HERNIA SCROTALIS
Disusun oleh :
ELWYN PUTRA RACHMAWAN
P17220174072
A. DEFINISI
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu
rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan. Hernia adalah keluarnya bagian dalam dari tempat
biasanya. Hernia scrotal adalah burut lipat paha pada laki-laki
yang turun sampai ke dalam kantung buah zakar.
Hernia scrotalis adalah hernia yang melalui cincin
inguinalis dan turun ke kanalis pada sisi funikulus spermatikus
pada bagian anterior dan lateral, yang dapat mencapai scrotum,
hernia ini disebut juga hernia inguinalis indirect (Sachdeva,
1996, hal 235).
Nekrosis
intestinal
Insisi bedah
Peristaltik
Intake makanan
usus
Nyeri
Ketidak
Konstipasi seimbangan nutrisi
E. MASALAH KEPERAWATAN
Masalah keperawatan yang mungkin muncul:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
b. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan
d. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan
F. PENATALAKSANAAN
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
yang telah direposisi. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri
memegang isi hernia dan membentuk corong, tangan kanan
mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan
yang tetap sampai terjadi reposisi.
Pada anak-anak reposisi spontan lebih sering terjadi dan gangguan
vitalitas lebih jarang disbanding orang dewasa. Hal ini disebabkan cincin
hernia yang lebih elastis pada anak-anak. Reposisi dilakukan dengan
menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres es di atas
hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil, anak disiapkan operasi hari
berikutnya. Bila tidak berhasil, operasi segera.
Pemakaian penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah
direposisi dan tidak pernah menyembuhkan, sehingga harus dipakai
seumur hidup. Ini tidak dianjurkan karena merusak kulit dan tonus otot di
daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam.
Yang penting diperhatikan untuk memperoleh keberhasilan terapi
maka factor-faktor yang meningkatkan tekanan intra abdomen juga harus
dicari dan diperbaiki. Misalnya batuk kronis, prostat, tumor, ascites, dan
lain-lain). Dan defek yang ada direkonstruksi.
Langkah operatif adalah pengobatan satu-satunya yang rasional.
Indikasi operasi sudah ada sejak diagnosa ditegakkan. Prinsip dasar
operasi terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
Herniotomi adalah membebaskan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian
direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pada anamnesis keluhan utama yang lazim didapatkan adalah keluhan
adanya
benjolan pada lipat paha atau nyeri hebat pada abdomen. Melakukan
pemeriksaan fisik dengan melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Pola kebutuhan dasar :
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala :
a) Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat berat, duduk dan
mengemudi dalam waktu lama
b) Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur
c) Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian
tubuh
d) Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
2) Tanda :
Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan dalam berjalan.
b. Eliminasi
1) Gejala : konstipasi
c. Integritas Ego
1) Gejala :
ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan
financial keluarga
2) Tanda :
tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga
d. Neurosensori
1) Gejala :
kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kaki
2) Tanda :
penurunan reflek tendon dalam, kelemahan otot, hipotonia. Nyeri
tekan/spasme otot paravertebralis, penurunan persepsi nyeri
e. Kenyamanan
1) Gejala :
nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan
adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri
yang menjalar ke kaki,bokong, bahu/lengan, kaku pada leher.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis D.0077
b. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen. D0049
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan. D.0019
d. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit. D.0074
e. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan. D.0142
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Nyeri akut
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama ….x…. jam
diharapkan nyeri klien dapat berkurang/ hilang
KH :
- Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi.
- Skala nyeri 1-3 (0-10).
- Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau
menurunkan nyeri.
- Pasien tidak gelisah
Intervensi Rasional
Kaji respons nyeri dengan pendekatan Pendekatan komprehensif untuk
PQRST
menentukan rencana intervensi.
Lakukan manajemen nyeri keperawatan,
Istirahat secara fisiologis akan
Istirahatkan pasien pada saat nyeri
menurunkan kebutuhan oksigen yang
muncul.
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri. metabolisme basal.
Distrraksi (pengalihan perhatian) dapat
Tingkatkan pengetahuan tentang : sebab-
sebab nyeri, dan menghubungkan berapa menurunkan stimulasi internal.
lama nyeri akan berlangsung. Pengetahuan yang akan dirasakan
membantu mengurangi nyerinya dan
Kolaborasi dengan tim medis pemberian
dapat membantu mengembangkan
analgetik
kepatuhan pasien terhadap rencana
terapeutik.
