Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (meskipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer. C Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoarthritis adalah penyakit tulang yang berkaitan dengan pengeroposan kartilago artikular
(sendi). Tanpa adanya kartilago sebagai penyangga, maka tulang dibawahnya akan
mengalami iritasi, yang menyebabkan degenerasi sendi (Elizabeth J. Corwin, 2009)
Osteoartritis klasifikasi menjadi:

1. Sebuah. Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoartritis
2. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur (Long, C Barbara,
1996 hal 336) Jadi Osteoarthritis adalah penyakit yang disebabkan oleh proses
degenerasi atau penuaan sendi yang dibedakan menjadi Osteoartritis primer dan
sekunder.

B. Etiologi

Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:

1. Umur Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur
dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar udara, dan endapannya berbentuk
pigmen yang berwarna kuning.
2. Pengausan (keausan) Pemakaian sendi yang berlebihan dapat merusak rawan sendi
melalui dua cara dengan cara pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang
harus dikandungnya.
3. Kegemukan Faktor kegemukan akan menopang beban pada sendi penopang berat
badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan
seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
4. Trauma Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
merusak kerusakan pada struktur integritas dan biomekanik sendi tersebut.
5. Keturunan Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita,
hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
6. Akibat penyakit radang sendi lain Infeksi (artritis rematord: infeksi akut, infeksi
kronis) menimbulkan reaksi dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh
membran sinovial dan sel-sel radang.
7. Mallignment Joint Pada akromegali karena pengaruh pertumbuhan hormon, maka
rawan sendi akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil / seimbang
sehingga mempercepat proses degenerasi.

C. Manifestasi Klinis

1. Rasa nyeri pada sendi merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan
bertambah sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan
timbul setelah istirahat atau saat memulai kegiatan fisik.
3. Peradangan Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, cairan dalam ruang sendi
akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan
akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada keadaan penyakit yang telah
lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada sendi
yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis nyeri dapat dirasakan
di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu
dingin, tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena
dapat diakses dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

D. Patofisiologi

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami
kenmunduran dan degenerasi disertai pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pengelolaan kondrosit yang merupakan unsur
penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stres biomekanik tertentu.
Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya protein polisakarida yang membentuk
matriks di sekeliling kondrosit sehingga kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering
terkena adalah sendi yang harus berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis,
Sendi interfalanga distal dan proksimasi.

Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini
disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang membantu atau diakibatkan penyempitan ruang sendi
atau kurang digunakannya sendi terse tetapi. Perubahan-perubahan degeneratif yang
mengakibatkan akibat peristiwa- peristiwa tertentu cedera sendi infeksi sendi deformitas
bawaan dan penyakit sendi sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang
Kondisi intrinsik dan ekstrinsik yang menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya
perubahan Metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami
erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang
menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus.

E.

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Untuk OA tidak ada pemeriksaan laboratorium yang diagnostik, tetapi pemeriksan


laboratorium yang spesifik dapat membantu melihat penyakit yang mendasari pada
OA sekunder.
2. Dengan uji serologik dengan pendeteksian di dalam cairan sinovium dan serum
adanya makromolekul (mis, glikosaminoglikan) yang dilepas oleh tulang rawan /
tulang yang mengalami degenerasi.
3. Sinar-X. Gambar sinar X pada engsel akan menunjukkan perubahan yang terjadi
pada tulang seperti pecahnya tulang rawan.
4. Tes darah. Tes darah akan membantu memberi informasi untuk pemeriksaan rematik.
5. Analisa cairan Dokter akan mengambil contoh cairan pada mesin untuk kemudian
diketahui apakah nyeri / ngilu tersebut disebabkan oleh encok atau infeksi.
6. Artroskopi Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang ditempatkan dalan
tulang. Dokter akan menyimpan ketidaknormalan yang terjadi.
7. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai
penyempitan rongga sendi

