Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA

Disusun Oleh:

NAMA : Khilwiyatul ula


NIM : 72020040001
PRODI : Profesi Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2019/ 2020
Jln. Ganesha I, Purwosari, Kudus 59316, Telp/Fax. +62 291 437 218
Website: www.umkudus.ac.id
Email: sekretariat@umkudus.ac.id
1. PENGERTIAN
Hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui defek pada fasia
dan muskuloponeurotik dinding perut baik secara kongenital atau didapat. Lubang tersebut
dapat timbul karena lubang embryonal yang tidak menutup atau melebar serta akibat rongga
perut yang meninggi (Tanto,Ehris.dkk.2014).
Hernia merupakan penonjolan viskus atau sebagian dari viskus melalui celah yang
abnormal pada selubungnya ( Grace,2007).
Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau bagian
terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan (Dermawan, 2010).

2. ETIOLOGI
1. Batuk
2. Obesitas
3. Penyakit paru obstruksi kronis
4. Konstipasi
5. Kehamilan
6. Riwayat hernia pada keluarga
7. Aneurisme arteri
8. Merokok
9. Mengangkat beban berat
10. Aktifitas fisik berlebihan (Tanto, Ehris.dkk. 2014)

3. TANDA DAN GEJALA


1. Berupa benjolan
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
4. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang berisi kandung
kencing.
5. Benjolan tidak berwarna merah
6. Inkrakerata, benjolan hernia hamper menetap karena telah terjadi sumbatan pada saluran
pencernaan.
7. Strangulate, merupakan tingkat paling parah dari hernia dimana telah terjadi
penyumbatan pembuluh darah yang akhirnya dapat membahayakan dan dapat
menyebabkan kematian. (Sjsmsuhidayat, 2010).

4. PATHOFISIOLOGI
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti
tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk
yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan
yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu
kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya
pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan
yang cukup lama, pembedahan abdominal, kemudian terjadi hernia. Karenan organ-organ
selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup
lama, sehingga terjadilah penonjolan yang mengakibatkan kerusakan yang sangat
parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau
mengalami kelemahan.

5. PATHWAY
Predisposisi Presipitasi
Usia Batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi,
Mengangkat tekanan berat, kehamilan atau
Kegemukan asites, mengejan

Proses degenerasi otot musculus Peningkatan tekanan intra abdomen

Kelemahan otot lemak preperitonel masuk kedalam kanalis femoralis

Melemahnya otot tranversalis menjadi pembuka jalan terjadinya hernia

Dasar kenalis inguinalis

Isi hernia masuk melalui kanalis

Femoralis kedalam sinistra

Hernia Femoralis

Peningkatan tekakan abdomen mual muntah, nyeri abdomen usus memasuki kantung hernia

Saluran limfe terbendung Iskemik usus peningkatan tekanan abdomen

Suplai darah terhenti paralisis usus terjepit

Odema sumbatan saluran cerna


Intoleransi Aktivitas
Merespon neurotransferter regurgitasi isi usus

Proses aferen (sensori) kembung, mual muntah, anoreksia

Merespon tallamus

Afferent

Nyeri Pembedahan

Resiko Infeksi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Herniografi
Teknik ini, yang melibatkan injeksi medium kontres ke dalam kavum peritoneal dan
dilakukan X-ray, sekarang jarang dilakukan pada bayi untuk mengidentifikasi hernia
kontralateral pada groin. Mungkin terkadang berguna untuk memastikan adanya hernia
pada pasien dengan nyeri kronis pada groin.
2. USG
Sering digunakan untuk menilai hernia yang sulit dilihat secara klinis.
3. CT dan MRI
Berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi
(Nurarif, A.H dan Kusuma, Hardi. 2015).

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut (Nurarif, A.H dan Kusuma, Hardi. 2015).operasi hernia dilakukan dalam 3 tahap:
1. Herniotomy
Membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi hernia ke cavum
abdominalis.
2. Hernioraphy
Mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkanya pada conjoint tendon
(penebalan antara tepi bebas M. obliquus yang berinsersio di tuberculum pubicum).
3. Hernioplasty
Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinale agar LMR hilang/ tertutup dan
dinding perut jadi lebih kuat karena tertutup otot. Hernioplasty pada hernia inguinalis
lateralis ada bermacam-macam menurut kebutuhanya (Ferguson, Bassini, Halstedt,
Hernioplasty pada hernia inguinalis media dan hernia femoralis dikerjakan dengan cara
Mc. Vay).

H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala: - Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat,duduk mengemudi
dalam waktu yang lama.
- Penurunan rentan gerak dari ekstremitas pada salah satu bagian tubuh.
- Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa dilakukan.
Tanda: - Atrofi otot pada bagian tubuh terkena
-  gangguan dalam perjalanan
2.     Eliminasi
Gejala: - Konstipasi
-  mengalami kesulitan dalam defekasi
-  adanya inkontinensia atau retensio urin
3. Nutrisi / cairan
Gejala: - Anoreksia : mual, muntah
- Penurunan berat badan
4.    Nyeri / kenyamanan
Gejala: - Nyeri seperti tertusuk pisau akan semakin memburuk dengan adanya :
batuk, mengangkat, defekasi.
Tanda: - Nyeri pada palpasi.
7.   Keamanan
Gejala: - Demam
8. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : - gaya hidup monoton hiperaktif

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Nyeri akut b/d diskontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.
- Hambatan mobilitas fisik b/d luka post operasi.
- Resiko infeksi b/d luka insisi bedah/ operasi.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

N Hari/Tanggal DX Tujuan dan Kriteria Intervensi Ttd


O Jam Kep Hasil
1 Senin 1 Setelah dilakukan  Manajemen Nyeri
02 November tindakan keperawatan O : Lakukan pengkajian
2020. selama 2x24 jam nyeri secara
Jam 10.00 WIB. diharapkan Nyeri komprehensif PQRST.
dapat terkontrol N : Observasi isyarat
dengan KH: nonverbal
1. Nyeri yang ketidaknyamanan,
dilaporkan khususnya pada mereka
ringan : 4 yang tidak mampu
2. Menyeringit : 5 berkomunikasi efektif.
E : Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamanan
prosedur.
C : ajarkan tentang teknik
non farmakologi :
relaksasi nafas dalam.
2 Selasa, 03 2 Setelah dilakukan O : Observasi aktivitas
November 2020 tindakan keperawatan pasien.
Jam 19.00 WIB selama 2x24 jam N : Bantu pasien untuk
diharapkan hambatan miring kanan kiri,
mobilitas fisik normal duduk, berdiri dan
dengan KH : berjalan.
1. Bergerak dari E : Ajarkan pasien dan
posisi berbaring ke keluarga cara melatih
posisi duduk. dan melakukan ROM
2. Bergerakdari aktif dan pasif.
posisi duduk ke C : Kolaborasi dengan ahli
posisi berdiri dan fisioterapi.
berjalan.
3. ROM aktif dan
pasif normal.
3 Selasa, 03 3 Setelah dilakukan O: Monitor tanda dan
November 2020 tindakan keperawatan gejala infeksi : Dolor
Jam 10.00 WIB selama 2x24 jam (Nyeri), Kalor (Panas),
diharapkan resiko Tumor (Bengkak),
infeksi dapat dicegah Rubor (Kemerahan).
dan teratasi dengan N: Berikan perawatan luka
KH : pada area epidermis.
1. Pasien terbebas E: Ajarkan pasien dan
dari tanda dan keluarga tentang tanda
gejala infeksi : dan gejala infeksi.
Dolor (Nyeri), C: Kolaborasi dengan
Kalor (Panas), dokter untuk pemberian
Tumor (Bengkak), antibiotic.
Rubor
(Kemerahan).

4. REFERENSI
- Nanda 2018-2020. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
- Sue Moorhead, Marion Johson Merideon 1. Mass. Elizabeth Swanson 2016. Nursing
Outcame Classification, Elseiver. Singapore.
- Gloria M. Bluchek, Howard K. Butcher, Joane M . Dochterman. Cherly .M. Wagner.
2016. Nursing Interventions Classivication. Elseiver .Singapore.
- Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Pathifisiologi. Jakarta : EGC.
- Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia, 2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu, Edisi Kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
- Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
- Huda, Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jakarta : Mediaction Publishing.
- Smelzer, S. C., & Bare B. G. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth (Edisi 8 Volume 1). Jakarta : EGC.
- Stockslager L, Jaime dan Liz Sehaeffer. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrie. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai