Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PREOPERATIF

DENGAN HERNIA INGUINALIS


LATERALISDI RUANG OK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

ANNISA AULIA TENRY


DASILVA BALQISH
DIAN PURNAMA SYAM
GITA AMALIA
HUSNUL KHATIMA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau bagian
terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan.

B. KLASIFIKASI
Berdasarkan terjadinya dibagi menjadi:
1. Hernia congenital /bawaan.
2. Hernia akuisita
Berdasarkan sifatnya hernia terbagi menjadi:
1. Hernia reponible yaitu bila isi hernia dapat dimasukkan kembali. Usus keluar
bila berdiri atau mengedan dan masuk lagi bila berbaring atau didorong masuk. Tidak
terdapat keluhan atau gejala obstruktif.
2. Hernia ireponible yaiotu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan
kedalam rongga, hal ini disebabkan perlengketan isi usus pada peritoneum kantong
hernia. Tidak ada keluhan nyeri atau tanda sumbatan usus.
Berdasarkan isinya hernia dibagi menjadi:
1. Hernia adipose, yaitu hernia yang isinya jaringan lemak.
2. Standing hernia, yaitu hernia yang isinya kembali sebagian dari dinding
kantong hernia.
3. Hernia litter, hernia inkaserata/ strangulasi yang sebagian dinding ususnya
yterjepit dalam cincin hernia

C. TANDA DAN GEJALA


1. Hernia reponible tanda dan gejalanya:
a. Pasien merasa tidak enak di tempat penonjolan

2
b. Ada penonjolan di salah satu lokasi abdomen misalnya inguinal, femoralis dan
lain-lain. Benjolan timbul saat mengejan BAB, mengangkat beban berat ataupun
saat aktivitas berat dan hilang pada waktu istirahat baring.
c. Kadang-kadang perut kembung.
d. Apabila terjadi perlengketan pada kantung hernia dan isi hernia maka tidak
dapat dimasukkan lagi (ireponibel).
2. Hernia inkarserata, tanda dan gejalanya :
a. Adanya gambaran obstruksi usus dimana pasien mengalami obstipasi, muntah,
tidak flatus, perut kembung dan dehidrasi.
b. Terjadi gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.
c. Bila lelah terjadi strangulasi.
d. Pasien mengalami nyeri hebat di daerah hernia, dimana nyeri menetap karena
rangsangan peritoneum. Pada pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak
dapat dimasukkan lagi diserta nyeri tekan dan tergantung keadaan isi hernia.
e. Dapat dijumpai tanda peritonitis atau terjadi abses local, keadaan ini merupakan
keadaan gawat darurat dan memerlukan pertolongan segera.

D. PATOFISIOLOGI

Defek dinding abdomen Mengejan saat BAB, angkat beban berat, atau aktivitas berat

Hernia

reponibel ireponibel strangulata

Obstipasi,
hernia muntah, tidak flatus, perut
letak rendah Isi kembung, dehidrasi,
hernia tidak gangguan keseimbangan
dapat dimasukkan lagi cairan & elektrolit, asam basa, nyeri
benjolan saat mengejan, angkat beban berat, aktivitas berat
hilang saat istirahat baring

3
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia adalah :
a. Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.
b. Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.

F.MANAJEMEN TERAPI
1. Terapi Konservatif
Pada hernia reponibel dilakukan tekanan secara terus-menerus pada benjolan seperti
dengan bantal pasir, pasien tidur pada posisi supine antitrendernburg atau memakai
korset.
2. Terapi Pembedahan
Dapat dilakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong hernia). Tindakan
pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel karena dikawatirkan terjadi
komplikasi. Kondisi usus harus diperhatikan pada hernia inkarserata atau strangulata,
bila terjadi nekrisis harus direseksi.
Metode pembedahan antara lain :
a. Perbaikan bassini
Kantung indirect dibuka, diperiksa dan diligasi. Bagian dasar inguinalis diperkuat
dengan menjahit fascia transversalis pada ligamentum inguinalis di belakang
funikulus.
b.Ligasi tinggi kantong hernia
Merupakan tindakan pada hernia inguinalis pada bayi dan anak.
c. Perbaikan shoudice
Fascia transversal dibagi secara longitudinal dan kedua lembaran diimbrikasi
pada ligamentum inguinal. Perbaikan diperkuat dengan menjahit musculus

4
obligus internus dan conjoined tendon pada opneurosisi obligustrenus, untuk
hernia direk dan indirek.

