Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA SCROTALIS

Disusun oleh :
ELWYN PUTRA RACHMAWAN
P17220174072

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PRODI D-III KEPERAWATAN LAWANG
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu
rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan. Hernia adalah keluarnya bagian dalam dari tempat
biasanya. Hernia scrotal adalah burut lipat paha pada laki-laki
yang turun sampai ke dalam kantung buah zakar.
Hernia scrotalis adalah hernia yang melalui cincin
inguinalis dan turun ke kanalis pada sisi funikulus spermatikus
pada bagian anterior dan lateral, yang dapat mencapai scrotum,
hernia ini disebut juga hernia inguinalis indirect (Sachdeva,
1996, hal 235).

B. TANDA DAN GEJALA


a. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak
menonjol.
b. Benjolan ini dapat menghilang ketika berbaring atau tidur.
c. Adanya rasa nyeri di daerah benjolan
d. Obstruksi usus parsial dapat menyebabkan anoreksia, nyeri, nyeri tekan,
massa yang tidak dapat direposisi, bising usus yang berkurang, mual
dan muntah
e. Obstruksi total dapat menimbulkan syok, demam tinggi, bising usus
yang tidak terdengar, feses yang mengandung darah
f. Nyeri punggung hebat pada punggung bagian bawah yang menjalar
hingga gluteus, tungkai, kaki, dan biasanya unilateral
C. PATOFISIOLOGI
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus
pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal
tersebut, akan menarik perineum ke daerah scrotum sehingga
terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonei, pada bayi yang baru lahir umumnya prosesus
ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak
dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal
seringkali kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun
terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering
terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga
terbuka dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami
obliterasi) akan timbul hernia inguinalis lateralis congenital pada
orang tua kanalis tersebut telah menutup namun karena
merupakan lokus minoris persistence, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanalis
tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateral akuisita keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan
tekanan intra abdominal adalah kehamilan, batuk kronis,
pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat defekasi,
miksi misalnya pada hipertropi prostate.
Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum
melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari
pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia masuk ke dalam
hernia kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol
keluar dari anulus inguinalis eksternus, dan bila berlanjut
tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia
scrotalis (Mansjoer, 2000, hal 314; Sjamsuhidajat, Jong, 1997,
hal 704).
D. PATHWAY

Mengangkat PPOK Kelemahan


Kehamilan dinding abdomen
beban berat

Hernia Kantung hernia melewati


dinding abdomen

Masuknya omentum Benjolan pada Posturasi


organ ke kantung region abdomen hilang timbul

Ligamentum Ketidak nyamanan


Aliran darah terhambat abdominal
inguinal yang kecil

Gangguan suplai darah Intervensi Gangguan


di intens pembedahan pembedahan rasa nyaman
relatif/konservatif

Nekrosis
intestinal

Insisi bedah

Asupan gizi Nafsu makan


kurang
Terputusnya
Risiko infeksi
saraf

Peristaltik
Intake makanan
usus

Nyeri

Ketidak
Konstipasi seimbangan nutrisi
E. MASALAH KEPERAWATAN
Masalah keperawatan yang mungkin muncul:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
b. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan
d. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan

F. PENATALAKSANAAN
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
yang telah direposisi. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri
memegang isi hernia dan membentuk corong, tangan kanan
mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan
yang tetap sampai terjadi reposisi.
Pada anak-anak reposisi spontan lebih sering terjadi dan gangguan
vitalitas lebih jarang disbanding orang dewasa. Hal ini disebabkan cincin
hernia yang lebih elastis pada anak-anak. Reposisi dilakukan dengan
menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres es di atas
hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil, anak disiapkan operasi hari
berikutnya. Bila tidak berhasil, operasi segera.
Pemakaian penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah
direposisi dan tidak pernah menyembuhkan, sehingga harus dipakai
seumur hidup. Ini tidak dianjurkan karena merusak kulit dan tonus otot di
daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam.
Yang penting diperhatikan untuk memperoleh keberhasilan terapi
maka factor-faktor yang meningkatkan tekanan intra abdomen juga harus
dicari dan diperbaiki. Misalnya batuk kronis, prostat, tumor, ascites, dan
lain-lain). Dan defek yang ada direkonstruksi.
Langkah operatif adalah pengobatan satu-satunya yang rasional.
Indikasi operasi sudah ada sejak diagnosa ditegakkan. Prinsip dasar
operasi terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
Herniotomi adalah membebaskan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian
direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pada anamnesis keluhan utama yang lazim didapatkan adalah keluhan
adanya
benjolan pada lipat paha atau nyeri hebat pada abdomen. Melakukan
pemeriksaan fisik dengan melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Pola kebutuhan dasar :
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala :
a) Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat berat, duduk dan
mengemudi dalam waktu lama
b) Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur
c) Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian
tubuh
d) Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
2) Tanda :
Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan dalam berjalan.
b. Eliminasi
1) Gejala : konstipasi
c. Integritas Ego
1) Gejala :
ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan
financial keluarga
2) Tanda :
tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga
d. Neurosensori
1) Gejala :
kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kaki
2) Tanda :
penurunan reflek tendon dalam, kelemahan otot, hipotonia. Nyeri
tekan/spasme otot paravertebralis, penurunan persepsi nyeri
e. Kenyamanan
1) Gejala :
nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan
adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri
yang menjalar ke kaki,bokong, bahu/lengan, kaku pada leher.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis D.0077
b. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen. D0049
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan. D.0019
d. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit. D.0074
e. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan. D.0142

I. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Nyeri akut
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama ….x…. jam
diharapkan nyeri klien dapat berkurang/ hilang
KH :
- Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi.
- Skala nyeri 1-3 (0-10).
- Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau
menurunkan nyeri.
- Pasien tidak gelisah
Intervensi Rasional
Kaji respons nyeri dengan pendekatan Pendekatan komprehensif untuk
PQRST
menentukan rencana intervensi.
Lakukan manajemen nyeri keperawatan,
Istirahat secara fisiologis akan
Istirahatkan pasien pada saat nyeri
menurunkan kebutuhan oksigen yang
muncul.
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri. metabolisme basal.
Distrraksi (pengalihan perhatian) dapat
Tingkatkan pengetahuan tentang : sebab-
sebab nyeri, dan menghubungkan berapa menurunkan stimulasi internal.
lama nyeri akan berlangsung. Pengetahuan yang akan dirasakan
membantu mengurangi nyerinya dan
Kolaborasi dengan tim medis pemberian
dapat membantu mengembangkan
analgetik
kepatuhan pasien terhadap rencana
terapeutik.
Analgetik memblok lintasan nyeri

sehingga nyeri akan berkurang

b. Konstipasi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama........x….
jam diharapkan

konstipasiklien dapat teratasi


KH :
- klien dapat mengeluarkan feces dengan konsistensi lembek.
- Bising usus normal (12-35 x/menit)
Intervensi Rasional
- Observasi warna feces, konsistensi, - membantu mengidentifikasi penyebab
frekwensi dan jumlah. atau faktor pemberat dan interfensi
yang tepat.
- Auskultasi peristaltik usus.
- Umumnya peristaltik usus akan menurun

- Awasi masukan dan haluaran dengan pada konstipasi.


perhatian kusus pada makanan/ cairan. - Dapat mengidentifikasi dehidrasi,
kehilangan berlebih/ alat dalam
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
mengidentifikasi defisiensi diet.
memberikan diet seimbang dengan
- Serat menahan enzim pencernaan dan
tinggi serat.
mengabsorbsi air dalam alirannya
sepanjang traktus intestinal dan dengan
demikian menghasilkan bulk, yang
bekerja sebagai perangsang untuk
defekasi
- Kolaborasi dalam pemberian obat laksatif,
- Melembekkna feces, meningkatkan fungsi
pelembek feces sesuai kebutuhan
defekasi sesuai kebiasaan.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ..….x….
jam diharapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
KH :
- Nutrisi adekuat (sesuai dengan kebutuhan)
- BB bertambah 3 kg
- Tidak mual dan muntah
Intervensi Rasional
Auskultasi bising usus. Immobilitas dapat menutunkan bising
Anjurkan makan sedikit tapi sering. usus.
Dorong pasien untuk memandang diet Membantu mencegah distensi gaster atau
sebagai pengobatan dan untuk membuat ketidaknyamanan dan meningkatkan
pilihan makanan / minuman tinggi pemasukan.
kalori/protein. Kalori dan protein diperlukan untuk
Lakukan oral hygiene sebelum makan. mempertahankan berat badan dan
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam meningkatkan penyembuhan.
pemberian nutrisi. Mulut yang bersih dapat meningkatkan
rasa dan nafsu makan yang baik.
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

d. Gangguan rasa nyaman


Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama........x….
jam diharapkan pasien merasa nyaman
KH :
- Pasien tidak cemas
- Pasien dapat tidur dengan nyenyak
- Pasien tidak gelisah

Intervensi Rasional
- Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas - Parameter menunjukan respon fisiologis
dengan menggunkan TTV, dipsnea, pasien terhadap stress, aktivitas dan
nyeri dada, kelelahan berat dan indicator derajat pengaruh kelebihan
kelemahan, berkeringat, pusing atau kerja
pingsan.
- Stabilitas fisiologis pada istirahat
Kaji kesiapan untuk meningkatkan
penting untuk memajukan tingkat
aktivitas contoh : penurunan kelemahan
-
aktivitas individual.
/ kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi,
peningkatan perhatian pada
aktivitas dan perawatan diri.
- Mengurangi kecemasan yang dialami
Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan.
klien.
- Seperti jadwal meningkatkan toleransi
Dorong pasien untuk partisifasi dalam
terhadap kemajuan aktivitas dan
memilih periode aktivitas.
mencegah kelemahan.
e. Resiko infeksi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ..….x…. jam
diharapkan tidak terjadi infeksi, terjadi perbaikan pada integrasi
jaringan lunak
KH :
- Jahitan dilepas pada hari ke-12 tanpa adanya tanda-tanda infeksi
dan peradangan

pada area luka pembedahan.


- Leukosit dalam batas normal.
- TTV dalam batas normal.
Intervensi Rasional
- Kaji jenis pembedahan, hari Mengidentifikasi kemajuan atau
- pembedahan, dan apakah ada order penyimpanan dari tujuan yang
khusus dari tim dokter bedah dalam diharapkan.
melakukan perawatan luka. Kondisi bersih dan kering akan
- Buat kondisi balutan dalam keadaan menghindari kontaminasi komensal.
bersih dan kering. Sebaliknya jika dalam keadaan basah
akan menyebabkan respons inflamasi
local dan akan memperlama
- Lakukan perawatan luka. Lakukan penyembuhan luka.
perawatn luka steril pada hari kedua Perawatan luka sebaiknya tidak setiap hari
pasca bedah dan diulang setiap dua - untuk menurunkan kontak tindakan
hari. dengan luka yang dalam kondisi steril
sehingga mencegah kontaminasi kuman
- Kolaborasi penggunaan antibiotic
ke luka bedah.
Antibiotic injeksi diberikan selama satu
hari pasca bedah yang kemudian
-
dilanjutkan antibiotic oral sampai jahitan
dilepas. Peran perawat mengkaji adanya
reaksi dan riwayat alergi antibiotic, serta
memberikan antibiotic sesuai pesanan
dokter.
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah.2012. Hernia Scrotalis Dextra Irreponible.Makalah.Dikutip dari


http://id.scribd.com/doc/108701359/Kasus-Hernia-Scrotalis-Dextra.15April2020
Larasati,Dewi,dkk.Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasian Hernia.
Makalah.Dikutip dari http://pdfslide.net/ . 15 April 2020
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2016.Standar Diagnosis keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan:DPP PPNI
LAPORAN KASUS

ASUHAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Pasien dengan hernia scrotalis

Oleh :

ELWYN PUTRA RACHMAWAN

NIM :

P17220174072

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


LAWANG JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES
KEMENKES MALANG TAHUN 2017
BIODAT
A
Nama : Tn.B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 55 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Guru Olahraga
Agama : Islam
Alamat : Jl. Gede No. 5 Buntar Setia Budi Jakarta Selatan

No. Regester :-
Tanggal MRS : 21 – 06 – 2012
Tanggal Pengkajian : 16 – 04 – 2020

KESEHATAN KLIEN RIWAYAT

Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :


Benjolan di buah zakar kanan sejak kurang lebih 3 tahun sebelum masuk rumah sakit.
SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan ada benjolan di buah zakar kanan sejak kurang lebih 3
tahun sebelum masuk rumah sakit. Benjolan berbentuk bulat, dengan permukaan yang rata
dan warna sama seperti warna kulit sekitarnya. Ukuran benjolan kira-kira berdiameter ± 7
cm. Permukaan benjolan rata dengan konsistensi lunak. Benjolan dapat digerakan. Menurut
pasien ukuran benjolan berubah-ubah, jika pasien sedang batuk atau mengedan, maka
benjolan akan keluar dan semakin membesar dari ukuran sebelumnya, dan bila pasien sedang
berbaring, maka ukuran benjolan mengecil. Pasien tidak pernah mengalami trauma pada
daerah buah zakar, lipat paha maupun perut sebelumnya. Kadang pasien juga merasakan
nyeri di daerah bagian perut kiri atas dan keluhan mereda jika benjolan turun ke buah zakar.
Sejak 4 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien sudah berobat ke dokter puskesmas, tetapi
tidak sembuh. Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan terkadang
sulit buang air besar dan feses terasa keras sehingga harus mengedan tetapi keluhan sulit
BAB tersebut tidak berlangsung lama yang kemudian pasien mengeluh mencret dan tinjanya
berwarna agak hitam. Pasien juga mengeluh benjolan sudah tidak dapat masuk kembali.
Pasien menyangkal keluhan lain seperti demam, pusing, mual, muntah dan perut kembung

Riwayat Kesehatan Yang Lalu :


Awalnya benjolan berukuran kecil dan pasien tidak menghiraukannya. Sejak 3 tahun
yang lalu, benjolan semakin membesar. Pasien memiliki riwayat hipertensi, pasien tidak
memiliki riwayat penyakit lain seperti diabetes mellitus, alergi, asma, batuk-batuk yang lama
dan penyakit jantung. pasien juga tidak ada riwayat penyakit prostat sebelumnya. Pasien
belum pernah menjalani operasi sebelumnya. Pasien mengaku sudah pernah melakukan
pemeriksaan kesehatan sebelumnya.

Riwayat Kesehatan Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama. Riwayat
hipertensi di dapat dari kedua orang tua pasien. Dari keluarga tidak ada yang menderita
diabetes mellitus, asma, batuk-batuk lama, kelainan jantung dan keganasan.
POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
POLA TIDUR/ISTIRAHAT :
Waktu tidur : 21.00
Waktu Bangun : 04.00
Masalah tidur : tidak ada
Hal-hal yang mempermudah tidur : Lampu dimatikan dan suasana tenang
Hal-hal yang mempermudah Klien terbangun : Suara berisik
POLA ELIMINASI :
BAB : 1 x/hari lunak
BAK : ± 4 x/hari
Kesulitan BAB/BAK : Tidak ada
Upaya/ Cara mengatasi masalah tersebut : Tidak ada

POLA MAKAN DAN MINUM :


Jumlah dan jenis makanan : satu porsi
Waktu Pemberian Makan : 3 x/hari
Jumlah dan Jenis Cairan : ±700 cc/hari
Waktu Pemberian Cairan : saat haus
Pantangan : Tidak ada
Masalah Makan dan Minum : tidak ada
Kesulitan mengunyah : tidak ada
Kesulitan menelan : tidak ada
Mual dan Muntah : tidak ada
Tidak dapat makan sendiri : tidak
Upaya mengatasi masalah : -
KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE :
Pemeliharaan Badan : bersih
Pemeliharaan Gigi dan Mulut : bersih
Pemeliharaan Kuku : bersih

POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN : Mengajar


DATA PSIKOSOSIAL
Pola Komuniasi : Lancar
Orang yang paling dekat dengan Klien : Istri
Rekreasi :
Hobby : Olahraga
Penggunaan waktu senggang : Olahraga
Dampak dirawat di Rumah Sakit : Tidak dapat beraktivitas merasa sakit

Hubungan dengan orang lain / Interaksi social : Lancar


Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Istri

Ketaatan Beribadah : Taat beribadah


Keyakinan terhadap sehat / sakit : Pasien menerima
Keyakinan terhadap penyembuhan : Pasien yakin akan kesembuhannya

