KELOMPOK 2:
PUTRI 18031040
PRODI KEPERAWATAN
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat allah SWT, karena berkat beliau kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas maternitas keperawatan 1 “Format pengkajian
intranatal” selain itu, tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang
teori keperawatan.
Akhirnya, kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh darikesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah ini
selanjutnya menjadi jauh lebih baik. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terimakasih dan semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
Cover 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I Pendahuluan
1.2 Rumusan 4
1.3 Tujuan 4
1.4 Manfaat 4
BAB II Pembahasan
3.1 Kesimpulan 31
3.2 Saran 31
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
bangsa. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia masih cukup tinggi. Menurut SDKI terdapat sebanyak 359 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup (SDKI, 2013). Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara
lain adalah perdarahan, infeksi, dan eklampsia (Saifuddin, 2009). Selain itu faktor penting lainnya
yang berpengaruh terhadap kematian ibu melahirkan antara lain pemberdayaan perempuan yang tidak
begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik.
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia salah satunya juga dikarenakan kurangnya perhatian dari
laki – laki terhadap ibu hamil dan melahirkan (Depkes RI, 2007).
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar negara
berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk dapat mencapai
peningkatan pelayanan kesehataan yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek
berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan
sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan sehingga
mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka
Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu, dimana proses melahirkan layaknya
sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu, terutama pada ibu primipara, dimana mereka belum
memiliki pengalaman melahirkan. Rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran
yang aman untuk dirinya dan bayinya (Bobak, Jensen & Lowdermilk, 2004).
Dukungan sosial sangatlah penting diberikan kepada ibu dalam proses persalinan. Dukungan yang
diberikan dapat dilakukan oleh suami, keluarga, teman dekat, atau tenaga profesional kesehatan. Salah
satu prinsip asuhan sayang ibu yaitu mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan
4
Banyak penelitian yang mendukung kehadiran orang kedua saat persalinan berlangsung. Penelitian
oleh Hodnett, 1994 ; Simpkin, 1992 ; Hofmeyr, Nikodem & Wolmann, 1991; Hemminki, Virta &
Koponen, 1990 yang dikutip dari Depkes tahun 2001 menunjukkan bahwa ibu merasakan kehadiran
orang kedua sebagai pendamping dalam persalinan akan memberikan kenyamanan pada saat
persalinan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kehadiran seorang pendamping pada saat
persalinan dapat menimbulkan efek positif terhadap hasil persalinan, dapat menurunkan rasa sakit,
persalinan berlangsung lebih singkat dan menurunkan persalinan dengan operasi termasuk
Penelitian lain tentang pendamping atau kehadiran orang kedua dalam proses persalinan, yaitu
oleh Dr. Roberto Sosa (2001) yang dikutip dari Musbikin dalam bukunya yang berjudul Panduan Bagi
Ibu Hamil dan Melahirkan menemukan bahwa para ibu yang didampingi seorang sahabat atau
keluarga dekat (khususnya suami) selama proses persalinan berlangsung, memiliki resiko lebih kecil
mengalami komplikasi yang memerlukan tindakan medis daripada mereka yang tanpa pendampingan.
Ibu – ibu dengan pendamping dalam menjalani persalinan, berlangsung lebih cepat dan lebih mudah.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan pula bahwa kehadiran suami atau kerabat dekat akan membawa
ketenangan dan menjauhkan sang ibu dari stress dan kecemasan yang dapat mempersulit proses
kelahiran dan persalinan, kehadiran suami akan membawa pengaruh positif secara psikologis, dan
berdampak positif pula pada kesiapan ibu secara fisik (Musbikin, 2005)
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
8
Pembukaan cerviks, adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa
kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus, letak janin,
penurunan janin.
Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur membrane, cairan
amnion : Warna, karakter dan jumlah
b. Fase aktif
1) Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan : klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat Intervensi Rasional
2) Pertahankan kalori dan elekrolit
Rasional : Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinan
3) Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan dengan
makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi
4) Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
Rasional : Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit, untuk mencegah
dehidrasi.
b) Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat persalinan
Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Intervensi Rasional
1. Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan
Rasional : Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan
mentalnya, hal ini mengurangi kecemasan yang dialami
10
2. Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan
Rasional : Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih
memahami dan mengerti tentang proses persalinan sehingga akan mengurangi
perasaan takut dan pasien akan tenang.
B. KALA II
Kala kedua dari persalinan dimulai dari saat pembukaan serviks lengkap dan berakhir
pada saat bayi dilahirkan. Kala kedua persalinan adalah tahap ekspulsi / pengeluaran dari
janin.
Gejala utama kala II adalah :
His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.
Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai dengan pengeluaran cairan secara
mendadak.
Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan, karena
tertekannya pleksus Frankenhauser.
Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi kepala
membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun
besar, dahi, hidung dan muka, dan kepala seluruhnya.
Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala
terhadap punggung.
Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan : kepala
dipegang pada os oksiput dan di bawah dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan
11
bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang, setelah bahu lahir,
ketika dikait untuk melahirkan sisa badan bayi, bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.
12
f) Anjurkan teknik nafas dalam dan ekspirasi melalui hidung Rasional : Nafas dalam
untuk mengisi paru-paru.
g) Lakukan masasse ( eufflerage / deep back massage / firm counter pressure /
abdominal lifting )
Rasional : Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan pada syaraf
berdiameter besar sehingga rangsangan sakit tidak diteruskan ke korteks cerebra.
h) Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong tubuh.
Rasional : Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi tekanan
pada daerah punggung yang dapat menghambat sirkulasi ke jaringan dan
menimbulkan nyeri.
2) Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh BAB
Tujuan :
a. Persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersifat positif.
b. Ibu akan berhenti terhadap kemungkinan BAB selama melahirkan.
c. ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu yang normal.
Intervensi Rasional
a. Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang biasa bagi ibu
untuk memiliki pergerakan bowel selama melahirkan
Rasional : Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan usaha yang
ekspulsif. Diiringi penurunan bagian terendah janin menyebabkan pengeluaran
tinja
b. Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya, sementara ibu memberikan timbal balik
yang positif dalam usaha mengedan
Rasional : Jika perawat tidak beraksi secara negatif, atensi ibu akan teralihkan dari
pergerakan bowelnya ke usaha mengedan.
3) Resiko tinggi cedera pada ibu dan janian b/d penggunaan secara tetap manuver
palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin
Intervensi Rasional
a. Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk dengan bahu
dan pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
b. Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
c. Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
d. Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang menyenangkan
dan rileks
e. Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan vulva sat
kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin persalinan
13
f. Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril
g. Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
Melahirkan kepala
Periksa lilitan tali pusat pada leher
Melahirkan bahu depan dan belakang
Melahirkan badan bayi
Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem tersebut
Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya janin
yang lain
Injeksi oksitoksin
C. KALA III
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Kala ketiga dimulai
dengan kelahiran bayi dan berakhir pada kelahiran plasenta dan selaput janin. Kala ketiga
persalinan adalah tahap pelepasan dan pengeluaran plasenta.
1. Pengkajian pada Kala III
Data umum Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10
mmhg,kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan
kedinginan, mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau
perubahan pernafasan. Data obstetric Perubahan uterus (discoid-globular), uterus bundar
dan keras, keadaan kandung kemih penuh atau kosong, perdarahan pervagina, normalnya
250-300 ml, janin lahir efisiotomi.
Pengkajian setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan plasenta
ada dua macam, yaitu:
a. Schulze, Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada perdarahan
sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir.
b. Duncan, Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada perdarahan
sedikit-sedikit
3) Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang selama
prosespersalinan
Tujuan : keseimbangan cairan dipertahankan dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Rasional
1) Monitor kehilangan cairan (darah urtine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital,
inspeksi turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan
Rasional : Untuk mempertahankan hidrasi
2) Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter
Rasional : Untuk menilai status hidrasi
3) Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta
Rasional : Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah
kehilangan darah lebih lanjut
4) Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter .
Rasional : Untuk membantu kontraksi uterus
15
D. KALA IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling
sering terjadi 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan meliputi tingkat kesadaran penderita,
pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi dan pernafasan, kontraksi uterus,
terjadinya perdarahan. Perdarahan masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
2. Pengkajian Pada Kala IV
a) Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa potensial,
komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi vital sign sangat
penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil
sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi
persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
b) Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan kandung kemih
mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
c) Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih
menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi
mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan retensi kandung kencing
jika klien tidak bisa kencing
d) Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan
bekuannya.
e) Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan
melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat
bokong untuk melihat perineum
f) Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan
keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang
waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan
dehidrasi atau kelelahan.
g) Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama
persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya.
3. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah
melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
Intervensi Rasional
a) Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
Rasional : Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan tonus
uterus segara untuk menghentikan perdarahan post
16
b) Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini
menunjukan distansia blas
c) Kaji distansia kandung kemih
Rasional : Dsitansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan
menambah atonia uterus. Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus untuk
berkontraksi
17
Rasional : Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga merangsang refleks let
down yang menyebabkan ejeksi asi ke sinus alktiferus kemudian duktus yang ada
pada putting / ariol
d) Berikan HE pada ibu tentang pentingnya perawatan payudara
Rasional : Untuk memotivasi ibu dalam melakukan perawatan payudara secara
dini
Fungsi utama dari pengkajian fisik dan riwayat keperawatan awal adalah
mengidentifikasi factor resiko yang akan memmengaruhi kelanjutan pemberian
perawatan (Chagnon, Easterwood, 1986). Format masuk/pengkajian keperawatan harus
dimasukkan ke semua area yang digambarkan di atas untuk mempermudah proses
identifiasi risiko, memunculkan diagnosis keperawatan yang tepat, rencana perawatan,
intervensi dan evaluasi.
19
Kotak 10-1
Pendokumentasian Persalinan
Perawat kelahiran dan persalinan (Labor and Delivery, (L&D) dapat menjadi sangat
kreatif dalam hal format dokumentasi. Perawat dapat menggunakan kertas tisu bekas, pakaian,
sarung bnatal, bungkusan kasa, kotak sarung tangan, dan bahkan kulit mereka sendiri. Tentu
saja, data yang dituliskan pada “format” tersebut kemudian dipindahkan ke format yang resmi.
(dengan harapan tempat tidur belum dibersihkan, sampah belum dibuang, dan sebagainya).
20
Perawat menggunakan ritual pencatatan yang aneh ini karena mereka mengetahui
bahwa pencatatan waktu yang akurat terhadap kejadian utama merupakan hal yang diperlukan;
oleh karena itu mereka melakukannya sedemikian rupa tanpa harus memakan waktu untuk
pergi dari situasi darurat yang memerlukan bantuan. Perawat mengetahui bahwa idealnya
pencatatan dilakukan bersamaan. Secara realistis, jika DJJ (Denyut Jantung Jain) turun, tingkat
dokumentasi terkadang berpindah ke bagian paling bawah dari prioritas. Proses keperawatan
memerlukan sikap yang dinamis dan tepat guna. Pada situasi darurat, tindakan lebih penting
daripada kata-kata tertulis. Dengan demikian, pencatatan retrospektif lebih baik daripada tidak
ada dokumentasi sama sekali (Simpson, Creehan, 1996). Sesegera mungkin, perawat harus
mencatat proses keperawatan secara akurat. Data yang terlambat dimasukkan setelah hasil yang
bururk sering kontroversial dalam gugatan (Simpson, Creehan, 1996). Tetapi, cerita diperlukan
untuk diceritakan, dan seseorang yang membaca catatan itu dikemudian hari akan mampu
memahami kronologis kejadian yang sebenarnya.
ACOG (American Collage of Obstetrics and Gynerics) dan AAP (American Academy
of Pediatrics) telah menerbitkan panduan yang menjelaskan seberapa sering pengkajian ibu
dan janin harus dilakukan (dan kemudian didokumentasikan) jika terdapat faktor risiko, DJJ
harus dievaluasi sedikitnya sekali setiap 15 menit pada persalinan Kala I. Selama persalinan
Kala II, DJJ harus dievaluasi setiap 5 menit. Jika tidak ada faktor risiko, evaluasi DJJ harus
didokumentasikan sedikitnya sekali setiap 30 menit pada Kala I dan sekali setiap 15 menit pada
persalinan Kala II. Frekuensi tersebut dapat mengalami peningkatan, terutama pada saat sedang
terjadi persalinan akut, berdasarkan tanda dan gejala klinis (ACOG, AAP, 1997). Parameter
lain untuk pengkajian dan pencatatan meliputi, suhu dan nadi ibu (sekali setiap 4 jam atau lebih
sering lagi jika diindikasikan). Kaji frekuensi, durasi, dan kualitas kontraksi secara teratur.
Selama induksi atau penambahan sitosin, kaji tekanan darah, DJJ, dan kontraksi uterus sebelum
setiap dosis ditingkatkan (pada tingkat minimum) (Simpson, Creehan, 1996).
Parameter lain untuk mengkaji dan didokumentasikan meliputi data-data yang tercantum pada
kotak 10-2. Dokumentasi lain meliputi kehadiran dokter atau perawat dan perubahan posisi ibu.
Catatan persalinan juga harus mencerminkan interaksi orang yang mendukung, pernapasan,
relaksasi, dan teknik masase yang digunakan serta penyuluhan dan respon pasien.
21
Kotak 10-2
Panduan Dokumentasi untuk Pasien Bersalin
Keadaan kandung kemih dan perkemihan ibu sedikitnya setiap 3 jam
Status servikal (misal dilatasi, penipisan, konsistensi)
Posisi janin, stasion, molding, kaput)
Karakter dan jumlah darah (rabas mukosa) dan perdarahan vagina
Asupan dan haluaran
Afek dan respon ibu terhadap persalinan
Tingkat ketidaknyamanan ibu
Efektivitas manajemen nyeri dan tindakan pereda nyeri
Kemampuan orang pendukung persalinan
Upaya valsava
22
2.7 FORMAT PENGKAJIAN INTRANATAL CARE
I. IDENTITAS
Nama pasien : .................................. Nama suami : ..................................
Umur : .................................. Umur : ..................................
Suku/bangsa : .................................. Suku/bangsa : ..................................
Agama : .................................. Agama : ..................................
Pendidikan : .................................. Pendidikan : ..................................
Pekerjaan : .................................. Pekerjaan : ..................................
Alamat : .................................. Alamat : ..................................
B. Riwayat Haid
Menarche umur : ………………… tahun
Haid : teratur : ( ) ya ( ) tidak
siklus : ………… hari
Dismenore : ( ) ya ( ) tidak
Warna : ( ) merah tua ( ) merah segar
( ) merah kehitaman ( ) coklat
Bentuk haid : ( ) cair/encer ( ) bergumpal ( ) flek
Bau haid : ( ) anyir ( ) busuk
Fluor albus : ( ) ya ( ) tidak
Kapan : ( ) sebelum haid ( ) sesudah haid
Banyaknya : ( ) banyak ( ) sedikit
Lama : ........................................................................................................................
Warna : ........................................................................................................................
Bau : ........................................................................................................................
23
C. Riwayat Kehamilan, Nifas dan Anak yang Lalu
Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
No. Tahun Umur kehamilan Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan Jenis BB PJ
3. Lama persalinan
Kala I : .......................................... kelainan .................................................................
Kala II : .......................................... kelainan .................................................................
Kala III : .......................................... kelainan .................................................................
Kala IV : .......................................... kelainan .................................................................
4. Keadaan ketuban
a. Pecah jam : .....................................................................................................
b. Warna : .....................................................................................................
c. Banyaknya/jumlah : .....................................................................................................
d. Bau : .....................................................................................................
24
5. Keadaan plasenta
a. Lahir jam :
( ) spontan ( ) manual ( ) kurretage
( ) utuh ( ) rusak ( ) lengkap ( ) tidak lengkap
b. Panjang : ........................... cm
c. Lebar : ........................... cm
d. Tebal : ........................... cm
e. Insersi : ( ) marginalis ( ) lateralis ( ) medialis
25
VI. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Penyakit menular/keturunan :
( ) diabetes mellitus ( ) hepatitis ( ) PJK
( ) tifoid ( ) hipertensi ( ) TB
( ) lain-lain, jelaskan .......................................................................................................................
VIII. PEMERIKASAAN
1. Keadaan umum
( ) lemah ( ) baik ( ) cukup
2. Tanda vital
a. Suhu : ………… °C ( ) aksila ( ) oral ( ) rektal
b. Nadi : ………… x/menit ( ) teratur ( ) tidak teratur
c. Pernapasan : ………… x/menit
( ) teratur ( ) tidak teratur
( ) dalam ( ) dangkal
d. Tekanan darah : ………… mmHg
( ) berbaring ( ) duduk ( ) berdiri
e. Berat badan : ………… kg
f. Tinggi badan : ………… cm
3. Kepala
a. Wajah : ( ) pucat ( ) sianosis
b. Rambut : kebersihan : …………………
rontok : ( ) ya ( ) tidak
c. Cloasma gravidarum : ( ) ada ( ) tidak ada
d. Pupil : ( ) isokor ( ) anisokor
26
( ) miosis ( ) midriasis
e. Reaksi cahaya : ( ) positif ( ) negatif
f. Konjungtiva : ( ) pucat ( ) merah muda ( ) hiperemi
g. Sklera : ( ) putih ( ) ikterus ( ) perdarahan
h. Mulut dan gigi : ( ) karies ( ) stomatitis
( ) trismus ( ) perdarahan gusi
i. Lidah : ( ) bersih ( ) kotor
j. Telinga : ( ) serumen ( ) perdarahan
k. Lain-lain, jelaskan ...................................................................................................................
4. Leher
( ) pembesaran kelenjar tiroid
( ) pembesaran vena jugularis
( ) pembesaran kelenjar limfe
( ) lain-lain, jelaskan .................................................................................................................
5. Dada
a. Tarikan ( : ) ada ( ) tidak
b. Bentuk ( : ) simetris ( ) asimetris
c. Auskultasi paru ( : ) vesikuler ( ) wheezing ( ) ronkhi
d. Auskultasi jantung ( : ) s1s2 tunggal ( ) murmur ( ) gallop
e. Mamae ( : ) radang ( ) ada benjolan ( ) tidak ada benjolan
f. Puting susu ( : ) menonjol ( ) datar ( ) masuk
( ) bersih ( ) kotor
( ) hiperpigmentasi areola/papila
g. Kolostrum :( ) keluar ( ) belum
h. Pembesaran mamae : ( ) simetris ( ) asimetris
6. Abdomen
a. Inspeksi
Linea : ( ) nigra ( ) alba
Striae : ( ) albicans ( ) lividae
Bekas luka operasi : ( ) ada ( ) tidak ada
b. Pembesaran : ( ) memanjang ( ) melintang
c. Terlihat gerak anak : ( ) ya ( ) tidak
d. Palpasi
TFU : ..........................................................................................................................
Massa lain : ..........................................................................................................................
Leopold I : ..........................................................................................................................
Leopold II : ..........................................................................................................................
Leopold III : ..........................................................................................................................
Leopold IV : ..........................................................................................................................
e. Perkusi : ( ) sonor ( ) redup ( ) timpani
f. Auskultasi
DJJ : ( ) negatif ( ) positif ………… x/menit
( ) teratur ( ) tidak teratur
Bising usus : ( ) negatif ( ) positif
( ) menurun ( ) meningkat
27
7. Panggul
a. Distancia spinarum : ......................... cm
b. Distancia cristarum : ......................... cm
c. Conjungata external : ......................... cm
d. Lingkaran pinggul : ......................... cm
8. Genitourinaria
( ) inkontinensia ( ) retensio urine ( ) disuria
( ) poliuria ( ) hematuria
( ) terpasang kateter ( ) kandung kemih penuh
9. Vulva/vagina
a. Kebersihan vulva : ( ) bersih ( ) kotor
( ) varises ( ) hematoma ( ) fluxus
( ) fluor albus ( ) bau ( ) luka
b. Portio : ( ) tertutup ( ) terbuka ( ) licin
( ) berdungkul ( ) nyeri goyang ( ) perdarahan
c. Uteri : ( ) normal ( ) anteflexi
( ) retaflexi ( ) pembesaran
d. Adnexa : ( ) nyeri tekan ( ) kanan ( ) kiri
( ) massa
e. Ukuran panggul dalam : ……………… cm
f. Cavum douglas : ( ) tonjolan ( ) darah
g. Lain-lain, jelaskan : .......................................................................................................
Surabaya, .....................
Pemeriksa
(...............................)
28
ANALISA DATA
Tanggal Paraf
No. Masalah Keperawatan
Ditemukan Teratasi (nama perawat)
30
RENCANA KEPERAWATAN
31
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN
Catatan
Waktu Waktu
No. Tindakan TT Perkembangan TT
Tgl/jam Tgl/jam
(SOAP)
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Intranatal adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir. Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir kemudian berakhir dengan penguluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau dengan bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan.
Dimana terdiri dari persalinan spontan yaitu, persalinan yang berlangsung dengan
kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir. Persalinan buatan yaitu, proses persalinan
yang berlangsung secara buatan atau dibantu oleh tenaga luar.persalinan anjuran yaitu,
persalinan bila kekuatan yang diperlukan di timbulkan dari luar dengan jalan ransangan.
3.2 Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
Abu, A., Kusumawati, Y., & Werdani, K. (2015). Hubungan Karakteristik Bidan
dengan Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan Standar Operasional. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas. Vol. 10, No. 1, Oktober 2015.
Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D. (2015). Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan. Bogor: In Media.
34