Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN


HERNIA

Disusun oleh:
Riskiatul Munawaroh (1440120049)
Risma Lusiana (1440120050)

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
KRIKILAN – GLENMORE – BANYUWANGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
HERNIA”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-
mahasiswi Sekolah Tinggi Kesehatan Rustida Krikilan.

Adapun makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari buku.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan pihak
tertentu. Oleh karena itu, kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan


kelemahannya serta jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, harapan kami
agar tulisan ini dapat diterima dan dapat berguna bagi semua pihak. Untuk itu
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Krikilan,13 september 2022

Penulis
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Hernia adalah penonjolan serat atau ruas organ atau jaringan melalui
lubang yang abnormal. Hernia adalah keluarnya bagian dalam dari tempat
biasanya. Hernia scrotal adalah burut lipat pada laki-laki yang turun sampai
ke dalam kantung buah zakar (Nuari, A.Nian., 2015).
Hernia adalah penonjolan sebuah organ jaringan atau struktur melewati
dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut.
(Diyono & Mulyanti Sri, 2013)
2. Etiologi
(Menurut Nuran dan Kusuma dalam buku NANDA 2015) hernia dapat
disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya sebagai berikut:
a. Congenital
b. Obesitas
c. Ibu Hamil
d. Mengejan
e. Peningkatan berat badan Mengejan
Penyebab hernia yaitu :
a. Tidak langsung: Kelemahan pada batas facial cincin inguinal lateral.
b. Langsung Kelemahan pada dinding facial kanan inguinalis. Keduanya
atau Kelemahan otot abdomen.
3. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer (2011) menyatakan bahwa tanda klinis dari hernia
pada pengkajian fisik behubungan dengan isi hernia. Pada saat inspeksi,
pasien diminta mengedan maka akan terlihat benjolan pada lipat paha,
bahkan benjolan sering tampak meskipun klien tidak mengedan. Pada saat
dilakukan palpasi, teraba pembengkaan yang teraba kenyal, isinya berbentuk
usus, omentum atau ovarium, juga dapat ditentukan apakah hernia itu dapat
didorong masuk dengan jari atau direposisi. Sewaktu aukultasi bisa
terdengar bising usus dengan melakukan stetoskop yang isi hernia berisi
seperti usus.
Sedangkan gejala klinis hernia banyak diketahui oleh kondisi isi
hernia. Tanda yang muncul seperti berupa adanya pembengkakan di
selangkangan dipaha yang timbul saat waktu berdiri, batuk, bersin, atau
mengedan dan tidak ada setelah terlentang. Keluhan nyeri jarang dijumpai
bila ada yang dirasakan di dibagian epigastrium atau periumbilikal berupa
nyeri visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus
halus masuk ke dalam kantong hernia.
Keluhan benjolan di daerah inguinal yang timbul berupa adanya atau
skrotal yang hilang timbul. Misalnya nyeri mengedan, batuk-batuk, tertawa,
atau menangis. Bila klien tenang, benjolan akan hilang secara spontan.
Timbul bila terjadi peningkatan tekanan intra peritoneal. Sedangkan
menurut Natadidjaja (2012), tanda dan gejala hernia adalah sebagai berikut:
a) Penonjolan di daerah inguinal
b) Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi
c) Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti
kram dan distensi abdomen
d) Terdengar bising usus pada benjolan
e) Kembung
f) Perubahan pola eliminasi BAB
g) Gelisah
h) Dehidrasi
i) Hernia biasanya terjadi tampak di atas area yang terkena pada saat
pasien berdiri atau terdorong.
4. Patofisiologi
Penyakit divertikulum dapat terjadi pada sepanjang saluran
gastrointestinal, bisa didapat atau bisa bersifat kongenital, seperti Meckel's
Diverticulum (walau kondisi ini sangat jarang). Penyakit divertikulum
merupakan herniasi dari mukosa dan submukosa atau seluruh dinding.
Kolon sigmoid merupakan segmen yang paling sering terjadi pada
penyakit ini (95-98%), walaupun segmen lainnya seperti desending,
asending, transversal, jejunum, ileum, dan doodenum juga dapat terjadi.

Walaupun penyebab pasti belum teridentifikasi, tetapi peningkatan


tekanan intraluminal dan kelemahan dinding kolon pada beberapa sisi, serta
penetrasi dari pembuluh nutrien ke otot akan meningkatkan kondisi herniasi.
Kondisi konstipasi akan memberikan manifestasi otot-otot menjadi tegang
karena feses yang terdapat di dalam usus terlalu keras. Hal ini merupakan
penyebab utama dari meningkatnya tekanan di dalam usus besar. Tekanan
yang berlebihan menyebabkan titik-titik lemah pada usus besar menonjol
dan membentuk divertikula. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh abnormalitas
motilitas kolon, defek pada struktur otot, defek konsistensi kolagen, dan
proses penuaan.

Kondisi divertikulitis merupakan inflamasi peridivertikulum atau abses


divertikula yang memungkinkan terjadinya ruptur mukosa menuju
mesentria. Kondisi ini ditingkatkan oleh um diketahui, tetap pena infeksi,
obstruksi, fistula atau pecah secara spontan. Divertikulitis akut terjadi akibat
material penuaan (Joffe, 2009) Bebe feses berada di leher divertikulum dan
meningkatkan kondisi replikasi bakteri (Gambar 7.34) Suatu abses bisa
terlokalisasi dengan koleksi pus akan meningkatkan kerusakan jaringan
Akumulasi abses dapat menimbulkan kondisi makroperforasi dan akan
terjadi peritonitis, serta erosi lokal. (Muttaqin Arif & Kumala Sari, 2013)
5. Pathway

Kelemahan otot dinding abdomen


Meningkatnya tekanan intra abdomen (batuk,
(obesitas, kehamilan, terauma)
mengejan, mengangkat benda berat)

Hernia

Hernia inguinal
Isi rongga abdomen melewati anulus inguinal

Masuk ke kanal inguinal

Hernia reponsibel Hernia ireponsibel

Prostusi hilang timbul Gangguan pasase Gangguan vaskularisasi


Ketidak nyamanan area Hernia strangulata
Hernia inkaserata
inguinal Menurunnya suplai darah
Obstuksi intestinal Meurunnya suplai darah ke
Pembesaran skrotum intestinal yang masuk ke
Intervensi bedah relatik Mual / muntah Ileus obstrukktif kantung hernia
Nekrosis intesinal
Pembedahan
Menurun intake
Anxietas Kurang pemahaman Insisi
cairan nutrisi Terputusnya jaringan
tentang proses
penyakit Resiko defisit
Kurang Resiko
nutrisi Pelepasan mediator nyeri
pengetahuan infeksi
Merangsang reseptor nyeri

Nyeri akut

6. Penatalaksanaan
Perbaikan hernia dilakukan dengan menggunakan isisi kecil secara
langsung diatas area yang lemah. Usus ini kemudian dikembalikan ke
rongga parenial, kantung hernia dibuang dan otot ditutup dengan kencang
diatas area tersebut. Hernia di region inguinal biasanya diperbaikan hernia
saat ini dilakukan sebagai prosedur rawat jalan.
Beberapa perbaikan sulit dilakukan karena adanya insufi siersi masa
otot untuk mempertahankan usu di tempatnya. Pada kasus ini graf mata jala
tembaga (steel mesh) digunakan untuk menguatkan area hernasi. Klien
dengan kesulitan perbaikan biasanya dirawat di rumah sakit 1-2 hari untuk
mendapatkan antibiotik profilaksis. (Nuari, A.Nian., 2015)

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Nurarif & Kusuma (2015):
a. Sinar X abdomen menunjukan abdormalnya kadar gas dalam usus.
b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukan
hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit), peningkatan sel darah
putih dan ketidak seimbangan elektrolit

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Penyakit hernia sering terjadi pada anak-anak dan pada dewasa yang
mengerjakan kegiatan berlebihan, melakukan pengangkatan benda
berat.
b. Status Kesehatan saat ini
1) Keluhan utama : Adanya pembekakan pada inguinal dan terasa
nyeri
2) Alasan masuk rumah sakit : Pasien sering mengalami nyeri
benjolan pada lipatan paha dan nyeri pada abdomen
3) Riwayat penyakit sekarang : Adanya pembekakan pada lipatan
paha dan terasa nyeri, mual muntah
c. Riwayat kesehatan terdahulu
1) Riwayat penyakit sebelumnya : Pengkajian yang mendukung
adalah mengkaji apakah sebelumnya klien pernah menderita hernia,
keluhan pada masa kecil hernia dari organ lain, dan penyakit lain
yang memperberat hernia seperti diabetes militus Biasanya
ditemukan riwayat penyakit menahan seperti Penyakit Obstruksi
Kronik.
2) Riwayat kesehatan keluarga : Secara patologi hernia tidak
diturunkan, tetapi perawat perlu menanyakan apakah penyakit ini
pernah dialamioleh anggota keluarga lainnya sebagai factor
predisposisi didalam rumah.
d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a. Kesadaran
Pada pasien hernia tingkat kesadaran dalam keadaan baik atau
composmentis.
b. Tanda-tanda vital
Pada pasien hernia biasanya timbul benjolan pada selangkangan.
Benjolan bisa terasa nyeri ketika disentuh. Pada saat pasien
mengalami nyeri berat seperti ada yang tertarik maka terjadi
tekanan darah menurun, nadi meningkat.
2) Kepala dan leher
a. Inspeksi
1) Ekspansi wajah menyeringai, merintih menahan sakit.
2) Rambut : lurus/keriting, distribusi merata/tidak, warna,
ketombe, kerontokan
3) Mata : simetris/tidak, pupil isokor, sklera merah muda,
konjungtiva tidak anemis
4) Hidung : terdapat mukus/tidak, pernafasan cuping hidung
5) Telinga : simetris, terdapat mukus/tidak
6) Bibir : lembab/tidak ada stomatis
b. Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfa pada leher
3) Dada
1) Inspeksi
Simetris, tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan
2) Palpasi
Denyutan jantung teraba cepat, nyeri tekan (-)
c. Perkusi
Jantung : Sonor
d. Auskultasi
Suara nafas normal
4) Abdomen
1) Inpeksi
Nyeri perut pada bagian bawah
2) Palpasi
Terdapat benjolan pada selangkangan
3) Perkusi
Terdapat suara tympani
4) Auskultasi
Terdengar bising usus (N=<5/mnt)
5) Ekstremitas
a. Atas : simetris, tidak ada edema
b. Bawah : simetris, tidak ada edema
6) Genetalia
a. Inspeksi : Karakteristik warna kulit sekitar genetalia
b. Palpasi : Adanya benjolan pada lipatan paha

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut (PPNI, 2017) diagnosa keperawatan hernia yang muncul yaitu :

1. Nyeri akut
2. Defisit nutrisi
3. Anxietas

a. Nyeri Akut

Definisi: Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan


kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dann berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan. (PPNI,2017)
Penyebab:
1) Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik
berlebihan).

Gejala dan tanda mayor

a) Subjektif
(tidak tersedia)
b) Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis, waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan tanda minor
a) Subjektif
(tidak tersedia)
b) Objektif
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola nafas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berpikir terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaforesis
Kondisi klinis terkait
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Sindrom coroner aku
e) Glaukoma
b. Defisit Nutrisi

Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhn


metabolisme. . (PPNI, 2017)
Penyebab :

1) Ketidakmampuan menelan makanan


2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4) Peningkatan kebutuhan metabolisme
5) Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
6) Faktor psikologis (mis. stress, keenganan untuk makan)

Gejala dan tanda minor


a) Subjektif
(tidak tersedia)
b) Objektif
1) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
Gejala dan tanda minor
a) Subjektif
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram atau nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun
b) Objektif
1) Bising usus hiperaktif
2) Otot pengunyah lemah
3) Otot menelan lemah
4) Membrane mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
7) Rambut rontok berlebihan
8) Diare
Kondisi klinis terkait
a) Stroke
b) Parkinson
c) Mobius syndrome
d) Cerebral palsy
e) Cleft lip
f) Cleft palate
g) Amvotronic lateral sclerosis
h) Luka bakar
i) Kanker
j) Infeksi
k) AIDS
l) Penyakit crohns
m)Enterocolitis
n) Fibrosis kistik
c. Ansietas
Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan menghadapi ancaman. .
(PPNI, 2017)
Penyebab :
1) Krisis situasional
2) Kebutuhan tidak terpenuhi
3) Krisis maturasional
4) Ancaman terhadap konsep diri
5) Ancaman terhadap kematian
6) Kekhawatiran mengalami kegagalan
7) Disfungsi sistem keluarga
8) Hubungan orang lua-anak tidak memuaskan
9) Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
10) Penyalahgunaan zat
11) Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan, dan lain-lain)
12) Kurang terpapar informasi
Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif
1) Merasa bingung
2) Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
3) Sulit beerkonsentrasi
b) Objektif
1) Tampak gelisah
2) Tampak tegang
3) Slit tidur
Gejala dan tanda minor
a) Subjektif
1) Mengeluh pusing
2) Anoreksia
3) Palpitasi
4) Merasa tidak berdaya
b) Objektif
1) Frekuensi napas meningkat
2) Frekuensi nadi meningkat Tekanan darah meningkat
3) Diaforesis
4) Tremor
5) Muka tampak pucat
6) Suara bergetar
7) Kontak mata buruk
8) Sering berkemih
9) Berorientasi pada
Kondisi Klinis Terkait
a) Penyakit kronis progresif (mis. kanker, penyakit autoimun)
b) Penyakit akut
c) Hospitalisasi
d) Rencana operasi
e) Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
f) Penyakit neurologis
g) Tahap tumbuh kembang
3. Intervensi
Menurut SLKI dan SIKI, intervensi dari hernia yaitu :
a. Nyeri akut
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan
nyeri akut membaik dengan kriteria hasil
1) Keluhan nyeri menurun
2) Frekuensi nadi membaik
3) Tekanan darah membaik
Observasi
1) Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
3) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
4) Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis auntuk mengurangi rasa nyeri (mis.
terapi pijat, aromaterapi, kompres hangat/dingin)
2) Fasilitas istirahat dan tidur
3) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
2) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
3) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
b. Defisit Nutrisi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan
defisit nutrisi membaik dengan kriteria hasil :
1) Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
2) Nyeri abdomen menurun
3) Nafsu makan membaik
Observasi
1) Identifikasi status nutrisi
2) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
3) Monitor berat badan
Terapeutik
1) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
2) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
3) Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
1) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2) Ajarlan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1) Pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik),
jika perlu
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
c. Ansietas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan
anxietas membaik dengan kriteria hasil
1) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
2) Perilaku gelisah menurun
3) Keluhan pusing menurun
Observasi
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu,
stresor)
2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapeutik
1) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
2) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
3) Pahami situasi yang membuat ansietas
4) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Edukasi
1) Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama pasien, jika perlu
2) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompotetif, sesuai
kebutuhan
3) Anjurkan mengungkapkan perasaan perasaan dan persepsi
4) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketengangan
5) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberiaan obat antiansietas, jika perlu

4. Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan meliputi tindakan mandiri dan


kolaborasi perawat.

5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada pasien dengan ulkus peptikum meliputi
evaluasi/catatan perkembangan yang dialami oleh pasien setelah
diberikan implementasi keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Diyono & Sri Mulyanti. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
Prenada Media Group.
Nian, Nuari A. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta : CV Trans Info Media.
PPNI. 2016. Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat.

Anda mungkin juga menyukai