Kesan Umum / Keadaan Umum : Lemah


Tanda-tanda Vital
Suhu Tubuh : 36,70C Nadi : 84 x/menit
Tekanan darah : 150/90 mmHg Respirasi : 18 x/menit
Tinggi badan : 170 cm Berat Badan : 70 kg

Pemeriksaan Kepala dan Leher :


1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : Lonjong simetris
Ubun-ubun : Bersih tidak ada luka
Kulit kepala : Bersih tidak ada luka
b. Rambut : Hitam
Penyebaran dan keadaan rambut : Merata
Bau : Tidak berbau
Warna : Hitam
c. Wajah : Simetris
Warna kulit : Sawo matang
Struktur Wajah : Simetris
2. Mata
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan : Simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : Normal
c. Konjunctiva dan sclera : Tidak anemis
d. Pupil : isokor
e. Kornea dan Iris : Normal
f. Ketajaman Penglihatan / Virus : *) Normal
g. Tekanan Bola Mata : *) Normal
3. Hidung
a. Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi : Normal simetris
b. Lubang Hidung : Bersih simertis
c. Cuping Hidung : Tidak ada cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk Telinga : Simetris
b. Ukuran Telinga : Normal
c. Ketegangan telinga : Normal
d. Lubang Telinga : bersih tidak ada luka
b. Ketajaman pendengaran : Normal
5. Mulut dan Faring :
a. Keadaan Bibir : lembab
b. Keadaan Gusi dan Gigi :Bersih tidak ada luka
c. Keadaan Lidah : Bersih
6. Leher :
a. Posisi Trakhea : Normal
b. Tiroid : Tidak ada pembesaran
c. Suara : Normal
d. Kelenjar Lymphe : Tidak ada pembesaran
e. Vena Jugularis : Teraba
f. Denyut Nadi Coratis : Teraba

D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit ) :


a. Kebersihan : Bersih
b. Kehangatan : Hangat
c. Warna : Sawo matang
d. Turgor : Baik normal < 2 dtk
e. Tekstur : Lembut
f. Kelembapan : kering
g. Kelainan pada kulit : Tidak ada

Pemeriksaan Payudara dan Ketiak :


Ukuran dan bentuk payudara : Normal
Warna payudara dan Areola : Normal
Kelainan-kelainan Payudara dan Putting : Tidak ada
Axila dan Clavicula :Normal
Pemeriksaan Thorak / Dada :
1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : Normal, simetris, tidak menggunakan otot bantu napas
b. Pernafasan
- Frekuensi : 18 x/menit
- Irama : Normal
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas :Tidak ada
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vokal Fremitus ) : Tidak ada kelainan atau nyeri tekan
b. Perkusi : Sonor
c. Auskultasi
- Suara nafas : Vesikuler
- Suara Ucapan : Normal
- Suara Tambahan : Tidak ada
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulpasi : Tidak ada nyeri tekan dan pembesaran jantung
- Ictus Cordis : Ictus Cordis tidak teraba
b. Perkusi :
Batas-batas Jantung :
Kanan atas : ICS II linea parasternalis dextra
Kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kanan bawah : ICS V linea parasternalis dextra
Kiri bawah : ICS V linea midclavicula sinistra
c. Aukultasi
Bunyi Jantung I : Lup
Bunyi Jantung II: Dup
- Bising/murmur : Tidak ada
Frekuensi Denyut Jantung : Dalam Batas Normal

G. Pemeriksaan
Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk Abdomen : Datar, Simetris
- Benjolan/massa : Tidak terdapat benjolan
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : Terdapat Bising Usus
- Bunyi Jantung Anak/BJA : Tidak ada
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Tidak terdapat nyeri tekan
- Benjolan/massa : Tidak ada benjolan
- Tanda tanda acites : Tidak ada
- Hepar : Tidak teraba
- Lien : Tidak teraba
- Titik Mc. Burne : Tidak teraba
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Timpani
- Pemeriksaan Ascites : Tidak ada

H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Rambut pubis : Hitam
b. Meatus Urethra : Normal
c. Kelainan-kelainan pada Genetalia Eksterna dan Daerah Inguinal : terdapat benjolan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang Anus : normal
b. Kelainan-kelainan pada anus : Tidak
c. Perenium : Tidak
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimis )
a) Kesimestrisan otot : Otot Simetris
b) Pemeriksaan Oedema : Tidak ada
c) Kekuatan otot : 5,5 5,5
d) Kelainan-kelainan pada ekstrimitas dan kuku : Tidak ada

J. Pemeriksaan Neorologi
a) Tingkat kesadaran ( secara kwantitatif )/ GCS : 4,5,6
b) Tanda-tanda rangsangan Otak ( Meningeal Sign ) : Normal
c) Tingkat kesadaran ( secara kwantitatif )/ GCS : Composmentis
d) Fungsi Motorik : Normal
e) Fungsi Sensorik : Normal
f) Refleks :
Refleks Fisiologis : Normal
Refleks Patologis : Normal
K. Pemeriksaan Status Mental
a) Kondisi emosi/Perasaan :Normal
b) Orientasi : Normal
c) Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ) : Normal
d) Motifikasi ( kemampuan ) : Cukup
e) Persepsi : Pasien menganggap
penyakit sebagai cobaan
f) Bahasa : Indonesia

L. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Diagnosa Medis : Hernia Scrotalis Dextra Irreponible


B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis :
Laboratorium :
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hemoglobin 14.3 g/dl 14 – 18 g/dl
Hematokrit 42 % 43 – 51 %
Eritrosit 4,98 juta / 4,5 – 5,5 juta / µL
µL
Leukosit 7.400 /µL 5000 – 10000 /µL
Trombosit 309.000 / 150.000 – 400.000
mm3 /mm3
Bleeding time 1 menit 30 1 – 5 menit
detik
Clotting time 11 menit 1 – 16 menit
Gula darah 143 mg% < 200 mg%
sewaktu

M. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


- Ringer laktat 14 tpm IV
- cefixime 3x500 mg,
- asam mefenamat 3x500mg,
- OMZ
- Cefat 3x 500 mg
Kamis, 16 – 4 – 2020
Perawat,

Elwyn Putra Rachmawan


NIM : P17220174072
ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn.B


Umur : 55 th
No. Reg. :-

DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI


DS: Pasien mengatakan nyeri Nyeri Akut Intervensi pembedahan
pada area bekas operasi
Insisi bedah
P : Nyeri saat saat mengejan
Q : nyeri seperti ditusuk tusuk Terputusnya saraf
dan terbakar
R :Nyeri dirasakan pada luka Nyeri akut

bekas operaasi
S : Skala nyeri 6 dari 1-10
T : Nyeri hilang timbul
DO :
- Nadi : 84 x/menit
- TD : 150/90 mmHg
- RR : 18 x/menit
-S : 36,70C
- Wajah tampak meringis dan
gelisah
- Pasien tampak menahan sakit
ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn.B


Umur : 55 th
No. Reg. :-

DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI


DS: Pasien mengatakan tidak Konstipasi Asupan gizi kurang
bisa BAB

DO: Perut teraba keras Peristaltik usus


Bising usus menurun
Konstipasi
ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn.B


Umur : 55 th
No. Reg. :-

DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI


DS: - Risiko infeksi Intervensi pembedahan

DO:
Insisi bedah
- Nadi : 84 x/menit
- TD : 150/90 mmHg Jaringan terbuka
- RR : 18 x/menit
Risiko infeksi
-S : 36,70C
- Luka terlihat merah
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn.B


Umur : 55 th
No. Reg. :-

NO. TGL RUMUSAN DIAGNOSA KEP. TERATASI TT


TGL
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera fisik D.0077

2 Konstipasi berhubungan dengan


kelemahan otot abdomen. D0049

3 Risiko infeksi berhubungan dengan


kerusakan jaringan. D.0142
PRIORITAS MASALAH

Nama Pasien : Tn.B


Umur : 55 th
No. Reg. :-

NO. TGL DAFTAR MASALAH TT


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
D.0077

2. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot


abdomen. D0049

3. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan.


D.0142
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.B
Umur : 55 th
No. Reg. :-

NO DIAGNOSA KEP. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD


1. Nyeri akut berhubungan Tujuan: setelah diberikan asuhan 1 Kaji respons nyeri dengan 1. Mengetahui tingkat nyeri.
dengan agen cidera fisik keperawatan selama 3 x 24 jam pendekatan PQRST 2. Mengurangi nyeri
D.0077 diharapkan nyeri klien dapat berkurang/ 2 Lakukan manajemen nyeri 3. Mengurangi nyeri
hilang keperawatan, 4. Mengalihkan rasa nyeri
KH : 3 Istirahatkan pasien pada 5. Agar mengetahui penyebab
- Secara subjektif melaporkan nyeri saat nyeri muncul. nyeri
berkurang atau dapat diadaptasi. 4 Ajarkan teknik distraksi pada 6. Pemberian obat penghilang
- Skala nyeri berkurang 2-3 (0-10). saat nyeri nyeri
- Dapat mengidentifikasi aktivitas 5 Tingkatkan pengetahuan
yang meningkatkan atau tentang sebab- sebab nyeri,
menurunkan nyeri. dan menghubungkan berapa
- Pasien tidak gelisah lama nyeri akan berlangsung.
6 Kolaborasi dengan tim medis
pemberian analgetik
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.B
Umur : 55 th
No. Reg. :-

NO DIAGNOSA KEP. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD


2 Konstipasi berhubungan Tujuan: Setelah diberikan asuhan 1 Observasi warna feces, 1. Mengetahui frekuensi dan
dengan kelemahan otot keperawatan selama 1x24 jam konsistensi, frekwensi dan jumlah feses
abdomen. D0049 diharapkan konstipasiklien dapat jumlah. 2. Megetahui bising usus
teratasi 3. Mengetahui intake cairan can
2 Auskultasi peristaltik usus.
makanan
KH : 4. Mengatasi konstipasi
3 Awasi masukan dan keluaran
- klien dapat mengeluarkan feces
dengan perhatian kusus pada
dengan konsistensi lembek.
makanan/ cairan.
- Bising usus normal (12-35 /menit)
4 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk memberikan diet
seimbang dengan tinggi
serat.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.B
Umur : 55 th
No. Reg. :-

NO DIAGNOSA KEP. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD


3. Risiko infeksi berhubungan Tujuan : Setelah diberikan asuhan 1. Kaji keadaan luka 1. Mengetahui keadaan luka
dengan kerusakan jaringan. keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Lakukan perawatn luka steril 2. Menjaga luka tetap bersih
D.0142 diharapkan tidak terjadi infeksi, terjadi pada hari kedua pasca bedah 3. Agar keluarga mengetahui cara
perbaikan pada integrasi jaringan lunak dan diulang setiap dua - hari. penanganan luka
KH : 3. Beri informasi pasien dan 4. Mencegah infeksi
- Jahitan dilepas pada hari ke-12 keluarga
tanpa adanya tanda-tanda infeksi 4. Kolaborasi penggunaan
dan peradangan antibiotik

pada area luka pembedahan.


- Leukosit dalam batas normal.
- TTV dalam batas normal.
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : Tn.B


Umur : 55 th
No. Reg. :-

TANGGAL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TT


1. Melakukan BHSP
2. Melakukan pengkajian
3. Memeriksa TTV
4. Pemberian obat

1. Memeriksa TTV
2. Melakukan rawat luka
3. Mengajarkan teknik relaksasi distraksi
4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat

1. Memeriksa TTV
2. Melakukan rawat luka
3. Mengajarkan teknik relaksasi distraksi
4. Memberikan informasi cara menjaga luka tetap bersih
5. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat
EVALUASI

Nama Pasien : Tn.B


Umur : 55 th
No. Reg. :-

TANGGAL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN TT


S : Pasien mengatakan masih sakit
O : Nyeri dengan skala 6
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

S : Pasien mengatakan sakit berkurang


O : Nyeri dengan skala 4
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

S : Pasien mengatakan sedikit sakit


O : Nyeri dengan skala 2
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
EVALUASI

Nama Pasien : Tn.B


Umur : 55 th
No. Reg. :-

TANGGAL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN TT


S : Pasien mengatakan sudah bisa bab
O : Pasien sudah bab
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
EVALUASI

Nama Pasien : Tn.B


Umur : 55 th
No. Reg. :-

TANGGAL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN TT


S:
O : Luka tampak merah bersih
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

S:
O : luka tampak bersih
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

S:
O : Luka tampak menutup bersih
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai