Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN HERNIA UMBILIKAL

NAMA : Muhammad Komaruzaman

NIM : 200512036

STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Jl. Kubah Putih No.7 RT 001/014 Kel, Jatibening Kec. Pondok Gede

Kota Bekasi
LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA UMBILIKUS

A. Definisi
Hernia merupakan suatu keadaan menojol isi usus suatu rongga melalui lubang
(Oswari, 2000). Sedangkan menurut Mutakin (2011), hernia adalah penonjolan
sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal
memang terisi bagian-bagian tersebut.Hernia paling seringterjadi pada rongga
abdomen sebagaiakibatdarikelemahanmuskular abdomen konginentalataudidapat
(Monika Ester, 2004).Hernia umbilikalisadalah hernia isiperut yang tampak di
daerahpusat(Monika Ester, 2000).
Hernia merupakan penonjolan yang tidak normal organ dalam perut melalui suatu
defek (bukaan). Nama hernia berdasarkan lokasi lubang defeknya, misalnya hernia
inguninalis, hernia femoralis, hernia umbilikalis, dan lain sebagainya. Hernia
umbilikalis merupakan penonjolan organ dalam perut keluar dari daerah pusar akibat
kelemahan jaringan penyambung dan otot perut. Kelemahan tersebut membentuk
suatu “bukaan” yang dikenal dengan defek, yang menyebabkan jaringan lemak dan
organ dalam perut di bawah pusar dapat ikut menonjol keluar. Hernia umbilikalis
sering terjadi pada anak-anak, namun dapat pula terjadi pada orang dewasa walaupun
jarang. Pada anak-anak, defek seringkali tertutup seiring bertambahnya usia dan tidak
membutuhkan tindakan pembedahan. Pada dewasa, hernia umbilikalis tidak dapat
sembuh sendiri dan hanya dapat diperbaiki dengan tindakan bedah.
Umbilikalis (bodong) pada anak-anak biasanya tidak sakit atau berbahaya namun
bodong yang muncul pada orang dewasa dapat menyebabkan perut terasa tidak
nyaman. Umumnya bodong pada anak-anak akan hilang saat berusia sekitar 2 tahun.
Jika diameternya lebih kecil dari 5 mm, bodong itu akan menutup sendiri pada usia
kurang dari 2 tahun. Bodong berdiameter 5-15 mm biasanya menutup sebelum berusia
4 tahun dan jika diameternya lebih kecil dari 2 cm masih mungkin menutup pada usia
6 tahun.Kelainan umbilikus seringkali ditemukan oleh bedah anak.
Padaneonates, korda umbilikalis biasanya mengering dan terpisah dalamwaktu 3
minggu, kemudian mengering, bekas luka di tengah perut yang berbentuk seperti
bintang yang akan membentuk umbilikus.Kegagalan cincin umbilikus untuk menutup
secara sempurna dapatmenyebabkan terjadinya hernia umbilikalis, yang merupakan
kelainanumbilikus tersering. Adanya cairan ataupun jaringan yang abnormaldari
umbilikus sering disebabkan oleh granuloma umbilikal, tetapi juga dapat merupakan
hasil dari involusi tidak sempurna dari urachusataupun duktus omfalomesenterikus.
Berbagai cairan, massa, ataupunadanya lubang merupakan suatu keadaan patologis
dan harusdievaluasi dengan tepat dan dilakukan pengobatan.

B. Anatomi dan Fisiologi


Hernia umbilical adalahjenis paling berbahayadari hernia dan
cenderungsangatsering pada bayibarulahir. Penyakitini berbahaya yang berkembang
di daerahpusar atauumbilikus.
Beberapaanakbarulahirmemilikikelemahandalamototterletak di
daerahpusaratauumbilikus dan setelahmerekalahir dan talipusat
(kabelpenghubungseorangibuuntukmemberikananaknyasemuazat yang
diabutuhkanuntukbertahanhidup) adalahmemotong, karenakelemahanototinimenyerah
pada tekanan dan memungkinkanterbentuknyalubangkecil ,dimanaisiperutkeluar dan
menciptakanbenjolanatautonjolan.Hernia umbilikaliskongenitaladalah hernia
utuhditutupkulit yang terdapatwaktulahir. Hernia inidapatmenonjolkedalamtalipusat,
disebut hernia kedalamtalipusat

C. Klasifikasi
Klasifikasi hernia sebagai berikut :
1. Letaknya hernia :
a. Hernia inguinal
1) Indirek/lateralis, hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati
korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Umumnya terjadi pada pria
dibanding wanita. Pasien mengeluh adanya benjolan pada selengkangan dan
bisa mengecil atau menghilang saat tidur
2) Direk.medialis, hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot.
Hernia ini disebut dierk karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna
sehingga meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau
mengejan tetap akan timbul benjolan.
b. Femoral, hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi
pada wanita daripada pria. Penyumbatan ini dimulai dari lemak kanalis
femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritonium dan hampir
tidak dapat dihindari kandung kemih masuk kedalam kantung.
c. Umbilikal, hernia umbilikasl pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan
karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada pasien yang
gemuk atau wanita multipara.
d. Insisional, batang usus atau organ menonjol melalui parut lemah
2. Terjadinya hernia
a. Hernia bawaan, hernia bawaan bisa terjadi sejaklahir akibat prosesus vaginalis
yang tidak menutup sempurna saat bayi dalam kandungan.
b. Hernia dapatan/akuisita
c. Hernia yang timbul akibat faktor pemicu
3. Sifat hernia
a. Hernia reponibel/reducibel, yaitu bila isi hernia bisa keluar dan masuk. Usus
keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong
masuk, tidak ada keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus.
b. Henia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke
dalam rongga. Ini biasanya terjadi karena perlengkapan isi kantong pada
peritonium kantung hernia. Hernia ini disebut juga hernia akreta.
c. Hernia strangulata, yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia
inkarserata berarti isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam
rongga perut disertai akibat berupa gangguan vaskularisasi. Hernia strangulata
mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak mendapat
darah akibat pembuluh darah terjepit (Long, 2001).

D. Etiologi
Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemahnya
dinding ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah
lahir, contoh hernia bawaan adalah hermia omphalokel yang terjadi karena sewaktu
bayi lahir tali pusatnya tidak segera berobliterasi (menutup) dan masih terbuka.
Demikian pula hernia diafragmatika. Hernia dapat diawasi pada anggota keluarga
misalnya bila ayah menderita hernia bawaan, sering terjadi pula pada anaknya.
Pada manusia umur lanjut jaringan penyangga makin melemah, manusia umur
lanjut lebih cenderung menderita hernia inguinal direkta. Pekerjaan angkat berat yang
dilakukan dalam jangka lama juga dapat melemahkan dinding perut
(Oswari. 2000: 217).
Penyebab hernia umbikalis yaitu :
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian
dalam hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna, bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek
pada tempat-tempat tertentu.
b. Hernia congenital tidak sempurna, bayi dilahirkan normal (kelainan belum
tampak) tapi dia mempunyai defek pada tempat-tempat tertentu (predisposisi)
dan beberapa bulan (0-1 tahun) setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek
tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan,
batuk, menangis).

E. Manifestasi Klinis
Tanda gejala yang muncul menurut Herdman (2012) padapasien hernia secara umum:
1. Berupa benjolan keluar masuk/keras dan yang sering terjadi tampak benjolan pada
dilipat paha.
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai perasaan mual.
3. Terdapat gejala mual dan muntah distensi bila lelah ada komplikasi.
Tanda gejala pada pasien bayi atau anak-anak :
1. Anakmenangis dan gelisah
2. Si kecilakanmudahmenangis dan terus menerus terlihat gelisah. Benjolan di
lipatanpahatersebut juga akanterlihathilangtimbulketikasikecilmenangis.
3. Rewel
4. Demam
Gejala-gejala hernia umbilikalis yang diwakili hanya oleh tonjolan yang muncul
dan tidak lebih. Dalam kebanyakan kasus benjolan ini mendorong dirinya kembali ke
dalam jika bayi sedang duduk di punggungnya, tapiketikadiabatuk, bersin,
atauberdirilurusitusangatterlihat.
Nyeri pada umbilikalis. Bilaisi hernia terjepit oleh cincin hernia, maka akan
terasa nyeri. Apalagi bila akhirnya terjadi infeksi, penderita akan merasakan nyeri
yang hebat, dan infeksi tersebut akhirnya menjalar kemana-mana serta meracuni
seluruh tubuh. Jika sudah terjadi keadaan seperti ini, maka disebut gawat darurat yang
harussegeraditangani, karenadapatmengancamnyawapenderita
Hernia umbilikalismerupakan hernia congenital pada umbilicus yang
hanyaditutup peritoneum dan kulit, berupapenonjolan yang
mengandungisironggaperut yang masukmelaluicincin umbilicus
akibatpeninggiantekanan intra abdomen, biasanyajikabayimenangis. Angkakejadian
hernia inilebihtinggi pada bayi premature.Hernia umbilikalis pada orang
dewasamerupakanlanjutan hernia umbilikalis pada anak.
Peninggiantekanankarenakehamilan, obesitasatauasitesmerupakan factor predisposisi.