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Hari / tanggal : Rabu16 Juni 2010

Waktu : 08.30 WIB

Metode : wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumen

Sumber data : Klien, tenaga kesehatan lain, status kesehatan pasien

Tempat : Ruang OK RSUD wates

1. Identitas

a. Klien

Nama : Bapak “M”

Umur : 43 tahun

Jenis kelamin : laki - laki

Agama : Islam

Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Tayuban, Panjatan, Kulon Progo

5
Status perkawinan : Kawin

No. CM. : 360230

Tanggal masuk RS : 13 Jani 2010

Diagnosa medis : Hernia Inguinal Lateralis

b. Penanggung Jawab

Nama : Ny. “H”

Umur : 40 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : Tayuban, Panjatan, Kulon Progo

Hubungan dg Klien : istri

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Klien

1) Keluhan utama

Klien mengatakan perut terasa sebah dan selangkangan terasa kemeng pada
bagian benjolannya. Klien mengatakan agak pusing, tidak merasa mual, dan
tidak muntah.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Klien datang ke poliklinik bedah pada hari Senin 11 Januari 2010 dan
direncanakan operasi pada hari rabu 13 Januari 2010. Untuk mempersiapkan
operasi klien dirawat di Rumah Sakit ruang penyakit bedah bangsal Anggrek
RSUD Wates tanggal 12 Januari 2010. Saat di ruang persiapan operasi, klien
menyatakan sedikit takut dan klien nampak tegang. Klien juga mengajukan
beberapa pertanyaan tentang bagaimana proses operasi yang akan dijalaninya.
Saat dilaksanakan operasi, klien dibius dengan bius spinal yang merupakan
anastesi lokal sehingga klien dalam keadaan sadar yang mengakibatkan
terjadinya penurunan kekuatan ekstremitas bawah. Saat selesai dilakukan

6
operasi, klien keluar dalam keadaan sadar dan tidak nampak takut. Namun ada
sedikit rasa tidak nyaman pada bagian bekas luka operasi.

3) Riwayat kesehatan dahulu

Klien tidak memiliki riwayat penyakit DM, klien tidak menderita hipertensi dan
asma.

b. Riwayat Kesehatan Keluarga

1) Riwayat kesehatan keluarga

Anggota keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit serupa dan tidak ada
yang menderita penyakit hipertensi, asma dll.

3. Pola Kebiasaan

a. Aspek Fisik-Biologis

1) Pola nutrisi

a) Sebelum sakit

Pasien makan tiga kali sehari,dengan nasi, sayur dan lauk. Pasien minum
air putih 5 – 6 gelas setiap hari.

b) Selama sakit

Klien makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur dan lauk. Klien minum 4 – 5
kali setiap hari. Selama di rawat di bangsal bedah sejak tanggal 12 Januari
2010 klien belum makan atau minum, klien puasa untuk menghadapi
operasi yang akan dilakukan.

2) Pola eliminasi

a) Sebelum sakit

7
Klien BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan, dengan konsistensi lunak,
warna kuning kecoklatan dan berbau khas feces. Klien BAK 6 – 10 kali
sekitar 1200 cc setiap hari, warna kuning jernih, dan tidak ada keluhan.

b) Selama sakit

Klien BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan, dengan konsistensi lunak,
warna kuning kecoklatan dan berbau khas feces. Klien BAK 6- 10 kali
sekitar 1200 cc setiap hari, warna kuning jernih, dan tidak ada keluhan.
Selama di rawat di rumah sakit klien belum BAB.

3) Pola aktivitas, istirahat dan tidur

a) Sebelum sakit

Klien setiap hari bekerja sebagai wiraswasta untuk memenuhi kebutuhan


keluarga. Klien mengatakan biasa tidur selama 7 – 8 jam. Klien
mengatakan tidak pernah tidur siang dan biasa memulai tidurnya mulai
pukul 22.00 WIB – 05.00 WIB. Klien mengatakan biasa beristirahat di sela
– sela pekerjaannya.

b) Selama sakit

Klien mengatakan tidak dapat bekerja sebagai wiraswasta semenjak sakit


karena harus dirawat di Rumah Sakit dan akan dilakukan operasi. Pola
aktivitas klien terganggu dan klien harus beristirahat di tempat tidur selama
dirawat dan BAK di tempat tidur karena telah terpasang kateter. Klien
mengatakan biasa tidur selama 4 – 5 jam saat dirawat karena tidak familier
dengan keadaan sekitarnya.

4) Pola kebersihan diri

a) Sebelum dirawat

Pasien mandi dan mengosok gigi 2x setiap hari,pasien keramas 2 hari


sekali.

b) Selama dirawat

8
Pasien mandi dan menggosok gigi 2x setiap hari, selama dirawat (sehari)
pasien belum pernah keramas.

b. Aspek Mental-Intelektual, Sosial dan Spiritual

1) Konsep diri

a) Gambaran diri

Pasien memandang dirinya sebagai orang yang sakit dan selalu didampingi
keluarganya

2) Identitas diri

Pasien menyadari dirinya sebagai laki – laki dan bertingkah laku layaknya
laki – laki.

b) Harga diri

Klien tidak malu dengan keadaannya saat ini karena klien menerima
keadaannya saat ini karena sudah merupakan kehendak Tuhan.

c) Peran diri

Selama dirawat di rumah sakit klien tidak dapat menjalankan perannya


sebagai pekerja wiraswasta dan kepala keluarga bagi anak dan istri.

d) Ideal diri

Klien ingin cepat pulang dan klien ingin segera sembuh sehingga bisa
bekerja kembali seperti biasa.

3) Intelektual

Klien dan keluarga mengatakan tidak mengerti tentang penyebab penyakit yang
diderita dan bagaimana proses penyembuhannya dan cara perawatan di rumah.

4) Hubungan interpersonal

Hubungan klien dengan keluarga baik, harmonis, dimana istri dan saudara-
saudaranya secara bergantian menunggui klien dan membantu klien dalam
memenuhi kebutuhannya. Saat berinteraksi dengan perawat, klien kontak mata
terus dan sangat memperhatikan apa yang dijelaskan.

9
5) Support System

Klien mendapat dukungan dari keluarganya

6) Spiritual

Klien beragama islam. Klien taat dalam menjalankan agamanya dan klien
selalu berdoa kepada Tuhan agar segera diberi kesembuhan

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

1) Kesadaran : Compos mentis

2) Status gizi : baik

TB : 153 cm

BB : 46 kg

IMT : 19,65

3) Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Respirasi : 20x/ menit

Suhu : 36,7°C

b. Pemeriksaan Cepalo Caudal

1) Kepala

a).........................................................................Bentuk
........................................................................................

Bentuk kepala bulat, tidak ada luka atau cedera kepala,kulit kepala kotor
dan berminyak.

b)............................................................................Mata
........................................................................................

Kedua mata terlihat sayu, konjungtiva pucat.

10
c).........................................................................Telinga
........................................................................................

Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal: simetris kiri dan kanan.tidak


ada kelainan.

d).............................................................Mulut dan gigi

Bentuk bibir normal tidak ada perdarahan dan peradangan pada mulut.gigi
masih lengkap, tidak ada karang gigi dan karies,tidak ada benda asing atau gigi
palsu. Fungsi pengecapan baik, bentuk dan ukuran tonsil normal serta tidak ada
peradangan pada faring.

2) Leher

Kelenjar getah bening, dan tekanan vena jugularis tak ada kelainan (tidak
mengalami pembesaran ) tidak ada kaku kuduk

3) Dada

Simetris, pengembangan dada optimal, frekuensi pernafasan 20 x/menit.


ekspansi paru pada inspirasi dan ekspirasi maksimal.

4) Abdomen

Tidak ada massa, abdomen simetris, tidak ada jaringan parut, dilatasi vena
ataupun kemerahan. tidak ada nyeri tekan.

5) Ekstremitas

a) Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada


kelainan.Tidak ada luka pada tangan kanan dan kiri, kekuatan
cukup, dimana dapat membolak- balikan tangan.

b) Bawah : anggota gerak lengkap. Bagian


selangkangan terdapat benjolan sehingga saat digerakkan
terasa sakit dan kemeng.

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Hasil pemeriksaan laboratorium

GDS : 62 (70 – 125 mg/dL)

11
Ureun : 31 (20 – 40 mg%)

Creat : 1,23 (0,6 – 1,1 mg%)

6. Terapi

Injeksi cefotaxim 1 gr/12 jam

Ciprofloksasin 2 x 500 mg

Injeksi ketorolak 30 gr/8 jam

Asam mefenamat 3 x 500 gr

B. Analisa Data
Pre operasi
No Data Masalah Penyebab
1 Do :
a. Klien Nampak
melindungi bagian
inguinal
b. klien Nampak kesulitan
mengangkat kaki kirinya
c. Klien Nampak Nyeri akut Benjolan di inguinal
menyeringai menahan
sakit dan pusing
Ds :
a. Klien mengatakan perut
terasa mbeseseg
b. selangkangan terasa
kemeng pada bagian

12
benjolannya
c. Klien mengatakan agak
pusing
d. Klien mengatakan takut
untuk miring ke kiri

2 Do :
a. Klien Nampak tegang
b. Klien Nampak cemas
Ds :
a. Klien mengatakan Cemas Prosedur
sedikit takut akan pembedahan
dilakukan operasi
b. Klien menanyakan
kapan dilakukan operasi
dan bagaimana prosesnya

3 Do :
Klien Nampak tegang dan takut
Ds : Kurang pengetahuan Kurang terpapar
Klien menanyakan kapan informasi
dilakukan operasi dan
bagaimana prosedurnya

C. Diagnosa

1. Nyeri akut berhubungan dengan benjolan di inguinal ditandai dengan


Do :
a. Klien Nampak melindungi bagian inguinal
b. Klien Nampak kesulitan mengangkat kaki kirinya
c. Klien Nampak menyeringai menahan sakit dan pusing

13
Ds :
a. Klien mengatakan perut terasa mbeseseg
b. selangkangan terasa kemeng pada bagian benjolannya
c. Klien mengatakan agak pusing
d. Klien mengatakan takut untuk miring ke kiri
2. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan ditandai dengan
Do :
a. Klien Nampak tegang
b. Klien Nampak cemas
Ds :
a. Klien mengatakan sedikit takut akan dilakukan operasi
b. Klien menanyakan kapan dilakukan operasi dan bagaimana prosesnya
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
dengan Do :
Klien Nampak tegang dan takut
Ds :
Klien menanyakan kapan dilakukan operasi dan bagaimana prosedurnya
D. Rencana Asuhan Keperawatan
Pre operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah dilakukan a. Kaji a. membant
berhubungan tindakan tingkat u menentukan
dengan benjolan keperawatan selama nyeri, pilihan
di inguinal 5 menit klien dapat durasi, intervensi dan
ditandai dengan mengontrol nyeri lokasi dan memberikan
Do : dengan criteria hasil intensitas dasar untuk
a. Klien Nampak : perbandingan
melindungi a. Klien dan evaluasi
bagian inguinal mengatakan nyeri terhadap terapi
b. klien Nampak berkurang b. perilaku
kesulitan b. Klien non verbal
mengangkat mengatakan perut b. Observa menunjukkan
kaki kirinya sudah tidak sebah si ketidaknyama

14
c. Klien Nampak c. Wajah klien ketidaknyam nan klien
menyeringai tenang tidak anan non terhadap nyeri
menahan sakit nampak menahan verbal
dan pusing sakit c. komunik
Ds : asi terapetik
a. Klien dapat
mengatakan c. Gunakan menenangkan
perut terasa strategi klien
sebah komunikasi d. memfok
b. selangkangan terapetik uskan
terasa kemeng d. Gunakan perhatian klien
pada bagian teknik membantu
benjolannya distraksi menurunkan
tegangan otot
c. Klien e. ciptakan e. lingkung
mengatakan suasana an tenang
agak pusing lingkungan dapat
d. Klien yang tenang mengurangi
mengatakan factor-faktor
takut untuk stress selama
miring ke kiri f. kolabora nyeri
si dengan f. analgetik
dokter untuk dapat
pemberian mengurangi
analgetik rasa nyeri
yang
dirasakan
klien
2 Cemas Setelah dilakukan a. jelaskan a. kecemas
berhubungan tindakan prosedur, an klien akan
dengan prosedur keperawatan selama termasuk berkurang
pembedahan 5 menit kecemasan sensasi dengan
ditandai dengan klien berkurang seperti informasi

15
Do : dengan _actor_a keadaan yang
a. Klien Nampak c klien selama diberikan
tegang Nampak tenang prosedur. perawat
b. Klien Nampak c klien b. Temani b. dengan
cemas mengatakan rasa klien untuk ditemani
Ds : takutnya meningkatk perawat
a. Klien berkurang an kecemasan
mengatakan c klien keamanan klien akan
sedikit takut menyatakan siap dan sedikit
akan dilakukan untuk dilakukan menurunkan berkurang
operasi operasi kecemasan c. membant
b. Klien c. Dengark u menentukan
menanyakan an keluhan jenis
kapan klien intervensi
dilakukan yang akan
operasi dan dilakukan
bagaimana
prosesnya d. mengeta
d. Identifik hui
asi perkembanga
perubahan n keadaan
level klien
kecemasan e. membuat
e. Dorong perasaan
klien untuk terbuka dan
mengungka bekerja sama
pkan secara dalam
verbal memberikan
tentang informasi
perasaan, yang akan
persepsi dan membantu
ketakutan identifikasi

16
f. pertahan masalah
kan kontak f. kontak
mata mata
g. turunkan menumbuhka
stimulus n hubungan
pembuat salinh percaya
cemas antara
h. tunjukka perawat klien
n g. menurun
penerimaan kan stimulus
cemas dapat
i. jaga mencegah
ketenangan cemas yang
berkelanjutan
h. sikap
penerimaan
perawat dapat
meningkatkan
kepercayaan
diri klien
i. suasana
yang tenang
dapat
mengurangi
stimulus
pembuat
cemas

3 Kurang Setelah dilakukan a. Identifik a. Pengetah


pengetahuan tindakan perawatan asi factor uan dasar
berhubungan selama 5 menit internal dan yang
dengan kurang pengetahuan klien eksternal memadai
terpapar informasi bertambah dengan yang dapat dapat

17
ditandai dengan _actor_a meningkatka meningkatka
Do : a. Klien n motivasi n kerjasama
Klien Nampak tenang orang tua pasien
tegang dan takut b. Klien dan mengenai
Ds : Nampak siap keluarga.Jela program
Klien menjalani skan pengobatan
menanyakan operasi pengertian, dan
kapan dilakukan tanda gejala, mendapatkan
operasi dan komplikasi, penyembuha
bagaimana rencana n yang
prosedurnya tindakan optimal
yang akan
dilakukan.
b. Jelaskan b. Pengetah
mengenai uan
jadwal, dan mengenai
lokasi lokasi
operasi operasi dapat
mningkatkan
tindakan
kooperatif
c. Jelaskan klien
durasi c. Durasi
tindakan tindakan
operasi operasi dapat
menenangka
d. Identifik n klien
asi d. Tingkat
kecemasan kecemasan
klien klien untuk
mengetahui
kesiapan

18
klien operasi
e. Gambar e. Gambara
kan tindakan n tidakan
preoperasi preoperatife
rutin dapat
(anestesi, meningkatka
diet, test n kesipan
laboratorium klien dalam
, IV terapi, melaksanaka
ruang tunggu n operasi
keluarga).

E. EVALUASI
pre operasi
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Nyeri akut berhubungan 13 Januari 2010 13 Januari 2010
dengan benjolan di inguinal Pukul 08.45 Pukul 08.45
ditandai dengan Mengkaji tingkat nyeri S : klien mengatakan nyeri
Do : diatas selangkangan
a. Klien Nampak melindungi bagian kiri
bagian inguinal O : klien terlihat
b. klien Nampak kesulitan menyeringai menahan
mengangkat kaki kirinya sakit
c. Klien Nampak A : nyeri akut
menyeringai menahan P : hentikan intervensi
sakit dan pusing
Ds : 13 Januari 2010 13 Januari 2010
a. Klien mengatakan perut Pukul 08.50 Pukul 08.55
terasa sebah Mengajarkan klien untuk S : klien mengatakan nyeri
b. selangkangan terasa nafas dalam berkurang
kemeng pada bagian O : wajah klien tenang
benjolannya A : tujuan tercapai
c. Klien mengatakan agak sebagian

19
pusing P : lanjutkan intervensi
d. Klien mengatakan takut Ajarkan nafas dalam
untuk miring ke kiri
Cemas berhubungan dengan 13 Januari 2010 13 Januari 2010
prosedur pembedahan Pukul 08.55 Pukul 08.55
ditandai dengan a. menjelaskan S : klien mengatkan takut
Do : prosedur operasi dan cemas
a. Klien Nampak tegang b. menemani klien O : wajah klien tegang,
b. Klien Nampak cemas untuk menurunkan klien tampak membaca
Ds : kecemasan doa
a. Klien mengatakan sedikit c. mendengarkan A : cemas teratasi
takut akan dilakukan keluhan klien P : hentikan intervensi
operasi d. mendorong klien
b. Klien menanyakan kapan untuk mengungkapkan
dilakukan operasi dan rasa takutnya
bagaimana prosesnya
Kurang pengetahuan 13 Januari 2010 13 Januari 2010
berhubungan dengan kurang Pukul 08.55 Pukul 08.55
terpapar informasi ditandai a. menjelaskan jadwal S : klien menanyakan
dengan dan lokasi operasi prosedur operasi
Do : b. menjelaskan durasi O : klien terligat tegang
Klien Nampak tegang dan operasi A : masalah teratasi
takut c. menggambarkan P : hentikan intervensi
Ds : jalannya operasi rutin
Klien menanyakan kapan (anastesi, diit, dll)
dilakukan operasi dan
bagaimana prosedurnya

Daftar Pustaka

20
Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedikteran EGC, Tahun
2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249.

Carpenito, L. J.2001.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa Keperawatan,


dan Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC.

Nanda, 2001-2002, Diagnosis Keperawatan NANDA: Defnisi dan klasifikasi www.google.com

21

Anda mungkin juga menyukai