Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia adalah
kelemahan dinding otot abdominal yang melewati sebuah segmen dari perut
atau struktur abdominal yang lain yang menonjol. Hernia adalah penonjolan
sebuah organ atau struktur melalui mendeteksi di dinding otot perut. Hernia
umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi jaringan, peritoneal
kantung, dan yang mendasarinya adalah Visera, seperti loop usus atau organ-
organ internal lainnya. Faktor yang termasuk pembedahan mendadak pada
peningkatan tekanan intra-abdomen, yang mungkin terjadi selama
mengangkat beban berat atau batuk yang lebih bertahap dan berkepanjangan
sehingga peningkatan tekanan intra-abdomen berhubungan dengan kehamilan,
obesitas, atau asites. (Muttaqin, 2011)
Hernia Inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul
sebagai benjolan atau tonjolan di selangkangan atau skrotum. Hernia
Ingunalis terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus
menerobos kebawah melalui celah. Hernia tipe ini sering terjadi pada laki-
laki.
2. Etiologi
a. Faktor congenital
Pada pria terdapat suatu processus yang berasal dari peritoneum parietalis,
yang dalam masa intra uterin merupakan guide yang diperlukan dalam
desenskus testikulorm, processus ini seharusnya menutup. Bila testis tidak
sampai ke skrotum, processus ini tetap akan terbuka, atau bila penurunan
baru terjadi 1 – 2 hari sebelum kelahiran, processus ini belum sempat
menutup dan pada waktu lahir masih tetap terbuka.
b. Obesitas
salah satu penyebab peningkatan tekanan intra-abdomen karena
banyaknya lemak yang tersumbat dan perlahan-lahan mendorong
peritoneum. Hal ini dapat dicegah dengan pengontrolan berat badan.
c. Faktor umur dan jenis kelamin
Orang tua lebih sering dari pada anak muda, pria lebih banyak dari pada
wanita.
d. Faktor adipositas
Pada orang gemuk jaringan lemaknya tebal tetapi dinding ototnya tipis
sehingga mudah terjadi hernia.
e. Faktor kelemahan muskulo aponeurosis
Biasanya ditemukan pada orang kurus.
f. Faktor tekanan intra abdominal
Ditemukan pada orang-orang dengan batuk yang kronis, juga pada
penderita dengan kesulitan miksi seperti hypertrofi prostat, gangguan
defekasi, serta pada orang yang sering mengangkat berat. (Nurani, 2015).
3. Manifestasi Klinis
a. Tampak adanya benjolan di lipat paha atau perut bagian bawah dan
benjolan bersifat temporer yang dapat mengecil dan menghilang .
b. Bila isinya terjepit akan timbul nyeri ditempat tersebut beserta perasaan
mual.
c. Nyeri diekspresikan dengan rasa sakit dan sensasi terbakar. Nyeri
menyebar kedaerah pinggul, belakang kaki, genital yang disebut Reffend
Pain. Nyeri biasanya meningkat dengan durasi dan intensitas dari aktivitas
atau kerja berat. Mereda atau hilang jika istirahat, bertambah hebat jika
strongulasi karena suplai darah ke hernia terhenti sehingga kulit menjadi
merah dan panas.
d. Hernia femoralis kecil kemunginan berisi dinding kandung kencing
sehingga timbul gejala sakit kencing disertai hematuria disamping
benjolan bawah sela paha.
e. Hernia diafragmatika menimbulkan sakit diperut disertai sesak nafas
f. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan akan bertambah besar.
(Indri, 2010)
4. Klasifikasi
a. Menurut letaknya
1) Hernia indirek atau lateral
Terjadi melalui cincin inguinal dan melewati korda
spermatikus melaui kanalis inguinalis, dapat menjadi sangat besar dan
sering turun ke skrotum. Umumnya terjadi pada pria. Benjolan
tersebut bisa mengecil, menghilang pada waktu tidur dan bila
menangis, mengejan, mengangkat beban berat atau berdiri dapat
tumbuh kembali .
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada hernia dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
konservatif dan pembedahan.
1. Konservatif
Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan
sementara, misalnya pemakaian korset. Tapi untuk hernia inguinalis
pamakaian korset tidak dianjurkan karena alat ini dapat melemahkan otot
dinding perut. Pada terapi konservatif dapat pula di berikan obat anti
analgetik yaitu mengurangi nyeri.
2. Pembedahan
Prinsip dasar hernia terdiri dari herniotomy ( memotong hernia ) dan
menjepit kantung hernia ( herniorafi ). Pada bedah elektif, kanalis dibuka,
isi hernia dimasukan,kantong diikat, dan dilakukan bassiny plasty untuk
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pasien yang telah
dilakukan tindakan pembedahan disarankan untuk tidak boleh
mengendarai kendaran, aktifitas dibatasi, seperti tidak boleh mengangkat
benda berat, mendorong atau menarik benda paling sedikit 6 minggu.
(Anonim, 2018)
B.KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Meliputi nama pasien, usia, jenis kelamin, alamat, suku, agama, pekerjaan,
nomor registrasi, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis.
b. Identitas Penanggungjawab
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan pasien.
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama : nyeri, serta apa saja yang dirasakan pasien saat
pengkajian.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang : riwayat pasien masuk dari rumah sakit
sampai saat pengkajian di ruang rawat inap.
3) Riwayat Ksehatan Dahulu : Riwayat penyakit yang pernah di derita
pasien dahulu sebelum masuk RS.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga : adakah riwayat penyakit keturunan seperti
jantung, hipertermi, dan DM.
d. Pola fungsional menurut Gordon
1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Adakah kecemasan pasien karena kurang pemahaman pasien dan
keluarga terkait tentang proses penyakit.
2) Pola nutrisi-metabolik
Adakah penurunan/penambahan nafsu makan, mual-muntah pada pasien
3) Pola eliminasi
Adakah perubahan BAB/BAK pasien sebelum dan selama sakit (jumlah,
warna, bau, konsistensi)
4) Pola aktivitas dan latihan
Pasien dilakukan anamnesa mengenai riwayat pekerjaan, mengangkat
beban berat, duduk, dan mengemudi dalam waktu lama, membutuhkan
papan matras untuk tidur. Pada pemeriksaan fisik pasien mengalami
penurunan rentang gerak, tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa,
atrofi otak, gangguan dalam berjalan.
5) Pola persepsi-kognitif
a) Penglihatan : kabur/tidak, dengan alat bantu/tidak.
b) Pendengaran : tuli/tidak, dengan alat bantu/tidak, bagaimana
kebersihannya.
c) Pengecap : Apakah bisa membedakan asin, manis, pahit.
d) Persepsi nyeri : terasa nyeri pada bagian luka bekas operasi.
6) Pola istirahat tidur
Bagaimana istirahat dan tidur pasien selama dan sebelum sakit, adakah
gangguan/tidak.
7) Pola konsep diri
Meliputi gambaran, identitas, peran, serta ideal diri.
8) Pola peran dan hubungan
Bagaiaman peran dan hubungan pasien dengan keluarga.
9) Pola seksualitas dan reproduksi
Bagaimana pola rreproduksi pasien, ada hambatan/tidak.
10) Pola koping-stres
Apakah pasien terlihat cemas dengan kondisi kesehatannya sekarang.
11) Pola keyakinan-nilai
Meliputi domisili, bahasa, agama, dan pola keyakinan pasien.
e. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
c. TTV
d. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
a) Rambut : hitam/beruban, bersih/tidak
b) Mata : Simetris, konjungtiva anemis atau tidak.
c) Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada gangguan, dan
pernapasan cuping hidung
d) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen.
e) Wajah : terlihat menahan nyeri, cemas, simetris atau tidak.
f) Mulut : Mukosa bibir kering/lembab, sianosis/tidak, terpasang alat
bantu napas/tidak.
g) Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.
2) Integumen
3) Thorax
a) Jantung : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi
b) Paru-paru : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi
4) Abdomen : Inspeksi, Auskultasi, Perkusi, Palpasi
5) Genetalia
6) Ektremitas : atas dan bawah
7) Anus
Ada penurunan produksi urin/tidak, ada hemoroid atau tidak
8) Muskuloskeletal
f. Program terapi (alat yang terpasang dan obat)
g. Hasil lab penunjang
h. Data fokus (Data subyektif dan obyektif)
i. Analisa Data
Meliputi data fokus, problem, etiologi.
C. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan akibat tindakan
operasi
b. Resiko infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan efek sekunder pembedahan
d. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah
(Nanda NIC NOC, 2015)
j. Intervensi
No
Rencana Keperawatan Intervensi Rasional
Dx.
k. Implementasi
Pelaksanaan dari intervensi yang ada.
l. Evaluasi
Hasil yang diharapkan terjadi setelah mendapat intervensi keperawatan selama ... x
24 jam pada pasien Hernia Inguinalis Lateralis, meliputi :
1. Nyeri berkurang dengan skala nyeri 0-2
2. Menunjukkan tindakan mobilitas secara mandiri
3. Intake nutrisi harian terpenuhi
4. Luka operasi bersih, kering, tidak ada bengkak, dan tidak ada pendarahan
5. Tidak terjadi infeksi luka pasca bedah
DAFTAR PUSTAKA