Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PERAWATAN STOMA

Dosen Pembimbing : Ns.Idramsyah,M.kep,Sp,KMB

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Arif daryanto
2. Dinda Rupita
3. Serli dwi mardianti
4. Tiya hilmawan

Kelas : 2.B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI DII KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019


PROSEDUR TINDAKAN PERAWATAN STOMA

A.Pengertian

Perawatan stoma adalah membersihkan stoma (lubang buatan pada dinding perut untuk
mengumpulkan kotoran atau air seni.) yang bertujuan untuk melindungi luka dari kontaninasi
dan mencegah terjadinya infeksi. Perawatan stoma sebaiknya dilakukan sekali sehari. Bila
luka masih tampak basah sekali sebaiknya dilakukan 2-3 kali sehari sesuai kondisi luka
operasi.
perawatan kolostomi pada anak-anak sering `terasa' lebih sulit dibandingkan merawat
kolostomi pada orang dewasa. Meskipun, sebagian besar kasus kolostomi pada anak-anak
merupakan tindakan temporer (akibat adanya kelainan congenital), akan tetapi hal ini tidak
mengurangi tekanan yang dirasakan oleh orang tua dalam melakukan perawatan. Kondisi
anak-anak yang sedang berada dalam masa tumbuh kembang, kurang pengetahuan pada orang
tua tentang kolostomi dan perawatannya
Untuk mengurangi kekhawatiran orang tua dan memastikan anak-anak dengan stoma
mendapatkan perawatan yang baik dan benar sehingga anak-anak bisa diharapkan tumbuh dan
berkembang secara normal, edukasi tentang perawatan stoma kepada orang tua menjadi suatu
keharusan bagi tenaga kesehatan. Edukasi bisa diberikan secara bertahap dan terus menerus,
sejak anak dipastikan akan dilakukan operasi pembuatan stoma, selama dalam perawatan di
rumah sakit, sampai dengan pulang.
B. Definisi stoma
Stoma adalah lubang terbuka dari suatu saluran berrongga yang menghubungkan saluran
tersebut dengan permukaan kulit, seperti ileostomi, kolostomi, dan urotomi (Grace & Borley,
2006). Stoma adalah lubang buatan pada abdomen utnuk mengalirkan urine atau faeces keluar
dari tubuh. Pembuatan stoma ini sering bersamaan melalui operasi pembukaan dinding perut
(laparotomi) dengan insisi di atas garis tengah perut (midline incision). Keberadaan stoma ini
sangat penting karena merupakan pengganti lubang anus sebagai saluran pembuangan
sementara atau bahkan permanen seumur hidup.
Pada stoma yang berfungsi dengan baik, kotoran akan keluar dari lubang stoma masuk ke
kantong stoma (kolostomi bag). namun tidak jarang kantong stoma bocor karena kurang rapat
yang menyebabkan iritasi kulit di sekitar stoma bahkan sampai menyebabkan kontaminasi
luka operasi laparotomi. Agar stoma dapat berfungsi dengan baik dan luka operasi laparotomi
dapat cepat sembuh maka perlu perawatan yangbaik dan benar paska operasi.
C.Tujuan
Kolostomi bertujuan untuk membantu mengeluarkan isi saluran cerna, pada berbagai
kondisi di mana usus besar rusak akibat cedera atau penyakit, misalnya kanker. Pada kanker
usus besar atau kanker kolorektal, bagian usus yang dekat dengan dubur dan terkena kanker
akan diangkat terlebih dahulu, sehingga anus sudah tidak lagi menjadi saluran pembuangan
kotoran. Kolostomi untuk kondisi ini bersifat permanen.
Sedangkan kolostomi yang bersifat sementara bertujuan untuk mengalihkan kotoran dari
usus atau saluran pencernaan bagian bawah, agar penanganan pada area yang bermasalah
lebih mudah dilakukan. Kolostomi sementara biasanya dilakukan pada anak-anak dengan
cacat lahir pada anus dan usus besar, seperti pada penyakit Hirschsprung.
D.Manfaat
Untuk membantu mengeluarkan pembuangan air besar atau air seni.
E. Indikasi Stoma
1. Indikasi utama yang paling sering adalah kondisi kegawatan obstruksi pada kolon atau
perforasi dengan peritonitis
2. Obstruksi kolin paling sering pada penderita kanker kolon atau rectum,divertikular
disease,atau trauma pada kolon distal dengan perforasi
F. Komplikasi
Komplikasi yang biasanya terjadi pada pasien dengan pemasangan kolostomi yaitu :
a. Obstruksi/ penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan
feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu
dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen
tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar
mandi.
b. Infeksi
Kontaminasi feses merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya
infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat
diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi
sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
c. Retraksi stoma/ mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga
karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami
pengkerutan.
d. Prolaps pada stoma
Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma
yang kurang adekuat pada saat pembedahan.
e. Stenosis
Penyempitan dari lumen stoma
f. Perdarahan stoma

PELAKSANAAN TINDAKAN

A. Persiapan alat
Bak instrument berisi
1. Sarung tangan
2. Handuk mandi/selimut mandi
3. Air hangat dalam kom kecil
4. Masker untuk perawat (bila perlu)
5. Tissue
6. Kantong kolostomi bersih
7. Bengkok yang dilapisi kantong plastik
8. Cincin kassa (bila perlu)
9. Gunting
10. Selimut mandi
11. Sabun mandi yang lembut
12. Tempat sampah
B. Proses ( pelaksanaan tindakan )
Fase orientasi
1. Salam teraupetik
2. Evaluasi validasi
3. Informed concent ( menjelaskan jenis
tindakan,tujuan,manfaat,risiko,waktu,prosedur,persetujuan tindakan (lisan/tertulis) )
Fase kerja

4. Atur lingkungan pasien aman dan nyaman terhindar dari resiko bahaya,pasang sampiran
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin
6. Pasang selimut mandi/handuk mandi
7. Dekatkan alat-alat ke sisi terdekat perawat dan pasien
8. Perawat mencuci tangan dan memekai sarung tangan
9. Lepaskan lem kantong kolostomi yang terpasang pada pasien dengan menggunakan
kapas alkohol.buang kantong lama ketempat sampah
10. Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan menggunakan sabun dan air hangat
11. Lindungi/tutup stoma dengan tissue atau kassa agar feses tidak mengotori kulit yang
sudah dibersihkan
12. Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa
13. Ukur besar stoma dan gunting kantong stoma sesuai dengan ukuran stoam
14. Pasang kantong stoma. Pastikan kantong terpasang dengan baik
15. Beritahu pasien bahwa tindakan telah selesai
16. Rapikan pasien
17. Rapikan alat dan lingkungan
18. Perawat melepas sarung tangan dan mencuci tangan
19. Dokumentasikan hasil tindakan
Fase terminasi
 Evaluasi subjektif dan objektif
 Rencana tindak lanjut
 Kontrak yang akan datang
C.Output
 Kantong stoma terpasang dengan baik,kuat dan tidak bocor
 Pasien merasa nyaman
DAFTAR PUSTAKA

Nurachmah, Elly & Ratna S, Sudarsono. 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Pierce A. Grace & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Setyorani, Dyah. 2007. Pemilihan Kantong Stoma yang Tepat Bagi Ostomate. Staf Keperawatan
Dasar FIK-UNPAD.
Smeltzer, Suzanne C., 2001 , Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner dan Sudarth.,
Edisi 8 , EGC: Jakarta.
Sudiyatmo, ( 2013,

Anda mungkin juga menyukai