F. Patofisologi
Hernia umbilicalisterjadikarenakegagalanorifisiumumbilikaluntukmenutup
(Nettina, 2001 : 253).Bilatekanandaricincin hernia (cincindarijaringanotot yang dilalui
oleh protusiusus) memotongsuplaidarahkesegmen hernia dariusus,
ususmenjaditerstrangulasi.
Situasiiniadalahkedaruratanbedahkarenakecualiususterlepas,
ususinicepatmenjadigangrenkarenakekurangansuplaidarah (Ester, 2002 :
55).Pembedahanseringdilakukanterhadap hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi
untuk terjadi inkarserasi.
Suatutindakan herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit defek di dalam fascia.
Akibat dan keadaan post operatifsepertiperadangan, edema dan perdarahan,
seringterjadipembengkakanskrotum. Setelah perbaikan hernia inguinal indirek.
Komplikasiinisangatmenimbulkan rasa nyeri dan
pergerakanapapunakanmembuatpasientidaknyaman, kompres es
akanmembantumenguranginyeri (Long. 1996 : 246).
Hernia
berkembangketikaintraabdominalmengalamipertumbuhantekanansepertitekanan pada
saatmengangkatsesuatu yang berat, pada saatbuang air besarataubatuk yang
kuatataubersin dan perpindahanbagianususkedaerahotot abdominal, tekanan yang
berlebihan pada daerah abdominal
itutentusajaakanmenyebabkansuatukelemahanmungkindisebabkandinding abdominal
yang tipis atautidakcukupkuatnya pada
daerahtersebutdimanakondisiituadasejakatauterjadidari proses perkembangan yang
cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tamaterjadikerusakan
yang sangatkecil pada dinding abdominal, kemudianterjadi hernia. Karena organ-
organ selalusajamelakukanpekerjaan yang berat dan berlangsungdalamwaktu yang
cukup lama, sehinggaterjadilahpenonjolan dan mengakibatkankerusakan yang
sangatparah. Sehinggaakhirnyamenyebabkankantung yang
terdapatdalamperutmenjadiataumengalamikelemahanjikasuplaidarahterganggumakabe
rbahaya dan gangguanmenyebabkanganggren.

G. Pathways

H. Penatalaksaan
1. Pra Operasi
a. Cegahmenangis
b. Beri posisi semi-fowler (H. Diafragmatik), terlentang (H. Femoralis)
c. Lakukanperawatanrutinjalur IV. Pengisapan NG. Puaskan
d. Hindaritindakansendiri (mis. Siagen, koin)
e. Jaga agar kontongatau visera tetap lembab
f. Gunakantindakankenyamanan
2. PascaOperasi
a. Lakukanperawatan dan observasi secara rutin
b. Berikantindakankenyamanan
c. Dukungan orang tua (Wong, 2004: 521)

Bila cincin hernia kurang dari 2 cm, umumnya regresi spontan akan terjadi
sebelum bayi berumur 6 bulan, kadang cincin baru tertutup setelah satu tahun. Usaha
untuk mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi kiri dan
kanan kemudian memancangkannya dengan pita perekat (plester) untuk 2 – 3 minggu.
Dapat pula digunakan uang logam yang dipancangkan di umbilicus untuk mencegah
penonjolan isi rongga perut. Bila sampai usia 1,5 tahun hernia masih menonjol maka
umumnya diperlukan koreksi operasi. Pada cincin hernia yang melebihi 2 cm jarang
terjadi regresi spontan dan lebih sukar diperoleh penutupan dengan tindakan
konservatif.Saat pemeriksaan, dokter akan meraba isi hernia dengan ujung jarinya.
Dengan begitu, ia bisa tahu apakah isi hernia masih bisa dimasukkan kembali ke
tempatnya semula tanpa operasi atau tidak.

Pada bayi, proses masuknya kembali isi hernia bisa terjadi secara spontan. Ini
karena cincin hernia pada bayi masih elastis, terutama bila lubang hernia pusarnya
lebih kecil dari 1 cm. Tutup saja lubang hernia dengan kain kasa yang diberi uang
logam di dalamnya, lalu tempelkan di atas pusar. Umumnya, cincin hernia pada pusar
yang tanpa komplikasi ini akan tertutup sendiri ketika ia berusia 12-18 bulan. Operasi
baru dilakukan bila ukuran lubang hernia bayi sekitar 1,5 cm atau lebih. Pada kondisi
seperti ini, lubang tidak mungkin menutup sendiri. Meski begitu, operasi bisa saja
dilakukan secara terencana bila hernia tetap ada sampai anak memasuki usia sekolah.
Untuk hernia pada lipatan paha, operasi adalah terapi terbaik. Karena, pada hernia
jenis ini risiko untuk terjadi jepitan jauh lebih besar. Operasi harus segera dilakukan
untuk menyelamatkan organ yang terjepit dalam kantung hernia. Biasanya, operasi
dilakukan bila hernia menetap sampai bayi berusia 3 bulan. Usai operasi, orang tua
sebaiknya tetap memantau kondisi bayi. Sebab, hernia dapat kambuh lagi bila terjadi
peningkatan tekanan di dalam perut. Misalnya, ia batuk hebat atau sembelit.
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Herniografi
Teknik ini, yang melibatkan injeksi medium kontras ke dalam kavum peritoneal
dan dilakukanX-ray, sekarang jarang dilakukan pada bayi untuk mengidentifikasi
hernia kontralateral pada groin. Mungkin terkadang berguna untuk memastikan
adanya hernia pada pasien dengan nyeri kronis pada groin.
2. USGSering digunakan untuk menilai hernia yang sulit dilihat secara klinis,
misalnya pada Spigelian hernia.
3. CT dan MRIBerguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi (misalnya :
hernia obturator)
4. LaparaskopiHernia yang tidak diperkirakan terkadang ditemukan saat laparaskopi
untuk nyeri perut yang tidak dapat didiagnosa.
5. Operasi Eksplorasi Pada beberapa bayi, dengan riwayat meyakinkan dari ibunya,
namun tidak ditemukan secara klinis. Operasi eksplorasi dapat dilakukan.
6. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia adalah :
a. Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.
b. Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.
c. Data Px diagnostic X-Ray
d. Data laboratorium, meliputi:
Darah :
1) Leukosit 10.000 – 18.000/mm3
2) Serum elektrolit meningkat

J. Komplikasi
Hernia umbilikus yang tanpakomplikasi umumnya dapat tertutup sendiri pada usia
anak lebih besar, sekitar usia 2-5 tahun, namun selama itu pusar atau umbilikus akan
kelihatan menonjol besar sehingga secara kosmetis orang tua pasien menganggap itu
suatu masalah. Pengobatan pada hernia umbilikalis dengan pembedahan diperlukan
jika lubang yang terjadi ukurannya 2 cm atau lebih, karena tidak mungkin akan
menutup sendiri. Atau, jika hernia sampaianakusiasekolah,
makadapatdilakukanpembedahanberencana.

K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a) PreOperasi,
1) Identitaspasienmeliputi:
i. Pasien yaitu nama, jeniskelamin, tempat tanggal lahir, umur,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dx medis
ii. Keluarga yaitu nama, hubungandenganpasien, umur, pekerjaan, alamat
2) Riwayatkesehatan
3) Pola kebiasaan

4) Pemeriksaanfisik
i. Perutkembung
ii. Terdapatpenonjolan di abdomen/inguinal/femoralis
iii. Anakmerasatidaknyaman/nyeri pada daerahpenonjolan
iv. Obstipasi
v. Muntah
b) Pascaoperasi
1) Identitas
i. Pasien, yaitu nama, jeniskelamin, tempat tanggal lahir, umur,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dx medis
ii. Keluarga, yaitu nama, hubungandenganpasien, umur, pekerjaan,
alamat.
2) Riwayatkesehatan
3) Pola kebiasaan
4) Pemeriksaanfisik
i. Inspeksi, inspeksikeadaanumum abdomen : ukuran, kontur, warnakulit
dan polapembuluh vena (venous pattern)
ii. Auskultasi, auskultasi abdomen untukmendengarkanbisingusus
iii. Perkusi, perkusitransluminasitidakbisa masuk (hidrokel).
Transluminasi penyinaran: ruangan biasanya dibuat gelap, tapi
masalahnya anak kulitnya tipis, kalau hernia tembus. Transluminasi +/-
bisabedain hernia/hidrokel
iv. Palpasi, palpasi abdomen untukmenentukan :lemah, kerasataudistensi,
adanyanyeritekan,adanyamassaatauasites. Kajiadanya nausea dan
vomitus. Kajitipe diet, jumlah, pembatasan diet dan toleransiterhadap
diet. Kajiadanyaperubahanseleramakan, dan
kemampuanklienuntukmenelan. Kajiadanyaperubahanberat badan.
Kajipolaeliminasi : BAB dan adanya flatus
v. Status kesadaran
vi. Tanda-tanda vital
vii. Terpasang infuse
viii. Nyeri pada area insisi
5) Pengkajian gastro intestinal
Status hidrasi, yaitu turgorkulit, membranmukosa, intake dan output
6) Abdomen
i. Nyeri
ii. Bising usus
iii. Kembung
iv. Sistensi abdomen
v. Muntahfrekhdensi dan karakteristik
vi. Kram dan tenesinus
7) Psikososial
i. Ketabahan
ii. Rewel
iii. Status emosional

2. Diagnosa Keperawatan
a) Pre Operasi
1) Nyeri akutberhubungandenganageninjurifisik
Tujuan :Setelah dilakukantindakankeperawatanselama 2x24 jam
diharapakannyeri pada klienberkurang
Kriteria Hasil :
i. Mampumengontrolnyeri (tahupenyebabnyeri,
mampumenggunakanteknik non farmokologiuntukmenguranginyeri)
ii. Melaporkanbahwanyeriberkurangdenganmenggunakanmanajementnyer
i.
iii. Menyatakan rasa nyamansetelahnyeriberkurang.
Intervensi :
i. Monitor skalanyeri dan observasitandanon
verbaldariketidaknyamanan.
ii. Gunakantindakanpengendaliannyerisebelummenjadiberat.
iii. Ajarkanteknik non farmakologis.
iv. Kolaborasikandengantimmedisuntukpemberianobatanalgetik,
fisioterapis.
2) Kurangpengetahuanorangtua dan keluargatentangkondisipenyakitklien.
Tujuan :Setelah dilakukantindakankeperawatanselama 2x24 jam
diharapakaninformasi pasien bertambah

Kriteria Hasil :
i. Klien mampu menjelaskan tentang materi yang telah diberikan.
ii. Klien tidak kekurangan informasi
iii. Klien menyatakan sudah mengetahui sumber-sumber informasi
Intervensi :
i. Identifikasifaktor internal dan eksternal yang
dapatmeningkatkanmotivasi orang tua dan keluarga.
ii. Jelaskanpengertian, tandagejala, komplikasi, rencanatindakan yang
akandilakukan.
iii. Jelaskanmengenaijadwal, dan lokasi operasi.
iv. Jelaskandurasitindakanoperasi
3) Cemasberhubungandengankrisissituasi (prosedurpembedahan)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan
kecemasan klien berkurang atau hilanng
Kriteria Hasil :
i. Mampu mengurangi penyebab kecemasann.
ii. Menggunakan strategi koping yang efektif
Intervensi :
i. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyenangkan
ii. Dorong kelurga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat.
iii. Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat.
b) Pasca Operasi
1) Nyeriakutberhubungandenganageninjurifisik
Tujuan : Setelah dilakukantindakankeperawatanselama 2x24 jam
diharapakannyeri pada klienberkurang.
Kriteria Hasil
i. Nyeri berkurang minimal satu tingkat (dari skala 6 menjadi 3)
ii. Nyeri terkontrol, mengambil tindakan untuk mengurangi nyeri,
i. Ekspresi wajahklien rileks
ii. Klienmampumendemonstrasikanteknikrelaksasinafasdalam
iii. Klien dapatmemilihposisinyamanuntuk mengurangi nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. (2002). Buku ajar keperawatan medikal
bedah. Jakarta: EGC

Doengoes, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC

Nanda NIC-NOC. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan diagnosa medis. Yogyakarta:


Media Action Publishing

Anda mungkin juga menyukai