Anda di halaman 1dari 36

Askep Cholelitiasis

CHOLELITHIASIS
( BATU EMPEDU )

I. Pengertian :
a. Batu saluran empedu : adanya batu yang terdapat pada sal. empedu (Duktus Koledocus ).
b. Batu Empedu(kolelitiasis) : adanya batu yang terdapat pada kandung empedu.
c. Radang empedu (Kolesistitis) : adanya radang pada kandung empedu.
d. Radang saluran empedu (Kolangitis) : adanya radang pada saluran empedu.

II. Penyebab:
Batu di dalam kandung empedu. Sebagian besar batu tersusun dari pigmen-pigmen empedu
dan kolesterol, selain itu juga tersusun oleh bilirubin, kalsium dan protein.
Macam-macam batu yang terbentuk antara lain:
1. Batu empedu kolesterol, terjadi karena : kenaikan sekresi kolesterol dan penurunan
produksi empedu.
Faktor lain yang berperan dalam pembentukan batu:
Infeksi kandung empedu
Usia yang bertambah
Obesitas
Wanita
Kurang makan sayur
Obat-obat untuk menurunkan kadar serum kolesterol
2. Batu pigmen empedu , ada dua macam;
Batu pigmen hitam : terbentuk di dalam kandung empedu dan disertai hemolisis
kronik/sirosis hati tanpa infeksi
Batu pigmen coklat : bentuk lebih besar , berlapis-lapis, ditemukan disepanjang saluran
empedu, disertai bendungan dan infeksi
3. Batu saluran empedu
Sering dihubungkan dengan divertikula duodenum didaerah vateri. Ada dugaan bahwa
kelainan anatomi atau pengisian divertikula oleh makanan akan menyebabkan obstruksi
intermiten duktus koledokus dan bendungan ini memudahkan timbulnya infeksi dan
pembentukan batu.

III. Pathofisiologi :
Batu empedu hampir selalu dibentuk dalam kandung empedu dan jarang pada saluran
empedu lainnya.
Faktor predisposisi yang penting adalah :
Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu
Statis empedu
Infeksi kandung empedu
Perubahan susunan empedu mungkin merupakan faktor yang paling penting pada
pembentukan batu empedu. Kolesterol yang berlebihan akan mengendap dalam kandung
empedu .
Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif,
perubahan susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut. Gangguan kontraksi kandung
empedu dapat menyebabkan stasis. Faktor hormonal khususnya selama kehamilan dapat
dikaitkan dengan perlambatan pengosongan kandung empedu dan merupakan insiden yang
tinggi pada kelompok ini.
Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat memegang peranan sebagian pada pembentukan
batu dengan meningkatkan deskuamasi seluler dan pembentukan mukus. Mukus
meningkatkan viskositas dan unsur seluler sebagai pusat presipitasi. Infeksi lebih sering
sebagai akibat pembentukan batu empedu dibanding infeksi yang menyebabkan pembentukan
batu.

IV. Perjalanan Batu
Batu empedu asimtomatik dapat ditemukan secara kebetulan pada pembentukan foto polos
abdomen dengan maksud lain. Batu baru akan memberikan keluhan bila bermigrasi ke leher
kandung empedu (duktus sistikus) atau ke duktus koledokus. Migrasi keduktus sistikus akan
menyebabkan obstruksi yang dapat menimbulkan iritasi zat kimia dan infeksi. Tergantung
beratnya efek yang timbul, akan memberikan gambaran klinis kolesistitis akut atau kronik.

Batu yang bermigrasi ke duktus koledokus dapat lewat ke doudenum atau tetap tinggal
diduktus yang dapat menimbulkan ikterus obstruktif.

V. Gejala Klinis
Penderita batu saluran empedu sering mempunyai gejala-gejala kronis dan akut.

GEJALA AKUT GEJALA KRONIS
TANDA :
1. Epigastrium kanan terasa nyeri dan spasme
2. Usaha inspirasi dalam waktu diraba pada
kwadran kanan atas
3. Kandung empedu membesar dan nyeri
4. Ikterus ringan

TANDA:
1. Biasanya tak tampak gambaran pada abdomen
2. Kadang terdapat nyeri di kwadran kanan atas
GEJALA:
1. Rasa nyeri (kolik empedu) yang
Menetap
2. Mual dan muntah
3. Febris (38,5C)

GEJALA:
1. Rasa nyeri (kolik empedu), Tempat : abdomen
bagian atas (mid epigastrium), Sifat : terpusat di
epigastrium menyebar ke arah skapula kanan
2. Nausea dan muntah
3. Intoleransi dengan makanan berlemak
4. Flatulensi
5. Eruktasi (bersendawa)



VI. Pemeriksaan penunjang
Tes laboratorium :
1. Leukosit : 12.000 - 15.000 /iu (N : 5000 - 10.000 iu).
2. Bilirubin : meningkat ringan, (N : < 0,4 mg/dl).
3. Amilase serum meningkat.( N: 17 - 115 unit/100ml).
4. Protrombin menurun, bila aliran dari empedu intestin menurun karena obstruksi sehingga
menyebabkan penurunan absorbsi vitamin K.(cara Kapilar : 2 - 6 mnt).
5. USG : menunjukkan adanya bendungan /hambatan , hal ini karena adanya batu empedu dan
distensi saluran empedu ( frekuensi sesuai dengan prosedur diagnostik)
6. Endoscopic Retrograde choledocho pancreaticography (ERCP), bertujuan untuk melihat
kandung empedu, tiga cabang saluran empedu melalui ductus duodenum.
7. PTC (perkutaneus transhepatik cholengiografi): Pemberian cairan kontras untuk
menentukan adanya batu dan cairan pankreas.
8. Cholecystogram (untuk Cholesistitis kronik) : menunjukkan adanya batu di sistim billiar.
9. CT Scan : menunjukkan gellbalder pada cysti, dilatasi pada saluran empedu,
obstruksi/obstruksi joundice.
10. Foto Abdomen :Gambaran radiopaque (perkapuran ) galstones, pengapuran pada saluran
atau pembesaran pada gallblader.


Daftar Pustaka :

1. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990, Jakarta, P: 586-588.
2. Sylvia Anderson Price, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa
AdiDharma, Edisi II.P: 329-330.
3. Marllyn E. Doengoes, Nursing Care Plan, Fa. Davis Company, Philadelpia, 1993.P: 523-
536.
4. D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process Approach,
W. B. Saunders Company, Philadelpia, 1991.
5. Sutrisna Himawan, 1994, Pathologi (kumpulan kuliah), FKUI, Jakarta 250 - 251.
6. Mackenna & R. Kallander, 1990, Illustrated Physiologi, fifth edition, Churchill
Livingstone, Melborne : 74 - 76.



VII. Pengkajian
1. Aktivitas dan istirahat:
subyektif : kelemahan
Obyektif : kelelahan
2. Sirkulasi :
Obyektif : Takikardia, Diaphoresis
3. Eliminasi :
Subektif : Perubahan pada warna urine dan feces
Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine
pekat .
4. Makan / minum (cairan)
Subyektif : Anoreksia, Nausea/vomit.
Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas.
Regurgitasi ulang, eruption, flatunasi.
Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn).
Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia.
Obyektif :
Kegemukan.
Kehilangan berat badan (kurus).
5. Nyeri/ Kenyamanan :
Subyektif :
Nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu.
Nyeri apigastrium setelah makan.
Nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit.
Obyektif :
Cenderung teraba lembut pada klelitiasis, teraba otot meregang /kaku hal ini dilakukan pada
pemeriksaan RUQ dan menunjukan tanda marfin (+).
6. Respirasi :
Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman.
7. Keamanan :
Obyektif : demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan (
defisiensi Vit K ).
8. Belajar mengajar :
Obyektif : Pada keluarga juga pada kehamilan cenderung mengalami batu kandung empedu.
Juga pada riwayat DM dan gangguan / peradangan pada saluran cerna bagian bawah.

Prioritas Perawatan :
a. Meningkatkan fungsi pernafasan.
b. Mencegah komplikasi.
c. Memberi informasi/pengetahuan tentang penyakit, prosedur, prognosa dan pengobatan

Tujuan Asuhan Perawatan :
a. Ventilasi/oksigenasi yang adekwat.
b. Mencegah/mengurangi komplikasi.
c. Mengerti tentang proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis dan pengobatan

Diagnosa Perawatan:
A. Pola nafas tidak efektif sehubungan dengan nyeri, kerusakan otot, kelemahan/ kelelahan,
ditandai dengan :
Takipneu
Perubahan pernafasan
Penurunan vital kapasitas.
Pernafasan tambahan
Batuk terus menerus

B. Potensial Kekurangan cairan sehubungan dengan :
Kehilangan cairan dari nasogastrik.
Muntah.
Pembatasan intake
Gangguan koagulasi, contoh : protrombon menurun, waktu beku lama.

C. Penurunan integritas kulit/jaringan sehubungan dengan
Pemasanagan drainase T Tube.
Perubahan metabolisme.
Pengaruh bahan kimia (empedu)
ditandai dengan :
adanya gangguan kulit.

D. Kurangnya pengetahuan tentang prognosa dan kebutuhan pengobatan, sehubugan dengan :
Menanyakan kembali tentang imformasi.
Mis Interpretasi imformasi.
Belum/tidak kenal dengan sumber imformasi.
ditandai : . pernyataan yang salah.
. permintaan terhadap informasi.
. Tidak mengikuti instruksi.

Daftar Pustaka :

7. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990, Jakarta, P: 586-588.
8. Sylvia Anderson Price, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa
AdiDharma, Edisi II.P: 329-330.
9. Marllyn E. Doengoes, Nursing Care Plan, Fa. Davis Company, Philadelpia, 1993.P: 523-
536.
10. D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process Approach,
W. B. Saunders Company, Philadelpia, 1991.
11. Sutrisna Himawan, 1994, Pathologi (kumpulan kuliah), FKUI, Jakarta 250 - 251.
12. Mackenna & R. Kallander, 1990, Illustrated Physiologi, fifth edition, Churchill Livingstone,
Melborne : 74 - 76.

Asuhan keperawatan :
I. Indentitas klien :
Nama :Tuan IL , 38 tahun, laki-laki.
Alamat : Jalan Makmur, Bekasi.
Status : Kawin.
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang.
Suber informasi : Klien dan istri.
Tanggal masuk RS : 29 April 1998.
Diagnosa Masuk : Kolangitis, Kolesistitis, Kolelitiasis.

II. Status Kesehatan saat ini :
Alasan kunjungan/ keluhan utama : 1 bulan sebelum masuk RS. Klien merasa nyeri perut
kanan atas, nyeri tidak menjalar, nyeri bila menarik nafas, nyeri seperti ditusuk. Panas naik
turun hingga menggigil, bila nyeri klien menjadi sesak. selama di rumah diberikan obat
promag keluhan hilang tetapi hanya sementara. sehari sebelum masuk RS dirasa nyeri timbul
lagi shg klien.

III. Riwayat Kesehatan yang lalu : Pada usia 12 tahun klien pernah bengkak diseluruh tubuh dan
tidak pernah berobat, sembuh sendiri. belum pernah operasi dan dirawat di RS, tak ada alergi
terhadap makanan dan obat-obatan , Klien merokok 1/2 bungkus per hari dan minum kopi 2x
sehari. Kien terbiasa minum obat sendiri bila sakit tak pernah berobat ke dokter atau ke
puskesmas . Frehuensi makan 3x sehari , berat badan waktu masuk ke RS 50 kg. makanan
yang disukai supermi, Tak ada makanan yang pantangan. sedangkan makanan yang tidak
disukai adalah gorengan dan makanan yang mengandung santan. nafsu makan baik.
Frekuensi bab 1 x sehari konsistensi padat, sedangkan kencing rata-rata 6 x sehari, tak ada
keluhan dalam eliminasi. klien tidak terjadwal dalam memenuhi pola istirahat dan tidur,
kadang-kadang sampai pk. 23.00 Kegiatan waktu luang membuat meja dan kursi. Klien hidup
bersama seorang istri dan 4 orang anaknya, 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan.

IV. Riwayat lingkungan
Kebersihan,lingkungan cukup, kondisi rumah luas, dengan enam kamar, tinggal dirumah
dengan lingkungan yang ramai (padat bukan karena polusi atau kendaraan bermotor).

V. Aspek PsikoSosial :
Pola pikir sangat sederhana karena ketidaktahuan informasi dan mempercayakan sepenuhnya
dengan rumah sakit. Klien pasrah terhadap tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit asal
cepat sembuh. Persepsi diri baik, klien merasa nyaman, nyeri tidak timbul sehubungan telah
dilakukan tindakan cholesistektomi. Hubungan klien dan perawat baik, akomodatif, dengan
bahasa indonesia yang cukup baik. Klien tidak mengeluh tentang biaya
pengobatan/perawatan karena klien sudah menyiapkan sebelum masuk rumah sakit. Klien
beragama Islam, sholat lima wakt, hanya kadang-kadang ia lakukan. Dirumah sakit klien
tidak sholat karena menurutnya ia sakit.

Pengkajian Fisik :
1. Aktivitas/istirahat:
Klien merasakan lemah, mobilisasi duduk, merasa sakit pada lokasi drain bila posisi berubah
dari berbaring ke duduk. Sore tidur 2 jam, malam tidur mulai jam 10.00. Kadang-kadang
terganggu oleh keramaian pasien lain.
2. Sirkulasi :
Sinus normokardia, suhu subfebris 37,5 c , Denyut nadi :90 kali permenit.
3. Eliminasi
Klien bab 1 kali sehari, konsistensi lembek, warna kuning, jumlah urine 1500 cc/24 jam.
4. Makan/minum ( cairan )
Sering regurgitasi, keluar cairan kurang lebih 200 cc/24 jam
Diet cair (DH I) dihabiskan , 1200 kalori dalam 900 cc /24 jam
Minum air putih 1500 cc/24 jam
Peristaltik normal (20 30 kali/menit)
Selama tujuh hari intake scara parenteral , yaitu amilase dan RD
tidak kembung
Klien tampak kurus (BB: 47,7Kg)
5. Nyeri/Kenyamanan
Tidak timbul rasa nyeri, hanya kadang-adang sakit, pada waktu perubahan posisi dari baring
ke duduk.
6. Respirasi :
Respirasi normal : 20 kali /menit
Klien merasa nyaman bernafas bila duduk.
7. Keamanan :
Suhu klien 37,5 C (subfebris)
Sklera tampak icterik, kulit agak kering
Tampak plebitis (kemerahan) pada bekas infus dilengan kiri dan kanan
8. Klien telah dilakukan operasi Cholecistektomi tanggal 30 April 1998. Sekarang ia
mengalami perawatan hari ke delapan . Terpasang drainase T. Tube, produksi cairan hijau
pekat 500cc/24 jam

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium tanggal 29 April 1998 :
H B . 10,7 (13-16)
Hematokrit : 31 ( 40 - 48 )
Leukosit : 154.00 ( 50,00 - 100,00)
Trombosit : 328,00 ( 200.00 - 500.00)
Bilirubin Direck : 6,1 ( </= 0,4)
Bilirubin Indireck : 1,8 (</= 0,6)
Bilirubin total :7,9 (0,3 - 1,0)
Protein total : 5,7 ( 6 - 7,8 )
Albumin :2,7 ( 4 - 5,2)
Globulin : 3,0 (1,3 - 2,7 )
Amilase darah :108 (17 - 115)
SGOT : 70 ( < 37), SGPT : 58 (< 41 )
Natrium darah :132 (135 - 147)
kalium darah :3,2 (3,5 - 5,5 )
Klorida darah : 105 (100 - 106)
2. Pemeriksaan Diagnostik lain:
Ultrasonografi tanggal: 24 April l998
Kesan:Batu pada CBD yang menyebabkan obstruksi
Cholesistitis
Cholesistografi tanggal 29 April 1998
Hasil : Tampak selang T-tube setinggi Thoracal XII kanan
3. Elektro kardiografi tanggal: 28 April 1998
Hasil : SR, QRS rate 60/menit
ST, T Changes negatif
4. Cholesistektomy, 29 April 1996 :
keluar pus 10 cc, di kultur belum ada hasil
ekstrasi batu, keluar batu besar dan kecil dan lumpur.
dipasang T-tube dan CBD (Commond Bile Duct)

Pengobatan :
2 x 1 gr Cefobid (IV)
1 x 2 cc Vit B Comp (IM)
1 x 200 mg Vit. C (IV)

Persepsi klien terhadap penyakitnya :
Klien merasa optimis untuk sembuh dengan upaya pembedahan dan saat ini tidak merasakan
sakit atau nyeri seperti sebelum operasi.

Kesan perawat terhadap klien :
Klien koperatif dan komunikatif, dan mempunyai motivasi untuk sembuh

Kesimpulan :
Dari data yang didapatkan dapat disimpulkan masalah yang ada saat ini adalah:
1. Potensial gangguan keseimbangan cairan
2. Gangguan integritas kulit
3. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit prognosis dan program pengobatan

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.R DENGAN CHOLELITIASIS POST PTBD
DI RUANG BEDAH WANITA DAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr.
KARIADI SEMARANG

A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 11 November 2010 Jam : 08.00 WIB

Identitas Pasien
Nama : Ny. R
No. Registrasi : 6415096
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / agama : Indonesia / Islam

Status : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : -
Bahasa yang dikuasai : Indonesia dan jawa
Alamat : Depok Sari Raya 14 A Rt : 8 Rw : 27
Tanggal masuk rumah sakit : 14 September 2010
Diagnose medis : Cholelitasis post PTBD

Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 39 tahun
Hubungan dengan pasien : suami





1. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri di pinggang kirinya.
b. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan, sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit swasta dengan sakit yang
sama, namun tidak ada perkembangan, kemudian di pindah ke Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Kariadi dan menginap di ruang penyakit dalam, kemudian dilakukan ERCP. Pasien
mengatakan tidak memiliki sakit hipertensi dan diabetes.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan, tanggal 14 September 2010, dibawa lagi ke Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Kariadi dengan keluhan perut besar, mual dan muntah, kaki tidak bisa digerakkan.
Kemudian dibawa ke rumah sakit dan menginap di ruang bedah wanita dan anak. Pasien
mengatakan pernah dilakukan operasi PTBD dan operasi ERCP. Ketika dikaji, pasien
mengeluh nyeri pada daerah pinggang kirinya.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan, dalam keluarganya tidak ada yang memiliki sakit cholelitiasis, diabetes
maupun hipertensi .

