HERNIA UMBILIKUS
DI SUSUN OLEH :
A. Konsep teori
1. Defenisi
2. Klasifikasi
5. Manifestasi Klinis
a. Adanya benjolan di bagian abdomen
b. Nyeri bila benjolan ditekan
c. Nyeri membesar atau timbul bila waktu diteksi atau miksi, batuk dan
mengendor.
d. Adanya mual, muntah dan otot perut kembung.
e. Jari tangan dapat masuk pesibulus spermatikus sampai ke anulus
inguinalis interus
6. Komplikasi
a. Terjadi perlengketan pada isi hernia dengan dinding kantong hernia
tidak dapat dimasukkan lagi
b. Terjadi penekanan pada dinding hernia akibat makin banyaknya usus
yang rusak
c. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinue
menyebabkan daerah benjolan merah.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Herniografi
Teknik ini, yang melibatkan injeksi medium kontras ke dalam kavum
peritoneal dan dilakukan
b. X-ray,
Skarang jarang dilakukan pada bayi untuk mengidentifikasi hernia
kontralateral pada groin. Mungkin terkadang berguna untuk
memastikan adanya hernia pada pasien dengan nyeri kronis pada groin.
c. USG Sering digunakan untuk menilai hernia yang sulit dilihat secara
klinis, misalnya pada Spigelian hernia.
d. CT dan MRI
Berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi (misalnya :
hernia obturator)
e. Laparaskopi
Hernia yang tidak diperkirakan terkadang ditemukan saat laparaskopi
untuk nyeri perut yang tidak dapat didiagnosa.
f. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia adalah
:
1) Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.
2) Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.
3) Data laboratorium, meliputi:
4) Darah
5) Leukosit 10.000 – 18.000/mm3
6) Serum elektrolit meningkat
7) Data Px diagnostic X-Ray
8. Penatalaksanaan
a. Pra Operasi
1) Cegah menangis
2) Beri posisi semi-fowler (H. Diafragmatik), terlentang (H.
Femoralis)
3) Lakukan perawatan rutin jalur IV. Pengisapan NG. Puaskan
4) Hindari tindakan sendiri (mis. Siagen, koin)
5) Jaga agar kontong atau visera tetap lembab
6) Gunakan tindakan kenyamanan
b. Pasca Operasi
1). Lakukan perawatan dan observasi secara rutin
2) Berikan tindakan kenyamanan
3) Di berikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi
kembali
9. PHATWAY
Phatway
Factor pencetus : Aktifitas berat, bayi premature,
kelemehan dinding abdomen, intraabdominal Hernia
tinggi, adanya tekanan.
Hernia ingunalis
Hernia umbilkalis Hernia paraumbilikalis
kongenital
Dinding posterior canalis
Masuknya omentum organ Kantung hernia melewati inguinalis yg lemah
intensinal ke kantong dinding abdomen
umblikalis Benjolan pd region inguinal
Prostusi hilang timbul
Gang. Suplai darah ke
intestinal Kantung hernia melewati
Ketidak nyamanan celah inguinal
abdominal
Nekrosis intestinal
Diatas ligamentum ingunal
Intervensi bedah
mengecil bila berbaring
relative/konservati
f
Ansietas Pembedahan
Resti pendarahan
Resti infeksi
Defisit nutrisi
Heatus hernia Gangguan Pola Tidur
1. Pengkajian
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
penyembuhan.
d. Aktivitas/Istirahat
Gejala :
1) Sebelum Masuk Rumah Sakit
e. Eliminasi
f. Istirahat Tidur
g. Personal Hygiene
orang disekelilingnya.
h. Integritas Ego
i. Kenyamanan
j. Pemeriksaan Fisik
3) Tanda-tanda Vital
sakit.
5) Rambut
Ketombe, kerontokan
6) Mata
konjunctiva tidakanemis
7) Hidung
8) Telinga
9) Bibir
Lembab,tidak adastomatitis.
10) Dada
11) Abdomen
regioninguinal
inguinalis
Perkusi : Dullness
12) Ekstremitas
13) Genetalia
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Ansietas
Kolaborasi
Pemberian analgesic
Terapeutik :
Modifikasi lingkungan (mis.
pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
Batas waktu tidur siang, jika
perlu
Fasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur
Tetapkan jadwal tidur rutin
Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan (mis.
pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresur)
Sesuaikan jadwal pemberian
obat atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi :
Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
Anjurkan menghindari
makanan atau minuman yang
mengganggu tidur
Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
Ajarkan faktor-faktor
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur (mis. psikologis, gaya
hidup, sering berubah shift
bekerja)
Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Ansietas Setelah dilakukan Observasi :
berhubungan dengan perawatan selama … Identifikasi kesiapan dan
kurang terpapar JAM, tingkat kemampuan menerima informasi
informasi pengetahuan Terapeutik
meningkat dengan Sediakan materi dan media
kriteria hasil: pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan
Pertanyaan sesuai kesepakatan
tentang masalah Berikan kesempatan untuk
yang diadapi bertanya
menurun Edukasi :
Persepsi yang
keliru terhadap Jelaskan penyebab dan faktor
masalah risiko penyakit
menurun Jelaskan proses patofisiologi
Perilaku munculnya penyakit
membaik Jelaskan tanda dan gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit
Jelaskan kemungkinan terjadinya
komplikasi
Ajarkan cara meredakan atau
mengatasi gejala yang dirasakan
Ajarkan cara meminimalkan efek
samping dari intervensi atau
pengobatan
Informasikan kondisi pasien saat
ini
Anjurkan melapor jika merasakan
tanda dan gejala berat atau tidak
biasa
4 Resiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi (1.14539)
berhubungan dengan perawatan selama … Tindakan Observasi
proses pembedahan JAM, tingkat Monitor tanda dan gejala infeksi
pengetahuan lokal dan sistematik
meningkat dengan Terapeutik :
kriteria hasil: Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area
Kadar sel darah edema
putih menurun Cuci tangan sebelum dan sesudah
kultur area luka kontak dengan pasien dan
membaik lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada
pasien beresiko tinggi
Edukasi :
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka dan luka operasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik,
jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Ahmad., Putra, Marco Manza Adi., 2016. Nefrolitiasis. Vol. 5 No. 2, pp. 69-
73. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/
1080 /920, Diakses tanggal 6
Jan Trisnawati, Elly dkk.Konsumsi Makanan Yang Berisiko Terhadap Kejadian Batu
Saluran Kemih. Jurnal Vokasi Kesehatan: 2017uari 2019.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1. Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1. Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia