ASUHAN KEPERAWATAN
POST OPERASI HERNIA SCROTALIS SINISTRA
di RUANG CEMPAKA II
RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
Disusun Oleh :
Nama : wahyu khoddriatul kasanah
NIM : 920173093
SI ILMU KEPERAWATAN
A. Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. pada
hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari
lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut (Mansjoer dkk, 2012: 13).
Hernia scrotalis merupakan penonjolan yang keluar dari rongga
peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari
pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis
inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis
eksternus ( Sjamsuhidayat, 2014 : 527).
Hernia Scrotalis adalah hernia yang terjadi apabila usus masuk
kedalam kantung scrotum ini terjadi bila batang usus melewati cincin
abdomen dan mengikuti saluran sperma masuk ke dalam kanalis inguinalis
kemudian masuk kedalam kantong scrotum dan menekan pada isi kantung
scrotum sehingga scrotum membesar.
D. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami
pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang
berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan
perpindahan bagian usus ke daerah otota abdominal, tekanan yang
berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu
kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak
cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak
atauterjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan
abdominal,kemudian terjadi hernia. Karena organ- organ selalu saja
melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan yang mengakibatkan
kerusakan yang sangat parah. Sehingga akhirnya menyebabkan kantung
yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi)
akan timbul hernia inguinalis lateralis congenital. Pada orang tua kanalis
tersebut telah menutup namun karena merupakan lokus minoris
persistence, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra
abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka kembali dan timbul
hernia inguinalis lateral akuisita.Keadaan yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan intra abdominal adalah kehamilan, batuk kronis,
pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat defekasi, miksi
misalnya pada hipertropi prostate.
Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus
inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior
kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup
panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, dan bila
berlanjut tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia
scrotalis.
Tindakan bedah pada hernia dilakukan dengan anestesi general
atau spinal sehingga akan mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP) yang
berpengaruh pada tingkat kesadran, depresi pada SSP juga mengakibatkan
reflek batuk menghilang. Selain itu pengaruh anestesi juga mengakibatkan
produksi sekret trakeobronkial meningkat sehingga jalan nafas terganggu,
serta mengakibatkan peristaltik usus menurun yang berakibat pada mual
dan muntah, sehingga beresiko terjadi aspirasi yang akan menyumbat jalan
nafas.Prosedur bedah akan mengakibatkan hilang cairan, hal ini karena
kehilangan darah dan kehilangan cairan yang tidak terasa melalui paru-
paru dan kulit. Insisi bedah mengakibatkan pertahanan primer tubuh tidak
adekuat (kulit rusak, trauma jaringan, penurunan kerja silia, stasis cairan
tubuh), luka bedah sendiri juga merupakan jalan masuk bagi organisme
patogen sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi infeksi.Rasa nyeri timbul
hampir pada semua jenis operasi, karena terjadi torehan, tarikan,
manipulasi jaringan dan organ.Dapat juga terjadi karena kompresi /
stimulasi ujung syaraf oleh bahan kimia yang dilepas pada saat operasiatau
karena ischemi jaringan akibat gangguan suplai darah ke salah satu bagian,
seperti karena tekanan, spasmus otot atau hematoma. (Mansjoer, 2010, hal
314 ; Sjamsuhidajat,2011, hal 704 ; 2012, hal 55 – 82).
E. PATHWAY
Aktivitas mengejan saat bak atau bab, batuk kronis, mengangkat
benda berat, obesitas
HERNIA
medialis lateralis
a. foto thoraks
G. Penatalaksanaan
1. Konservatif
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian Fungsional
(Domain 12, kelas 1, kode 00132 NANDA NIC & NOC 2018-2020)
(Domain 11, kelas 1, kode 00004 NANDA NIC & NOC 2018-2020