Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan asupan makan
yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani. Di masa ini pula, wanita hamil sangat
rentan terhadap menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal. Wanita
hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat dan
berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa
wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan. Penyakit ini
terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa mengandung, hal
ini menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. Jantung berupaya
mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini meningkatkan
kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventricular. Dengan demikian, anemia yang
menyertai komplikasi lain (misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung
kongestif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi anemia ?
2. Apa saja etiologi anemia ?
3. Sebutkan klasifikasi anemia dalam kehamilan !
4. Sebutkan tanda dan gejala anemia dalam kehamilan !
5. Bagaiamana patofisiologi anemia dalam kehamilan ?
6. Bagaimana WOC anemia dalam kehamilan ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang anemia dalam kehamilan ?
8. Bagaimana penatalaksanaan anemia dalam kehamilan ?
9. Apa saja komplikasi anemia dalam kehamilan ?
10. Bagaiamana asuhan keperawatan anemia dalam kehamilan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi anemia
2. Untuk mengetahui etiologi anemia
3. Untuk mengetahui klasifikasi anemia dalam kehamilan
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis anemia dalam kehamilan
1
5. Untuk mengetahui patofisiologi anemia dalam kehamilan
6. Untuk mengetahui WOC anemia dalam kehamilan
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang anemia dalam kehamilan
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan anemia dalam kehamilan
9. Untuk mengetahui komplikasi anemia dalam kehamilan
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan anemia dalam kehamilan

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2
A. Definisi Anemia
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah.
(Doenges, 1999).
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah
Hemoglobin (protein pengangkut oksigen ) dibawah normal. (Erni Hernawati & Lia
Kamila, S.S.T., M.Keb).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin (Hb)
dibawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 g% pada trimester 2. Nilai batas
tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena Hemodilusi
(Pengenceran darah), terutama pada trimester 2. (Sarwono Prawirohardjo, 2009).

B. Etiologi Anemia
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
Kurang gizi yaitu ketika tubuh tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan
seimbang yang disebabkan selera makan yang menurun saat hamil, makan banyak
namun kurang mengandung nutrisi, dan hamil yang disertai muntah-muntah.
Kekurangan zat gizi menyebabkan pembentukan untuk sintesis eritrosit terganggu,
zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan antara lain zat besi, vitamin B12 dan
asam folat
2. Kurang zat besi (Fe) dalam diit
Dalam kehamilan kebutuhan zat besi meningkat dikarenakan bertambahnya
volume darah akibat adanya janin. Jika kekurangan zat besi maka pembentukan sel
darah merah dalam tubuh terhambat yang menyebabkan sel-sel darah merah yang
diproduksi berkurang.
3. Malabsorpsi
Malabsorbsi yaitu gangguan pada saluran pencernaan dalam penyerapan nutrisi
dan cairan.
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

C. Klasifikasi Anemia
3
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998) yaitu sebagai berikut:
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya
yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang
dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan
kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan
kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis
(mencegah) anemia (Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per
oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa
kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan
ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada
gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III.
Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Hb 11 gr% : Tidak anemia
b) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d) Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg.
Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta
serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal.
Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.
Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat
besi. (Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali
karena kekurangan vitamin B12.
4
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah
merah baru. Hal ini diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah
tepi lengkap, pemeriksaan fungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang
lebih cepat dari pembuatannya. Gejalanya adalah dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan
pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat
penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi
hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.

D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala anemia pada kehamilan yaitu:
1. Mengeluh cepat lelah
2. Sering pusing
3. Mata berkunang-kunang,
4. Malaise (mual muntah)
5. Lidah luka
6. Nafsu makan turun (anoreksia)
7. Konsentrasi hilang
8. Nafas pendek (pada anemia parah)
9. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda

E. Patofisiologi Anemia

5
Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL. Namun
kadar hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan berkisar 11,6 g/dL akibat
pengenceran darah ibu karena peningkatan volume plasma. Ini disebut anemia fisiologis
yang merupakan keadaan normal selama kehamilan.
Zat besi dalam makanan seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbsi besi.
Selama kehamilan, tambahan zat besi diperlukan untuk meningkatkan sel- sel darah ibu
dan transfer ke janin untuk penyimpanan dan produksi sel- sel darah merah. Janin harus
menyimpan cukup zat besi pada 4 sampai 6 bulan terakhir setelah kelahiran.
Selama trimester ketiga, jika suplai besi wanita tersebut tidak memadai, hemoglobin
tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat terjadi anemia karena nutrisi. Ini
akan mengakibatkan penurunan transfer zat besi kejanin.
Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan cadangan besi
menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state.
Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis
berkurang, sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara
klinik belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoesis. Selanjutnya timbul
anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron deficiency anemia. Pada
saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epiter serta beberapa enzim yang dapat
menimbulkan manifestasi anemia.

F. Woc Anemia

G. Pemeriksaan Penunjang Anemia


Pemeriksaan laboratorium dasar ditemui
1. Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/%
2. Kadar Ht menurun (normal 37%- 41%)
3. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak

H. Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil yaitu:
1. Transpalasi sel darah merah
6
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau

I. Komplikasi Anemia
Pada ibu hamil yang anemia dapat mengalami komplikasi sebagai berikut:
1. Keguguran
2. Lahir sebelum waktunya
3. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
4. Perdarahan sebelum dan pada waktu persalinan
5. Dapat menimbulkan kematian

Anda mungkin juga menyukai