G. Penatalaksanaan Medis

1. Medikamentosa
a. Analgesik yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g / hari atau
profoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun tanggap
penanggulangan bencana pada saluran cerna dan ginjal
b. Jika tidak berpengaruh, atau tidak dapat meredakan maka OAINS, seperti
fenofrofin, piroksikam, ibuprofen dapat digunakan. Dosis untuk osteoartritis
biasanya% -1 / 3 dosis penuh untuk radang sendi rematoid. Karena nakaian
biasanya untuk jangka panjang, efek samping utama adalahganggauan mukosa
lambung dan gangguan ginjal
c. Injeksi kortison. Dokter akan menyuntikkan kortokosteroid pada engsel yang
mengurangi nyeri / ngilu d. Suplementasi-visco. Tindakan ini berupa injeksi
turunan asam hyluronik yang akan mengurangi nyeri pada pangkal tulang.
Tindakan ini hanya dilakukan jika osteoarhtritis pada dengkul.
2. Perlindungan sendi Osteoartritis mungkin timbul atau berjalan karena akibat tubuh
yang kurang baik. Perlu menghindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu
diperhatikan. Beban pada terlalu berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
3. Diet Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus
menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan dapat
mengatasi keluhan dan kelemahan.
4. Dukungan psikososial Dukungan psikososial yang diperlukan pasien osteoartritis oleh
karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu
pihak pasien ingin perumahan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain
turut menilai penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali membantu untuk memakai
alat bantu karena faktor-faktor psikologis psikologis.
5. Fisioterapi Fisioterapi penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang termasuk
pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemberian panas yang
diberikan sebelum latihan tanpa pengurangan rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi
yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum
pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan
elektrik, ultrasonik, inframerah, mandi parafin dan mandi dari pancuran panas.
Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan otot yang biasanya
atropik pada sekitar sendi osteoartritis, Latihan isometrik lebih baik dari pada isotonik
karena pengurangan tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul
pada tungkai yang timbul lumpuh karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena
kontraksi otot. Oleh karena otot- otot periartikular memegang peran penting terhadap
perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah
penting

F. Pemeriksaan Diagnostik

a. Untuk OA tidak ada pemeriksaan laboratorium yang diagnostik, tetapi


pemeriksan laboratorium yang spesifik dapat membantu melihat penyakit yang
mendasari pada OA sekunder.
b. Dengan uji serologik dengan pendeteksian di dalam cairan sinovium dan
serum adanya makromolekul (mis, glikosaminoglikan) yang dilepas oleh
tulang rawan / tulang yang mengalami degenerasi.
c. Sinar-X. Gambar sinar X pada engsel akan menunjukkan perubahan yang
terjadi pada tulang seperti pecahnya tulang rawan.
d. Tes darah. Tes darah akan membantu memberi informasi untuk pemeriksaan
rematik.
e. Analisa cairan Dokter akan mengambil contoh cairan pada mesin untuk
kemudian diketahui apakah nyeri / ngilu tersebut disebabkan oleh encok atau
infeksi.
f. Artroskopi Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang ditempatkan
dalan tulang. Dokter akan menyimpan ketidaknormalan yang terjadi.
g. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi
sebagai penyempitan rongga sendi

G. Penatalaksanaan Medis

1. Pedikamentosa
a. Analgesik
yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g / hari atau profoksifen
HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun tanggap penanggulangan
bencana pada saluran cerna dan ginjal b. Jika tidak berpengaruh, atau tidak
dapat meredakan maka OAINS, seperti fenofrofin, piroksikam, ibuprofen
dapat digunakan. Dosis untuk osteoartritis biasanya% -1 / 3 dosis penuh untuk
radang sendi rematoid. Karena nakaian biasanya untuk jangka panjang, efek
samping utama adalahganggauan mukosa lambung dan gangguan ginjal.
b. Injeksi kortison.
Dokter akan menyuntikkan kortokosteroid pada engsel yang mengurangi nyeri
/ ngilu d. Suplementasi-visco. Tindakan ini berupa injeksi turunan asam
hyluronik yang akan mengurangi nyeri pada pangkal tulang. Tindakan ini
hanya dilakukan jika osteoarhtritis pada dengkul.
3. Perlindungan sendi Osteoartritis mungkin timbul atau berjalan karena akibat tubuh
yang kurang baik. Perlu menghindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu
diperhatikan. Beban pada terlalu berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
4. Diet Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus
menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan dapat
mengatasi keluhan dan kelemahan.
5. Dukungan psikososial Dukungan psikososial yang diperlukan pasien osteoartritis oleh
karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu
pihak pasien ingin perumahan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain
turut menilai penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali membantu untuk memakai
alat bantu karena faktor-faktor psikologis psikologis.
6. Fisioterapi Fisioterapi penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang termasuk
pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemberian panas yang
diberikan sebelum latihan tanpa pengurangan rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi
yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum
pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan
elektrik, ultrasonik, inframerah, mandi parafin dan mandi dari pancuran panas.
Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan otot yang biasanya
atropik pada sekitar sendi osteoartritis, Latihan isometrik lebih baik dari pada isotonik
karena pengurangan tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul
pada tungkai yang timbul lumpuh karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena
kontraksi otot. Oleh karena otot- otot periartikular memegang peran penting terhadap
perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah
penting

F. Pemeriksaan Diagnostik

a. Untuk OA tidak ada pemeriksaan laboratorium yang diagnostik, tetapi


pemeriksan laboratorium yang spesifik dapat membantu melihat penyakit yang
mendasari pada OA sekunder.
b. Dengan uji serologik dengan pendeteksian di dalam cairan sinovium dan
serum adanya makromolekul (mis, glikosaminoglikan) yang dilepas oleh
tulang rawan / tulang yang mengalami degenerasi.
c. Sinar-X. Gambar sinar X pada engsel akan menunjukkan perubahan yang
terjadi pada tulang seperti pecahnya tulang rawan.
d. Tes darah. Tes darah akan membantu memberi informasi untuk pemeriksaan
rematik.
e. Analisa cairan Dokter akan mengambil contoh cairan pada mesin untuk
kemudian diketahui apakah nyeri / ngilu tersebut disebabkan oleh encok atau
infeksi.
f. Artroskopi Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang ditempatkan
dalan tulang. Dokter akan menyimpan ketidaknormalan yang terjadi.
g. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi
sebagai penyempitan rongga sendi

G. Penatalaksanaan Medis

1. Medikamentosa
a) Analgesik yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g / hari atau
profoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun tanggap
penanggulangan bencana pada saluran cerna dan ginjal
b) Jika tidak berpengaruh, atau tidak dapat meredakan maka OAINS, seperti
fenofrofin, piroksikam, ibuprofen dapat digunakan. Dosis untuk osteoartritis
biasanya% -1 / 3 dosis penuh untuk radang sendi rematoid. Karena nakaian
biasanya untuk jangka panjang, efek samping utama adalahganggauan mukosa
lambung dan gangguan ginjal.
c) Injeksi kortison. Dokter akan menyuntikkan kortokosteroid pada engsel yang
mengurangi nyeri / ngilu
d) Suplementasi-visco. Tindakan ini berupa injeksi turunan asam hyluronik yang
akan mengurangi nyeri pada pangkal tulang. Tindakan ini hanya dilakukan
jika osteoarhtritis pada dengkul.
2. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau berjalan karena akibat tubuh yang kurang baik.
Perlu menghindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian
tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan.
Beban pada terlalu berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi
program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan dapat mengatasi
keluhan dan kelemahan.
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial yang diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang
menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
perumahan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut menilai
penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali membantu untuk memakai alat bantu
karena faktor-faktor psikologis psikologis.
5. Fisioterapi
Fisioterapi penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang termasuk pemakaian
panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemberian panas yang diberikan
sebelum latihan tanpa pengurangan rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih
aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan.
Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik,
ultrasonik, inframerah, mandi parafin dan mandi dari pancuran panas. Program
latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan otot yang biasanya atropik pada
sekitar sendi osteoartritis, Latihan isometrik lebih baik dari pada isotonik karena
pengurangan tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada
tungkai yang timbul lumpuh karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena
kontraksi otot. Oleh karena otot- otot periartikular memegang peran penting terhadap
perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah
penting
6. Operasi
operasi dapat ditarik pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata
dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah
osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi
untuk menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit. Sebuah.
a) Penggantian engsel (artroplasti).
Engsel yang rusak akan diangkat dan diganti dengan alat yang terbuat dari
plastik atau logam yang disebut prostesis.
b) Pembersihan sambungan (debridemen).
Dokter bedah tulang akan mengangkat serpihan tulang rawan yang rusak dan
mengganggu yang menyebabkan nyeri tulang bergerak.
c) Penataan tulang.
Opsi ini diambil untuk osteoatritis pada anak dan remaja. Penataan dilakukan
agar sambungan / operator tidak menerima beban saat bergerak.
7. Terapi konservatif mencakup penggunaan kompres hangat, penurunan berat badan,
upaya untuk menhistirahatkan sendi serta menghindari penggunaan sendi yang
berlebihan penggunaan alat-alat ortotail. Untuk menyangga sendi yang mengalami
inflamasi (bidai penopang) dan latihan isometric serta postural. Terapi okupasioanl
dan fisioterapi dapat membantu pasien untuk menyusun strategi penangan mandiri.

2.1 Pencegahan Primer

Upaya yang ditunjukkan kepada orang- orang sehat dan kelompok resiko tinggi aki mereka
yang belom menderita, tetapi berpotensi untuk mengalami multi trauma. Tujuan dari
pencegahan primer yaitu untuk mencegah timbulna multi trauma pada individu yang beresiko
mengalami multi trauma atau pada populasi umum.