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : baik, dengan status kesadaran compos mentis
b. Tanda tanda vital : TD : 100/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit, reguler
Suhu : 37,0
0
C
RR : 22 x/menit, reguler
c. Head to toe :
1) Kepala : mesosepal, tidak ada pembengkakan
2) Rambut : rambut kusut, mudah dicabut, kering
3) Kulit kepala : tidak ada lesi, tidak ada ketombe
4) Mata : sklera ikterik, konjungtiva anemis, tidak ada sekret
5) Hidung : cavum nasi, tidak ada sekret, tidak ada cuping hidung
6) Telinga : kanan dan kiri simetris, bersih, tidak ada nyeri tekan
7) Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada pembesaran tonsil
8) Leher : tidak ada lesi, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada deviasi trakhea
9) Dada Paru-paru : I : Simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada luka,
P : Pengembangan dan getaran paru kanan dan kiri sama
P : Suara sonor di seluruh lapang paru
A : Suara dasar vesikuler, dan tidak ada suara ronkhi, tidak ada whezing
Jantung : I : ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba pada Space Intercosta ke V 2cm medial line mide clavicula sinistra
P : Konfigurasi jantung dalam batas normal
A : Suara jantung I/II murni, Tidak ada suara tambahan ; tidak ada gallop
10) Abdomen : I : Terlihat balutan luka post draine hari ke 15, perut datar, kondisi luka tidak ada pus, luka
bersih, tidak memerah
A : Bising usus 24 x/menit
P : Suara timpani
P : Terdapat nyeri tekan pada kuadra kanan atas
11) Ekstremitas
Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Infus - 20 tpm - -
Cianosis - - - -
Capileri Refil < 2 detik < 2 detik < 2 detik < 2 detik
Kekuatan otot 3 3 2 2
Luka - - - -
12) Genitalia : Tidak terpasang Dower Cateter
13) Kulit : kulit lembab, turgor kulit < 2 detik,warna kulit sawo matang

3. Pola fungsi gordon
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Ny. R mengatakan ketika sakit, dia selalu pergi ke dokter di daerahnya untuk berobat.
Ketika sakit cholelitiasis, keluarga membawanya ke rumah sakit di daerahnya.
b. Pola nutrisi dan metabolism
1) Makan
Sebelum sakit, Ny.R makan dua kali sehari dengan porsi setengah piring dan komposisi :
nasi, lauk, sayur. Ny.R tidak pernah merasa mual ketika makan. Ny.R sangat suka
mengkonsumsi mie ayam dan goreng-gorengan. Ny.R tidak suka dengan telur. Ny. R tidak
memiliki pantangan dalam mengkonsumsi makanan, karena Ny.R tidak memiliki alergi
terhadap makanan. Berat badan 60 kg dan tinggi badan 158 cm.
Ketika sakit, Ny.R makan tiga kali sehari dengan porsi sesuai diit rumah sakit dan tidak
selalu habis karena merasa mual. Ny.R mendapatkan diit TKTP. Ketika dikaji, Ny.R tidak
merasa mual. Berat badan Ny. R ketika sakit 40 kg.
IMT = 40/(1,58)
2
Keterangan : IMT normal = 18,0 24,0
= 40/2,49
= 16,06
2) Minum
Sebelum sakit, Ny. R minum air putih 6 gelas per hari dan teh 2 gelas per hari.
Ketika sakit, Ny.R minum air putih sebanyak 1500 ml per hari dan teh 3 gelas sehari.
c. Pola eliminasi
1) Buang air besar
Sebelum sakit, Ny.R buang air besar 1 kali sehari, dengan konsistensi lembek, dengan bau
khas, warna kekuningan, tidak terasa nyeri ketika buang air besar dan tidak keluar darah
ketika buang air besar. Ny.R pernah mengkonsumsi obat pencahar ketika sulit buang air
besar.
Ketika sakit, Ny.R Buang air besar 1 kali sehari, dengan konsistensi lembek, tetapi warna
feses terlihat pucat, bau khas dan tidak ada keluhan nyeri dan tidak keluar darah ketika buang
air besar. Ketika dikaji, feses Ny.R sudah mulai berwarna kekuningan.
2) Buang air kecil
Sebelum sakit, Ny.R buang air kecil 3 kali sehari dengan konsentrasi tidak pekat, bau khas,
warna kekuningan,dan tidak terasa nyeri ketika buang air kecil.
Ketika sakit, Ny.R buang air kecil 3 kali sehari, berwarna kuning gelap, dan tidak ada nyeri
dan tidak keluar darah ketika buang air kecil.
d. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit dan ketika sakit, Ny.R tidak mempunyai gangguan dengan tidurnya. Ny.R
tidur selama 10 jam pada siang dan malam hari.
e. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit, ketika tidak merasa nyeri, Ny.R dapat melakukan aktivitas mencuci,
berjualan, makan, minum secara mandiri.
Ketika sakit, Ny.R mampu untuk makan sendiri, namun dalam hal mobilisasi dan mandi,
Ny.R perlu bantuan keluarga ataupun perawat. Ny.R mengatakan kepalanya terasa gatal pagi
ini karena belum keramas selama 3 hari.
No Aktivitas 0 1 2 3 4
1 Makan v
2 Eliminasi V
3 Mandi v
4 Mobilisasi v

Jadi, tingkat ketergantungan pasien adalah parsial care atau perlu bantuan orang lain.


f. Pola hubungan dan peran
Ny.R tidak mempunyai masalah dengan keluarganya. Hubungan Ny.R dengan keluarga,
sebelum dan ketika sakit tetap baik, terbukti suami dan ibunya selalu menunggui dan
menjaganya.
Selama sakit, Ny.R merasa perannya sebagai istri dan ibu rumah tangga seperti hilang.
g. Pola sensori dan kognitif
Ny.R tidak merasakan ada gangguan pada penglihatan dan pendengarannya. Ny.R merasa
nyeri setelah post PTBD, dengan kriteria nyeri :
P : bertambah ketika mengerakkan badan ke kanan, berkurang ketika melakukan massage pada
daerah nyeri
Q : nyeri seperti dicubit
R : hanya pada pinggang sebelah kiri
S : skala nyeri 1
T : nyeri muncul kadang kadang, dengan durasi 10 menit.
h. Pola persepsi dan konsep diri
Respon secara umum baik, Ny.R tidak merasa malu dengan dirinya sekarang. Kemampuan
mobilisasi yang menurun tidak membuat Ny.R merasa malu dan rendah diri. Ny.R tetap
mencoba berlatih agar bisa berjalan seperti sebelum sakit.
i. Pola seksual dan reproduksi
Ny. R adalah seorang perempuan berumur 33 tahun dengan 2 anak. Ny.R mengatakan belum
pernah mengalami masalah dalam menstruasi.
j. Pola mekanisme / penanggulangan stress dan koping
Ny.R mengatakan apabila ia sedang punya masalah, beliau sering bercerita kepada suaminya
dan ibunya. Ketika nyeri timbul, biasanya Ny.R merintih sakit dan mengelus-elus daerah
nyeri.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Ny.R adalah seorang pemeluk agama islam, ketika sakit, ia jarang menjalankan aktivitas
rohaninya. Dan ia berjanji setelah sembuh akan rutin beribadah lagi. Ny.R menganggap
sakitnya adalah cobaan dari Allah SWT.

4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI
NORMAL
KETERANGAN
Kimia klinik ( 26 oktober 2010 ; 12:02 )
Natrium 137 Mmol/L 136-145
Kalium 4,7 Mmol/L 3,5-5,1
Chlorida 106 Mmol/L 98-107
Kimia klinik ( 25 oktober 2010 ; 14:05 )
Albumin 3,5 gr/dL 3,4-5,0
Hematologi ( 20 oktober 2010 ; 12:04 )
Hematologi paket
Hemoglobin 10,5 gr % 12,00-15,00 L
Hematokrit 35,0 % 35,0-47,0
Eritrosit 3,90 Juta/mmk 3,90-5,60
MCH 29,30 pg 27,0-32,0
MCV 88,50 fL 76,00-96,00
MCHC 33,10 g/dL 29,00-36,00
Lekosit 6,00 Ribu/mmk 4,00-11,00
Trombosit 399,0 Ribu/mmk 150,0-400,0
RDW 12,90 % 11,60-14,80
MPV 5,50 fL 4,00-11,00
Kimia klinik ( 14 september 2010 ; 14:02 )
Bilirubin total 5,76 mg/dL 0,00-1,00 H
Bilirubin direk 5,20 mg/dL 0,00-0,30 H
SGOT (AST) 111 u/i 15-37 H
SGPT (ALT) 86 u/i 30-65 H




b. Rontgen
Pemeriksaan PTBD repaire ( 15 oktober 2010 )
Kesan : telah dilakukan penggantian kateter PTBD dengan ujung di pangkal duktus hepatikus komunis
dan dihubungkan dengan urine bag.

5. Program Terapi
a. Infus RL 20 tetes per menit
b. Ceftriaxon Injeksi 12 gr
c. Ranitidin Ijeksi 2 50 mg
d. Metoclopramid Injeksi 2 10 mg
e. Diit TKTP
f. Off infus tanggal 11 november 2010
g. Rencana pulang tanggal 13 november 2010



DAFTAR MASALAH

Nama : Ny.R
Umur : 33 tahun
No.Registrasi : 6415096

No Tgl / jam Data fokus Etiologi Masalah Ttd
1 11-11-
2010
09.10
Ds : Klien mengatakan
terasa gatal pada
daerah luka dan kassa
belum diganti
Terbukanya
insisi jaringan
Resiko
infeksi
Ari
Do :
1. Terlihat luka bersih
pada pinggang kanan
2. Luka tidak memerah
3. Suhu tubuh 37
0
C
4. Daerah luka tidak
terasa nyeri
5. Pembengkakan tidak
terlihat
6. Lekosit 6 ribu/mmk
7. Kassa terlihat bersih
2 11-11-
2010
09.10
Ds : klien mengatakan
jika makan timbul rasa
mual
Anoreksia dan
kerusakan
metabolism
protein dan
lemak
Gangguan
kebutuhan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
Ari
Do :
A : Lila : 21 cm
BB : 40 kg
TB : 158 cm
IMT =
40/(1,58)
2

` = 40/2,49
= 16,06
B : Hemoglobin 10,5
gr%
C : konjungtiva anemis
D : TKTP
Pasien menghabiskan
porsi yang diberikan
3 11-11-
2010
09.15
Ds : klien mengatakan
kakin kanan dan kiri
terasa lemas dan sulit
digerakkan
Penurunan
kekuatan ;
otot kaki
kanan dan kiri
Gangguan
mobilisasi
fisik
Ari
Do :
1. klien terlihat sering
berbaring
2. aktivitas perlu
bantuan keluarga
ataupun perawat
kekuatan otot kaki
kanan dan kiri 2
4 11-11-
2010
09.15
Ds :
Pasien mengatakan
dalam melakukan
aktifitas dibantu oleh
keluarganya
Kelemahan
Fisik
Defisit
Perawatan
diri personal
hygine ;
shampoing
Ari

Do :
1. Pasien terlihat lemah
2. Pasien mengatakan
rambutnya sudah 3
hari belum dikeramas
dan terasa gatal di kulit
kepala
3. Rambut terlihat kusut
dan kering
4. Ekstremitas atas
Gradasi Kekuatan Otot
: 3
5. Ekstremitas bawah
Gradasi Kekuatan

Otot
: 2








RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Ny.R
Umur : 33 tahun
No. Registrasi : 6415096

No Tgl/jam Dx.
Keperawatan
Tujuan Intervensi Ttd
1 11-11-
2010
09.30
Resiko
infeksi b.d
terbukanya
insisi
jaringan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2x24 jam,
diharapkan tidak
ada tanda-tanda
infeksi, dengan
Kriteria Hasil :
1. Daerah luka tidak
gatal
2. Luka bersih
3. Luka tidak
memerah
4. Pembengkakan
tidak terlihat
5. Suhu tubuh
36,8
0
C
6. Balutan terlihat
bersih
1. Kaji TTV setiap 8
jam sekali
2. Kaji kondisi luka
3. Lakukan
perawatan luka
dengan
menggunakan NaCl
dan kassa setiap
hari
4. Jaga kebersihan
lingkungan tempat
tidur klien : ganti
sprei setiap 3 hari
sekali
5. Off infus sesuai
program
6. Kolaborasi
dengan medis
untuk pemeriksaan
lekosit setiap 2 hari
sekali
Ari
2 11-11-
2010
10.00
Gangguan
kebutuhan
nutrisi
kurang dari
Setelah dilakukan
tindakan
keperaatan selama
2x24 jam keluhan
1.Lakukan
pengkajian nutrisi
dan timbang berat
badan tiap hari
Ari
kebutuhan
b.d
Anoreksia
dan
kerusakan
metabolism
protein dan
lemak
mual muntah
pasien bisa teratasi
dengan kriteria
hasil :
1. Pasien
menghabiskan
makanannya
2. BB pasien naik 1
ons/hari
3. Pasien terlihat
lebih segar
2.Kaji makanan yang
disukai dan tidak
disukai klien
3. Anjurkan klien
makan sedikit tapi
sering
4.Kolaborasi gizi
dalam pemberian
diit TKTP

3 11-11-
2010
10.30
Gangguan
mobilisasi
fisik b.d
Penurunan
kekuatan ;
otot kaki
kanan dan
kiri
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2x24 jam,
diharapkan klien
mampu melakukan
mobilisasi, dengan
Kriteria Hasil:
1. Klien mengatakan
kaki kanan dan kiri
tidak terasa lemas
2. Klien terlihat
berlatih
menggerakkan kaki
; berjalan
3. Kekuatan otot
kaki kanan dan kiri
3
1. Kaji kekuatan otot
klien
2. Lakukan ROM
pada kaki klien
3. Motivasi klien
untuk berlatih
menggerakkan kaki
; berjalan
4. Anjurkan klien
untuk berlatih
menggerakkan kaki
minimal 2 kali
sehari
Ari
4 11-11-
2010
11.00
Defisit
Perawatan
diri personal
hygine;
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24 jam,
1. Kaji tingkat
kemampuan
perawatan diri klien
2. Bantu klien untuk

shampoing
b.d
kelemahan
fisik
kebutuhan
perawatan diri
shampoing
terpenuhi, dengan
kriteria hasil :
1. Rambut tidak
kusut dan tidak
kering
2. Klien tidak
merasakan gatal di
kulit kepala
3. Klien mampu
melakukan
perawatan diri
shampoing secara
mandiri

shampoing
3. Anjurkan klien
untuk melakukan
perawatan diri
secara mandiri
sesuai kemampuan



CATATAN KEPERAWATAN

Nama : Ny.R
Umur : 33 tahun
No. Registrasi : 6415096

No Tgl / Jam Dx.
Keperawatan
Implementasi Respon Ttd
Kamis, 11 November 2010
1 Pagi
09.30
Resiko infeksi
b.d terbukanya
insisi jaringan
1. Mengkaji TTV
setiap 8 jam sekali
Ds : klien
mengatakan
badannya tidak
panas
Ari
Do:TD =100/70
mmHg
Suhu = 37
0
C
Nadi = 100 x/menit
RR = 22
X/menit
09.35 2. Mengkaji kondisi
luka
Ds : klien
mengatakan gatal
didaerah luka dan
kassa belum diganti
Ari
Do :
1. Terlihat luka
bersih pada
pinggang kanan
2. Luka tidak
memerah
3. Suhu tubuh 37
0
C
4. Daerah luka tidak
terasa nyeri
5. Pembengkakan
tidak terlihat
6. Lekosit 6
ribu/mmk
7. Kassa terlihat
bersih
09.40 3. Melakukan
perawatan luka
dengan menggunakan
NaCl dan kassa setiap
hari

Ds : klien
mengatakan tidak
terasa gatal pada
daerah luka
Ari
Do: daerah luka
sudah terlihat bersih
dan kassa terlihat
bersih
10.28 4. Melakukan off
infuse sesuai progam
Ds : klien
mengatakan
bersedia di off
infusnya
Murtadho
Do : klien terlihat
menganggukkan
kepalanya
08.30 5. Jaga kebersihan
lingkungan tempat
tidur klien : ganti
seprei 3 hari sekali
Ds : klien
mengatakan suadah
3 hari seprai belum
diganti
Murtadho
Do: seprai terlihat
kotor
Sore
17.10
6. Mengukur tanda-
tanda vital
Ds : klien
mengatakan
badannya tidak
panas
Ari
Do :TD :110/80
mmHg
N : 90
x/menit
RR : 22
x/menit
Suhu : 36,8
0
C
Malam
05.05
7. Mengukur tanda-
tanda vital
Ds : klien
mengatakan
badannya tidak
panas
Suci
Do :TD :120/70
mmHg
N : 94
x/menit
RR : 20
x/menit
Suhu : 36,8
0
C
2 09.10 Gangguan
kebutuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
b.d Anoreksia
dan kerusakan
metabolism
protein dan
lemak
1. Melakukan
pengkajian nutrisi dan
menimbang berat
badan tiap hari
Ds :
klien mengatakan
jika makan timbul
rasa mual

Do :
A : Lila : 21 cm
BB : 40 kg
TB : 158 cm
IMT =
40/(1,58)
2

` = 40/2,49
= 16,06
B : Hemoglobin 10,5
gr%
C : konjungtiva anemis
D : TKTP
Pasien
menghabiskan
porsi yang
diberikan
09.15 2. Mengkaji makanan
yang disukai dan yang
tidak disukai
Ds :
klien mengatakan
suka makan sayur
dan ikan laut. Klien
mengatakan tidak
suka makan telur

Do :
Klien terlihat
menutup hidung
jika dekat dengan
telur
09.18 3. Menganjurkan untuk
makan sedikit tapi
sering
Ds : klien
mengatakan
bersedia

Do : klien terlihat
menghabiskan
makanannya
sedikit-sedikit
11.30 4. Melakukan
kolaborasi dengan ahli
gizi dalam
pemberiaan diit TKTP
Ds : ahli gizi
mengatakan klien
telah diberikan diit
TKTP

Do : terlihat untuk
Ny.R memperoleh
diit TKTP di buku
diit.
Sore
18.00
5. Menganjurkan klien
untuk makan sedikit
tapi sering
Ds : klien
mengatakan ya

Do :klien terlihat
menghabiskan
makanannya
sedikit-sedikit.
3 Pagi
10.30
Gangguan
mobilisasi
fisik b.d
Penurunan
kekuatan ; otot
kaki kanan
dan kiri
1. Mengkaji kekuatan
otot klien

Ds : klien
mengatakan kaki
kanan dan kiri
terasa lemas
Ari
Do : klien terlihat
sering berbaring,
kekuatan otot kaki
kanan dan kiri 2
10.35 2. Melakukan ROM
pada kaki klien
Ds : klien
mengatakan
bersedia
Ari
Do : klien terlihat
mengikuti dengan
serius
10.50 3. Memotivasi klien
untuk berlatih
menggerakkan kaki ;
berjalan
Ds : klien
mengatakan ya
Ari
Do : klien terlihat
berlatih
menggerakkan kaki
dengan berjalan dan
pegangan pada
tempat tidur pasien
Siang
15.30
4. Menganjurkan klien
untuk berlatih
menggerakkan kaki
minimal 2 kali sehari
Ds : klien
mengatakan
bersedia
Galih
Do : klien terlihat
berlatih berjalan
pada pagi dan sore
hari
4 Pagi
11.00
Defisit
Perawatan diri
personal
hygine;
1. Mengkaji tingkat
kemampuan
perawatan diri klien

Ds : klien
mengatakan tidak
bisa berjalan ke
kamar mandi

shampoing b.d
kelemahan
fisik
Do : klien terlihat
berbaring di tempat
tidur
2. Membantu klien
untuk shampoing
Ds : klien
mengatakan kulit
kepala tidak terasa
gatal

Do :
Rambut terlihat
tidak kusut, Klien
terlihat rileks
3. Menganjurkan klien
untuk melakukan
perawatan diri secara
mandiri sesuai
kemampuan
Ds : klien
mengatakan ya

Do : klien terlihat
mengangguk
Jumat, 12 November 2010
1 Pagi
09.45
Resiko infeksi
b.d terbukanya
insisi jaringan
1. Mengkaji kondisi
luka
Ds : klien
mengatakan kassa
belum diganti
Ari
Do :
1. Terlihat luka
bersih pada
pinggang kanan
2. Luka tidak
memerah
3. Suhu tubuh
36,8
0
C
4. Daerah luka tidak
terasa nyeri
5. Pembengkakan
tidak terlihat
6. Lekosit 6
ribu/mmk
7. Kassa terlihat
bersih
09.50 2. Melakukan
perawatan luka
dengan menggunakan
NaCl dan kassa setiap
hari

Ds : klien
mengatakan tidak
terasa gatal pada
daerah luka dan
luka terlihat bersih
Ari
Do : daerah luka
sudah terlihat bersih
dan kassa terlihat
bersih
2 Pagi
10.00
Gangguan
kebutuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
b.d Anoreksia
dan kerusakan
metabolism
protein dan
lemak
1. Menimbang berat
badan tiap hari
Ds : klien
mengatakan
bersedia ditimbang

Do : BB : 40,5 kg
10.05 2. Menganjurkan untuk
makan sedikit tapi
sering
Ds: klien
mengatakan selalu
menghabiskan
makanannya
sedikit-sedikit

Do: klien terlihat
menghabiskan
makanan
3 Pagi
10.20

Gangguan
mobilisasi
fisik b.d
Penurunan
1. Mengkaji kekuatan
otot klien

Ds : klien
mengatakan kaki
kanan dan kiri
terasa lemas
Ari
kekuatan ; otot
kaki kanan
dan kiri
Do : klien terlihat
sedang berbaring,
kekuatan otot kaki
kanan dan kiri 2
10.25 2. Melakukan ROM
pada kaki klien
Ds : klien
mengatakan
bersedia
Ari
Do : klien terlihat
mengikuti dengan
serius
10.35 3. Memotivasi klien
untuk berlatih
menggerakkan kaki ;
berjalan
Ds : klien
mengatakan ya
Ari
Do : klien terlihat
berlatih
menggerakkan kaki
dengan berjalan dan
pegangan pada
tempat tidur pasien
4 Defisit
Perawatan diri
personal
hygine;
shampoing b.d
kelemahan
fisik














CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny.R
Umur : 33 tahun
No. Registrasi : 6415096

No Tgl / jam Dx.
Keperawatan
Catatan Perkembangan Ttd
1 12-11-2010
10.00
Resiko infeksi
b.d terbukanya
insisi jaringan
S : klien mengatakan tidak terasa gatal pada
daerah luka dan luka terlihat bersih
O : Luka bersih
Luka tidak memerah
Pembengkakan tidak terlihat
Suhu tubuh 36,8
0
C
Balutan terlihat bersih
A : masalah resiko infeksi masih mengancam
P : Lanjutkan intervensi :
a. Lakukan perawatan luka dengan
menggunakan NaCl dan kassa setiap hari
b. Ajarkan teknik perawatan luka ketika klien
pulang

Ari
2 12-11-2010
10.10
Gangguan
kebutuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
b.d Anoreksia
dan kerusakan
metabolism
protein dan
lemak
S : klien mengatakan selalu menghabiskan
makanannya sedikit-sedikit
O : Klien terlihat lebih segar
A : Lila : 21 cm
BB : 40,5 kg
TB : 158 cm
B : Hemoglobin 10,5 gr%
C : konjungtiva anemis
D : TKTP
Klien terlihat menghabiskan makanannya
A : masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi :
a. Timbang berat badan tiap hari
b. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi
sering
3 12-11-2010
10.40
Gangguan
mobilisasi fisik
b.d Penurunan
kekuatan ; otot
kaki kanan dan
kiri
S : klien mengatakan kaki kanan dan kiri masih
lemas
O : Kekuatan oto kaki kanan dan kiri 2
A : masalah mobilisasi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
1. Lakukan ROM pada kaki klien
2. Motivasi klien untuk berlatih
menggerakkan kaki ; berjalan 2 kali sehari
Ari
Defisit
Perawatan diri
personal hygine;
shampoing b.d
kelemahan fisik



LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.R DENGAN CHOLELITIASIS POST PTBD
DI RUANG BEDAH WANITA DAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
Dr. KARIADI SEMARANG

Askep Colelitiasis, colesistitis
MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata ajaran KMB I
olehPaian Tua
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANSEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN SANTOBORROMEUS2009
K
M
B
I
P
a
g
e
1





BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A.ASUHAN KEPERAWATAN CHOLELITIASIS
1.Konsep Penyakit Cholelitiasis

a. Pengertian

Cholelitiasis adalah adanya batu di kandung empedu

Cholelitiasis adalah adanya pembentukan batu empedu(Kamus Kedokteran Dorlan, 1996)

Cholelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukandi dalam kandung empedu
atau di dalam duktus koledokus, atau pada kedua-duany (Syamsuhidayat. 2001)
Jadi Cholelitiasis
adalah adanya pembentukan batu empedu di dalamkandung empedu atau di duktus koledokus
atau dikedua-duanya
b . An a t o mi Fi s i o l o g i Hepar (Hati)
Organ yang paling besar dalam tubuh kita, warnanyacokelat dan beratnya kurang lebih1
setengah kg.Letaknya: bagian atas dalam rongga abdomen disebelahkanan bawah
diagfragma. Hati dibagi atas 2 lapisan utama:

Permukaan atas berbentuk cembung, terletak dibawah diagfragma.

Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisuratransfersus.Fisura
longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati,selanjutnya hati dibagi 4
belahan: lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudatadan lobus quadratus.
K
M
B
I
P
a
g
e
2


Pembuluh darah pada hati
Hati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu arteri hepatica dan vena porta.
Aeteri Hepatika
, keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah pada hati, darahini mempunyai kejenuhan 95%-
100% masuk ke hati dan membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler vena,
ahirnya keluar sebagai vena hepatica.
Vena Porta
, yang terbentuk dari lienalis dan vena mesenterika superior mengantarkan 4/5 darahnya ke
hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70%sebab beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan
usus, guna darah inimembawa zat makanan ke hati yang telah di absorpsi oleh mukosa
danusus halus. Besarnya kira-kira 1 mm. Yang satu dengan yang lain terpisaholeh jaringan
ikat, yang membuat cabang pembuluh darah ke hati, cabangvena porta arteri hepatica dan
saluran empedu di bungkus bersama dengansebuah balutan dan membentuk saluran
porta.Darah berasal dari vena porta bersentuhan erat dengan sel hati dan setiaplobulus di
saluri oleh sebuah pembuluh sinusoid darah atau kapiler hepatica.

Pembuluh darah halus berjalan diantara lobulus hati disebut venainterlobuler

Dari sisi cabang-cabang kapiler masuk ke dalam bahan lobulusyaitu vena lobular

Pembuluh darah ini mengalirkan darah dari vena lain yang di sebutvena sublobuler

Yang satu sama lain membentuk vena hepatica

Langsung masuk ke dalam vena cava inferior Empedu di bentuk dalam sela-sela kecil di
dalam sel hepar melalui kapiler empedu yang halus/korekuli. Dengan cara berkontraksi,
dinding perut berotot pada saluran ini mengeluarkan empedu dalam hati
Fungsi hati
, terdiri dari :

Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan di simpan disuatu tempat dalam tubuh,
di keluarkannya sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan

Mengubah zat buangan dalam bahan racun untuk di eksresikan dalam bentuk empedu dan
urin
K
M
B
I
P
a
g
e
3



Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen

Sekresi empedu, garam empedu di buat di hati di bentuk di sistemretikulo endothelium di
alirkan di empedu

Membentuk ureum, hati menerima asam amino di ubah menjadiureum, dikeluarkan dari
darah oleh ginjal dalam bentuk urin

Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air Penyimpanan dan
penyebaran bahan termsuk glilkogen lemak, vitamindan besi,vitamin yang larut dalam
minyak dan lemak di simpan di hatiHati membantu mempertahankan suhu tubuh sebab
luasnya organ ini dan banyaknya kegiatan metabolisme yang berlangsung
mengakibatkan banyaknya darah mengalir melalui organ ini sehingga menaikan suhu tubuh.
Perlekatan peritoneal dan ligamentum hati

Ligamnetum falsiformis, merupakan lipatan peritonium berlapis ganda berjalan ke atas dari
umbilikalis menuju ke hati berjalan ke permukaananterior dan superior hati

Ligamentum teres hepatis, berjalan masuk ke fisura yang terdapat pada permukaan visceral
hati bersatu dengan cabang kiri vena porta

Ligament venosum, suatu pita fibrosa yang merupakan sisa duktus venosusmelekat pada
cabang kiri vena porta. Duktus venosus tertutup menjadi pitafibrosa

Omentum minus, berasal dari pinggir porta hepatis dan fisura yang melewatiligamentum
venosum dan berjlan ke bawah menuju kurvatura minor lambung
Kandung Empedu
Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membrane berotot,lletaknya dalam sebuah
lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 812 cm berisi
60 cm
3
.Lapisan empedu

Lapisan serosa atau parietal

Lapisan otot bergaris

Lapisan dalam mukosa atau visceral disebut juga membrane mukosa
K
M
B
I
P
a
g
e
4

Anda mungkin juga menyukai