Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian
Hernia umbilikalis muncul sebagai benjolan yang tidak terasa sakit di area atau
sekitar pusar. Hernia dapat membesar saat tertawa, batuk, menangis, pergi ke toilet dan
dapat mengempis saat beristirahat atau berbaring. Pada banyak kasus, hernia umbilikalis
masuk kembali dan otot menutup sebelum ulang tahun pertama anak. Hernia umbilikalis
juga dapat muncul pada orang dewasa. Tanpa perawatan, hernia dapat memburuk
seiringnya waktu (Robbins & Cotran : 2014 )
Hernia umbilikalis adalah kondisi saat bagian usus Anda menonjol lewat
pembukaan umbilikalis pada otot perut. Hernia umbilikalis umum terjadi dan biasanya
tidak berbahaya. Kondisi ini paling umum terjadi pada bayi, namun juga dapat
menyerang orang dewasa. Pada bayi, hernia umbilikalis terlihat dengan jelas saat bayi
menangis, menyebabkan pusar bayi menonjol (Arif Mansjoer  : 2015)
B. Etiologi
Menurut Giri Made Kusala (2014), hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya
hernia adalah :
a) Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita.
Pada Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus
vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya
yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau
karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan  tekanan dalam rongga perut
(Giri Made Kusala, 2015).
b) Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal.
Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini
disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih
banyak terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat
atau buruh pabrik. Profesi  buruh yang sebagian besar pekerjaannya  mengandalkan
kekuatan otot mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga
menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut (Giri Made Kusala, 2015).
c) Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi
tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran
prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain.
Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat
menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah ke dalam kanalis inguinalis.
d) Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
e) Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di
bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut
dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding
organ yang lemah.
f) Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan lebih
di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia.
g) Pekerjaan
Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang berat dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otot-otot abdomen.
Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau
penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah
h) Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi yang
lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, sehingga
memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis
tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan
mengalaminya lagi.(Giri Made Kusala, 2015)
C. Manifestasi klinis
a. Adanya benjolan di daerah inguinal
b.  Benjolan bias mengecil atau menghilang.
c. Benjolan akan muncul bila adanya peningkatan tekanan intra abdominal.
d. Sebagian besar tidak memberikan keluhan.
e. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit / nyeri di tempat itu
disertai perasaan mual, muntah
f. Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat
serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.
g. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing
darah) disamping benjolan di bawah sela paha.
h. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai
sasak nafas.
i. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.
(Oswari, 2014)
D. Klasifikasi
Hernia terbagi menjadi 2 kategori, yaitu hernia, menurut letaknya dan hernia
menurut sifat atau tingkatanya.
 Hernia menurut letaknya adalah :
1) Hernia Inguinalis Lateralis (indirek)
Hernia ini terjadi melalui anulus inguinalis internus yang terletak di
sebelah lateral vasa epigastrika inferior,menyusuri kanalis inguinalis dan keluar
kerongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Hernia ini lebih tinggi pada
bayi & anak kecil
2) Hernia Inguinalis Medialis (direk)
Hernia ini terjadi melalui dinding inguinal posteromedial dari vasa
epigastrika inferior di daerah yang dibatasi segitiga Haselbach.
3) Hernia femoralis
Terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi pada wanita
dibanding pria. Hernia ini mulai sebagai penyumbat dikanalis femoralis yang
membesar secara bertahap menarik peritonium dan akibatnya kandung kemih
masuk ke dalam kantung.
4) Hernia umbilikalis
Batang usus melewati cincin umbilical. sebagian besar merupakan
kelainan yang didapat. Hernia umbilikalis sering terjadi pada wanita dan pada
pasien yang memliki keadaan peningkatan tekanan intra abdomen, seperti
kehamilan, obesitas, asites, atau distensi abdomen. Tipe hernia ini terjadi pada
insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat karena masalah
pasca operasi seperti infeksi dan nutrisi yang tidak adekuat.
Menurut sifat atau tingkatannya :
a) Hernia reponibel.
Pada hernia ini isi hernia dapat keluar masuk. Usus akan keluar jika
berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau di dorong masuk. Pada
hernia reponibel ini penderita tidak mengeluh nyeri dan tidak ada gejala
obstruksi usus.
b) Hernia ireponibel.
Merupakan kebalikan dari hernia reponibel (hernia tidak masuk kembali)
biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung pada peritoneum.
c) Hernia inkaserata.
Pada hernia ini isi perut atau usus yang masuk kedalam kantung hernia tidak
dapat kembali disertai dengan gangguan aliran khusus. Gambaran klinis
obstruksi usus dengan gambaran keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa.
Keadaan ini hernia bisa terjepit oleh cincin hernia. Sehingga isi kantung bisa
terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga perut, akibatnya terjadi
gangguan passase dan hernia ini lebih dimaksudkan hernia irreponibel
d) Hernia strangulata
Pada hernia ini pembuluh darah yang mempengaruhi usus yang masuk ke
dalam kantung hernia terjepit sehingga usus kehilangan system perdarahannya
sehingga mengakibatkan nekrosis pada usus. Pada pemeriksaan lokal usus tidak
dapat dimasukan kembali di sertai adanya nyeri tekan.
E. Pemeriksaan penunjang
a. Dilakukan pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT Scan, maupun MRI
(Magnetic Resonance Imaging) untuk melihat lebih lanjut keterlibatan organ-
organ yang terperangkap dalam kantung hernia tersebut.
b. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk kepentingan operasi.
c.  Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/
obstruksi usus
d.  Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih
(Leukosit : >10.000– 18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Konservatif
 Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan
secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat
penyokong.
 Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres
hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali
 Celana penyangga
 Istirahat baring
  Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya
Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja
untuk mencegah sembelit.

 Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian


makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat
sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat,
cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.
2. Pembedahan (Operatif) :
 Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat
dinding belakang.
 Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong
dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi,
kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong
 Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan
menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus
internus dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.
G. Komplikasi
a. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis
ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.
b. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus
yang masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat
menimbulkan gangguan penyaluran isi usus.Keadaan ini disebut hernia
inguinalis lateralis incarcerata.
c. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut
hernia inguinalis lateralis strangulata
d. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan
pembuluh darah dan kemudian timbul nekrosis.
e. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung,
muntah dan obstipasi.
f. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki.
g. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
h. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
i. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik,
abses
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien :
Hernia bisa terjadi pada anak, dewasa yang melakukan aktifitas berlebihan ,
melakukan pengangkatan benda berat, yang terjadi pada anak usia 2-5 tahun.
b. Keluhan utama :
Nyeri dan ada benjolan di inguinal.
c. Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengeluh nyeri, ada benjolan ,mual muntah.
d. Riwayat penyakit sebelumnya :
Wawancara di tunjukan untuk mengetahui penyakit yang di derita klien.
e. Riwayat psiko,sosio, dan spiritual :
Klien masih berhubungan dengan temannya dan bermain seperti biasanya, klien
masih dapat berkomunikasi dengan orang tuanya. Bagaimana dukungan keluarga
dalam keperawatan agar membantu dalam proses penyembuhan.
f. Riwayat tumbuh kembang :
a) Prenatal : Ditanyakan apakah ibu menderita infeksi atau penyakit kronik lain.
b) Antenatal : Ditanyakan Siapa penolong persalinan karena data ini akan
membantu membedakan persalinan yang bersih / higienis atau tidak. Alat
pemotong tali pusat, tempat persalinan.
c) Postnatal : Ditanyakan apakah setelah lahir langsung diberikan imunisasi apa
tidak.
g. Riwayat imunisasi

Tanyakan pada keluarga apakah anak mendapat imunisasi lengkap.


1) Usia <7 hari anak mendapat imunisasi hepatitis B         
2) Usia 1 bulan anak mendapat imunisasi BCG dan Polio I
3) Usia 2 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB I dan Polio 2
4) Usia 3 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB II dan Polio 3
5) Usia 4 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB III dan Polio 4
6) Usia 9 bulan anak mendapat imunisasi campak
h. Pola aktivitas sehari-hari
1. Nutrisi.
Klien mengalami mual muntah.
2. Aktivitas/istirahat
 Sebelum MRS: Pasien sering melakukan aktivitas yang berlebihan, sering
melompat, ataupun terjatuh dari ketinggian.
Sesudah MRS:
 Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur.
 Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian  tubuh.
 Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
 Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena.
 Gangguan dalam berjalan.
3. Eliminasi.
 Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi.
 Adanya retensi urine.
4. Istirahat tidur. : Penurunan kualitas tidur.
5. Personal Higiane : Penurunan kebersihan diri , ketergantungan.
6. Integritas Ego :
Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan
finansial keluarga
Tanda :  tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga/orang terdekat
7. Kenyamanan
Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan
adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang
menjalar ke kaki, bokong, bahu/lengan, kaku pada leher.
i. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Lemah.
Kesadaran : composmentis
GCS :456
TTV =   TD : Normal / hipertensi (n: 120/80 mmHg).
            Suhu : Hipotermi (n: 36 o C- 37 o C).
            Nadi : Tachicardi (n: 80-120 x/mnt).
            RR : Normal / meningkat (n: 30-60 x/mnt).
1) Kepala dan leher
Inspeksi : Ekspansi wajah menyeringai,
Mata : Simetris / tidak, pupil isokhor, skelara pink, konjunctiva tdk anemis
Hidung : Terdapat mukus / tidak, pernafasan cuping hidung.
Telinga : Simetris, terdapat mukus / tidak,.
Bibir : Lembab,tidak ada stomatitis.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe pada leher.
2) Dada :
Inspeksi   : Simetris,tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan
Palpasi    : Denyutan jantung teraba cepat,badan terasa panas,nyeri tekan
Perkusi     : Jantung Dullness
Auskultasi : Suara nafas normal.
3) Abdomen
Inspeksi   : terdapat benjolan ingunalis
Palpasi     : Teraba massa, terdapat nyeri tekan pada daerah inguinalis
Perkusi     : dullnes
Auskultasi : Terdengar bising usus kurang dari 5 per menit
4) Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada odem
Bawah : simetris, tidak ada odem
j. Pemeriksaan penunjang :
a. Dilakukan pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT Scan, maupun MRI
(Magnetic Resonance Imaging) untuk melihat lebih lanjut keterlibatan organ-
organ yang terperangkap dalam kantung hernia tersebut.
b. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk kepentingan operasi.
c. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/ obstruksi
usus
d. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000–
18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.

Anda mungkin juga menyukai