2.2 Pencegah sekunder

Tujuan dari pencegahan sekunder kegawatdaruratan aitu pendeteksian dini multi trauma serta
penangangan segera sehingga komplikasi dapat dicegah.pencegahan sekunder termaksud
menurunkan prevalensi gangguan.

2.3 Pencegahan Tersier


Pencegahan tersier adalah upaya meningkatkan angka kesembuhan, angka survival( bertahan
hidup) dan kualitas hidup dalam mengatasi penyakit.aktivitas pencegahan tersier mencoba
untuk mengurangi beratnya gangguan dan disabilitas yang berkaitan.

2.4 Pencegahan Primer , Sekunder dan Tersier Sistem Muskuloskletal

A. pencegahan primer

upaya yang dilakukan perawat untuk pencegahan primer meliputi penyuluhan kepada
masyarakat luas melalui lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya. Program
penyuluhan diarahkan ke penggunaan helm saat mengemudi kendaraan bermotor, anak- anak
yang masih balita selalu di awasi oleh orang tua, jangan mengemudikan kendaraan dengan
kecepatan yang tinggi, pada pemanjat tebing saat memanjat harus menggunakan pengaman
pada kepala dan badan, pada pekerja bangunan agar menggunakan helm saat menaikkan
bangunan yang tinggi

B. pencegahan sekunder

1) untuk mengendalikan perdarahan lakukan penekanan langsung ( turniket)

2) apabila benda yang menancap maka harus di stabilkan dengan metode apa saja, sehingga
mencegah trauma lebih lanjut

3) imobilisasi fraktur : pembidaian bagian atas dan bawah fraktur, meliputi persendian
proksimal dan distal

4) pada pasien yang fraktur

a) pembatasan aktivitas yang sederhana dengan penggunaan mitela dan kruk

b) reposisi tertutup diikuti oleh pemasangan gips

C. Pencegahan Tersier

1) untuk menangani avulsi yaitu :

a) memantau dan mengendalikan perdarahan dengan penekanan langsung

b) rigasi flap kulit yang dilakukan dengan hati- hati, dan selanjutnya ditutupi dengan balutan
yang tebal, steril serta basah
2) imobilisasi fraktur ; pembidaian dengan pemasangan bantalan ( pad) untuk mencegah
disrupsi kulit yang lebih lanjut

3) untuk mencegah terjadinya fraktur yang lebih lanjut : pasien yang akan dipulangkan :

a) perawatan gips harus disampaikan dan di catat

b) pasien yang menggunakan kruk : harus mengajarkan cara berjalan yang tepat

2.5 Persiapan Pelaksanaan dan Pasca Pemeriksaan diagnostik dan laboratorium

1) Pemeriksaan CT-SCAN

a) Persiapan

- pasien menggunakan pakaian yang nyaman dan tak terlalu ketat

- tidak memakai perhiasan termasuk anting- anting atau benda logam lain pada hari-H
pemeriksaan

- perempuan harus melepas bra jika ada kandungan logam seperti kawat

- bila ct scan menggunakan cairan kontras, pasien harus berpuasa selama beberapa jam
sebelumnya

- pasien juga wajib menginformasikan kepada dokter semua jenis obat yang tengah
dikonsumsi dan ada tidaknya alergi, dokter mungkin meresepkan obat khusus untuk
mengurangi reaksi alergi jika pasien memiliki alergi terhadap material cairan kontras

b) Prosedur Pemeriksaan

prosedur CT Scan kepala berbeda-beda tergantung kondisi pasien dan tujuan pemeriksaan.
Umumnya prosedur meliputi :

- Memasukkan cairan kontras lewat pembuluh darah pada lengan atau lewat oral jika
pemriksaan membutuhkan cairan tersebut
- Pasien berbaring pada meja pemeriksaan yang akan masuk ke mesin pemindai
- Operator berada dalam ruang terpisah, tapi masih bisa berkomunikasi dengan pasien
- Selagi peminda berputar, sinar-X akan melalui tubuh selama beberapa saat
- Pemindai mendeteksi gambar dari organ tubuh yang menyerap sinar-X, lalu
mengirimnya ke komputer. Komputer kemudian mengolahnya menjadi gambar untuk
interprestasi
- Pasien tak boleh bergerak selama prosedur. Pasien mungkin harus beberapa kali
menahan napas dalam pemeriksaan
- Jika sudah ada hasil yang memadai, operator mengehentikan prosedur dan membantu
pasien bangkit dari meja periksa

2. MRI
a) Persiapan dan Prosedur pemeriksaan
Pemeriksaan MRI tidak memerlukan banyak persiapan khusus. Waktu yang
diperlukan adalah berkisar antara 15-90 menit bergantung pada area tubuh yang akan
diperiksa. Pasien tidak boleh mengenakan aksesoris tubuh yang berasal dari bahan
logam. Hal ini penting karena MRI menggunakan prinsip magnetisasi karena
peralatan logam dapat mengganggu pengambilan gambar. Pasien akan diminta diam
untuk beberapa saat sampai prose magnetisasi selesai. Pemeriksaan MRI tidak bisa
dilakukan pada semua orang. MRI tidak dapat dilakukan pada mereka yang
menggunakan alat bantu berbahan logam khusus seperti alat pacu jantung atau
pacemaker implan. Selain karena tidak aman, logam itu kemungkinan akan
mengganggu gambar yang dihasilkan MRI.
Proses pemindaian akan dimulai setelah kamu masuk ketempat tidur yang berada
ditengah mesin MRI yang berbentuk tabung. Selama melakukan pemeriksaan MRI,
hindari melakukan gerakan yang kecil sekalipun, agar hasil gambar yang dikeluarkan
maksimal.

3. Foto Rontgen
a) Persiapan
tidak ada persiapan khusus untuk menjalani foto rontgen. Namun jika foto rontgen
yang akan dijalani menggunakan zat kontras, kadang pasien diminta untuk berpuasa
dan menghentikan dulu konsumsi obat obatan. Dianjurkan bagi pasien untuk
memakai pakaian yang nyaman dan longgar. Pasien mungkin akan diminta untuk
mengganti baju atau celana dengan pakaian yang telah disediakan dari rumah sakit.
Hindari menggunakan perhiasan atau aksesoris berbahan logam saat akan menjalani
foto rontgen karena dapat menghalangi gambar yang akan dihasilkan. Jika pasien
memiliki implan berbahan logam didalam tubuh beri tahu dokter sebelum
pemeriksaan
b) prosedur pemeriksaan
- saat pelaksaan foto rontgen pasien dapat diminta berbaring, duduk atau berdiri, dan
melakukan posisi tertentu sesuai dengan bagian tubuh yang akan difoto atau diperiksa.
Film foto berupa plat yang nantinya diolah menjadi gambar diletakkan sesuai dengan
bagian tubuh yang ingin difoto. Bagian tubuh yang tidak bisa dipindai biasanya akan
ditutupi dengan kain pelindung untuk mengindari paparan sinar-X.

- Selanjutnya alat foto rontgen yang menyerupai tabung dan dilengkapi cahaya akan
diarahkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa. Alat tersebut akan memproduksi
sinar-X untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh pada film foto khusus.

- Saat pengambilan foto rontgen pasien diminta untuk tidak bergerak dan menahan
napas agar gambar tidak kabur. Oleh karena itu, untuk pasien anak-anak terkadang
dibutuhkan tali penahan guna menaahan posisi anak agar tidak bergerak.

- Selama pengambilan foto rontgen, pasien tidak merasakan apapun, namun untuk
pasien patah tulang, pasien dapat merasa nyeri atau tidak nyaman saat harus
memindahkan posisi
Pelaksaan foto rontgen hanya berlangsung selama beberapa menit. Akan tetapi untuk
foto rontgen tertentu seperti penggunaan zat kontras, prosedur dapat memakan waktu
hingga 1 jam atau lebih

c) Pasca Foto Rontgen


- setelah pelaksaan foto rontgen, pasien dapat mengganti kembali pakaian dirumah
sakit dengan pakaian pribadi. Tergantung pada kondisi masing masing pasien, dokter
dapat menyarankan pasien untuk beristirahat dulu sampai hasil foto keluar atau
memperbolehkan pasien untuk langsung pulang
- apabila prosedur foto rontgen yang dijalani menggunakan zat kontras, pasien
dianjurkan minum banyak air putih untuk membantu pembuangan zat kontras dari
dalam tubuh melalui urine
- hasil foto rontgen akan dipelajari dokterradiologi. Hasil foto tsb juga dapat diberikan
kepada pasien setelah dicetak. Lama keluarna hasil foto bervariasu. Dalam keadaan
darurat, hasil bisa dikeluarkan dalam hitungan menit

DAFTAR PUSTAKA
Musliha.(2010). Keperawatan Gawat Darurat. Nuha Medika: Yogyakarta
Oman K.S. (2008). Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai