Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PRE,INTRA DAN POST

OPERASI PADA Tn .”M”


DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS
DI RUANG OK (OPERATING KAMARE) RSUD CIAWI

Disusun Oleh:
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemahdari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol
melalui defek atau bagian lemah dari lapisan dinding perut (Sjamsuhidayat, 2004).
Hernia adalah proporsi abnormal organ jaringan atau bagian organ melalui
stuktur yang secara normal berisi bagian ini. Hernia paling sering terjadi pada
ronggaabdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular abdomen konginental
atau didapat(Ester, 2004).
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari
tempatnyayang normal melalui sebuah defek congenital atau yang didapat (Long,
2002).

B. KLASIFIKASI
Berdasarkan terjadinya dibagi menjadi:
1. Hernia congenital /bawaan.
2. Hernia akuisita
Berdasarkan sifatnya hernia terbagi menjadi:
1. Hernia reponible yaitu bila isi hernia dapat dimasukkan kembali. Usus
keluar bila berdiri atau mengedan dan masuk lagi bila berbaring atau didorong
masuk. Tidak terdapat keluhan atau gejala obstruktif.
2. Hernia ireponible yaiotu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan
kedalam rongga, hal ini disebabkan perlengketan isi usus pada peritoneum
kantong hernia. Tidak ada keluhan nyeri atau tanda sumbatan usus.
Berdasarkan isinya hernia dibagi menjadi:
1. Hernia adipose, yaitu hernia yang isinya jaringan lemak.
2. Standing hernia, yaitu hernia yang isinya kembali sebagian dari dinding
kantong hernia.
3. Hernia litter, hernia inkaserata/ strangulasi yang sebagian dinding
ususnya yterjepit dalam cincin hernia
C. TANDA DAN GEJALA
1. Hernia reponible tanda dan gejalanya:
 Pasien merasa tidak enak di tempat penonjolan
 Ada penonjolan di salah satu lokasi abdomen misalnya inguinal,
femoralis dan lain-lain. Benjolan timbul saat mengejan BAB, mengangkat
beban berat ataupun saat aktivitas berat dan hilang pada waktu istirahat
baring.
 Kadang-kadang perut kembung.
 Apabila terjadi perlengketan pada kantung hernia dan isi hernia maka
tidak dapat dimasukkan lagi (ireponibel).
2. Hernia inkarserata, tanda dan gejalanya :
 Adanya gambaran obstruksi usus dimana pasien mengalami obstipasi,
muntah, tidak flatus, perut kembung dan dehidrasi.
 Terjadi gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.
 Bila lelah terjadi strangulasi.
 Pasien mengalami nyeri hebat di daerah hernia, dimana nyeri menetap
karena rangsangan peritoneum. Pada pemeriksaan local ditemukan
benjolan yang tidak dapat dimasukkan lagi diserta nyeri tekan dan
tergantung keadaan isi hernia.
3

D. Dapat dijumpai tanda peritonitis atau terjadi abses local, keadaan ini
merupakan keadaan gawat darurat dan memerlukan pertolongan
Defek dinding abdomen Mengejan saat BAB, angkat beban berat, atau aktivitas berat
segera.PATOFISIOLOGI

Hernia

reponibel ireponibel strangulata

Obstipasi,
hernia muntah, tidak flatus, perut
letak rendah Isi kembung, dehidrasi,
hernia tidak gangguan keseimbangan
dapat dimasukkan lagi cairan & elektrolit, asam basa, nyeri
benjolan saat mengejan, angkat beban berat, aktivitas berat
hilang saat istirahat baring

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia adalah :
- Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.
- Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.

F. MANAJEMEN TERAPI
1. Terapi Konservatif
Pada hernia reponibel dilakukan tekanan secara terus-menerus pada benjolan
seperti dengan bantal pasir, pasien tidur pada posisi supine antitrendernburg
atau memakai korset.
2. Terapi Pembedahan
Dapat dilakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong hernia).
Tindakan pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel karena
dikawatirkan terjadi komplikasi. Kondisi usus harus diperhatikan pada
hernia inkarserata atau strangulata, bila terjadi nekrisis harus direseksi.
Metode pembedahan antara lain :
a. Perbaikan bassini
Kantung indirect dibuka, diperiksa dan diligasi. Bagian dasar inguinalis
diperkuat dengan menjahit fascia transversalis pada ligamentum
inguinalis di belakang funikulus.
b. Ligasi tinggi kantong hernia
Merupakan tindakan pada hernia inguinalis pada bayi dan anak.
c. Perbaikan shoudice
Fascia transversal dibagi secara longitudinal dan kedua lembaran
diimbrikasi pada ligamentum inguinal. Perbaikan diperkuat dengan
menjahit musculus obligus internus dan conjoined tendon pada
opneurosisi obligustrenus, untuk hernia direk dan indirek.
5

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan

Hari / tanggal : Senin, 17 Februari 2020


Waktu : 08.00 WIB
Metode : wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumen
Sumber data : Klien, tenaga kesehatan lain, status kesehatan pasien
Tempat : Ruang OK RSUD Ciawi
1. Identitas
a. Klien
Nama : Bapak “M”
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : laki - laki
Agama : islam
Suku / bangsa : Sunda/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Cibedug, Ciawi
Status perkawinan : Kawin
No. CM. : 710215
Tanggal masuk RS : 16 Februari 2020
Diagnosa medis : Hernia Inguinal Lateralis
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. “H”
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Hubungan dg Klien : istri
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Klien
1) Keluhan utama
Klien mengatakan perut terasa nyeri dan selangkangan terasa kencang
pada bagian benjolannya. Klien mengatakan agak pusing, pasien
mengatakan ini pertama kalinya melakukan operasi.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke poliklinik bedah pada hari Senin 3 Februari 2020 dan
direncanakan operasi pada hari Senin, 17 Februari 2020. Saat di ruang
persiapan operasi, klien menyatakan sedikit takut dan klien nampak
tegang. Klien juga mengajukan beberapa pertanyaan tentang bagaimana
proses operasi yang akan dijalaninya.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit DM, hipertensi, jantung, dan
asma.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit serupa dan
tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, asma dll.
3. Pola Kebiasaan
a. Aspek Fisik-Biologis
1) Pola nutrisi
Klien makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur dan lauk. Klien minum 4 –
5 kali setiap hari. klien puasa untuk menghadapi operasi yang akan
dilakukan sejak pukul 02.00 wib.
2) Pola eliminasi
Klien BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan, dengan konsistensi lunak,
warna kuning kecoklatan dan berbau khas feces. Klien BAK 6- 10 kali
sekitar 1200 cc setiap hari, warna kuning jernih, dan tidak ada keluhan.
Selama di rawat di rumah sakit klien belum BAB.
3) Pola aktivitas, istirahat dan tidur
Klien setiap hari bekerja sebagai wiraswasta untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Klien mengatakan biasa tidur selama 7 – 8 jam. Klien
mengatakan tidak pernah tidur siang dan biasa memulai tidurnya mulai
pukul 22.00 WIB – 05.00 WIB. Klien mengatakan biasa beristirahat di
sela – sela pekerjaannya.
4) Pola kebersihan diri
Pasien mandi dan menggosok gigi 2x setiap hari, Pasien keramas 1kali/ 2
hari.
b. Aspek Mental-Intelektual, Sosial dan Spiritual
1) Konsep diri
a) Gambaran diri
Pasien memandang dirinya sebagai orang yang sakit dan selalu
didampingi keluarganya
2) Identitas diri
Pasien menyadari dirinya sebagai laki – laki dan bertingkah laku
layaknya laki – laki.
b) Harga diri
Klien tidak malu dengan keadaannya saat ini karena klien menerima
keadaannya saat ini karena sudah merupakan kehendak Tuhan.
c) Peran diri
Selama dirawat di rumah sakit klien tidak dapat menjalankan
perannya sebagai pekerja wiraswasta dan kepala keluarga bagi anak
dan istri.
d) Ideal diri
Klien ingin cepat pulang dan klien ingin segera sembuh sehingga
bisa bekerja kembali seperti biasa.
3) Intelektual
Klien dan keluarga mengatakan tidak mengerti tentang penyebab
penyakit yang diderita dan bagaimana proses penyembuhannya dan cara
perawatan di rumah.
4) Hubungan interpersonal
Hubungan klien dengan keluarga baik, harmonis, dimana istri dan
saudara- saudaranya secara bergantian menunggui klien dan membantu
klien dalam memenuhi kebutuhannya. Saat berinteraksi dengan perawat,
klien kontak mata terus dan sangat memperhatikan apa yang dijelaskan.
5) Support System
Klien mendapat dukungan dari keluarganya
6) Spiritual
Klien beragama islam. Klien taat dalam menjalankan agamanya dan
klien selalu berdoa kepada Tuhan agar segera diberi kesembuhan.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Kesadaran : Compos mentis
2) Status gizi : baik
TB : 153 cm
BB : 46 kg
IMT : 19,65
3) Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Respirasi : 20x/ menit
Suhu : 36,7°C
b. Pemeriksaan Cepalo Caudal
1) Kepala
a)...................................................................Bentuk
..................................................................................
Bentuk kepala bulat, tidak ada luka atau cedera kepala,kulit kepala
kotor dan berminyak.
b)......................................................................Mata
..................................................................................
Kedua mata terlihat sayu, konjungtiva nonanemis.
c)...................................................................Telinga
..................................................................................
Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal: simetris kiri dan
kanan.tidak ada kelainan.
d).......................................................Mulut dan gigi
Bentuk bibir normal tidak ada perdarahan dan peradangan pada
mulut.gigi masih lengkap, tidak ada karang gigi dan karies,tidak ada
benda asing atau gigi palsu. Fungsi pengecapan baik, bentuk dan
ukuran tonsil normal serta tidak ada peradangan pada faring.
2) Leher
Kelenjar getah bening, dan tekanan vena jugularis tak ada kelainan
(tidak mengalami pembesaran ) tidak ada kaku kuduk
3) Dada
Simetris, pengembangan dada optimal, frekuensi pernafasan 20 x/menit.
ekspansi paru pada inspirasi dan ekspirasi maksimal.
4) Abdomen
Tidak ada massa, abdomen simetris, tidak ada jaringan parut, dilatasi
vena ataupun kemerahan. tidak ada nyeri tekan.
5) Ekstremitas
a) Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada
kelainan.Tidak ada luka pada tangan kanan dan kiri,
kekuatan cukup, dimana dapat membolak- balikan
tangan.
b) Bawah : anggota gerak lengkap. Bagian
selangkangan terdapat benjolan sehingga saat digerakkan
terasa sakit dan pegal.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan laboratorium
Hb : 12,4 (11,7 -15,5 g/dL)
Hematokrit : 36 (35-47%)
Leukosit : 7.0 (4-11 ribu/uL)
Trombosit : 238 (150-440 ribu/uL)
GDS : 88 (70 – 125 mg/dL)
Ureum : 31 (20 – 40 mg%)
Kreatinin : 1,1 (0,6 – 1,1 mg%)

6. Terapi
Ceftriaxone 1x1 gr pemberian secara IV jam 06.00 WIB

B. Analisa Data

Pre operasi
No Data Masalah Penyebab
1 Do :
a. Klien Nampak melindungi bagian Nyeri akut Benjolan di
inguinal inguinal
b. klien Nampak kesulitan mengangkat
kaki kirinya
c. Klien Nampak menyeringai menahan
sakit dan pusing
Ds :
a. Klien mengatakan perut terasa mbeseseg
b. selangkangan terasa kemeng pada
bagian benjolannya
c. Klien mengatakan agak pusing
d. Klien mengatakan takut untuk miring ke
kiri
2 Do : Cemas Prosedur
a. Klien Nampak tegang pembedahan
b. Klien Nampak cemas
Ds :
a. Klien mengatakan sedikit takut akan
dilakukan operasi
b. Klien menanyakan kapan dilakukan
operasi dan bagaimana prosesnya

Intra operasi

No Data Masalah Penyebab


1 Do : Resiko jatuh Anastesi
a. klien di bius dengan anastesi spinal narkotik
b. klien mengalami penurunan kekuatan
ekstremitas bagian bawah
c. mobilitas terbatas
Ds :
2 Do : Resiko Proses
a. Klien menjalani pembedahan pada perdarahan pembedahan
inguinalis lateralis
b. Klien dalam keadaan tidak sadar karena
pengaruh anastesi
C. Diagnosa

1. Nyeri akut berhubungan dengan benjolan di inguinal


2. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan
3. Resiko jatuh berhubungan dengan anastesi narkotik
4. Resiko perdarahan berhubungan dengan proses pembedahan

D. Rencana Asuhan Keperawatan

Pre operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah dilakukan a. Kaji a. membant
berhubungan dengan tindakan tingkat nyeri, u menentukan
benjolan di inguinal keperawatan durasi, lokasi pilihan
ditandai dengan selama 5 menit dan intensitas intervensi dan
Do : klien dapat memberikan
a. Klien Nampak mengontrol nyeri dasar untuk
melindungi bagian dengan criteria perbandingan
inguinal hasil : dan evaluasi
b. klien Nampak a. Klien terhadap terapi
kesulitan mengatakan b. Observas b. perilaku
mengangkat kaki nyeri berkurang i non verbal
kirinya b. Klien ketidaknyama menunjukkan
c. Klien Nampak mengatakan nan non ketidaknyaman
menyeringai perut sudah verbal an klien
menahan sakit dan tidak sebah terhadap nyeri
pusing c. Wajah
Ds : klien tenang c. komunik
a. Klien mengatakan tidak nampak c. Gunakan asi terapetik
perut terasa sebah menahan sakit strategi dapat
b. selangkangan terasa komunikasi menenangkan
kemeng pada terapetik klien
bagian benjolannya d. Gunakan d. memfoku
c. Klien mengatakan teknik skan perhatian
agak pusing distraksi klien
d. Klien mengatakan membantu
takut untuk miring menurunkan
ke kiri e. ciptakan tegangan otot
suasana e. lingkung
lingkungan an tenang
yang tenang dapat
mengurangi
factor-faktor
f. kolaboras stress selama
i dengan nyeri
dokter untuk f. analgetik
pemberian dapat
analgetik mengurangi
rasa nyeri yang
dirasakan klien
2 Cemas berhubungan Setelah dilakukan a. jelaskan a. kecemasa
dengan prosedur tindakan prosedur, n klien akan
pembedahan ditandai keperawatan termasuk berkurang
dengan selama 5 menit sensasi dengan
Do : kecemasan klien seperti informasi
a. Klien Nampak berkurang dengan keadaan yang diberikan
tegang _actor_a selama perawat
b. Klien Nampak c klien prosedur. b. dengan
cemas Nampak tenang b. Temani ditemani
Ds : c klien klien untuk perawat
a. Klien mengatakan mengatakan rasa meningkatka kecemasan
sedikit takut akan takutnya n keamanan klien akan
dilakukan operasi berkurang dan sedikit
b. Klien menanyakan c klien menurunkan berkurang
kapan dilakukan menyatakan siap kecemasan c. membant
operasi dan untuk dilakukan c. Dengarka u menentukan
bagaimana operasi n keluhan jenis
prosesnya klien intervensi
yang akan
dilakukan
d. mengetah
d. Identifika ui
si perubahan perkembangan
level keadaan klien
kecemasan e. membuat
e. Dorong perasaan
klien untuk terbuka dan
mengungkap bekerja sama
kan secara dalam
verbal memberikan
tentang informasi
perasaan, yang akan
persepsi dan membantu
ketakutan identifikasi
masalah
f. kontak
f. pertahank mata
an kontak menumbuhkan
mata hubungan
salinh percaya
antara perawat
klien
g. menurun
g. turunkan kan stimulus
stimulus cemas dapat
pembuat mencegah
cemas cemas yang
berkelanjutan
h. sikap
h. tunjukka penerimaan
n penerimaan perawat dapat
meningkatkan
kepercayaan
diri klien
i. suasana
i. jaga yang tenang
ketenangan dapat
mengurangi
stimulus
pembuat
cemas

E. Evaluasi pre operasi

Diagnosa Implementasi Evaluasi


Nyeri akut berhubungan dengan 17 Februari 2020 17 Februari 2020
benjolan di inguinal ditandai dengan
Pukul 08.45 Pukul 08.45
Do :
a. Klien Nampak melindungi bagian Mengkaji tingkat nyeri S : klien mengatakan nyeri
inguinal diatas selangkangan
b. klien Nampak kesulitan bagian kiri
mengangkat kaki kirinya O : klien terlihat
c. Klien Nampak menyeringai menyeringai menahan
menahan sakit dan pusing sakit
Ds : A : nyeri akut
a. Klien mengatakan perut terasa P : hentikan intervensi
sebah
b. selangkangan terasa kemeng pada 17 Februari 2020 17 Februari 2020
bagian benjolannya
Pukul 08.50 Pukul 08.55
c. Klien mengatakan agak pusing
d. Klien mengatakan takut untuk Mengajarkan klien untuk S : klien mengatakan nyeri
miring ke kiri nafas dalam berkurang
O : wajah klien tenang
A : tujuan tercapai
sebagian
P : lanjutkan intervensi
Ajarkan nafas dalam
Cemas berhubungan dengan 17 Februari 2020 17 Februari 2020
prosedur pembedahan ditandai
Pukul 08.55 Pukul 08.55
dengan
Do : a. menjelaskan S : klien mengatkan takut
a. Klien Nampak tegang prosedur operasi dan cemas
b. Klien Nampak cemas b. menemani klien O : wajah klien tegang,
Ds : untuk menurunkan klien tampak membaca
a. Klien mengatakan sedikit takut kecemasan doa
akan dilakukan operasi c. mendengarkan A : cemas teratasi
b. Klien menanyakan kapan keluhan klien P : hentikan intervensi
dilakukan operasi dan bagaimana d. mendorong klien
prosesnya untuk
mengungkapkan
rasa takutnya

Intra operasi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Resiko jatuh Setelah dilakukan a. Berikan petunjuk a. Ketidak
berhubungan tindakan
sederhana dan seimbangan proses
dengan anastesi keperawatan
narkotik ditandai selama ± 45 menit singkat pada pemikiran akan
dengan resiko jatuh dapat
pasien tentang membuat pasien
Do : diminimalisir
a. klien di bius dengan kriteria posisi saat operasi merasa kesulitan
dengan klien tidak jatuh
dalam memahami
anastesi spinal
b. klien petunjuk yang
mengalami
panjang
penurunan
kekuatan b.Siapkan peralatan b. Bantalan
ekstremitas
dan bantalan diperlukan untuk
bagian bawah
c. mobilitas untuk posisi yang melindungi
terbatas
dibutuhkan sesuai bagian-bagian
Ds : -
prosedur operasi tubuh yang
dan kebutuhan menonjol untuk
spesifik klien mencegah
terjadinya
c.Letakkan eletroda penekanan saraf
penetral (bantalan c Mencegah
elektrokauter) terjadinya
yang meliputi perlukaan akibat
seluruh massa alat elektronik
otot-otot yang
paling besar dan
yakinkan bahwa
bantalan berada
pada posisi yang
baik
d. Stabilkan baik
kereta pasien d. Kereta atau meja
maupun meja yang tidak stabil
operasi pada dapat terpisah,
waktu menyebabkan
memindahkan pasien terjatuh
pasien ke dan dari
meja operasi
2 Resiko Setelah dilakukan a. Lindungi sekitar a. Cegah kerusakan
perdarahan tindakan perawatan
kulit dan anatomi integritas kulit
berhubungan selama ± 45 menit
dengan proses resiko perdarahan yang sesuai
pembedahan dapat dicegah
seperti
ditandai dengan dengan kriteria
Do : penggunaan kassa
a. Klien
untuk
menjalani
pembedahan menghentikan
pada
perdarahan b. Kemungkinan
inguinalis
lateralis b. Pantau terjadinya
b. Klien dalam
pemasukan dan kekurangann
keadaan
tidak sadar pengeluaran cairan, yang
karena
cairan selama mempengaruhi
pengaruh
anastesi prosedur operasi keselamatan
Ds : -
dilakukan pemakai obat
anestesi,fungsi
organ dan kondisi
pasien
c. Kegagalan fungsi
alat dapat terjadi
c. Pastikan selama prosedur
keamanan operasi
elektrikal dan
alat-alat yang
digunakan selama
prosedur operasi.
Misalnya kabel
coter pada
keadaan utuh.
17

Daftar Pustaka

Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedikteran
EGC, Tahun 2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249.

Carpenito, L. J.2001.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa


Keperawatan, dan Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC.

Long, Barbara C. 2002, Perawat Medikal Bedah . Volume 1. (terjemahan). Yayasan


Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran: Bandung

Nanda, 2001-2002, Diagnosis Keperawatan NANDA: Defnisi dan klasifikasi

Anda mungkin juga menyukai