Anda di halaman 1dari 15

Tinjauan Sosial Budaya Tentang Perawatan Paliatif

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Menjelang


Ajal
Dosen Pengampu: H.Nasihin, M.Kes

Disusun Oleh:
1. Rini Safira (P27905119028)
2. Rizky Oktaviani (P27905119029)
3. Rt. Inna Rachmawati (P27905119030)
4. Salsa Nabila (P27905119031)
5. Salsa Regita Pasha (P27905119032)

POLTEKKES KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2020/2021

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Proses Menstruasi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihal yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Tangerang, 20 Agustus 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................4

A. Latar Belakang ........................................................................................................4


B. Rumusan Pembahasan ............................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3

A. Pengertian Sosial ....................................................................................................6


.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
B. Kajian Sosial Budaya Tentang Perawatan Paliatif..................................................7
C. Budaya Masyarakat Tentang Pengobatab Pada Penyakit Paliatif...........................8
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................9

A. Kesimpulan .............................................................................................................9
B. Saran .......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara
aktif pada penderita yang sedang sekarat atau dalam fase terminal
akibat penyakit yang dideritanya. Pasien sudah tidak memiliki respon
terhadap terapi kuratif yang disebabkan oleh keganasan ginekologis.
Perawatan ini mencakup penderita serta melibatkan keluarganya (Aziz,
Witjaksono, & Rasjidi, 2008).

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan


meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan
keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan
cara meringankanpenderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini,
pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah
lainnya baik fisik,psikologis, sosial atau spiritual. (World Health
Organization (WHO) 2016).

Sosial budaya merupakan segala hal yang diciptakan oleh


manusia dengan pikiran dan budinya dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Andreas Eppink, sosial budaya atau kebudayaan


adalah segala sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah
masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut.
Sedangkan menurut Burnett, kebudayaan adalah keseluruhan berupa
kesenian, moral, adat istiadat, hukum, pengetahuan, kepercayaan, dan
kemampuan olah pikir dalam bentuk lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks. Dari
kedua pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa social budaya

4
memang mengacu pada kehidupan bermasyarakat yang menekankan
pada aspek adat istiadat dan kebiasaan masyarakat itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Apa Pengertian Dari Tinjauan Sosial Budaya Tentang Perawatan
Pariatif

C. Tujuan
Untuk mengetahui apa itu Tinjauan Sosial Budaya Tentang Perawatan
Pariatif

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Bio, Psiko, Sosio, Spiritual dan Kurtural pada perawatan


Paliatif
a. Pengertian Paliatif
Pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan
keluarga yang mengahdapi masalah yang berhubungan dengan
penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta
penanganan nyeri dan masalah-masalah seperti fisik, psikososial dan
spiritual (Kemenkes RI nomer : 812,2007)
b. Spiritual
Adalah kebutuhan dasar manusia yang berhubungan dengan Tuhan,
diri sendiri, orang lain, dan linkungan untuk menemukan arti
kehidupan dan tujuan hidup agar mendapatkan kekuatan, kedamaian
dan rasa ptimis dalam menjalankan kehidupan
Fungsi spiritual
Penelitian tentang spiritual pada tahun 2001 menyebutkan bahwa 90%
pasien di beberapa area amerika menyadarkan pada agama sebagai
bagian dari aspek spirituak untuk mendapatkan kenyamanan dan
kekuatan ketika merasa mengalami sakit yangs erius
Penelitian tentang tingkat kecemasan psien pre operasi pada tahun
2006 menyebutkan bahwa kecemasan seseorang sangat dipengruhi
oleh aspek spiritualnya, sehingga bagi pasien yang baik agar tidak
cemas terhadap operasi yang akan dijalani.
Pemenuhan kebutuhan spiritual pada seseorang dapat meningkatkan
kepercayaan, kekuatan, dan keyakinan yang dimiliki seseorang.
Spiritual dapat mengurangi kecemasan pasien, membuat pasien
menerima kondisinya, dan meningkatkan rasa optimis pada pasien.

6
Adanya rasa optimis, dukungan dan motivasasi dapat meningkatkan
proses penyembuhan yang dialami pasien
c. Sosial
Pengertian sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasyarakatan.
Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons
terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa
memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan
untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat
mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan
bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut
hubungannya dengan kesehatan.

Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah


menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah.
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakat, karena
kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu
masyarakat.

Green dalam Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa perilaku


manusia dari tingkat kesehatan dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu
faktor perilaku (behaviour cause) dan faktor di luar perilaku (non-
behaviour cause). Perilaku itu sendiri terbentuk dari tiga factor, yaitu :

1. Faktor Predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam


pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya
2. Faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitasfasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, air bersih dan sebagainya
3. Faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.

7
Contoh lain, sosial budaya mempengaruhi kesehatan adalah
pandangan suatu masyarakat terhadap tindakan yang mereka lakukan
ketika mereka mengalami sakit, ini akan sangat dipengaruhi oleh
budaya, tradisi, dan kepercayaan yang ada dan tumbuh dalam masyarakat
tersebut. Misalnya masyarakat yang sangat mempercayai dukun yang
memiliki kekuatan gaib sebagai penyembuh ketika mereka sakit, dan bayi
yang menderita demam atau diare berarti pertanda bahwa bayi tersebut
akan pintar berjalan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa social budaya sangat
mempengaruhi kesehatan baik itu individu maupun kelompok.

Kebudayaan perilaku kesehatan yang terdapat dimasyarakat


beragam dan sudah melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan
tersebut seringkali berupa kepercayaan gaib. Sehingga usaha yang harus
dilakukan untuk mengubah kebudayaan tersebut adalah dengan
mempelajari kebudayaan mereka dan menciptakan kebudayaan yang
inovatif sesuai dengan norma, berpola, dan benda hasil karya manusia.

B. Kajian Sosial Budaya Tentang Perawatan Paliatif

Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat


adalah perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses
terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya
adalah faktor sosial budaya, bila faktor tersebut telah tertanam dan
terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan masyarakat ada
kecenderungan untuk merubah perilaku yang telah terbentuk tersebut sulit
untuk dilakukan.

Untuk itu, untuk mengatasi dan memahami suatu masalah


kesehatan diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai budaya dasar
dan budaya suatu daerah. Sehingga dalam kajian social budaya tentang
perawatan paliatif bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga

8
dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
mengancam kehidupan

C. Budaya Masyarakat Tentang Pengobatan Pada Penyakit Paliatif


Kanker payudara merupakan penyakit yang mematikan. Jumlah
penderitanya pun tak sedikit. Sayang, banyak penderita justru memilih
dukun alias pengobatan alternative. Ujung-ujungnya, malah bertambah
parah. Banyak penderita yang baru berobat ke dokter setelah menderita
kanker payudara stadium tinggi.

Selain itu, fenomena dukun Ponari sempat menyita perhatian masyarakat


Indonesia beberapa tahun yang lalu,cerita kemunculan dukun Ponari
dengan batu saktinya sebagai media penyembuhan dengan cara dicelupkan
ke air.

Kabar tentang kehebatan ponari ini terus meluas hingga


menyebabkan jumlah pasien yang berobat kerumah ponari dari hari kehari
semakin meningkat. Tindakan masyarakat yang dating ke dukun ponari itu
tidak terlepas dari peran budaya yang ada di masyarakat kita terhadap hal-
hal yang mistis. Percaya terhadap kesaktian batu yang dimiliki Ponari itu
merupakan sebuah budaya yang mengakar dan bertahan dimasyarakat
sebagai bagian dari kearifan lokal.

Pemahaman masyarakat terhadap hal-hal yang dipercayai secara


turun-temurun merupakan bagian dari kearifan lokal yang sulit untuk
dilepaskan. Hingga pemahaman magis yang irasional terhadap pengobatan
melalui dukun seperti diatas sangat dipercayai oleh masyarakat. Peranan
budaya dan kepercayaan yang ada dimasyarakat itu diperkuat oleh
rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi

9
D. Asuhan Keperawatan Kanker serviks
- Pengertian
Kanker atau tumor adalah penyakit yang terjadi akibat adanya
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. penyebabnya
adalah neoplasma, displasia dan hiperplasia . neoplasma adalah kondisi
sel yang terdapat di jaringan berpoliferasi secara tidak normal dan
bersifat invasif. Displasma adalah kondisi sel yang tidak berkembang
normal dan indikasinya adanya perubahan pada nucleus, inti sel.
Hiperplasma adalah kondisi sel normal yang terdapat pada jaringan,
mengalami pertumbuhan secara berlebihan (Noormondhawati, 2014)
Kanker serviks merupakan penyakit yang paling dapat dicegah jika
terdeteksi dini (terveyskirjasto,2013)
- Tujuan perawatan
Meningkatkan kesehatan, pencegahan, memulihkan kesehatan dan
mengurangi penderita untuk meningkatkan kualitas hidup

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIKS

A. PENGKAJIAN

Identitas

a. Pasien

1) Nama Pasien

2) Tempat Tgl Lahir

3) Jenis Kelamin

4) Agama

5) Pendidikan

6) Pekerjaan

10
7) Status Perkawinan

8) Suku / Bangsa

9) Alamat

10) No. RM

11) Tanggal Masuk RS : 28-06-2018

b. Penanggung Jawab / Keluarga

1) Nama

2) Umur

3) Pendidikan

4) Pekerjaan
5) Alamat
6) Hubungan dengan pasien : Suami

7) Status perkawinan : Menikah

2. Riwayat Kesehatan

a. Kesehatan Pasien

1) Keluhan Utama saat Pengkajian

Pasien merasa nyeri karena ada benjolan di payudara kirinya.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Di payudara kiri ada benjolan dan luka. Pasien sudah menjalani


pengobatan alternatif selam 3 tahun tanpa membuahkan hasil.

b) Riwayat Kesehatan Pasien :

Ada benjolan di payudara kiri berdiameter kira-kira 10cm dan sudah

11
ada luka.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu

Dulu di payudara kanan pernah ada benjolan diobati di pengobatan

alternatif dan akhirnya benjolan di payudara kanan hilang. Kemudian

muncul di payudara kiri, setelah 3 tahun menjalani pengobatan

alternatif benjolan di payudara kiri tidak sembuh dan malah ada luka.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu kandung mengalami hipertensi dan anak pertama Ny.E mengalami

kanker otak di usia 25 tahun.

 Pengkajian Psikologi
- Tingkat emosi : cemas, sedih, terkejut, menolak, tawar-menawar,
menerima, depresi, menarik diri
- Pola koping
Normal : Problem Solving
Abnormal : Agresif, pendiam, perilaku addiksi, perasaan berdosa,
hopelessness, powerlessness dan psikosis
- Kebutuhan informasi :
1. Ingin menegetahui secara detail
2. Ingin menegetahui gambarannya
3. Ingin mengetahui sedikit informas
4. Tidak ingin mengetahui informasi, tetapi keluarga ingin
menegtahuinya
5. Tingkat kebutuhan pemeriksaan/kontrol : sangat tinggi, sedang,
rendah tidak ada atau ingin memutuskan
 Pengkajian Sosial
- Isolasi sosial, kurang support sistem

12
- Perubahan fungsi dan peran
- Perubahan body image
- Lifestyle
- Perubahan pekerjaan
- Caregiver role strain
- Koping tidak efektif
 Pengkajian spiritual
- Ilusi alam kematian
- Hayalan ramalan / kepastian
- Harapan masa depan
- Menemukan arti kehidupan
- Kepercayaan keyakinan

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk
mengingkatkan kualitas kehidupan pasien dan keluarganya dalam
mengahadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
mengancam jiwa, dengan mencegah dan meringankan penderitaan melalui
identifikasi awal serta terapi dan masalah lain, fisik, psikososial, dan
spiritual .
Prilaku manusia dalam menghadapi masalah kesehatan merupakan
suatu tingkah laku yang selektif, terencana, dan tanda dalam suatu sistem
kesehatan yang merupakan bagia dari budaya masyarakat yang
bersangkutan. Perilaku tersebut terpola dalam kehidupan nilai sosial
budaya yang ditujukan bagi masyarakat tersebut. Perilaku merupakan
tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan sekelompok orang
untuk kepentingan atau pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan
pengetahuan, kepercayaan, nilai dan norma kelompok yang bersangkutan.
Kebudayaan kesehatan masyarakat membentuk, mengatur, dan
mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu suatu kelompok
sosial dalam memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan baik yang berupa
upaya mencegah penyakit maupun menyembuhkan diri dari penyakit.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
mengikuti proses pembelajaran dan dapat meningkatkan pelayanan
perawatan pasien pariatif dalam tinjauan sosial budaya. Sebagai petugas
kesehatan perlu mengetahui pengetahuan masyarakat, maka petugas
kesehatan akan mengetahui mana yang perlu ditingkatkan, diubah dan
pengetahuan mana yang perlu dilestarikan dalam memperbaiki status
kesehatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Hapsari,dkk.,2012, Pengaruh Lingkungan Sehat, dan Perilaku Hidup Sehat


Terhadap Status Kesehatan, pusat penelitian dan pengembangan ekologi dan
status kesehatan, Jakarta

Fitri Nur Azizah, 2013. Aspek Sosial Mempengaruhi Kesehatan. (diakses 23


februari 2015)

Lukman Hakim, dkk.,2013, Faktor Sosial Budaya Dan Orientasi Masyarakat


Dalam Berobat (Socio-Cultural Factor And Societd Orientatiion In The
Treatment), Universitas Jember (UNEJ), Jamber (Diakses 20 februari 2021

Entjang, Indann, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Citra Aditya Bakti :
Bandung

15

Anda mungkin juga menyukai