Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN ANAK

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN


HERNIA SCROTALIS

Di susun oleh :
Sri Lestari

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA
2021
HERNIA SCROTALIS

A. DEFINISI
Hernia adalah kelainan pada dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen menonjol
dari rongga abdomen. Hernia Skrotalis adalah hernia yang keluar dari rongga peritonium
melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior
kemudian hernia masuk dari anulus ke dalam kanalis dan jika panjang menonjol keluar dari
anulus inguinalis eksternum dan sampai ke skrotum (Priscilla. 2016).
Hernia Scrotalis adalah penonjolan hernia yang terjadi pada kantong scrotum sering terjadi
pada anak-anak karena kelainan kongenital (bawaan). Operasi hernia adalah tindakan
pembedahan yang dilakukan untuk mengembalikan isi hernia pada posisi semula dan
menutup cincin hernia (Long, 2000 : 246).
Menurut Oswari (2005) mengungkapkan hernia Scrotalis adalah hernia isi perut yang
tampak/masuk di daerah kantung scrotum (region genitalis). Hernia Scrotalis merupakan
penonjolan yang keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang
terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis
inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus (
Sjamsuhidayat, 2014 : 527 )
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hhernia menurut
Sjamsuhidayat (2014), Hernia Scrotalis adalah hernia yang melalui atau menekan area
Scrotum yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior 2 kemudian hernia masuk
ke dalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dan menekan testis.

B. Anatomi Fisiologi
Gambar: 1
Hernia Inguinal

Tujuh puluh lima persen dari seluruh hernia abdominal terjadi di inguinal (lipat paha). Yang
lainnya dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut lainnya. Hernia inguinalis dibagi
menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan hernia inguinalis lateralis. Jika kantong
hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum (buah zakar), hernia disebut hernia skrotalis.

Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih sering dari hernia inguinalis medialis dengan
perbandingan 2:1, dan diantara itu ternyata pria lebih sering 7 kali lipat terkena dibandingkan
dengan wanita. Semakin bertambahnya usia kita, kemungkinan terjadinya hernia semakin
besar. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan otot-otot perut yang sudah mulai melemah.
Hernia yang timbul di atas lipatan abdominokrural adalah hernia inguinalis dan yang timbul
di bawah lipatan adalah hernia femoralis. Kanalis inguinalis merupakan saluran oblik yang
melewati bagian bawah dinding abdomen anterior. Saluran ini memungkinkan struktur-
struktur yang melewati menuju ke dan dari testis ke abdomen pada pria. Pada wanita, saluran
ini dilewati oleh ligamen rotundum uteri, dari uterus ke labium majus. Selain itu, saluran ini
dilewati nervus Ilioinguinalis pada kedua jenis kelamin.
Panjang kanalis inguinalis pada dewasa adalah sekitar 4 cm, terbentuk dari annulus
inguinalis profundus/interna sampai annulus inguinali superfisialis/eksterna. Kanalis
inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas ligamen inguinalis. Pada neonatus, annulus
inguinalis interna terletak hampir tepat posterior terhadap annulus inguinalis eksterna
sehingga kanalis inguinalis pada usia ini sangat pendek. Kemudian, annulus interna bergerak
ke arah lateral akibat pertumbuhan.
Bagian – bagian hernia: 1) Kantong hernia Pada hernia abdominalis berupa peritoneum
parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa,
hernia intertitialis. 2) Isi hernia Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong
hernia, misalnya usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum). 3) Pintu hernia
Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia. 4) Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.
C. Etiologi
Peningkatan tekanan intra abdomen
1. Batuk
2. Bersin
3. Mengejan
4. Mengangkat beban berat

Kelemahan otot dinding abdomen


1. Trauma
2. Obesitas
3. Kehamilan
4. Kelaninan kongenital > kelemahan pada dinding abdomen sejak perkembangan janin

D. Klasifikasi
Menurut Suratun (2010), adapun klasifikasi hernia ialah sebagai berikut:
1. Hernia Inguinal:
a. Hernia indirek atau lateral :
Hernia ini terjadi melalui cincin inguinal dan melewati korda spermatikus melalui
kanalis inguinalis, dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum.
Umumnya terjadi pada pria, Benjolan tersebut bisa mengecil, menghilang pada
waktu tidur dan bila menangis, mengejan, mengangkat benda berat atau berdiri
dapat tumbuh kembali.
b. Hernia diarek atau medialis :
hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak melalui kanal
seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Lebih umum terjadi pada
lansia. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna
sehinga meskipun arteri inguinalis internal ditekan bila klien berdiri ataupun
mengejan, tetap akan timbul benjolan. Pada klien terlihat adanya massa bundar pada
arteri inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila klien tidur. Karena besarnya
defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang menjadi irreponible.
2. Hernia femoralis
Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita. Ini mulai
sebagai penyumbat lemak di kanalis femoral yang membesar dan secara bertahap
menarik peritoneum dan hampir tidak dapat menghindari kandung kemih masuk
kedalam kantong.
3. Hernia umbilikal
Hernia umbilikal pada umumnya terjadi pada wanita karena peningkatan tekanan
abdominal, biasanya pada klien obesitas dan multipara.
4. Hernia insisional
Hernia insisional terjadi pada insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak
adekuat, gangguan penyembuhan luka kemungkinan disebabkan oleh infeksi, nutrisi
tidak adekuat, distensi ekstrem atau obesitas. Usus atau organ lain menonjol melalui
jaringan parut yang lemah.

E. Manifestasi Klinis
Menurut Rahayuningsih (2010). Tanda dan gejala pada hernia adalah sebagai berikut:
1. Adanya benjolan di daerah inguinal
2. Benjolan bias mengecil atau menghilang.
3. Benjolan akan muncul bila adanya peningkatan tekanan intra abdominal.
4. Rasa nyeri , mual muntah bila ada komplikasi.
5. Sebagian besar tidak memberikan keluhan.
6. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit / nyeri di tempat itu disertai
perasaan mual, muntah
7. Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit
di atasnya menjadi merah dan panas.
8. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan
gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan di
bawah sela paha.
9. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sasak nafas.
10. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar. (Oswari,
2000 : 218)
F. Pathway

Peningkatan tekanan intra abdomen


1. Batuk
2. Bersin
3. Mengejan Kelemahan otot dinding abdomen
4. Mengangkat beban berat 1. Trauma
2. Obesitas
3. Kehamilan
Isi rongga abdomen (usus) melewati 4. Kelaninan kongenital > kelemahan pada
dinding inguinal dinding abdomen sejak perkembangan
janin

Masuk ke kanal inguinal

Isi rongga abdomen melewati annulus inguinal


Menonjol ke fesica transversalis

Masuk ke kanal inguinal


Keluar pada cincin kanalis

- Teraba benjolan Masuk ke scrotum


Kurang pengetahuan
- Terdengar bising usus (Hernia)
- Nyeri pada benjolan

Obstruksi saluran
Nyeri Akut
intestinal

Udema

Bendungan pembuluh darah

Suplai darah terhambat

Iskemic

Nekrosis

Ansietas
Pembedahan

Nyeri Akut Defisit Perawatan Diri Resiko Infeksi

Gangguan mobilitas fisik


G. Pemeriksaan penunjang
1. Dilakukan pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT Scan, maupun MRI (Magnetic
Resonance Imaging) untuk melihat lebih lanjut keterlibatan organ-organ yang terperangkap
dalam kantung hernia tersebut.
2. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk kepentingan operasi.
3. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/ obstruksi usus
4. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000– 18.000/mm3) dan
ketidak seimbangan elektrolit.

H. Penatalaksanaan
1. Manajemen medis
Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan jalan pembedahan.
Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa ditegakkan. Adapun prinsip pembedahan
hernia inguinalis lateralis adalah :
a. Herniotomy: membuang kantong hernia, ini terutama pada anak – anak karena
dasarnya dalah kongenital tanpa adanya kelemahandinding perut.
b. Hernioterapi: membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastik untuk
memperkuat dinding perut bagian bawah di belakangkanalis inguinalis.
c. Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau menolak dilakukan
pembedahan dapat dianjurkan untuk memakai sabuk hernia (truss). Sabuk itu
dipakai waktu pagi dimana penderita aktif dan dilepas pada waktu istirahat
(malam).
2. Manajemen keperawatan
a. Pre operasi:
Pengkajian : ditujukan pada nyeri, ada tonjolan pembengkakan daerah
inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang hernia dan penanganannya.
Pengkajian juga ditujukan pada riwayat.
b. Post operasi
Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah resiko tinggi
infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan lukaoperasi, dan
pendidikan pasien untuk perencanaan pulang.
I. Komplikasi
Menurut Grace (2007) Menyebutkan komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hernia
ialah:
1. Hematoma (luka atau pada skrotum)
2. Retensi urin akut. Infeksi pada luka.
3. Nyeri kronis.
4. Nyeri dan pembengkakan testis yang menyebabkan atrofitestis.
5. Rekurensi hernia.
J. Discarge Planning
1. Menjaga prinsip aseptik terhadap pasien dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien
2. Mengatasi ketidaknyamannan pasien dengan melibatkan orang tua untuk mendampingi
anak/pasien
3. Memberikan pemahaman kepada orang tua tentang penyakit hernia dapat terjadi
kembali
4. Memberikan edukasi kepada orang tua terkait penyakit yang sedang diderita oleh
pasien agar keluarga dapat mengenali tanda dan gejala penyakit sampai dengan
penatalaksanaan.
K. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien :
Hernia bisa terjadi pada anak, dewasa yang melakukan aktifitas berlebihan , melakukan
pengangkatan benda berat, yang terjadi pada anak usia 2-5 tahun.
b. Keluhan utama :
Nyeri dan ada benjolan di inguinal.
c. Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengeluh nyeri, ada benjolan ,mual muntah.
d. Riwayat penyakit sebelumnya :
Wawancara di tunjukan untuk mengetahui penyakit yang di derita klien.
e. Riwayat psiko,sosio, dan spiritual :
Klien masih berhubungan dengan temannya dan bermain seperti biasanya, klien masih dapat
berkomunikasi dengan orang tuanya. Bagaimana dukungan keluarga dalam keperawatan agar
membantu dalam proses penyembuhan.
f. Riwayat tumbuh kembang :
1) Prenatal : Ditanyakan apakah ibu menderita infeksi atau penyakit kronik lain.
2) Antenatal : Ditanyakan Siapa penolong persalinan karena data ini akan membantu
membedakan persalinan yang bersih / higienis atau tidak. Alat pemotong tali pusat,
tempat persalinan.
3) Postnatal : Ditanyakan apakah setelah lahir langsung diberikan imunisasi apa
tidak.
g. Riwayat imunisasi
Tanyakan pada keluarga apakah anak mendapat imunisasi lengkap.
1) Usia <7 hari anak mendapat imunisasi hepatitis B
2) Usia 1 bulan anak mendapat imunisasi BCG dan Polio I
3) Usia 2 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB I dan Polio 2
4) Usia 3 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB II dan Polio 3
5) Usia 4 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB III dan Polio 4
6) Usia 9 bulan anak mendapat imunisasi campak
h. Pola aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi.
Klien mengalami mual muntah.
2) Aktivitas/istirahat
· Sebelum MRS: Pasien sering melakukan aktivitas yang berlebihan, sering
melompat, ataupun terjatuh dari ketinggian.
· Sesudah MRS:
- Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur.
- Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu
bagian tubuh.
- Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
- Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena.
- Gangguan dalam berjalan.
3) Eliminasi.
o Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi.
o Adanya retensi urine.
4) Istirahat tidur. : Penurunan kualitas tidur.
5) Personal Higiane : Penurunan kebersihan diri , ketergantungan.
6) Integritas Ego :
Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan finansial
keluarga
Tanda : tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga/orang terdekat
7) Kenyamanan
Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan adanya
batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang menjalar ke kaki,
bokong, bahu/lengan, kaku pada leher.
i. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Lemah.
Kesadaran : composmentis
GCS :456
TTV = TD : Normal / hipertensi (n: 120/80 mmHg).
Suhu : Hipotermi (n: 36 o C- 37 o C).
Nadi : Tachicardi (n: 80-120 x/mnt).
RR : Normal / meningkat (n: 30-60 x/mnt).
1) Kepala dan leher
Inspeksi : Ekspansi wajah menyeringai,
Mata : Simetris / tidak, pupil isokhor, skelara pink, konjunctiva tdk anemis
Hidung : Terdapat mukus / tidak, pernafasan cuping hidung.
Telinga : Simetris, terdapat mukus / tidak,.
Bibir : Lembab,tidak ada stomatitis.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe pada leher.
2) Dada :
Inspeksi : Simetris,tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan
Palpasi : Denyutan jantung teraba cepat,badan terasa panas,nyeri tekan (-)
Perkusi : Jantung : Dullness
Auskultasi : Suara nafas normal.
3) Abdomen
Inspeksi : terdapat benjolan ingunalis
Palpasi : Teraba massa, terdapat nyeri tekan pada daerah inguinalis
Perkusi : dullnes
Auskultasi : Terdengar bising usus.(n= <5 per menit)
4) Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada odem
Bawah : simetris, tidak ada odem

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pre op
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan terjepitnya hernia
2) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan..
b. Post op
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya insisi dari pembedahan / trauma
jaringan.
2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan intoleransi aktivitas (post op)
3) Risiko Infeksi
3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan atau Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
(D.0077) tindakan keperawatan 1. Observasi
 lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
selama 3x24 jam kualitas, intensitas nyeri
diharapkan  Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
Tingkat nyeri  Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
menurun(L.080  Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
66) dengan  Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
kriteria hasil:  Identifikasi pengaruh nyeri pada
-Keluhan nyeri menurun, kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi
dalam rentang skala 1-3 komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan
-Sikap protektif menurun) analgetik
-Kemampuan menggenali 2. Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
penyebab nyeri mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik,
meningkat biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
-Kemampuan mengontrol teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
nyeri meningkat  Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
-Kemampuan pencahayaan, kebisingan)
menggunaka n teknik non  Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
farmakologis meningkat dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
- Gelisah menurun 3. Edukasi
- Keluhan sulit tidur  Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
menurun  Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyri secara
mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
No Diagnosa Tujuan atau Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
2 Ansietas setelah dilakukan REDUKSI ANXIETAS (I.09314)
(D.0080) tindakan keperawatan 1. Observasi
1x24 jam diharapkan  Identifikasi saat tingkat anxietas
berubah (mis. Kondisi, waktu,
tingkat ansietas stressor)
 Identifikasi kemampuan mengambil
menurun keputusan
 Monitor tanda anxietas (verbal dan
Kriteria hasil : Tingkat non verbal)
ansietas (L.09093) 2. Terapeutik
 Ciptakan suasana terapeutik untuk
1) Pasien mengatakan menumbuhkan kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi
telah memahami kecemasan , jika memungkinkan
penyakitnya  Pahami situasi yang membuat
anxietas
2) Pasien tampak  Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pedekatan yang tenang dan
tenang meyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi
3) Pasien dapat yang memicu kecemasan
beristirahat dengan  Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan datang
nyaman 3. Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
 Informasikan secara factual
mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
 Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
 Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan, untuk
mengurangi ketegangan
 Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
 Latih teknik relaksasi
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat anti
anxietas, jika perlu
No Diagnosa Tujuan atau Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
3 Gangguan setelah dilakukan DUKUNGAN AMBULASI (1.06171)
Mobilitas fisik tindakan keperawatan 1. Observasi

(0054) 3x24 jam diharapkan  Identifikasi adanya nyeri atau


keluhan fisik lainnya
tingkat Mobilitas Fisik
 Identifikasi toleransi fisik
meningkat (L.05042) melakukan ambulasi
, dengan kriteria hasil :  Monitor frekuensi jantung dan
a.Pergerakan ekstremitas tekanan darah sebelum
memulai ambulasi
meningkat
 Monitor kondisi umum selama
b. Kekuatan otot melakukan ambulasi

meningkat 2. Terapeutik

c. Range Of Motion  Fasilitasi aktivitas ambulasi


dengan alat bantu (mis.
(ROM) tongkat, kruk)
meningkat  Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu
d. Nyeri menurun
e. Kecemasan menurun  Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
f. Kaku sendi menurun meningkatkan ambulasi

g. Gerakan terbatas 3. Edukasi

menurun  Jelaskan tujuan dan prosedur


ambulasi
h. Kelemahan fisik
 Anjurkan melakukan ambulasi
menurun dini

 Ajarkan ambulasi sederhana


yang harus dilakukan (mis.
berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari
tempat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi)
No Diagnosa Tujuan atau Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
4 Risiko Infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi
(D.0142) tindakan asuhan Observasi :
a. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
keperawatan selama3x
sistemik
24 ja, diharapkan pasien
Terapeutik
tidak mengalami infeksi
a. Batasi jumlah pengunjung
dengan kriteria b. Berikan perawatan kulit pada area edema
hasil: c. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
a. Demam menurun dengan pasien dan lingkungan pasien

b. Kemerahan menurun d. Pertahankan teknik aseptic pada pasien


beresiko tinggi
c. Nyeri menurun
Edukasi :
d. Bengkak menurun
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
e. Vesikel menurun
b. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
f. Cairan berbau busuk c. Ajarkan etika batuk
menurun d. ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
g. letargi operasi

h. Kebersihan tangan e. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi


f. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
meningkat
Kolaborasi :
i. Kebersihan badan
a. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
meningkat
j. Kadar sel darah putih
membaik
k. Kultur area luka
membaik
l. Kadar sel darah putih
membaik
No Diagnosa Tujuan atau Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
Perawatan Luka
Observasi
- Monitor karakteristik luka (mis. Drainase,
ukuran, bau)
- Monitor tanda-tanda infeksi
Teraupetik
- Lepaskan balutan dan plester secera perlahan
- Cukur rambut disekitar daerah luka, jika perlu
- Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
- Bersihkan jaringan nekrotik
- Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
- Pasang balutan sesuai jenis luka
- Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
- Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
Drainas
-Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau
sesuai kondisi pasien
- Berikan diet dengan kalori 30-35kkal/kgBB/hari
dan protein1,25-1,5 g/kgBB/hari
- Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis,
vitamin A, vitamin C, Zinc, Asam amino), sesuai
indikasi
- Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
transcutaneous), jika perlu
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori
dan protein
- Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi prosedur debriment (mis, enzimatik,
biologis, mekanis, autoltik), jika perlu
- Kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu
Daftar Pustaka

Grace, P & Borley Mc. (2007). Surgery At Glance. Third Edition. Alih Bahasa: dr Vidhia Utami.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lemone, Priscilla. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Lusianah, Suratun. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal.
Jakarta: Trans Studio Media.
Brunner & Suddarth (2002). Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 2, EGC. Jakarta.

Oeswari E. (2010) Bedah dan Perawatannya. FKUI. Jakarta Pearce. C. Evelyn. (1999), Anatomi
dan Fisioloogi untuk Paramedis (terjemahan). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Price. S. A.(2005) Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. (terjemahan). Edisi 6.


EGC. Jakarta. San Fransisco Lisbon London, (1999).Mexico City Milan New Delhi San
Juan Seoul, Singapore Sydney Toronto.

Sjamsuhidajat, R. Jong. Wd. (2015) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 2 (terjemahan)
EGC. Jakarta.

Smeltzer S. C. B. G. (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth
(terjemahan) Vol 2. EGC. Jakarta.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


(SDKI).Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
(STIKes PERTAMEDIKA)
Jl. Bintaro Raya No. 10 Tanah Kusir – Kebayoran Lama Utara – Jakarta Selatan 12240
Telp. (021) 7234122, 7207184, Fax. (021) 7234126
Website: www.stikes-pertamedika.ac.id
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK

FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Mahasiswa : Sri Lestari


NIM :
Tempat praktek : Rs dr Suyoto
Tanggal praktek : 20 September 2021

I. IDENTITAS DATA

Nama Anak : An A Nama Ayah – Pendidikan: Tn. S 35 tahun- SMA


Tempat – tanggal lahir : 31 Agustus 2014 Nama Ibu – Pendidikan : Ny. R 34 tahun-S1
Usia : 5 Tahun Pekerjaan Ayah : wiraswasta
Agama : Islam Pekerjaan Ibu : IRT
Suku – Bangsa : betawi
Alamat rumah – Nomor telpon : jalan mutiara pekapuran Depok.

II. KELUHAN UTAMA DIRAWAT

Keluarga mengatakan sebelum masuk rumah sakit ± 1 minggu , klien mengeluhkan


nyeri pada perut bagian bawah kanan dan bagian kemaluan/scrotum klien membengkak dan
terdapat tonjolan, Kemudian oleh keluarga diperiksakan ke dokter dan oleh dokter dianjurkan
untuk operasi, kemudian oleh keluarga dibawa kerumah sakit medika pada tgl 10 September
2020 jam 09.00 WIB, melalui IGD dan dianjurkan untuk rawat inap di ruang mawar karena
akan menjalani operasi pd tgl 11 September 2020 dg dx medis hernia scrotalis.

III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


(Riwayat Kehamilan dan Kelahiran dilakukan hanya pada anak-anak dengan kasus
kebutuhan khusus, pada neonatus dan bayi)
a. Prenatal : Ibu An.A mengatakan pada masa kehamilan pernah mengalami
hyperemesis gravidarum dan anemia. Ibu An. B mengatakan pemeriksaan
kehamilan teratur diperiksa ke dokter di Rumah Sakit. Hasil pemeriksaan tidak
ada kelainan, ibu An. B mengatakan melakukan imunisasi TT, selama kehamilan
ibu An.B mengatakan ada pengobatan yaitu meminum vitamin.

A. Intranatal: : Ibu An.A mengatakan saat melahirkan umur kehamilan mencukupi, lahir
Caesar ditolong oleh dokter, keadaan bayi normal, berat badan lahir 2800 gr,
panjangbadan 51 cm, tidak ada pengobatan. Pada saat neonatal An.B tidak ada cacat
congenital, tidak ikterus, tidak pernah kejang, tidak pernah paralisis, tidak ada
perdarahan, trauma persalinan tidak ada, tidak adanya penurunan berat badan,
pemberian ASI ekslusif 2 tahun.
B. Postnatal :

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LAMPAU

A. Penyakit yang pernah diderita waktu kecil Ayah An.A mengatakan sebelumnya tidak ada
penyakit yang pernah diderita An.A.
B. Pernah di rawat di Rumah sakit: Ayah An.A mengatakan sebelumnya An.A tidak pernah
dirawat dirumah sakit.
C. Obat-obatan yang digunakan.: Ayah An.A mengatakan An.A tidak pernah mengkonsumsi
obat
D. Tindakan operasi: Ayah An.A mengatakan sebelumnya An.A belum pernah di operasi
E. Alergi: Ayah An.A mengatakan An.A tidak memiliki alergi
F. Imunisasi : Ibu An.B mengatakan imunisasi An.A lengkap Campak, HB 0, BCG, DPT
1, DPT 2, DPT 3, polio 1, polio 2, polio 3, polio 4, HB 1, HB 2, dan HB 3.

IV. RIWAYAT KELUARGA (BUAT GENOGRAM 3 GENERASI KEATAS)


Keterangan :
: laki-laki ------ : tinggal satu rumah
: perempuan : garis keturunan
: laki-laki sudah meninggal : garis pernikahan
: perempuan sudah meninggal

: pasien

Keterangan genogram :
An.A merupakan anak keempat dari 4 bersaudara, berjenis kelamin laki-laki usia 7 tahun.
An.A tidak memiliki penyakit keturunan. Kedua orang tua An.A masih hidup. An.A tinggal
bersama dengan orang tuanya. Ayah An.A bernama Tn.S usia 35 tahun, Ibu An.A bernama
Ny.R usia 34 tahun, Kakak An. A bernama An. I, An.B dan An.C. Ayah An.A merupakan
anak ke 2 dari 3 bersaudara. Ibu An.A merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara. Ibu dari Tn.S
sudah meninggal sedangkan orang tua Ny.R keduanya sudah meninggal.

V. RIWAYAT SOSIAL

A. Ayah An.A mengatakan An.A di asuh oleh ibunya dengan rasa kasih sayang dari orang tua.
B. Hubungan dengan anggota keluarga baik
C. Hubungan dengan teman sebaya : Baik
D. Pembawaan secara umum baik
E. Lingkungan rumah
Resiko Bahaya Kecelakaan :Ayah An.A mengatakan rumahnya bertingkat 2 yang
mengakibatkan resiko kecelakaan.
Polusi : Ayah An.A mengatakan rumah klien bersih, jauh dari jalan raya dan polusi.
Kebersihan : Ayah An.A mengatakan rumah setiap hari di bersihkan, sehingga jarang ada
debu dan kotoran yang dapat membahayakan kesehatan. Lingkungan rumah juga bersih
tidak ada sampah-sampah di pinggir jalan.

VI. KEBUTUHAN DASAR

A. Makan
1. Makanan yang disukai/tidak disukai : makanan yang disenangi An.A adalah sayur
dan buah
2. Pola makan / jam makan : Pola makan 3x dalam sehari/Waktu
B. Tidur
1. Lama tidur siang : tidur siang ±8 jam/hari
2. Lama tidur malam :tidur malam selama 8 jam
3. Kebiasaan sebelum tidur : SHOLAWATAN
C. Personal hygiene
1. Mandi : An.A mandi sehari 2 x/hari dengan menggunakan sabun dan dibantu oleh
ibu An.A
2. Mencuci rambut : An.A mencuci rambut setiap 2 x/ minggu dengan shampo dan
dibantu dengan ibu
D. Menggosok gigi : An.A menggosok gigi dengan baik
E. Eliminasi
1. BAB – karakteristik feses : BAB klien 4 x/minggu waktunya tidak tentu. Feces
berwarna hitam kecoklatan, bau feces khas, konsistensi setengah padat, An. A BAB
dengan menggunakan pampers, An. A tidak menggunakan obat pencahar, dan tidak
ada kebiasaan yang dilakukan pada waktu BAB.

2. BAK – klien ± 10 kali kekamar mandi per hari, warna kuning jernih, tidak ada
keluhan.
F. Aktivitas bermain – jenis permainan Ayah An. A mengatakan An.A bermain dengan ibu,
ayah, dan sepupu yang seumuran dengan klien.

VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI

A. Diagnosis Medis : POST OP HERNIATOMY


B. Status nutrisi : Ayah An.A mengatakan nafsu makan An.A baik BB yaitu 14 kg. Diit yang dimakan
adalah nasi tim, minum 350 cc/hari.
C. Status cairan : terpasang infus RL 500 cc/12 jam
D. Obat-obatan pemberian obat oral

1 Cefotaxime Injeksi 300mg/8Jam Intravena Antibiotik


2 Cetrolac Injeksi 8mg/12Jam Intravena Analgetik
3 Paracetamol 3x 1Sendok Oral Antipiretik
Syrup takar
E. Ayah An.A mengatakan An.A belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk
memenuhinya An.A masih dibantu
F. Tindakan keperawatan : Memonitor vital sign.
Memonitor Tingkat Nyeri.

G. Hasil pemeriksaan penunjang – laboraturium

No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1 Hemoglobin 10,8 gr/dl 12 – 14 gram/dl
2 Leukosit 10.200/ul 5.000 –
10.000/ul
3 Hemetokrit 39% 37 – 43 %
4 Laju endap darah 25 mm/jam 0 – 15 mm/jam
5 Blooding time (BT) 2 menit 1 – 3 menit
6 Clothing time (CT) 4 menit 2 – 6 menit
7 Golongan darah AB
8 Trombosit 283.000/ul 15.000 –
50.000/ul
9 Eritrosit 4,3 106 /ul 4,0 – 5,0 106 /ul
10 Eosinofil 1% 1 – 3%
11 Basofil 0% 0 – 3%
12 Batang 1% 2 - 6%
13 Segment 80% 50 - 70%
14 Limfosit 14% 20 – 40%
15 Monosit 5% 2 - 8%
VIII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum : Ku lemah, kesadaran compos mentis


B. TB/BB (persentile) : BB klien 14 kg, TB klien 110 cm
C. Mata : Sistem penglihatan An.B normal, reaksi terhadap cahaya +/+, orientasi
terhadap tempat baik, pupil isokor, konjugtiva ananemis
D. Hidung : Bentuk simetris,ada penafasan cuping hidung terdapat sputum berwarna
putih dengan konsistensi kental
E. Mulut : Mukosa mulut An.A lembab, berwarna merah muda, tidak terdapat lesi, bibir
lembab, tidak ada kelainan palatum. Bibir merah muda, lidah bersih. Gigi An.A lengkap,
tidak ada karang gigi, tidak ada karies
F. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada cairan yang keluar dari telinga, sistem
pendengaran An.B baik, klien tampak mendengar bila namanya dipanggil
G. Tengkuk : tidak ada kaku kuduk
H. Dada : Tampak adanya retraksi dada dan adanya pernapasan cuping hidung. Tidak
terdapat sianosis, tidak terdapat icterus, edema dan palpitasi
I. Jantung : tidak terdapat iktus kordis, tidak ada pembesaran jantung, pengisian kapiler
adalah 2 detik
J. Paru-Paru :Pasien tampak batuk berdahak dan sesak, Pengembangan paru simetris,
Tampak adanya retraksi dada,suara nafas ronkhi basah halus
K. Perut : nyeri pada perut bagian bawah pusat karena luka operasi .Abdomen tegang,
terdapat kekakuan, tidak terdapat kembung, auskultasi bising usus yaitu 14x/menit.
L. Punggung : Tidak terdapat scoliosis, kifosis dan lordosis
M. Genitalia : terpasang kateter, urine keluar dengan warna kuning pekat volume 450cc, tidak
terdapat endapan maupun darah, posisi kateter benar/tanpa hambatan, kateter terpasang
hari ke dua dan area scrotum sebelah kanan memerah dan ada nyeri tekan pada area
genetalia klien
N. Ekstremitas : Tidak ada kelainan pada keseimbangan, kekuatan menggenggam tangan kiri
dan tangan kanan normal, bentuk kaki simetris, tidak terdapat kelemahan, tidak terdapat
kejang, postur anak tegap dan normal
O. Kulit : Integritas kulit An.A elastis, tekstur halus, warna kulit An.A adalah kuning langsat
P. Tanda-tanda Vital : nadi : 90 x / menit, suhu : 36,5˚C, RR : 26 x / menit
Q. Lingkar Lengan Atas (LLA) : 20 cm

IX. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


(Gunakan Format DDST untuk anak usia ≤ 6 tahun)

Motorik kasar : klien sangat aktif suka main bola.


Motorik halus : klien sudah bisa menulis namanya
Bahasa : klien sudah lancar berbicara
Sosialisasi : klien mulai bermain dengan teman sebaya
X. DAMPAK HOSPITALISASI
Pada anak : An.A menjadi rewel selama dirawat.
Pada keluarga : Ayah An.A mengatakan cemas dan khawatir dengan kondisi An.A

XI. RESUME HASIL PENGKAJIAN (RIWAYAT MASUK HINGGA SAAT INI)

Keluarga mengatakan sebelum masuk rumah sakit ± 1 minggu , klien mengeluhkan nyeri
pada perut bagian bawah kanan dan bagian kemaluan/scrotum klien membengkak dan
terdapat tonjolan, Kemudian oleh keluarga diperiksakan ke dokter dan oleh dokter dianjurkan
untuk operasi, kemudian oleh keluarga dibawa kerumah sakit medika pada tgl 10 September
2020 jam 09.00 WIB, melalui IGD dan dianjurkan untuk rawat inap di ruang mawar karena
akan menjalani operasi pd tgl 11 September 2020 dg dx medis hernia scrotalis, setelah
dilakukan pengkajian pd tgl 12 September 2020, Klien mengatakan nyeri pada perut bagian
bawah pusat karena luka operasi, selain itu klien juga mengatakan tidak bisa melakukan
aktivitas nya secara mandiri, yaitu dg bantuan keluarganya. Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : Compos mentis GCS : 15
Tanda-Tanda Vital :
N : 90 x/ menit
R : 26 x/ menit
S : 36,5 ºC
BB : 14 Kg
TB :110cm

Anda mungkin juga menyukai