Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa Remaja adalah masa transisi antara masa anak – anak ke masa

dewasa. Menurut WHO, remaja termasuk penduduk rentang umur 10

hingga 19 tahun (WHO, 2015). Remaja merupakan salah satu tahap dalam

kehidupan manusia. Pada masa ini dia beralih dari masa yang penuh dengan

ketergantungan kepada orang lain, dimana dia harus melepaskan diri dari

ketergantungan itu dan ikut memikul tanggung jawab sendiri yaitu masa

peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa.

Pada masa remaja, gejolak darah muda sedang bangkit. Keinginan

untuk mencari jati diri dan mendapatkan pengakuan dari keluarga serta

lingkungan sedang tinggi-tingginya. Kadang untuk mendapatkan

pengakuan dari lingkungannya, remaja melakukan hal-hal yang diluar etika

dan aturan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang sangat pesat dalam

dimensi fisik, mental dan sosial yang rentan terhadap perilaku menyimpang

seperti kenakalan remaja (Sarwono, 2012).

Kenakalan remaja menjadi masalah global di dunia hari ini (Schwartz

dan Johnson, 2012). Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang

menyimpang dari norma-norma dalam masyarakat, pelanggaran status,

maupun pelanggaran terhadap hukum pidana. Pelanggaran status seperti


2

tawuran, bolos, narkoba, pornografi, pergaulan seks bebas, pencurian,

merokok, minum-minuman keras.

Fenomena kenakalan remaja di Australia semakin meningkat, 12,6 %.

Remaja Victoria memiliki tingkah laku kasar. Kenakalan Remaja di

Washington hampir sama dengan Remaja Victoria 10% remaja berkelakuan

kasar ( Kompas.com 2019 ). Di Negara Iran lebih dari 12 juta remaja (12-

18 tahun) Angka kenakalan remaja juga menunjukkan peningkatan yang

signifikan di negara berkembang. Data statistik di India ada sekitar 8,1 juta

remaja nakal dan Amerika Serikat 49% peningkatan dalam tingkat

kenakalan telah terjadi selama bertahun-tahun.

Di Indonesia, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat

terjadinya peningkatan kasus tawuran dikalangan remaja sepanjang 2017

hingga 2018 yaitu 202 anak berhadapan dengan hukum. Data Kemenkes RI

(2017), terdapat 3,8 persen pelajar dan mahasiswa yang menyatakan pernah

menyalahgunakan narkotika dan obat berbahaya.

Laporan Polri tahun 2014 jumlah anak-anak dan remaja sebagai

pelaku kriminalitas. Sebanyak 3.280 orang, 2.797 diantaranya laki-laki dan

483 orang perempuan. Angka tersebut menunjukan peningkatan 4,3%

(Musawir dkk, 2015). Di Jakarta tercatat 769 kasus tawuran pelajar, 13

nyawa sudah jadi korban (Sihombing, 2017).


3

Di Sumatera Barat tawuran dan penggunaan Napza termasuk bentuk

kriminalitas remaja yang terdata tinggi. Data Polresta Kota Padang Tahun

2018, kenakalan remaja dalam bentuk tawuran termasuk data tertinggi dari

data lainnya yaitu sebanyak 60%. Tawuran ini bahkan membawa senjata

tajam. Penggunaan Napza termasuk data nomor dua tertinggi yaitu lebih

kurang 30-40%.

Menurut Jamaluddin (2016), penyebab dari kenakalan remaja ada dua

yaitu faktor internal dan eksterna. Faktor internal kurangnya kontrol diri

dan ketidakmampuan penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan.

Faktor Eksternal kurangnya pemahaman dari lingkungan luar terhadap

remaja, ketidaktahuan keluarga dalam menangani dan mengontrol masalah

remaja baik dalam segi pendekatan sosiologis, psikologis maupun

pedagogik. Proses keluarga dan status sosial keluarga berpengaruh pada

tingkat kenakalan pada remaja beberapa ciri kebudayaan kelas sosial yang

lebih rendah cenderung memicu kenakalan pada remaja (Lidya, 2018).

Lingkungan yang menyebabkan seperti keluarga, faktor sekolah, dan

lingkungan sosial atau masyarakat yang secara potensial dapat membentuk

perilaku kenakalan remaja, ditambah pula dengan kemajuan teknologi yang

saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Lingkungan

mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan remaja, karena

remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga di rumah atau dengan

teman-teman di sekolah tetapi juga mulai menjalin hubungan dengan


4

orang-orang dewasa di luar lingkungan rumah dan sekolah, yaitu

lingkungan masyarakat.

Keluarga terutama orang tua yang mempunyai pengaruh cukup besar

bagi perkembangan remaja, dimana orang tua merupakan lingkungan sosial

pertama yang meletakkan dasar-dasar kepribadian remaja. Hasil penelitian

Indrawati, E (2019) yang berjudul “Fungsi Keluarga dan Self Control

terhadap Kenakalan Remaja” menunjukkan terdapat peran fungsi keluarga

dan self control terhadap kenakalan remaja di SMK X Jakarta Utara. Hasil

penelitian memberikan angka efektif sebesar 40%. Self control

berkontribusi sebesar 39% dengan kenakalan remaja. Sedangkan fungsi

keluarga berkontribusi sebesar 40% - 39% = 1% terhadap kenakalan

remaja.

Lingkungan sekolah, menurut Hartanti (2016) harus menciptakan

situasi yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan

dapat mencapai hasil belajar yang baik. Menurut Wijayanto (2013) hasil

belajar siswa dapat dilihat dari hasil ujian evaluasi. Berdasarkan hasil

observasi banyak peserta didik yang kurang memiliki minat belajar. Hal ini

disebababkan oleh kurangnya motivasi dari lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah seperti disiplin sekolah, ketidak acuhan guru, serta dari

dalam dirinya. Sehingga berkurangnya semangat belajar akan mengurangi

keinginan untuk bertahan disekolah seperti terlambat, membolos atau tidak

masuk sekolah.
5

Dalam penelitian Willis (2012) masyarakat dapat pula menjadi

penyebab kenakalan remaja, terutama sekali di lingkungan masyarakat

yang kurang sekali melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dianutnya.

Kontak sosial dari lembaga masyarakat kurang baik atau kurang efektif.

Apabila sistem pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap

pola perilaku anak muda zaman sekarang kurang berjalan dengan baik,

akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang

berlaku. Anak remaja sebagai anggota masyarakat selalu mendapat

pengaruh dari keadaan masyarakat dan linglunganya baik langsung

maupun tidak langsung, seperti persaingan dalam perekonomian,

pengangguran, mass media dan fasilitas rekreasi (Sudarsono, 2015)

Dari hasil penelitian Riamah (2018), yang berjudul “Faktor–Faktor

yang Mempengaruhi Terjadinya Kenakalan Remaja” didapatkan bahwa

faktor dari lingkungan masyarakat mayoritas mempengaruhi kenakalan

remaja yaitu 36 orang (59%) dari 61 responden. Sedangkan, yang tidak

mempengaruhi 25 orang (41%) dari 61 responden. kenakalan remaja yang

dipengaruhi oleh lingkugan masyarakat, dikarenakan anak yang memiliki

kelompok geng dan sering ditawari rokok, minuman keras oleh teman

kelompok sehingga anak tersebut melakukan hal-hal negatif.

Menurut Nurchayati (2012) Kemajuan teknologi seperti televisi,

telepon dan telepon genggam (HP), kemajuan teknologi juga di tandai

dengan masuknya akses internet, internet saat ini telah menjadi bagian
6

yang tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Lewat internet, mereka bisa

mengakses segala informasi dari seluruh dunia. Tentu tak semua informasi

yang disajikan adalah informasi yang layak di akses oleh remaja. Karena

terkadang lewat internet mereka dapat dengan bebas menyaksikan segala

hal yang berbau pornografi dan pornoaksi yang memang dapat di akses

dengan mudah di dunia maya (internet). Hal ini tentu menimbulkan efek

yang kurang baik bagi perkembangan kepribadian remaja.

Kenakalan remaja suatu sikap yang tidak terpuji, perbuatan yang

super interaktif yang akan berdampak kearah yang negatif, kearah yang

bisa menghancurkan masa depan, seperti mencuri, minuman-minuman

keras, merokok dan tawuran yang akan merugikan masa depan. Kenakalan

remaja juga akan menghancurkan masa depan, menghancurkan cita-cita

yang diimpi-impikan dan menghancurkan harapan bangsa.

Kasus kenakalan remaja semakin meningkat, bahkan tindakan

sudah mengarah pada suatu tindakan anarkis yang tidak hanya merugikan

remaja tapi juga orang lain. Rentetan pencurian sepeda motor dengan

kekerasan terjadi di berbagai wilayah di Indonesia seperti di Bekasi 4 orang

pelaku ditembak mati salah satunya adalah remaja (Marhajentati,2015).

Kenakalan lain yang sudah menjadi kejahatan yaitu perkosaan,

perampasan, penggunaan obat-obatan terlarang (Willis, 2014).


7

Kota Padang memiliki 42 Sekolah Menengah Kejuruan dari 42

sekolah tersebut 32 diantaranya adalah sekolah swasta. SMK Kosgoro 1

Padang merupakan salah satu SMK yang terletak di kawasan wilayah

tindak kriminal kenakalan remaja tertinggi dikota Padang. Lokasi sekolah

berada di jalan Ikhlas VII Kecamatan Padang Timur. Dari survei awal yang

dilakukan peneliti tanggal 18 November 2019. SMK Kosgoro 1 Padang

didapatkan data tahun 2017 dan 2018 terdapat beberapa kasus yang terjadi

seperti cabut, tidak masuk sekolah tanpa keterangan, meninggalkan

sekolah saat jam pelajaran, bahkan ada yang pernah membawa senjata

tajam. Tahun 2017 dan 2018 siswa cabut dari sekolah sampai 20 orang

siswa, dan tawuran dengan sekolah lain. Pada tahun 2019 tawuran tidak

terjadi lagi, tapi ada anak terjerat narkoba dan di tahan di LP anak

Payakumbuh. Penjelasan pihak sekolah menggambarkan bahwa siswa yang

sering membolos di SMK ini sudah pernah di panggil orang tuanya. Orang

tua umumnya mengatakan anaknya selalu mengatakan sekolah dari pagi

sampai sore. Lingkungan tempat tinggal siswa umumnya berada di sekitar

kota padang.

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja

di SMK Kosgoro 1 Padang tahun 2020”.


8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah ini yaitu

tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di SMK

Kosgoro 1 Padang tahun 2020”.

C. TujuanPenelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di SMK

Kosgoro 1 Padang tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya Distribusi frekuensi kenakalan remaja di SMK

Kosgoro 1 Padang tahun 2020.

b. Diketahuinya Distribusi frekuensi kontrol diri remaja di SMK

Kosgoro 1 Padang tahun 2020.

c. Diketahuinya Distribusi frekuensi lingkungan keluarga remaja,

di SMK Kosgoro 1 Padang tahun 2020.

d. Diketahuinya Distribusi frekuensi lingkungan sekolah sekolah

remaja di SMK Kosgoro 1 Padang tahun 2020.

e. Diketahui Distribusi frekuensi lingkungan masyarakat pada

remaja di SMK Kosgoro 1 Padang tahun 2020.


9

f. Diketahui Distribusi frekuensi penggunaan teknologi pada

remaja di SMK Kosgoro 1 Padang tahun 2020.

g. Diketahuinya hubungan kontrol diri remaja dengan kenakalan

remaja di SMK Kosgoro 1 Padang tahun 2020.

h. Diketahuinya hubungan lingkungan keluarga dengan kenakalan

remaja di SMK Kosgoro 1 Padang tahun 2020.

i. Diketahuinya hubungan lingkungan sekolah dengan kenakalan

remaja di SMK Kosgoro 1 Padang tahun 2020.

j. Diketahuinya hubungan lingkungan masyarakat pada lingkungan

remaja dengan kenakalan remaja di SMK Kosgoro 1 Padang

tahun 2020.

k. Diketahuinya hubungan penggunaan teknologi dengan kenakalan

remaja di SMK Kosgoro 1 Padang tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Terhadap Peneliti

Bagi peneliti sendiri dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang

telah didapat dan sebagai bahan atau sumber data untuk penelitian

selanjutnya.
10

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar yang

mendukung kelanjutan ilmu atau metodologi penelitian yang lebih

mendalam tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja.

2. Praktis

a. Bagi STIKes Alifah Padang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan bacaan dan

perbandingan dapat dipergunakan dimasa yang akan datang dan

dokumentasi bagi pihak Progam Studi Ilmu Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang.

b. Bagi Tempat Penelitian

1. Agar dapat menambah kegiatan ekstrakurikuler seperti kegiatan

rohani ( wirid remaja di hari jumat), kegiatan maulid nabi, Kegiatan

seni, kegiatan olahraga dan lainnya.

2. Memberdayakan Guru Bimbingan Konseling agar mengarahkan

siswa yang bermasalah serta memotivasi siswa untuk berprestasi.

3. Melakukan kerjasama sweeping dengan pihak keamanan untuk

meningkatkan ketertiban siswa.

4. Melaksanakan kegiatan kerjasama dengan pemuka masyarakat.


11

E. Ruang Lingkup Penelitian

Banyaknya fenomena kenakalan remaja yang berdamak negative terhadap

pekembangan dan kehidupan remaja, maka perlu dilakukan penelitian terkait

kenakalan remaja dengan memberikan melakukan Penelitian rancangan

penelitian cross sectional. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk

menggambarkan faktor-faktor mempengaruhi kenakalan remaja di SMK

Kosgoro 1 Padang. Penelitian ini direncanakan pada Bulan Agustus 2019

sampai Februari 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas X dan

XI yang bersekolah di SMK Kosgoro 1 Padang yang berjumlah 140 orang

dengan jumlah sampel 47 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan

dengan proportional random sampling yaitu mengambil sampel berdasarkan

pada suatu strata/tingkatan kelas yang dapat mewakili dari semua tingkat

kelas. Dihitung jumlah siswa/i masing-masing kelas, kemudian ditentukan

berapa besar jumlah siswa/i yang dianggap mewakili kelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai