SOPPENG
OLEH
RAHMADANI
183145105095
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
T.A 2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
untuk mengembangkan kecakapan sikap dan perilaku dalam diri sndiri dan
bermasyarakat.
keluarga.
tanggung jawab keluarga dan orang tua. Undang- Undang Dasar 1945
dan kreatif. Selain itu selama masa transisi ini remaja juga
Pada periode ini terdapat resiko tinggi terjadinya kenakalan dan kekerasan
pada remaja baik sebagai korban maupun sebagai pelaku dari tindakan
Lima Negara dengan kasus bullying pada posisi pertama ditempati oleh
77,5% mengaku ada kekerasan dan 22,5% mengaku tidak ada kekerasan;
tempat anak belajar dan diajarkan mengenai hal-hal baik. Terdapat kasus
Perlakuan ini merupakan isu global yang telah lama dicari jalan
ekonomi yang rendah. Dibeberapa negara, kasus bullying ini lebih sering
terkenal dengan kasus bullying yang kerap kali terjadi. Tidak hanya pada
jenjang sekolah, kasus bullying dinegara ini juga kerap terjadi dilingkungan
ini adalah karena standar hidup yang cukup tinggi di negara ini, termasuk
standar fisik atau kecantikan. Selain Korea Inggris juga merupakan negara
minggu. Hal ini semakin meningkat selama 5 tahun terakhir, dan sebagian
besar kasus ini terjadi dikawasan institusi pendidikan. Selain itu di asia
Jepang merupakan salah satu negara yang juga terkenal akan kasus
bullying yang kerap terjadi. Kasus bullying yang terjadi dinegara ini cukup
melakukan tindak bunuh diri karena tidak kuat dengan tekanan fisik dan
terjadinya kasus bullying. Selain itu Rusia juga dikenal sebagai negara
baik secara fisik mauoun psikis. Perundungan melalui internet juga sering
kalimntan utara, NTT, NTB, dan sumatra selatan. Rerno memerinci jenis
(10 kasus). Adapun korban mayoritas adalah anak, hanya 1 kasus korbanya
adalah guru yang mengalami pengroyokan yang dilakukan oleh orang tua
siswa, ujar Rerno. Menurut dia, kasus yang mengenaskan terjadi pada
(Sutresno wahyudi)
sesama pelajar didalam kelas. Orang tua korban melaporkan kejadian ini ke
polisi. Aksi perundungan ini direkam oleh para pelaku. Korban yang
perlindungan khusus anak tahun 2021 sebanyak 2.982 kasus. Dari jumlah
tersebut, paling banyak atau 1.138 kasus anak yang dilaporkan sebagai
korban kekerasan fisik dan atau psikis. 27 Januari 2022. Sementara itu,
Adanya kasus anak menjadi korban kekerasan fisik dan atau psikis
tinggal yang tidak ramah anak, ungkapnya. Selain itu, KPAI menyoroti
adanya kasus perlindungan di media sosial yang sering terjadi. Anak juga
menyakiti orang lain baik sacara fisik maupun psikis. Pelaku akan
menggunakan berbagai cara agar tujuannya itu tercapai. Oleh karena itu
9
anak atau orang dewasa dan korbanya pun bisa laki-laki atau
berulang oleh satu siswa atau lebih yang bersifat menyerang karena
yang kuat tidak hanya berarti kuat dalam segi fisik tetapi juga kuat
secara mental.
bersifat menyerang yan dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau
sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain,
interpersonal yaitu hubungannya dengan orang lain yaitu bagi mereka yang
faktor tersebut bisa saja berasal dari kondisi psikologis anak yang
terganggu, pola asuh orang tua yang salah, ataupun lingkungan tempat ia
perilaku bullying yang di lakukan oleh anak karena anak merasa kurang
Pola asuh orang tua kepada anak dan remaja adalah salah satu
dengan orang lain. Berbeda dengan anak yang dididik oleh keluarganya
dengan perlakuan baik dan penuh kasih saying, ia akan bersikap adil
merupakan pendidikan yang utama bagi anak, dan pola asuh orang tua
Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai dan
ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar
asuh orang juga menjadi gambaran, tata cara atau perbuatan yang
dilakukan oleh orang tua dalam menjaga, mendidik serta merawat anaknya.
Di samping lingkungan sosial yang dimiliki oleh seorang anak, pola asuh
orang tua akan turut menentukan terbentuknya sikap dan watak anak dalam
menjalani hidupnya. Pola asuh orang tua dapat menjadi interaksi sosial
awal yang berguna untuk mengenalkan anak pada peraturan, norma dan
tata nilai yang berlaku pada masyarakat di sekitar anak. Sehingga apabila
orang lain bahkan jika anak terlalu dibebaskan akan membuat anak
peran dan posisi yang penting dan pusat bagi tumbuh kembang anaknya.
Peran ibu dalam keluarga sangat penting bahkan dapat dikatakan bahwa
Bisa dikatakan jika seorang ibu yang baik akan baik pula keluarganya, apa
tua dengan konsep diri remaja. Pola asuh orang tua demokratis
diri remaja usia 12-15 tahun. Selain itu penelitian ini menyimpulkan
bahwa semakin tinggi pola asuh demokratis maka semakin tinggi pula
maka semakin rendah pula konsep diri remaja. Penelitian lain tentang
pola asuh orang tua dengan dengan perilaku remaja dilakukan oleh
Kharie (2020) yang menyatakan bahwa pola asuh orang tua otoriter
perilaku merokok pada remaja laki-laki usia 15-17 tahun. Lebih lanjut
oleh ibu yang selalu menekan akan membuat anak tertekan dan mudah
B. Rumusan Masalah
membuat remaja merasa tertindas dan mengalami rasa sakit serta stress.
Selain itu, para korban bullying juga mengalami kelemahan fisik, memiliki
harga diri rendah, menarik diri, pasif dalam kegiatan sosial, merasa malu,
masalah yang dipaparkan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah apakah ada hubungan pola asuh ibu dengan bullying remaja
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
MTSN Soppeng
D. Manfaat Penelitian
berikut:
1. Manfaat Teoritis
komunitas.
2. Manfaat Praktis
c. Bagi Siswa
bullying.
E. Bidang Ilmu
Keperawatan anak
berpusat pada keluarga dan upaya pencegahan trauma pada anak ( Henni
zuzana Mediyani ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Bullying
16
17
yang jauh lebih kecil atau lemah darinya. Hal ini bisa menjadi
a. Bentuk-bentuk bullying
anak perempuan.
a) Faktor keluarga
1. Pola asuh
2. Keharmonisan keluarga
3. Jumlah saudara
b) Faktor individu
c) Faktor lingkungan
1. Sekolah
et al, 2019).
2018).
Coloroso 2019).
2017).
2. Pola Asuh
menerapkan pola asuh yang terbaik bagi anaknya dan orang tua akan
awal, yaitu pada masa ia masih kanak-kanak. Oleh karena itu, pola
yang diterapkan orang tua buruk dalam keluarga, maka yang akan
adalah sistem, cara, atau pola yang digunakan atau diterapkan oleh
berkeluarga.
Faktor bawaan : sifat yang dibawa anak sejak lahir faktor bawaan
lingkungan. Setiap anak unik, artinya bahwa tidak ada satu anak pun
yang persis sama. Sifat ysng dibawa anak sejak lahir antara lain :
lain-lain.
3. Faktor lingkungan
a. Kesadaran
dalam membimbingnya.
b. Bijaksana
b. Orang tua yang tidak menyetujui, yaitu orang tua yang memberi
c. Orang tua yang Laissez-Faire, yaitu orang tua yang bebas menerima
d. Orang tua pelatih emosi, yaitu orang tua yang sabar menghadapi anak
yang sedih, takut dan marah, peka terhadap emosional anak dan tidak
aturan atau standar perilaku yang dituntut untuk diikuti dan tidak
27
2019).
orang tua memiliki sedikit kontrol bahkan tidak sama sekali atas
tindakan anak- anaknya (Wong et al, 2019). Orang tua pada pola
permisif pada anak remaja dilatar belakangi orang tua yang tidak
ingin melihat anak remajanya mengalami kesulitan seperti
mengasuh anak dari pola asuh otoriter dan permisif. Orang tua
oleh orang tua sebagai bukan urusan mereka atau orang tua
diri yang buruk, tidak memiliki kemandirian diri yang baik, dan
karena itu, mereka tidak biasa untuk diatur sehingga apa yang
tidak diterapkan secara utuh, dalam arti orang tua tidak menerapkan
salah satu pola asuh tersebut secara terus menerus, tetapi ketiga
Pola asuh seperti ini disebut pola asuh situasional (Sarwono, 2019).
2020)
a) Pendidikan ibu
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjadi lebih siap dalam
b) Lingkungan
c) Budaya
kepada anaknya.
2. Ibu
(Santoso, 2021).
diterapkan dalam keluarga (Jajha, 2019). Pola asuh ibu menurut Abdullah
(2019) merupakan sikap dan perilaku seorang ibu yang di terapkan saat
dicontoh.
tentukan oleh peran ibu. Bisa dikatakan jika seorang ibu yang baik
akan baik pula keluarganya, apa bila ibu itukurang baik akan hancur
peran dan posisi yang penting dan pusat bagi tumbuh kembang
menjaga kebersihan vulva saat menstruasi, apa saja yang tidak boleh
4. Remaja
a. Klasifikasi Remaja
individu unik dan tidak tergantung pada orang tua. Faktor dari
tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik
dicapai.
sebaya dan orang dewasa juga menjadi ciri dari tahap ini.
sebagai berikut :
Perry, 2019)
persiapan pernikahan.
B. Tinjauan Empiris
terdirimdari uji silang antara pola asuh otoriter dan demokratis serta
uji silang antara pola asuh permisif dan demokratis diperoleh hasil
disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antar pola asuh orang tua
terdapat keeratan hubungan yang sedang antar pola asuh orang tua
dengan konsep diri pada remaja usia 12-15 tahun di SMP 1 Sedayu
bahwa semakin tinggi pola asuh demokratis maka semakin tinggi pula
hasil penelitianada hubungan yang erat dan signifikan antara pola asuh
Rhit 0,046 < Rtab 0,286, 3) tidak terdapat hubungan yang signifikan
4. Hasil penelitian Fauzi (2017) dengan judul “Hubungan pola asuh orang
tidak ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku bullying pada
p (value) =
0,270 (>0,05). Hasil penelitian ini yaitu tidak ada hubungan pola asuh
hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok dengan
penerapan pola asuh otoriter oleh orang tua yang selalu menekan akan
membuat anak tertekan dan mudah marah, sehingga kemarahannya
C. Kerangka Konsep
MTSN Soppeng . Terdapat berbagai masalah terkait dengan pola asuh ibu
D. Variabel Penelitian
peneliian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, subjek
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat dimana variabel bebas adalah pola asuh ibu dan variabel terikat
a. Variabel bebas
2018). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola asuh ibu.
b. Variabel Terikat
pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Peneliian
oleh peneliti dengan tujuan mencapai sesuatu yang telah ditetapkan. Dengan
di Jl. Mario Indah Takalala Kecamatan Mario Riwawo Penelitian ini akan
1. Jenis Data
Adapun data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data data
sekolah.
2. Sumber Data
terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh melalui persepsi jawaban
Soppeng.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kantor siswa di MTSN
berikut:
terhadap arsip atau data tertulis yang dibuat secara berkala. Yang
untuk dijawabnya.
45
1. Populasi
2. Sampel
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
Keterangan :
N = Besar populasi
d = Tingkat kepercayaan atau ketetapan yang diinginkan (Nursalam,
2018)
1. Instrumen Penelitian
variabel independent (pola asuh orang ibu) yaitu kuesioner. Untuk status
2. Pengolahan Data
berikut :
mengisinya.
adalah kuesioner yang berupa pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus
1. Analisis Deskriptif
hubungan pola asuh ibu dengan bullying di MTSN Soppeng adalah sebagai
berikut:
a. Skala likert
Skala likert adalah setiap indikator/sub variabel yang dinilai oleh responden,
b. Dihitung total skor setiap variabel/sub variabel = jumlah skor dari seluruh
dalam setiap variabel penilaian dapat dilihat dari perbandingan antara skor
aktual dan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh
Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan prediksi nilai tertinggi pada
sebagai berikut:
49
Skor aktual: Jawaban seluruh responden atas jumlah pertanyaan yang diajukan
Skor ideal : Bobot tertinggi dikalikan jumlah sampel yakni 5 x 32= 160.
Skor aktual : Skor aktual dibagi skor ideal dikalikan dengan 100%
π
skor% x 100%
N
2. Analisis Statistik
n (∑ xy)−(∑ x )(∑ y)
r=
√n( ∑ x2 ).¿ ¿ ¿
Dimana:
r = koefisien korelasi
b. Koefisien determinasi
Kd = r2 x 100%
Dimana :
kd = Koefisien determinasi
r2 = Koefisien korelasi
c. Uji-t
db = n-k
Dimana:
n = total sampel
t-hitung = r
√ n−2
1−r
2
kesimpulan, yakni apa bila t-hitung ¿ t-tabel, maka H0 ditolak dan menerima
DI MTSN SOPPENG
judul di atas, saya memohon bantuan dan kesediaan saudara/i untuk mengisi
pertanyaan ini. Dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang tersedia
sesuai dengan jawaban yang saudara/i pilih dengan keadaan yang sebenarnya.
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda tepat
A. DATA UMUM
b. < 20 tahun
c. 20 – 35 tahun
d. > 35 tahun
b. Menengah (SMA/MA/SMK)
c. Tinggi (D3/S1/S2)
a. Petani
b. Swasta
c. Wiraswasta
d. PNS
e. Tidak bekerja
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Umur Remaja
a. 12 Tahun
b. 13 Tahun
b. 14 Tahun
c. 15 Tahun
3. Status Remaja
a. Kandung
b. Angkat
c. Anak tiri
B. DATA KHUSUS
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda tepat
C. DATA UMUM
a. Laki-lakia
b. Perempuan
1. Umur Remaja
a. 12 Tahun
b. 13 Tahun
c. 14 Tahun
d. 15 Tahun
2. Status Remaja
a. Kandung
b. Angkat
c. Anak tiri
D. DATA KHUSUS
1. Pernyataan Bullying
Tanda (√) pada jawaban yang menurut anda tepat.
No Pernyataan 5 4 3 2 1
1. Apakah anda sering memukul teman
kalau tidak nurut omongan anda
2. Apakah anda suka mempermalukan
teman di depan umum saat bermain
3. Apakah anda menjahilin teman dengan
cara merobek bajunya
4. Apakah anda sering menendang dan
memalak teman anda yang lemah
5. Apakah anda suka memanggil teman
anda dengan julukan (bukan nama asli)
6. Apakah anda suka menyoraki teman
yang pendiam
7. Apakah anda sering memaki-maki teman
apabila menjaili anda
8. Apakah anda sering mengucilkan teman
yang tidak mau di ajak kerja sama
59