Analgetik memblok lintasan nyeri
b. Konstipasi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama........x….
jam diharapkan
Intervensi Rasional
- Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas - Parameter menunjukan respon fisiologis
dengan menggunkan TTV, dipsnea, pasien terhadap stress, aktivitas dan
nyeri dada, kelelahan berat dan indicator derajat pengaruh kelebihan
kelemahan, berkeringat, pusing atau kerja
pingsan.
- Stabilitas fisiologis pada istirahat
Kaji kesiapan untuk meningkatkan
penting untuk memajukan tingkat
aktivitas contoh : penurunan kelemahan
-
aktivitas individual.
/ kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi,
peningkatan perhatian pada
aktivitas dan perawatan diri.
- Mengurangi kecemasan yang dialami
Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan.
klien.
- Seperti jadwal meningkatkan toleransi
Dorong pasien untuk partisifasi dalam
terhadap kemajuan aktivitas dan
memilih periode aktivitas.
mencegah kelemahan.
e. Resiko infeksi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ..….x…. jam
diharapkan tidak terjadi infeksi, terjadi perbaikan pada integrasi
jaringan lunak
KH :
- Jahitan dilepas pada hari ke-12 tanpa adanya tanda-tanda infeksi
dan peradangan
ASUHAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Pasien dengan hernia scrotalis
Oleh :
NIM :
P17220174072
No. Regester :-
Tanggal MRS : 21 – 06 – 2012
Tanggal Pengkajian : 16 – 04 – 2020
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama. Riwayat
hipertensi di dapat dari kedua orang tua pasien. Dari keluarga tidak ada yang menderita
diabetes mellitus, asma, batuk-batuk lama, kelainan jantung dan keganasan.
POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
POLA TIDUR/ISTIRAHAT :
Waktu tidur : 21.00
Waktu Bangun : 04.00
Masalah tidur : tidak ada
Hal-hal yang mempermudah tidur : Lampu dimatikan dan suasana tenang
Hal-hal yang mempermudah Klien terbangun : Suara berisik
POLA ELIMINASI :
BAB : 1 x/hari lunak
BAK : ± 4 x/hari
Kesulitan BAB/BAK : Tidak ada
Upaya/ Cara mengatasi masalah tersebut : Tidak ada
G. Pemeriksaan
Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk Abdomen : Datar, Simetris
- Benjolan/massa : Tidak terdapat benjolan
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : Terdapat Bising Usus
- Bunyi Jantung Anak/BJA : Tidak ada
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Tidak terdapat nyeri tekan
- Benjolan/massa : Tidak ada benjolan
- Tanda tanda acites : Tidak ada
- Hepar : Tidak teraba
- Lien : Tidak teraba
- Titik Mc. Burne : Tidak teraba
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Timpani
- Pemeriksaan Ascites : Tidak ada
J. Pemeriksaan Neorologi
a) Tingkat kesadaran ( secara kwantitatif )/ GCS : 4,5,6
b) Tanda-tanda rangsangan Otak ( Meningeal Sign ) : Normal
c) Tingkat kesadaran ( secara kwantitatif )/ GCS : Composmentis
d) Fungsi Motorik : Normal
e) Fungsi Sensorik : Normal
f) Refleks :
Refleks Fisiologis : Normal
Refleks Patologis : Normal
K. Pemeriksaan Status Mental
a) Kondisi emosi/Perasaan :Normal
b) Orientasi : Normal
c) Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ) : Normal
d) Motifikasi ( kemampuan ) : Cukup
e) Persepsi : Pasien menganggap
penyakit sebagai cobaan
f) Bahasa : Indonesia
L. PEMERIKSAAN PENUNJANG
bekas operaasi
S : Skala nyeri 6 dari 1-10
T : Nyeri hilang timbul
DO :
- Nadi : 84 x/menit
- TD : 150/90 mmHg
- RR : 18 x/menit
-S : 36,70C
- Wajah tampak meringis dan
gelisah
- Pasien tampak menahan sakit
ANALISA DATA
DO:
Insisi bedah
- Nadi : 84 x/menit
- TD : 150/90 mmHg Jaringan terbuka
- RR : 18 x/menit
Risiko infeksi
-S : 36,70C
- Luka terlihat merah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Memeriksa TTV
2. Melakukan rawat luka
3. Mengajarkan teknik relaksasi distraksi
4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat
1. Memeriksa TTV
2. Melakukan rawat luka
3. Mengajarkan teknik relaksasi distraksi
4. Memberikan informasi cara menjaga luka tetap bersih
5. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat
EVALUASI
S:
O : luka tampak bersih
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
S:
O : Luka tampak menutup bersih
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi