Disusun oleh:
Riskiatul Munawaroh (1440120049)
Risma Lusiana (1440120050)
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
HERNIA”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-
mahasiswi Sekolah Tinggi Kesehatan Rustida Krikilan.
Adapun makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari buku.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan pihak
tertentu. Oleh karena itu, kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami menyelesaikan makalah
ini.
Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Hernia adalah penonjolan serat atau ruas organ atau jaringan melalui
lubang yang abnormal. Hernia adalah keluarnya bagian dalam dari tempat
biasanya. Hernia scrotal adalah burut lipat pada laki-laki yang turun sampai
ke dalam kantung buah zakar (Nuari, A.Nian., 2015).
Hernia adalah penonjolan sebuah organ jaringan atau struktur melewati
dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut.
(Diyono & Mulyanti Sri, 2013)
2. Etiologi
(Menurut Nuran dan Kusuma dalam buku NANDA 2015) hernia dapat
disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya sebagai berikut:
a. Congenital
b. Obesitas
c. Ibu Hamil
d. Mengejan
e. Peningkatan berat badan Mengejan
Penyebab hernia yaitu :
a. Tidak langsung: Kelemahan pada batas facial cincin inguinal lateral.
b. Langsung Kelemahan pada dinding facial kanan inguinalis. Keduanya
atau Kelemahan otot abdomen.
3. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer (2011) menyatakan bahwa tanda klinis dari hernia
pada pengkajian fisik behubungan dengan isi hernia. Pada saat inspeksi,
pasien diminta mengedan maka akan terlihat benjolan pada lipat paha,
bahkan benjolan sering tampak meskipun klien tidak mengedan. Pada saat
dilakukan palpasi, teraba pembengkaan yang teraba kenyal, isinya berbentuk
usus, omentum atau ovarium, juga dapat ditentukan apakah hernia itu dapat
didorong masuk dengan jari atau direposisi. Sewaktu aukultasi bisa
terdengar bising usus dengan melakukan stetoskop yang isi hernia berisi
seperti usus.
Sedangkan gejala klinis hernia banyak diketahui oleh kondisi isi
hernia. Tanda yang muncul seperti berupa adanya pembengkakan di
selangkangan dipaha yang timbul saat waktu berdiri, batuk, bersin, atau
mengedan dan tidak ada setelah terlentang. Keluhan nyeri jarang dijumpai
bila ada yang dirasakan di dibagian epigastrium atau periumbilikal berupa
nyeri visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus
halus masuk ke dalam kantong hernia.
Keluhan benjolan di daerah inguinal yang timbul berupa adanya atau
skrotal yang hilang timbul. Misalnya nyeri mengedan, batuk-batuk, tertawa,
atau menangis. Bila klien tenang, benjolan akan hilang secara spontan.
Timbul bila terjadi peningkatan tekanan intra peritoneal. Sedangkan
menurut Natadidjaja (2012), tanda dan gejala hernia adalah sebagai berikut:
a) Penonjolan di daerah inguinal
b) Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi
c) Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti
kram dan distensi abdomen
d) Terdengar bising usus pada benjolan
e) Kembung
f) Perubahan pola eliminasi BAB
g) Gelisah
h) Dehidrasi
i) Hernia biasanya terjadi tampak di atas area yang terkena pada saat
pasien berdiri atau terdorong.
4. Patofisiologi
Penyakit divertikulum dapat terjadi pada sepanjang saluran
gastrointestinal, bisa didapat atau bisa bersifat kongenital, seperti Meckel's
Diverticulum (walau kondisi ini sangat jarang). Penyakit divertikulum
merupakan herniasi dari mukosa dan submukosa atau seluruh dinding.
Kolon sigmoid merupakan segmen yang paling sering terjadi pada
penyakit ini (95-98%), walaupun segmen lainnya seperti desending,
asending, transversal, jejunum, ileum, dan doodenum juga dapat terjadi.
Hernia
Hernia inguinal
Isi rongga abdomen melewati anulus inguinal
Nyeri akut
6. Penatalaksanaan
Perbaikan hernia dilakukan dengan menggunakan isisi kecil secara
langsung diatas area yang lemah. Usus ini kemudian dikembalikan ke
rongga parenial, kantung hernia dibuang dan otot ditutup dengan kencang
diatas area tersebut. Hernia di region inguinal biasanya diperbaikan hernia
saat ini dilakukan sebagai prosedur rawat jalan.
Beberapa perbaikan sulit dilakukan karena adanya insufi siersi masa
otot untuk mempertahankan usu di tempatnya. Pada kasus ini graf mata jala
tembaga (steel mesh) digunakan untuk menguatkan area hernasi. Klien
dengan kesulitan perbaikan biasanya dirawat di rumah sakit 1-2 hari untuk
mendapatkan antibiotik profilaksis. (Nuari, A.Nian., 2015)
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Nurarif & Kusuma (2015):
a. Sinar X abdomen menunjukan abdormalnya kadar gas dalam usus.
b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukan
hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit), peningkatan sel darah
putih dan ketidak seimbangan elektrolit
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Defisit nutrisi
3. Anxietas
a. Nyeri Akut
a) Subjektif
(tidak tersedia)
b) Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis, waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan tanda minor
a) Subjektif
(tidak tersedia)
b) Objektif
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola nafas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berpikir terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaforesis
Kondisi klinis terkait
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Sindrom coroner aku
e) Glaukoma
b. Defisit Nutrisi
4. Implementasi
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada pasien dengan ulkus peptikum meliputi
evaluasi/catatan perkembangan yang dialami oleh pasien setelah
diberikan implementasi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Diyono & Sri Mulyanti. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
Prenada Media Group.
Nian, Nuari A. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta : CV Trans Info Media.
PPNI. 2016. Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat.