Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA INGUINALIS DEXTRA PADA AN.

A
DI RUANG BEDAH RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners


Stase Keperawatan Medikal Bedah

Nama Mahasiswa : Deni Candra Ramadhan


NIM : 221FK09006

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Daftar Isi

A. Definisi
B. Tanda dan Gejala
C. Etiologi
D. Patofisiologi
E. Pathway
F. Manifestasi Klinis
G. Pemeriksaan Penunjang
H. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
I. Komplikasi
J. Diagnosa Banding
K. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1) Data Fokus Pengkajian
2) Pemeriksaan Fisik
3) Analisa Data
4) Diagnosa Keperawatan
5) Evidance Based Practice
6) Daftar Pustaka
7) Lampiran Jurnal
A. Definisi
Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti penonjolan isi
suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding
rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin.
Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari
usus (Giri Made Kusala, 2009).
Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan suatu rongga melalui defek atau
lubang atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeorotik
dinding perut (Nurarif & Kusuma, 2015).
Berikut adalah penjelasan hernia menurut letaknya:
a. Hernia hiatal: kondisi dimana kerongkongan (pipa tenggorokan) tutup, melewati
diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut menonjol ke
dada.
b. Hernia epigastrik: terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis
tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan jarang
yang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut yang relatif lemah, hernia ini
sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat didorong kembali ke dalam perut
ketika pertama kali ditemukan.
c. Hernia inguinalis: hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan
di selangkangan atau skrotum. Orang awam biasa menyebutnya “turun bero” atau
“hernia”. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga
usus menerobos kebawah melalui celah. Jika anda merasa ada benjolan dibawah
perut yang lembut, kecil, dan mungkin sedikit nyeri dan bengkak, anda mungkin
terkena hernia ini. Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada
perempuan.
d. Hernia femoralis: muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
e. Hernia insisional: dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia ini
muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar
tidak menutup sepenuhnya.
f. Hernia nukleus pulposi (HNP): hernia yang melibatkan cakram tulang belakang.
Di antara setiap tulang belakang ada diskus intervertebralis yang menyerap
guncangan cakram dan meningkatkan elastisitas dan mortilitas tulang belakang.
Karena aktivitas dan usia, terjadi hernia diskus intervertebralis yang menyebabkan
saraf terjepit (sciastica). HNP umumnya terjadi di punggung bawah pada tiga
vertebra lumbar bawah.
Sedangkan menurut sifatnya, hernia dibagi menjadi:
a. Hernia reponibel: yaitu isi hernia masih dapat dikembalikan ke kavum
abdominalis lagi tanpa operasi.
b. Hernia ireponibel: yaitu isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga.
c. Hernia akreta: yaitu perlengketan isi kantong pada peritonium kantong hernia.
d. Hernia inkarserata: yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia

B. Tanda dan Gejala


Hernia inguinalis bisa ditandai pada beberapa tanda yaitu sebagai berikut :
a. Timbulnya tonjolan pada selangkangan
b. Tonjolan akan membesar ketika sedang batuk atau berdiri
c. Tonjolan bisa terasa nyeri ketika disentuh
d. Nyeri ketika batuk, berolahraga atau membungkuk
e. Are selangkangan terasa lemah atau tertekan
f. Bagian selangkangan terasa berat atau seperti ada yang tertarik
g. Timbul rasa nyeri dan pembengkangan pada area sekitar testis karena sebagian
usus masuk ke dalam kantong skrotum
h. Nyeri, mual dan muntah jika bagian usus keluar terjepit pada celah hernia dan
tidak dapat dikembalikan

C. Etiologi
Hernia dapat di sebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Congenital
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
b. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun
wanita. Pada Pasien – pasien penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya
procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang
dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan
penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan 
tekanan dalam rongga perut (Giri Made Kusala, 2009).
c. Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh,
termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan
tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan
organ melalui dinding organ yang lemah.
d. Ibu hamil
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan
lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia.
e. Pengangkatan beban berat
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan
terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang berat
dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otot-otot
abdomen. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya
prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.

D. Patofisiologi
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum ke
daerah scrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonei, pada bayi yang baru lahir umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam
beberapa hal seringkali kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun terlebih
dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka, bila kanalis kiri terbuka
maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka
ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul
hernia inguinalis lateralis congenital pada orang tua kanalis tersebut telah menutup
namun karena merupakan lokus minoris persistence, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka
kembali dan timbul hernia inguinalis lateral akuisita keadaan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal adalah kehamilan, batuk kronis,
pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat defekasi, miksi misalnya pada
hipertropi prostate.
Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus inguinalis
internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia
masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar
dari anulus inguinalis eksternus, dan bila berlanjut tonjolan akan sampai ke scrotum
yang disebut juga hernia scrotalis (Mansjoer, 2000, hal 314; Sjamsuhidajat, Jong,
1997, hal 704).
Kelemahan dinding abdominalis memperparah terjadinya penipisan dinding
abdominalis sehingga fungsi otot organ abdominalis berkurang. ketika adanya
penahanan maka usus akan memasuki atau menembus dinding abdominalis yang tipis,
sehingga usus dapat bertempat bukan pada tempatnya dan bergeser kebawah atau
keatas sesuai celah kelemahan dingding abdominalis. Usus yang menembus dinding
akan terjepit sehingga menimbulkan asam laktat meningkat yang membuat penderita
merasakan mual dan muntah dan sakit di daerah perut.

E. Pathway
Faktor pencetus:
Aktivitas berat, bayi prematur, kelemahan Hernia
dinding abdominal, tekanan intraabdominal
tinggi.

Hernia umbilikalis Hernia para umbilikalis Hernia inguinalis


Kongenital

Masuknya omentum organ Kantung hernia melewati Kantung hernia


Intestinal ke kantung dinding abdomen memasuki celah
Umbilikus inguinal

Prostusi hilang timbul


Gangg. Suplai darah ke Dinding posterior
Intestinal Ketidaknyamanan canalis inguinal
abdominal yang lemah
Nekrosis intestinal
Intervensi bedah Diatas ligamentum
Relative/konservatif inguinal mengecil
bila berbaring

Pembedahan
Insisi bedah Asupan gizi kurang Mual

Resti Perdarahan Peristaltic usus menurun Nafsu makan menurun


Resti infeksi

Intake makanan inadekuat


Terputusnya jaringan
syaraf

Ketidakseimbangan nutrisi
Nyeri kurang dari kebutuhan
tubuh

Hernia insisional Kantung hernia memasuki


celah insisi

Heatus hernia Kantung hernia memasuki


rongga thorak

F. Manifestasi Klinis
a. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak benjolan di
lipatan paha.
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai perasaan
mual
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
d. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta
kulit di atasnya menjadi merah dan panas
e. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing atau disuria di sertai hematuria ( kencing darah
) di samping benjolan di bawah sela paha
Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di sertai sesak
nafas
f. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar
g. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak benjolan di
lipatan paha.
h. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai perasaan mual
i. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
j. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta
kulit di atasnya menjadi merah dan panas
k. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing atau disuria di sertai hematuria (kencing darah)
di samping benjolan di bawah sela paha
l. Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di sertai sesak
nafas
m. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar

G. Pemeriksaan Penunjang
a. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak benjolan di
lipatan paha.
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai perasaan
mual
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
d. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta
kulit di atasnya menjadi merah dan panas
e. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing atau disuria di sertai hematuria ( kencing darah
) di samping benjolan di bawah sela paha
f. Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di sertai sesak
nafas
g. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar
h. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak benjolan di
lipatan paha.
i. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai perasaan
mual
j. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
k. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta
kulit di atasnya menjadi merah dan panas
l. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing atau disuria di sertai hematuria ( kencing darah
) di samping benjolan di bawah sela paha
n. Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di sertai sesak
nafas
o. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar

H. Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi
hernia dapat tertahan dalam kantong, pada hernia ireponibel ini dapat terjadi kalau isi
hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperitonial. Disini
tidak timbul gejala klinis kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia
tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang menimbulkan
gejala obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial. Bila
cincin hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku, lebih sering terjadi jepitan
parsial. Jarang terjadi inkarserasi retrograd, yaitu dua segmen usus terperangkap di
dalam kantong hernia dan satu segmen lainnya berada dalam rongga peritonium,
seperti huruf “W”.
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.
Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur di
dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan
jepitan pada cincin hernia makin bertambah, sehingga akhirnya peredaran darah
jaringan terganggu. Isi hernia terjadi nekrosis dan kantong hernia berisi transudat
berupa cairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi
yang akhirnya dapat menimbulkan abses local, fistel, atau peritonitis, jika terjadi
hubungan dengan dengan rongga perut (Jong, 2004).
Gambaran klinis hernia inguinalis lateralis inkarserata yang mengandung usus
dimulai dengan gambaran obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan,
elektrolit dan asam basa. Bila sudah terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasi,
terjadi keadaan toksik akibat gangren dan gambaran klinis menjadi kompleks dan
sangat serius. Penderita mengeluh nyeri lebih hebat di tempat hernia. Nyeri akan
menetap karena rangsangan peritoneal.
Pada pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan
kembali disertai nyeri tekan dan tergantung keadaan isi hernia, dapat dijumpai tanda
peritonitis atau abses local. Hernia strangulata merupakan keadaan gawat darurat.
Oleh karena itu, perlu mendapat pertolongan segera (Jong 2004).
I. Evidence Based Practice
Dalam asuhan keperawatan yang telah dilakukan kepada An. A yaitu dengan
menggunakan intervensi keperawatan berupa manajemen nyeri dengan teknik
massage yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri setelah dilakukannya prosedur
operasi. dalam sebuah literature Dita, (2020) yang mengungkapkan bahwa terdapat
pengaruh dari dilakukannya manajemen nyeri berupa massage yang dilakukan kepada
pasien post operatif.

Anda mungkin juga menyukai