Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 DEVENISI
HBM adalah salah satu model yang pertama kali di gunakan untuk memperediksi san
menjelaskan variasi dalam prilaku kontrasepsi di kalangan perempuan pada 1980-an(Hall
2012), HBM di gunakan untuk membantu mengindentifikasi dan memprediksi faktor faktor
yang mempengaruhi prilaku modren seperti saat ini. HBM menyatakan bahwa individu akan
mengambil tindakan untuk mencegah kerusakan kesehatan masyarakat. HBM adalah perilaku
pencegahan pada individu merupakan bentuk perilaku sehat. Hal ini bergantung pada dua
penilaian yaitu perceived threat (perceived seriousness, perceived susceptibility, cues to
action) dan perceived benefits and barriers. HBM juga digunakan untuk memprediksikan
perilaku pencegahan dalam bentuk perilaku sehat dan juga merupakan respon perilaku
terhadap pengobatan yang akan dilakukan.
Berdasarkan teori HBM ini maka ada beberapa pertimbangan yang dapat menentukan
perubahan perilaku kesehatan seseorang diantaranya perceived susceptibility, yang berarti
anggapan akan adanya ancaman penyakit yang bisa menimpa seseorang. Perceived severity,
yaitu pertimbangan terhadap tingkat keseriusan suatu ancaman, apabila makin serius suatu
ancaman penyakit maka makin kuat dorongan seseorang untuk bertindak menghindarinya.
Perceived benefits, yaitu pertimbangan keuntungan yang selalu menjadi salah satu
pertimbangan utama dalam mengambil suatu tindakan. Jika tindakan atau perubahan perilaku
yang dianjurkan dipandang menguntungkan maka seseorang cenderung akan bertindak atau
berubah perilakuanya. Perceived barriers, merupakan pertimbangan hambatan yang mungkin
akan dihadapi dalam mengambil suatu tidakan atau perubahan perilaku.

2.2 Teori
Champion dan Skinner mengemukakan adanya enam aspek dari health belief model
(HBM), yaitu:

1) Perceived suspectibility
yaitu mengukur persepsi kerentanan mengacu pada keyakinan tentang kemungkinan
mendapatkan penyakit atau kondisi. Misalnya, seorang wanita harus percaya ada
kemungkinan terkena kanker payudara sebelum ia akan tertarik untuk memperoleh
mammogram
2) Perceived severity
yaitu mengukur perasaan tentang keseriusan tertular penyakit atau membiarkannya tidak
diobati meliputi evaluasi dari kedua konsekuensi medis dan klinis (misalnya, kematian, cacat,
dan nyeri) dan konsekuensi sosial yang mungkin (seperti dampak kondisi pada pekerjaan,
kehidupan keluarga, dan hubungan sosial). Kombinasi kerentanan dan keparahan telah diberi
label sebagai ancaman.
3) Perceived benefits
yaitu mengukur keyakinan orang mengenai manfaat yang dirasakan dari berbagai tindakan
yang tersedia untuk mengurangi ancaman penyakit. Persepsi non-kesehatan lainnya, seperti
penghematan keuangan yang berkaitan dengan berhenti merokok atau menyenangkan
keluarga anggota dengan memiliki mammogram, juga dapat mempengaruhi keputusan
perilaku. Dengan demikian, individu menunjukkan keyakinan optimal dalam kerentanan dan
keparahan yang tidak diharapkan untuk menerima tindakan kesehatan yang dianjurkan dan
mereka juga menganggap tindakan yang dilakukan sebagai sesuatu yang berpotensi
menguntungkan dan mengurangi ancaman.
4) Perceived barriers
yaitu mengukur penilaian individu mengenai besar hambatan yang ditemui untuk mengadopsi
perilaku kesehatan yang disarankan, seperti hambatan finansial, fisik, dan psikososial
5) Cues to action
yaitu mengukur peristiwa-peristiwa, orang-orang, atau hal-hal yang menggerakkan orang
untuk mengubah perilaku mereka.
6) Self-efficacy
yaitu mengukur keyakinan bahwa seseorang dapat berhasil melaksanakan perilaku yang
diperlukan untuk menghasilkan hasil,dimana harapan dari self-efficacy didefinisikan sebagai
seseorang yang memperkirakan bahwa perilaku tertentu akan menyebabkan hasil tertentu.
harapan hasil yang mirip tapi berbeda dari konsep HBM dirasakan manfaatnya.

2.3 Gambaran Health Belief Model (HBM)


Gambaran HBM terdiri dari 4 dimensi, diantaranya:
a. Perceived susceptibility atau kerentanan yang dirasakan konstruk tentang resiko
atau kerentanan (susceptibility) personal. Hal ini mengacu pada persepsi subyektif seseorang
menyangkut risiko dari kondisi kesehatannya. Di dalam kasus penyakit secara medis, dimensi
tersebut meliputi penerimaan terhadap hasil diagnosa, perkiraan pribadi terhadap adanya
resusceptibilily (timbul kepekaan kembali), dan susceptibilily (kepekaan) terhadap penyakit
secara umum.
b. Perceived benefitsm, manfaat yang dirasakan.Penerimaan susceptibility sesorang
terhadap suatu kondisi yang dipercaya dapat menimbulkan keseriusan (perceived threat)
adalah mendorong untuk menghasilkan suatu kekuatan yang mendukung kearah perubahan
perilaku. Ini tergantung pada kepercayaan seseorang terhadap efektivitas dari berbagai upaya
yang tersedia dalammengurangi ancaman penyakit, atau 9 keuntungan-keuntungan yang
dirasakan (perceived benefit) dalam mengambil upaya-upaya kesehatan tersebut. Ketika
seorang memperlihatkan suatu kepercayaan terhadap adanya kepekaan (susceptibility) dan
keseriusan (seriousness), sering tidak diharapkan untuk menerima apapun upaya kesehatan
yang direkomendasikan kecuali jika upaya tersebut dirasa manjur dan cocok.
c. Health motivation dimana konstruk ini terkait dengan motivasi individu untuk
selalu hidup sehat. Terdiri atas kontrol terhadap kondisi kesehatannya serta health value
d. Perceived barriers atau hambatan yang dirasakan untuk berubah, atau apabila
individu menghadapi rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut. Sebagai
tambahan untuk empat keyakinan (belief) atau persepsi. Aspek-aspek negatif yang potensial
dalam suatu upaya kesehatan (seperti: ketidak pastian, efek samping), atau penghalang yang
dirasakan (seperti: khawatir tidak cocok, tidak senang, gugup), yang mungkin berperan
sebagai halangan untuk merekomendasikan suatu perilaku.
2.4 Pengukuran konsep Health Belief Model
Sangatlah penting mengukur seluruh rentang faktor yang mungkin mempengaruhi
perilaku, hal ini untuk mengurangi adanya kesalahan pengukuran (Measurable Erroro) dan
tentu akan semakin validitas serta realibilitas. Pengukuran harus spesifik terhadap perilaku
tertentu (misalnya hambatan pada mammografy mungkin agak berbeda dengan hambatan
Colonoscopy) dan harus relavan untuk populasi mana pengukuran itu akan digunakan.
Perbedaan budaya dan populasi membuat skala penerapan tanpa pemeriksaan seperti itu
cenderung menghasilkan kesalahan. Artinya setiap skala ukur sesuatu tindakan harus jelas
dan sudah diteliti apakah layak atau tidak.
Ada beberapa model perilaku untuk melindungi kesehatan yang umum digunakan yaitu :
1. Theori tindakan beralasan (Theory of Reasoned Action) disingkat dengan TRA.
2. Teori Motivasi perlindungan (Protectoin Motivation Theory)
3. Teori manfaa yang diharapkan dan subjektif (Sunjective Expected Utility)
2.5 faktor esensial dalam Health Belief Model
Analisa ternadap berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program
tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health Belief model didasarkan
atas 3 faktor esensial:
1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit
atau memperkecil risiko kesehatan
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
3. Perilaku sendiri

sumber:
Daulay(2016), uji validitas konstruk pada instrumen health belief model(HBM) dengan
metode confirmatory factor analysis vol 1
Qomaruddin, Helmy(2017), aplikasi model health belief pada prilaku pencegahan demam
berdarah,jurnal promkes vol 5

Anda mungkin juga menyukai