Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA UMBILIKALIS

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
a) Secara umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari
berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang
mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut (Griffith, 1994).
b) Hernia adalah : tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dincling rongga dimana
organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal tertutup.
c) Hernia atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/ sebagian dari organ
melalui lubang pada struktur disekitarnya.
d) Hernia inguinalis adalah penonjolan hernia yang terjadi pada kanalis inguinal (lipat
paha). Operasi hernia adalah tindakan pembedahan yang dilakukan untuk
mengembalikan isi hernia pada posisi semula dan menutup cincin hernia.
e) Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal
malalui sebuah defek konsenital atau yang didapat. (Long, 1996 : 246).
f) Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang
(Oswari, 2000 : 216).
g) Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga
yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001 : 253).
h) Hernia adalah menonjolnya suatu organ/struktur organ dan tempat yang normal melalui
sebuah defek kongenital atau yang didapat.
 
2. Klasifikasi: 
a) Hernia inguinalis indirek: batang usus melewati cincin abdomen dan mengikuti saluran
sperma masuk ke dalam kanalis inguinalis.
b) Hernia inguinalis direk: batang usus melewati dinding inguinal bagian posterior Hernia
femoralis: hernia yang batas usus melewati femoral ke dalam kanalis femorale
c) Hernia Umbilikus: hernia pada orang dewasa yang terjadi di dinding abdomen di
sebelah sentral tepat di atas umbilikus.
d) Hernia Umbilikalis.
Kehamilan dan obesitas juga berkontribusi terhadap perkembangan hernia umbilikalis
pada orang dewasa.Mungkin hernia umbilikalis kongenital dan terbukti selama masa
bayi, atau diperoleh sebagai menutup jaringan cincin tali melemah, sehingga penonjolan
isi perut.Hernia ini lebih sering terjadi pada wanita. Faktor predisposisi lain
menyertakan beberapa kehamilan dengan tenaga kerja yang berkepanjangan, asites. dan
besar tumor intra-abdomen (Way, 1994).
Hernia umbilikalis cenderung untuk memperbesar omemum mantap dan berisi,
meskipun mereka mungkin juga berisi usus besar atau kecil.Klien mungkin mengalami
rasa sakit pada batuk atau tegang atau kusam, sensasi sakit.Pencekikan adalah
komplikasi umum dari hernia umbilikalis. 
e) Hernia Inersional: batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan perut yang
lemah. 
f) Hernia apigartrium: hernia kecil dan tambahan jaringan peritonium yang  terjadi lewat
selubung otot pada garis tengah abdomen di bawah sternum. 
g) Hernia scortalis: hernia pada scrotum. 

3. Type-type Hernia
Meliputi :
a. Type-type Hernia
1). Diafragmatik : Hernia yang terjadi melalui foramen bochdalek : protrusi bagian
organ abdomen melalui lubang pada diafragma
2).Hiatal Sliding : protusi struktur abdomen (biasanya lambung) melalui hiatus
oesofagus.
3).Abdominal: umbilical yaitu protusi usus dan omentum yang tertutup kulit lembut
melalui dinding abdomen yang lemah disekitar
4)  Omfalokel : Protrusi visera intra abdominal kedasa korda umbilical kantong tertutup
peritoneum tanpa kulit
5)   Gastroskisis: Protrusi isi intra abdomen melalui defek dinding abdomen lateral
terhadap cincin umbilical ; tidak pernah terdapat kantong peritoneal.
b. Type Hernia
1)  Hernia Usus :
Hernia yang terjadi karena organ masuk dan jaringan subkutan, lapisan otot atau
aponeurosis. Peritoneum perietale dan jaringan preperitoneal, kantong hernia dengan
Usus yang dibagi menjadi 4 yaitu :
a)      Hernia reponibel tanpa inerserasai dan strangulasi
b)      Hernia ireponibel atau hernia akreta karena perlekatan
c)      Hernia interserata atau hernia akreata karena perlekatan
d)    Hernia sirangulata, ileus obstruksi, terjadi nekrosis sampai gangreng karena
pendarah darah terganggu
2)  Hernia Ritcher : Bila strangulasi hanya Menjepit sebagian dinding usus
3)  Hernia interstisialis : Hernia yang terletak diantara lapisan otot perut
4)  Hernia geser skrotalis:
          a. Hernia biasa dengan isi didalam kantong hernia
b.  Hernia geser / sliding hernia : kantong hernia kosong
         

5)  Hernia epigastrika :
Benjolan terdiri atas penonjolan jaringan lemak preperiteneal yang tidak dapat
dibedakan dari lipoma yang mengandung omentum dan tertutup
6)  Hernia spieghel :
Hernia interstisial yant terletak antara m trans versus abdominalis dan m. eblueus
abdominis internus
7)  Hernia sibatrik : Terjadi pada bekas luka lapioratomy
8)  Hernia ingunlis :
Terjadi karena anmali kongenital yang ditandai dengan lebarnya annulus internus
sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia.
4. Anatomi Fisiologi

Hernia umbilical adalah jenis paling berbahaya dari hernia dan cenderung sangat
sering pada bayi baru lahir,Ini adalah penyakit berbahaya yang berkembang di daerah
pusar-, atau umbilikus. Beberapa anak baru lahir memiliki kelemahan dalam ototterletak di
daerah pusar atau umbilikus dan setelah mereka lahir dan tali pusat (kabel penghubung
seorang ibu untuk memberikan anaknya semua zat yang dia butuhkan untuk bertahan
hidup) adalah memotong, karena kelemahan otot ini menyerah pada tekanan dan
memungkinkan terbentuknya lubang kecil , di mana isi perutkeluar dan menciptakan
benjolan atau tonjolan.Hernia umbilikalis kongenital adalah hernia utuh ditutup kulit yang
terdapat waktu lahir. Hernia ini dapat menonjol kedalam tali pusat, disebut hernia ke dalam
tali pusat.

5. Etiologi
Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah.Lemahnya dinding
ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah lahir, contoh
hernia bawaan adalah hermia omphalokel yang terjadi karena sewaktu bayi lahir tali
pusatnya tidak segera berobliterasi (menutup) dan masih terbuka.Demikian pula hernia
diafragmatika.Hernia dapat diawasi pada anggota keluarga misalnya bila ayah menderita
hernia bawaan, sering terjadi pula pada anaknya.
Pada manusia umur lanjut jaringan penyangga makin melemah, manusia umur lanjut
lebih cenderung menderita hernia inguinal direkta. Pekerjaan angkat berat yang dilakukan
dalam jangka lama juga dapat melemahkan dinding perut (Oswari. 2000 : 217).
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian dalam 
hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat – tempat tertentu.
b. Hernia congenital tidak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai defek pada
tempat – tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan ( 0 – 1 tahun) setelah lahir
akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan
intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).

6. Manifestasi Klinis
Hernia Umbilikalis
Hernia umbilikalis merupakan hernia congenital pada umbilicus yang hanya ditutup
peritoneum dan kulit, berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk
melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan intra abdomen, biasanya jika bayi
menangis.Angka kejadian hernia ini lebih tinggi pada bayi premature.
Hernia umbilikalis pad orang dewasa merupakan lanjutan hernia umbilikalis pada anak.
Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas atau asites merupakan factor predisposisi.
A. Gejala
Gejala-gejala hernia umbilikalis yang diwakili hanya oleh tonjolan yang muncul dan
tidak lebih.Dalam kebanyakan kasus benjolan ini mendorong dirinya kembali ke dalam
jika bayi sedang duduk di punggungnya, tapi ketika dia batuk, bersin, atau berdiri lurus
itu sangat terlihat.
•  Benjolan di  lipatan paha.
Biasanya akan timbul bila berdiri, batuk, bersin, mengejan atau mengangkat barang-
barang berat. Benjolan itu akan hilang bila penderita berbaring. Tidak ada keluhan
nyeri. Nyeri akan terasa bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia yang mengakibatkan
pembuluh darah disekitarnya terjepit. Pada anak-anak, terjepitnya isi hernia lebih
sering terjadi pada usia kurang dari 2 tahun.
    Nyeri pada umbilikalis
Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, maka akan terasa nyeri. Apalagi bila
akhirnya terjadi infeksi, penderita akan merasakan nyeri yang hebat, dan infeksi
tersebut akhirnya menjalar kemana-mana serta meracuni seluruh tubuh. Jika sudah
terjadi keadaan seperti ini, maka disebut gawat darurat yang harus segera ditangani,
karena dapat mengancam nyawa penderita
B.Tanda
a) Anak menangis dan gelisah
Si kecil akan mudah menangis dan terus menerus terlihat gelisah. Benjolan di lipatan
paha tersebut juga akan terlihat hilang timbul ketika si kecil menangis
b) Rewel
c)   Demam

7. Patofisiologi
Hernia umbilicalis terjadi karena kegagalan orifisium umbilikal untuk menutup
(Nettina, 2001 : 253). Bila tekanan dari cincin hernia (cincin dari jaringan otot yang dilalui
oleh protusi usus) memotong suplai darah ke segmen hernia dari usus, usus menjadi
terstrangulasi. Situasi ini adalah kedaruratan bedah karena kecuali usus terlepas, usus ini
cepat menjadi gangren karena kekurangan suplai darah (Ester, 2002 : 55).
Pembedahan sering dilakukan terhadap hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi
untuk terjadi inkarserasi.Suatu tindakan herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit defek
di dalam fascia. Akibat dan keadaan post operatif seperti peradangan, edema dan
perdarahan, sering terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan hernia inguinal
indirek. Komplikasi ini sangat menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan
membuat pasien tidak nyaman, kompres es akan membantu mengurangi nyeri (Long.
1996 : 246).
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti
tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk
yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang
berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan
mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah
tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup
lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang
sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia.Karena organ-organ selalu
saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama,
sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.Sehingga
akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami
kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan gangguan menyebabkan
ganggren.

8.  Klasifikasi
Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan proses
terjadinya. Berikut ini penjelasannya :
Macam-macam hernia :
Macam-macam hernia ini di dasarkan menurut letaknya, seperti :
1.  Hernia.
Hernia Inguinal ini dibagi lagi menjadi :
Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda
spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria daripada
wanita.Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil.Hernia ini dapat menjadi sangat
besar dan sering turun ke skrotum.Umumnya pasien mengatakan turun berok, burut
atau kelingsir atau mengatakan adanya benjolan di selangkangan/kemaluan.Benjolan
tersebut bisa mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan
atau mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.
Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak
melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum
pada lansia.Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini
karena defisiensi kongenital. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus
inguinalis eksterna sehingga meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila pasien
berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum,
maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus
spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia. Pada pasien terlihat adanya massa
bundar pada anulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena
besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi
ireponibilis.
2. Femoral : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada anita
daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar
dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung
kemih masuk ke dalam kantung.Ada insiden yang tinggi dari inkarserata dan
strangulasi dengan tipe hernia ini.
3.   Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan
karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan
wanita multipara.Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah
sembuh secara tidak adekuat karena masalah pascaoperasi seperti infeksi, nutrisi tidak
adekuat, distensi ekstrem atau kegemukan.
4.  Incisional : batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang
lemah Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :
1.  Hernia bawaan atau kongenital Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis
(indirek): Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut
akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan
peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah
lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut
tidak dapat melalui kanalis tersebut.Namun dalam beberapa hal, kanalis ini tidak
menutup.Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan
lebih sering terbuka.Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga
terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2
bulan. Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul
hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah
menutup. Namun karena merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaan
yang menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat, kanal tersebut dapat
terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.2.Hernia dapatan
atau akuisita (acquisitus = didapat).c.Menurut sifatnya, hernia dapat disebut :
1Hernia reponibel/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar
jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,
tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
2.   Hernia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peri tonium
kantong hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus = perlekatan karena
fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
3  Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio = terperangkap, carcer = penjara),
yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi kantong
terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibatnya yang
berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.Secara klinis “hernia inkarserata” lebih
dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan
gangguan vaskularisasi disebut sebagai “hernia strangulata”. Hernia strangulata
mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak mendapat darah
akibat pembuluh pemasoknya terjepit.Hernia jenis ini merupakan keadaan gawat
darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera.

9. Penatalaksanaan
· Pra Operasi
- Cegah menangis
- Beri posisi semi-fowler (H. Diafragmatik), terlentang (H. Femoralis)
- Lakukan perawatan rutin jalur IV. Pengisapan NG. Puaskan
- Hindari tindakan sendiri (mis. Siagen, koin)
- Jaga agar kontong atau visera tetap lembab
- Gunakan tindakan kenyamanan
· Pasca Operasi
- Lakukan perawatan dan observasi secara rutin
- Berikan tindakan kenyamanan
- Dukungan orang tua (Wong, 2004: 521)
Bila cincin hernia kurang dari 2 cm, umumnya regresi spontan akan terjadi sebelum
bayi berumur 6 bulan, kadang cincin baru tertutup setelah satu tahun. Usaha untuk
mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi kiri dan kanan
kemudian memancangkannya dengan pita perekat (plester) untuk 2 – 3 minggu.Dapat
pula digunakan uang logam yang dipancangkan di umbilicus untuk mencegah
penonjolan isi rongga perut. Bila sampai usia 1,5 tahun hernia masih menonjol maka
umumnya diperlukan koreksi operasi. Pada cincin hernia yang melebihi 2 cm jarang
terjadi regresi spontan dan lebih sukar diperoleh penutupan dengan tindakan
konservatif.
Saat pemeriksaan, dokter akan meraba isi hernia dengan ujung jarinya. Dengan begitu,
ia bisa tahu apakah isi hernia masih bisa dimasukkan kembali ke tempatnya semula
tanpa operasi atau tidak.
Pada bayi, proses masuknya kembali isi hernia bisa terjadi secara spontan. Ini karena
cincin hernia pada bayi masih elastis, terutama bila lubang hernia pusarnya lebih kecil
dari 1 cm. Tutup saja lubang hernia dengan kain kasa yang diberi uang logam di
dalamnya, lalu tempelkan di atas pusar. Umumnya, cincin hernia pada pusar yang tanpa
komplikasi ini akan tertutup sendiri ketika ia berusia 12-18 bulan.
Operasi baru dilakukan bila ukuran lubang hernia bayi sekitar 1,5 cm atau lebih. Pada
kondisi seperti ini, lubang tidak mungkin menutup sendiri. Meski begitu, operasi bisa
saja dilakukan secara terencana bila hernia tetap ada sampai anak memasuki usia
sekolah. Untuk hernia pada lipatan paha, operasi adalah terapi terbaik.Karena, pada
hernia jenis ini risiko untuk terjadi jepitan jauh lebih besar.Operasi harus segera
dilakukan untuk menyelamatkan organ yang terjepit dalam kantung hernia.Biasanya,
operasi dilakukan bila hernia menetap sampai bayi berusia 3 bulan.
Usai operasi, orang tua sebaiknya tetap memantau kondisi bayi.Sebab, hernia dapat
kambuh lagi bila terjadi peningkatan tekanan di dalam perut. Misalnya, ia batuk hebat
atau sembelit.
Penyebab
Hernia terjadi karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan
wanita semasa janin. Pada janin laki-laki, testis (buah pelir) turun dari rongga perut
menuju skrotum (kantung kemaluan) pada bulan ketujuh hingga kedelapan usia
kehamilan.
Lubang yang berupa saluran itu akan menutup menjelang kelahiran atau sebelum anak
mencapai usia satu tahun. Ketika dewasa, daerah itu dapat menjadi titik lemah yang
potensial mengalami hernia.
Selain itu, ada jenis hernia insisional, yakni yang terjadi setelah suatu
pembedahan.Karena setelah pembedahan biasanya kekuatan jaringan tidak seratus
persen kembali seperti semula, daerah itu kemudian menjadi lemah dan dapat
mengalami hernia.
1.   Terapi konservatif/non bedah meliputi :
o   Penggunaan alat penyangga bersifat sementara seperti pemakaian sabuk/korset
pada hernia ventralis.
o   Dilakukan reposisi postural pada pasien dengan Hernia inkaseata yang tidak
menunjukkan gejala sistemik.
2.   Terapi umum adalah terapi operatif.
3.   Jika usaha reposisi berhasil dapat dilakukan operasi herniografi efektif.
4.   Jika suatu operasi daya putih isi Hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan
setelah 5 menit di evaluasi kembali
5.   Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat sebaiknya digunakan marleks
untuk menguatkan dinding perut setempat
6.  Teknik hernia plastik, endoskopik merupakan pendekatan dengan pasien berbaring
dalam posisi trendelernberg 40 OC.
7.   Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri,  misalnya    Asetaminofen,  
antibiotic  untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
8.   Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan
gizi seimbang dan tinggi  protein untuk  mempercepat sembelit dan mengadan
selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat
memperburuk gejala-gejala.
10. Pemeriksaan Penunjang
1. Herniografi
            Teknik ini, yang melibatkan injeksi medium kontras ke dalam kavum peritoneal  dan
dilakukan X-ray,  sekarang jarang dilakukan pada bayi untuk mengidentifikasi hernia
kontralateral   pada groin. Mungkin terkadang berguna untuk memastikan adanya
hernia pada pasien dengan nyeri kronis pada groin.
2. USG
            Sering digunakan untuk menilai hernia yang sulit dilihat secara klinis, misalnya pada
Spigelian hernia.
3. CT dan MRI
       Berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi (misalnya : hernia obturator) 
4. Laparaskopi
            Hernia yang tidak diperkirakan terkadang ditemukan saat laparaskopi untuk nyeri  perut
yang tidak  dapat didiagnosa.
5. Operasi Eksplorasi 
Pada beberapa bayi, dengan riwayat meyakinkan dari ibunya, namun tidak ditemukan
secara klinis.Operasi eksplorasi dapat dilakukan.
 Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia adalah :
    Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.
    Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.
    Data laboratorium, meliputi:
    Darah

o    Leukosit 10.000 – 18.000/mm3


o    Serum elektrolit meningkat
    Data Px diagnostic X-Ray
11. Komplikasi
Hernia umbilikus yang tanpa komplikasi umumnya dapat tertutup sendiri pada usia anak
lebih besar, sekitar usia 2-5 tahun, namun selama itu pusar atau umbilikus akan kelihatan
menonjol besar sehingga secara kosmetis orang tua pasien menganggap itu suatu
masalah. Pengobatan pada hernia umbilikalis dengan pembedahan diperlukan jika lubang
yang terjadi ukurannya 2 cm atau lebih, karena tidak mungkin akan menutup sendiri.
Atau, jika hernia sampai anak usia sekolah, maka dapat dilakukan pembedahan
berencana.
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS HERNIA UMBILIKALIS

1.  PENGKAJIAN
Data yang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadinya, beratnya, apakah akut
atau kronik, pengaruh terhadap struktur di sekelilingnya dan banyaknya akar syaraf yang
terkompresi.
a.  Aktivitas/istirahat
Tanda dan gejala: > atropi otot , gangguan dalam berjalan  riwayat pekerjaan yang perlu
mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama.
b.  Eliminasi
Gejala: konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya inkontinensia atau
retensi urine.
c.  Integritas ego
Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya paralysis,
ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.
d.  Neuro sensori
Tanda dan gejala: penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia, nyeri
tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki.
e.  Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala: sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk paku, semakin memburuk
dengan batuk, bersin membengkokkan badan.
f.  Keamanan
Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.
(Doenges, 1999, hal 320 – 321)
B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi, tekanan, dan sensitifitas pada area rektal.
2. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan rasa malu
3. Resti infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan
4. Perubahan eliminasi urinaria berhubungan dengan rasa takut nyeri setelah operasi

C. TUJUAN/RENCANA TINDAKAN (NOC/NIC)

No DIAGNOSA
. KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
Dx DAN KOLABORASI
1 Nyeri berhubungan NOC: NIC :
  Pain Level
dengan iritasi, tekanan, Pain Management
  Pain Control
dan sensitifitas pada area 1.      Lakukan pengkajian nyeri
rektal.   Comfort Level secara komprehensip termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil: frekuensi, kualitas, dan faktor
1.   Mampu mengontrol nyeri (tahu  presipitasi
penyebab nyeri, mampu
2.      Observasi reaksi nonverbal
menggunakan teknik dari ketidaknyaman
nonfarmakologi untuk
3.      Gunakan teknik komunikasi
mengurangi nyeri, mencari terapeutik untuk mengetahui
bantuan) pengalaman nyeri pasien
2.   Melaporkan bahwa nyeri
4.      Kaji kultur yang
berkurang dengan menggunakan mempengaruhi respon nyeri
manajemen nyeri 5.      Evaluasi pengalaman nyeri
3.   Mampu mengenali nyeri (skala, masa lampau
intensitas, frekuensi dan tanda
6.      Evaluasi bersama pasien dan
nyeri) tim kesehatan lain tentang
4.   Menyatakan rasa nyaman setelah ketidakefektivan kontrol nyeri
nyeri berkurang masa lampau
7.      Bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan menemukan
dukungan
8.      Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
9.      Kurangi faktor presipitasi
nyeri
10.  Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakoligi, non
farmakologi dan interpersonal)
11.  Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
12.  Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
13.  Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
14.  Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
15.  Tingkatkan istirahat
16.  Kolaborasi dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
17.  Monitor penerimaan pasien
tentang managemen nyeri

Analgesic Administration
1.      Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2.      Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
3.      Cek riwayat alergi
4.      Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dsari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
5.      Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
6.      Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
7.      Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
8.      Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
9.      Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)
2 Ansietas berhubungan NOC: NIC:
dengan   Anxiety Control
rencana Anxiety Reduction (Penurunan
pembedahan dan   Coping
rasa Kecemasan)
malu   Impulse Control 1.      Gunakan pendekatan yang
menenangkan
Kriteria hasil : 2.      Nyatakan dengan jelas
1.   Klien mampu mengidentifikasi harapan terhadap pelaku pasien
dan mengungkapkan gejala cemas3.      Jelaskan semua prosedur dan
2.   Mengidentifikasikan, apa yang dirasakan selama
mengungkapkan, dan prosedur
menunjukkan teknik untuk
4.      Pahami prespektif pasien
mengontrol cemas terhadap situasi stres
3.   TTV dalam batas normal 5.      Temani pasien untuk
4.    Postur tubuh, ekspresi wajah, memberikan keamanan dan
bahasa tubuh, dan tingkat mengurangi takut
aktivitas menunjukan kekurangan
6.      Berikan informasi faktual
kecemasan mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
7.      Dorong keluarga untuk
menemani anak
8.      Lakukan back/neck rub
9.      Dengarkan dengan penuh
perhatian
10.  Identifiksi tingkat kecemasan
11.  Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
12.  Dorong pasien untuk
mengungkapan perasaan,
ketakutan, persepsi
13.  Intruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
14.  Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan
3 Resti infeksi NOC: NIC:
berhubungan   Immune Status
dengan Infection Control (Kontrol
insisi pembedahan   Knowledge : Infection Control Infeksi)
  Risk Control 1.      Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain
2.      Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil : 3.      Batasi pengunjung bila perlu
1.   Klien bebas dari tanda dan gejala
4.      Instruksikan pada pengujung
infeksi untuk mencuci tangan saat
2.   Mendeskripsikan proses berkunjung dan setelah
penularan penyakit, faktor yang berkunjung meninggalkan
mempengaruhi penularan serta pasien
penatalaksanaannya 5.      Gunakan sabun antimikroba
3.   Meunjukan  kemampuan untuk untuk cuci tangan
mencegah timbulnya infeksi 6.      Cuci tangan setiap sebelum
4.   Jumlah leokosit dalam batas dan sesudah tindakan
normal keperawatan
5.   Menunjukan perilaku hidup sehat7.      Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung
8.      Pertahankan lingkungan
aseptik selama pemasanan alat
9.      Ganti letak IV perifer san
line cental dan dressing sesuai
dengan petunjuk umum
10.  Gunakan katete  intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
11.  Tingkatkan intake nutrisi
12.  Berikan terapi antibiotik bila
perlu

Infection Protection
(Proteksi Terhadap Infeksi)
1.      Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemikdan lokal
2.      Monitor hitung granulosit,
WBC
3.      Monitor kerentanan terhadap
infeksi
4.      Batasi pengunjung
5.      Saring pengunjung terhadap
penyakit menular
6.      Pertahankan teknik aspirasi
pada pasien yang berisiko
7.      Pertahankan teknik isolasi
k/p
8.      Berikan perawatan kulit pada
area epidema
9.      Inspeksi kulit dan membran
mukossa terhadap kemerahan,
panas, drainase
10.  Inspeksi kondisi luka/insisi
bedah
11.  Dorong masukan nutrisi yang
cukup
12.  Dorong masukan cairan
13.  Dorong istirahat
14.  Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai resep
15.  Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
16.  Ajarkan cara menghindari
infeksi
17.  Laporkan kecurigaan infeksi
18.  Laporkan kultur positif
4 Perubahan eliminasi NOC: NIC:
urinaria   Urinary Eleimination
berhubungan Urinary Retention Care
  Urinary Contiunence
dengan rasa takut nyeri 1.      Monitor intake dan output
setelah operasi Kriteria Hasil : 2.      Monitor penggunaan obat
1.   Kandung kemih kosong secara antikolinergik
penuh 3.      Monitor derajat distensi
2.   Tidak ada residu urine >100-200 bladder
cc 4.      Instruksikan kepada pasien
3.   Intake cairan dalam rentang dan keluarga untuk mencatat
normal output urine
4.    Bebas dari ISK 5.      Sediakan privasi untuk
5.    Tidak ada spasme bladder eliminasi
6.    Balance cairan seimbang 6.      Stimulasi reflek bladder
dengan kompres dingin pada
abdomen
7.      Kateterisasi jika perlu
8.      Monitor tanda dan gejala ISK
(panas,hematuria, perubahan
bau dan konsistensi urien)
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth (2002). Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 2,


EGC. Jakarta.
Carpenito, Linda Juall (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan
(terjemahan).PT EGC, Jakarta.
Digiulio Mary, dkk (2007). Medical Surgical Nursing Demystified. New York
Chicago.
Doenges,et al, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan), PT EGC. Jakarta.
San Fransisco Lisbon London,  (1999).Mexico City Milan New Delhi San Juan Seoul,
Singapore Sydney Toronto.
Soeparman, (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Sylvia dan Lorraine (1999). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Edisi empat, buku
kedua.EGC. Jakarta.
www.laporan-pendahuluan-askep.com/

Anda mungkin juga menyukai