkan lewat kisah-
Anda bisa mengajarkan kepada anak bahwa
kita harus bersyukur setiap saat, seperti kisah nabi di kitab suci, yang menceritakan
membiasakan berdoa sebelum makan dan kebaikan-kebaikan Tuhan.
tidur.
Berkumpul bersama sanak saudara, teman
atau tetangga bisa menjadi cara untuk
Sila Pertama menumbuhkan nilai sila kedua kepada anak.
Lewat interaksi tersebut anak akan
memahami seperti apa perasaan empati dan
simpati.

Saat anak sudah bisa membaca, tindakan


yang dilakukan orangtua adalah Orang tua bisa mencontohkan seperti apa
mengajarkan tata cara membaca kitab suci
dan beribadah yang baik dan benar. Setelah cara menghibur teman yang sedang
anak beranjak memasuki usia remaja, tugas menangis, menolong saudara yang sedang
orang tua yaitu memantau, membina, dan
membimbing agar anak tidak bertindak kesusahan, dan masih banyak hal lainnya
melewati batas wajarnya.
Orang tua diharapkan membiasakan
anaknya tolong-menolong, menjunjung
tinggi derajat persamaan tanpa membeda-
Sila Kedua bedakan hak dan kewajiban anak, gemar
melakukan kegiatan kemanusiaan, berani
membela kebenaran dan keadilan

Berkumpul bersama sanak saudara, Dari sikap ini maka akan membentuk anak
teman atau tetangga bisa menjadi cara
untuk menumbuhkan nilai sila kedua menjadi pribadi yang mempunyai sikap
kepada anak. Lewat interaksi tersebut sosial yang tinggi dan anak tidak akan
anak akan memahami seperti apa menjadi pribadi yang egois. Penuh
perasaan empati dan simpati. toleransi, hidup selaras dan seimbang.
Orang tua mempunyai peranan untuk
menyatukan tiap perbedaan pendapat yang
Sila Ketiga terjadi antara hubungan anak dan
orangtua. Orang tua harus menempatkan
kesatuan dan persatuan di atas segala
kepentingan pribadinya sendiri
Agar anak mengerti bagaimana Orang tua juga harus mencontohkan
bertoleransi dan tak membeda-bedakan sikap toleransi antarumat demi
teman, kenalkan anak dengan teman- persatuan dan kesatuan dengan cara
teman dari beragam suku dan daerah. menjaga pergaulan dan hubungan
Ajarkan juga kebersamaan, seperti yang baik dengan para tetangganya
makan bersama dan saling berbagi walaupun beda suku, agama, ras,
dengan teman-temannya. dan budaya
Orang tua mengajarkan untuk menjunjung
tinggi sikap demokrasi. Orangtua mengajak
anaknya bermusyawarah untuk mencapai
Sila Keempat mufakat dengan penuh rasa kekeluargaan.
Mengedepankan diskusi dan
bermusyawarah dalam keluarga.

Cara sederhana untuk menanamkan nilai


sila keempat ini adalah dengan
menanyakan pendapat anak akan setiap hal Orang tua juga bisa memberikan
yang anda lakukan bersama. Misalnya kebebasan kepada anak, untuk
saja, tanyakan kepada anak menu makan memilih apa yang ingin dia pakai
malam nanti dan mendiskusikannya atau mainan yang ingin ia mainkan
bersama untuk menentukan pilihan.
Orang tua harus berlaku adil terhadap anak-
anaknya. Orangtua tidak boleh membeda-
Sila Kelima bedakan anaknya, anak harus diberikan
perhatian sesuai dengan usia dan
perkembangannya.

Cara mudah lain bagi orang tua untuk Tak hanya itu saja, ajarkan juga
mengajarkan nilai keadilan ini kepada pada anak untuk bersikap adil
anak. Contoh sederhananya dengan kepada saudara dan teman-temannya
mengajarinya untuk selalu berbagi mainan
tanpa membeda-bedakan, sehingga
atau makanan dengan saudara atau
anak bisa membiasakan diri bersikap
adil dalam segala hal.
temannya.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan
sudah seharusnya menjadi dasar kehidupan
Kesimpul berbangsa dan bernegara bagi seluruh
masyarakat indonesia, nilai-nilai Pancasila
an merupakan cakupan dari nilai, norma, dan
moral yang harusnya diutamakan untuk para
anak anak untuk masa depan.

Dengan Menanamkan nilai-nilai Pancasila pada


anak usia dini bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Namun, cara tersebut harus menarik dan
menyenangkan bagi siswa. Cara tersebut yaitu:
Cara tersebut yaitu:

Kesimpul
a. Permainan yang baik untuk mendidik
b. Mengajarkan untuk berdoa sebelum dan

an sesudah melakukan
sesuatu
c. Mengajak anak memperingati hari besar
agama
d. Mengajak anak memperingati hari besar
nasional
e. Melakukan kunjungan ke tempat
bersejarah
Kesimpul
an Selain menanamkan Pancasila kepada anak,
orang tua harus mengajari juga anak untuk
terbuka kepada orang tua agar anak bisa
jujur kepada orang tua dan tidak
memendam masalahnya sendiri.
SEKIAN
TERIMA KASIH
Kelompok 6 :
Afra Munira ( 211301077 ) ( Psikologi )
Christela Eunike Sinaga ( 210503085 ) ( Akuntansi )
Higen P. Perangin Angin ( 211401108 ) ( Ilmu Komputer)
Meidayanti Sitanggang ( 211201035 ) ( Kehutanan )
Boby Syahrul H. Surbakti ( 211031221 ) ( Agroteknologi )
Dinda Kristin Rajagukguk ( 211000172 )( Kesehatan Masyarakat )
Nazifa Balilah ( 211402024 ) ( Teknologi Informasi )

Anda mungkin juga menyukai