Disusun Oleh:
2. ETIOLOGI
1. Batuk
2. Obesitas
3. Penyakit paru obstruksi kronis
4. Konstipasi
5. Kehamilan
6. Riwayat hernia pada keluarga
7. Aneurisme arteri
8. Merokok
9. Mengangkat beban berat
10. Aktifitas fisik berlebihan (Tanto, Ehris.dkk. 2014)
4. PATHOFISIOLOGI
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti
tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk
yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan
yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu
kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya
pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan
yang cukup lama, pembedahan abdominal, kemudian terjadi hernia. Karenan organ-organ
selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup
lama, sehingga terjadilah penonjolan yang mengakibatkan kerusakan yang sangat
parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau
mengalami kelemahan.
5. PATHWAY
Predisposisi Presipitasi
Usia Batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi,
Mengangkat tekanan berat, kehamilan atau
Kegemukan asites, mengejan
Hernia Femoralis
Peningkatan tekakan abdomen mual muntah, nyeri abdomen usus memasuki kantung hernia
Merespon tallamus
Afferent
Nyeri Pembedahan
Resiko Infeksi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Herniografi
Teknik ini, yang melibatkan injeksi medium kontres ke dalam kavum peritoneal dan
dilakukan X-ray, sekarang jarang dilakukan pada bayi untuk mengidentifikasi hernia
kontralateral pada groin. Mungkin terkadang berguna untuk memastikan adanya hernia
pada pasien dengan nyeri kronis pada groin.
2. USG
Sering digunakan untuk menilai hernia yang sulit dilihat secara klinis.
3. CT dan MRI
Berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi
(Nurarif, A.H dan Kusuma, Hardi. 2015).
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut (Nurarif, A.H dan Kusuma, Hardi. 2015).operasi hernia dilakukan dalam 3 tahap:
1. Herniotomy
Membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi hernia ke cavum
abdominalis.
2. Hernioraphy
Mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkanya pada conjoint tendon
(penebalan antara tepi bebas M. obliquus yang berinsersio di tuberculum pubicum).
3. Hernioplasty
Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinale agar LMR hilang/ tertutup dan
dinding perut jadi lebih kuat karena tertutup otot. Hernioplasty pada hernia inguinalis
lateralis ada bermacam-macam menurut kebutuhanya (Ferguson, Bassini, Halstedt,
Hernioplasty pada hernia inguinalis media dan hernia femoralis dikerjakan dengan cara
Mc. Vay).
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala: - Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat,duduk mengemudi
dalam waktu yang lama.
- Penurunan rentan gerak dari ekstremitas pada salah satu bagian tubuh.
- Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa dilakukan.
Tanda: - Atrofi otot pada bagian tubuh terkena
- gangguan dalam perjalanan
2. Eliminasi
Gejala: - Konstipasi
- mengalami kesulitan dalam defekasi
- adanya inkontinensia atau retensio urin
3. Nutrisi / cairan
Gejala: - Anoreksia : mual, muntah
- Penurunan berat badan
4. Nyeri / kenyamanan
Gejala: - Nyeri seperti tertusuk pisau akan semakin memburuk dengan adanya :
batuk, mengangkat, defekasi.
Tanda: - Nyeri pada palpasi.
7. Keamanan
Gejala: - Demam
8. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : - gaya hidup monoton hiperaktif
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Nyeri akut b/d diskontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.
- Hambatan mobilitas fisik b/d luka post operasi.
- Resiko infeksi b/d luka insisi bedah/ operasi.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
4. REFERENSI
- Nanda 2018-2020. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
- Sue Moorhead, Marion Johson Merideon 1. Mass. Elizabeth Swanson 2016. Nursing
Outcame Classification, Elseiver. Singapore.
- Gloria M. Bluchek, Howard K. Butcher, Joane M . Dochterman. Cherly .M. Wagner.
2016. Nursing Interventions Classivication. Elseiver .Singapore.
- Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Pathifisiologi. Jakarta : EGC.
- Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia, 2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu, Edisi Kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
- Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
- Huda, Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jakarta : Mediaction Publishing.
- Smelzer, S. C., & Bare B. G. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth (Edisi 8 Volume 1). Jakarta : EGC.
- Stockslager L, Jaime dan Liz Sehaeffer. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrie. Jakarta :
EGC.